bab ii konsep dasar a. pengertian -...

39
5 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Ada beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2006). 2. DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa ruam (rash) dan limfadenopati, trombositopenia ringan dan bintik- bintik perdarahahan (ptekie) spontan (Noer, 2000). 3. Demam berdarah dengue adalah penyakit akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000). Jadi demam berdarah dengue adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam disertai gejala perdarahan dan bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian.

Upload: truongxuyen

Post on 17-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

5

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Ada beberapa pengertian DHF (Dengue Haemoragic Fever) menurut

beberapa ahli adalah :

1. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh

karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigitan

nyamuk Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam

Berdarah Dengue (Hidayat, 2006).

2. DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala

utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau

tanpa ruam (rash) dan limfadenopati, trombositopenia ringan dan bintik-

bintik perdarahahan (ptekie) spontan (Noer, 2000).

3. Demam berdarah dengue adalah penyakit akut dengan ciri-ciri demam

manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang

dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000).

Jadi demam berdarah dengue adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam disertai

gejala perdarahan dan bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

6

B. Anatomi Fisiologi

Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan

oksigen dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain

itu, sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme

dari sel-sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi

sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung,

pembuluh darah, dan darah.

1. Jantung

Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax,

diantara paru-paru, agak lebih kearah kiri. Jantung adalah organ berongga,

berotot yang terletak ditengah thorax dan menempati rongga antara paru

dan diafragma. Struktur jantung meliputi : Atrium, Ventrikel, Katup dan

otot jantung (Smeltzer and Bare, 2002).

Gambar 2.1Gambar anatomi pembuluh darah

Sumber : Syaifuddin, 2006

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

7

Struktur jantung terdiri dari atrium dan ventrikel juga terpisah oleh dua

katup meliputi :

a. Atrium kanan berada di sebelah kanan jantung dan terbuka pada bagian

kirinya kedalam segitiga ventrikel kanan.

b. Atrium kiri berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena pulmonalis

masuk kedalam setiap sudutnya.

c. Ventrikel kanan Atrium ini berada pada bagian depan jantung, dan

memompakan darah keatas masuk ke arteri pulmonalis.

d. Ventrikel kiri dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal dibandingkan dinding

ventrikel kanan namun strukturnya sama. Dinding yang tebal diperlukan

untuk memompa darah teroksigenasi dengan tekanan tinggi melalui

sirkulasi sistemik.

e. Katup bikuspidalis adalah katup yang menjaga aliran darah dari atrium kiri

ke ventrikel kiri.

f. Katup trikuspidalis adalah katup yang terdapat antara atrium kanan dengan

ventrikel kanan yang terdiri dari 3 katup.

Lapisan jantung terdiri dari endokardium, miokardium dan

perikardium.

a. Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdiri dari jaringan indotel

atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.

b. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot

jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot.

c. Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

8

selaput pembungkus, terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral

yang bertemu dipangkal jantung membentuk kantung jantung.

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada 3 yaitu: Arteri, Kapiler dan Vena (Syaifuddin, 2006)

a. Arteri (Pembuluh nadi)

Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan. Beberapa

pembuluh darah arteri yang penting:

1) Arteri koronaria adalah arteri yang mendarahi dinding jantung.

2) Arteri subklavikula adalah arteri bawah selangka yang bercabang

kanan kiri leher dan melewati aksila

3) Arteri Brachialis adalah arteri yang berada pada lengan atas.

4) Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari.

5) Arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan otak.

6) Arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya di depan

telinga.

7) Arteri facialis teraba denyutan disudut kanan bawah.

8) Arteri femoralis merupakan arteri yang berjalan kebawah

menyusuri paha menuju ke belakang lutut.

9) Arteri Tibia adalah arteri pada kaki.

10) Arteri Pulmonalis merupakan arteri yang menuju ke paru-paru.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

9

b. Kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari

cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah

mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh,

kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang

lebih besar yang disebut vena.

c. Vena (pembuluh darah balik)

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang

penting:

1) Vena Cava Superior adalah vena balik yang memasuki atrium

kanan, membawa darah kotor dari daerah kepala, thorak dan

ekstremitas atas.

2) Vena Cava Inferior merupakan vena yang mengembalikan darah

kotor ke jantung dari semua organ tubuh bagian bawah.

3) Vena jugularis adalah vena yang mengembalikan darah kotor dari

otak ke jantung.

4) Vena pulmonalis adalah vena yang mengembalikan darah kotor ke

jantung dari paru-paru.

3. Darah

Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut

plasma dan bagian padat yang disebut sel darah (Evelyn, 2002). Darah adalah

suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna

merah (Syaifuddin, 2006). Proses pembentukan sel darah (hemopoesis)

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

10

terdapat tiga tempat, yaitu: sumsum tulang, hepar dan limpa. Volume darah

pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat

badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap organ tidak

sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh

darah.Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari

pada air yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan temperatur 380C

dan PH 7.37 – 1.45.

Menurut Syaifuddin (2006) fungsi darah secara umum terdiri dari:

1) Sebagai alat pengangkut yaitu :

a) Mengambil Oksigen atau zat pembakaran dari paru untuk diedarkan

ke seluruh jaringan tubuh.

b) Mengangkut Karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui

paru.

c) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan

dibagikan ke seluruh jaringan / alat tubuh.

d) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh

untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.

2) Sebagai pertahanan tubuh

Terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan membinasakan

tubuh dengan perantara leukosit, antibodi atau zat-zat anti racun.

3) Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

Fungsi khususnya lebih lanjut di terangkan lebih banyak di struktur atau

bagian dari masing-masing sel darah dan plasma darah.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

11

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu: Sel darah dan Plasma darah.

a. Sel-sel darah

Sel-sel darah ada 3 macam yaitu Eritosit, Leukosit, Trombosit

(Syaifuddin, 2006).

1) Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berhenti,

ukurannya kira-kira 8 m, tidak dapat bergerak, banyaknya kira-

kira 5 juta dalam mm3. Eritrosit berwarna kuning kemerahan

karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut

hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika didalamnya

banyak mengandung Oksigen. Fungsi dari eritrosit adalah

mengikat Karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan

melalui paru-paru.

Eristrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hati,

yang kemudian akan beredar keseluruh tubuh selama 14-15 hari,

setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang

mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang menjadi Fe

yang berguna untuk pembuatan eritrosit baru dan hemoglobin

yaitu suatu zat yang terdapat dalam eritrosit yang berguna untuk

mengikat Oksigen dan Karbondioksida. Jumlah Hb dalam orang

dewasa kira-kira 11, 5-15 mg %. Normal Hb wanita 11, 5- 15, 5

mg % dan Hb laki-laki 13, 0- 17, 0 mg %.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

12

Apabila eritrosit dan hemoglobin berkurang maka keadaan

ini disebut anemia. Biasanya hal ini disebabkan karena

pendarahan yang hebat dan gangguan dalam pembuatan eritrosit

(Syaifuddin, 2006)

2) Leukosit (sel darah putih)

Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan

dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia)

mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga dapat

dibedakan berdasarkan inti sel. Leukosit berwarna kuning

(tidak berwarna), banyaknya kira-kira 4000- 11.000/mm3.

Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh

dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk dalam

tubuh jaringan RES (Retikulo Endotel System). Fungsi yang

lain yaitu sebagai pengangkut dimana leukosit mengangkut

dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa dan

ke pembuluh darah.

Sel leukosit selain dari dalam pembuluh darah juga

terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan

penyakit disebabkan karena kemasukan kuman/ infeksi maka

jumlah leukosit yang ada dalam darah akan meningkat. Hal ini

disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar

limfe sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh

terhadap serangan bibit penyakit tersebut.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

13

Macam-macam leukosit menurut Sarjadi (2000) adalah sebagai

berikut:

a. Agranulosit

Sel yang tidak mempunyai granula didalamnya, terdiri dari:

1. Limfosit

Leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar

limfe di dalam sitoplasmannya tidak terdapat granula dan

inti besar banyaknya 20-25 %. Fungsinya membunuh

kuman dan memakan bakteri yang masuk ke dalam

jaringan tubuh.

2. Monosit

Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 30%.

b. Granulosit

1. Neutrofil

Mempunyai inti, protoplasma, banyaknya bintik-bintik,

banyaknya 60-70%.

2. Eosinofil

Granula lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.

3. Basofil

Inti teratur dalam protoplasma terdapat granula besar

banyaknya ½%.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

14

c. Trombosit (sel pembeku)

Merupakan benda-benda kecil yang bentuk dan

ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang

lonjong. Warnanya putih dengan jumlah normal 150.000-

450.000/ mm3. Trombosit memegang peranan penting

dalam pembekuan darah jika kurang dari normal. Apabila

timbul luka, darah tidak lekas membeku sehingga timbul

pendarahan terus menerus.

Proses pembekuan darah dibantu oleh zat yaitu Ca2+

dan fribinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh

mendapat luka. Jika tubuh terluka, darah akan keluar,

trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat yang disebut

trombokinase. Trombokinase akan bertemu dengan

protombin dengan bantuan Ca2+ akan menjadi thrombin.

Thrombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan

benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur

letaknya, yang akan menahan sel darah. Dengan demikian

terjadi pembekuan. (Syaifuddin, 2006)

b. Plasma darah

Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening

kekuningan hampir 90% plasma darah terdiri dari:

1. Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.

2. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

15

lain-lain yang berguna dalam metabolisme ).

3. Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan

viskositas darah dan juga menimbulkan tekanan osmotik

untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.

4. Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan

vitamin)

5. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.

6. Antibodi atau anti toksin.

Hematokrit adalah presentase darah yang berupa sel. Harga

normal hematokrit adalah 40,0-54,0 %. Efek hematokrit terdapat

viskositas darah makin besar presentase darah merah yaitu makin

besar hematokrit.

Proses pembentukan sel darah (hemotopoesis) terdapat di tiga tempat,

yaitu: sumsum tulang, hepar dan limpa.

1) Sumsum Tulang

Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah Tulang

Vertebrae, Sternum (tulang dada), Costa (tulang iga).

2) Limpa

Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak.

Volume darah pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah kira-

kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut

pada tiap organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan

jantung atau pembuluh darah.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

16

C. Etiologi

Virus dengue ini disebarkan dari manusia ke manusia melalui nyamuk

genus Aedes, seperti Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti

tersebar di daerah tropis dan subtropis merupakan vektor utama. Nyamuk ini

berukuran kecil jika dibandingkan dengan nyamuk lain, biasanya berukuran

3-4 mm. Warna tubuh hitam dengan bintik-bintik putih pada seluruh tubuh

dan kepala, dan lingkaran putih pada kaki. Dadanya biasanya mempunyai

corakan putih dan sayapnya bersisik serta translusen.

Nyamuk betina Aedes aegypti mengigit pada waktu siang hari dengan

aktivitas puncak pada pagi hari dan petang. Perkembangan hidup nyamuk

Aedes Aegypti dari tidur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12

hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta

memilih dari manusia untuk memotongkan telurnya. Sedangkan nyamuk

jantan tidak biasa darah namun hanya menghisap sari tumbuh-tumbuhan.

Umur nyamuk Aedes Aegypti betina ±2 minggu. Umur nyamuk Aedes

Aegypti kemempuan terbang 40-100 m (Hadinegoro, 2000)

D. Patofisiologi

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang

jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di

seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah

pada kulit. Kelainan juga dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

17

seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan

zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas dari sistem kalikrein

menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler sehingga

cairan dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya

perembesaran plasma akibat pembesaran plasama terjadi pengurangan volume

plasma yang menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah,

hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem

reikulo endotel bisa terganggu sehingga menyebabkan reaksi antigen anti bodi

yang akhirnya bisa menyebabkan anaphylaxia (Price dan Wilson, 2000).

Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya

saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat

berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi

akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi

anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya renjatan ini

biasanya pada hari ke-3 dan ke-7 (Sudoyo, 2000).

Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan

menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia,

yang berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dan

kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada perdarahan. Reaksi perdarahan

pada pasien DHF diakibatkan adanya gangguan pada hemostasis yang

mencakup perubahan vaskuler, trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3),

menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin,

faktor V, IX, X dan fibrinogen). Perdarahan yang terjadi seperti peteke,

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

18

ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada

traktus gastrointestinal Pembekuan yang meluas pada intravaskuler (DIC) juga

bisa menyebabkan terjadi saat renjatan (Price dan Wilson, 2000).

.

E. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF,

dengan masa inkubasi antara 13-15 hari. Adapun tanda dan gejala menurut

WHO (1975) dikutip dari (Mansjoer, 2000).

1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari

2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif,

seperti perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis. Epistaksis,

Hematemesis, Hematuri, dan melena)

3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)

4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah

menurun (tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik

20 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab

terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita gelisah timbul

sianosis disekitar mulut.

Adapun gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada

penderita DHF menurut (Mansjoer, 2000) adalah:

a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu

menelan.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

19

b. Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, anoreksia, diare,

konstipasi

c. Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,

tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada

saluran tubuh dll.

d. Temuan-temuan laboratorium yang mendukung adalah thrombocytopenia

(kurang atau sama dengan 100.000 mm3) dan hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit lebih atau sama dengan 20 %).

F. Klasifikasi Dengue Berdarah Dengue (DBD)

Berdasarkan patokan dari WHO (1999) dikutip dari Ngastiyah (2000). DHF

dibagi menjadi 4 derajat:

1. Derajat I jika demam disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan spontan,

uji tourniquet (+) thrombocytopenia hemokonsentrasi.

2. Derajat II jika derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau

perdarahan lain.

3. Derajat III jika ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah

tekanan darah rendah, gelisah, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.

4. Derajat IV jika Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak

terdeteksi.

Selain klasifikasi tersebut pada pasien DBD juga dikenal adanya

istilah Dengue Syok Syndrome (DSS). Dengue Syok Sindrome terjadi jika

seluruh kriteria diatas untuk DBD disertai dengan kegagalan sirkulasi

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

20

dengan manifetasi nadi yang cepat dan halus, tekanan nadi turun (20≤

mmHg), hipotensi dibandingkan standart sesuai umur, kulit dingin dan

lembab serta gelisah. Penderita seringkali mengeluhkan nyeri didaerah

perut sesaat sebelum renjatan timbul. Nyeri tersebut seringkali

mendahului perdarahan gastrointestinal (Masjoer, 2000).

G. Penatalaksaaan

Penatalaksanaan DHF terbagi menjadi dua medis dan keperawatan menurut

FKUI (2000). Penatalaksanaan medis terbagi menjadi pengobatan pasien

DHF bersifat simtomatis dan suportif.

a. DHF tanpa renjatan

Rasa haus dan dehidrasi timbul akibat demam demam tinggi,

anoreksia dan muntah. Penderita perlu diberi minum banyak 1,5

sampai 2 liter dalam 24 jam, berupa air teh dengan gula, sirup atau

susu. Pada beberapa penderita diberikan gastroenteritis oral solution

(oralit). Minuman diberikan peroral, bila perlu satu sendok makan

setiap 3-5 menit. Para orang tua penderita diikut sertakan dalam

kegiatan ini. Pemberian minum secara gastronasal tidak dilakukan.

Hiperpireksia (Suhu 40 oC atau lebih) diatasi dengan antipiretik dan

bila perlu surface cooling dengan memberikan kompres es dan alkohol

70 %. Kejang yang mungkin timbul diberantas dengan antikonvulsan.

Anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan luminal 75 mg dan dibawah

1 tahun 50 mg secara intramuskulus. Bila dalam waktu 15 menit

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

21

kejang tidak berhenti pemberian luminal diulangi dengan dosis 3

mg/kgBB. Anak diatas 1 tahun diberikan 50 mg dan dibawah 1 tahun

30 mg dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital (pernafasan,

jantung).

Pemberian intravenous fluid drip (IVFD) pada penderita DHF

tanpa renjatan dilaksanakan apabila :

1. Penderita terus menerus muntah sehingga tidak mun gkin diberikan

makanan peroral, sedangkan muntah-muntah itu mengancam

terjadinya dehidrasi dan asidosis.

2. Didapatkan nilai hematokrit yang cenderung terus meningkat.

Penatalaksanaan renjatan :

a. Penggantian volume

Sebagai terapi awal cairan yang dipergunakan ialah Ringer

Laktat. Dalam keadaan renjatan berat, cairan harus diberikan

secara diguyur, artinya secepat-cepatnya dengan penjepit infus

dibuka.

Kadang kala vena berada dalam keadaan kolaps sehingga

kecepatan tetesan yang diharapkan tidak dapat dicapai. Dalam

keadaan ini cairan perlu diberikan dengan semprit, dengan

paksaan dimasukkan 100-200 ml, kemudian dilanjutkan dengan

tetesan. Dalam keadaan tidak berat, cairan diberikan dengan

kecepatan 20 ml/kgBB/jam.

Mengingat bahwa kebocoran plasma dapat berlangsung 24-

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

22

48 jam, maka pemberian cairan intravena dipertahankan

walaupun tanda-tanda vital telah menunjukan perbaikan nyata.

Karena hematokrit merupakan indeks yang dapat dipercaya

dalam menentukan kebocoran plasma, maka pemeriksaan

hematokrit perlu dilakukan secara periodik. Kecepatan

pemberian cairan selanjutnya disesuaikan dengan gejala klinis

vital dan nilai hematokrit.

Dalam masa penyembuhan, cairan dari ruang

ekstravaskuler akan direabsorbsi kembali kedalam ruang

vaskuler, dalam keadaan ini hendaknya pemberian cairan

dilakukan secara berhati-hati. Penting sekali untuk diketahui

bahwa menurunya nilai hemaglobin dan hematokrit pada masa

ini tidak diartikan sebagai tanda terjadinya perdarahan

gastrointestinal. Evaluasi klinis, nadi (amplitudo dan frekuensi),

tekanan darah, pernafasan, suhu, dan pengeluaran urin dilakukan

lebih sering.

Indikasi pemberian transfusi darah ialah pada penderita

dengan perdarahan gastrointestinal hebat : kadang-kadang

perdarahn gastrointestinal berat dapat diduga apabila nilai

hemoglobin dan hematokrit menurun, sedangkan perdarahannya

sendiri tidak kelihatan. Dengan memperhatikan evaluasi klinis

yang telah disebut, dalam keadaan ini pun dianjurkan pemberian

darah.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

23

b. Evaluasi pengobatan renjatan

Untuk memudahkan mengikuti perjalanan klinis penderita

dengan renjatan, dibuat data klinis yang mencantumkan tanggal

dan jam pemeriksaan dan memuat hasil pemeriksaan nilai

hemoglobin, nilai hematokrit, nilai trombosit, tekanan darah,

nadi, pernafasan, suhu, pengeluran urin, jenis dan kecepatan

cairan yang diberikan dan apabila ada jenis dan jumlah

perdarahan gastrointestinal. Penderita dengan renjatan berulang,

renjatan yang tidak memberikan respon terhadap pemberian

cairan dan yang memperlihatkan perdarahan gastrointestinal

hebat bersamaan dengan renjatan atau setelah renjatan diatasi

diusahakan untuk di rawat di Unit Perawatan Khusus.

b. DHF disertai renjatan (DSS)

Pada penderita DHF disertai renjatan, setelah demam

berlangsung selama beberapa hari, keadaan umum penderita tiba-tiba

memburuk. Hal ini biasanya terjadi pada saat atu setelah demam

menurun yaitu diantara hari ke 3 dan ke 7 sakit.

Pada sebagian besar penderita ditemukan tanda kegagalan

peredaran darah, kulit teraba lembab dan dingin, sianosis sekitar mulut

dan nadi menjadi cepat dan lembut. Penderita kelihatan lesu, gelisah

dan secara cepat masuk dalam fase krisis renjatan. Penderita sering

kali mengeluh nyeri di daerah perut sesaat sebelum renjatan timbul.

Nyeri perut hebat sering kali mendahului perdarahan

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

24

gastrointestinal, sedangkan Lim dkk (1966) berpendapat bahwa nyeri

di daerah retrosternal, tanpa sebab yang dapat dibuktikan memberikan

petunjuk terdapatnya perdarahan gastrointestinal yang hebat. Renjatan

yang terjadi selama periode demam biasanya mempunyai prognosis

buruk. Disamping kegagalan sirkulasi, renjatan ditandai oleh nadi

lembut, cepat, kecil sampai tidak dapat diraba (Sarjadi, 2000).

Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg artau kurang dan

tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau lebih rendah.

Penatalaksanaan untuk mengatasi renjatan diperlukan secara layak

karena bila tidak penderita dapat masuk dalam renjatan berat

(profound shock), tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak

dapat diraba. Penatalaksanaan renjatan yang tidak adekuat akan

menimbulkan komplikasi asedosis metabolik, hipoksia, perdarahan

gastrointestinal hebat dengan prognosis buruk. Sebaliknya dengan

pengobatan tepat, begitu pula pada kasus renjatan berat, masa

penyembuhan tampak cepat sekali. Penderita menyembuh dalam

waktu 2 sampai 3 hari. Selera makan yang bertambah merupakan

petunjuk prognosis baik.

Pada pemeriksaan laboratorium sering kali ditemukan

trombositopenia dan hemokonsentrasi. Jumlah trombosit di bawah

100.000 / mm3 ditemukan diantara hari ke 3 sampai ke 7 sakit.

Meningkatnya hematokrit merupakan bukti adanya kebocoran plasma

yang biasanya ditemukan, juga pada kasus derajat ringan, walaupun

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

25

tentunya tidak sehebat seperti dalam keadaan renjatan. Hasil

laboratorium lain yang sering ditemukan ialah hipoproteinemia,

hiponatrenia, peninggian sedikit kadar transaminaseserum dan urea

nitrogen darah. Pada beberapa penderita ditemukan asidosis metabolik.

Jumlah leukosit bervariasi antara leukopenia dan leukositosis. Kadang-

kadang ditemukan albuminuria yang bersifat sementara.

H. Komplikasi

Komplikasi DHF menurut Smeltzer dan Bare (2002) adalah

perdarahan, kegagalan sirkulasi, Hepatomegali, dan Efusi pleura.

1. Perdarahan

Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,

penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dan

koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnya

megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup

trombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif,

peteke, purpura, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis

dan melena.

2. Kegagalan sirkulasi

DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke

2–7, disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi

kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,

hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi yang mengakibatkan

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

26

berkurangnya aliran balik vena (venous return), prelod, miokardium

volume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi atau

kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.

DSS juga disertai dengan kegagalan hemostasis mengakibatkan

perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu

dan terjadi iskemia jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif

dan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan

meninggal dalam 12-24 jam.

3. Hepatomegali

Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang berhubungan

dengan nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel

sel kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar

dan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus

antibody.

4. Efusi pleura

Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang

mengakibatkan ekstravasasi aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat

dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi

pleura akan terjadi dispnea, sesak napas.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

27

I. Pengkajian Fokus

Pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang penting dilakukan

dalam melakukan asuhan keperawatan, baik saat penderita baru pertama kali

datang maupun selama klien dalam masa perawatan (Hadinegoro, 2000). Data

yang diperoleh dari pengkajian klien dengan DHF dapat diklasifikasikan

menjadi :

1. Identitas pasien

a. Umur (DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang

dari 15 tahun).

b. Jenis kelamin secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada

penderita DHF. Tetapi kematian lebih sering ditemukan pada

perempuan dari pada anak laki-laki.

c. Tempat tinggal: penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota

besar saja, kemudian menyebar kehampir seluruh kota besar di

Indonesia, bahkan sampai di pedesaan dengan jumlah penduduk yang

padat dan dalam waktu relatif singkat.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke

rumah sakit adalah panas tinggi dan pasien lemah.

b. Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai

menggigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Turunya panas

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

28

terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, kondisi semakin lemah. Kadang-

kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah,

anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan

persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta

adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena

atau hematemasis.

c. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF biasanya

mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.

d. Kondisi lingkungan

Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan

yang kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang

ada kamar).

3. Pola persepsi fungsional kesehatan

a. Pola Nutrisi dan Metabolik

Gejala : Penurunan nafsu makan, mual muntah, haus, sakit saat

menelan.

Tanda : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, nyeri

tekan pada ulu hati.

b. Pola eliminasi

Tanda : Konstipasi, penurunan berkemih, melena, hematuri, (tahap

lanjut).

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

29

c. Pola aktifitas dan latihan

Gejala : Keluhan lemah

Tanda : Dispnea, pola nafas tidak efektif, karena efusi pleura.

d. Pola istirahat dan tidur

Gejala : Kelelahan, kesulitan tidur, karena demam/ panas/ menggigil.

Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak karena efusi pleura,

nteri epigastrik, nyeri otot/ sendi.

e. Pola persepsi sensori dan kognitif

Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, pegal-pegal seluruh tubuh.

Tanda : Cemas dan gelisah.

f. Persepsi diri dan konsep diri

Tanda : Ansietas, ketakutan, gelisah.

g. Sirkulasi

Gejala : Sakit kepala/ pusing, gelisah

Tanda : Nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, dispnea,

perdarahan nyata (kulit epistaksis, melena hematuri),

peningkatan hematokrit 20% atau lebih, trombosit kurang

dari 100.000/mm.

h. Keamanan

Gejala : Adanya penurunan imunitas tubuh, karena hipoproteinemia.

i. Kebersihan

Kebersihan : upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan cenderung kurang terutama untuk

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

30

membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti..

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnostik DHF perlu

dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang, diantaranya adalah

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi (Hadinegoro, 2000).

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

a) IgG dengue positif (dengue blood)

b) Trombositipenia

c) Hemoglobin meningkat >20%

d) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)

e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema,

hiponatremia, hipokalemia

f) SGOT dan SGPT mungkin meningkat

g) Ureum dan pH darah mungkin meningkat

h) Waktu perdarahan memanjang

i) Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik

PCO2 <35-40 mmHg, HCO3 rendah.

2) Pemeriksaan laboratorium urine : pada pemeriksaan urine dijumpai

albumin ringan.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

31

3) Pemeriksaan serologi

Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada

klien yang diduga terkena DHF adalah : uji hemaglutinasi inhibisi (HI

test), uji komplemen fiksasi (CF test), uji neutralisasi (N test), IgM

Elisa (Mac. Elisa), IgG Elisa

Melakukan pengukuran antibodi pasien dengan cara HI test

(Hemoglobin Inhibiton test) atau dengan uji pengikatan komplemen

(komplemen fixation test) pada pemeriksaan serologi dibutuhkan dua

bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa penyembuhan.

Untuk pemeriksaan serologi diambil darah vena 2-5 ml.

4) Pemeriksaan radiology

a) Foto thorax : pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.

b) Pemeriksaan USG : pada USG didapatkan hematomegali dan

splenomegal.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

J. Pathways Keperawatan

Depresi sum sum tulang

Output berlebih

Gigitan nyamuk Aedes Aegepti

Sumber : Noer (2000); Doenges (2000)

Nyeri otot, tulangdan sendi

Gangguan rasanyaman nyeri

Stimulasi RES

Hepatomegali

Hepar mendesakrongga abdomen

Nafsu makan ↓

Intake tidak adekuat

Resiko perubahannutrisi kurang darikebutuhan tubuh

Peningkatanenzim-enzimhepar SGOT

SGPT

Permeabilitasvaskuler ↑

Kebocoranplasma

Mual, muntah

Resiko Defisit volumecairan dan elektrolit

Infeksi Virus Dengue

Terjadinya viremia Karena situasi Cemas

Demam akut

Keringat ↑

Hipertermi

Fungsi trombositmenurun, faktor

koagulasi menurun,

Hematokrit ↑ viskositasdarah ↑

Aliran darahlambat

Suplai O2 kejaringan ↓

ResikoGangguan

Perfusi jaringan

Trombosytopenia

Resiko injuriperdarahan

32

Page 29: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

33

K. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat dirumuskan pada pasien DHF secara teori adalah :

1. Hipertermi berhubungan dengan viremia sekunder terhadap infeksi

dengue ditandai dengan: peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari

jangkauan normal, kulit kemerahan, hangat waktu disentuh, peningkatan

tingkat pernafasan, takikardi

2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan

intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma dari endotel), out put

berlebih karena muntah dan hipertermi.

3. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit

4. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen

dalam jaringan menurun

5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia ditandai dengan: konjungtiva dan membran mukosa

pucat, menolak untuk makan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.

6. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses patologis

ditandai dengan: nyeri, perilaku yang bersifat hati hati atau melindungi,

wajah menunjukkan nyeri, gelisah.

7. Cemas berhubungan dengan ketidak tahuan tentang penyakit, krisis

situasi proses penyakit dan hospitalisa

Page 30: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

34

L. Fokus Intervensi

Fokus Intervensi yang dapat dirumuskan untuk keperawatan pasien DHF.

1. Hipertemi berhubungan dengan viremia sekunder terhadap infeksi

dengue

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan temperatur

suhu dalam batas normal (36°-37° C).

Kriteria Hasil :

a. Klien tidak menunjukkan kenaikan suhu tubuh.

b. Suhu tubuh dalam batas normal ( 36°-37° C)

Rencana tindakan:

a. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien.

b. Kaji saat timbulnya demam

Rasional : Untuk mengidentifikasi pola demam pasien

c. Tingkatkan intake cairan.

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan

tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi asupan

cairan

d. Catat asupan dan keluaran

Rasional : Untuk mengetahui ketidakseimbangancairan tubuh

e. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program

dokter

Page 31: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

35

Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan

suhu tinggi.

f. Kolaborasi pemberian obat antipiretik

Rasional : dapat mengurangi rasa nyeri

2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan

intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma dari endotel), output

berlebih karena muntah dan hipertermi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume

cairan dapat terpenuhi

Kriteria Hasil :

a. Tanda-tanda vital stabil Tekanan darah 120/70 – 130/90 mmhg, Nadi

80 x/menit, Suhu 36 – 37 derajad celcius, CRT kurang dari 3 detik,

akral hangat, urine output 30-50cc/jam, membran mukosa lembab,

turgor kulit baik.

b. Volume cairan cukup input dan output seimbang.

Rencana tindakan:

a. Mengobservasi adanya tanda-tanda syok.

Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani

syok yang dialami pasien.

b. Observasi tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik (riwayat

muntah diare, kehausan turgor jelek).

Rasional : defisit cairan akan ditandai dengan menurunnya haluaran

urine < 25 ml/jam

Page 32: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

36

c. Monitor keadaan umum pasien (lemah pucat, tachicardi) serta tanda-

tanda vital.

Rasional : Menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui

dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya

d. Menganjurkan pasien untuk banyak minum

Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah

volume cairan tubuh.

e. Monitor perubahan haluaran urine dan monitor asupan haluaran

Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan dan tingkatan

dehidrasi.

f. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravaskuler sesuai program

dokter.

Rasional : Pemberian cairan Intravena sangat penting bagi pasien

yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan

umum yang buruk karena cairan langsung masuk

kedalam pembuluh darah.

3. Resiko injuri perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan terhadap

pasien perdarahan tidak terjadi

Kriteria Hasil : Menunjukkan perbaikan keadaan umum dan tanda vital

yang baik

Rencana tindakan :

a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.

Page 33: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

37

Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran

pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-

tanda klinis seperti epistaksis, ptike.

b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )

Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

terjadinya perdarahan.

c. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika

ada tanda perdarahan seperti : hematemesis, melena, epistaksis.

Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk

penaganan dini bila terjadi perdarahan.

d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak,

pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai

ambil darah.

Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.

e. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hari

Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat

diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan

perdarahan yang dialami pasien.

f. Kolaborasi pemberian anti perdarahan sesuai advis Dokter

Rasional : mengurangi perdarahan

4. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya

Page 34: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

38

suplai oksigen dalam jaringan menurun.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan suplai oksigen

ke jaringan adekuat.

Kriteria Hasil : Menunjukkan peningkatan perfusi secara individual

misalnya tidak ada sianosis dan kulit hangat, kesadaran

komposmentis, nyeri dada tidak ada, keluhan pusing

tidak ada, disorientasi tidak ada bisu, Nadi 60-

80x/menit, output urine 30-50cc/jam, CRT kurang dari

3 detik.

Rencana tindakan:

a. Observasi perubahan status mental

Rasional : Gelisah bingung disorientasi dapat menunjukkan

gangguan aliran darah serta hipoksia.

b. Observasi warna dan suhu kulit atau membrane mukosa.

Rasional : Kulit pucat atau sianosis, kuku membran bibir atau

lidah dingin menunjukkan vasokonstriksi perifer (syok)

atau gangguan aliran darah perifer.

c. Auskultasi frekuensi dan irama jantung cacat adanya bunyi jantung

ekstra.

Rasional : Tachicardia sebagai akibat hipoksemia kompensasi

upaya peningkatan aliran darah dan perfusi jaringan,

gangguan irama berhubungan dengan hipoksemia,

ketidakseimbangan elektrolit. Adanya bunyi jantung

Page 35: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

39

tambahan terlihat sebagai peningkatan kerja jantung.

d. Ukur haluaran urine dan catat berat jenis urine

Rasional : Syok lanjut atau penurunan curah jantung

menimbulkan penurunan perfusi ginjal dimanifestasi

oleh penurunan haluaran urine dengan berat jenis

normal atau meningkat

e. Berikan cairan intra vena atau peroral sesuai indikasi.

Rasional : Peningkatan cairan diperlukan untuk menurunkan

hiperviskositas darah (Potensial pembentukan

trombosit) atau mendukung volume sirlukasi atau

perfusi jaringan.

5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

tidak adekuat sekunder terhadap mual, muntah, dan anoreksia

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan

nutrisi pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil : Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan

porsi yang dibutuhkan atau diberikan, tidak muntah, Hb

10-14 g/dl, berat badan tidak turun.

Rencana tindakan:

a. Kaji keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien

Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.

b. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

Rasional : Untuk menghindari mual dan muntah

Page 36: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

40

c. Menjelaskan manfaat nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit.

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi

sehingga motivasi pasien untuk makan meningkat.

d. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur dan dihidangkan

saat masih hangat.

Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan

meningkatkan asupan makanan.

e. Catat jumlah dan porsi makanan yang dihabiskan

Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien.

f. Ukur berat badan pasien setiap hari.

Rasional : untuk mengetahui status gizi pasien

g. Kolaborasi pemberian asupan makanan dengan tim gizi

Rasional : untuk pemberian nutrisi yang maksimal.

h. Kolaborasi dalam pemberian antiemetik sesuai advis Dokter

Rasional : mengurangi mual.

6. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses patologis

(viremia)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri

berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

a. Rasa nyaman pasien terpenuhi

b. Ekspresi tidak meringis

c. Nadi normal (80-100 x/menit)

Page 37: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

41

d. Skala nyeri menurun

e. Nyeri berkurang atau hilang

Rencana tindakan:

a. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan skala nyeri (0 - 10),

tetapkan tipe nyeri yang dialami pasien, respon pasien terhadap nyeri

Rasional : Untuk mengetahui berat nyeri yang dialami pasien

b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri

Rasional : Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka

perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan

masalah klien.

c. Berikan posisi yang nyata dan, usahakan situasi ruang yang terang

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri .

d. Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari

rasa nyeri

Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain, pasien dapat sedikit

melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.

e. Berikan kesempatan pada pasien untuk berkomunikasi dengan

teman-teman atau orang terdekat.

Rasional : Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat atau

teman membuat pasien bahagia dan dapat mengalihkan,

perhatiannya terhadap nyeri.

f. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

Rasional : Obat analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri

Page 38: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

42

pasien.

7. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit, krisis situasi

proses penyakit dan hospitalisa

Tujuan : cemas teratasi

Kriteria hasil : cemas berkurang, tidak gelisah, pasien kooperatif, tidur 6-

8 jam, Nadi : 60-80x/menit, RR : 16-20x/menit

Rencana tindakan :

a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.

Rasional : memudahkan intervensi.

b. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi

ansietas di masa lalu.

Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif,

meningkatkan kemampuan mengontrol ansietas

c. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk

mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.

d. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri dan harapan-harapan yang

positif terhadap terapi yang dijalani.

Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang

dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.

e. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas.

Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya

Page 39: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-kusmiatig0... · ... menurut beberapa ahli adalah : 1. DHF ... Kapiler

43

mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri

sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas

kemampuannya.

f. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.

Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.

g. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.

Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.