dhf
DESCRIPTION
Etiologi, Manifestasi klinis, patofisiologi, tatalaksana DHFTRANSCRIPT
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Theresia Yoshiana
Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manisfestasi klinik demam, nyeri kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diastesis hemoragik.
Etiologi
Disebabkan: virus dengue, genus Flavivirus
Terdapat 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Keempat serotipe ditemukan di Indonesia, dengan DEN-3 terbanyak .
Epidemiologi
Indonesia merupakan daerah endemis. Penularan melalui vektor nyamuk genus
Aedes (terutama A. aegypti dan A. albopictus)
Peningkatan kasus berhubungan dengan sanitasi lingkungan, bejana air bersih (bak mandi, kaleng)
Transmisi berhubungan dengan;1. Vektor2. Pejamu3. Lingkungan
Patogenesis
I. Respons Imun (Antibody Dependent Enhancement) Imun Humoral proses netralisasi virus, sitolisis oleh
komplemen, sitotoksisitas oleh antibodi. Antibodi mempercepat replikasi virus pada monosit atau
makrofag Imun Seluler: CD-4 (T-Helper) dan CD-8
TH-1 produksi interferon gamma, IL2 TH-2 produksi IL4, IL5, IL6, IL-10 Monosit dan makrofag fagositosis dengan oposonisasi Akivasi komplemen membentuk C3a dan C5a
II. Secondary Heterologous Infection Terinfeksi ulang virus dengue tipe berbeda
konsentrasi kompleks imun yang tinggi
Patogenesis
Infeksi virus makrofag fagositosis kompleks imun virus-Ab non netralisasi Aktivasi CD4 dan CD8 produksi limfokin dan interferon gamma aktivasi monosit sekresi TNF alfa, IL-1, IL-6, histamin disfungsi endotel Kebocoran Plasma
Trombitopenia akibat: Supresi sumsum tulang Destruksi dan pemendekan masa hidup
trombosit
Patogenesis
Virus bereplikasi
Reaksianamnestikantibodi
Agregasifrombosit
Aktivasikoagulasi
Aktivasikomplemen
Penghancurantrombosit olehRES
Trombositopenia
Gangguanfungsi trombosit
Pelepasantrombositfaktor III
Aktivasi factor hageman
Rangsangkoagulasiintravaskular
Faktorpembekuan
menurun
Perdarahanyang berlebihan
Rangsangsistem kinin
Kinin
Produk digradasi fibrin
Anafilatoksin
Permeabilitasdinding
pembuluhdarah
meningkat
Shock
Plasmin
INFEKSI SEKUNDER VIRUS DENGUE YANG BERBEDA
Kompleks virus-antibodi
Manifestasi Klinis
Asimptomatik Demam yang tidak khas Demam dengue Demam berdarah dengue Sindrom syok dengue (SSD)
Masa Inkubasi
Dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari).
Timbul gejala prodromal yang tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah
Demam Dengue (DD)
Demam tinggi tiba-tiba (>39 C), akut, menetap 2-7 hari, kadang bersifat bifasik
Muka kemerahan (flushing face) Nyeri seluruh tubuh :nyeri kepala,nyeri
tulang, nyeri sendi, nyeri otot,nyeri perut dan nyeri dibelakang mata terutama pada saat digerakan.
Mual muntah,tidak nafsu makan. Manifestasi perdarahan (petekie, uji
bendung + ) Lab: Leukopenia, trombositopenia,
serologi dengue positif
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kriteria WHO 1997, DBD ditegakkan bila semua hal ini terpenuhi:
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.
Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan: uji bendung positif, petekie, ekimosis, atau purpura, perdarahan mukosa, hematemesis dan melena.
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml). Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma / Plasma
Leakage : Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar
sesuai umur dan jenis kelamin. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi
cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. Tanda kebocoran plasma: efusi pleura, asites,
hipoproteinemia, hiponatremia.
Sindrom Syok Dengue (SSD) Biasa terjadi pada saat atau segera
setelah suhu turun biasanya antara hari ke-3 sampai hari ke-7 . Gejala yang timbul sesuai dengan keadaan syok :
Pasien tampak gelisah Akral dingin dan pucat, kulit lembab Hipotensi, penurunan tekanan nadi
(<20mmHg), nadi cepat dan lemah.
Kurva Suhu DBD
Trombositopenia dan Hematokrit
Derajat Penyakit Infeksi Virus DengueGr Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda: sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia
•Leukopenia•Trombositopenia•Kebooran plasma (-)•Serologi dengue (+)
DBD
I Gejala di atas + Uji tourniquet (+) •Trombositopenia <100.000•Bukti kebocoran plasma
DBD
II Gejala di atas + perdarahan spontan •Trombositopenia <100.000•Bukti kebocoran plasma
DBD
III Gejala di atas + kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab, gelisah)
•Trombositopenia <100.000•Bukti kebocoran plasma
DBD
IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur
•Trombositopenia <100.000•Bukti kebocoran plasma
Klasifikasi Penyakit (WHO, 2009)
Diagnosis
Anamnesis : riwayat demam, nyeri kepala, nyeri otot, perdarahan
PF : TTV, uji bendung
Pemeriksaan Penunjang
leukopenia pada hari ke-2 atau ke-3 Trombosit : umumnya terdapat
trombositopenia hari ke-3 sampai ke-8 Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan
dengan ditemukannya peningkatan hematokrit >20% dari hematokrit awal , umumnya dimulai dari hari ke-3 demam
Protein atau albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
Pemeriksaan Penunjang
Hemostatis:dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi pendarahan atau kelainan pembekuan darah
SGOT-SGPT dapat meningkat Ureum dan kreatinin meningkat jika ada didapat
kelainan fungsi ginjal Elektrolit : parameter pemantauan pemberian cairan Golongan darah : bila akan diberikan transfusi darah Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya
hiposelular, kemudian menjadi hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke-10 sudah kembali normal untuk semua sistem.
Pemeriksaan Penunjang
Uji serologi Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum
diambil pada masa akut dan konvalesen, yaitu uji pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT), dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi dengue sebanyak minimal 4 kali.
Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blot : IgM dan IgG antidengue. IgM terdektesi mulai hari ke-3-5, meningkat sampai minggu
ke-3, menghilang setelah 60-90 hari IgG pada infeksi sekunder, IgG mulai terdektesi pada hari
ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdektesi pada hari ke-2.
Isolasi virus, diperiksa darah pasien dan jaringan.
Diagnosa banding
Adanya demam seperti demam tifoid, malaria, cikungunya, bronkopneumonia, kolesistitis, pielonefritis, dsb.
Adanya ruam yang akut morbili Adanya pembesaran hati hepatitis akut
dan leptospirosis. Perdarahan kulit eningitis meningokok
dan sepsis Penyakit-penyakit darah seperti ITP,
leukemia pada stadium lanjut, dan anemia aplastik.
Penatalaksanaan
Prinsip utama: terapi suportif Protokol:
Protokol 1, tersangka DBD dewasa tanpa syok
Protokol 2, tersangka DBD dewasa di ruang rawat
Protokol 3, DBD dengan peningkatan Ht >20%
Protokol 4, perdarahan spontan DBD dewasa
Protokol 5, Sindrom Syok Dengue pada dewasa
Terapi supportif
Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah:
Tirah baring Makanan lunak dan bila belum nafsu makan
diberi minum 1,5-2 L/24 jam (susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar ditambah garam
Medikamentosa yang bersifat simptomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron
Protokol 1
Penanganan tersangka DBD dewasa tanpa syok Periksa Hb, Ht dan trombosit Hb, Ht dan trombosit normal atau 100.000-
150.000, psn dpt dipulangkan dgn anjuran kontrol dlm waktu 24 j berikut
Hb, Ht normal, trombosit < 100.000 anjuran dirawat
Hb & Ht meningkat, trombosit normal atau turun anjuran dirawat
Protokol 1
Protokol 2
Pemberian cairan tersangka DBD dewasa di ruang rawat Volume cairan kristaloid per hari yang
diperlukan : 1500 + (20 x (BB dalam kg – 20)
Setelah pemberian cairan dilakukan periksa H2TL/24 jam: Hb, Ht meningkat 20% dan trombosit < 100.000
jumlah cairan tetap seperti rumus di atas, periksa Hb, Ht dan trombo tiap 12 jam
Bila Hb, Ht meningkat >20 % dan trombosi < 100.000 pemberian cairan sesuai protokol 3
Protokol 2 Suspek DBD Pendarahan
spontan dan massif (-)
Syok (-)
· Hb, Ht meningkat > 20 %
· Trombo < 100.000
· Hb, Ht (n)· Trombo <
100.000· Infus
kristaloid*· Hb, Ht,
trombo / 24 jam
· Hb, Ht meningkat 10-20%
· Trombo < 100.000
· Infus kristaloid*
· Hb, Ht, Trombo / 12 jam**
Protokol pemberian cairan DBD
dengan Ht ≥ 20%
* Volume cairan kristaloid / hari yang diperlukan
Sesuai rumus 1500 + 20 x (BB – 20)
(Pan American Health Organization : Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. Guidelines for Prevention and Control.
** Pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis
Protokol 3
5% defisit cairan kristaloid iv 6-7 ml/kg/jam Perbaikan ( Ht & HR turun,TD membaik, produksi urin
meningkat) infus kristaloid 5ml/kg/jam perbaikan infus kristaloid 3 ml/kg/jam perbaikan terapi cairan dihentikan 24-48 jam
5 % defisit cairan kristaloid iv 6-7 ml/kg/jam Tidak membaik ( Ht, HR meningkat, TD menurun < 20mmHg, produksi urin menurun infus kristaloid 10ml/kg/jam perbaikan/ tidak membaik Jika ada perbaikan lanjut seperti yang pertama Tidak membaik infus kristaloid 15 ml/kg/jam kondisi
memburuk (tanda syok) tatalaksana sesuai protokol syok
Protokol 3
Protokol 4
Ada perdarahan spontan (epistaksis, melena, perdarahan otak), Syok (-) pemeriksaan Hb, Ht, trombo, leuko, pemeriksaan KID, golongan darah, uji cocok serasi
KID (+) : Transfusi komponen darah :
PRC ( Hb < 10g/dL) FFP
Heparinisasi Pemantauan Hb, Ht, tromb, tiap 4-6 jam Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian
Protokol 4
KID (-): Transfusi komponen darah:
PRC (Hb < 10 g%) FFP
Pemantauan Hb, Ht, tromb tiap 4-6 jam Ulang pemeriksaan hemostasis dalam 24
jam kemudian
Protokol 4
Perdaraha
n spontan,
masif KID (+)
Transfusi komponen darah :
PRC (Hb < 10 g/dl)
FFP,
TC (Trombosit < 100.000)
Heparinisasi 5.000-10.000/24 jam drip
Pemantauan Hb, Ht, Trombo tiap 4-6 jam
Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian
Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol
Epistaksis tidak terkendali, Perdarahan otak, hematemesis melena
Hb, Ht, Trombo, Leuko,Pemeriksaan
Hemostasis (KID), golongan darah, uji cocok serasi,
Syok (-)
KID (-)
Transfusi komponen darah :
PRC (Hb < 10 g/dl)
FFP
TC (Trombosit < 100.000)
Heparinisasi 5.000-10.000/24 jam drip
Pemantauan Hb, Ht, Trombo tiap 4-6 jam
Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian
Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol
Protokol 5
Kriteria Rawat Inap
Kriteria Pemulangan Pasien
Pasien dapat dipulang apabila, memenuhi semua keadaan dibawah ini: 1.Tampak perbaikan secara klinis 2.Tidak demam selaina 24 jam tanpa antipiretik 3.Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau
asidosis) 4. Hematokrit stabil 5. Jumlah trombosit cenderung naik > 50.000/pl 6. Tiga hari setelah syok teratasi 7. Nafsu makan membaik
Pemantauan Pasien DBD selama Perawatan :
Tanda klinis ( tensi, nadi, tanda perdarahan saluran cerna, tanda ensefalopati).
Kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit tiap 6 jam, minimal 12 jam.
Balans cairan.
KomplikasiEnsefalopati dengue
Komplikasi syok yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi juga dapat terjadi pada DBD yang tidak disertai syok.
Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau pendarahan dapat menyebabkan ensefalopati.
Ensefalopati DBD bersifat sementara. Bisa terjadi penurunan kesadaran menjadi apatis atau somnolen, dapat disertai kejang atau tidak.
Kelainan GinjalGagal ginjal akut
umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat syok yang tidak teratasi dengan baik.
Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskuler.
Oedem Paru Mungkin terjadi akibat
pemberian cairan yang berlebihan.
Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak menyebabkan udem paru, karena perembesan plasma masih terjadi.
Fase penyembuhan Terjadi reabsorpsi plasma
dari ruang ekstravakuler. Apabila cairan yang
diberikan berlebih, pasien akan mengalami distress pernapasan, disertai sembab kelopak mata,dan ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada.
Sepsis Akibat penggunaan
jalur intravena yang terkontaminasi.
Syok hingga kematian Terjadi akibat
penanganan yang tidak adekuat.
Pencegahan
Cegah transmisiTransmisi berhubungan dengan;1. Vektor (paling penting) fogging,
abatisasi2. Pejamu kebiasaan hidup bersih,
penyuluhan masyarakat, lapor puskesmas jika ditemukan kasus di lingkungan
3. Lingkungan sanitasi lingkungan, 3M, kerja bakti
Prognosis
Tergantung kepada derajat DBD dan penanganan