dhf 6 baru.doc

10
LAPORAN PENDAHULUAN Konsep Dasar. A. Definisi. DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul rejatan (flek) angka kematian akan cukup tinggi. (IPD) B. Etiologi. Virus dengue dibawah oleh nyamuk Aedes Agypty (Betina) sebagai vektor ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama demam, nyeri otot / sendi. (Kapita Selekta Jilid II) C. Derajat DHF Derajat I : - Panas 2-7 hari - Gejala umum tidak khas - Uji torniquet (+) Derajat II : - Sama dengan derajat I - Gejala perdarahan spontan seperti eputaksis, hematomesis, melena, perdarahan gusi Derajat III : - Gejala-gejala kegagalan perdarahan otak - Nadi lemah dan cepat (< 120x/mnt) - Tekanan darah sempit - Tekanan darah menurun Derajat : - Nadi tidak teraba

Upload: wahyu

Post on 12-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DHF 6 bARU.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Dasar.

A. Definisi.

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada anak-

anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang

biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul rejatan (flek)

angka kematian akan cukup tinggi.

(IPD)

B. Etiologi.

Virus dengue dibawah oleh nyamuk Aedes Agypty (Betina) sebagai vektor

ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali

dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama demam, nyeri

otot / sendi.

(Kapita Selekta Jilid II)

C. Derajat DHF

Derajat I : - Panas 2-7 hari

- Gejala umum tidak khas

- Uji torniquet (+)

Derajat II : - Sama dengan derajat I

- Gejala perdarahan spontan seperti eputaksis, hematomesis,

melena, perdarahan gusi

Derajat III : - Gejala-gejala kegagalan perdarahan otak

- Nadi lemah dan cepat (< 120x/mnt)

- Tekanan darah sempit

- Tekanan darah menurun

Derajat IV : - Nadi tidak teraba

- Tekanan darah tidak teratur

- Akral dingin, berkeringat

- Kulit tampak biru

(Ilmu Penyakit Anak)

Page 2: DHF 6 bARU.doc

D. Patofisiologi.

E. Manifestasi Klinis

1. Demam tinggi selama 5-7 hari

2. Perdarahan terutama perdarahan dibawah kulit, hematoma, ecchymosis.

3. Epistaksis, hematomeses melena, hematuri.

4. Mual, muntah, nafsu makan menurun, diare, konstipasi

5. Nyeri otoe, tulang sendi, abdomen dan ulu hati.

6. Sakit kepala

7. Pembengkakan sekitar mata

8. Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening

9. Tanda-tanda rejatan {sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah.

Defisit volume cairan

Virus

Nyamuk Aedes Agypty

Inkubasi virus

Mual, muntah

Hepatomegali Viremia

Nyeri otot dan sendi

Sistem muskuluskeletal

Sistem kardiovaskuler

Perdarahan ekstra

vaskuler

Kebocoran plasma

Pengeluaran zat anafilatoksin

Peningkatan permeabilitas

vaskuler

Nafsu makan

menurun

Hipovolemia

Gangguan sirkulasi perfusi

Payah jantung

Kerja jantung berlebihan

HB pekat

Sistem Gastrointestinal

Anoreksia

Menekan diafragma

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Anorexia

Sistem eliminasi

HB menurun

Lemah

Melena

Perdarahan lambung

Intoleransi aktivitas

Sistem integumen

Demam

Hipertermi

Temoregulasi

Infeksi virus dengue

Peningkatan suhu tubuh

Gangguan rasa nyaman

Kebocoran sel drh merah

keruang ekstra

vaskuler

Gagal jantung

Sistem respirasi

Timbunan cairan pada

pleura

Efusi pleura

Masuk pleura

Perpindahan cairan dari intravaskuler ke extravaskuler

Gangguan pola nafas

Gangguan rasa nyaman, nyeri

Page 3: DHF 6 bARU.doc

F. Klasifikasi DHF

1. Pada kasus DHF yang dijadikann pemeriksaan penunjang yaitu menggunakan

darah atau disebut lab serial yang terdiri dari Hemoglobin, PCV, dan

trombosit. Pemeriksaan menunjukkan adanya tropositopenia (100.000 / ml

atau kurang) dan hemotoksit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan

nilai hematoksit pada masa konvaselen.

2. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.

3. Sumsum tulang pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi

hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke 10

sudah kembali normal untuk semua sistem.

G. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanan DHF tanpa penyakit yaitu :

1. Tirah baring

2. Makanan lunak dan diberi minum 1,5- 2 liter dalam 24 jam

3. Untuk hiperpireksia {dapat diberikan kompres

4. Berikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi

b. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :

1. Pemasangan infus RL / Asering dan dipertahankan selama 12 – 48 jam

setelah renjatan diatasi

2. Observasi keadaan umum (TTV)

Page 4: DHF 6 bARU.doc

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF

1). Pengkajian

a. Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, bahasa yang digunakan, status,

pendidikan, pekerjaan, nomor registrasi, MRS, diagnosa medis.

b. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama

Pada pasien DHF pada umumnya adalah demam yang disertai sakit

kepala hebat / pusing

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada umumnya didapatkan keluhan pasien demam, yang biasanya

ditandai dengan suhu tubuh meningkat (3,380) dan timbulnya bintik-

bintik merah, perdarahan spontan / ruang makula populas.

3 Riwayat Penyakit Dahulu

Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis yang kemudian

berhubungan dengan perjalanan kearah geografis lain.

4 Riwayat Penyakit Keluarga

Meliputi susunan keluarga, penyakit keturunan / menular yang

pernah diderita anggota keluarga seperti : DM, Hepatitis.

c. Pola – pola Fungsi Kesehatan

a. Pola Persepsi Dan Tatalaksana Hidup Sehat

Pada umumnya pasien DHf kurang memperhatikan sanitasi

lingkungan, personal hygiene serta persepsi untuk selalu menjaga

kesehatan.

b. Pola Nutrisi Dan Metabolisme

Pada umumnya pasien DHF mengalami gangguan dalam asupan

nutrisi. Hal ini disebabkan karena pasien mengalami anorexia dan muntah

dan kekurangan cairan karena adanya demam dan muntah.

c. Pola Istirahat Dan Tidur

Pada pasien DHF mengalami panas / demam dan pusing maka

untuk lamanya tidur pasien mengalami gangguan dalam mengawali tidur.

d. Pola Aktivitas

Pada umumnya pasien DHF dianjurkan untuk bedrest, selain itu

juga pasien merasa pusing oleh kerena itu aktivitas dibantu keluarga

Page 5: DHF 6 bARU.doc

e. Pola Persepsi Dan Konsep Diri

Biasanya pada pasien DHF terjadi kecemasan keadaan penyakitnya

dan letakutan merupakan dampak psikologik pasien.

2). Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya (infeksi

virus)

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan extravaskuler

4. Defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3). Rencana Tindakan

Dx I :

Tujuan : Suhu tubuh pasien dalam batas normal (36-370C) dalam 1 x 24 jam

KH : - Tidak dapat tanda-tanda hipertermi

- Temperatur dalam batas normal

Intervensi :

1. Anjurkan pasien untuk kompres

2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian tipis dan yang dapat menyerap

keringat

3. Anjurkan pasien untuk minum sedikit-sedikit tapi sering

4. Observasi TTV tiap 4 jam

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik

Dx II :

Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dalam waktu 3 x 24 jam

KH : - Nafsu makan meningkat

- Px tidak mengeluh mual dan muntah

Intervensi :

1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

2. Sajikan makanan dalam porsi hangat

3. Observasi dan catat masukan makanan pasien

4. Kolaborasi dengan alhi gizi dalam pemberian diit

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

Page 6: DHF 6 bARU.doc

Dx III :

Tujuan : Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan

KH : - Tidak ada perdarahan

- Akral hangat

Intervensi :

1. Jelaskan prosedur keperawatan pada pasien dan keluarga

2. Pantau extrimitas pasien (akral)

3. Observasi TTV

4. Kolaborasi dengan tim laborat dalam pemeriksaan kadar trombosit setiap hari

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

Dx IV :

Tujuan : Kebutuhan cairan pasien terpenuhi dalam waktu 2 jam

KH : - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

- Pasien minum minimal 1500 – 2000 ml

- Intake dan output seimbang

Intervensi :

1. Pantau intake dan output

2. Anjurkan pasien minum minimal 1500 – 2000 ml

3. Pantau dehidrasi pasien

4. Observasi TTV

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan intravena

Dx V :

Tujuan : Peningkatan terhadap aktifitas dapat diukur tidak adanya kelemahan

berlebihan dalam 3 x 24 jam

KH : Tanda-tanda vital dalam batas normal, dapat baktifitas

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut

3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan

4. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat

5. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan

Page 7: DHF 6 bARU.doc

4). Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah realita dari tindakan yang telah ditentukan dan

diuraikan sesuai dengan prioritas masalah. Hal ini disesuaikan dengan kondisi,

kebutuhan, sumber daya, fasilitas yang ada pada saat dilakukan tindakan

keperawatan

5). Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan sebagai

pengukuran dari keberhasilan rencana tindakan keperawatan.

Hasil evaluasi dapat berupa

a. Tujuan tercapai

Jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan

b. Tujuan tercapai sebagian

Jika pasien menunjukkan perubahan sebagian dari standart yang telah

ditetapkan

c. Tujuan tidak tercapai

Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali bahkan

timbul masalah baru.

Page 8: DHF 6 bARU.doc

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV

Laprus FKUI.

Marlyn E. Doenges, (2000)., Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

Nasrul Effendi (1995), Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta, EGC.

Syaifudin (1997), Anatomi Fisiologi

Sylfia A. Price (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.