dermatitis sereboik

Upload: sitti-nurdiana-diauddin

Post on 04-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    1/7

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    2/7

    psoralens, stanozolol, thiothixene, and trioxsalen4.

    C. Klasifikasi dan Manifestasi Klinik

    Dermatitis seboroik umumnya berpengaruh pada daerah kulit yang mengandung kelenjar

    sebasea dalam frekuensi tinggi dan aktif. Distribusinya simetris dan biasanya melibatkan

    daerah berambut pada kepala meliputi kulit kepala, alis mata, kumis dan jenggot. Adapunlokasi lainnya bisa terdapat pada dahi, lipatan nasolabial, kanalis auditoris external dan

    daerah belakang telinga. Sedangkan pada tubuh dermatitis seboroik dapat mengenai daerah

    presternal dan lipatan-lipatan kulit seperti aksila, pusar, inguinal, infra mamae, dan

    anogenital1.

    Menurut usia dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Pada remaja dan dewasa

    Dermatitis seboroik pada remaja dan dewasa dimulai sebagai skuama berminyak ringan pada

    kulit kepala dengan eritema dan skuama pada lipatan nasolabial atau pada belakang telinga.

    Skuama muncul pada kulit yang berminyak di daerah dengan peningkatan kelenjar sebasea

    (misalnya aurikula, jenggot, alis mata, tubuh (lipatan dan daerah infra mamae), kadang-

    kadang bagian sentral wajah dapat terlibat. Dua tipe dermatitis seboroik dapat ditemukan didada yaitu tipe petaloid (lebih umum ) dan tipe pityriasiform (jarang). Bentuknya awalnya

    kecil, papul-papul follikular dan perifollikular coklat kemerah-merahan dengan skuama

    berminyak. Papul tersebut menjadi patch yang menyerupai bentuk daun bunga atau seperti

    medali (medallion seborrheic dermatitis). Tipe pityriasiform umumnya berbentuk makula dan

    patch yang menyerupai pityriasis rosea. Patch-patch tersebut jarang menjadi erupsi3.

    Pada masa remaja dan dewasa manifestasi kliniknya biasanya sebagai scalp scaling

    (ketombe) atau eritema ringan pada lipatan nasolabial pada saat stres atau kekurangan tidur3.

    2. Pada bayi

    Pada bayi, dermatitis seboroik dengan skuama yang tebal, berminyak pada verteks kulit

    kepala (cradle cap). Kondisi ini tidak menyebabkan gatal pada bayi sebagaimana pada anak-

    anak atau dewasa. Pada umumnya tidak terdapat dermatitis akut (dengan dicirikan oleh

    oozing dan weeping). Skuama dapat bervariasi warnanya, putih atau kuning. Gejala klinik

    pada bayi dan berkembang pada minggu ke tiga atau ke empat setelah kelahiran. Dermatitis

    dapat menjadi general. Lipatan-lipatan dapat sering terlibat disertai dengan eksudat seperti

    keju yang bermanifestasi sebagai diaper dermatitis yang dapat menjadi general. Dermatitis

    seboroik general pada bayi dan anak-anak tidak umum terjadi, dan biasanya berhubungan

    dengan defisiensi sistem imun. Anak dengan defisiensi sistem imun yang menderita

    dermatitis seboroik general sering disertai dengan diare dan failure to thrive (Leiners disese).

    Sehingga apabila bayi menunjukkan gejala tersebut harus dievaluasi sistem imunnya3.

    Menurut daerah lesinya, dermatitis seboroik dibagi tiga:

    1.Seboroik kepala

    Pada daerah berambut, dijumpai skuama yang berminyak dengan warna kekuning-kuningan

    sehingga rambut saling melengket; kadang-kadang dijumpai krusta yang disebut Pitriasis

    Oleosa (Pityriasis steatoides). Kadang-kadang skuamanya kering dan berlapis-lapis dan

    sering lepas sendiri disebut Pitiriasis sika (ketombe)5. Pasien mengeluhkan gatal di kulit

    kepala disertai dengan ketombe. Pasien berpikir bahwa gejala-gejala itu timbul dari kulit

    kepala yang kering kemudian pasien menurunkan frekuensi pemakaian shampo, sehingga

    menyebabkan akumulasi lebih lanjut. Inflamasi akhirnya terjadi dan kemudian gejala makin

    memburuk1.Bisa pula jenis seboroik ini menyebabkan rambut rontok, sehingga terjadi alopesia dan rasa

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    3/7

    gatal. Perluasan bisa sampai ke belakang telinga. Bila meluas, lesinya dapat sampai ke dahi,

    disebut Korona seboroik. Dermatitis seboroik yang terjadi pada kepala bayi disebut Cradle

    cap 5.

    Selain kulit kepala terasa gatal, pasien dapat mengeluhkan juga sensasi terbakar pada wajah

    yang terkena. Dermatitis seboroik bisa menjadi nyata pada orang dengan kumis atau jenggot,

    dan menghilang ketika kumis dan jenggotnya dihilangkan. Jika dibiarkan tidak diterapi akanmenjadi tebal, kuning dan berminyak, kadang-kadang dapat terjadi infeksi bakterial1.

    2.Seboroik muka

    Pada daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabialis, dagu, dan lain-lain terdapat makula eritem,

    yang diatasnya dijumpai skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan. Bila sampai

    palpebra, bisa terjadi blefaritis. Sering dijumpai pada wanita. Bisa didapati di daerah

    berambut, seperti dagu dan di atas bibir, dapat terjadi folikulitis. Hal ini sering dijumpai pada

    laki-laki yang sering mencukur janggut dan kumisnya. Seboroik muka di daerah jenggot

    disebut sikosis barbe5.

    3.Seboroik badan dan sela-sela

    Jenis ini mengenai daerah presternal, interskapula, ketiak, inframama, umbilicus, krural(lipatan paha, perineum). Dijumpai ruam berbentuk makula eritema yang pada permukaannya

    ada skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan. Pada daerah badan, lesinya bisa

    berbentuk seperti lingkaran dengan penyembuhan sentral. Di daerah intertrigo, kadang-

    kadang bisa timbul fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder5.

    D. Diagnosis

    1. Anamnesis

    Bentuk yang banyak dikenal dan dikeluhkan pasien adalah ketombe/ dandruft. Walaupun

    demikian, masih terdapat kontroversi para ahli. Sebagian mengganggap dandruft adalah

    bentuk dermatitis seboroik ringan tetapi sebagian berpendapat lain8.

    2. Pemeriksaan fisik

    Secara klinis kelainan ditandai dengan eritema dan skuama yang berbatas relatif tegas.

    Skuama dapat kering, halus berwarna putih sampai berminyak kekuningan, umumnya tidak

    disertai rasa gatal8.

    Kulit kepala tampak skuama patch ringan sampai dengan menyebar, tebal, krusta keras.

    Bentuk plak jarang. Dari kulit kepala dermatitis seboroik dapat menyebar ke kulit dahi,

    belakang leher dan belakang telinga4.

    Distribusi mengikuti daerah berambut pada kulit dan kepala seperti kulit kepala, dahi, alis

    lipatan nasolabial, jenggot dan belakang telinga. Perluasan ke daerah submental dapat

    terjadi4.

    3. HistologisPemeriksaan histologis pada dermatitis seboroik tidak spesifik. Dapat ditemukan

    hiperkeratosis, akantosis, spongiosis fokal dan paraketatosis4.

    Biopsi kulit dapat efektif membedakan dermatitis seboroik dengan penyakit sejenis. Pada

    dermatitis seboroik terdapat neutrofil dalam skuama krusta pada sisi ostia follicular. AIDS

    berkaitan dengan dermatitis seboroik tampak sebagai parakeratosis, nekrotik keratinosites

    dalam epidermis dan sel plasma dalam dermis. Ragi kadang tampak dalam keratinosites

    dengan pengecatan khusus3.

    E. Diagnosis Banding

    1. Dermatitis atopikDermatitis atopik pada dewasa tampak pada fossa antecutabital dan poplitae3.

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    4/7

    Bayi dapat menderita dermatitis atopi predileksi terutama pada bagian tubuh tertentu

    (misalnya kulit kepala, wajah, daerah sekitar popok, permukaan otot ekstensor) menyerupai

    dermatitis seboroik. Akan tetapi dermatitis seboroik pada bayi memiliki ciri-ciri axillary

    patches, kurang oozing dan weeping dan kurang gatal. Membedakannnya berdasarkan gejala

    klinis karena kenaikan kadar immunoglobulin E pada dermatitis atopik tidak spesifik.

    2. KandidiasisPada pemeriksaan histologis kandidiasis menghasilkan pseudohipa3.

    3. Langenhan cell histiocytosis

    Bayi jarang menderita Langenhan cell histiocytosis. Langenhan cell histiocytosis cirinya

    seborrheic dermatitis-like eruptions pada kulit kepala disertai demam3.

    4. Psoriasis

    Pada psoriasis dijumpai skuama yang lebih tebal, kasar, berlapis-lapis, putih seperti mutiara

    dan tak berminyak. Selain itu ada gejala yang khusus untuk psoriasis5. Tanda lain dari

    psoriasi seperti pitting nail atau onycholysis distal dapat untuk membantu membedakan3.

    5. Pitiriasis rosaseaPitiriaris rosasea dapat terjadi eritem pada wajah menyerupai dermatitis seboroik. Meskipun

    rosasea cenderung melibatkan daerah sentral wajah tetapi dapat juga hanya pada dahi3. Pada

    pitiriasis rosea, skuamanya halus dan tak berminyak. Sumbu panjang lesi sejajar dengan garis

    kulit5.

    6. Tinea

    Pada tinea kapitis, dijumpai alopesia, kadang-kadang dijumpai kerion. Pada tinia kapitis dan

    tine kruris eritem lebih menonjuo di pinggir dan pinggirnya lebih aktif dibandingkan

    tengahnya (Hrahap, 2000). Tinea capitis, facei dan korporis dapat ditemukan hipa pada

    pemeriksaan sitologik dengan potassium hydroksida3.

    F. Penatalaksanaan

    Terapi yang efektif untuk dermatitis seboroik yaitu obat anti inflamasi (immunomodulatory),

    keratolitik, anti jamur dan pengobatan alternatif3.

    1.Obat anti inflamasi (immunomodulatory)

    Terapi konvensional untuk dermatitis seboroik dewasa pada kulit kepala dengan steroid

    topikal atau inhibitor calcineuron. Terapi tersebut pemberiannya dapat berupa shampo seperti

    fluocinolon (Synalar), solusio steroid topikal, losio yang dioleskan pada kulit kepala atau

    krim pada kulit7.

    Kortikosteroid merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang

    pembuatan bahan sintetik analognya telah berkembang dengan pesat. Efek utama penggunaan

    kortikosteroid secara topikal pada epidermis dan dermis ialah efek vasokonstriksi, efek antiinflamasi, dan efek antimitosis. Adanya efek vasokonstriksi akan mengakibatkan

    berkurangnya eritema. Adanya efek anti inflamasi yang terutama terhadap leukosit akan

    efektif terhadap berbagai dermatoses yang didasari oleh proses inflamasi seperti dermatitis.

    Sedangkan adanya efek antimitosis terjadi karena kortikosteroid bersifat menghambat sintesis

    DNA berbagai jenis sel8.

    Terapi dermatitis seboroik pada dewasa umumnya menggunakan steroid topikal satu atau dua

    kali sehari, sering diberikan sebagai tambahan ke shampo. Steroid topikal potensi rendah

    efektif untuk terapi dermatitis seboroik pada bayi terletak di daerah lipatan atau dewasa pada

    persisten recalcitrant seborrheic dermatitis. Topikal azole dapat dikombinasikan dengan

    regimen desonide (dosis tunggal perhari selama dua minggu)3. Akan tetapi penggunaan

    kortikosteroid topikal ini memiliki efek samping pada kulit dimana dapat terjadi atrofi,teleangiectasi dan dermatitis perioral7.

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    5/7

    Topikal inhibitor calcineurin (misalnya oinment tacrolimus (Protopix), krim pimecrolimus

    (Elidel)) memiliki efek fungisidal dan anti inflamasi tanpa resiko atropi kutaneus. Inhibittor

    calcineurin juga baik untuk terapi dimana wajah dan telinga terlibat, tetapi efeknya baru bisa

    dilihat setelah pemberian tiap hari selama seminggu3.

    2.Keratolitik

    Terapi lain untuk dermatitis seboroik dengan menggunakan keratolitik. Keratolitik yangsecara luas dipakai untuk dermatitis seboroik adalah tar, asam salisiklik dan shampo zinc

    pyrithion. Zinc pyrithion memliki efek keratolitik non spesifik dan anti fungi, dapat diberikan

    dua atau tiga kali per minggu. Pasien sebaiknya membiarkan rambutnya dengan shampo

    tersebut selama lima menit agar shampo mencapai kulit kepala. Pasien dapat

    menggunakannya juga untuk tempat lain yang terkena seperti wajah3.

    3.Anti fungi

    Sebagian besar anti jamur menyerang Malassezia yang berkaitan dengan dermatitis seboroik.

    Dosis satu kali sehari gel ketokonazol (Nizoral) dalam dua minggu, satu kali sehari regimen

    desonide (Desowan) dapat berguna untuk dermatitis seboroik pada wajah. Shampo yang

    mengandung selenium sulfide (Selsun) atau azole dapat dipakai. Shampo tersebut dapat

    diberikan dua sampai tiga kali seminggu. Ketokonazole (krim atau gel foaming) dan terbinfin(Lamisil) oral dapat berguna. Anti jamur topikal lainnya seperti ciclopirox (Loprox) dan

    flukonazole (Diflucan) mempunyai efek anti inflamasi juga3.

    Anti jamur (selenium sulfide, pytrithion zinc, azola, sodium sulfasetamid dan topical

    terbinafin) dapat menurunkan kolonisasi oleh ragi lipopilik1.

    4.Pengobatan Alternatif

    Terapi alami menjadi semakin popular. Tea tree oil (Melaleuca oil) merupakan minyak

    essensial dari seak belukar Australia. Terapi ini efektif dan ditoleransi dengan baik jika

    digunakan setiap hari sebagai shampo 5%3.

    1.Penatalaksanaan dermatitis seboroik pada kulit kepala dan daerah jenggot

    Banyak kasus dermatitis seboroik di kulit kepala dapat diterapi secara efektif dengan

    memakai shampo tiap hari atau berselang satu hari dengan shampo anti ketombe yang

    mengandung 2,5 persen selenium sulfide atau 1-2 persen pyrithione zinc. Alternatif lain

    shampo ketoconazole dapat dipakai. Shampo sebaiknya mengenai kulit kepala dan daerah

    jenggot selama 5 sampai 10 menit sebelum dibilas. Shampo moisturizing dapat dipakai

    setelah itu untuk mencegah kerontokan rambut. Setelah penyakit dapat dikendalikan

    frekuensi memakan shampo dapat dikurangi menjadi dua kali seminggu atau seperlunya.

    Solusio topical terbinafin 1 % efektif untuk terapi dermatitis seboroik pada kulit kepala1.

    Jika kulit kepala tertutupi oleh skuama difus dan tebal, skuama dapat dihilangkan dengan

    memberikan minyak mineral hangat atau minyak zaitun pada kulit kepala dan dibersihkan

    dengan deterjen seperti dishwashing liquid atau shampoo tar beberapa jam setelahnya1.Skuama ekstensif dengan peradangan dapat diterapi dengan moistening kulit kepala dan

    kemudian memberikan fluocinolone asetonid 0,01% dalam minyak pada malam hari diikuti

    dengan shampo pada pagi harinya. Terapi ini dilakukan sampai dengan peradangan bersih,

    kemudian frekuensinya diturunkan menjadi satu sampai tiga kali seminggu. Solusio

    kortikostreroid, losion atau ointment dipakai satu atau dua kali sehari di tempat fluocinolon

    acetonid dan dihentikan pada saat gatal dan eritema hilang. Pemberian kortikosteroid dapat

    diulang satu sampai tiga minggu sampai gatal dan eritemanya hilang dan kemudian dipakai

    lagi jika diperlukan. Pemeliharaan dengan shampo anti ketombe dapat secara adekuat. Pasien

    dianjurkan agar memakai steroid topikal poten dengan hemat sebab pemakaian yang

    berlebihan dapat menyebabkan atrofi dan telangiectasi pada kulit1.

    Bayi sering terkena dermatitis seboroik, disebut cradle cap. Dapat mengenai kulit kepala,wajah dan intertrigo. Daerah yang terkena dapat luas tetapi kelainan ini dapat sembuh secara

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    6/7

    spontan 6-12 bulan dan tidak kambuh sampai dengan pubertas. Terapinya dapat dengan

    memakai shampo antiketombe. Jika skuama mencakup daerah luas pada kepala, skuama

    dapat dilembutkan dengan minyak yang disikan ke sikat rambut bayi kemudian dibilas1.

    2.Penatalaksanaan pada wajah

    Daerah pada wajah yang terkena dapat sering di cuci dengan shampo yang efektif untuk

    seborik. Alternatif lain dapat dipakai kream ketokonazone 2%, diberikan 1-2 kali.Hidrokortison 1% sering kali diberikan 1-2 kali dan akan menghasilkan proses resolusi

    eritema dan gatal. Losion Sodium sulfacetamide 10% juga efektif sebagai agen topikal untuk

    dermatitis seboroik.

    3.Penatalaksaan pada tubuh

    Dapat diterapi dengan zinc atau shampo yang mengandung tar batu bara atau dengan dicuci

    dengan sabun yang mengandung zinc. Sebagai tambahan dapat dipakai krim ketokonazole 2

    % dan atau krim kortikosteroid, losion atau solusion yang dipakai 1-2 kali sehari. Benzoil

    peroksida dapat dipakai untuk dermatitis seboroik pada tubuh. Pasien harus membilas secara

    menyeluruh setelah pemakaian zat tersebut1.

    4.Penatalaksanaan dermatitis seboroik berat

    Pada pasien dengan dermatitis seboroik berat yang tidak responsif dengan terapi topikal yangbiasa dapat di terapi dengan isotretionoin. Isotretinoin dapat menginduksi pengecilan

    glandula sebasea sampai dengan 90% dengan mengurangi produksi sebum. Isotretinoin juga

    dapat dipakai sebagai anti inflamasi. Terapi dengan isotretinoin 0,10,3 mg/ kg BB/ hari

    dapat memperbaiki dermatitis seboroiknya. Kemudian dosis pemeliharaan 5-10 mg/ hari

    efektif untuk beberapa tahun. Akan tetapi isotretinoin memiliki efek samping serius, yaitu

    teratogenik, hiperlipidemia, neutropenia, anemia dan hepatitis. Efek samping mukokutaneus

    mencakup khelitis, xerosis, konjungtivitis, uretritis dan kehilangan rambut. Penggunaan

    jangka panjang berhubungan dengan perkembangan diffuse idiopathic skeletal hyperostosis

    (DISH) 1.

    Pendekatan lain pada pasien yang sulit dengan mencoba berbagai macam kombinasi yang

    berbeda dari obat-obat yang biasa dipakai: shampo anti ketombe, anti jamur dan steroid

    topikal. Jika ini gagal dapat dipakai steroid topikal poten jangka pendek . Pilihan terapinya

    mencakup steroid kelas III non fluorinate seperti mometasone furoate (Elocon) atau

    menggunakan steroid ekstra poten kelas I atau steroid topikal kelas II seperti clobetasol

    propionate (Temovate) atau fluocinonude (Lidex). Steroid topikal kelas III harus dipakai

    lebih dulu, tetapi jika masih tidak resposif dapat menggunakan kelas I. Obat tersebut dapat

    diberikan satu sampai dua kali sehari, bahkan untuk wajah, tetapi harus dihentikan setelah

    dua minggu sebab terjadinya peningkatan efek samping. Jika pasien respon sebelum dua

    minggu, obat harus di stop sesegera mungkin1.

    Sebagian besar kortikosteroid tersedia sebagai solusio, losion, kream dan ointment.

    Penggunaan vehikulum ini tergantung pasien dan lokasi terapi. Losion dan kream seringdigunakan pada wajah dan tubuh sedangkan solusio dan ounment sering digunakan pada kulit

    kepala. Umumnya pemakaian solusio kulit kepala lebih dipilih pada orang kulit putih dan

    asia, untuk orang kulit hitam mungkin terlalu kering, ointment merupakan pilihan yang lebih

    baik1.

    G. Saran

    Penderita harus diberitahu bahwa penyakit berlangsung kronik dan sering kambuh. Harus

    dihindari factor pencetus seperti stress emosional, makanan berlemak dan sebagainya5.

    H. Prognosis

    Pada sebagian kasus yang mempunyai factor konstitusi penyakit ini agak sukar

    disembuhkan6.DAFTAR PUSTAKA

  • 8/13/2019 Dermatitis Sereboik

    7/7

    1.Johnson, B. A., Nunley, J. R., 2000, Treatment of Seborrheic Dermatitis, American Family

    Physician Vol. 61/ No. 9 (May 1, 2000).

    2.Scheinfeld, N. S., 2005, Seborrheic Dermatitis, SKINmed. 2005; 4 (1): 49-50. 2005 Le

    Jacq Communications, Inc, http://www.medscape.com/viewarticle/499706

    3.Schwartz, R. A., Janusz, C. A., Janniger, C. K., 2006, Seborrheic Dermatitis: An Overview,

    University of Medicine and Dentistry at New Jersey-New Jersey Medical School, Newark,

    New Jersey, American Family Physician, Volume 74, Number 10 July 1, 2006,

    www.aafp.org/afp

    4.Selden, S., 2005, Seborrheic Dermatitis, http://www.emedicine.com

    5.Harahap, M., 2000, Dermatitis seboroik pada buku Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates,

    Jakarta.

    6.Djuanda, A., 1999, Dermatosis eritroskuamosa dalam buku Ilmu Penyakit Kulit dan

    Kelamin Edisi Ketiga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

    7.Gupta, A. K., Bluhm, R., 2004, Coclopirox Shampoo For Treating Seborrheic Dermatitis,

    Skin Therapy Left 9(6):4-5, http://www.medscape.com.

    8. Ardhie, A. M, 2004, Dermatitis dan Peran Steroid dalam Penanganannya, DEXA MEDIA,

    No. 4, Vol. 17, Oktober - Desember 2004