case reza lubas
TRANSCRIPT
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 1/22
Case Report Session
Anemia
DEFENISI.
Anemia adalah
Menurunya jumlah masa eritrosit yang dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup kejaringan perifer.
Dalam prakteknya anemia merupakan suatu keadaan yang ditunjukan oleh penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit.
Anemia bukanlah suatu penyakit tersendiri tetapi merupakan gejala dari penyakit dasar.
Dignosa anemia harus mencakup diagnose marfologi dan diagnosa etiologi.
KRITERIA ANEMIA.
Para meter yang umum dipakai untuk menunjukan penurunan masa eritrosit adalah:
Kadar HB.
Hematokrit.
Hitung eritrosit.
Kriteria anemia menurut WHO
Laki – laki dewasa < 13 g/dl.
Wanita dewasa tidak hamil < 12g/dl.
Wanita hamil < 11g/dl.
Para klinisi di Indonesia membuat batasan untuk anemia apabila HB < 10g/dl.
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI ANEMIA.
Pada dasarnya penyebab anemia adalah:
• Gangguan pembentukan eritrosit di sumsum tulang.
• Pendarahan.
• Proses penghancuran eritrosit yang berlebihan.
1
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 2/22
Berdasarkan morfologi anemia dapat dibagi menjadi 3:
• Anemia mikrositer hipokrom.
Bila kadar MCV < 80 fl.
MCH< 27 pg.
• Anemia normositer normokrom.
Bila kadar MCV antara 80 – 95 fl.
Kadar MCH antara 27 – 34pg.
• Anemia makrositer.
Bila kadar MCV > 95 fl.
Klasifikasi anemia menurut etio patogenesa adalah:
• Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum
tulang.
• Anemia akibat hemoragik.
• Anemia hemolitik.
•Anemia dengan penyebab yang tidak diketahui atau patogenesa yangkompleks.
I.Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang terdiri dari:
Anemia karena kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit.
Anemia karena gangguan penggunaan besi.
Anemia karena kerusakan sumsum tulang.
2
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 3/22
Anemia akibat kekurangan eritropoitin kronik.
I.1.Anemia karena kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit terdiri dari:
Anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi asam folat.
Anemia defisiensi vitamin B12.
I.2.Anemia karena gangguan paenggunaan besi terdiri dari.
Anemia akibat penyakit kronik.
Anemia sideroblastik.
I.3.Anemia karena kerusakan sumsum tulangterdiri dari:
• Anemia aplasti.
• Anemia mieloplasti.
• Anemia pada keganasan hematologi.
• Anemia pada diseritropoitik.
• Anemia pada sindroma mielodisplasia.
II.Anemia akibat hemoragik terdiri dari:
• Anemia paska perdarahan akut.
• Anemia akibat perdarahan kronik.
III.Anemia hemolitik terbagi atas:
Anemia hemlitik intra kospuskuler.
Anemia hemolitik ekstra kospuskuler.
III.1.Anemia hemolitik intra kospuskuler terdiri dari:
Anemia akibat gangguan membrane eritrosit (membranopati).
3
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 4/22
Gangguan enzim eritrosit (enzimopati) : terjadi karena defisiensi
enzim G6PD.
Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati) berupa talasemia dan
hemoglobinopati structural (HbS dan HbE).
III.2.Anemia hemolitik ekstra kospuskuler terdiri dari:
Anemia hemolitik autoimun .
Anemia hemolitik mikroangiopati.
Anemia hemolitik karena intoksikasi.
Klasifikasi anemia berdasarkan mrfologi:
I.Anemi mikrositer hipokrom terdiri dari:
• Anemia defisiensi besi.
• Talasemia mayor.
•
Anemia akibat penyakit kronik.
• Anemia sideroblastik.
II.Anemia normositik normokromterdiri dari:
• Anemia paska pendarhan akut.
• Anemia aplasti.
•Anemia hemolitik didapat.
• Anemia akibat penyakit kronok.
• Anemia pada penyakit ginjal kronik.
• Anemia pada sindroma mielodysplasia.
• Anemia pada keganasan hematologi.
III.Anemia makrositer terdiri dari:
4
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 5/22
• Bentuk megaloblastik
•
Bentuk non-megaloblastik.
III.1.Anemia makrositik bentuk megaloblastik terdiri dari:
• Anemia defisiensi asam folat.
• Anemia defisiensi vitamin B 12.
• Anemia pernisiosa.
III.2.Anemia makrositer bentuk non megaloblastik terdiri dari:
• Anemia pada penyakit hati kronik.
• Anemia pada penyakit hipotiroid.
• Anemia pada sindroma mielodisplastik.
ALGORITMA PENDEKATAN DIAGNOSA ANEMIA:
Bila ditemukan pasien anemia dengan Hb < 10g/dl maka ambil sediaan hapus darah tepi dan
nilai indek eritrosit dengan menghitung MCV, MCH, MCHC.
MCV merupakan volum eritrosit rata – rata.
MCV dapat dihitung dengan memakai rumus:
MCV = HT ( vol% X 10 ) / JML ERITROSIT (juta/mm3 )
MCH merupakan hemoglobin eritrosit rata rata.
MCH dapat dihitung dengan rumus:
MCH = hemoglobin (g/dl X 10)/jumlah eritrosit ( juta/mm3 )
MCHC merupakan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata- rata.
MCHC = hemoglobin (g/dl X 100) / HT ( vol % )
ANEMIA MIKROSITER HIPOKROM.
• Bila gambaran darah tepi memperlihatkan mikrositer hipokrom dan MCV <
80 fl dan MCH < 27pg maka lanjutkan pemeriksaan kadar besi serum ( SI ).
5
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 6/22
• Bila kadar besi menurun maka lakukan penilaian terhadap TIBC dan feritin.
•
Bila kadarc TIBC meningkat, feritin menurun dan besi sumsum tulangnegative maka anemianya adalah anemia defisiensi besi.
• Bila TIBC menurun, feritin meningkat atau normal dan besi sumsum tulang
positif maka anemia adalah akibat penyakit kronik.
• Bila kadar besi serum normal dan feritin normal maka lanjutkan
pemeriksaan elektro foresis HB dan ring sideroblastik dalam sumsum tulang.
• Bila hasil elektroforesis HB memperlihatkan Hba2 meningkat dan Hbf
meningkat maka maka jenis penyakitnya adalah talasemia beta.
• Bila ditemukan ring sideroblastik dalam sumsum tulang maka jenis
anemianya adalah anemia sideroblastik.
ANEMIA NORMOSITER NORMOKROM.
• Bila pada sediaan darah tepi ditemukan gambaran normositer normskrom
dengan MCV antara 80 – 95 fl dan MCH 27 – 34 pg dan ditemukan
retikulosit yang meningkat dan tanda hemolitik positif maka lakukan comb
tes .
• Bila hasil comb tes positif maka jenis anemianya adalh anemia hemolitik
autoimun.
• Bila hasil comb tes negative, riwayat penyakit keluarga positif maka anemia
adalah jenis anemia karena kelainan enzim (enzimopati), kelainan membrane
(membranopati), kelainan hemoglobin (hemoglobinopati).
• Bila hasil comb tes negative dan riwayat keluarga negative maka anemianya
adalah anemia mikroangiopati karena obat dan parasit.
• BIla retikulosit meningkat dan ada riwayat perdarah akut maka jenis anemia
adalah anemia paska perdarahan akut.
6
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 7/22
• Bila retikulosit normal atau menurun, sedangkan pada sumsusm tulang
ditemukan keadaan hipoplasi maka jenis anemia adalah anemia aplasti.
• Bila retikulosit normal atau menurun, dan ditemukan tumor ganas
hematologi ( leukemia, myeloma ) maka jenis anemia adalah leukemia akut
atau myeloma.
• Bila retikulosit normal atau menurun dan pada sumsum tulang ditemukan
displastik maka jenis anemia adalah anemia pada sindroma mielodisplastik.
• Bila retikulosit normal atau menurun dan pada sumsum tulang ditemukan
infiltrasi dan ada limpoma kangker maka jenis anemia adalah anemia
mieloplastik.
• Bila retikulosit normal atau menurun dan sumsum tulang normal kemudian
ditemukan adanya gangguanpada faal hepar, faal ginjal, faal tiroid dan
penyakit kronik maka jenis anemia yang timbul adalah anemia pada gagal
gnjal, penyakit hati kronik, hipotiroid dan penyakit kronik.
ANEMIA MAKROSITER.
• Bila pada sedian hapus ditemukan gambaran makrositer dan MCV > 95 fl
maka nilai retikulosit.
• Bila kadar retikulosit meningkat maka anemia yang terjadi adalah anemia
defisiensi asam folat, defisiensi B12 dalam terapi.
• Bila kadar retikulosit meningkat dan ada riwayat perdarahan akut maka jenis
anemia adalah anemia paska perdarahan akut.
• Bila kadar retikulosit normal atau menurun dan pada pemeriksaan sumsum
tulang ditemukan megaloblastik dan kadar B12 dan asam folat rendah maka
jenias anemianya adalah anemia defisiensi B12 dan defisiensi asam folat.
• Bila retikulosit normal atau menurun dan pada sumsum tulang tidak
ditemukan megaloblastik kemudian faal tiroid, faal hati teganggu dan ada
7
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 8/22
dysplasia maka jenis anemia adalah anemia pada hipotiroid, sindroma
mielodisplasia.
PATOFISIOLOGI DAN GEJALA ANEMIA.
Gejala umum anemia terjadi karena:
• Anoksia organ.
• Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut
oksigen.
Gejala umum anemia akan lebih jelas bila kadar HB < 7mg/dl.
Berat ringannya gejala anemia sangat ditentukan oleh:
• Derajat penurunan HB.
• Kecepatan penurunan HB.
• Usia.
• Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.
Gejala anemia dapat digolongkan menjadi 3 golongan:
• Gejala umum anemia.
• Gejala khas masing - masing anemia.
• Gejala penyakit dasar.
Gejala umum anemia.
Disebut sebagai sindroma anemia yang timbul sebagai akibat iskemik organ target serta akibat
mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar Hb.
Gejala akan terlihatv jelas apabila kadar Hb < 7g/dl.
Sindroma anemia terdiri dari:
• Rasa lemah.
• Lesuh.
• Cepat lelah.
8
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 9/22
• Telinga berdenging.
•
Mata berkunang kunang.
• Kaki terasa dingin.
• Sesak nafas.
• Dispesia.
Pada pemeriksaan fisik:Pasien tampak pucat yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak
tangan, dan jaringan dibawah kuku.
Sindroma anemia tidak spesifik karena dapat terjadi oleh penyakit lain diluar anemia dan tidak
sensitive karena timbul setelah penurunan kadar Hb yang berat (<7g/dl).
Gejala Khas Masing- Masing Anemia.
Pada anemia defisiensi besi dapat ditemukan :
• Dispagia.
• Atropi papil lidah.
• Stomatitis angularis.
• Koilonikea (kuku sendok)
Pada anemia megaloblastik dapat ditemukan:
• Glositis.
• Gangguan neurologi pada defisiensi Vit B 12.
Pada anemia hemolitik dapat ditemukan:
• Ikterus.
• Splenomegali.
9
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 10/22
• Hepatomegali.
Pada anemia aplasti dapat ditemukan:
• Pendarahan.
• Tanda tanda infeksi.
PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSTIK ANEMIA.
Pemeriksaan labor yang terdiri dari pemeriksaan:
• Pemeriksaan penyaring.
• Pemeriksaan darah seri anemia.
• Pemeriksaan sum-sum tulang.
• Pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan penyaring.
Berguna untuk mengarahkan diagnose lebih lanjut.
Pemeriksaan penyaring terdiri dari:• Pengukuran kadar Hb.
• Indeks eritrosit.
• Hapusan darah tepi.
Pemeriksaan dasar seri anemia terdiri dari:
• Hitung leukosit.
• Hitung trombosit.
• Hitung retikulosit.
• Laju endap darah.
• Pemeriksaan sum-sum tulang.
Akan memberikan informasi yang sangat berharga mengenai keadaan sistim hematopoitik.
10
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 11/22
Berguna untuk diagnose defenitif pada beberapa jenis anemia.
Pemeriksaan sum-sum tulang mutlak dilakukan pada:
• Anemia aplasti.
• Anemia megalobastik.
• Kelainan hematologic yang dapat mensupresi sistim eritropoitik.
Pemeriksaan kusus pada beberapa jenis anemia:
Pada anemia defisiensi Fe dilakukan pemeriksaan:
• Serum iron.
• TIBC.
• Saturasi transferin.
• Protoporpirin eritrosit.
• Feritin serum.
• Reseptor transferin.
• Pengecatan sum sum tulang (perls stain).
Pada anemia megaloblastik dilakukan pemeriksaan:
• Folat serum.
• Vitamin B12 serum.
• Tes supresi deoksiuridin.
• Tes skiling.
Pada anemia hemolitik dilakukan pemeriksaan:
• Bilirubin serum.
• Tes comb.
• Elektroforesis Hemoglobin.
11
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 12/22
Pada anemia aplastik dilakukan pemeriksaan:
• Biopsi sum-sum tulang.
Selain itu juga diperlukan pemeriksaan lain seperti:
• Faal hepar.
• Faal ginjal.
• Faal tiroid.
Dalam mendiagnosa anemia harus ada beberapa hal:
• Tentukan adanya anemia.
• Tentukan jenis anemia.
• Tentukan etiologi atau penyakit dasar anemia.
• Tentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang dapat mempengaruhi
hasil pengobatan.
Pendekatan diagnose anemia:
• Pendekatan tradisional.
• Pendekatan fungsional.
• Pendekatan marfologi.
• Pendekatan probabilitas.
Pendekatan tradisional didasarkan pada:
• Anamnesa.
• pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium.
Pendekatan fungsional didasarkan pada:
12
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 13/22
• Apakah anemia disebabkan karena penurunan produksi eritrosit di
sumsum tulang yang dapat dilihat dari penurunan angka retikulosit.
• Apakah anemia karena kehilangan darah atau hemolitik yang dapat
ditandai dengan peningkatan angka retikulosit.
Pendekatan probabilitas.
• berdasarkan data epidemiologi anemia pada suatu daerah.
Anemia yang sering ditemukan adalah:
• anemia defisiensi Besi,
• anemia karena penyakit kronik.
• talasemia.
Pada daerah tropic yang paling banyak adalah:
• anemia defisiensi besi.
•
anemia karena penyakait kronik.
• talasemia.
Pada wanita hamil yang sering adalah:
• anemia defisiensi asam folat .
• defisiensi besi.
Pada daerah yang endemic malaria sering ditemukan anemia karena panyakit malaria.Pendekatan klinik pada penderita anemia:
Dalam pendekatan klinik yang harus diperhatikan adalah:
• Kecepatan timbul penyakit.
• Berat ringan derajat anemia.
• Gejala yang menonjol.
Berdasarkan waktu munculnya penyakit:
13
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 14/22
Anemia yang berlansung cepat dalam beberapa hari sampai minggu ditemukan pada:
• Anemia karena perdarahan akut.
• Anemia hemolitik yang didapat seperti AIHA dan anemia hemolitik
intravascular karena reaksi transfusi serta episode hemolitik akibat
defisiensi G6PD.
• Anemia karena leukemia akut.
• Krisis aplastik pada anemia hemolitik kronik.
Anemia yang terjadi secara perlahan dapat ditemukan pada:
• Anemia defisiensi besi.
• Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B 12.
• Anemia akibat penyakit kronik.anemia hemolitik kronik yang bersifat
konggenital.
Berdasarkan beratnya anemia:
Beratnya suatu anemia dapat dijadikan petunjuk kearah etiologi.
Anemia berat biasanya disebabkan oleh:
• Anemia defisiensi besi.
• Anemia aplastik.
• Anemia pada leukemia akut.
• Anemia hemolitik didapat atau konggenital seperti talasemia mayor.
• Anemia paska pendarahan akut.
• Anemia pada penyakit GGK stadium terminal.
Anemia ringan sampai sedang disebabkan oleh:
• Anemia karena penyakit kronik.
• Anemia pada penyakit sistemik.
14
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 15/22
• Talasemia trait.
Pendekatan berdasarkan sifat gejala anemia:
Kalau gejala anemia yang lebih menonjol di banding penyakit dasar sering ditemukan pada:
• Anemia defisiensi besi.
• Anemia aplastik.
• Anemia hemolitik.
Pada anemia penyakit kronik dan anemia sekunder maka gejala yang menonjol adalah gejala
penyakit dasar.
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN TERAPI
PADA PASIEN ANEMIA.
• Terapi diberikan berdasarkan diagnosa defenitif.
• Tidak dianjurkan memberikan hematin tanpa indikasi yang jelas.
• Transfusi dapat diberikan pada pendarahan akut dengan adanya tanda
tanda gangguan hemodinamik, pada anemia kronik transfuse baru
diberikan bila anemia bersifat simtomatik dan adanya ancaman payah
jantung.
Pada anemia kronik darah yang diberikan adalah PRC bukan WB karena pada anemia kronik
sering ditemukan peningkatan volume vaskuler.
Untuk mencegah beban volume sesudah tranfusi maka dapat diberikan diuritik kerja cepat
sebelum transfusi darah di berikan.
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien Perempuan 64 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam bagian penyakit dalam
RSUD Lubuk Basung sejak 5 Februari 2012 dengan:
Keluhan Utama : BAB lunak dan sering sejak 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
15
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 16/22
• BAB lunak dan sering sejak 3 hari SMRS,Frekuensi 3-5 kali sehari,konsistensi
lunak,darah(+),lendir(+),warna kuning kecoklatan.
• Os mencret sejak 9 hari SMRS,pada 6 hari pertama os hanya berobat ke
mantri,kemudian os dibawa ke puskesmas,dirawat selama 3 hari dan mendapat terapi
metronidazol 3x1,loperamid,paracetamol.Tapi tidak ada perbaikan dan os dirujuk ke RS
• Mual(+) muntah(-)
• Demam (+) tidak tinggi,terus menerus.
• Perut pasien makin membesar sejak 10 hari terakhir
• Os Merasa Lemas dan lesu
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat pernah menderita penyakit kuning disangkal
• Riwayat DM(-),Riwayat Hipertensi(-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.
Riwayat Pekerjaan,Sosial,Ekonomi
Pasien adalah seorang IRT
Os mempunyai asupan gizi yang cukup
PEMERIKSAAN FISIK
-Kesadaran :CMC -Keadaan umum: sedang
-Tekanan Darah : 100/70 mmHg -Nadi : 84x/menit
-Nafas : 20x/menit -Suhu : 36,7 ⁰C
-Edema : (-) -Anemia : (+)
Kepala : Normocephal
Rambut : Beruban, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis, Sklera tidak iketrik,
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Tenggorokan : Tidak ada kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O
16
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 17/22
Kelenjar tiroid tidak membesar
Paru
Inspeksi : Statis simetris dan dinamis kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari madial LMCS RIC V
Perkusi : Batas Jantung
kanan : LSD
Atas : RIC II
kiri : 1 jari medial LMCS RIC V, luas 1 jari, kuat angkat
Auskultasi : Bunyi jantung murni, teratur, M1 > M2, P2 < A2,
Bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut membuncit, kolateral (-), sikatrik (-)Palpasi : Hepar lien sulit dinilai
Perkusi : Timpani,shifting dullness (+)
Auskultasi : Bising usus (+) N
Punggung : Costa Vertebrae Angle Nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Alat kelamin : Tidak diperiksa
Anus : Tidak diperiksa
Anggota Gerak : Akral hangat,refilling kapiler <2”,edema +/+
Laboratorium
05 – 02 – 2012
Hemoglobin : 6,2 gr/dl
Leukosit : 8.300 /mm³
Trombosit : 238.000 /mm³
Hematokrit : 22 %
Eritrosit : 2.180.000/mm3
17
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 18/22
Urinalisa
Warna : Kuning
Albumin : +
Bilirubin : -
Sedimen eritrosit : 0-1/LPB
Sedimen leukosit : 1-2/LPB
Slinder : 2-3/LPB
Kristal : 0-1/LPB
Epitel : 30-50/LPB
Kimia Klinik
Kreatinin : 1,9 mg/dl
SGOT : 73 U/L
SGPT : 38 U/L
Diagnosis Kerja
- Gastroenteritis Akut dengan dehidrasi ringan
- Anemia sedang ec suspect penyakit kronisTerapi ;
• Istirahat /Diet MB TKTP
• IVFD RL 6 jam/kolf
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Ranitidin 2x150 mg
• Neurodex 2x1
Follow up 6 Februari 2012
Anamnesis :-Perut membesar (+)
-BAB lunak,BAB hitam (-)
-Pucat(+)
Pemeriksaan Fisik :
18
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 19/22
KU : Sedang Kesadaran : CMC
TD : 110/70 mmhg Nadi : 72x/i
T : 36,40C Nafas : 16x/i
Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik
Perut : Membesar,Shifting dullness (+)
Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+
Anjuran :
-USG Abdomen
-Pemeriksaan lab Alb,glob
-Hematologi Lengkap
USG abdomen : Kesan Normal
Pemeriksaan lab :
Hematologi MCV : 99,5 fl
MCH :28,4 pg
MCHC:28,6%Kimia Klinik :
Total Protein :3,9 gr/dl
Albumin :3,2 gr/dl
Globulin :2,7 gr/dl
Bilirubin total :0,66 mg/dl
Bil direk :0,42 mg/dl
7 Februari 2012
Anamnesis :-Perut membesar (+)
-BAB lunak berkurang,BAB berdarah (+)
-Letih dan lesu
-Pucat(+)
Pemeriksaan Fisik :
19
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 20/22
KU : Sedang Kesadaran : CMC
TD : 120/70 mmhg Nadi : 80x/i
T : 36,80C Nafas : 20x/i
Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik
Perut : Membesar,Shifting dullness (+)
Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+
Pemeriksaan feces
Konsistensi : Lunak
Warna : Coklat
Lendir : +
Darah : +
Mikroskopis
Eritrosit : (+) 5-10
Leukosit : 3-5
Amoeba : (-)Telor cacing : (-)
Lemak : (-)
Terapi tambahan : Asam folat 1x5mg dan fe 3x200mg
8 Februari 2012
Anamnesis :-Perut membesar (+)
-BAB lunak(-),BAB berdarah (-)
-Letih dan lesu
-Pucat(+)
Pemeriksaan Fisik :
KU : Sedang Kesadaran : CMC
TD : 110/70 mmhg Nadi : 68x/i
T : 36,40C Nafas : 20x/i
Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik
Perut : Membesar,Shifting dullness (+)
20
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 21/22
Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+
9 Februari 2012
Anamnesis :-Perut membesar (+)
-BAB lunak(-),BAB berdarah (-)
-Letih dan lesu
-Pucat(+)
Pemeriksaan Fisik :
KU : Sedang Kesadaran : CMC
TD : 110/70 mmhg Nadi : 72x/i
T : 36,60C Nafas : 20x/i
Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik
Perut : Membesar,Shifting dullness (+)
Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+
DISKUSI
Telah dirawat seorang pasien perempuan berumur 64 tahun dengan diagnosis :
Gastroenteritis akut (GEA) dengan dehidrasi ringan dan anemia sedang dengan ec masih belum
jelas
Diagnosis GEA dan anemia sedang ditegakkan berdasarkan anamnesa BAB lunak dan sering
sejak 3 hari SMRS,Frekuensi 3 kali sehari,konsistensi lunak,darah(+),lendir(+),warna kuning
kecoklatan,terdapat mual dan juga demam yang tidak tinggi,os tampak pucat,lemah dan
lesu.Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,perut membuncit,shifting dullness
(+) dan pada ekstremitas ditemukan edema Pada pemeriksaan laboratorium di temukan
penurunan haemoglobin dan jumlah eritrosit
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah istirahat total dan makanan biasa tinggi kalori
tinggi protien. Serta diberikan pengganti cairan supaya tidak terjadi dehidrasi. Pemberian cairan
untuk saat ini diberikan RL 500 cc yang dihabiskan selama 6 jam, untuk sakit kepala dan
demam diberikan Paracetamol 500 mg sebanyak 3 kali sehari,Ranitidin 2x150mg untuk mual
pada pasien ini dan Neurodex .
21
5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 22/22
Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan hematologi lengkap didapatkan kesan pada pasien ini
terdapat anemia makrositer.Pada pemeriksaan USG yang dilakukan pada pasien ini didapatkan
kesan normal.Pada pemeriksaan Total protein didapatkan penurunan pada total protein dan
albumin.Pada pemeriksaan feses tidak ada ditemukan amoeba dan telor cacing.
Pada pasien ini keluhan BAB sudah tidak ada tetapi masih ada gejala anemia pada pasien
ini.Pada pasien ini sudah dianjurkan pemeriksaan retikulosit untuk mencari penyebab dari
anemia yang dialami oleh pasien ini dan mungkin akan dilaksanakan pemeriksaan BMP pada
pasien ini.
22