case reza lubas

22
 Case Report Session Anemia DEFENISI.  Anemia adalah Menurunya jumlah masa eritrosit yang dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup kejaringan perifer. Dalam prakteknya anemia merupakan suatu keadaan yang ditunjukan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. Anemia bukanlah suatu penyakit tersendiri tetapi merupakan gejala dari penyakit dasar. Dignosa anemia harus mencakup diagnose marfologi dan diagnosa etiologi.  KRITERIA ANE MIA. Para meter yang umum dipakai untuk menunjukan penurunan masa eritrosit adalah: Kadar HB. Hematokrit. Hitung eritrosit. Kriteria anemia menurut WHO Laki laki dewasa < 13 g/dl. Wanita dewasa tidak hamil < 12g/dl. Wanita hamil < 11g/dl. Para klinisi di Indonesia membuat batasan untuk anemia apabila HB < 10g/dl.  ETIOLOGI DAN K LASIFIKAS I ANEMIA. Pada dasarnya penyebab anemia adalah: Gangguan pembentukan eritrosit di sumsum tulang. Pendarahan. Proses penghancuran eritrosit yang berlebihan. 1

Upload: reza-febryan

Post on 18-Jul-2015

127 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 1/22

 

Case Report Session

Anemia

DEFENISI.

 Anemia adalah

Menurunya jumlah masa eritrosit yang dapat memenuhi fungsinya untuk membawa

oksigen dalam jumlah yang cukup kejaringan perifer.

Dalam prakteknya anemia merupakan suatu keadaan yang ditunjukan oleh penurunan kadar 

hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit.

Anemia bukanlah suatu penyakit tersendiri tetapi merupakan gejala dari penyakit dasar.

Dignosa anemia harus mencakup diagnose marfologi dan diagnosa etiologi.

 KRITERIA ANEMIA.

Para meter yang umum dipakai untuk menunjukan penurunan masa eritrosit adalah:

Kadar HB.

Hematokrit.

Hitung eritrosit.

Kriteria anemia menurut WHO

Laki – laki dewasa < 13 g/dl.

Wanita dewasa tidak hamil < 12g/dl.

Wanita hamil < 11g/dl.

Para klinisi di Indonesia membuat batasan untuk anemia apabila HB < 10g/dl.

 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI ANEMIA.

Pada dasarnya penyebab anemia adalah:

• Gangguan pembentukan eritrosit di sumsum tulang.

• Pendarahan.

• Proses penghancuran eritrosit yang berlebihan.

1

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 2/22

 

Berdasarkan morfologi anemia dapat dibagi menjadi 3:

• Anemia mikrositer hipokrom.

Bila kadar MCV < 80 fl.

MCH< 27 pg.

• Anemia normositer normokrom.

Bila kadar MCV antara 80 – 95 fl.

Kadar MCH antara 27 – 34pg.

• Anemia makrositer.

Bila kadar MCV > 95 fl.

Klasifikasi anemia menurut etio patogenesa adalah:

• Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum

tulang.

• Anemia akibat hemoragik.

• Anemia hemolitik.

•Anemia dengan penyebab yang tidak diketahui atau patogenesa yangkompleks.

I.Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang terdiri dari:

Anemia karena kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit.

Anemia karena gangguan penggunaan besi.

Anemia karena kerusakan sumsum tulang.

2

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 3/22

 

Anemia akibat kekurangan eritropoitin kronik.

I.1.Anemia karena kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit terdiri dari:

Anemia defisiensi besi.

Anemia defisiensi asam folat.

Anemia defisiensi vitamin B12.

I.2.Anemia karena gangguan paenggunaan besi terdiri dari.

Anemia akibat penyakit kronik.

Anemia sideroblastik.

I.3.Anemia karena kerusakan sumsum tulangterdiri dari:

• Anemia aplasti.

• Anemia mieloplasti.

• Anemia pada keganasan hematologi.

• Anemia pada diseritropoitik.

• Anemia pada sindroma mielodisplasia.

II.Anemia akibat hemoragik terdiri dari:

• Anemia paska perdarahan akut.

• Anemia akibat perdarahan kronik.

III.Anemia hemolitik terbagi atas:

Anemia hemlitik intra kospuskuler.

Anemia hemolitik ekstra kospuskuler.

III.1.Anemia hemolitik intra kospuskuler terdiri dari:

Anemia akibat gangguan membrane eritrosit (membranopati).

3

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 4/22

 

Gangguan enzim eritrosit (enzimopati) : terjadi karena defisiensi

enzim G6PD.

Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati) berupa talasemia dan

hemoglobinopati structural (HbS dan HbE).

III.2.Anemia hemolitik ekstra kospuskuler terdiri dari:

Anemia hemolitik autoimun .

Anemia hemolitik mikroangiopati.

Anemia hemolitik karena intoksikasi.

Klasifikasi anemia berdasarkan mrfologi:

I.Anemi mikrositer hipokrom terdiri dari:

• Anemia defisiensi besi.

• Talasemia mayor.

Anemia akibat penyakit kronik.

• Anemia sideroblastik.

II.Anemia normositik normokromterdiri dari:

• Anemia paska pendarhan akut.

• Anemia aplasti.

•Anemia hemolitik didapat.

• Anemia akibat penyakit kronok.

• Anemia pada penyakit ginjal kronik.

• Anemia pada sindroma mielodysplasia.

• Anemia pada keganasan hematologi.

III.Anemia makrositer terdiri dari:

4

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 5/22

 

• Bentuk megaloblastik 

Bentuk non-megaloblastik.

III.1.Anemia makrositik bentuk megaloblastik terdiri dari:

• Anemia defisiensi asam folat.

• Anemia defisiensi vitamin B 12.

• Anemia pernisiosa.

III.2.Anemia makrositer bentuk non megaloblastik terdiri dari:

• Anemia pada penyakit hati kronik.

• Anemia pada penyakit hipotiroid.

• Anemia pada sindroma mielodisplastik.

 ALGORITMA PENDEKATAN DIAGNOSA ANEMIA:

Bila ditemukan pasien anemia dengan Hb < 10g/dl maka ambil sediaan hapus darah tepi dan

nilai indek eritrosit dengan menghitung MCV, MCH, MCHC.

MCV merupakan volum eritrosit rata – rata.

MCV dapat dihitung dengan memakai rumus:

 MCV = HT ( vol% X 10 ) / JML ERITROSIT (juta/mm3 )

MCH merupakan hemoglobin eritrosit rata rata.

MCH dapat dihitung dengan rumus:

 MCH = hemoglobin (g/dl X 10)/jumlah eritrosit ( juta/mm3 )

MCHC merupakan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata- rata.

 MCHC = hemoglobin (g/dl X 100) / HT ( vol % )

ANEMIA MIKROSITER HIPOKROM.

• Bila gambaran darah tepi memperlihatkan mikrositer hipokrom dan MCV <

80 fl dan MCH < 27pg maka lanjutkan pemeriksaan kadar besi serum ( SI ).

5

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 6/22

 

• Bila kadar besi menurun maka lakukan penilaian terhadap TIBC dan feritin.

Bila kadarc TIBC meningkat, feritin menurun dan besi sumsum tulangnegative maka anemianya adalah anemia defisiensi besi.

• Bila TIBC menurun, feritin meningkat atau normal dan besi sumsum tulang

 positif maka anemia adalah akibat penyakit kronik.

• Bila kadar besi serum normal dan feritin normal maka lanjutkan

 pemeriksaan elektro foresis HB dan ring sideroblastik dalam sumsum tulang.

• Bila hasil elektroforesis HB memperlihatkan Hba2 meningkat dan Hbf 

meningkat maka maka jenis penyakitnya adalah talasemia beta.

• Bila ditemukan ring sideroblastik dalam sumsum tulang maka jenis

anemianya adalah anemia sideroblastik.

ANEMIA NORMOSITER NORMOKROM.

• Bila pada sediaan darah tepi ditemukan gambaran normositer normskrom

dengan MCV antara 80 – 95 fl dan MCH 27 – 34 pg dan ditemukan

retikulosit yang meningkat dan tanda hemolitik positif maka lakukan comb

tes .

• Bila hasil comb tes positif maka jenis anemianya adalh anemia hemolitik 

autoimun.

• Bila hasil comb tes negative, riwayat penyakit keluarga positif maka anemia

adalah jenis anemia karena kelainan enzim (enzimopati), kelainan membrane

(membranopati), kelainan hemoglobin (hemoglobinopati).

• Bila hasil comb tes negative dan riwayat keluarga negative maka anemianya

adalah anemia mikroangiopati karena obat dan parasit.

• BIla retikulosit meningkat dan ada riwayat perdarah akut maka jenis anemia

adalah anemia paska perdarahan akut.

6

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 7/22

 

• Bila retikulosit normal atau menurun, sedangkan pada sumsusm tulang

ditemukan keadaan hipoplasi maka jenis anemia adalah anemia aplasti.

• Bila retikulosit normal atau menurun, dan ditemukan tumor ganas

hematologi ( leukemia, myeloma ) maka jenis anemia adalah leukemia akut

atau myeloma.

• Bila retikulosit normal atau menurun dan pada sumsum tulang ditemukan

displastik maka jenis anemia adalah anemia pada sindroma mielodisplastik.

• Bila retikulosit normal atau menurun dan pada sumsum tulang ditemukan

infiltrasi dan ada limpoma kangker maka jenis anemia adalah anemia

mieloplastik.

• Bila retikulosit normal atau menurun dan sumsum tulang normal kemudian

ditemukan adanya gangguanpada faal hepar, faal ginjal, faal tiroid dan

 penyakit kronik maka jenis anemia yang timbul adalah anemia pada gagal

gnjal, penyakit hati kronik, hipotiroid dan penyakit kronik.

ANEMIA MAKROSITER.

• Bila pada sedian hapus ditemukan gambaran makrositer dan MCV > 95 fl

maka nilai retikulosit.

• Bila kadar retikulosit meningkat maka anemia yang terjadi adalah anemia

defisiensi asam folat, defisiensi B12 dalam terapi.

• Bila kadar retikulosit meningkat dan ada riwayat perdarahan akut maka jenis

anemia adalah anemia paska perdarahan akut.

• Bila kadar retikulosit normal atau menurun dan pada pemeriksaan sumsum

tulang ditemukan megaloblastik dan kadar B12 dan asam folat rendah maka

 jenias anemianya adalah anemia defisiensi B12 dan defisiensi asam folat.

• Bila retikulosit normal atau menurun dan pada sumsum tulang tidak 

ditemukan megaloblastik kemudian faal tiroid, faal hati teganggu dan ada

7

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 8/22

 

dysplasia maka jenis anemia adalah anemia pada hipotiroid, sindroma

mielodisplasia.

PATOFISIOLOGI DAN GEJALA ANEMIA.

Gejala umum anemia terjadi karena:

• Anoksia organ.

• Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut

oksigen.

Gejala umum anemia akan lebih jelas bila kadar HB < 7mg/dl.

Berat ringannya gejala anemia sangat ditentukan oleh:

• Derajat penurunan HB.

• Kecepatan penurunan HB.

• Usia.

• Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya.

Gejala anemia dapat digolongkan menjadi 3 golongan:

• Gejala umum anemia.

• Gejala khas masing - masing anemia.

• Gejala penyakit dasar.

Gejala umum anemia.

Disebut sebagai sindroma anemia yang timbul sebagai akibat iskemik organ target serta akibat

mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar Hb.

Gejala akan terlihatv jelas apabila kadar Hb < 7g/dl.

Sindroma anemia terdiri dari:

• Rasa lemah.

• Lesuh.

• Cepat lelah.

8

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 9/22

 

• Telinga berdenging.

Mata berkunang kunang.

• Kaki terasa dingin.

• Sesak nafas.

• Dispesia.

Pada pemeriksaan fisik:Pasien tampak pucat yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak 

tangan, dan jaringan dibawah kuku.

Sindroma anemia tidak spesifik karena dapat terjadi oleh penyakit lain diluar anemia dan tidak 

sensitive karena timbul setelah penurunan kadar Hb yang berat (<7g/dl).

Gejala Khas Masing- Masing Anemia.

Pada anemia defisiensi besi dapat ditemukan :

• Dispagia.

• Atropi papil lidah.

• Stomatitis angularis.

• Koilonikea (kuku sendok)

Pada anemia megaloblastik dapat ditemukan:

• Glositis.

• Gangguan neurologi pada defisiensi Vit B 12.

Pada anemia hemolitik dapat ditemukan:

• Ikterus.

• Splenomegali.

9

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 10/22

 

• Hepatomegali.

Pada anemia aplasti dapat ditemukan:

• Pendarahan.

• Tanda tanda infeksi.

 PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSTIK ANEMIA.

Pemeriksaan labor yang terdiri dari pemeriksaan:

• Pemeriksaan penyaring.

• Pemeriksaan darah seri anemia.

• Pemeriksaan sum-sum tulang.

• Pemeriksaan khusus.

Pemeriksaan penyaring.

Berguna untuk mengarahkan diagnose lebih lanjut.

Pemeriksaan penyaring terdiri dari:• Pengukuran kadar Hb.

• Indeks eritrosit.

• Hapusan darah tepi.

Pemeriksaan dasar seri anemia terdiri dari:

• Hitung leukosit.

• Hitung trombosit.

• Hitung retikulosit.

• Laju endap darah.

• Pemeriksaan sum-sum tulang.

Akan memberikan informasi yang sangat berharga mengenai keadaan sistim hematopoitik.

10

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 11/22

 

Berguna untuk diagnose defenitif pada beberapa jenis anemia.

Pemeriksaan sum-sum tulang mutlak dilakukan pada:

• Anemia aplasti.

• Anemia megalobastik.

• Kelainan hematologic yang dapat mensupresi sistim eritropoitik.

Pemeriksaan kusus pada beberapa jenis anemia:

Pada anemia defisiensi Fe dilakukan pemeriksaan:

• Serum iron.

• TIBC.

• Saturasi transferin.

• Protoporpirin eritrosit.

• Feritin serum.

• Reseptor transferin.

• Pengecatan sum sum tulang (perls stain).

Pada anemia megaloblastik dilakukan pemeriksaan:

• Folat serum.

• Vitamin B12 serum.

• Tes supresi deoksiuridin.

• Tes skiling.

Pada anemia hemolitik dilakukan pemeriksaan:

• Bilirubin serum.

• Tes comb.

• Elektroforesis Hemoglobin.

11

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 12/22

 

Pada anemia aplastik dilakukan pemeriksaan:

• Biopsi sum-sum tulang.

Selain itu juga diperlukan pemeriksaan lain seperti:

• Faal hepar.

• Faal ginjal.

• Faal tiroid.

Dalam mendiagnosa anemia harus ada beberapa hal:

• Tentukan adanya anemia.

• Tentukan jenis anemia.

• Tentukan etiologi atau penyakit dasar anemia.

• Tentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang dapat mempengaruhi

hasil pengobatan.

Pendekatan diagnose anemia:

• Pendekatan tradisional.

• Pendekatan fungsional.

• Pendekatan marfologi.

• Pendekatan probabilitas.

Pendekatan tradisional didasarkan pada:

• Anamnesa.

•  pemeriksaan fisik.

• Pemeriksaan laboratorium.

Pendekatan fungsional didasarkan pada:

12

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 13/22

 

• Apakah anemia disebabkan karena penurunan produksi eritrosit di

sumsum tulang yang dapat dilihat dari penurunan angka retikulosit.

• Apakah anemia karena kehilangan darah atau hemolitik yang dapat

ditandai dengan peningkatan angka retikulosit.

Pendekatan probabilitas.

•  berdasarkan data epidemiologi anemia pada suatu daerah.

Anemia yang sering ditemukan adalah:

• anemia defisiensi Besi,

• anemia karena penyakit kronik.

• talasemia.

Pada daerah tropic yang paling banyak adalah:

• anemia defisiensi besi.

anemia karena penyakait kronik.

• talasemia.

Pada wanita hamil yang sering adalah:

• anemia defisiensi asam folat .

• defisiensi besi.

Pada daerah yang endemic malaria sering ditemukan anemia karena panyakit malaria.Pendekatan klinik pada penderita anemia:

Dalam pendekatan klinik yang harus diperhatikan adalah:

• Kecepatan timbul penyakit.

• Berat ringan derajat anemia.

• Gejala yang menonjol.

Berdasarkan waktu munculnya penyakit:

13

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 14/22

 

Anemia yang berlansung cepat dalam beberapa hari sampai minggu ditemukan pada:

• Anemia karena perdarahan akut.

• Anemia hemolitik yang didapat seperti AIHA dan anemia hemolitik 

intravascular karena reaksi transfusi serta episode hemolitik akibat

defisiensi G6PD.

• Anemia karena leukemia akut.

• Krisis aplastik pada anemia hemolitik kronik.

Anemia yang terjadi secara perlahan dapat ditemukan pada:

• Anemia defisiensi besi.

• Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B 12.

• Anemia akibat penyakit kronik.anemia hemolitik kronik yang bersifat

konggenital.

Berdasarkan beratnya anemia:

Beratnya suatu anemia dapat dijadikan petunjuk kearah etiologi.

Anemia berat biasanya disebabkan oleh:

• Anemia defisiensi besi.

• Anemia aplastik.

• Anemia pada leukemia akut.

• Anemia hemolitik didapat atau konggenital seperti talasemia mayor.

• Anemia paska pendarahan akut.

• Anemia pada penyakit GGK stadium terminal.

Anemia ringan sampai sedang disebabkan oleh:

• Anemia karena penyakit kronik.

• Anemia pada penyakit sistemik.

14

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 15/22

 

• Talasemia trait.

Pendekatan berdasarkan sifat gejala anemia:

Kalau gejala anemia yang lebih menonjol di banding penyakit dasar sering ditemukan pada:

• Anemia defisiensi besi.

• Anemia aplastik.

• Anemia hemolitik.

Pada anemia penyakit kronik dan anemia sekunder maka gejala yang menonjol adalah gejala

 penyakit dasar.

 BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN TERAPI 

 PADA PASIEN ANEMIA.

• Terapi diberikan berdasarkan diagnosa defenitif.

• Tidak dianjurkan memberikan hematin tanpa indikasi yang jelas.

• Transfusi dapat diberikan pada pendarahan akut dengan adanya tanda

tanda gangguan hemodinamik, pada anemia kronik transfuse baru

diberikan bila anemia bersifat simtomatik dan adanya ancaman payah

 jantung.

Pada anemia kronik darah yang diberikan adalah PRC bukan WB karena pada anemia kronik 

sering ditemukan peningkatan volume vaskuler.

Untuk mencegah beban volume sesudah tranfusi maka dapat diberikan diuritik kerja cepat

sebelum transfusi darah di berikan.

ILUSTRASI KASUS

Seorang pasien Perempuan 64 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam bagian penyakit dalam

RSUD Lubuk Basung sejak 5 Februari 2012 dengan:

Keluhan Utama : BAB lunak dan sering sejak 3 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:

15

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 16/22

 

• BAB lunak dan sering sejak 3 hari SMRS,Frekuensi 3-5 kali sehari,konsistensi

lunak,darah(+),lendir(+),warna kuning kecoklatan.

• Os mencret sejak 9 hari SMRS,pada 6 hari pertama os hanya berobat ke

mantri,kemudian os dibawa ke puskesmas,dirawat selama 3 hari dan mendapat terapi

metronidazol 3x1,loperamid,paracetamol.Tapi tidak ada perbaikan dan os dirujuk ke RS

• Mual(+) muntah(-)

• Demam (+) tidak tinggi,terus menerus.

• Perut pasien makin membesar sejak 10 hari terakhir 

• Os Merasa Lemas dan lesu

Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat pernah menderita penyakit kuning disangkal

• Riwayat DM(-),Riwayat Hipertensi(-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

Riwayat Pekerjaan,Sosial,Ekonomi

Pasien adalah seorang IRT

Os mempunyai asupan gizi yang cukup

PEMERIKSAAN FISIK 

-Kesadaran :CMC -Keadaan umum: sedang

-Tekanan Darah : 100/70 mmHg -Nadi : 84x/menit

-Nafas : 20x/menit -Suhu : 36,7 ⁰C

-Edema : (-) -Anemia : (+)

Kepala : Normocephal

Rambut : Beruban, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva anemis, Sklera tidak iketrik,

Telinga : Tidak ada kelainan

Hidung : Tidak ada kelainan

Tenggorokan : Tidak ada kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O

16

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 17/22

 

Kelenjar tiroid tidak membesar 

Paru

Inspeksi : Statis simetris dan dinamis kiri = kanan

Palpasi : Fremitus kiri = kanan

Perkusi : Sonor kiri = kanan

Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari madial LMCS RIC V

Perkusi : Batas Jantung

kanan : LSD

Atas : RIC II

kiri : 1 jari medial LMCS RIC V, luas 1 jari, kuat angkat

Auskultasi : Bunyi jantung murni, teratur, M1 > M2, P2 < A2,

Bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut membuncit, kolateral (-), sikatrik (-)Palpasi : Hepar lien sulit dinilai

Perkusi : Timpani,shifting dullness (+)

Auskultasi : Bising usus (+) N

Punggung : Costa Vertebrae Angle Nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

Alat kelamin : Tidak diperiksa

Anus : Tidak diperiksa

Anggota Gerak : Akral hangat,refilling kapiler <2”,edema +/+

Laboratorium

05 – 02 – 2012

Hemoglobin : 6,2 gr/dl

Leukosit : 8.300 /mm³

Trombosit : 238.000 /mm³

Hematokrit : 22 %

Eritrosit : 2.180.000/mm3

17

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 18/22

 

Urinalisa

Warna : Kuning

Albumin : +

Bilirubin : -

Sedimen eritrosit : 0-1/LPB

Sedimen leukosit : 1-2/LPB

Slinder : 2-3/LPB

Kristal : 0-1/LPB

Epitel : 30-50/LPB

Kimia Klinik 

Kreatinin : 1,9 mg/dl

SGOT : 73 U/L

SGPT : 38 U/L

Diagnosis Kerja

- Gastroenteritis Akut dengan dehidrasi ringan

- Anemia sedang ec suspect penyakit kronisTerapi ;

• Istirahat /Diet MB TKTP

• IVFD RL 6 jam/kolf 

• Ciprofloxacin 2x500 mg

• Paracetamol 3 x 500 mg

• Ranitidin 2x150 mg

•  Neurodex 2x1

Follow up 6 Februari 2012

Anamnesis :-Perut membesar (+)

-BAB lunak,BAB hitam (-)

-Pucat(+)

Pemeriksaan Fisik :

18

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 19/22

 

KU : Sedang Kesadaran : CMC

TD : 110/70 mmhg Nadi : 72x/i

T : 36,40C Nafas : 16x/i

Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik 

Perut : Membesar,Shifting dullness (+)

Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+

Anjuran :

-USG Abdomen

-Pemeriksaan lab Alb,glob

-Hematologi Lengkap

USG abdomen : Kesan Normal

Pemeriksaan lab :

Hematologi MCV : 99,5 fl

MCH :28,4 pg

MCHC:28,6%Kimia Klinik :

Total Protein :3,9 gr/dl

Albumin :3,2 gr/dl

Globulin :2,7 gr/dl

Bilirubin total :0,66 mg/dl

Bil direk :0,42 mg/dl

7 Februari 2012

Anamnesis :-Perut membesar (+)

-BAB lunak berkurang,BAB berdarah (+)

-Letih dan lesu

-Pucat(+)

Pemeriksaan Fisik :

19

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 20/22

 

KU : Sedang Kesadaran : CMC

TD : 120/70 mmhg Nadi : 80x/i

T : 36,80C Nafas : 20x/i

Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik 

Perut : Membesar,Shifting dullness (+)

Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+

Pemeriksaan feces

Konsistensi : Lunak  

Warna : Coklat

Lendir : +

Darah : +

Mikroskopis

Eritrosit : (+) 5-10

Leukosit : 3-5

Amoeba : (-)Telor cacing : (-)

Lemak : (-)

Terapi tambahan : Asam folat 1x5mg dan fe 3x200mg

8 Februari 2012

Anamnesis :-Perut membesar (+)

-BAB lunak(-),BAB berdarah (-)

-Letih dan lesu

-Pucat(+)

Pemeriksaan Fisik :

KU : Sedang Kesadaran : CMC

TD : 110/70 mmhg Nadi : 68x/i

T : 36,40C Nafas : 20x/i

Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik 

Perut : Membesar,Shifting dullness (+)

20

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 21/22

 

Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+

9 Februari 2012

Anamnesis :-Perut membesar (+)

-BAB lunak(-),BAB berdarah (-)

-Letih dan lesu

-Pucat(+)

Pemeriksaan Fisik :

KU : Sedang Kesadaran : CMC

TD : 110/70 mmhg Nadi : 72x/i

T : 36,60C Nafas : 20x/i

Mata : Konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik 

Perut : Membesar,Shifting dullness (+)

Ekstremitas : Edema +/+ ,Pitting +/+

DISKUSI

Telah dirawat seorang pasien perempuan berumur 64 tahun dengan diagnosis :

Gastroenteritis akut (GEA) dengan dehidrasi ringan dan anemia sedang dengan ec masih belum

 jelas

Diagnosis GEA dan anemia sedang ditegakkan berdasarkan anamnesa BAB lunak dan sering

sejak 3 hari SMRS,Frekuensi 3 kali sehari,konsistensi lunak,darah(+),lendir(+),warna kuning

kecoklatan,terdapat mual dan juga demam yang tidak tinggi,os tampak pucat,lemah dan

lesu.Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,perut membuncit,shifting dullness

(+) dan pada ekstremitas ditemukan edema Pada pemeriksaan laboratorium di temukan

 penurunan haemoglobin dan jumlah eritrosit

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah istirahat total dan makanan biasa tinggi kalori

tinggi protien. Serta diberikan pengganti cairan supaya tidak terjadi dehidrasi. Pemberian cairan

untuk saat ini diberikan RL 500 cc yang dihabiskan selama 6 jam, untuk sakit kepala dan

demam diberikan Paracetamol 500 mg sebanyak 3 kali sehari,Ranitidin 2x150mg untuk mual

 pada pasien ini dan Neurodex .

21

5/15/2018 Case Reza Lubas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-reza-lubas 22/22

 

Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan hematologi lengkap didapatkan kesan pada pasien ini

terdapat anemia makrositer.Pada pemeriksaan USG yang dilakukan pada pasien ini didapatkan

kesan normal.Pada pemeriksaan Total protein didapatkan penurunan pada total protein dan

albumin.Pada pemeriksaan feses tidak ada ditemukan amoeba dan telor cacing.

Pada pasien ini keluhan BAB sudah tidak ada tetapi masih ada gejala anemia pada pasien

ini.Pada pasien ini sudah dianjurkan pemeriksaan retikulosit untuk mencari penyebab dari

anemia yang dialami oleh pasien ini dan mungkin akan dilaksanakan pemeriksaan BMP pada

 pasien ini.

22