bimbingan mpo dr sutoto april 2013
DESCRIPTION
bimbingan mpo dr surotoTRANSCRIPT
Sutoto KARS 2
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.KesJABATAN SEKARANG:
Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014 Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-
2012/ 2012-2015 Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-
2012/2012-2015 Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata NasionalPENDIDIKAN:
1. SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro 2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada 3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
PENGALAMAN KERJA Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998 Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979 Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992 Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001 Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005 Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010 Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Sept 2010)
UU RS (PS 15) KEFARMASIAN
(1) Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau
(2) Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pelayanan kefarmasian
(3) Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu
(4) Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit harus wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan Pemerintah
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Sutoto.KARS 6
3. Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Unit Kompetensi
3.1. Mampu Melakukan Penilaian Resep Unit Kompetensi
3.2. Mampu Melakukan Evaluasi Obat yang Diresepkan Unit Kompetensi
3.3. Mampu Melakukan Penyiapan dan Penyerahan Obat Yang Diresepkan
Sutoto.KARS 7
ORDERING ERROR TRANSCRIBING ERROR DISPENSING ERROR ADMINISTERING ERROR
Medication Error
Sutoto.KARS 10
TERMINOLOGI KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Kejadian tidak diharapkan / KTD (Adverse Event), pada pemberian obat Adverse Drug Event), contoh: Pemberian obat pada orang yang salah
2. Reaksi obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Reaction), contoh: Steven Johnson Syndrom
3. Efek obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Effect) , contoh: Mengantuk pada penggunaan CTM meningkatkan risiko jatuh
Sutoto.KARS 14
ORGANISASI DAN MANAJEMEN : Standar MPO.1
Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan peraturan yg berlaku dan diorganisir secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien
Regulasi RS :1. Kebijakan pelayanan farmasi lengkap2. Kebijakan Pedoman pengorganisasian farmasi,
struktur organisaasi, uraian tugas masing-masing staf
3. Pedoman pelayanan farmasi Dokumen Implementasi: Formularium RS & Sumber info obat di unit
pelayanan Bukti review system manajemen obat
Sutoto.KARS 15
REVIEW TAHUNAN OBAT Review tahunan mengumpulkan semua informasi dan
pengalaman berhubungan dengan manajemen pengobatan
Data untuk review : Masalah yang terkait dengan
Seleksi dan pengadaan obat Penyimpanan Pemesanan/peresepan dan pencatatan (transcribe) Persiapan (preparing) dan penyaluran (dispensing) Pemberian dan pemantauan
Monitoring sebagai hasil perubahan di dalam formularium (formulary), seperti penambahan dan pengurangan obat
Monitoring kesalahan obat dan KNC (near misses) Pertimbangan untuk praktek berbasis bukti (EBM) yang
baru
Sutoto.KARS 17
Regulasi RS : Pedoman pengorganisasian farmasi
(uraian jabatan supervisor) SK pengangkatan Ka instalasi
Farmasi (STRA dan SIPA lengkap)
Dokumen Implementasi Catatan supervisi
Standar MPO.1.1 Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yg terlatih mensupervisi yan farmasi
Sutoto.KARS 18
SELEKSI DAN PENGADAAN OBAT
Maksud dan tujuan MPO2 1. Rumah sakit harus memiliki dan mengembangkan
formularium obat dan terapi
2. Penyusunan formularium obat: 1. Proses kolaboratif2. Mempertimbangkan kebutuhan dan keselamatan pasien serta
kondisi ekonomisnya. 3. Bila terjadi kehabisan obat (karena terlambatnya
pengiriman, stok nasional kurang dll) yang tidak diantisipasi dalam pengendalian inventaris yang normal harus ada suatu proses untuk mengingatkan para pembuat resep tentang kekurangan obat tersebut dan saran substitusinya
Sutoto.KARS 20
Standar MPO.2 Obat dengan cara seleksi yg
benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, sudah ada di stok atau sudah tersedia.
Standar MPO.2 Obat dengan cara seleksi yg benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, sudah ada di stok atau sudah tersedia.
Sutoto.KARS 22
Regulasi : Kebijakan pengawasan penggunaan obat dan
pengamanan obat SK Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
Dokumen implementasi : Kriteria menambah dan mengurangi obat dalam
formularium Form usulan obat baru Form monitoring penggunaan obat baru dan KTD Proses revisi formularium (minimal setahun sekali)
dan Notulen rapat
Standar MPO.2.1. Ada metode untuk mengawasi daftar obat yang tersedia dan penggunaan obat di rumah sakit
Sutoto.KARS 23
CONTOH KRITERIA PEMILIHAN OBAT UNTUK MASUK FORMULARIUM:
1. Mengutamakan penggunaan obat generik.2. Perbandingan obat generik : original: me too= x:y:z3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita.4. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.5. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.6. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan 7. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh
pasien8. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang
tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.9. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan
aman (evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan, dengan harga yang terjangkau
Sutoto.KARS 24
Contoh Kriteria Penghapusan Obat :
Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi.
Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila pada 3 (tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut dikeluarkan dari buku formularium.
Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.
Sutoto.KARS 26
REGULASI SPO bila persediaan obat/stok kosong SPO bila farmasi tutup/persediaan obat
terkunci Dokumen implementasi : Buku catatan dan Formulir permintaan
obat/alkes bila stok kosong/tidak tersedia di RS
Standar MPO.2.2 RS Dapat Segera Memperoleh Obat Yg Tidak Ada Dlm Stok Atau Yg Normal Tersedia Atau Sewkt-wkt Bilamana Farmasi Tutup
Sutoto.KARS 27
Unit Anestesi, radiologi, diagnostic imaging, kardiologi, radiation oncology dan pelayanan lain yang berisiko tinggi: RS harus memiliki perencanaan pengadaan obat dan alkes dalam keadaan biasa dan keadaan darurat (bila persediaan kosong)
Staf Memahami: Tentang alat, perbekalan dan obat yang harus ada/disyaratkan
atau direkomendasikan, untuk memberikan pelayanan terencana Rekomendasi peralatan, perbekalan, dan obat dapat berasal dari
: Lembaga pemerintah Organisasi profesi anestesi nasional atau internasional Sumber lain yang berwenang
Lihat TKP 3.2.1
Sutoto.KARS 28
Elemen Penilaian MPO.3
1. Obat disimpan dalam kondisi yg sesuai bagi stabilitas produk.2. Bahan yg terkontrol dilaporkan secara akurat sesuai UU dan
peraturan yg berlaku 3. Obat dan bahan kimia yg digunakan untuk menyiapkan obat
diberi label secara akurat untuk isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan
4. Seluruh tempat pernyimpanan obat diinspeksi secara berkala sesuai kebijakan RS untuk memastikan obat disimpan secara benar
5. Kebijakan RS menjabarkan cara identifikasi dan penyimpanan obat yg dibawa oleh pasien
PENYIMPANAN Standar MPO.3 Obat disimpan dengan baik dan aman.
Sutoto.KARS 29
Regulasi : Pedoman penyimpanan obat lengkap untuk masing
masing area penyimpanan Kebijakan pelabelan obat obat dan bahan kimia yang
digunakan menyiapkan obat Kebijakan pelaporan obat dari unit Dokumen implementasi : Laporan narkotik & psikotropik Bukti pelabelan obat dan bahan kimia yang digunakan
menyiapkan obat Dokumen/catatan inspeksi berkala Formulir rekonsiliasi obat yang dibawa dari rumah
PENYIMPANAN Standar MPO.3 Obat disimpan dengan baik dan aman.
Sutoto.KARS 30
Contoh Kebijakan Umum Penyimpanan Perbekalan Farmasi
Kebijakan Penyimpanan Obat RS XYZ: Disesuaikan dengan bentuk Sediaan dan jenisnya, suhu
penyimpanan dan stabilitasnya,sifat bahan, danketahanan terhadap Cahaya (lihat petunjuk penyimpanan masing-masing obat
Obat disusun alphabetis Sistem FIFO (First in first out} atau FEFO( first expired first
out) Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk
mempersiapkan obat diberi label: isi, tanggal kadaluwarsa dan peringatan
Elektrolit pekat konsentrat dilarang disimpan di unit pelayanan
Unit tertentu yang dapat menyimpan elektrolit konsentrat harus dilengkapi dengan SPO Khusus untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati
Obat high alert diberi stiker HIGH ALERT, obat NORUM/LASA diberi stiker NORUM/LASA
Obat yang dibawa pasien dari rumah harus dicatat dalam formulir rekonsiliasi obat dan disimpan di ……………
Sutoto.KARS 34
CONTOHLASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
TALLMAN LETTERING hidraALAzine ceREBYx vinBLASTine chlorproPAMID
E glipiZIde DAUNOrubicin
e
hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde dOXOrubicine
Aoccdrnig to a rscheearch at Cmabrigde Uinervtisy, it deosn't mttaer in waht oredr the ltteers in a wrod are, the olny iprmoetnt tihng is taht the frist and lsat ltteer be at the rghit pclae. The rset can be a toatl mses and you can sitll raed it wouthit porbelm. Tihs is bcuseae the huamn mnid deos not raed ervey lteter by istlef, but the wrod as a wlohe.
UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PENANGAN OBAT LASA
TallMan Lettering: Smart Pumps, Automated Dispensing
Cabinets, Medication Administration Record, Central pharmacy, Storeroom, IV room and satellites
Labelling similar products Example: Ephedrine and Promethazine
Sutoto.KARS 47
DAFTAR OBAT HIGH ALERTOBAT SPESIFIK
1 Amiodarone IV2 Colcichine Injection3 Heparin, Low moluculer weigt injection4 Heparin Unfractionated IV5 Insulin SC dan IV6 Lidocaine IV7 Magnesium SUlfat Injecion 8 Methotrxate oral non oncologic use9 Netiride10 Nitroprusside sodium for injection11 Potasium Cloride for injection concentrate12 Potasium Phospate injection13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%14 Warfarin
HIGH ALERT
Sutoto.KARS 48
KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT DEFINISI:
Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN :1. Setiap unit yan obat harus punya daftar obat
high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 49
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat
lainnya dan diberi stiker high alert5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam
lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan double check kepada perawat lain untuk memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis , rute, waktu)
7. Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan
HIGH ALERT
Sutoto.KARS 52
Contoh Pedoman Penyimpanan Perbekalan Farmasi
Penyimpaan Pebekalan Farmasi Umum: Simpan sesuai ketentuan dalam standar yan far
Bahan berbahaya : Simpan dalam tempat terpisah Tersedia APR/pemadam api Diberi label sesuaikan dengan klasifikasi B3
Gas Medis: Disimpan terpisah dari tempat perbekalan farmasi Bebas dari sumber api Ventilasi harus baik
Obat Narkotika: Disimpan dalam lemari khusus dengan pintu ganda dan
terkunci
Sutoto.KARS 53
Tanggal
Nama obat Dosis/frekuensi
berapa lama Alasan makan obat
Berlanjut saat rawat inap ?
Ya tidak
1.2.3.4.
Contoh :Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah
Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi
Seberapa berat alerginya?R=ringanS=SedangB=Berat
Reaksi alreginya
Label identitas pasienRekonsiliasi Obat – daftar obat dibawa dari rumah
Semua jenis obat ; obat resep, bebas, herbal atau tcm yg dibawa dari rumah
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIUDiadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Sutoto.KARS 54
Elemen Penilaian MPO.3.1
1. Kebijakan RS menjabarkan cara penyimpanan yg tepat bagi produk nutrisi
2. Kebijakan cara penyimpanan obat radioaktif, untuk keperluan investigasi dan sejenisnya
3. Kebijakan cara obat sample disimpan dan dikendalikan
4. Semua penyimpanan sesuai dengan kebijakan RS.
Standar MPO.3.1 Kebijakan RS mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia
Sutoto.KARS 55
Standar MPO.3.1 Kebijakan RS mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia
Regulasi : Pedoman pelayanan tentang
penyimpanan produk nutrisi, radioaktif dan obat sample
SPO penyimpanan produk nutrisi, SPO penyimpanan radioaktif SPO penyimpanan obat sampelImplementasi: Penyimpanan sesuai kebijakan dan
SPO
Sutoto.KARS 56
Standar MPO.3.2
Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi. Elemen Penilaian MPO.3.2
1. Obat emergensi tersedia dlm unit dimana akan diperlukan atau dpt terakses segera dalam RS untuk memenuhi kebutuhan yg bersifat emergensi
2. Kebijakan RS mengarahkan bagaimana obat emergensi disimpan, dilindungi dari kehilangan atau pencurian
3. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat setelah digunakan, kadaluwarsa atau rusak
Sutoto.KARS 57
Regulasi Kebijakan penyimpanan obat emergensi,
standar obat emergensi di masing-masing unit.
SPO penyimpanan obat emergensi di masing-masing unit
SPO penggantian obat emergensi yang rusak atau kadaluarsa
Dokumen Implementasi: Catatan supervisi/penggantian obat
emergensi
Standar MPO.3.2 Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi.
Sutoto.KARS 58
Regulasi Kebijakan penyimpanan obat emergensi dan
standar obat emergensi di masing-masing unit.
SPO penyimpanan obat emergensi di masing-masing unit
SPO penggantian obat emergensi yang rusak atau kadaluarsa
Dokumen Implementasi: Catatan supervise/penggantian obat
emergensi
Standar MPO.3.2 Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi.
Sutoto.KARS 59
Contoh: Kebijakan Penyimpanan Obat Emergensi
Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT EMERGENSI
Akses terdekat dan selalu siap pakai . Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no
register Isi sesuai standar di masing-masing unit Tidak boleh dicampur obat lain Dipakai hanya untuk emergensi saja dan
sesudah akai harus melaporkan untuk segera diganti
Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsa
Sutoto.KARS 62
Elemen Penilaian MPO.3.3 1. Ada sistem penarikan obat 2. . Kebijakan dan prosedur mengatur setiap
penggunaan obat yang diketahui kadaluwarsa atau ketinggalan jaman
3. Kebijakan dan prosedur mengatur pemusnahan obat yang diketahui kadaluwarsa atau ketinggalan jaman
4. Kebijakan diimplementasikan
Standar MPO.3.3
RS mempunyai sistem penarikan (recall) obat
Sutoto.KARS 63
Regulasi : Kebijakan penarikan obat Kebijakan pengelolaan obat
kadaluarsa Pedoman / prosedur pelayanan
tentang penarikan obat, pengelolaan obat kadaluarsa dan pemusnahan obat
Dokumen Implementasi Berita acara pemusnahan obat
Standar MPO.3.3 RS mempunyai sistem penarikan (recall) obat
Sutoto.KARS 64
PEMESANAN DAN PENCATATAN (ordering & transcribing) Standar MPO.4 Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan oleh kebijakan & prosedur
Elemen Penilaian MPO.4 1. Kebijakan & prosedur di RS mengarahkan peresepan, pemesanan
dan pencatatan obat yg aman 2. Kebijakan & prosedur menyebutkan tindakan yg terkait dengan
penulisan resep yg tak terbaca dan pemesanan yg tidak jelas 3. Adanya proses kerjasama untuk mengembangkan kebijakan &
prosedur4. Staf yg terkait terlatih secara benar dalam praktek penulisan
resep, pemesanan dan pencatatan 5. Rekam medis pasien memuat daftar obat yg sedang dipakai
sebelum dirawat inap & informasi ini tersedia di farmasi & para pemberi asuhan pasien
6. Order pertama obat dibandingkan dgn daftar obat seblm dirawat, sesuai SPO
Sutoto.KARS 65
Regulasi : Kebijakan tentang :
Peresepan Pemesanan obat Pencatatan obat
SPO bila resep tak terbaca/tak jelas SPO telaah rekonsiliasi obat Dokumen implementasi : Rapat Panitia Farmasi dalam menyusun/mengmbangkan
Kebijakan dan SPO Pelatihan staf dalam penulisan resep, pemesanan obat,
pencatatan obat Formulir rekonsiliasi obat
PEMESANAN DAN PENCATATAN (ordering & transcribing) Standar MPO.4 Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan oleh kebijakan & prosedur
Sutoto.KARS 66
CONTOH: ISI KEBIJAKAN PERESEPAN Hanya Yang Berhak Menulis Dan Memesan Resep Saja
Yangdilayani (Tersedia Daftar Staf Medis Yang Berhak Menulis Resep/ Daftar
Petugas Yang Berhak Memesan Resep Di Instalasi Farmasi) Resep Harus Lengkap ( Tersedia Contoh Dan Keterangan Resep
Yang Lengkap ) Sebelum Menulis Rerep Harus Melakukan Penyelarasan Obat
(Medication Reconciliation) . Penyelarasan Obat Adalah Membandingkan Antara Daftar Obat Yang Sedang Digunakan Pasien Dan Obat Yang Akan Diresepkan Agar Tidak Terjadi Duplikasi Atau Terhentinya Terapi Suatu Obat
Penulis Resep Harus Memperhatikan Tiga Kemungkinan : 1. Kontraindikasi 2. Interaksi Obat3. Reaksi Alergi.
Tulisan Harus Jelas Dan Dapat Dibaca Menggunakan Istilah Dan Singkatan Yang Ditetapkan RS Dan
tidak Boleh Menggunakan Singkatan Yang Dilarang (Tersedia Daftar Singkatan Yang Digunakan Di Rs Dan Daftar Singkatan Yang Dilarang)
SUTOTO.KARS 67
SEBELUM MENULIS RESEP SETIAP DOKTER HARUS MELAKUKAN CEKING TERHADAP1. KONTRA INDIKASI2. ALERGI3. INTERAKSI OBAT
Sutoto.KARS 68
Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi
berapa lama Alasan makan obat
Berlanjut saat rawat inap ?
Ya tidak
1.2.3.4.
Contoh :Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah
(Patient medication Hstory)
Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi
Seberapa berat alerginya?R=ringanS=SedangB=Berat
Reaksi alreginya
Label identitas pasienDaftar riwayat alergi
Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep, bebas, herbal atau tcm)
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIUDiadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Sutoto.KARS 69
RUANG/INSTALASI::TANGGAL:ALERGI : TIDAK/ YA : …………………
IDENTITAS PASIEN: (STIKER)
BERAT BADAN :NAMA DOKTER
Contoh Petunjuk penulisan Resep
Sutoto.KARS 70
Herbs or supplements that may increase clotting tendencies when taken with warfarin (coumadin*):
Vitamin K, ginseng (although ginseng alone actually increases bleeding), coenzyme Q10, green tea (in large amounts)
(Adapted from Am J Health-Syst Pharm 2000;57(13):1221-1230; US Pharmacist 2000;25(8):42-53; MayoClinic.com January 2008)
Read more at Suite101: Drugs and Herbs that Interfere with Warfarin: Coumadin Interacts with Hundreds of other Medicines and Supplements | Suite101.com http://suite101.com/article/drugs-and-herbs-that-interfere-with-warfarin-a84045#ixzz24d85ID00
Sutoto.KARS 71
Elemen Penilaian MPO.4.1 1. Pesanan obat atau penulisan resep yg bisa
diterima dijabarkan dan sekurang-kurangnya elemen a) sampai dengan i) disebutkan dalam kebijakan
2. Pesanan obat atau penulisan resep lengkap sesuai kebijakan RS
Standar MPO.4.1 RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan
Sutoto.KARS 72
Regulasi : Kebijakan penulisan resep memuat
9(sembilan ) elemen Dokumen implementasi : Resep sesuai kebijakan
Standar MPO.4.1 RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan
Sutoto.KARS 73
Kebijakan Elemen Pemesanan/Penulisan Resep Yang Lengkap
1. a) Data identifikasi pasien yg akurat2. b) Elemen-elemen dari pemesanan / penulisan
resep 3. c) Bilamana nama generik atau nama dagang
adalah akseptabel atau diperlukan 4. d) Bilamana indikasi untuk penggunaan
diperlukan pada suatu PRN (pro re nata, atau “bila perlu”) atau pesanan obat yang lain.
5. e) Prosedur khusus untuk pemesanan obat LASA//’NORUM’
6. f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak jelas
7. g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan dan setiap elemen yang dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam daftar tunggu (standing), automatic stop dan seterusnya.
8. h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon : tulis lengkap, baca ulang dan konfirmasi
9. i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seperti untuk kelompok pasien anak
Sutoto.KARS 75
By the end of 2004, JCAHO expects full compliance in all handwritten, print and electronic media documents related to these dangerous abbreviations.
Sutoto.KARS 78
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. Natrium/sodium klorida > 0.9%4. Magnesium sulfat => 50% atau
lebih pekat
Sutoto.KARS 84
Standar MPO.4.2 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan. Elemen Penilaian MPO.4.2
1. Hanya orang yg diijinkan oleh RS dan badan pemberi lisensi terkait, UU dan peraturan dapat menuliskan resep atau memesan obat
2. Ada proses untuk menetapkan batas, bila perlu, untuk praktek menuliskan resep atau memesan obat
3. Petugas yg diijinkan untuk menuliskan resep dan memesan obat dikenal oleh unit yan farmasi atau orang lain yg mengeluarkan obat
Sutoto.KARS 85
Regulasi : Kebijakan penulisan resep umum sesuai ketentuan
perundang-undangan Kebijakan batasan penulisan resep khusus (misal obat
kemoterapi, radioaktif, narkotika/psikotropika, dll) SK direktur tentang yang berhak menuliskan resep
serta daftar orangnya dan resep khusus serta daftar orang. Daftar orang yang berhak memesan obat dan alkes
Standar MPO.4.2 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan.
Sutoto.KARS 86
Elemen Penilaian MPO.4.3
1. Obat yg diresepkan atau dipesan dicatat untuk setiap pasien
2. Pemberian obat dicatat untuk setiap dosis 3. Informasi obat tercatat dalam status
pasien atau diselipkan kedalam status pasien saat dipulangkan atau dipindahkan
Standar MPO.4.3
Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar obat yg diresepkan atau dipesan untuk pasien serta berapa kali obat diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat dipulangkan atau dipindahkan.
Sutoto.KARS 87
Regulasi: SPO Penyertaan formulir pencatatan obat dalam
status pasien saat pasien dipindahkan/ dipulangkan
Dokumen implementasi : Formulir pencatatan pemberian obat memuat
nama obat dan dosis serta mencakup Informasi obat (misal “bila perlu”)
Standar MPO.4.3 Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar obat yg diresepkan atau dipesan untuk pasien serta berapa kali obat diberikan. Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila informasi ini dicatat pada lembaran obat yg terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan dalam status pasien saat dipulangkan atau dipindahkan.
Sutoto.KARS 88
No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr /Tanda Tangan
Diperiksa Oleh
Diberikan Oleh
Waktu Pemberian
(jam)Keterangan
1 Misal : Bila perlu
2
3
Label identitas pasien
ContohTabel Pencatatan Obat
Sutoto.KARS 90
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)
Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih
Elemen Penilaian MPO.5
1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yg bersih dan aman dengan peralatan dan supplai yg memadai
2. Persiapan dan penyaluran obat harus memenuhi UU, peraturan dan standar praktek profesional
3. Staf yg menyiapkan produk steril dilatih dalam hal teknik aseptik
Sutoto.KARS 91
Regulasi : Pedoman/ prosedur pelayanan
tentang penyiapan dan penyaluran obat dan produk steril sesuai ketentuan
Dokumen Implementasi Sertifikat pelatihan teknik aseptic
untuk petugas terkait
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)
Standar MPO.5 Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yg aman dan bersih
Sutoto.KARS 93
Elemen Penilaian MPO.5.1 1. RS menjabarkan informasi spesifik pasien apa yg dibutuhkan
untuk proses penelaahan yg efektif 2. Kecuali ada perkecualian yg terdapat pada maksud & tujuan,
setiap resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya dan meliputi elemen a) sampai dengan g) tsb diatas. Jadi, setiap resep dan pesanan obat dievaluasi untuk ditelaah ketepatannya.
3. Ada proses untuk menghubungi petugas yg menuliskan resep atau memesan obat bila timbul pertanyaan.
4. Petugas yg diijinkan untuk menelaah pesanan obat atau resep dinilai kompetensinya untuk tugas ini.
5. Penelaahan difasilitasi dengan catatan (profil) dari semua pasien yg menerima obat.
6. Bila digunakan software komputer, untuk meng-cross-check obat, untuk interaksi obat dan alergi, harus di-update secara berkala
Standar MPO.5.1 Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya
Sutoto.KARS 94
Regulasi : Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik
pasien apa yang dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria telaah resep/pemesanan
SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7 elemen)
SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul pertanyaan
Panduan interaksi obat (bila blm punya soft-ware)
Dokumen implementasi : Uji kompetensi petugas penelaah resep Penetapan software komputer untk interaksi obat dan alergi
serta ketentuan untuk up-dating Form telaah resep/pesanan obat Bukti –bukti telaah resep/pesanan obat
Standar MPO.5.1 Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya
Sutoto.KARS 95
RESEP DITELAAH TENTANG (oleh petugas prof dan terlatih)
1. Ketepatan dari obat,Dosis , frekuensi dan route pemberian;
2. Duplikasi terapi 3. Alergi atau reaksi sensitivitas yang
sesungguhnya maupun yang potensial 4. Interaksi yang sesungguhnya maupun
potensial antara obat dengan obat-obatan lain atau makanan
5. Variasi dari kriteria penggunaan yang ditentukan rumah sakit
6. Berat badan pasien dan informasi fisiologis lain dari pasien
7. Kontra indikasi yang lain
Sutoto.KARS 96
Contoh Formulir telaah resep
NO TELAAH RESEP YA TDK KETERANGAN/TINDAK LANJUT
1 KEJELASAN TULISAN RESEP2 TEPAT OBAT3 TEPAT DOSIS4 TEPAT RUTE5 TEPAT WAKTU6 DUPLIKASI7 ALERGI8 INTERAKSI OBAT9 BERAT BADAN (PASIEN ANAK)10 KONTRA INDIKASI LAINNYA
NAMA DAN TANDA TANGAN PENELAAH
Sutoto.KARS 111
Elemen yg bisa diukur dari MPO.5.2 1. Ada sistem yg seragam di RS dalam penyaluran
dan pendistribusian obat 2. Setelah disiapkan, obat diberi label secara
tepat, dengan nama obat, dosis/ konsentrasi, tanggal penyiapan, tanggal kadaluwarsa, dan nama pasien
3. Obat dikeluarkan dengan form yg sederhana 4. Sistem mendukung penyaluran obat secara
akurat 5. Sistem mendukung penyaluran obat tepat
waktu
Standar MPO.5.2 Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dgn dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di saat yg tepat
Sutoto.KARS 112
Regulasi : Kebijakan penyaluran dan pendistribusian obat
seragam Kebijakan pemberian label untuk obat yang
dikeluarkan dari wadah asli Dokumen implementasi : Bukti pengecekan keakurasian penyaluran obat
dan tepat waktu Laporan indikator mutu dan ketepatan waktu
pelayanan
Standar MPO.5.2 Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dgn dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di saat yg tepat
Sutoto.KARS 113
CONTOHKEBIJAKAN ETIKET OBAT
Identitas Pasien Nama Obat Dosis/Konsentrasi Tanggal Penyiapan Tanggal Kadaluwarsa
Sutoto.KARS 114
No Nama Obat Dosis Rute Nama Dr /Tanda Tangan
Diperiksa Oleh
Diberikan Oleh
Waktu Pemberian
Keterangan
1 Misal : Bila perlu
2
3
Label identitas pasien
ContohTabel Pecatatan Obat
Sutoto.KARS 115
PEMBERIAN (Administration)
Standar MPO.6 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk memberikan obat
Elemen Penilaian MPO.6 1. RS mengidentifikasi petugas, melalui uraian
jabatannya atau proses pemberian kewenangan, mendapatkan otorisasi untuk memberikan obat
2. Hanya mereka yg mempunyai ijin dari RS dan pemberi lisensi yg terkait, UU dan peraturan bisa memberikan obat
3. Ada proses utk mnetapkan batasan, bila perlu, thd pmberian obat oleh petugas
Sutoto.KARS 116
Regulasi : Kebijakan yang menetapkan staf yang
berwenang memberikan obat Pedoman pengorganisasian yang
memuat uraian jabatan Dokumen implementasi : STR dan SIP dari orang yang diberi
kewenangan memberikan obat
PEMBERIAN (Administration) Standar MPO.6 RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk memberikan obat
Sutoto.KARS 117
Standar MPO.6.1 Pemberian obat termasuk proses untuk memverifikasi apakah obat sudah betul berdasarkan pesanan obat
Elemen Penilaian MPO.6.1 1. Obat diverifikasi berdasarkan resep atau
pesanan2. Jumlah dosis obat di verifikasi dengan resep
atau pesanan obat 3. Route pemberian di verifikasi dengan resep
atau pesanan obat 4. Obat diberikan secara tepat waktu 5. Obat diberikan sebagaimana diresepkan dan
dicatat dalam status pasien
Sutoto.KARS 118
Pemberian Obat yang Aman Harus Dilakukan Verifikasi terhadap:
1. Obat dengan resep/pesanan2. Waktu dan frekuensi pemberian
dengan resep/pesanan3. Jumlah dosis dengan resep/pesanan4. Route pemberian dengan
resep/pesanan5. Identitas pasien
Sutoto.KARS 119
CONTOH: FORM TELAAH OBAT
NO TELAAH OBAT YA TDK KETERANGAN/TINDAK LANJUT
1 OBAT DENGAN RESEP/PESANAN
2 JUMLAH/DOSIS DENGAN RESEP/PESANAN
3 RUTE DENGAN RESEP/PESANAN
4 WAKTU DAN FREKUENSI PEMBERIAN DENGAN RESEP/PESANAN
Label identitas pasien
Sutoto.KARS 120
JADWAL PEMBERIAN OBAT
1x1 Pagi 06-07 1x1 Malam 21-22 2x1 06-07 18-19 3x1 06-07 12-13 19-20 4x1 06-07 12-13 18-19 22-23 5x1 06-07 10-11 15-16 20-21
23-24
Jadwal ini tidak berlaku unt antibiotik injeksi dan obat dgn program pengobatan khusus
Sutoto.KARS 123
No Nama Obat
Dosis Rute Nama Dr /Tanda Tangan
Diperiksa Oleh
Diberikan Oleh
Waktu Pemberian(tgl/jam)
Keterangan
1 Misal : Bila perlu
2
3
Label identitas pasien
ContohTabel Pencatatan Obat
Sutoto.KARS 124
Elemen Penilaian MPO.6.2 1. Kebijakan & prosedur diimplementasikan untuk
mengatur pengobatan sendiri oleh pasien 2. Kebijakan untuk mengatur pendokumentasian
dan pengelolaan setiap obat yg dibawa ke dalam rumah sakit sakit untuk atau oleh pasien
3. Kebijakan untuk mengatur ketersediaan dan penggunaan sampel obat
Standar MPO.6.2
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri maupun sbg contoh
Sutoto.KARS 125
Tanggal Nama obat Dosis/frekuensi
berapa lama Alasan makan obat
Berlanjut saat rawat inap ?
Ya tidak
1.2.3.4.
Contoh :Rekonsiliasi obat dan Daftar Obat Yang Dipakai dari Rumah
(Patient medication Hstory)
Tgl Daftar obat yang menimbulkan alergi
Seberapa berat alerginya?R=ringanS=SedangB=Berat
Reaksi alreginya
Label identitas pasienDaftar riwayat alergi
Daftar semua jenis obat yg digunakan pasien atau dibawa dari rumah; (obat resep, bebas, herbal atau tcm)
NAMA DAN TANDA TANGAN YANG MELAKUKAN INTERVIUDiadaptasi dari : Improving Communication During transtition. JCR,JCI, 20102 p 54
Sutoto.KARS 126
Regulasi Kebijakan pelayanan yang memuat
pengelolaan obat yang dibawa pasien ke RS untuk penggunaan sendiri, ketersediaan dan penggunaan obat sampel
Dokumen Implementasi Form rekonsiliasi obat yang dibawa pasien
pada rekam medis
Standar MPO.6.2
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri maupun sbg contoh
Sutoto.KARS 127
PEMANTAUAN (Monitoring)
Standar MPO.7 Efek obat terhadap pasien dimonitor
Elemen Penilaian MPO.7 1. Efek pengobatan terhadap pasien dimonitor,
termasuk adverse effect (efek yang tidak diharapkan) (lih AP 2 EP1)
2. Proses monitoring dilakukan secara kolaboratif 3. RS mempunyai kebijakan yg mengidentifikasi adverse
effect yg harus dicatat dalam status pasien dan yg harus dilaporkan ke RS (lih PMKP 6 EP3)
4. Adverse Effect didokumentasikan dalam status pasien sebagaimana diharuskan oleh kebijakan
5. Adverse effect dilaporkan dalam kerangka waktu yg ditetapkan oleh kebijakan
Sutoto.KARS 128
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER 2. Mampu menyelesaiakan masalah
terkait dengan penggunaan farmasi
Sutoto.KARS 129
MESO
Dilakukan secara kolaboratif Tujuannya adalah mengevaluasi
effect obat terhadap simptom pasien/penyakit maupun hitung darah,fungsi ginjal dan liver, monitoring obat yang terpilih
Mengevaluasi adverse effects
Sutoto.KARS 130
TERMINOLOGI KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Kejadian tidak diharapkan / KTD (Adverse Event), pada pemberian obat Adverse Drug Event), contoh: Pemberian obat pada orang yang salah
2. Reaksi obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Reaction), contoh: syok Anafilaksi
3. Efek obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Effect) , contoh: Mengantuk pada penggunaan CTM meningkatkan risiko jatuh
Sutoto.KARS 132
MAKSUD DAN TUJUAN MONITORING OBAT1. Mengevaluasi effect obat terhadap simptom pasien/penyakit maupun hitung darah, fungsi ginjal dan liver, monitoring obat yang terpilih
2. Mengevaluasi adverse effects dengan: 1. Mengidentifikasi Respons Terapetik yang
Diantisipasi maupun Reaksi Alergik 2. Interaksi Obat Yang Tidak Diantisipasi3. Perubahan Dalam Keseimbangan Pasien Yang
Akan Meningkatkan Risiko Jatuh Dan Lain-lain.4. Mengobservasi Dan Mendokumentasikan Setiap
adverse effect5. Mengidentifikasi adverse effect mana yg harus
dicatat dan mana yg harus dilaporkan6. Memiliki mekanisme pelaporan adverse event
(KTD) bila diminta dalam kerangka waktu tertentu
Sutoto.KARS 133
Regulasi : Panduan patien safety dalam MPO
yang menetapkan : Monitoring efek pengobatan termasuk
Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) AP 2 EP 1. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk menentukan respons mereka terhadap pengobatan
Efek obat yang tidak diharapkan (adverse effect) dicatat dlm rekam medik
Standar MPO.7 Efek obat terhadap pasien dimonitor
Sutoto.KARS 134
Regulasi : Panduan patien safety dalam MPO yang
menetapkan : Monitoring efek pengobatan termasuk Efek
obat yang tidak diharapkan (adverse effect) Pelaporan KTD (adverse event)
Dokumen implementasi : Rekam medis monitor efek obat yg tdk
diharapkan (adverse effect) Tata cara pelaporan KTD (adverse event)
Sutoto.KARS 135
Elemen Penilaian MPO.7.1 1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan melalui
proses bersama 2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan dalam
kerangka waktu sesuai prosedur 3. Mereka yg bertanggungjawab untuk
melaksanakan prosedur, diidentifikasi 4. RS menggunakan informasi pelaporan kesalahan
yg terkait dgn manajemen obat dan KNC untuk memperbaiki proses penggunaan obat
Standar MPO.7.1 Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan kerangka waktu yg ditetapkan oleh RS
Sutoto.KARS 136
Regulasi : Pedoman pengorganisasian panitia keselamatan
pasien RS SK panitia keselamatan pasien siapa yang
bertanggung jawab melaporkan IKP/medication error Dokumen implementasi : Laporan Medication Error dan KNC (tepat waktu,sesuai
prosedur, siapa yg bertanggung jawab) Laporan IKP Analisis (Root Cause Analisis) terhadap medication
error dan KNC sampai dipakai untuk perbaikan proses
Standar MPO.7.1 Kesalahan yg terkait dengan manajemen obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan kerangka waktu yg ditetapkan oleh RS
Sutoto.KARS 137
Analisis Reaksi Obat Yang Tidak Diharapkan (RCA) PMKP 7. Semua reaksi obat tidak diharapkan yang serius
(sesuai definisi yang ditetapkan rumah sakit) dianalisis (RCA):
Analisis dilakukan terhadap hal-hal berikut : a) Semua reaksi transfusi yang terjadi di rumah sakit b) Semua kejadian kesalahan obat, jika terjadi sesuai
definisi yang ditetapkan rumah sakit c) Semua kesalahan medis (medical error) yang
signifikan jika terjadi sesuai dengan definisi rumah sakit d) Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola kejadian
yang tidak diharapkan dalam keadaan sedasi atau selama dilakukan anestesi
e) Kejadian lain, seperti ledakan infeksi mendadak (infection outbreak)
Sutoto.KARS 141
Obat high alert/LASA: Label, Cara penyimpanan Botol: isi tanpa label, isi berlainan label APAR : cara pakai Telaah resep, Telaah obat Bila obat kosong, bila tulisan resep tak jelas Rekam Medis: Tabel rekonsiliasi Obat, Tabel Obatdalam satu
daftar Daftar: daftar dr dan no telpon, pemesan resep Sertifikat: pencampuran obat aseptic, handling cytotoxic Kulkas: cek temperatur, makan campur obat Obat Emergency : standar, kunci,
Sutoto.KARS 142
PERUBAHAN ASUHAN KEPERAWATAN Perawat Bisa Memperagakan
menjalankan : RJP APAR/evakuasi Hand Wash Terima perintah
lisan/telepon Identifikasi pasien, Askep
Sutoto.KARS 143
PERUBAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Kebutuhan keperawatan pasien2. Asesmen keperawatan selama 24
jam 3. Asesmen terdokumentasi dalam 24
jam setelah masuk dirawat4. Asesmen gizi dan status fungsional 5. Asesmen nyeri saat masuk6. Asesmen dan asesmen ulang pasien
yang akan meninggal7. Asesmen untuk kebutuhan khusus
(misal: gigi, pendengaran, mata, dll)8. Asesmen awal untuk rencana
keluar/pemulangan pasien dari rumah sakit
9. Ukuran keberhasilan dari rencana asuhan
10. Asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga
11. Asesmen pra sedasi (moderat dan dalam)
12. Monitoring selama sedasi
13.Kriteria sadar kembali14.Asesmen pra anestesi dan pra-
induksi15.Daftar obat yang diminum sebelum
dirawat16.Jenis obat yang diresepkan dicatat
di rekam medis 17.Mencatat dan melaporkan Efek obat
yang tidak diharapkan (adverse effect)
18.Asesmen meliputi hal-hal sebagai berikut : • a. Budaya pasien dan
keluarganya• b. Tingkat pendidikan, bahasa• c. Kendala emosional• d. Kendala fisik dan kognitif• e. Kesediaan pasien menerima
informasi19.Pencatatan, tanggal, waktu dari
setiap entri data20.Pencatatan setiap keterlambatan
tindakan