bimbingan koseling

31
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Mata Kuliah Bimbingan Konseling ABK yang dibina oleh Bapak Abdul Huda Disusun oleh: Kelompok 1 Dinda Aryani Pratiwi 130154600898 Fadlia Nurul Insani 130154600892

Upload: ifmi-sakarinci

Post on 23-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Contoh bimbingan konseling untuk ABK by UM PLB UM malang

TRANSCRIPT

Page 1: BIMBINGAN KOSELING

Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

Mata Kuliah Bimbingan Konseling ABKyang dibina oleh Bapak Abdul Huda

Disusun oleh:

Kelompok 1

Dinda Aryani Pratiwi

130154600898

Fadlia Nurul Insani

130154600892

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASANovember 2014

Page 2: BIMBINGAN KOSELING

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puja puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh kaum muslimin dan muslimat yang setiasa istikomah mengikuti petunjuknya.

            Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling ABK. Selain itu juga sebagai media latihan untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan.            Dalam kesempatan ini, tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan, dorongan, pengarahan serta dukungannya kepada:1. Allah SWT2. Bapak Abdul Huda, selaku dosen Bimbingan Konseling ABK3. Segenap teman-teman seperjuangan4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Besar harapan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, November 2014

Penyusun

Page 3: BIMBINGAN KOSELING

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Istilah bimbingan dan konseling sudah sangat populer dewasa ini, dan bahkan sangat penting peranannya dalam sistem pendidikan kita dewasa ini. Ini semuanya terbukti karena bimbingan dan konseling telah dimasukkan dalam kurikulum.

Bimbingan dan konseling adalah merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi – potensinya (bakat, minat, dan kemampuannya). Kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental, dan kemampuan meliputi masalah akademik dan keterampilan. Tingkat kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan.

Pada masyarakat yang semakin maju, permasalahan penemuan identitas pada individu menjadi semakin rumit. Hal ini disebabkan oleh karena tuntutan masyarakat maju kepada anggota – anggotanya menjadi lebih berat. Persyaratan untuk dapat diterima menjadi anggota masyarakat bukan saja kematangan fisik, melainkan juga kematangan mental,psikologis, kultural, vokasional, intelektual dan religius. Kerumitan ini akan terus meningkat pada masyarakat yang sedang membangun, sebab perubahan cepat yang terjadi pada masyarakat yang sedang membangun, akan merupakan tantangan pula bagi individu atau siswa. Keadaan semacam inilah yang menuntut diselenggarakannya bimbingan dan konseling.

2. Rumusan Masalah

Jelaskan pengertian bimbingan dan konseling?

Apakah tujuan, fungsi, prinsip – prinsip, jenis layanan dan asas bimbingan dan konseling?

3. Tujuan

Menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling

Menjelaskan tujuan, fungsi, prinsip – prinsip, jenis layanan dan asas bimbingan dan konseling

Page 4: BIMBINGAN KOSELING

BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan “counseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiah istilah guidance dari akar kata “guid” berarti: 1) mengarahkan (to direct), 2) memandu (to pilot), 3) mengelola (to manage), dan 4) menyetir (to steer). Banyak pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut.

Donald G. Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) mengemukakan bahwa: “Guidance may be definet as that part of the total educational program that helps provide the personal opportunities and specialized staff service by which each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in terms of the democratic idea”.

Shertzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai “...process of helping an individual to understand himself and his world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya)”.

Sunaryo Kartadinata (1998:3) mengartikannya sebagai “proses membantu individual untuk mencapai perkembangan optimal”. Sementara Rochman Natawidjaja (1987:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses oemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembanagn diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut:

a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah pada pencapaian tujuan.

b. Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding, assiting, atau availing” yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik itu sendiri. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk a) menciptakan lingkungan (fisik, psikis, sosial, dan spiritual) yang

Page 5: BIMBINGAN KOSELING

kondusif bagi perkembangan siswa, b) memberikan dorongan dan semangat, c) mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab, dan d) mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri.

Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang dalam segala keunikannya. Bantuan dalam bimbingan diberikan dengan pertimbangan keragaman dan keunikan individu. Tidak ada teknik pemberian bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu. Teknik bantuan seyogyanya disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah individu. Untuk membimbing individu diperlukan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik, kebutuhan, dan masalah individu.

Tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukanlah semata – mata pencapaian tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu kondisi dinamik, dimana individu 1) mampu mengenal dan memahami diri; 2) berani menerima kenyataan diri secara obyektif; 3) mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan sistem nilai; dan melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.

Diatas telah dikemukakan makna bimbingan. Istilah bimbingan sering dirangkai dengan konseling. Berikut akan dijelaskantentang pengertian konseling. Robinson (M. Surya dan Rochman N 1986:25) mengartikan konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang dimana yang seorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya”. Suasana hubungan konseling ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha – usaha penyembuhan (terapi).

Shetzer dan Stone (1980) telah membahas berbagai definisi yang terdapat didalam literatur tentang konseling. Dari hasil bahasannya itu, mereka sampai pada kesimpulan bahwa: “counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self environment and result in the establishment and or clarification of goals and values of future behavior”.

Lebih jauh Pietrofesa dan kawan – kawan (1980:75) menunjukkan sejumlah ciri – ciri konseling profesional sebagai berikut:

a. Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya itu.

b. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta tingkah laku atau sifat – sifat baru.

c. Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor.

Page 6: BIMBINGAN KOSELING

ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah - masalahnya.

Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis – krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.

Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dengan klien. Hubungan itu, melainkan melibatkan semua unsur kepribadian yang meliputi pikiran, perasaan, pengalaman, nilai – nilai, kebutuhan, harapan, dan lain - lain. Dalam proses konseling kedua belah pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena konseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.

Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dengan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik – teknik konseling dan kualitas pribadinya.

Dari seluruh pengertian konseling yang ada, Shertzer dan Stone (1980:82-88) menyimpulkan bahwa yang menjadi tujuan konseling adalah “mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan”.

Khusus di sekolah, Boy dan Pine (Depdikbud, 1983:14) menyatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber – sumber dan potensinya sendiri. Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka timbullah pada diri siswa reorientasi positif terhadap kepribadian dan kehidupannya. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. Jika hal ini tercapai, maka individu mencapai integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia belajar menerima tanggung jawab, berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilaku.

Mencapai keefektifan pribadi. Sehubungan dengan ini Blocher mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pribadi yang efektif adalah pribadi yang sanggup memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya serta bersedia memikul resiko – resiko ekonomis, psikologis dan fisik. Ia tampak memiliki kemampuan untuk mengenal, mendefinisikan dan memecahkan masalah - masalah. Ia tampak konsisten terhadap dan dalam situasi peranannya yang khas. Ia tampak sanggup berpikir secara berbeda dan orisinil, yaitu dengan cara – cara yang kreatif. Ia juga sanggup mengontrol dorongan –

Page 7: BIMBINGAN KOSELING

dorongan dan memberikan respons – respons yang wajar terhadap frustrasi, permusuhan, dan ambiguitas.

Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya. Jelas disini bahwa pekerjaan konselor bukan menentukan keputusan yang harus diambil oleh klien atau memilih alternatif dari tindakannya. Keputusan – keputusan ada pada diri klien sendiri, dan ia harus tahu mengapa dan bagaimana ia melakukannya. Oleh sebab itu klien harus belajar mengestimasi konsekuan – konsekuen yang mungkin terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu, tenaga, uang, resiko dan sebagainya. Individu belajar memperhatikan nilai – nilai dan ikut mempertimbangkan yang dianutnya secara sadar dalam pengambilan keputusan.

2. Ragam Bimbingan Menurut Masalah

Dilihat dari masalah individu, ada empat jenis bimbingan yaitu: (1) bimbingan akademik, (2) bimbingan sosial-pribadi, (3) bimbingan karir, dan (4) bimbingan keluarga.

a. Bimbingan Akademik

Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah – masalah akademik. Yang tergolong masalah – masalah akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas – tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain – lain.

Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.

b. Bimbingan Sosial-Pribadi

Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah – masalah sosial-pribadi. Yang tergolong dalam masalah – masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.

Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan keoribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah – masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.

Page 8: BIMBINGAN KOSELING

Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap – sikap yang positif, serta keterampilan – keterampilan sosial-pribadi yang tepat.

c. Bimbingan Karir

Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah – masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas – tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah – masalah karir yang dihadapi.

Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif, maupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus menerus berubah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

d. Bimbingan Keluarga

Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat – bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Insan seperti itu adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri

Page 9: BIMBINGAN KOSELING

dan lingkungannya secara tepat dan objektif, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dinamis, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal. Hal ini semua dalam rangka pengembangan keempat perwujudan keempat dimensi kemanusiaan individu.

Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut diatas yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah – masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya, serta masing – masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk masing – masing individu bersifat unik pula. Tujuan bimbingan dan konseling untuk seorang individu berbeda dari tujuan bimbingan dan konseling untuk individu lainnya.

Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

4. Fungsi Bimbingan

a. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

b. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, infirmasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, di antaranya: bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat – obat terlarang, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

c. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas – tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah

Page 10: BIMBINGAN KOSELING

layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

d. Perbaikan (penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah megalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

e. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ektstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

f. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor dapat membantu para guru/dosen dalam memperlakukan individu secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi perkuliahan, memilih metode dan proses perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.

g. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.

5. Prinsip – prinsip Bimbingan

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip – prinsip ini berasal dari konsep – konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip – prinsip itu adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is for all individuals)

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak – anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

b. Bimbingan bersifat individualisasi

Setiap individu bersifat unik ( berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip

Page 11: BIMBINGAN KOSELING

ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik keolompok.

c. Bimbingan menekankan hal yang positif

Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

d. Bimbingan merupakan usaha bersama

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru – guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.

e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan

Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semua sangat penting bagiya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu dalam mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jones et.al. (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga – lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

6. Jenis Layanan Bimbingan

Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bantuan bimbingan itu di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungannya.

Pelayanan ini merupakan uasaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas – luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek – aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita – cita, sosial, ekonomi, kepribadian, dan latar

Page 12: BIMBINGAN KOSELING

belakang keluarganya (identitas orang tua, sosial ekonomi, dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data siswa dapat digunakan teknik tes dan non-tes. Teknik tes meliputi: psiko tes dan tes prestasi belajar, sementara yang non-tes meliputi: observasi, angket, wawancara, sosiometri, dan autobiografi.

b. Konseling

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet) dalam memperoleh (a) pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi, sosial, dan moral-spiritual), dan (b) menaggulangi masalah dari kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

c. Penyajian Informasi dan Penempatan

Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristis dan tugas – tugas perkembangan pribadinya, (b) sekolah – sekolah lanjutan, (c) dunia kerja, (d) kiat – kiat belajar yang efektif, (e) bahaya merokok, minuman keras, dan obat – obat terlarang, dan (f) pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai – nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat. Sementara layanan penempatan adalah layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirinya ke arah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya. Penempatan ini meliputi penempatan pendidikan, ialah untuk memilih jurusan dan kelanjutan sekolah; penempatan jabatan, dan juga penempatan murid dalam rangka program pengajaran di sekolah yang bersangkutan.

d. Penilaian dan Penelitian

Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai. Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap hasil pelayanan kepada individu – individu yang mendapat pelayanan, untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (folow up) terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Selain itu, hasil penilaian, baik terhadap program bimbingan atau terhadap individu, dapat dipergunakan untuk bahan penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingan dalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangnnya. Hasil penelitian semacam itu merupakan bahan yang sangat berguna untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Page 13: BIMBINGAN KOSELING

7. Asas Bimbingan dan konseling

Keberhasilan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas – asa berikut.

a. RahasiaYaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadisasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini gur pembimbing berkewajiban penuh memlihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiannya benar – benar terjamin.

b. SukarelaYaitu menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) untuk mengikuti/menjalani layanan kegiatanyang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

c. TerbukaYaitu menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura – pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam memberikan berbagai informasi dan materi diluar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik dapt terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura – pura.

d. KegiatanYaitu menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan berpartispasi secara aktif di dalamn penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.

e. MandiriYaitu menunju pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni; peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu – individu yang mandiri dengan ciri – ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusa, mengarahkan serta mewujudkandiri sendiri. Guru pembimbing handaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarkannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

f. KiniYaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahannya peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

Page 14: BIMBINGAN KOSELING

g. DinamisYaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

h. TerpaduYaitu asa bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara guru pembimbing dan pihak – pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.

i. HarmonisYaitu menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

j. AhliYaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaaida – kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar – benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis – jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

k. Alih Tangan KananYaitu menghendaki agar pihak – pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atau suatu pemasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapatm menerima ahli tangan kasus dari orangtua, guru – guru lain, atau ahli lain; dan semikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain – lain.

l. Tut Wuri HandayaniYaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas – luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang

Page 15: BIMBINGAN KOSELING

diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu.

Selain asas – asa tersebut terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas – asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas – asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh proses kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas – asas itu tidak dijalankan dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling aka tersendat – sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

8. Kualitas Pribadi KonselorKualitas pribadi konselor merupakan faktor yang penting dalam konseling. Beberapa

hasil penelitian menunjukan bahwa pribadi konselor menjadi faktor penentu bagi pencapaian konseling yang efektif, disamping faktor pengetahuan tentang dinamika perilaku dan keterampilan terapeutik dan konseling.

Dalam kenyataan dilapangan, tidak sedikit para siswa yang tidak mau datang ke ruang bimbingan dan konseling, bukan karena guru pembimbingnya yang kurang kelimuannya dalam bidang bimbingan, tetapi karena mereka memiliki kesan bahwa pembimbing tersebut bersifat judes atau kurang lemah.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam rangka mempersiapkan para calon konselor atau guru pembimbing, pihak lembaga yang bertanggung jawab dalam pendidikan para calon konselor tersebut dituntut untuk memfasilitasi perkembangan pribadi mereka yang berkualitas, yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.

Cavanagh (1982) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut: a. Pemahaman diri (self – knowledge)

Self knowlegde ini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus ia selesaikan. Pemahaman diri sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan tersebut:1) Konselor yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung akan

memiliki persepsi yang akurat pula tentang orang lain atau klien (konselor akan lebih mampu mengenal diri orang lain secara tepat pula).

2) Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil juga memahami orang lain.

3) Konselor yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar cara memgajar cara memahami dirii itu kepada orang lain.

4) Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan klien pada saat proses konseling berlangsung.

Konselor yang memiliki tingakat self – knowledge yang baik akan menunjuk sifat – sifat berikut.

Page 16: BIMBINGAN KOSELING

1) Konselor menyadari dengan baik tentang kebutuhan dirinya. Sebagai konselor dia memiliki kebutuhan diri, seperti: (a) kebutuhan untuk sukses: (b) kebutuhan meras penting, dihargai, superior, dan kuat.

2) Konselor menyadari dengan baik tentang perasaan – perasaannya. Perasaan – perasaan itu seperti: rasa marah, takut, bersalah, dan cinta. Ketidaksadaran konselor akan perasaannya dapa berakibat buruk terhadap proses konseling.

3) Konselor menyadari tentang apa yang membuat dirinya cemas dalam konseling,dan apa yang menyebabkan dirinya melakukan petahanan diri dalam rangka mereduksi kecemasan tersebut.

4) Konselor memahami atau mengakui kelebihan (kekuatan) atau kelemahan (kekurangan) dirinya.

b. Kompeten (Competent)Yang dimaksud ddengan kompeten disini adalah bahwa konselor itu memiliki

kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna. Konselor yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas kompetensinya, akan menampilkan sifat – sifat atau kualitas perilaku sebagai berikut.1) Secara terus menerus meningkatkan pengetahuannya tentang tingkah laku dan

konseling dengan banyak membaca atau menelaah buku – buku atau jurnal jurnal yang relevan; mennghadiri acara – acara seminar dan diskusi tentang berbagai hal yang terkait denga profesinya.

2) Menemukan pengalaman – pengalaman hidup baru yang membantunya untuk lebih mempertajam kompetensi, dan mengembangkan keterampilan konselingnya. Upaya itu ditempuhnya dengan cara menerima resiko tanggung jawab, dan tantangan – tantangan yang dapat menimbulkan rasa cemas. Kemudian dia menggunakan rasa cemas itu untuk mengaktualisasikan potensi – potensinya.

3) Mencoba gagasan – gagasan atau pendekatan – pendekatan baru dalam konseling. Mereka senantiasa mencari cara – cara yang paling tepat atau berguna untuk membantu klien.

4) Mengevaluasi efektifitas konseling yang dilakukannya, dengan menelaah setiap pertemuan konseling agar dapat bekerja lebih produktif.

5) Melakukan kegiatan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan untuk mengembangkan atau memperbaiki prosse konseling.

c. Kesehatan PsikologisKonselor dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari kliennya.

Hal ini penting karena kesehatan psikologis (psychological health) konselor akan mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilannya. Konselor yang kesehatan psikologisnya baik memiliki kualitas sebagai berikut.1) Memperoleh pemuasan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan, dan seks.2) Dapat mengatasi masalah – masalah pribadi yang dihadapinya.3) Menyadari kelemahan atau keterbatasan kemampuan dirinya

Page 17: BIMBINGAN KOSELING

4) Tidak hanya berjuang untuk hidup, tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih baik. Konselor dapat menikmati kehidupan secara nyaman. Dia melakukan aktivitas – aktivitas yang posesif, seperti; membaca, menulis, bertamasya, bermain (olahraga), dan berteman.

d. Dapat dipercaya (Trustworthiness)Kualitas ini berarti bahawa konselor itu tidak menjadi ancaman atau penyebab

kecemasan bagi klien. Kualitas konselor yang dapat dipercaya sangat penting dalam konseling, karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.1) Esensi tujuan konseling adalah mendorong klien untuk mengemukakan masalah

dirinya yang paling dalam. Dalam hal ini. Klien harus merasa bahwa konselor itu dapat memahami dan mau menerima curahatan hatinya (curhatnya) dengan tanpa penolakan. Jika klien tidak memiliki rasa percaya ini, maka rasa frustrasi lah yang menjadi hasil konseling.

2) Klien dalam konseling perlu mempercayai karakter dan motivasi konselor. Arinya klien percaya bahwa konselor mempunyai ,otivasi untuk membantunya.

3) Apabila klien mendapatkan penerimaan dan kepercayaan dari konselor, maka akan berkembang dalm dirinya sikap percaya terhadap dirinya sendiri.

Konselor yang dipercaya cenderung memiliki kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut.1) Memiliki pribadi yang konsisten.2) Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya.3) Tidak pernah membuat orang lain (klien) kecewa atau kesal.4) Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji,

dan mau membantu secara penuh.e. Jujur (Honesty)

Yang dimaksud dengan jujur disini adalah bahwa konselor itu bersikap transparan (terbuka), autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur ini penting dalam konseling, karena alasan – alasan berikut.1) Sikap keterbukaan memungkingkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan

psikologis yang lebih dekat satu sama lainnya di dalam proses konseling. Konselor yang menutup atau menyembunyikan bagian – bagian dirinya terhadap klien dapat mengahalangi terjadinya relasi yang lebih dekat. Kedekatan hubungan psikologis sangat penting dalam konseling, sebab dapat menimbulkan hubungan yang langsung dan terbuka antara konselor dengan klien. Apabila terjadi ketertutupan dalam konseling dapat menyebabkan merintangi perkembangan klien.

2) Kejujuran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan baik secara objektif kepada klien.

Konselor yang jujur memiliki karakteristik sebagai berikut.1) Bersikap kongruen, artinya sifat – sifat dirinya yang dipersepsi oleh dirinya

sendiri (real self) sama sebangun dengan yang dipersepsi oleh orang lain (public self)

2) Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.

Page 18: BIMBINGAN KOSELING

f. Kekuatan (Strength)Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab

dengan hal itu klien akan merasa aman. Klien memandang konselor sebagai orang yang (a) tabah dalam menghadapi masalah, (b) dapat mendorong klien untuk mengatasi masalahnya, (c) dapat menanggulangi kebutuhan masalah pribadi.

Konselor yang memiliki kekuatan cenderung manampilkan kualitas sikap dan perilaku berikut.1) Dapat membuat batasan waktu yang pantas dalam konseling.2) Bersifat fleksibel3) Memiliki identitas diri yang jelas.

g. Bersikap hangatYang dimaksud dengan bersikap hangat adalah ramah, penuh perhatian, dan

memberikan kasih sayang. Klien yang datang meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang mengalami kehangatan dalam hidupnya, sehingga ia kehilangan kemampuannyauntuk bersikap ramah, memberikan perhatian, dan ksih sayang. Melalui konseling, klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebutdan melakukan “sharing” dengan konselor. Apabila hal itu diperbolehkan maka klien dapat mengalami perasaan yang nyaman.

h. Activies ResponsivenessKeterlibatan konselor dalam proses konseling bersifat dinamis tidak pasif.

Melalui respon aktif, konselor dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan klien. Di sini konselor mengajukan pertanyaan yang tepat, memberikan umpan balik yang bermanfaat, memberikan informasi yang berguna, mengemukakan gagasan – gagasan baru, berdiskusi dengan klien tentang cara mengambil keputusan yang tepat, dan membagi tanggung jawab dengan klien dalam proses konseling.

i. Sabar (Patience)Melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien

untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan perilaku yang tidak tergesa – gesa.

j. Kepekaan (Sensitivity)Kualitas ini berarti bahwa konselor menyadari tentang adanya dinamika

psikologis yang tersembunyi atau sifat – sifat mudah tersinggung, baik pada diri klien maupun dirinya sendiri. Klien yang datang untuk meminta bantuan konselor pada umumnya tidak menyadari masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Bahkan ada yang tidak menyadari bahwa dirinya bermasalah. Pada diri mereka hanya nampak gejala – gejalanya (pseudo masalah), sementara yang sebenarnya tertutup oleh perilaku pertahanan dirinya. Konselor yang sensitif akan mampu mengungkap atau menganalisis apa masalah sebenarnya yang dihadapi klien.

k. Kesadaran Holistik (Holistic Awareness)Pendekatan holistik dalam konseling berarti bahwa konselor memahami klien

secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor sebagai seorang ahli dalam segala hal, disini menunjukkan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien,

Page 19: BIMBINGAN KOSELING

dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi – dimensi itu meliputi: fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual.Konselor yang memiliki kesadaran holistik cenderung menampilkan karakteristik sebagai berikut:1) Menyadari secara akurat tentang dimensi – dimensi kepribadian yang kompleks2) Menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan

tentang perlunya referal (rujukan)3) Akrab dan terbuka terhadap berbagai teori.

Page 20: BIMBINGAN KOSELING

BAB 3PENUTUP

1. Kesimpulan

Bimbingan dan konselinag merupakan salah satu komponen pendidikan, yang secara terpadu dan bersinergi dengan dua komponen pendidikan lainnya, yaitu administratif dan pengajaran berupaya mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.

Bimbingan dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembangannya yang optimal. Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan dirinya dan mengatasi masalahnya, melalui hubungan face to face atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu (siswa) agar memperoleh pencerahan diri (intelektual, emosional, sosial, dan moral-spiritual) sehingga mampu menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif, dan mampu mencapai kehidupannya yang bermakna (produktif dan kontributif), baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain (masyarakat).

Penyelenggaraan bimbingan didasarkan kepada prinsip – prinsip dan asas – asas yang kokoh secara profesional.

Page 21: BIMBINGAN KOSELING

DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung: Remaja Rosdakarya

Prayitno dan Erman Atmi.1994.Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Ketut Sukardi.1983.Dasar – dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.Surabaya: Usaha Nasional