bab 2 - bina nusantara | library & knowledge...
TRANSCRIPT
BAB 2LANDASAN TEORI
Berikut ini adalah teori - teori yang kami gunakan dalam penulisan skripsi ini
2.1 Teori – Teori umum / dasar
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai Sistem
Informasi, yaitu :
Menurut Satzinger et al. (2010, p.6) Sistem Informasi adalah kumpulan
komponen yang saling terkait yang dikumpulkan, di proses, di simpan dan
disediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas- tugas bisnis.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p.6) Sistem informasi adalah
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Turban dan Rainer (2009, p.53), sistem informasi adalah proses
yang menjalankan fungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisis, serta menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesempulan bahwa sistem
informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi yang berguna
bagi semua tingkatan dalam organisasi atau perusahaan.
2.1.2 Pengertian Sistem Informasi Strategis
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai Sistem
Informasi Strategis, yaitu :
Menurut Turban dan Rainer (2009, p.54) sistem informasi yang mendukung
atau membentuk suatu organisasi yang berkompetitif strategi dan berfokus
dengan baik keluar maupun kedalam.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p.15) sistem informasi strategi adalah
menerapkan teknologi informasi untuk produk perusahaan, pelayanan, atau
proses bisnis untuk membantu mendapatkan keuntungan strategis
pesaingnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
strategi adalah dapat membantunya untuk mendapatkan strategi bisnis untuk
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan yang menerapkanya.
2.1.3 Pengertian Teknologi Informasi
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai Teknologi
Informasi, yaitu :
Menurut Turban dan Rainer (2009, p.1) komponen individual yang biasanya
diatur didalam komputer yang berbasis sistem informasi (SI)
Menurut Williams dan Sawyer, (2007, p. 4), teknologi informasi adalah
istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau
menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi
berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.
10
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi
Informasi adalah komponen yang berada didalam komputer yang membantu
manusia dalam beraktifitas.
2.1.4 Pengertian Strategi Teknologi Informasi
Berikut adalah pendapat menurut para ahli mengenai Strategi Teknologi
Informasi, yaitu :
Menurut Ward dan Peppard (2002, p. 44) strategi teknologi informasi adalah
strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi
dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem.
2.1.5 Pengertian Data
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai data, yaitu :
Menurut Turban dan Rainer (2009, p.1) Data adalah fakta-fakta mentah atau
deskripsi dasar atau hal-hal, kejadian, kegiatan dan transaksi, yang diambil,
direkam, disimpan, dan diklasifikasikan tetapi tidak terorganisir untuk
menyampaikan makna tertentu.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p.29) data adalah fakta atau observasi
mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis, lebih
rincinya data adalah pengukuran objektif dari atribut (karakteristik), dan
entitas (seperti manusia, tempat, barang, dan kejadian).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta
mentah yang digunakan untuk menjadikannya suatu informasi yang dapat
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah.
11
2.1.6 Pengertian Perencanaan
Berikut adalah pendapat menurut para ahli mengenai perencanaan, yaitu :
menurut Ward dan Peppard, (2002, p. 69), perencanaan merupakan suatu
cara untuk menyusun dan bukan untuk menemukan. Perencanaan
merupakan sistematika, analisa secara luas untuk membentuk suatu rencana
dari tindakan yang akan dilakukan dan yang akan dibuat.
2.1.7 Pengertian Strategi
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai strategi yaitu,
menurut Rangkuti (2004, p. 3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif
kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat
dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing.
Jadi, perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing
dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan
dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. Untuk memahami konsep
perencanaan strategis, kita perlu memahami pengertian konsep mengenai
strategi.
2.1.8 Pengertian Sistem
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai Sistem, yaitu
Menurut Satzinger et al. (2010, p.6) Sistem adalah kumpulan komponen
yang saling terkait yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai hasil
tertentu.
12
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p.22), sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam
proses tranformasi yang teratur.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p.8) ada tiga peran penting yang dapat
dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis yaitu:
1. Mendukung proses dan operasi bisnis.
2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.
3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006,p.6) sistem memiliki tiga komponen
yang saling berinteraksi pokok dan fungsinya yang antara lain :
- Input
Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus disiapkan
untuk pemrosesan melalui aktivitas input. Input biasanya berbentuk
aktivitas pemasukan data seperti pencatatan dan perubahan. Para
pengguna akhir biasanya memasukkan data secara langsung ke
dalam sistem komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dan
beberapa jenis media fisik seperti formulir kertas. Hal ini biasanya
meliputi berbagai aktivitas edit untuk memastikan bahwa mereka
telah mencatat data dengan benar.
- Proses
Data itu biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan seperti
penghitungan, perbandingan, pemilahan, dan pengklasifikasian.
13
Aktivitas-aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan memanipulasi
data kemudian mengubahnya ke dalam informasi bagi para pengguna
akhir. Kualitas data apa pun yang disimpan dalam sistem informasi
harus dipelihara melalui proses terus-menerus dari aktivitas
perbaikan dan pembaharuan.
- Output
Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai ahir dan
disediakan untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem
informasi adalah untuk menghasilkan produk informasi yang tepat
bagi para pengguna akhir.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem pada dasarnya
adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainya,
yang berhubungan satu dengan lainya, yang berfungsi bersama sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Dan juga suatu kumpulan komponen yang saling
terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input,
melakukan sebuah proses, dan akhirnya menghasilkan sebuah output.
14
2.1.9 Pengertian Informasi
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai Informasi,
yaitu :
Menurut Turban dan Rainer (2009,p.1) Informasi adalah kumpulan fakta
(data) yang diselenggarakan dalam beberapa cara sehingga mereka berarti
bagi penerima.
Menurut Mc.Leod (2004,p. 10) informasi adalah olahan data yang
bermakna, yang biasanya berguna untuk memberitahu pengguna bahwa
sesuatu yang dia belum ketahui.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah
kumpulan fakta ( data ) yang digunakan untuk membantu manusia.
2.1.10 Pengertian Strategi Bisnis
Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai Strategi
Bisnis, yaitu :
Menurut Rangkuti (2004, p.7) strategi bisnis ini sering juga disebut strategi
bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi
kegiatan manajemen.
Menurut Bernard (2005, p.297) Strategi Bisnis adalah rencana bisnis yang
memberikan gambaran tingkat tinggi dari kata kunci fungsi bisnis, dan
strategi keuangan yang akan dicapai untuk tujuan strategis dan inisiatif.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Strategi Bisnis
adalah suatu rencana yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan dalam
kegiatan managemen.
15
2.1.11 Pengertian Arsitektur Informasi
Berikut adalah pendapat menurut para ahli mengenai Arsitektur Informasi,
yaitu :
Menurut Turban dan Rainer (2009, p.7) arsitektur teknologi informasi
adalah peta atau rencana tingkat tinggi berbagai aset informasi dalam
perusahaan. Arsitektur ini merupakan arahan untuk operasi saat ini dan cetak
biru (rencana) untuk arah dimasa mendatang.
2.1.12 Pengertian Infrastruktur Informasi
Berikut adalah pendapat menurut para ahli mengenai Infrastruktur
Informasi, yaitu
Menurut Turban dan Rainer (2009, p.7) fasilitas fisik, komponen teknologi
informasi, layanan teknologi informasi, dan manajemen teknologi informasi
yang mendukung keseluruhan perusahaan
16
2.2 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik
Teori-teori khusus merupakan teori pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber
yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini.
2.2.1 Pengertian Enterprise
Berikut adalah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
pengertian Enterprise yaitu
Menurut Bernard (2005, p.55), Enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan
umum dalam sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya
yang ditukarkan. Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertical,
horizontal, dan extended. Komponen vertikal (juga dikenal sebagai Line of
bussiness atau segments) adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris
bisnis (misalnya, penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (juga
dikenal sebagai crosscutting enterprise) adalah daerah yang lebih umum dari
aktivitas yang melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri
lebih dari satu organisasi (misalnya, extranets dan supply chain).
2.2.2 Pengertian Enterprise Architecture
Berikut adalah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
pengertian Enterprise Architecture yaitu,
menurut Bernard (2005, p.31), Enterprise Architecture merupakan suatu
pekerjaan dan praktek menejemen yang didedikasikan untuk meningkatkan
kinerja dari suatu Enterprise yaitu dengan cara membuat perusahaan tersebut
agar mampu secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi, praktek-
17
praktek bisnisnya, alur-alur informasinya, serta sumberdaya teknologi yang
digunakannya.
Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi sekarang dan
masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi mencakup
identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan, dan semua sumber daya modal dan
manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan
baris bawah dan misi kinerja.
Komponen Enterprise Architecture :
Enterprise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology
2.2.2.1 Management Program Enterprise Architecture
Management Enterprise Architecture terdiri dari:
1. Resource Alignment
Menggambarkan apakah sumber daya yang digunakan suatu
perusahaan sudah efektif dan efisien dalam mendukung strategi
perusahaan.
Gambar 2.1 Resource Aligment
18
EA = S + B + T
2. Standardized Policy
Menggambarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang harus
ditetapkan sebuah perusahaan.
3. Decision Support
Menggambarkan apakah SI/TI di dalam perusahaan sudah
mendukung pengambilan keputusan disetiap divisi dalam
perusahaan.
4. Resources Development
Menggambarkan seberapa jauh perusahaan mengembangkan atau
meningkatkan sumber daya yang ada di dalam perusahaan.
2.2.2.2 Documentation Method Enterprise Architecture
Gambar 2.2 Elemen Dokumentasi Enterprise Architecture
19
Documentation Enterprise Architecture terdiri dari:
1. Framework
Menggambarkan ruang lingkup arsitektur untuk di
dokumentasikan dan menetapkan hubungan antara
arsitektur.
Gambar 2.3 The EA3 Cube Documentation Framework
2. EA Components
Menggambarkan tujuan, proses, standar, serta sumber daya
yang ada didalam perusahaan yang dapat dirubah sesuai
dengan kebutuhan bisnis.
3. Current Architecture
Menggambarkan komponen-komponen dari
enterprise architecture yang saat ini ada di dalam
perusahaan.
20
4. Future Architecture
Menggambarkan komponen enterprise architecture yang
baru yang sesuai dengan kebutuhan perusahan untuk
meningkatkan kinerja yang sudah ada, mendukung inisiatif
strategi yang baru, kebutuhan operasional, dan solusi
teknologi yang akan digunakan.
5. EA Management Plan
Menggambarkan arsitektur saat ini dan dimasa yang akan
datang dan perencanaan secara berkala untuk mengelola
perubahan bisnis atau teknologi dimasa yang akan datang.
6. Planning Threads
Dokumentasi enterprise architecture termasuk urutan dari
aktivitas umum yang hadir didalam semua tingkatan
framework. Urutan itu termasuk TI yang berhubungan
dengan keamanan (security), standard, dan pertimbangan
tenaga kerja (workforce consideration).
Keamanan TI (IT Security)
Keamanan merupakan bagian integral dari program
manajemen enterprise architecture dan metodologi
dokumentasi. Kompherensif keamanan program teknologi
21
informasi telah berfokus di beberapa area termasuk informasi,
orang, operasi, serta fasilitas.
Standard TI
Merupakan sesuatu fungsi yang paling penting dari enterprise
architecture yaitu menyediakan teknologi dengan stantar
terkait pada semua tingkatan dari framework enterprise
architecture.
Tenaga kerja TI (IT workforce)
Kemungkinan sumber daya terbesar yang dimiliki suatu
perusahaan yaitu orang-orang. Karena itu penting untuk
memastikan bahwa staff TI saling berhubungan, memiliki
keterampilan, dan persyaratan pelatihan yang mendukung
identifikasi untuk LOB (line of business) dan kegiatan
dukungan layanan. Di setiap tingkat pada kerangka enterprise
architecture dan solusi tepat yang tercermin untuk arsitektur
saat ini dan dimasa depan.
2.2.3 Goals & Initiatives
Menurut Bernard (2005, p.106), Goals & Initiatives berada pada Level atas
dari EA3 Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan
arah stategis (strategic direction), tujuan (goals), Initiatives, serta memberikan
penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa TI akan membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis dimulai dengan
22
suatu pernyataan yang jelas dari tujuan dan/atau misi perusahaan, pernyataan
singkat dan jelas dari keberhasilan visi.
2.2.3.1 Strategic Plan
Menurut Bernard (2005, p.115), Perencanaan strategis (Strategic
planning) memperlihatkan sebuah gambaran tingkat atas dari
kumpulan pengaturan dalam perusahaan itu sendiri. Arah ini lebih
lanjut diartikulasikan dalam skenario (Scenarios) jangka panjang,
strategi (Strategies), tujuan (Goals), dan inisiatif (Initiatives) yang
berfungsi sebagai dasar untuk jangka pendek perencanaan taktis
(Operasional) yang di perbaharui setiap tahun.
Sebuah rencana strategis adalah gabungan EA artifact yang harus
memandu arah perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa depan
dengan menyediakan item berikut, masing-masing merupakan EA
artifacts yang sangat sedehana yang terpisah.
Menetapkan misi dan visi yang menjelaskan dengan singkat
tujuan dan arah dalam suatu Enterprise.
Mengembangkan pernyataan arah strategis (Statment of Strategic
Direction) yang sesuai dengan tujuan perusahaan, menjamin
perusahaan supaya dapat bertahan, memungkinkan untuk
fleksibilitas, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif.
Pernyataan ini adalah penjelasan rinci mengenai dimana
perusahaan bermaksud untuk pergi.
23
Meringkas hasil dari analisis SWOT yang merupakan dasar dari
pernyataan arah strategis dan yang mengidentifikasi kekeuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.
Meringkas situasi dan asumsi rencana untuk beberapa ‘Concept
of Operations’ CONOPS skenario yang mendukung arah
strategis perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup satu
skenario saat ini yang menggambarkan kordinasi kegiatan tingkat
tinggi yang sedang berlangsung disetiap baris bisnis (Line of
Business), serta beberapa skenario laporan masa depan dari
kombinasi yang berbeda dari driver internal dan eksternal yang
diidentifikasi melalui analisis SWOT.
Mengembangkan sebuah Grafik CONOPS bahwa dalam
menangkap gambar tunggal esensi dari dan partisipasi didalam
skenario operasi saat ini.
Mengembangkan strategi kompetitif umum (General Competitive
Strategy) untuk perusahaan dalam mempersatukan skenario
CONOPS saat ini dan masa depan dan perusahaan bergerak
dalam arah strategis yang dimaksudkan dalam cara yang itu dan
menjelaskan faktor internal dan eksternal seperti budaya, Line of
Bussiness, persyaratan bisnis, kondisi pasar, strategi pesaing dan
resiko.
Mengidentifikasi tujuan strategis (Strategic Goals) yang akan
menyelesaikan strategi pesaing dan menetapkan sponsor
24
eksekutif yang bertanggung jawab untuk mencapai masing-
masing tujuan.
Mengidentifikasi inisiatif strategi (Strategic Initiatives) dan
sumberdaya sponsor untuk inisiatif, yang merupakan program
yang sedang berlangsung atau proyek pembangunan yang akan
mencapai setiap tujuan strategis.
2.2.3.2 Concept of Operation Scenarios
Menurut Bernard (2005, p.294), CONOPS Scenarios merupakan
sebuah konsep operasi skenario yang berbentuk dokumen naratif
yang menjelaskan bagaimana Enterprise beroperasi sekarang ini atau
yang akan beroperasi untuk beberapa tahun kedepan dengan
memberikan penjelasan tentang keadaan internal dan eksternal yang
diidentifikasi didalam analisis SWOT.
2.2.3.3 Concept of Operations Diagram
Menurut Bernard (2005, p.295), Concept of Operations (CONOPS)
Diagram adalah sebuah penggambaran grafis tingkat tinggi dari
bagaimana fungsi perusahaan, baik secara keseluruhan, atau di
wilayah tertentu. Grafik CONOPS sangat penting bagi Enterprise
karena menjelaskan didalam satu gambar mencakup semua proses
bisnis didalam CONOPS saat ini serta hubungan setiap
aktivitas.Grafik CONOPS menjadi batu ujian untuk membantu
perusahaan mengerti apa yang dilakukannya pada tingkat dasar.
2.2.4 Product & Service
25
Menurut Bernard (2005, p.106), Product & Services berada pada level kedua
dari EA3 Framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa dari
Enterprise Architecture dan merupakan kontribusi dari teknologi yang
mendukung proses bisnis perusahaan. Dan digunakan dalam proses prosedur
untuk menyelesaikan misi dan tujuan dari perusahaan tersebut, Perencanaan
strategis membantu secara langsung dan memprioritaskan berbagai layanan
bisnis dan aktivitas pengiriman produk didalam perusahaan untuk memastikan
bahwa perusahaan bergerak secara kolektif berdasarkan arah strategis yang
sudah ditetapkan dalam rencana strategis untuk mendapatkan rencana tersebut
Bernard mempunyai beberapa solusi seperti dengan menggunakan :
1. Swim Lane Process Diagram
2. Business Process Diagram
3. Activity/Product Matrix
4. Use Case Narrative & Diagram
2.2.4.1 Swim Lane Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p.299), Swim Lane Process Diagram
merupakan suatu diagram aktivitas pemangku kepentingan
(Stackholder) dimana menunjukan kegiatan apa saja yang dilakukan
pemangku kepentingan (orang-orang dengan kepentingan dalam
perusahaan) yang terlibat dengan garis dari proses bisnis dan waktu
dari interaksi. Diagram menggunakan format dari “Swim Lane”
Stackholder diatur dalam baris, kerangka waktu (Timeframes) diatur
26
dalam kolom, lalu gambaran aktivitas digambarkan dengan simbol
flowchart.
2.2.4.2 Business Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p.300) Business Process Diagram
memperlihatkan detail dari rincian suatu kegiatan, termasuk
bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang
lain. Diagram digambarkan dengan model IDEF-0 untuk melihat
input, kontrol, output, dan mekanisme dari masing-masing langkah
di dalam proses. Model aktivitas IDEF-0 cocok untuk dokumentasi
proses bisnis karena menyediakan dua pandangan konteks tingkat
tinggi dan pandangan yang lebih rinci dari setiap langkah dalam
format kegiatan yang dapat lebih diurai dan saling terkait dengan
proses lain untuk menunjukan keterkaitan. Diagram jenis ini berguna
dalam menunjukan hubungan antara langkah-langkah dan pengaruh
internal atau eksternal, tapi mungkin tidak berdasarkan urutan waktu.
2.2.4.3 Activity/Product Matrix
Menurut Bernard (2005, p.301), Activity/Product Matrix meupakan
peta dari siklus hidup dari pendapatan-memproduksi produk untuk
berbagai lini bisnis diseluruh perusahaan. Matriks ini menyoroti
siapa saja yang memiliki proses bisnis dan produk serta tingkatan
rantai pasok. Perusahaan menghasilkan sesuatu ke jalur bisnis yang
mendukung satu atau lebih fase dari siklus hidup produk. Matriks ini
memungkinkan perusahaan untuk melihat dimana kegiatan usaha
27
dari keberadaan produk baik vertikal dan horizontal, serta untuk
membantu menentukan siapa yang bertanggung jawab dari proses
tersebut.
2.2.4.4 Use Case Narrative & Diagram
Menurut Bernard (2005, p.302), Use Case Narrative mengikuti
format Unified Modeling Language (UML) untuk mengidentifikasi
persyaratan bisnis, konteks, Stackholder (Aktor), dan garis bisnis
untuk bertinteraksi dengan sistem, layanan, dan applikasi yang
diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan perkembangan. Jadi
use case menjelaskan interaksi antara pengguna dengan sistem
applikasi.
2.2.5 Data & Information
Menurut Bernard (2005, p.106), Data & Information berada pada level ketiga
dari EA3 Framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan
bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana
arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui
dokumen strategi teknologi informasi yang diikat kedalam perencanaan
strategi teknologi informasi atau perencanaan bisnis.
Tujuan strategi teknologi informasi adalah untuk membangun sebuah
pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah, serta
menyebarkan informasi ke seluruh perusahaan.
2.2.5.1 Object State Transition Diagram
28
Menurut Bernard (2005, p.306), sebuah state transition diagram
menggunakan notasi Unified Modeling Language untuk
memperlihatkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek
secara spesifik. Diagram ini memperlihatkan perubahan artibut, link,
atau behavior dari “on-line order” objek yang hasilnya dari sistem
internal atau eksternal yang memicu perubahan keadaan.
2.2.5.2 Logical Data Model
Menurut Bernard (2005, p.308), Model data sematik dapat
dikembangkan dengan menggunakan metode dan simbologi
tradisional terstuktur (Entity Relationship Diagram), atau dapat
menggunakan metote berorientasi objek dan simbologi dari Unified
Modeling Language (UML), yang menghasilkan Class Diagram
dan/atau Object Diagram.
2.2.5.3 Activity/Entity Matrix
Menurut Bernard (2005, p.310) activity/entity matrix dikembangakn
dengan pemetaan data entitas yang dipengaruhi oleh garis kegiatan
bisnis (Line of Business) terkait. Sering disebut ‘CRUD’ Matriks
karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi yang dilakukan
pada data (Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis.
2.2.6 System & Applications
29
Menurut Bernard (2005, p.107), System & Applications berada pada level
keempat dari EA3 Framework dimaksudkan untuk mengatur dan
mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan applikasi yang
digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan TI tergantung pada
perubahan di tingkat atas dari EA3 Framework (Business Services atau
Information Flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem atau aplikasi
yang tercermin dalam arsitektur masa depan.
2.2.6.1 System Communication Description
Menurut Bernard (2005, p.13), System Communication Description
menyediakan penjelasan dari bagaimana data berkomunikasi dengan
sistem ke seluruh perusahaan, dan khususnya termasuk mengenai
links, paths, networks, dan media.
2.2.6.2 System Data Flow Diagram
Menurut Bernard (2005, p.315), System Data Flow Diagram lebih
dikenal sebagai “Data Flow Diagram” dimaksudkan untuk
menunjukan proses dalam sistem pertukaran data dan bagaimana
pertukaran itu terjadi. Langkah-langkah dalam membuat Data Flow
Diagram :
1. Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data
antara mereka.
2. Sistem dokumen hieraki fungsional.
3. Tujuan utama adalah untuk :
a. Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data
30
sistem yang diperlukan yang di input dan output oleh
masing-masing sistem.
b. Memastikan konektivitas fungsional selesai.
c. Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail
tambahan.
2.2.7 Network & Infrastructure
Menurut Bernard (2005, p.107), Network & Infrastucture berada pada level
kelima dan merupakan level bawah dari EA3 Framework dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari
jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host sistem,
applikasi, website, dan database.
2.2.7.1 Network Connectivity Diagram
Menurut Bernard (2005, p.321) network connectivity diagram
memperlihatkan koneksi fisik diantara jaringan suara, data, dan video
yang ada didalam perusahaan. Termasuk eksternal wide area
networks (WANs) dan local areas network (LANs) dan juga
‘extranets’ dan ‘intranets’.
2.2.8 Security Plan
Menurut Bernard (2005, p.328), Security Plan menyediakan deskripsi rinci
tingkat tinggi tentang program keamanan yang berlaku di seluruh perusahaan.
Ini mencakup physical, elemen data keamanan pribadi, dan operasional dan
prosedur.
2.2.9 Technology Forecast
31
Menurut Bernard (2005, p.335), technology forecast merupakan pendukung
dan penghubung dengan technology standards profile. Technology forecast
merupakan dokumen perubahan yang diharapkan pada setiap daftar standar
dalam technology standars profile artifak, dimana perubahan ke depan terjadi
atau akan terjadi.
2.2.10 Workforce Plan
Menurut Bernard (2005, p.335), Workforce plan menyediakan penjelasan
tingkat tinggi dari bagaimana modal manusia dikelola diseluruh perusahaan.
Workforce plan termasuk strategi untuk perekrutan, retention, dan
pengembangan profesional pada tingkatan eksekutif, manajemen, dan staff
di dalam perusahaan.
2.2.10.1 Organization Chart
Menurut Bernard (2005, p.336), Organization Chart
memperlihatkan bagaimana posisi dan personel yang diatur dalam
hirarki diagram atau format matriks. Organization Chart
membantu untuk menunjukan garis kewenangan, hubungan kerja
serta kepemilikan dari sumber daya, produk, dan proses.
2.2.11 Enterprise Architecture Management Plan
2.2.11.1 EA Program Management
2.2.11.1.1 Governance and Principles
Menurut Bernard (2005, p.177), governance and
principles menggambarkan kebijakan dan
32
pengambilan keputusan yang akan terjadi di dalam
program enterprise architecture.
2.2.11.1.2 Support for Strategy and Business
Menurut Bernard (2005, p.178), suppport for
strategy and business digunakan untuk mendukung
dan meningkatkan strategi perusahaan dan
perencanaan bisnis serta mengindentifikasi
kesenjangan kinerja yang dapat dibantu dengan
komponen EA.
2.2.11.1.3 Roles and Responsibilities
Menurut Bernard (2005, p.177), EA roles and
responsibility menggambarkan peran dari
stakeholder dalam EA program yang akan
mengggunakan dan bertanggung jawab sesuai
dengan peran mereka masing-masing.
2.2.11.1.4 EA Program Budget
Menurut Bernard (2005, p.179), EA program budget
menggambarkan biaya untuk EA program per
tahunnya dan total keseluruhan siklusnya, jadi total
kepemilikan biaya teridentifikasi.
33
2.2.11.1.5 EA Program Perfomances Measures
Menurut Bernard (2005, p.180), EA program
perfomance measures menggambarkan bagaimana
efektifitas dan efisiensi program EA yang akan
diukur. Ada 2 tipe pengukuran yaitu outcome dan
output. Pengukuran outcome mengidentifikasi
beberapa kemajuan yang terjadi pada new end-state.
Pengukuran output, menyediakan data dan hal-hal
yang berhubungan dengan kegiatan.
2.2.11.2 EA Current Architecture Summary
2.2.11.2.1 Strategic Goals and Initiatives
Menurut Bernard (2005, p.181), Strategic Goals and
Initiatives mengidentifikasi bagaimana EA program dan
komponen spesifik EA mendukung pencapaian tujuan
strategis dan inisiatif perusahaan.
2.2.11.2.2 Business services and Information Flows
Menurut Bernard (2005, p.182), Business Services and
Information Flows mengidentifikasi dan menekankan
peran pengguna EA dalam mendukung analisis proses
bisnis dan perbaikan, serta mengidentifikasi dan
mengoptimalkan arus informasi di antara proses-proses.
34
2.2.11.2.3 System and application
Menurut Bernard (2005, p.184), System and Application
mengidentifikasi bagaiamana komponen EA saat ini dan
artifak sistem dan aplikasi pada tingkat EA framework
mendukung arus informasi yang dibutuhkan untuk LOB
pada seluruh perusahaan.
2.2.11.2.4 Technology Infrastructure
Menurut Bernard (2005, p.184), Technology
Infrastructure membahas tentang suara, data, video
komponen EA, dan artifak yang membentuk teknologi
infrastruktur pada tingkat EA framework.
2.2.11.2.5 IT Security
Menurut Bernard (2005, p.181), IT security membahas
tentang pendekatan umum untuk keamanan TI pada semua
tingkat EA framework. Keamanan TI harus menjadi
bagian dari tujuan strategis atau inisiatif yang bergantung
pada akurasi, pengesahan informasi yang benar.
2.2.11.2.6 EA Standards
Menurut Bernard (2005, p.181), EA standards
menyediakan standar dokumen EA untuk data, video,
suara, dan keamanan TI yang digunakan selama
pengembangan komponen EA.
35
2.2.11.2.7 Workforce Requirements
Menurut Bernard (2005, p.185), workforce requirement
menjelaskan pendekatan untuk perencanaan tenaga kerja
TI dan pelatihan bahwa perusahaan menggunakan
manajemen modal manusia (human capital management).
2.2.11.3 EA Future Architecture Summary
2.2.11.3.1 Future Operating Scenarios
Menurut Bernard (2005, p.186), future operating
scenarios ditampilkan bersama dengan deskripsi narasi
tujuan skenario dan lingkungan operasi yang menanggapi
skenario.
2.2.11.3.2 Planning Assumptions
Menurut Bernard (2005, p.161), planning assumptions
merupakan asumsi perencanaan dari skenario yang
dibahas lebih lanjut dalam hal yang dimaksud dengan
prioritas perusahaan karena menerapkan EA untuk ke
depannya. Asumsi mengidentifikasi kemampuan yang
baru dan sumber daya yang akan diperlukan jika
perusahaan sukses di masing-masing skenario.
2.2.11.3.3 Updating Current & Future Views
Menurut Bernard (2005, p.186), updating current and
future view merupakan dokumentasi perubahan
perencanaan dalam proses dan sumber daya apa yang
36
akan menciptakan pandangan EA di masa depan pada
setiap framework.
2.2.11.3.4 Sequencing Plan
Menurut Bernard (2005, p.188), sequencing plan
merupakan bagian dari dokumen perencanaan manajemen
EA (EA management plan document) yang
menggambarkan tugas, milestones, dan jangka waktu unuk
mengimplementasikan komponen dan artifak EA yang
baru.
2.2.11.3.5 Configuration Management
Menurut Bernard (2005, p.188), configuration
management merupakan bagian dari perencanaan
manajemen EA (EA management plan) yang berfungsi
untuk mendukung sub proses dimana perubahan EA
dikelola dan standar dalam TSRM diterapkan.
2.2.12 Hubungan Strategi, Bisnis, dan Teknologi
Menurut Bernard (2005, p.72), Enterprise Architecture untuk mendukung
kegiatan holistik perusahaan, itu harus berhubungan dengan strategi, bisnis,
dan teknologi. Enterprise Architecture paling efektif jika secara bersamaan
mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan eksekutif di
perusahaan dan perencanaan dalam pengambilan keputusan manejemen
disetiap line of business. Dengan cara ini enterprise architecture membantu
untuk memastikan bahwa strategi menggerakan bisnis dan perencanaan
37
teknologi. Dari perspektif bisnis, enterprise architecture menyediakan
konteks dan tujuan dari aktivitas bisnis dengan memastikan teknologi
dilaksanakan hanya setelah kebutuhan bisnis diidentifikasi. Dilihat dari
perspektif teknologi enterprise architecture menyediakan strategi dan
konteks bisnis dari perencanaan sumber daya.
2.2.13 Hubungan Enterprise Architecture dan Strategi
Menurut Bernard (2005, p.72), kerangka dan metodologi enterprise
architecture mengatur dokumentasi enterprise architecture dengan cara
mengijinkan strategi yang berpengaruh pada perencanaan bisnis dan
teknologi, serta pengambilan keputusan. Ini penting khususnya didalam
dokumentasi dari gambaran dari masa depan enterprise architecture.
Pertama, mengidentifikasi apa yang akan dirubah dan diantisipasi didalam
sasaran dan inisiatif strategi, dokumentasi yang berikutnya dari aktivitas
bisnis dan sumberdaya teknologi dapat diselesaikan dengan cara
mempromosikan keselarasan, efisien, dan efektif. Strategi dokumentasi
melibatkan identifikasi dari sasaran (goals), inisiatif (initiatives), dan ukuran
hasil (outcome measures).
2.2.14 Hubungan Enterprise Architecture dan Perencanaan Bisnis
Menurut Bernard (2005, p.73), seperti yang tercermin dalam desain dari
enterprise architecture framework dalam membuat strategi, persyaratan
bisnis, dan dukungan solusi untuk memenuhi kebutuhan teknologi.
38
Dokumen Enterprise Architecture terdiri dari 3 masalah utama pada
tingkatan bisnis yaitu :
Dukungan sasaran strategi (Supporting strategic goals).
Dokumentasi dari aktivitas bisnis (Documentation of business
activity).
Identifikasi dukungan teknologi (identifiying supporting
technologies).
2.2.15 Hubungan Enterprise Architecture dengan Perencanaan Teknologi
Teknologi merupakan tipe dari sumber daya yang menampilkan informasi
dan aliran sumber daya lainnya yang mendukung pembuatan dan pengiriman
dari bisnis produk dan jasa, yang memperlihatkan pencapaian dari tujuan
strategi. Ini penting bahwa teknologi tidak mendorong bisnis dan
perencanaan strategi terutama di perusahaan yang sumberdayanya terbatas,
dimana biaya duplikasi teknologi yang tidak strategis tidak dapat diberikan.
Ini penting untuk perusahaan (enterprise) untuk mengerti arah dan prioritas
utama, rencana yang diperlukan untuk kegiatan bisnis, dan kemudian
mengidentifikasi sumber daya yang mendukung, termasuk teknologi
informasi.
2.2.16 Pengertian Enterprise Architecture Artifact
Menurut Bernard (2005, p.112), enterprise architecture artifact adalah tipe
dari dokumentasi yang menggambarkan komponen-komponen, termasuk
laporan-laporan, diagram, grafik, lembar kerja (spreadsheet), file video, dan
jenis-jenis informasi yang dicatat.
39
2.2.17 Pengertian Line of Business
Menurut Bernard (2005, p.108), Line of Business (LOB) adalah area yang
berbeda dari kegiatan dalam perusahaan. Juga dapat disebut sebagai
”vertikal” area yang mungkin melibatkan penyedia jasa pengembangan
produk, pengiriman atau fungsi administrasi internal. Masing-masing LOB
telah memiliki arsitektur yang lengkap yang mencakup lima hieraki level
dari EA3 framework.
2.2.18 Pengertian Enterprise Architecture Framework
Menurut Bernard (2005, p.81) Enterprise Architecture Framework adalah
struktur untuk mengatur informasi yang mendefinisikan ruang lingkup
arsitektur dan bagaimana area dari tiap arsitektur itu berhubungan dengan
yang lain. Enterprise dapat mengimplementasikan EA framework secara
langsung atau dapat menggunakannya sebagai dasar dalam pengembangan
manajemen mereka sendiri dan pendekatan dokumentasi. Banyak enterprise
kemungkinan besar akan perlu melakukan modifikasi untuk unsur-unsur
tertentu dari EA framework sesuai dengan kebutuhan khusus mereka, militer,
non profit, akademik perusahaan yang memiliki fundamental budaya yang
berbeda dan faktor keberhasilan kritis.
40
Gambar 2.4 Enterprise Architecture3 Framework
2.2.19 Analisis PEST
Menurut Ward dan Peppard (2002, p.70), dalam melakukan pengolahan
suatu bisnis atau suatu badan usaha, terdapat cakupan yang luas sekali jika
ingin membahas faktor eksternalnya karena terdapat enam faktor utama
yang biasanya dianalisis oleh perusahaan. Faktor-faktor tersebut, biasanya
dipertimbangkan bersamaan pada tingkat sejak dari pemikiran strategi,
dengan menggunakan metode pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi).
Dua pendekatan lainnya, yaitu faktor legal normalnya sudah termasuk
didalam faktor politik dan faktor ekonomi normalnya sudah termasuk
didalam faktor sosial. Dengan demikian faktor-faktor tersebut dapat
memberikan kesempatan bisnis yang lebih signifikan agar dapat juga
mengidentifikansikan ancaman-ancaman yang mungkin terjadi, sehingga
perusahaan dapat menyediakan waktu dalam mengatasi aksi dan
meminimalisasi dampak yang akan terjadi.
41
2.2.19.1 Politik.
Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap
proses bisnis perusahaan. Faktor legal yang dapat digolongkan ke
dalam aspek politik merupakan hukum atau undang-undang yang
berkaitan dengan proses bisnis.
2.2.19.2 Ekonomi.
Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses bisnis
perusahaan, seperti kebijakan moneter, standar nilai inflasi dan
deflasi negara, serta keadaan ekonomi global.
2.2.19.3 Sosial.
Aspek sosial juga ikut memberikan dampak terhadap strategi
perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Hal-hal yang
berkaitan dengan aspek sosial tersebut adalah kebudayaan, tenaga
kerja, lingkungan kerja, serta lingkungan hidup.
2.2.19.4 Teknologi.
Aspek teknologi yang terus berkembang juga memberikan
pengaruh pada perusahaan. Maka perusahaan berlomba-lomba
memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan produk dan jasa
agar mendapatkan keuntungan yang banyak dalam waktu singkat.
42
2.2.20 Analisis Porter
Porter mengajukan model lima kekuatan (five forces model) sebagai alat
untuk menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat
didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang memproduksi produk atau
jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat.
Lima kekuatan persaingan tersebut adalah:
Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama
Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru
Ancaman barang substitusi
Daya tawar pembeli
Daya tawar penjual
2.2.20.1 Persaingan Sesama Pesaing Dalam Industri Yang Sama
Menurut Porter, faktor persaingan antar pesaing dalam industri
yang sama inilah menjadi sentral kekuatan persaingan. Semakin
tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindikasikan
semakin tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas
perusahaan mungkin menurun.
2.2.20.2 Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Sebuah perusahaan tertarik untuk terjun ke dalam suatu industri
bila industri tersebut menawarkan keuntungan yang tinggi. Secara
makro, datangya pemain baru akan membuat persaingan menjadi
lebih ketat dan akhirnya berujung pada turunnya laba yang diterima
bagi semua perusahaan.
43
2.2.20.3 Ancaman Barang Substitusi
Barang substitusi merupakan barang atau jasa yang dapat
menggantikan produk sejenis. Lebih jauh, ancaman barang
subsitusi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor berikut:
Harga relatif dalam kinerja barang substitusi.
Biaya mengalihkan ke produk lain.
Kecenderungan pembeli untuk mensubstitusi.
2.2.20.4 Daya Tawar Pembeli Atau Konsumen
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kekuatan tawar
pembeli. Faktor tersebut antara lain:
Pangsa pembeli yang besar.
Biaya mengalihkan ke produk lain yang relatif kecil.
Banyaknya produk substitusi.
Tidak atau minimnya diferensiasi produk.
2.2.20.5 Daya Tawar Penyedia Input (pemasok)
Penyedia input mempunyai daya tawar yang tinggi bila perusahaan
tersebut menjadi satu-satunya penyedia bahan baku bagi
perusahaan lain yang membutuhkan inputnya. Artinya penyedia
input akan memonopoli harga maupun kuantitas barang.
2.2.21 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2004, p.18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
44
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths),
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness), dan ancaman (threads). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi, serta kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer
untuk analisis situasi ini adalah analisis SWOT.
- Strength (Kekuatan)
Merupakan suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing,
serta kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan
dengan pesaing.
- Weakness (Kelemahan)
Merupakan kelemahan dalam sumber daya, keterampilan dan
kemampuan yang secara serius menghambat kinerja perusahaan.
- Opportunity (Peluang)
Merupakan suatu peluang dimana perusahaan dapat beroperasi secara
leluasa untuk mendapatkan keuntungan dan juga untuk menarik lebih
banyak pelanggan.
- Threat (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaaan dari para
pesaing dalam mendapatkan konsumen.
45
2.2.21.1 Matrix SWOT
Menurut Rangkuti (2004, p.31), Matriks SWOT adalah alat yang
dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik
ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal
(EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Cara membuat matriks SWOT adalah dengan menggunakan faktor-
faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah
dijelaskan dalam tabel IFAS dan EFAS, yaitu dengan mentransfer
peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta mentransfer kekuatan
dan kelemahan dari tabel IFAS ke dalam sel yang sesuai dengan
matrik SWOT.
Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor strategis tersebut
lalu dibuatkan empat set kemungkinan alternatif strategi (SO, ST,
WO, WT).
Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi WO : Strategi ini ditetapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
46
Strategi ST : Strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman.
Tabel 2.1 Matrik SWOT Rangkuti (2004, p.31)
STRATEGI
FAKTOR
EKSTERNAL
BOBOT RATING BOBOT
&
RATING
KOMENTAR
PELUANG
Total Peluang
ANCAMAN
Total Ancaman
TOTAL EFAS
2.2.21.2 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
47
Menurut Rangkuti (2004, p.22), sebelum membuat matrik faktor
strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor
strategi eksternal (EFAS).
Tabel 2.2 Tabel EFAS
IFAS
EFAS
Strength (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan
internal.
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan
internal.
Opportunity(O)
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal.
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang,
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Threats(T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal.
Strategi ST
Cipatakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman.
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
mengatasi ancaman.
48
Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal
(EFAS):
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari
1,0 (Sangat Penting) sampai dengan 0,0 (Tidak Penting).
Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai
dengan 1 (Poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian
nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang
semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah
kebalikkannya. Misalnya, jika nilai ancamanya sangat besar,
rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit
ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding)
sampai dengan 1,0 (Poor).
49
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai total ini menunjukkan perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini
dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini
dengan kelompok industri yang sama.
2.2.21.3 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2004, p.24), setelah faktor-faktor strategi
internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal
Strategic Factor Analysis Summarry) disusun untuk merumuskan
faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength and
Weakness perusahaan.
Tabel 2.3 Tabel IFAS
50
STRATEGI
FAKTOR
INTERNAL
BOBOT RATING BOBOT
&
RATING
KOMENTAR
KEKUATAN
Total Kekuatan
KELEMAHAN
Total Kelemahan
TOTAL IFAS
Tahapnya adalah :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
(semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00).
51
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1
(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi
perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif
(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mutlak
dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya
dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan
variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika
kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata
industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan
dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
2.3 Metodologi Implementasi
52
Tabel 2.4 EA Framework and tool selection
Tabel 2.5 Documentation of the EA
Tabel 2.5 Documentation of the EA
53
Fase 2: Kerangka kerja EA dan pemilihan alat (EA Framework and tool selection)
1. Memilih kerangka kerja dokumentasi EA.
2. Mengidentifikas Line Of Business EA atau dokumentasi lainnya.
3. Mendokumentasikan komponen EA yang harusdidokumentasikan.
4. Memilih metode dokumentasi yang sesuai untuk kerangka kerja.
5. Memilih aplikasi software atau alat untuk mendukung otomatisasi dokumentasi EA.
6. Memilih dan menetapkan tempat penyimpanan(on-line repository) untuk dokumentasi atau analisis.
54Fase 3: Dokumentasi EA (Documentation of the EA)
1. Evaluasi bisnis yang sedang berjalan dan dokumentasi teknologi untuk digunakan dalam EA.
2. Dokumentasi komponen EA yang sedang berjalan saat ini dari semua kerangka kerja.
3. Mengembangkan beberapa scenario bisnis atau teknologi ke depan.
4. Mengidentifikasi asumsi perencanaan (planning assumption) untuk setiap skenario di masa yang akan datang.
5. Menggunakan scenario dan program untuk menjalankan dokumentasi komponen EA dari semua tingkat kerangka kerja.
6. Mengembangkan EA Management Plan untuk merencanakan urutan perubahan dalam EA.