bab 2 tinjauan pustaka jaringan atau network merupakan...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Yang Berkaitan Dengan Jaringan
Jaringan Komputer
Jaringan atau network merupakan dua komputer atau lebih yang saling
berhubungan satu sama lain, saling berkomunikasi secara elektronik, saling
membagi sumber daya (semisal: cd-rom, printer, file sharing: pertukaran file,
internet dan lainnya) dan juga dapat saling mempergunakan sumber daya yang
sama. (Elidjen, Shellyana Tanun, Budi Santoso & Cipto Citronegoro, 2010:
712).
Jaringan terdistribusi adalah jaringan komputer yang cara kerjanya
dilakukan oleh semua perangkat komputer di dalamnya. Ini berarti tidak ada
perbedaan antara server dengan client. Sedangkan jaringan tersentralisasi
adalah jaringan komputer yang cara kerjanya berbeda baik itu server maupun
client. Pemusatan jaringan komputer tersentralisasi adalah pada komputer
server.
2.1.1 Jenis - Jenis Network
Berdasarkan skala yang dapat dijangkau, jaringan komputer dibagi
menjadi tiga yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) secara umum adalah
jaringan privat yang menghubungkan perkantoran, gedung atau
kampus. Tergantung dari kebutuhan pengguna LAN dan
teknologi yang digunakan. Sampai sekarang, jaringan LAN
terbatas hanya sampai beberapa kilometer saja. (Forouzan,
Behrouz A. 205: 13).
Gambar 2.1 Local Area Network
10
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan yang
luas jangkauanya berada tidak kurang dari jaringan LAN dan
tidak seluas jaringan WAN, yang biasanya hanya seluas kota.
Di desain untuk pelanggan yang membutuhkan koneksi cepat,
koneksi internet lancar dan merupakan jaringan dengan banyak
endpoints di suatu kota atau hanya sebagian dari sebuah kota
tersebut. (Forouzan, Behrouz A. 205: 15).
Gambar 2.2 Metropolitan Area Network
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) memungkinkan
komunikasi data, gambar, suara bahkan video dengan jarak
yang relatif jauh dan dapat pula berjarak antar negara, benua
bahkan seluruh dunia sekalipun. WAN dapat juga serumit
backbone yang terkoneksi jaringan internet atau juga hanya
seperti jaringan dial-up yang mengkoneksikan komputer
dengan internet. (Forouzan, Behrouz A. 205: 14).
Gambar 2.3 Wide Area Network
11
2.1.2 Media Transmisi Data
A. Media Tembaga
Hampir semua jaringan computer saat ini menggunakan kabel
sebagai media transmisi. Media transmisi ini memiliki batasan
jangkauan dan tidak efisien karena banyak memakai tempat.Media
kabel ini biasanya digunakan dalam jaringan local misalnya dalam
satu gedung atau antar gedung dalam suatu lembaga.Bila sumber
data dan penerima memiliki jarang yang tidak jauh kabel dapat
digunakan dalam media transmisi. Jenis kabel yang sering digunakan
dalam media transmisi adalah sebagai berikut:
1. Twisted Pair
Kabel twisted-pair secara umum adalah kabel unshielded
twisted-pair (UTP). IBM juga telah membuat versi lain dari kabel
twisted-pair yakni kabel shielded twisted-pair (STP). Kabel STP
memiliki lapisan metal foil atau dapat juga berupa jala-jala metal
yang bertujuan untuk melindungi konduktor didalamnya dari
gangguan external (noise). (Forouzan, Behrouz A. 205: 193).
Gambar 2.4 UTP dan STP
2. Coaxial
Kabel Coaxial dapat menyalurkan sinyal dengan frekuensi
yang lebih tinggi dari kabel twisted-pair, dikarenakan keduanya
sangat berbeda dari cara penyusunannya. Dengan tidak
menggunakan dua kawat, kabel coaxial hanya memiliki satu
kawat sebagai konduktor utama (umumnya tembaga) dan
terbungkus selubung yang mengisolasi yang kemudian dibungkus
12
lagi dengan metal foil atau jala-jala metal dan dapat pula dengan
kombinasi keduanya. (Forouzan, Behrouz A. 205: 195).
Gambar 2.5 Coaxial
3. Serat Optic
Kabel serat optik adalah kabel yang memiliki ukuran
kecil, mempunyai tiga komponen utama, yaitu media
transmisi, sumber cahaya, dan detektor. Memiliki jarak
jangkauan mencapai 2 km dengan kecepatan tinggi yang
dapat mencapai 600 Mbps. cahaya melewati jalur lurus
sepanjang jalur tersebut memiliki zat dengan kepadatan yang
sama. Jika sinar cahaya yang secara konsisten melewati jalur
dengan kepadatan zat yang sama dan kemudian berbeda
kepadatan zatnya, maka cahaya akan berbelok. Kelebihan
media transmisi ini memiliki kecepatan tinggi dan tidak
terganggu noise. Kekurangan media transmisi ini adalah masih
termasuk kabel yang mahal. (Forouzan, Behrouz A. 205: 198).
Gambar 2.6 Serat Optic
13
2.1.3 Perangkat Jaringan Komputer
1. Ethernet Card
Ethernet card atau Network Interface Card (NIC) atau LAN
Card adalah perangkat yang berfungsi sebagai media penghubung
antara komputer dengan jaringan luar. Pada Ethernet card terdapat
beberapa jenis port, diantaranya port BNC (Barrel Nut Connector
atau Bayonet Net Connector) dan RJ-45, namun untuk sekarang ini
yang sering dipakai adalah port RJ-45. (Micro, Andi, 2012: 12).
Gambar 2.7 Ethernet Card
2. Hub dan Switch
Hub dan Switch adalah perangkat konsentrator yaitu perangkat
yang digunakan untuk menyatukan kabel-kabel dari workstation,
server, atau perangkat host lainnya.Biasanya konsentrator ini
digunakan pada jaringan dengan topologi star.Sebagai konsentrator,
switch mempunyai kemampuan lebih lebih dibanding Hub. (Micro,
Andi, 2012: 9).
Gambar 2.8 Switch
3. Repeater
Repeater berfungsi untuk memperkuat sinyal yang melemah
karena melewati media transmisi yang panjang cara kerja repeater ini
14
dengan cara menerima sinyal dari satu segmen kabel kemudian
memancarkan kembali sinyal tersebut dengan kekatan yang sama
dengan sinyal aslinya, sehingga jarak transmisi atau kabel dapat
diperpanjang. (Micro, Andi, 2012: 6).
Gambar2.9 Repeater
4. Router
Router merupakan perangkat khusus yang digunakan untuk
menangani kenektivitas antara dua jarinagn atau lebih yang
terhubung melalui paket switching. Cara kerja router dengan melihat
alamat asal dan alamat tujuan dari paket yang melewatinya kemudian
router memutuskan rute yang akan dilewati paket tersebut untuk
sampai ke tujuan. Router mengetahui alamat masing-masing
komputer dilingkungan jaringan lokalnya, mengetahui alamat bridge,
dan router lainnya. (Micro, Andi, 2012: 23).
Gambar 2.10 Router
15
5. Modem
Modem atau modulator-demodulator merupakan perangkat yang
berfungsi merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Secara umum
digunakan untuk memperoleh koneksi internet baik menggunakan
kabel telepon maupun sinyal mobile. (Micro, Andi, 2012: 1).
Gambar 2.11 Modem
2.1.4 Arsitektur Jaringan
Open System Interconnection (OSI) model
Model referensi OSI (Open System Interconnection)
menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di
sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu
software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara
konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan
memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model Open Systems
Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for
Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur
bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan.
Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat
berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. (Elidjen,
Shellyana Tanun, Budi Santoso & Cipto Citronegoro, 2010: 712).
Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawab secara
khusus pada proses komunikasi data. Misalnya, satu layer
bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara
layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error”
selama proses transfer data berlangsung.
16
Gambar 2.12 OSI Layer
Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower
layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file
direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama
yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer
adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.
Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer
jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan
aliran komunikasi data.Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan
metode transmisi. (Elidjen, Shellyana Tanun, Budi Santoso & Cipto
Citronegoro, 2010: 712).
Penjelasan 7 layer pada OSI
• Aplication Layer: Lapisan ke-7 ini menjelaskan spesifikasi untuk
lingkup dimana aplikasi jaringan berkomunikasi dengan layanan
jaringan. Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini
bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program
komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di
jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas
jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan
kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada
dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, DNS,
TELNET,NFSdanPOP3.
17
• Presentation Layer: Lapisan ke-6 ini berfungsi untuk mentranslasikan
data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang
dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam
level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software),
seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network
shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote
Desktop Protocol (RDP).
• Session layer: Lapisan ke-5 ini berfungsi untuk mendefinisikan
bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau ditiadakan. Selain
itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Protokol yang berada
dalam lapisan ini adalah RPC(Remote Procedure Call), dan DSP
(AppleTalk Data Stream Protocol).
• Transport layer: Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecah data ke
dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket
tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa
paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah
jalan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah UDP, TCP, dan
SPX (Sequence Packet Exchange).
• Network layer: Lapisan ke-3 ini berfungsi untuk mendefinisikan
alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian
melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan
router dan switch layer-3. Protokol yang berada dalam lapisan ini
adalah DDP (Delivery Datagram Protocol), Net BEUI, ARP, dan
RARP (Reverse ARP).
• Data-link layer: Lapisan ke-2 ini berfungsi untuk menentukan
bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut
sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow
control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access
Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch
layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi
18
dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan
Media Access Control (MAC).
• Physical layer: Lapisan ke-1 ini berfungsi untuk mendefinisikan media
transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur
jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan
dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana
Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel
atau radio. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah Ethernet,
FDDI (Fiber Distributed Data Interface), ISDI, dan ATM. (Elidjen,
Shellyana Tanun, Budi Santoso & Cipto Citronegoro, 2010: 712).
2.2 Teori Yang Terkait Tema Penelitian
2.2.1 Perbedaan IPv4 dengan IPv6
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di
dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati
hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di
seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari
8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari
alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung
dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh
dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di
dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet
versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
Contoh alamat IPv6 adalah 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a .
(Davies, Joseph, 2012: 57).
19
2.2.1.1Perbedaan Header pada IPv6 dengan IPv4
Gambar 2.13 Perbedaan IPv4 dengan IPv6
Header IPv4
Gambar 2.14 Header IPv4
• Version, bersisi versi dari IP yang dipakai
• Header Length, berisi panjang dari header paket IP ini dalam hitungan
32 bit word
• Type of service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara
penanganan paket IP ini.
• Total Length of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran
byte.
20
• Identification, Flag dan Fragment Offset, berisi beberapa data yang
berhubungan dengan fragmentasi paket.
• Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang boleh dilewati
paket IP.
• Protocol, mengandung data yang mengidentifikasikan protokol layer
atas pengguna isi data dari paket IP.
• Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh
field dari header paket IP.
• IP Address penerima dan pengirim, berisi alamat pengirim dan
penerima paket.
• Strict Source Route, berisi daftar lengkap IP Address dari router yang
harus dilalui oleh paket ke host tujuan.
• Loose Source Route, paket yang dikirimkan harus singgah di beberapa
router yang telah ditentukan.
(Dey, Saubrah & Shilpia, N, 2011: 10)
Header IPv6
Gambar 2.15 Header IPv6
• Traffic Class (1 byte)
Bit bidang ini memegang dua nilai. Yang 6 bit paling signifikan
digunakan untuk DSCP, yang digunakan untuk mengklasifikasikan
paket.Dua bit sisanya digunakan untuk ECN,nilai prioritas lagi
menjadi rentang:.Lalu lintas di mana sumber memberikan kontrol
kemacetan dan non-kemacetan kontrol lalu lintas. (Hagen, Silvia,
2006: 19).
• Flow Label (20 bits)
21
Dibuat untuk memberikan real-time aplikasi layanan khusus.Aliran
label ketika diatur ke nilai noldapat berfungsi sebagai petunjuk untuk
router dan switch sehingga paket tersebut tetap berada di jalur dan
tidak akan dikembalikan ke alamat asal .Hal ini juga dapat digunakan
untuk mendeteksi paket palsu. (Hagen, Silvia, 2006: 19).
• Payload Length (2 bytes)
Ukuran muatan dalam oktet, termasuk header ekstensi. Panjang diatur
ke nol ketika sebuah header ekstensi Hop-by-Hop membawa pilihan
Payload Jumbo. (Hagen, Silvia, 2006: 20).
• Next Header (1 byte)
Menentukan jenis header berikutnya. Bidang ini biasanya menentukan
protokol transport layer yang digunakan oleh payload paket. Header
ekstensi yang ada dalam paket bidang ini menunjukkan header
ekstensi setelahnya. Nilai-nilai dibagi sesuai dengan protokol IPv4
yang digunakan. (Hagen, Silvia, 2006: 20).
• Hop Limit (1 byte)
Bidang ini mengandung informasi time-to-life IPv4 dan nilainya
dikurangi satu setiap melawati sebuah router. Ketika nilai mencapai 0,
paket tersebut akan dibuang. (Hagen, Silvia, 2006: 21).
• Source Address (16 bytes)
Alamat IPv6 dari node pengirim. (Hagen, Silvia, 2006: 22).
• Destination Address (16 bytes)
Alamat IPv6 dari node tujuan. (Hagen, Silvia, 2006: 22).
2.2.1.2 Kelebihan IPv6 dibandingkan dengan IPv4
• Address Space: IPv6 memiliki kapasitas 128 bit, dibandingkan
dengan IPv4 yang cuma 32 bit. membuat kapasitas IPv6 jauh
lebih besar (2^96 kali lipat dibandingkan dengan IPv4). Saat
ini cukup banyak juga orang-orang yang mengatakan bahwa
perbedaan kapasitas ini terlalu besar, dan berlebihan. Namun
dengan adanya address space yang luar biasa besar itu, maka
akan terbuka banyak sekali kemungkinan di masa depan
mengenai aplikasi-aplikasi yang bisa dienable (misalnya setiap
22
penduduk dan semua miliknya bisa diberi ip address untuk
identifikasi dll.). (Hagen, Silvia, 2006: 35).
• Scope: IPv6 memiliki scope (jangkauan) IP address yang
terdefinisi dengan baik, seperti node-local, link-local, site-
local, organization-local, global-scope. Scope ini mirip
dengan pemakaian private atau global ip address pada IPv4,
tetapi jauh lebih fleksibel. (Hagen, Silvia, 2006: 71).
• Multicast: Kemampuan pengontrolan multicast IPv6 jauh
dibanding dengan IPv4 dengan adanya scope multicast (di
IPv4 tidak ada kemampuan pengontrolan seperti ini). (Hagen,
Silvia, 2006: 51).
• Anycast: Ini kemampuan baru IPv6 untuk identifikasi beberapa
host dengan sebuah IP address saja. Host yang paling dekat
nanti yang akan respon (kalau solusi di IPv4 menggunakan IP
address yang sama, routing protocol yang akan menentukan
mana yang paling dekat). (Hagen, Silvia, 2006: 49).
• Kemampuan QoS lebih baik: IPv6 bisa memberi label pada
paket-paket tertentu supaya mendapat perlakukan khusus
(misalnya untuk real time traffic). (Hagen, Silvia, 2006: 128).
• Otentikasi dan Privasi: IPv6 memiliki kemampuan builtin
untuk otentikasi & privasi namun berbeda pada IPv4 yang
harus ditambahkan tunnel IPsec (atau mekanisme tambahan
lain) untuk hal ini. (Hagen, Silvia, 2006: 101).
• Fungsi lain yang baru di IPv6: real-time flows, provider
selection, host mobility, end-to- end security, auto-
configuration, dan auto-reconfiguration. (Hagen, Silvia, 2006:
111).
2.2.1.3 Cara Penulisan Alamat IPv6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran
16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal
berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan
dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang
23
digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal
format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
“Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100000000000010000110110111000000000000000000000101111001
11011000000101010101000000000111111111111111000101000100111
0001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal
format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok
berukuran 16-bit
0010000000000001 0000110110111000 0000000000000000
0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111
1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut
dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya
adalah sebagai berikut:
2001:0DB8:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.”
Penyederhanaan Bentuk Alamat
Alamat IPv6 juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0
pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit, dengan menyisakan satu
digit terakhir pada bagian yang hanya beriskan angka 0 dengan
membuang angka 0 didepanya, seperti contohberikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Dapat disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat
lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah
alamat yang memiliki angka 0 berhimpit. Jika sebuah alamat IPv6 yang
direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung
beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::).
Untuk menghindari keambiguan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan
cara ini hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena tidak
dapat ditentukanya berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh
24
setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut.
Contohnya seperti berikut
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
dapat disederhanakan menjadi
21DA:D3::2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan
digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat
dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam
alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka
tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya
mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit
yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit. (Joshep Davies, 2012: 58).
2.2.2 IP Tunnel
IP tunnel adalah kanal jaringan komunikasi Protokol Internet (IP)
antara dua jaringan komputer yang digunakan untuk transportasi menuju
jaringan lain dengan mengkapsulkan paket ini. IP Tunnel sering kali
digunakan untuk menghubungkan dua jaringan IP tidak bergabung yang
tidak memiliki alamat penjaluran asali (native routing path) ke lainnya,
melalui protokol penjaluran utma melewati jaringan transportasi tingkat
menegah.Bersama dengan protokol IPsec keduanya kemungkinan
digunakan untuk membuat jaringan maya pribadi (Virtual Private
Network) antara dua atau lebih jaringan pribadi melewati jaringan
umummisalnya internet.Penggunaan umum lainya adalah untuk
menghubungkan antara instalsi IPv6 dan IPv4 internet.
Dalam melakukan IP tunel, setiap paket IP, termasuk informasi
pengalamatan dari sumber dan tujuan jaringan IP, dikapsulasi dengan
format paket asali lainnya ke jaringan antara (transit network).
Di batas antara jaringan sumber ke jaringan antara serta antara
jaringan antara ke jaringan tujuan, gerbang jaringan (Gateways)
digunakan untuk membangun titik akhir IP tunnel antar
jaringan.Kemudian, titik akhir IP tunnel menjadi penjalur IP asali (native
IP routers) yang membuat standar penjalur IP antara jaringan sumber dan
jaringan tujuan. (Joshep Davies, 2012: 288)
25
2.2.3 Dual-Stack
Metode yang paling umum digunakan adalah Dual-Stack, dimana
IPv4 dan IPv6 address dapat berjalan secara bersamaan di satu perangkat
di semua layer protocol. Sehingga dalam satu perangkat dapat memiliki
dua alamat sekaligus yaitu IPv4 dan IPv6 tanpa saling bertindihan satu
sama lain dan memiliki gateway yang berbeda. Routing table yang ada
pun terdiri dari Routing table IPv4 dan IPv6. Proses pengiriman dan
penerimaan data berlangsung secara terpisah. Syarat utama dari Dual-
Stack ini adalah operatis system nya harus mendukung IPv6. (Joshep
Davies, 2012: 255)
Gambar 2.16 Ilustrasi Dual-Stack
2.2.4 GNS3
GNS3 adalah network simulator grafis yang memungkinkan simulasi
jaringan yang kompleks menggunakan Cisco (Router dan Firewall) atau
Juniper. GNS adalah program open source, program ini gratis dan dapat
digunakan pada beberapa sistem operasi, termasuk Windows, Linux, dan
MacOS X. GNS3 mengemulasikan Cisco IOS dan JUNOS Juniper
sehingga dapat memeriksa konfigurasi sebelum diterapkan pada Router
yang sesungguhnya.
Komponen-komponen GNS3 yaitu:
26
• Dynamips,yaitu program inti yang memungkinkan emulasi Cisco
IOS.
• Dynagen, front berbasis teks-end untuk Dynamips.
• Qemu, mesin generik dan open source emulator dan virtualizer.
GNS3 ini sangat berguna untuk membantu seorang yang berprofesi
sebagai Network Engineer untuk bereksperimen membangun jaringan
menggunakan virtual lab di GNS3 sebelum diimplementasikan di
lapangan. GNS3 juga alat yang sangat baik untuk membantu orang-
orang yang ingin lulus sertifikasi seperti CCNA, CCNP, CCIP, CCIE,
JNCIA, JNCIS dan JNCIE.
Fitur-fitur yang didukung GNS3 antara lain:
• Desain jaringan kualitas tinggi dan topologi jaringan yang
kompleks.
• Mengemulasikan berbagai platform Cisco IOS router, IPS, PIX dan
ASA firewall, JUNOS.
• Simulasi Ethernet sederhana, ATM dan Frame Relay switch.
• Koneksi antara jaringan simulasi dengan jaringan yang
sesungguhnya di dunia nyata.
• Capture packet menggunakan Wireshark.
Pengguna GNS3 harus menyediakan IOS sendiri / IPS / PIX / ASA /
JUNOS untuk digunakan dengan GNS3.
Jarfis. 25 maret (2011). Mengenal GNS3 (Grapic Network Simulator).
Diakses 29 Desember 2013 dari www.jar-net.com .
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
State of Art
Teknologi internet merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
Orang berbicara tentang Internet, Bluetooth, Wi-Fi, 2G, 3G, EDGE, WIMAX, RFID.
Kemajuan teknologi internet telah membuat hidup lebih mudah. Dengan kata lain,
bahwa orang awam pun dapat menggunakan layanan internet tanpa mengetahui
rincian internal, arsitektur, kecepatan transfer data, dll. Pada jurnal berjudul “Issue in
IPv4 to IPv6 Migration“ yang dibuat oleh Saurabh Dey dan Shilpa. N. yang berisi
tentang pengenalan singkat jenis – jenis alamat terutama menekankan pada alamat IP
dan mendiskusikan masalah – masalah perpindahan dari IPv4 ke IPv6, sebagai
berikut :
27
- Port Address
Nomor Port 16 bit (unsigned) berkisar dari 0 hingga 65535. Nomor port
dibawah 1024 digunakan untuk aplikasi standar seperti Port 80 untuk HTTP,
Port 25 untuk SMTP dll.
- MAC Address
MAC Address terdiri dari 48 bit alamat dan format standar IEEE 802 untuk
mencetak MAC Address adalah dua digit heksa desimal yang dipisahkan oleh
tanda hubung (-). 24 Bit pertama sesuai dengan OUI yang ditugaskan oleh
IEEE. 24 Bit sisa ini dikelola penerima hak.
- IP Address
Alamat 32 bit dan format standar, empat bagian 8 bit yang dipisahkan oleh
titik (.). Alamat IP menjalankan dua fungsi utama: identifikasi antarmuka host
atau jaringan dan lokasi. Versi alamat IP ini dikenal sebagai IPv4.
- IPv6
Dalam IPv6, Ruang Alamat diperluas dari 32 bit menjadi 128-bit yang
memberikan maksimum dari 2128 atau sekitar 3.403 * 1038 alamat. Alamat
IPv6 ditulis dalam delapan kelompok empat digit heksadesimal dipisahkan
oleh tanda ":". Contoh alamat IPv6:
2023:0DC0:0000:82A3:0000:0000:0000:1487.
Untuk memperpendek alamat ini, semua angka nol bisa dihilangkan dan dapat
diganti dengan tanda (:). Jadi alamat yang disebutkan di atas sama seperti:
2023:0DC0:0:82A3::1487.
- Perpindahan dari IPv4 ke IPv6
Perpindahan dari IPv4 ke IPv6 tetapi masih banyak pengguna TCP/IP belum
mengetahui perangkat lunak yang terkait dalam sistem mereka. Sebelum
meluncurkan protokol IPv6, infrastruktur jaringan harus ditingkatkan untuk
mengakomodasi pendukung perangkat lunak dan layanan. Banyak perusahaan
telah mengumumkan dukungan untuk IPv6 dalam sistem operasi yang
berbeda, serta Software aplikasi seperti Apple mengumumkan dukungan
untuk IPv6 di MacOS, Novell mengumumkan untuk mendukungnya di
NetWare, dll.
28
Terdapat tiga mode transisi perpindahan dari IPv4 ke IPv6, pada jurnal
berjudul “SIMULASI PENGGUNAAN IPV6 PADA PD. PUMAS JAYA
MENGGUNAKAN METODE MANUAL TUNNELING” yang dibuat oleh Elidjen,
Shellyana Tanun, Budi Santoso dan Cipto Citronegoro menjelaskan tiga mekanisme
transisi IPv4 ke IPv6, sebagai berikut:
- Dual Stack
Dual-Stack, dimana dalam mekanisme ini perangkat yang ada pada jaringan
mendukung kedua protokol, baik IPv4 maupun IPv6. Dengan demikian
perangkat memiliki dua alamat yaitu IPv4 dan IPv6 tanpa saling bertindihan
satu sama lainnnya serta memiliki gateway yang berbeda. Routing table
yang ada pun terdiri dari routing table IPv4 dan IPv6. Proses pengiriman
dan penerimaan paket data berlangsung secara terpisah.
- Tunneling
Tunneling, dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi
membuat suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada di antaranya.
Prinsip dasar tunnel ini adalah membungkus (encapsulate) packet data IPv6
ke dalam format tunnel IPv4 untuk dikirim ke penerima dan dibuka lagi
bungkusnya (decapsulate) yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan
setting koneksi tunnel IPv4 ini dari pengirim ke penerima serta sebaliknya
- Translation
Translation, memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node
IPv4 dengan menterjemahkan protokol pada lapis jaringan.
Dalam IPv6 terdapat beberapa keunggulan dari IPv4, dalam jurnal yang
berjudul “PERBANDINGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6” yang
ditulis oleh Fikri Heriyanto dijelaskan mengenai keunggulan dari IPv6 dibanding
IPv4 seperti:
- Memiliki Format Header Baru
Header pada IPv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar
overhead header minimum.
- Range Alamat yang Sangat Besar
IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing-masing alamat IP
pengirim dan penerima. Sehingga secara logika IPv6 dapat menampung
sekitar 3.4 x 1038 kombinasi alamat.
- Konfigurasi Pengalamatan Secara Stateless dan Statefull
29
IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull, seperti
konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang
tanpa menggunakan server DHCP.
- Built-in Security
Dukungan terhadap IPsec memberikan dukungan terhadap keamanan
jaringan dan menawarkan interoperabilitas dengan implementasi IPv6 yang
berbeda.
- Dukungan yang Lebih Baik Dalam QOS
Pada header IPv6 terdapat trafik yang di identifikasi menggunakan field Flow
Label, sehingga dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun
payload paket terenkripsi melalui IPsec.
- Protocol baru interaksi Node
Pada IPv6 terdapat Protokol Neighbor Discovery yang menggantikan
Address Resolution Protokol.
- Ekstensibilitas
IPv6 dapat dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan
header ekstensi setelah header IPv6.
30