bab 2 landasan teori - bina nusantara | library ... · pdf file8 2.1.2 regresi linear berganda...
Post on 29-Apr-2018
220 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pemodelan Spasial
Pemodelan spasial adalah pemodelan yang berhubungan dengan pendekatan
titik dan area. Tahapan untuk melakukan pemodelan spasial adalah regresi linear
berganda, uji asumsi residual, uji multikolinearitas, model spasial, Spatial
Autoregressive Model (SAR), Spatial Error Model (SEM), dan Uji Lagrange
Multiplier (LM).
2.1.1 Regresi
Regresi adalah persamaan matematik yang menjelaskan hubungan variabel
respon dan variabel prediktor. Dalam analisis regresi terdapat dua variabel, yaitu
variabel respon dan variabel prediktor. Variabel respon disebut juga variabel
dependen yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dinotasikan dengan Y. Variabel
prediktor disebut dengan variabel independen yaitu variabel bebas yang dinotasikan
degan X. Berdasarkan hubungan-hubungan antar variabel bebas, regresi linear
teridiri dari dua, yaitu analisi regresi sederhana dan analisis regresi berganda.
Berdasarkan kelinearan data pada model regresi dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu regresi linear dan regresi non linear. Dikatakan regresi linear apabila
hubungan antara peubah prediktor dan peubah respon adalah linear. Sedangkan
regresi dikatakan non linear apabila hubungan antara peubah prediktor dan peubah
respon tidak linear.
8
2.1.2 Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan
antara peubah respon dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya lebih dari satu
prediktor (Andra, 2007: 8). Secara umum model regresi linear berganda sebagai
berikut :
=
++=k
jiijji xy
10
(2.1)
Keterangan :
y i : variabel respon pada pengamatan ke-i (i = 1,2,,n)
0 : konstanta
j : parameter regresi ke- j(j = 1,2,...,k)
x ij : variabel prediktor ke- j pada pengamatan ke -i
: residual dengan asumsi identik, independen, dan berdisribusi
normal dengan mean nol dan varians 2
n : banyaknya amatan atau lokasi (k+1)
Dalam bentuk matriks dapat diuraikan sebagai berikut :
(2.2)
dimana :
;
;
9
2.1.3 Uji Asumsi Residual
Apabila dalam analisis regresi tidak didasarkan pada asumsi residual, maka
akan mengakibatkan hasil pendugaan regresi tidak sesuai. Asumsi residual dalam
model regresi harus memenuhi kriteria identik, independen, berdistribusi normal
(Manurung, 2007: 66-70). Pemodelan regresi klasik dengan Ordinary Least Square
(OLS) sangat ketat terhadap beberapa asumsi. Apabila ada asumsi yang tidak
terpenuhi, maka terdapat indikasi adanya pengaruh spasial (Andra, 2007: 52).
Untuk melakukan analisis regresi diperlukan asumsi-asumi residual yang
harus dipenuhi di antaranya adalah :
1. Asumsi identik merupakan salah satu asumsi residual yang penting dari model
regresi. Varians residual harus bersifat homoskedastisitas atau varians residual
bersifat identik tidak membentuk pola tertentu. Beberapa uji yang dapat
digunakan untuk menguji asumsi identik adalah uji Glejser, park test, plot of
residual and fit.
Hipotesis untuk uji Glejser adalah sebagai berikut:
H0: residual identik
H1: residual tidak identik
Statistik Uji:
MSE
MSRFhitung = (2.3)
dimana :
( )k
ee
MSR
n
ii
=
=1
2
;
( )1
1
2
=
=
kn
ee
MSE
n
iii
10
Pengambilan keputusan adalah Fhitung > F(k, n-k-1) maka tolak H0 pada tingkat
signifikansi , artinya bahwa residual tidak identik. Pengambilan keputusan juga
dapat melalui P-value dimana tolak H0 jika P-value < .
2. Asumsi saling bebas (Independent) atau uji autokorelasi residual, yang
dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar residual. Beberapa
pengujian yang dapat dilakukan untuk menguji asumsi independen adalah uji
Durbin-Watson dan plot Autocorrelation Function (ACF).
Hipotesis untuk uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
tidak ada korelasi residual
ada korelasi residual
Statistik uji:
( )
=
=
=n
i i
n
i ii
hitunge
eed
1
2
1
21
(2.4)
Pengambilan keputusan adalah tolak H0 jika dhitung dL,/2 atau dL,/2 (4
dhitung) dL,/2, artinya terdapat autokorelasi antar asumsi residual atau asumsi
independen tidak terpenuhi (Rahayu, 2009: 30).
3. Asumsi normal digunakan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi
normal. Jika asumsi kenormalan tidak terpenuhi, estimasi OLS tidak dapat
digunakan. Beberapa pengujian yang dapat dilakukan untuk asumsi distribusi
normal adalah Anderson Darling, Kolmogorov-Smirnov, Jarque-Bera test, dan
Skewnes-Kurtosis.
Hipotesis untuk uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
H0: residual berdistribusi normal
H1: residual tidak berdistribusi normal
11
Statistik uji:
)()(0 xSxFmaksD N= (2.5)
Dimana F0(x) adalah fungsi distribusi kumulatif teoritis dan SN(x) = i/n,
merupakan fungsi peluang kumulatif pengamatan dari suatu sampel random
dengan i adalah pengamatan dan n adalah banyaknya pengamatan. Pengambilan
keputusan adalah tolak H0 jika |D| > q (1- ), dimana q adalah nilai berdasarkan
tabel Kolmogorov-Smirnov, artinya residual tidak berdistribusi normal dan
asumsi normal tidak terpenuhi. Pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai P-
value, tolak H0 jika P-value < .
2.1.4 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya ada korelasi yang kuat antara beberapa atau semua
variabel prediktor (Wijaya, 2008: 5). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel prediktor. Cara mendeteksi
adanya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) dari hasil analaisis dengan R language. Apabila nilai VIF lebih kecil
daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Putri, 2013: 38).
2.1.5 Model Spasial
Berdasarkan tipe data, pemodelan spasial dapat dibedakan menjadi
pemodelan dengan pendekatan titik dan area. Jenis pendekatan titik diantaranya
Geographically Weighted Regression (GWR), Geographically Weighted Poisson
Regression (GWPR), Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR),
Space-Time Autoregressive (STAR), dan Generalized Space TimeAutregressive
(GSTAR). Menurut LeSage (2011), Jenis pendekatan area diantaranya Mixed
12
Regressive-Autoregressive atau Spatial Autoregressive Models (SAR), Spatial Error
Models (SEM), Spatial Durbin Model (SDM), Conditional Autoregressive Models
(CAR), Spatial Autoregressive Moving Average (SARMA), dan panel data.
Pemodelan spasial sangat erat dengan proses autoregressive, ditunjukkan
dengan adanya hubungan ketergantungan antar sekumpulan pengamatan atau lokasi.
Hubungan tersebut juga dapat dinyatakan dengan nilai suatu lokasi bergantung pada
nilai lokasi lain yang berdekatan atau bertetanggaan (neighboring). Misalnya
terdapat 2 lokasi yang bertetanggaan i=1 dan j=2, maka bentuk modelnya dinyatakan
sebagai berikut (LeSage, 2009: 2) :
iii Xyy ++= ji
jjj Xyy ++= ij
),0(~ 2 Ni
),0(~ 2 Nj (2.6)
Persamaan (2.6) tersebut merupakan proses simultaneous data, dimana nilai yi
bergantung pada yj begitu juga sebaliknya. Persamaan (2.6) dapat digeneralisasikan
menjadi pengamatan atau lokasi yang lebih besar. Misalnya i=j=3 maka menjadi
(LeSage, 2009: 8) :
iikiji Xyyy +++= kji ,,
jjkjij Xyyy +++= kik ,,
kkjkik Xyyy +++= jil ,,
),0(~ 2 Ni
),0(~ 2 Nj
),0(~ 2 Nk (2.7)
13
Proses autoregressive dapat dianalogikan pada model umum spatial
autoregressive seperti pada persamaan berikut :
(2.8)
dengan :
; ),0(~ 2I N (2.9)
dimana:
y = vektor variabel respon (n x 1)
X = matrik variabel prediktor (n x (k+1))
u = vektor error pada persamaan (2.8) berukuran n x 1
= vektor error pada persamaan (2.9) berukuran n x 1
Model u mempunyai error yang berdistribusi normal dengan mean nol dan
varians I. Parameter yang di estimasi adalah , dan . adalah parameter
koefisien spasial lag variabel dependen dan adalah parameter koefisien spasial lag
pada error. n adalah banyaknya amatan atau lokasi (i = 1, 2, 3, , n) dan k adalah
banyaknya variabel prediktor (k = 1, 2, 3, , l). Pengaruh spasial antar lokasi dalam
model dibentuk dalam matrik pembobot 1W , 2W yang berukuran n x n.
Dalam bentuk matrik sebagai berikut :
[ ]Tyyy n21 ...=y ; [ ]Tuuu n21 L=u ; [ ]
T n21 L=
14
=
lxxx
x
xxx
xxx
nn2n1
ik
k22221
k11211
1
1
1
L
MMMM
L
L
X ;
=
l
M
M
k
2
1
0
1W atau 2W
=
nn3n2nn1
ij
n2231321
1n131211
wwww
w
wwww
wwww
L
MMMM
L
L
=
1000
0010
0001
L
MOMMM
L
L
I