library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewperencanaan...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O.Brien dan Marakas (2008 : 24), sistem merupakan
sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut Hall (2011 : 5), sistem adalah sekumpulan dari dua
atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang
berfungsi dengan tujuan sama.
Dari pendapat – pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
sistem adalah kumpulan elemen atau komponen yang saling
berhubungan dan saling mendukung mengubah input menjadi output
dalam proses transformasi untuk mencapai tujuan bersama.
2.1.2 Pengertian Data
Menurut Laudon dan Laudon (2010 : 46), data adalah aliran
fakta – fakta mentah yang merupakan peristiwa yang terjadi dalam
organisasi atau lingkungan fisik sebelum mereka terorganisir dan
disusun menjadi bentuk yang orang – orang dapat memahami dan
menggunakannya.
9
10
Data dapat didefinisikan juga sebagai fakta mentah atau hasil
observasi yang bisanya berupa fenomena fisik atau transaksi bisnis
(O.Brien dan Marakas (2008 : 32)).
Fakta – fakta mentah tersebut seperti jumlah karyawan, total
jam kerja dalam seminggu, persediaan bagian nomor, order penjualan
(Stair dan Reynolds (2012 : 5)).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data merupakan fakta
mentah yang berupa fenomena fisik atau transaksi bisnis yang akan
diorganisir dan disusun menjadi bentuk yang dapat dipahami dan
digunakan.
2.1.3 Pengertian Informasi
Menurut O.Brien dan Marakas (2008 : 32), informasi adalah
data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi
para pemakai akhir tertentu.
Menurut Gelinas dan Dull (2010 : 17), informasi adalah data
yang disajikan dalam bentuk yang bermanfaat dalam aktivitas
pengambilaan keputusan.
Menurut Laudon dan Laudon (2010 : 31), informasi adalah
data yang telah dirubah menjadi bentuk yang memiliki makna dan
berguna bagi manusia.
Stair dan Reynolds (2012 : 5) mendefinisikan informasi
sebagai kumpulan fakta yang terorganisir sehingga mereka memiliki
nilai tambahan selain nilai fakta individu.
Elemen – elemen informasi yang berkualitas :
11
1. Reliability
Berhubungan dengan penyediaan informasi – informasi
yang sesuai dengan pihak manajemen untuk menjalankan
entitasnya dan mempraktekan tanggung jawab
pemerintahannya.
2. Integrity
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari
suatu informasi serta keabsahan informasi tersebut dalam
hubungannya dengan nilai-nilai bisnis dan harapan-
harapannya.
3. Availibility
Berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika
dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan di masa yang
akan datang. Hal ini juga mencakup pengamanan terhadap
sumber daya dan kemampuan yang terkait.
4. Efficiency
Berhubungan dengan penyediaan informasi melalui
penggunaan sumber daya yang optimal (paling produktif
dan ekonomis).
5. Effectiveness
Berhubungan dengan informasi yang relevan dan
berhubungan dengan proses bisnis, yang disampaikan
dalam waktu yang tepat, benar, konsisten, dan dapat
digunakan.
12
Jadi dapat disimpulkan informasi merupakan hasil pengolahan
data yang memiliki nilai tambah, diolah dan diorganisir sehingga
memiliki makna berguna bagi penggunanya.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2008 : 4), sistem informasi
merupakan kombinasi teratur dari orang – orang, hardware, software,
jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Laudon dan Laudon (2010 : 46) sistem informasi
merupakan komponen yang saling bekerja sama mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah,
dan visualisasi dalam sebuah organisasi.
Menurut John W. Satzinger (2010 : 6) sistem informasi adalah
kumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas bisnis.
Stair dan Reynolds (2012 : 8) mendefinisikan sistem informasi
sebagai seperangkat elemen atau komponen yang saling terkait yang
mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan
menyebarkan (output) data dan informasi dan memberikan reaksi
korektif (feedback) untuk memenuhi tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
kombinasi seperangkat komponen yang terdiri dari orang, hardware,
13
software, jaringan telekomunikasi dan data yang saling bekerja sama
untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, pengendalian,
analisis masalah, dan visualisasi dalam sebuah organisasi .
Aktifitas dasar dari sistem informasi menurut Laundon dan
Laudon (2010 : 46-47) adalah sebagai berikut :
1. Input
Melibatkan penangkapan atau pengumpulan data mentah dari
dalam organisasi atau dari lingkungan eksternal untuk
pengolahan dalam suatu sistem informasi.
2. Process
Melibatkan proses mengkonversi input mentah ke bentuk yang
lebih bermakna.
3. Output
Mentransfer proses informasi kepada orang atau aktifitas yang
akan menggunakannya.
4. Feedback
Output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang sesuai
untuk kemudian membantu mengevaluasi atau mengoreksi
tahap input.
Gambar 2.1 Komponen Sistem
14
2.1.4.1 Manfaat Sistem Informasi
Manfaat dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien
dan Marakas (2008 : 23) yaitu :
1. Mendukung fungsi dari area bisnis untuk mencapai
tujuan yang mencakup bagian keuangan, akuntansi,
operasional, pemasaran dan sumber daya manusia.
2. Untuk meningkatkan efesiensi dari proses produksi,
meningkatkan produktivitas pekerja, memberikan
pelayanan, dan kepuasan pelanggan.
3. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung
pengambilan keputusan efektif yang diambil oleh
manajer dan profesional bisnis.
4. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang
kompetitif dan sebagai sebuah keuntungan strategic
dalam menghadapi persaingan global.
5. Sebagai komponen utama dalam sumber daya
infrastruktur dan kehandalan jaringan bisnis masa kini.
2.1.5 Pengertian Sistem informasi Akuntansi
Menurut Gelinas dan Dull (2010 : 667), sistem informasi
akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang
mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang
berhubungan dengan aspek keuangan dari kejadian bisnis.
15
Menurut Hall (2011 : 773), sistem informasi akuntansi adalah
subsistem khusus dari sistem informasi yang memproses transaksi
keuangan.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntasi adalah interaksi komponen – komponen yang terdiri dari
manusia, prosedur, software dan teknologi informasi yang bertugas
mengubah data menjadi informasi akuntansi melalui tahap
pengumpulan data dari sumber data internal dan eksternal, pemrosesan
data dan pelaporan informasi, dimana informasi akuntansi ini dapat
berguna dalam pengambilan keputusan bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan.
2.1.5.1 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Kegunaan sistem informasi akuntansi menurut Jones
dan Rama (2008 : 7-8) adalah :
1. Menghasilkan laporan eksternal
Yaitu menghasilkan laporan untuk pihak-pihak luar
yang berkepentingan seperti investor, kreditor dan
petugas pajak.
2. Mendukung aktivitas rutin
Sistem informasi akuntansi digunakan sebagai alat
untuk menangani masalah-masalah dalam siklus operasi
perusahaan. Contohnya : pemesanan barang,
pengiriman barang, penagihan dan penerimaan kas.
3. Pengambilan keputusan
16
Sebagai alat untuk mengambil keputusan disemua level
organisasi.
4. Perencanaan dan pengendalian
Sistem informasi akuntansi digunakan sebagai alat
untuk merencanakan dan mengendalikan aktivitas
dalam organisasi secara baik. Contohnya rencana dan
pengendalian anggaran dalam suatu organisasi.
5. Implementasi internal control
Sistem informasi akuntansi kebijakan dan prosedur
digunakan untuk melindungi harta (asset) perusahaan
dari kerugian yang mungkin terjadi.
2.1.5.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney (2006 : 6-7), sistem informasi
akuntansi mempunyai lima komponen, yaitu :
1. “The people who operate the system and perform
various functions” yang artinya orang – orang yang
mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai tugas.
2. “The procedures, both manual and automated, involved
in collecting, processing and storing data about
organization’s activities” yang artinya prosedur –
prosedur, baik manual dan otomatis, terlibat dalam
pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data
mengenai aktivitas organisasi.
17
3. “The software used to process the organization’s data”
yang artinya software digunakan untuk memproses data
organisasi.
4. “The data about the organization’s business process”
yang artinya data mengenai proses bisnis organisasi.
5. “The information technology infrastructure, including
computers, peripheral devices, and network
communications devices” yang artinya infrastruktur
teknologi informasi, termasuk didalamnya komputer,
peralatan periperal, dan peralatan komunikasi jaringan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komponen
sistem informasi akuntansi adalah orang, prosedur, data,
software dan hardware.
2.1.5.3 Siklus Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2008 : 12), proses bisnis
adalah urutan aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan untuk
memperoleh, memproduksi, dan menjual barang dan jasa.
Proses bisnis dapat dilihat melalui siklus proses bisnis
tersebut dan dapat dikelompokkan kedalam tiga siklus
transaksi utama. Tiga siklus transaksi utama, yaitu :
1. Siklus perolehan atau pembelian (Acquisition Cycle)
Meliputi proses perolehan / pembelian dan pembayaran
atas barang atau jasa.
18
2. Siklus konversi (Convertion Cycle)
Meliputi proses mengubah sumber daya yang telah
disediakan menjadi barang atau jasa.
3. Siklus pendapatan (Revenue Cycle)
Meliputi proses menyediakan barang dan jasa ke
pelanggan dan mengumpulkan uang kas.
Menurut Romney dan Steinbart (2011 : 31), siklus
pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian
aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan
bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga
penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada perusahaan
dibagi menjadi 5 subsistem yaitu :
1. Revenue Cycle
Siklus yang terjadi dari transaksi penjualan barang dan
jasa serta penerimaan kas.
2. Expenditure Cycle
Siklus yang terjadi dari transaksi pembelian barang dan
jasa serta pengeluaran kas.
3. Human Resources / Payroll Cycle
Siklus yang terjadi dari proses perekrutan dan
pembayaran atas tenaga kerja yang dilakukan
perusahaan.
4 Production Cycle
19
Siklus yang terjadi dari proses produksi yang dilakukan
oleh perusahaan.
5. Financing
Siklus yang terjadi dari kegiatan penerimaan modal
yang dilakukan oleh perusahaan.
2.1.6 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Stair dan Reynolds (2010 : 497), analisis sistem
adalah fase pengembangan sistem yang menentukan sistem informasi
apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang sudah ada
dengan mempelajari sistem dan proses bekerja untuk mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, dan peluang untuk perbaikan.
Menurut Laudon dan Laudon (2010 : 515), analisis sistem
terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasi penyebabnya,
menentukan solusi, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang
harus memenuhi dengan solusi sistem.
Menurut John W. Satzinger (2012 : 5), analisis sistem adalah
proses memahami dan menentukan secara rinci apa yang sistem
informasi harus capai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah
teknik pemecahan masalah yang mengurai dan mempelajari sistem
dan proses kerja untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan
peluang untuk perbaikan dengan cara mendefinisi masalah,
mengidentifikasi penyebabnya, menentukan solusi dan
20
mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus memenuhi dengan
solusi sistem.
2.1.6.1 Langkah-Langkah dalam Analisis Sistem
Menurut Bodnar (2004 : 499) terdapat empat tahap
dalam analisis sistem yaitu:
1. Survei terhadap sistem yang ada
Yaitu melakukan evaluasi terhadap sistem yang ada.
Dalam tahap ini penting bagi system’s analyst untuk
memahami sistem yang ada sebelum melakukan
perubahan atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan
informasi pengguna.
2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi pengguna
Yaitu mengidentifikasi kebutuhan informasi dari
pengguna. System’s analyst harus mempelajari
keputusan yang akan dibuat oleh pengguna tentang
informasi yang dibutuhkan dalam jangka waktu
tertentu. Tahap ini cukup sulit karena pengguna
seringkali merasa tidak yakin terhadap kebutuhan
informasi mereka.
3. Mengidentifikasi sistem yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan informasi pengguna
Yaitu mengidentifikasi kebutuhan sistem yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
21
pengguna. Kebutuhan sistem tersebut biasanya
mengenai input dan output.
4. Penyusunan laporan analisis sistem
Yaitu menyiapkan laporan analisis sistem. Laporan ini
berisi spesifikasi pengguna untuk sistem yang diusulkan
dan keseluruhan rancangan konseptual dari sistem yang
diusulkan.
2.1.7 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Whitten dan Bentley (2009 : 160), perancangan
sistem adalah teknik pemecahan masalah komplementer (untuk
analisis sistem) yang mengumpulkan kembali potongan komponen
sistem ke dalam sistem yang lengkap yang sudah ditingkatkan. Ini
mungkin melibatkan menambah, menghapus, dan mengubah potongan
relatif terhadap sistem yang asli.
Sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2010 : 497),
perancangan sistem adalah fase pengembangan sistem yang
mendefinisikan bagaimana sistem informasi akan melakukan apa yag
harus dilakukan untuk mendapatkan solusi masalah.
Menurut Laudon dan Laudon (2010 : 517), perancangan sistem
merupakan keseluruhan rencanan atau model untuk sistem yang terdiri
dari semua spesifikasi sistem yang memberikan bentuk dan struktur.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah
keseluruhan rencana atau model sistem yang mendefinisikan
22
bagaimana sistem informasi akan melakukan apa yang harus
dilakukan untuk mendapatkan solusi masalah dengan menambahkan,
menghapus dan mengubah sistem yang asli sehingga akan
menghasilkan spesifikasi sistem yang memberikan bentuk dan
struktur.
2.1.8 Pengertian Perancangan Berbasis Object Oriented
Menurut Whitten (2009 : 25), analisis dan perancangan
berorientasi objek adalah kumpulan dari alat-alat dan teknik-teknik
untuk pengembangan sistem yang memfasilitasi teknologi objek untuk
membangun sebuah sistem dan perangkat lunaknya.
2.1.9 Pengertian Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000 : 334), rich picture adalah
gambaran umum tentang user/actor, benda, proses, struktur dan
masalah di dalam sistem dan domain aplikasi.
2.1.10 Pengertian Unified Modelling Language ( UML)
Menurut Whitten & Bentley (2009 : 371), unified modelling
language(UML) adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang
digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem
software yang terkait dengan objek.
Menurut Jones dan Rama (2008 : 78), UML (unified Modelling
Language) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan sistem
23
informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan
desain beorientasi objek.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa UML adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan sistem
informasi. UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan
desain beorientasi objek.
2.1.11 Pengertian Event
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012 : 71), event
adalah sesuatu yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, dapat
diidentifikasi secara langsung dan harus diingat oleh sistem.
2.1.11.1 Identifikasi Event
Menurut Jones dan Rama (2008 : 21), ada beberapa
cara dalam mengindentifikasi event yaitu :
1. Kenali event pertama di dalam suatu proses yang terjadi
ketika seseorang atau suatu departemen bertanggung
jawab dalam suatu proses bisnis.
2. Abaikan suatu kegiatan yang tidak memerlukan
partisipasi dari internal agent.
3. Kenali sebuah event baru pada saat tanggung jawab
berpindah dari satu internal agent ke yang internal
agent lainnya.
24
4. Kenali sebuah event baru ketika suatu proses terganggu
dan dilanjutkan kembali oleh internal agent yang sama.
5. Menggunakan nama dan gambaran event yang
merefleksikan secara menyeluruh dari event tersebut.
2.1.12 Pengertian Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2008 : 84), “Workflow table is a
two column that identifies the actors and actions in a process” yang
dapat diartikan bahwa workflow table adalah sebuah tabel dua kolom
yang mengidentifikasikan beberapa aktor dan tindakan dalam
sebuah proses.
Workflow Table digunakan agar illustrator dapat memahami
pembagian tugas dalam rangkaian event di dalam proses bisnis
tersebut.
2.1.13 UML Class Diagram
2.1.13.1 Pengertian Class
Menurut Whitten, et al (2009 : 410) diterjemahkan oleh
Tim Penerjemah Andi, class adalah suatu objek yang
memiliki atribut dan behavior yang sama.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012 : 101),
class adalah kategori atau klasifikasi dari sebuah objek atau
benda.
Berdasarkan pendapat – pendapat diatas, class adalah
objek dan behavior yang sama dimana kita
25
mengidentifikasikan semua objek dan event yang ada, lalu
kita sertakan dalam model problem domain. Setelah itu kita
kelompokkan beberapa objek dan event ke dalam class.
2.1.13.2 Pengertian Attributes
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2009 : 431),
atribut adalah data yang mewakili karakteristik terkait tentang
sebuah objek.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012 : 95),
atribut adalah deskripsi dari sebuah informasi tentang benda
atau objek.
Dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan analisa
object oriented, atribut adalah deskripsi terkait objek.
2.1.13.3 Pengertian Behaviour
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2009 : 432)
“Behaviour is the set things that an object can do and that act
the object’s data (or attributes)” diterjemahkan oleh Tim
Penerjemah Andi, behaviour adalah kumpulan dari sesuatu
yang dapat dilakukan oleh objek dan terkait dengan fungsi –
fungsi yang bertindak pada atribut.
Konsep behavior adalah :
a. Event trace, “ A sequence of events involving a specific
object.” Yang artinya sekumpulan dari event yang
melibatkan object yang spesifik.
26
b. Behaviour pattern, “A description of possible event
traces for all object in a class.” Yang artinya deskripsi
dari event trace yang mungkin untuk semua object pada
class.
c. Attribute, “A description property of a class or an
event.” Yang artinya deskripsi dari class atau event.
2.1.13.4 Pengertian UML Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012 : 57) class
diagram adalah diagram yang terdiri dari kelas dan
hubungan antar kelas.
Menurut Jones dan Rama (2008 : 172) menyatakan
UML class diagram menyediakan sebuah pendekatan
sistematis untuk merancang data dan mendokumentasikan
rancangan tersebut.
Empat aktivitas utama dalam membuat UML class
diagram, yaitu :
1. Menempatkan transaction table yang diperlukan pada
UML class diagram.
2. Menempatkan master table yang diperlukan pada UML
class diagram
3. Menentukan hubungan yang diperlukan antar tabel
(transaction dan master)
27
4. Menentukan atribut yang diperlukan dalam UML class
diagram
Jadi dapat ditarik kesimpulan class diagram
adalah kumpulan dari class – class beserta hubungannya
yang digunakan untuk merancang data dan
mendokumentasikan rancangan data tersebut.
2.1.13.5 Hubungan-Hubungan dalam Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008 : 205-206), hubungan dalam class diagram, yaitu :
1. One to One Relationships
Hubungan one to one diantara entity tidak dekat seperti
one to many, tetapi dapat terjadi dalam sistem informasi
akuntansi.
2. One to Many atau Many to One Relationships
Hubungan one to many atau hubungan many to one
sangat umum di dalam sistem akuntansi.
3. Many to Many
Hubungan many to many dapat diubah kedalam dua
hubungan dengan menambahkan satu table detail
didalamnya.
2.1.14 Pengertian Use Case Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008 : 355), use case diagram
adalah suatu daftar use case yang terdapat dalam suatu aplikasi dan
28
yang mengidentifikasikan actor yang bertanggung jawab terhadap
masing – masing use case.
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012 : 69), use case
adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam
menanggapi permintaan oleh pengguna sistem.
Actor dan use case adalah sebagai elemen utama dalam use
case diagram. Mereka dihubungkan satu sama lain dengan sistem.
Tiap use case menunjukkan beberapa sequence yang memungkinkan
dalam interaksi actor dengan sistem.
2.1.14.1 Simbol Use Case Diagram
Tabel 2.1 Simbol – Simbol Use Case Diagram
Bentuk Simbol Nama
System Boundary
Actor
Use Case
Relationship
Sumber : Accounting Information Sistem (Jones dan Rama (2008 : 355))
29
a. Use case
Digunakan untuk menggambarkan interaksi atau
interface yang terjadi antara actor dengan sistem.
b. Actor
Simbol ini digunakan sebagai penggambaran subjek
yang berhubungan langsung dengan sistem . Dimana
mereka haruslah internal agent dalam sistem dan
memiliki pola interaksi dengan sistem.
c. Relationship
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan antara
actor dan use case yang saling berhubungan di dalam
sistem tersebut.
d. System Boundary
Simbol ini digunakan untuk membatasi antara sistem
yang satu dengan sistem lainnya atau dengan
lingkungan luarnya. Dengan kata lain batas sistem ini
merupakan ruang lingkup atau scope dati sistem atau
subsistem itu sendiri.
2.1.15 Pengertian Activity Diagram
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2009 : 390) activity
diagram merupakan diagram yang dapat digunakan untuk
menggambarkan langkah – langkah secara grafis aliran proses bisnis.
30
Sedangkan menurut Jones dan Rama (2008 : 79), activity
diagram berperan sebagai ‘peta’ dalam memahami proses bisnis
dengan menampilkan urutan aktivitas dalam proses.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa activity diagram
adalah suatu diagram yang menggambarkan proses bisnis suatu
perusahaan yang terdiri dari gambaran umum maupun detailnya.
2.1.15.1 Overview Activity Diagram
Pendapat dari Jones dan Rama (2008 : 110),
overview activity diagram adalah diagram yang
menggambarkan tampilan level tinggi dari proses bisnis
dengan mendokumentasikan event – event yang penting,
urutannya, dan informasi yang menyertai event tersebut.
Dalam menyiapkan overview activity diagram terdapat
langkah- langkah sebagai berikut :
1. Membaca narasi dan mengidentifikasi event – event
yang penting.
2. Mencatat narasi yang jelas untuk mengidentifikasi event
yang terlibat didalamnya.
3. Menggambarkan agent atau actor yang terlibat dalam
proses bisnis.
4. Membuat diagram masing-masing event dan
mewujudkan urutan event.
31
5. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan
dalam proses bisnis, serta menggambarkan aliran
informasi dari dokumen tersebut.
2.1.15.2 Detailed Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008 : 110) detailed
activity diagram adalah diagram yang menggambarkan
aktivitas yang saling berhubungan secara rinci dengan
satu atau dua event yang terdapat pada overview activity
diagram.
Menurut Jones dan Rama dalam menyiapkan
detailed activity diagram terdapat langkah – langkah
sebagai berikut :
1. Mencatat narasi untuk menunjukkan aktivitas.
2. Menyiapkan workflow table.
3. Mengidentifikasi detailed activity diagram yang
dibutuhkan.
2.1.15.3 Simbol Activity Diagram
Tabel 2.2 Simbol – Simbol Activity Diagram
Bentuk Simbol Nama Keterangan
Solid Circle Start of process in
an activity diagram
Rounded
Rectangle
Event, activity on
trigger
32
Continous Line Sequence from one
event or activity to
the next
Dofted Line Flow of informasi
between events
Document Represents a source
document or report
Diamond A Branch
Table A computer file from
which data may be
read from or
recorded during
business events
Bull’s Eye End of process
Note Refers the reader to
another diagram or
document for details
Sumber : Accounting Information System (Jones dan Rama(2008 : 111))
2.1.16 Pengertian Database
Menurut John W. Satzinger (2010 : 11), database adalah
koleksi terpusat data yang dapat diakses oleh banyak pengguna dan
sistem pada saat yang sama.
33
Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2009 : 518), database
adalah kumpulan file yang saling terkait, dimana file adalah kumpulan
record yang serupa. Dua macam file dalam database : master file yaitu
file yang akan terus ada selama hidup dari sistem informasi yang
record nya relatif statis, jarang berubah nilainya, transaction file yaitu
file yang merekam data dari hasil suatu transaksi yang terjadi, record
nya tidak akan sama untuk setiap transaksi yang berbeda.
Dapat disimpulkan bahwa database adalah sekumpulan data
yang dapat diakses oleh pengguna sistem.
2.1.17 Pengertian Perancangan Database
Menurut Connolly dan Begg (2005 : 291), perancangan
database adalah proses perancangan untuk sebuah basis data yang
mendukung operasi dan tujuan perusahaan.
Perancangan database dapat dibagi menjadi tiga tahapan
utama:
1. Conceptual Database Design
Proses membangun sebuah model data dari informasi
yang diperoleh dalam suatu organisasi, tetapi bebas dari
semua pertimbangan fisik.
2. Logical Database Design
Proses membangun sebuah model informasi yang
diperoleh dari sebuah organisasi berdasarkan model
data khusus tetapi bebas dari hal yang berkaitan
dengam DBMS dan pertimbangan fisik lainnya.
34
3. Physical Database Design
Proses pembuatan gambaran suatu implementasi
database pada media penyimpanan kedua.
2.1.18 Pengertian Formulir
Formulir menurut Mulyadi (2008 : 3) adalah dokumen yang
digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.
Manfaat formulir menurut Mulyadi (2008 : 78) adalah :
1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis
perusahaan.
2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan.
4. Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain
didalam organisasi lain.
Menurut Jones dan Rama (2008 : 354), formulir adalah
susunan dokumen yangberisikan kolom kosong dimana pengguna
dapat mengisi dengan data ketika formulir ditampilkan di layar
komputer, data yang dimasukkan dalam kolom kosong disimpan pada
satu tabel atau lebih.
Jadi formulir adalah suatu dokumen yang diisi oleh pengguna
sehingga memberikan informasi dari transaksi tertentu.
2.1.18.1 Jenis Tipe Input Formulir
35
Menurut Jones dan Rama (2008 : 355) ada beberapa
tipe input formulir yang digunakan, antara lain :
1. Single Record Entry Form
Menampilkan hanya satu record pada satu saat.
Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus,
atau memodifikasi data dalam record tunggal dalam
tabel tertentu.
2. Tabular Entry Form
Menyediakan rancangan seperti spreadsheet untuk
memasukkan beberapa record dalam satu tabel.
3. Multi Tabel Entry Form
Digunakan untuk menambah data ke lebih dari satu
tabel. Ketika data dimasukkan ke record yang memiliki
hubungan one – to – many, formulir utama digunakan.
Formulir utama memiliki dua bagian – bagian utama
yang digunakan untuk menambah data ke dalam satu
tabel dan subformulir yang digunakan untuk menambah
data ke beberapa tabel.
2.1.18.2 Elemen Penting Formulir
Menurut Jones dan Rama(2008 : 358-360) ada lima
elemen penting dari formulir, yaitu :
1. Atribut yang disimpan dalam table
2. Atribut yang ditampilkan dari table
3. Fields yang dihitung
36
4. Foreign key
5. Queries
2.1.19 Pengertian Rancangan Laporan
Menurut Whitten & Bentley (2009 : 550), report atau output
menggambarkan informasi bagi pengguna sistem. Output adalah
komponen yang dapat dilihat dari sistem informasi yang bekerja dan
berfungsi.
Menurut Jones dan Rama(2008 : 250), laporan adalah
presentasi data yang telah terformat dan teorganisasi dengan baik.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan adalah
suatu ringkasan informasi untuk masing-masing transaksi yang terjadi
di perusahaan dan bisasanya diperlukan bagi management tingkat atas.
2.1.19.1Elemen Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2008 : 267), rancangan
laporan dapat dibagi menjadi :
1. Label boxes dan text boxes
Dua elemen penting dari segala laporan adalah label
dan data. Dalam Microsoft Access , elemen-elemen ini
ditunjukkan oleh label boxes dan text boxes.
2. Grouping attribute
37
Laporan yang berkelompok, dikelompokkan oleh
sesuatu.
3. Group header
Group header dapat digunakan untuk menyajikan
informasi yang umum pada kelompok.
4. Group detail
Transaksi yang terjadi pada kelompok didaftarkan
dalam kelompok secara rinci dan lengkap
5. Group footer
Group footer juga dapat digunakan untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam laporan yang
berkelompok.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Penjualan
Menurut Mulyadi (2008 : 160), penjualan adalah suatu
kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik
secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika
order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau
penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki
piutang kepada pelanggannya. Sedangkan dalam transaksi penjualan
tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada
pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
38
Menurut Reeve et al. (2009 : 225), penjualan adalah jumlah
yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual, baik
penjualan tunai maupun penjualan kredit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah total yang
dibebankan kepada pelanggan pada penjualan barang dagang, meliputi
penjualan tunai dan penjualan kredit.
2.2.2 Pengertian Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008 : 210), penjualan kredit dilaksanakan
oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order
yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk
menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang
pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis
terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.
2.2.2.1 Prosedur Penjualan Kredit
Menurut Mulyadi (2008 : 219), jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan kredit, yaitu :
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order
dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada
surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian
membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya
kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan
39
fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
order dari pembeli.
2. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan
barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang
tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima
dari fungsi pengiriman.
3. Prosedur penagihan
Dalam proses ini, fungsi penagihan membuat faktur
penjualan dan mengirimkan barang kepada pembeli.
Dalam metode tertentu faktur penjualan
sebagaitembusan pada waktu bagian ini membuat surat
order pengiriman.
4. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan
data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh
manajemen.
2.2.2.2 Fungsi – Fungsi Terkait dalam Penjualan Kredit
1. Fungsi penjualan
Bertanggung jawab untuk surat order dari pembeli ,
mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan
informasi yang belum ada pada surat order tersebut ,
meminta otorisasi kredit , menentukan tanggal
40
pengiriman dan dari gudang mana akan dikirim , serta
mengisi surat order pengiriman.
2. Fungsi kredit
Bertanggung jawab untuk meneliti status kredit
pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit
kepada pelanggan. Karena hampir semua penjualan
dalam perusahaan manufaktur merupakan penjualan
kredit , maka sebelum order dari pelanggan dipenuhi ,
harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit
dari fungsi kredit.
3. Fungsi gudang
Bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan
menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan , serta
menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi
penjualan.
5. Fungsi penagihan
Bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan
faktur penjualan kepada pelanggan serta menyediakan
copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi akuntansi.
6. Fungsi akuntansi
41
Bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul
dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta
mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur ,
serta membuat laporan penjualan.
2.2.2.3 Prinsip Pemberian Kredit
Ada beberapa prinsip – prinsip pemberian kredit yang
sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C. Menurut Kasmir
(2008:108), prinsip – prinsip kredit terdiri dari 5C yaitu :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat
dipercaya,hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang berlatar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya
hidup yang di anutnya, keadaan keluarga, hoby dan
sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran
“kemauan” membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam
bidang bisnis yang di hubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis juga di ukur dengan
kemammpuannya dalam memahami tentang ketentuan-
ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan
kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama
42
ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya”
dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif,
dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi)
dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya.
Capital juga harus dilihat dari sumber saja modal yang
ada sekarang ini.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan
hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika
terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan
akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi
ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan
datang sesuai dengan sektor masing-masing, serta
prosfek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian
prospek bidang usaha yang di biayai hendaknya benar-
benar memiliki prosfek yang baik sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
43
2.2.3 Pengertian Piutang Dagang
Menurut Mulyadi (2008 : 257), prosedur pencatatan piutang
bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap
debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit
penerimaan kas dari debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang.
Menurut Warren (2011 : 403) mengemukakan bahwa transaksi
paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang atau
jasa secara kredit, piutang dicatat dengan mendebet akun piutang
usaha. Piutang semacam ini mormalnya diperkirakan akan tertagih
dalam periode waktu yang relative pendek seperti 30 atau 60 hari yang
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan
pengertian piutang adalah transaksi yang timbul dari penjualan bang
atau jasa secara kredit dimana piutang dicatat dengan mendebet akun
piutang dagang.
2.2.3.1 Metode Pencatatan Piutang
Menurut Mulyadi (2008 : 261), pencatatan piutang
dapat dilakukan dengan slah satu dari metode berikut ini :
a. Metode konvensional
b. Metode posting langsung kedalam kartu piutang atau
pernyataan piutang.
c. Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless
bookkepping)
d. Metode pencatatan dengan menggunakan computer.
44
Menurut Mulyadi (2008 : 257), informasi mengenai
piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :
a. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
b. Riwayat penulasan piutang yang dilakukan setiap
debitur.
c. Umur piutang kepada setiap debitur pada saar tertentu.
2.2.3.2 Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Transaksi
Piutang Dagang
Menurut Mulyadi (2008 : 260) catatan akuntansi yang
digunakan dalam transaksi piutang dagang adalah :
a. Jurnal Penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi
ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari
transaksi penjualan kredit .
b. Jurnal Retur Penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi
ini digunakan untuk mencatat berkurang piutang dari
transaksi retur penjualan.
c. Jurnal Umum
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi
ini digunakan untuk mencatat kurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat lagi
ditagih.
45
d. Jurnal Penerimaan Kas
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi
ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
e. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi
dan saldo piutang kepada setiap debitur.
2.2.4 Pengertian Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2008 : 455-456) penerimaan kas
perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Jadi penerimaan kas adalah penerimaan atas uang atau cek atau
instrument lain yang dapat diterima sebagai alat pembayaran atas
kewajiban yang sesuai dengan nominalnya, baik dari penjualan tunai ,
pelunasan piutang maupun penerimaan lainnya.
2.2.4.1 Prosedur Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2008 :456) sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur sebagai
berikut :
a. Prosedur penerimaan kas dari Over – The counter sales
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke
perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk
yang akan dibeli lalu melakukan pembayaran ke kasir
46
dan kemudian menerima barang yang dibeli. dalam
prosedur ini perusahaan menerima uang tunai, cek
pribadi atau pembayaran langsung dari pembeli dengan
kartu kredit sebelum barang diserahkan kepada
pembeli.
b. Prosedur penerimaan kas dari Cash on delivery sales
(COD sales)
Prosedur ini merupakan transaksi penjualan yang
melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum atau
angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas
dari hasil penjualan, COD sales merupakan sarana
untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli
dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual.
c. Prosedur penerimaan kas dari Credit Card sales
Credit card merupakan sarana pembayaran bagi
pembeli, baik dalam over the counter maupun COD
sales. Pembeli memberikan persetujuan tertulis
penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga
barang, sehingga memungkinkan perusahaan penjual
melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan
penerbit kartu kredit.
2.2.4.2 Dokumen Akuntansi yang digunakan dalam Sistem
Penerimaan Kas
47
Menurut Mulyadi (2008 : 463) dokumen yang
digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :
a. Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan menejemen mengenai
transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai
berfungsi sebagai penghantar pembayaran oleh pembeli
kepada fungsi kas dan sebagai dokumen untuk
pencatatan transaksi penjualan tunai ke dalam jurnal
penjualan.
b. Pita register kas
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas yang
merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai
yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti
penyetoran kas ke bank, bukti setor dibuat 3 lembar.
Lembar 1 diserahkan ke Bank bersama uang tunai,
lembar 2 diserahkan ke bagian akuntansi dan lembar 3
disimpan sebagai arsip permanen oleh bagian kas.
d. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
48
mencatat berkurangnya harga pokok produk yang
dijual.
2.2.4.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan
Kas
Menurut Mulyadi (2008 : 469) prosedur yang
membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah
sebagai berikut :
a. Prosedur order penjualan
b. Prosedur penerimaan kas
c. Prosedur penyerahan barang
d. Prosedur pencatatan penjualan tunai
e. Prosedur penyetoran kas ke bank
f. Prosedur pencatatan penerimaan kas
g. Prosedur pencatatan HPP
2.2.5 Pengertian Jurnal
Menurut Pratiwi (2012 : 61), jurnal merupakan media pertama
yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan sesuai dengan
urutan terjadinya dengan mendebit dan mengkredit jumlah rupiah
transaksi.
Jurnal Umum
Halaman : …………..
Tanggal Keterangan REF Debit Kredit
49
Gambar 2.2 Jurnal Umum
Dalam jurnal, transaksi dicatat secara kronologis, sesuai dengan
urutan terjadinya dan diberikan uraian atas transaksi yang dicatat
beserta jumlah pendebitan dan pengkreditan. Pembuatan jurnal harus
disertai dengan judul jurnal agar dapat diketahui jurnal yang dibuat.
Sebelum membukukan transaksi keuangan dalam jurnal, maka selain
mencantumkan judul jurnal juga harus diberikan nomor kode yang
nantinya digunakan untuk keperluan posting ke buku besar. Berikut
kolom dalam jurnal dan fungsinya (Pratiwi : 62) :
Tabel 2.3 Fungsi Jurnal
Kolom Fungsi
Tanggal Untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi. Pencatatan
tanggal transaksi dilakukan sesuai urutan waktu
terjadinya. Transaksi yang terjadi lebih dulu, dicatat
terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan transaksi
berikunya. Jika periode akuntansinya masi sama maka
pencantuman tahun di jurnal cukup sekali saja, demikian
pula dengan bulan terjadinya transaksi.
Keterangan Kolom ini digunakan untuk mencatat nama akun yang di
debit dan di kredit. Akun yang di debit ditulis merapat
dengan kolom “Tanggal”, sedangkan akun di kredit
ditulis lebih menjorok ke kanan jika dibandingkan dengan
rekening yang di debit.
REF Ref merupakan kependekan dari referensi pempostingan
(posting references). Referensi pemostingan akan diisi
dengan nomor akun ketka transaksi keuangan dicatat pada
50
jurnal dipindahkan ke buku besar.
Debit Diisi dengan jumlah rupiah akun yang didebit
sebagaimana yang tercantum pada kolom “Keterangan”.
Kredit Diisi dengan jumlah rupiah akun yang dikredit
sebagaimana yang tercantum pada kolom “Keterangan”.
Tabel 2.4 Chart Account
Nomor Akun Akun
11 Kas
12 Piutang Usaha
41 Pendapatan
2.2.5.1 Jurnal Khusus
Menurut Pratiwi (2012 : 63), jurnal khusus seringkali
digunakan disamping jurnal umum. Pembuatan jurnal khusus
ini bukan merupakan keharusan, namun bersifat opsional.
Umumnya, jurnal khusus dibuat ketika transaksi tertentu sering
terjadi. Perusahaan dapat membuat jurnal khusus untuk
penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian.
Pembuatan jurnal khusus bertujuan untuk mengurangi
pekerjaan dalam membuat jurnal di umum dan akan
memudahkan dalam membukukan ke akun-akun.
51
Menurut Warren(2008 : 245), jurnal khusus adalah
metode yang mengumpulkan transaksi. Salah satu cara
memproses data secara lebih efisien pada sistem akuntansi
manual adalah dengan memperluas jurnal umum dua kolom
menjadi jurnal dengan banyak kolom. Jurnal multikolom
mungkin sudah memadai bagi perusahaan kecil yang memiliki
banyak transaksi yang sifatnya sama. Akan tetapi, terlalu
banyak jurnal dengan terlalu banyak kolom untuk mencatat
banyak transaksi tidak praktis bagi perusahaan besar. Karena
itu,sistem akuntasi dapat diperluas dengan mengganti jurnal
multikolom tersebut dengan beberapa jurnal khusus (special
journal).
Transaksi yang lazim terjadi pada perusahaan serta
jurnal khusus yang bisa digunakan untuk mencatat transaksi
tersebut sebagai berikut :
1. Pemberian jasa secara kredit dicatat pada jurnal
pendapatan.
2. Penerimaan kas dicatat pada jurnal penerimaan kas.
3. Pembelian barang secara kredit dicatat pada Jurnal
pembelian.
4. Pembayaran kas dicatat pada jurnal pembayaran kas.
Menurut Warren (2008 : 247), jurnal pendapatan
(revenue journal) digunakan hanya untuk mencatat pendapatan
secara kredit (fees earned on account). Pendapatan secara tunai
52
dicatat pada jurnal penerimaan kas. Penjualan produk dicatat
pada jurnal penjualan (sales journal) yang mirip dengan jurnal
pendapatan.
Tabel 2.5 Jurnal Khusus
2.2.6 Sistem Pengendalian Internal
Menurut Warren(2008 : 235), pengendalian internal (internal
control) adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva
perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi
usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta
peraturan telah diikuti.
Akun Transaksi Jurnal
Penjualan tunai Kas
Penjualan
Penjualan kredit Piutang
Penjualan
Penerimaan kas secara periode Kas
Piutang
Penerimaan kas tunai Kas
Penjualan
Setoran Bank Bank
Kas
53
Tujuan pengendalian internal Warren(2008 : 236) memberikan
jaminan yang wajar bahwa :
1. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan
usaha.
2. Informasi bisnis akurat.
3. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan.
Pengendalian internal dapat melindungi aktiva dari pencurian,
penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi
yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran paling serius terhadap
pengendalian internal yaitu penggelapan oleh karyawan (employee
fraud). Penggelapan oleh karyawan adalah tindakan disengaja untuk
menipu majikan demi keuntungan pribadi.
Informasi bisnis yang akurat diperlukan demi keberhasilan
usaha. Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering berjalan
dengan standar peraturan yang berlaku, contohnya ketentuan
lingkungan hidup, syarat-syarat kontrak, peraturan keselamatan, dan
prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting
principles-GAAP).
Unsur-unsur pengendalian internal Warren (2008 : 237-242) :
54
Gambar 2.3 Proses Pengendalian Internal
Menejemen bertanggung jawab untuk merancang dan menerapkan
lima unsur pengendalian internal (elements of internal control) untuk
mencapai tiga tujuan pengendalian internal. Unsur-unsur tersebut :
1. Lingkungan pengendalian (control enviroment)
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalain orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur.
2. Penilaian resiko (risk assessment)
Identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan
untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penilaian risiko
tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi,
analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan
pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
55
3. Prosedur pengendalian (control activities)
Prosedur pengendalian melengkapi struktur pengendalian
intern. Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan
sistem akuntansi yang telah diciptakan manajemen untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu
suatu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian dapat
diterapkan pada suatu jenis transaksi seperti transaksi
penjualan. Prosedur pengendalian juga dapat diterapkan secara
luas dan dapat diintegrasikan dalam komponen tertentu
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi.Pemantauan
(monitoring)
4. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan
menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas
pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan
baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha
manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan
dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda
peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat
terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior,
struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar,
auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas
pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen
56
juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern
sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
5. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatubentuk dan
waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung
jawab mereka.
Unsur-unsur pengendalian internal membentuk suatu payung
untuk melindungi perusahaan dari ancaman-ancaman. Penilaian
resiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan merupakan jaminan
yang membuat payung tersebut tidak akan bocor. Informasi dan
komunikasi menghubungkan payung tersebut dengan menejemen.
Berikut adalah beberapa contoh utama yang memerlukan
pengendalian internal secara baik (Hery (2012 :173)) :
1. Pemesanan dan pembelian barang : pengendalian internal
dijalankan dengan tujuan untuk memastikan bahwa pemesanan
dan pembelian barang memang telah dilakukan sesuai
prosedur. Barang yang dipesan dan dibeli sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan perusahaan serta telah mendapat
persetujuan yang layak dari pejabat wewenang.
2. Penjualan barang dagangan, pengendalian internal dijalankan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa pengiriman dan
penjualan barang dagangan telah dilakukan sesuai prosedur.
57
Barang yang dikirim dan dijual sampai ke pelanggan dan
mendapat otorisasi dan tersedia dokumen pendukung transaksi.
3. Penerimaan dan pembayaran kas, pengendalian internal
dijalankan dengan tujuan bahwa kas yang telah diterima
dengan baik dan semestinya oleh perusahaan, pembayaran kas
dilakukan untuk membayar perusahaan serta menghindari
pembayaran ganda.
Perusahaan biasanya akan menerapkan lima prinsip pengendalian
internal. Ukuran luas pengendalian internal disesuaikan dengan besar
kecilnya bisnis perusahaan. Prinsip pengendalian internal (Hery (2012
: 176)) :
1. Penetapan tanggung jawab
Sesungguhnya, karakteristik yang paling utama yaitu
penetapan tanggung jawab ke masing-masing karyawan agar
supaya karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas-tugas
tertentu secara spesifik yang telah dipercayakan kepadanya.
Pengendalian atas pekerjaan tentu akan menjadi lebih efektif
jika hanya satu orang saja yang bertanggung jawab atas sebuah
tugas/pekerjaan.
2. Pemisahan tugas
Ada dua bentuk yang paling umum dari penetapan prinsip
pemisahan tugas yaitu :
a. Pekerjaan yang berbeda harusnya dikerjakan oleh
karyawan yang berbeda pula
58
b. Harusnya ada pemisahan tugas antara karyawan yang
menangani langsung aktiva secara fisik dan pekerjaan
pencatatan active.
3. Dokumentasi
Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau
peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan memberikan tanda
tangan kedalam dokumen, orang yang bertanggung jawab atas
terjadinya sebuah transaksi dapat diidentifikasi dengan mudah.
4. Pengendalian fisik, mekanik dan eketronik
Penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik
sangatlah penting karena terkait dengan pengamanan aktiva.
Berikut beberapa pengendalian fisik, mekanik dan elektronik:
a. Uang kas dan surat-surat berharga sebaiknya disimpan
dalam filling cabinet terkunci
b. Catatan akuntansi penting disimpan
c. Tidak semua karyawan boleh keluar masuk gedung
persediaan barang
d. Adanya penggunaan kamera monitor
e. Penggunaan password system
5. Pengecekan independen atau verifikasi internal
Kebanyakan verifikasi internal meliputi peninjauan ulang,
perbandingan, dan pencocokan data yang telah disiapkan oleh
karyawan berbeda.
2.2.7 Pengertian Koperasi
59
Berbeda dengan perusahaan komersial, khususnya perseroan
terbatas dan firma yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki
modal cukup besar untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan
oleh sekumpulan orang dengan modal kurang.
Menurut Rudianto (2010:3) secara umum koperasi diartikan
sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri
untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui
pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis.
Sedangkan menurut pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud
dengan koperasi di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber
daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena
sumber daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan
koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi
harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsipprinsip
koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
2.2.7.1 Modal Koperasi
Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk
melaksanakan usaha-usaha koperasi.Modal terdiri dari modal
jangka panjang & modal jangka pendek.
60
Sumber - sumber modal koperasi :
a. Sumber Modal Koperasi (UU No.12/1967)
1. Simpanan Pokok
2. Simpanan Wajib
3. Simpanan Sukarela
4. Modal sendiri
b. Sumber Modal Koperasi (UU No.25/1992)
1. Modal Sendiri (equity capital)
1.1 Simpanan pokok adalah sejumlah uang
yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan pokok jumlahnya
sama untuk setiap anggota.
1.2 Simpanan wajib adalah jumlah simpanan
tertentu yang harus dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu, misalnya tiap
bulan dengan jumlah simpanan yang
sama untuk setiap bulannya. Simpanan
wajib tidak dapat diambil kembali
61
selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi.
1.3 Dana cadangan adalah sejumlah uang
yang diperoleh dari penyisihan Sisa
Hasil usaha, yang dimaksudkan
untuk pemupukan modal sendiri,
pembagian kepada anggota yang keluar
dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan.
1.4 Donasi / hibah adalah sejumlah uang
atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak
lain yang bersifat hibah/pemberian dan
tidak mengikat.
2. Modal pinjaman ( debt capital)
a. Anggota
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perudang-undangan yang
berlaku.
62
d. Penerbitan obligasi dan surat utang
lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Distribusi cadangan koperasi
Cadangan Koperasi (UU No.25/1992) adalah
sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan SHU
yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
Besarnya dana ini tergantung dari kebijaksanaan
masing - masing koperasi.
Manfaat distribusi cadangan :
a. Memenuhi kewajiban tertentu.
b. Meningkatkan jumlah operating capital.
c. Sebagai jaminan untuk kemungkinan rugi di
kemudian hari.
d. Perluasan usaha.