65367_mekanisme dan fungsi vaskularisasi cerebral

Download 65367_Mekanisme Dan Fungsi Vaskularisasi Cerebral

If you can't read please download the document

Upload: anna-gracia

Post on 09-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hehehehehe

TRANSCRIPT

Mekanisme dan Fungsi Vaskularisasi Cerebral

Stefanus Hendra Ria 102013067

Windy Tovania 102013134

Andreas Anindito Hermawan 102013172

Anna Gracia 102013189

Stephanus Thendean 102014159

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061

Abstrak

Setiap jaringan termasuk juga susunan saraf pusat sangat bergantung pada aliran darah yang memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa - sisa metabolisme. Aliran darah otak berasal dari suatu jalinan pembuluh darah bercabang dan berhubungan erat satu dengan yang lainnya sehingga menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel otak. Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri karotis interna. Cabang cabang dari arteri arteri tersebut kemudian akan beranastomosis membentuk sirkulus arteriorsus Willis. Aliran darah ke susunan saraf pusat yang melalui arteri vertebralis beserta cabang cabangnya disebut dengan sistem vertebrobasiler, dan yang melalui arteri carotis interna berserta cabang cabangnya disebut dengan sistem carotis.

Kata Kunci: Vaskularisasi, otak, arteri

Abstract

Each tissue including the central nervous system is very dependent on adequate blood flow to the nutrients and disposal of residual - metabolic waste. Cerebral blood flow derived from a tangle of blood vessels branching and are closely related to each other so as to ensure adequate blood supply to the brain cells. The blood supply is guaranteed by two pairs of arteries, namely the vertebral artery and the internal carotid artery. Branch of the artery - the artery anastomoses will then form a circle of Willis arteriosus. Blood flow to the central nervous system through the vertebral artery and its branch - the branch called the vertebrobasilar system, and that through the internal carotid artery along the branch called the carotid system.Keywords: Vascularization, brain, arteries

Pendahuluan

Otak menerima darah dari dua sumber yaitu arteri carotis internal yang muncul pada titik di mana leher arteri karotid umum membagi dalam dua cabang, dan arteri vertebralis. Karotid arteri cabang internal bercabang untuk membentuk dua arteri cerebral utama, anterior dan arteri cerebral tengah. Bagian kanan dan kiri dari arteri vertebralis bersama-sama datang pada permukaan ventral dari batang otak untuk membentuk arteri basilar tengah. Arteri basilar bergabung dengan suplai darah dari carotis internal dalam cincin arteri di dasar otak (di sekitar hipotalamus dan pedunculus cerebral) yang disebut lingkaran Willis. Apabila terjadi penyumbatan pada salah satu dari arteri utama yang terdapat pada lingkaran Willis, maka akan meningkatkan kemungkinan satu daerah otak untuk terus menerus menerima pasokan darah.1

Arteri Carotis Interna2

Arteri carotis interna berjalan horizontal ke depan melalui sinus cavernosus dan muncul di sisi medial prosesus anterior dengan menembus duramater. Selanjutnya masuk ke ruang subarachnoid dengan menembus arachnoidmater dan berputar ke belakang ke daerah substansia perforata otak pada bagian ujung medial sulkus serebral lateralis.

carotis interna berasenden melalui leher profunda menuju canalis carotikus dari tulang petrosus dan sinus-sinus cavernosus, arteri memberikan cabang-cabang kecil ke lantai dari telinga tengah, dura dari klivus, ganglion semilunaris dari saraf trigeminalis dan kelenjar hipofisis. Di bawah muara cranialis dari canalis opticus, carotis interna memasuki rongga subarachnoid dan memberikan cabang a. opthalmica, membelok ke rostral dan berjalan di bawah saraf opticus melalui canalis opticus dan ke dalam orbita

Cabang-cabang arteri carotis interna:

Arteri ophtalmica berasal dari arteri carotis interna dari sinus cavernosus. Masuk ke rongga mata melalui canalis optikus bersama dengan N.II (sebelah dorsomedialnya). Arteri ini memperdarahi mata dan seluruh struktur di dalamnya dan cabang-cabang berakhir dengan memperdarahi daerah frontalis kulit kepala, sinus frontalis, sinus ethmoidalis dan dorsalis nasi. Arteri communicans posterior merupakan arteri penghubung antara a. carotis interna dan a. cerebri posterior. Arteri ini memperdarahi traktus optikus, pedunculus cerebri, capsula interna, dan thalamus.Arteri cerebri anterior mempunyai pangkal di sebelah dorsal N. II dan ventral dari stria olfaktorius medialis. Ia berjalan ke arah rostromedial sampai tepi medial girus rektus dan kemudian berlanjut di pinggir korpus kalosum. Di tepi medial girus rektus kedua, a. cerebri media dihubungkan satu sama lain oleh a. communicans anterior. A. cerebri anterior mengeluarkan cabang-cabangnya ke lobus frontalis medius dan lobus parietalis serta ke korteks yang berdekatan di sepanjang permukaan lateral medial dari lobus-lobus ini.Arteri cerebri media, suatu cabang terminalis dari a. carotis interna, memasuki fissura lateralis serebri dan membagi diri menjadi cabang-cabang kortikal yang memperdarahi lobus-lobus frontalis, temporalis, parietalis, dan occipitalis. Pembuluh-pembuluh nadi yang kecil, yaitu a. lentikulostriata (a. striata lateralis), timbul dari bagian basal a. cerebri media untuk memperdarahi kapsula interna dan struktur-struktur yang berdekatan. A. lentikulostriata sering pecah pada peristiwa stroke.Arteri choroidea, arteri ini membentuk cabang kecil untuk struktur struktur di sekitarnya, termasuk crus cerebri, corpus geniculatum laterale, tractus opticus, dan capsula interna.

Arteri Vertebralis3

Arteri vertebralis cabang bagian pertama a. subclavia, naik pada leher melewati foramen prosesus transversus vertebra cervicalis keenam. Arteri ini masuk ke cranium melalui foramen magnum menembus piameter dan arachnoid masuk ke ruang subarachnoid. Kemudian terus ke atas, ke depan dan medial terhadap medulla oblongata. Pada atas bawah pons bersama-sama pembuluh darah sisi lain membentuk a. basilaris.

Sebelum memasuki cranium, a. vertebralis membentuk siphon berbentuk S yang mungkin mempunyai tujuan untuk melembabkan gelombang nadi yang datang. Arteri-arteri carotis membentuk siphonnya di dalam sinus-sinus cavernosus. Arteri-arteri vertebralis juga melakukan hal yang sama setelah muncul dari foramen transversal dari atlas. Arteri-arteri ini pertama berjalan di posterior sepanjang massa lateral dari atlas, kemudian membelok ke atas dan medial dan memasuki cavum cranialis pada masing-masing sisi dari medula oblongata.

Cabang-cabang arteri vertebralis:

Arteri meningens posterior, yang memperdarahi duramater fossa posterior dan falks serebeli serta tulang-tulang daerah tersebut. Arteri spinalis posterior, yang dipercabangkan pada ketinggian medula oblongata. Arteri spinalis anterior, merupakan arteri tunggal di garis tengah permukaan ventral medula spinalis. Arteri cerebeli inferior posterior, merupakan cabang terbesar a. vertebralis yang berjalan antara medula dan cerebelum. Arteri ini memperdarahi permukaan bawah vermis, nukleus sentralis cerebelum, permukaan bawah hemisfer serebelum, medula oblongata dan pleksus coronideus ventrikulus keempat.

Arteri Basilaris3

Arteri basillaris terbentuk dari gabungan dua arteri vertebralis, naik ke atas dalam suatu celah pada permukaan anterior pons. Pada batas atas pons membagi diri menjadi dua arteri serebri posterior.

Cabang-cabang arteri basilaris

Arteri cerebeli inferior anterior berjalan ke posterior dan lateral serta memperdarahi bagian anterior dan inferior cerebelum. Beberapa cabang melintas ke pons dan bagian atas medulla oblongata.

Gambar 1

Vena Superficial4

Arteri cerebri posterior melengkung ke lateral balik ke belakang mengitari otak tengah, dihubungkan oleh a. komunikans posterior dengan cabang-cabang a. carotis interna. Cabang cabang cortikal memperdarahi permukaan inferolateral dan medial lobus occipitalis. A. cerebri posterior mendarahi corteks visual. Arteri ini biasanya merupakan cabang akhir dari a. basilaris. Kadang-kadang, arteri ini merupakan perpanjangan dari a. carotis interna. Serat-serat saraf yang menyertai adalah bagian dari pleksus arteri-arteri carotis. Cabang-cabang kecil dari a. basilaris dan dari tunggul proksimal a. cerebri posterior

Susunan Vena Sistem Syaraf Pusat

Darah vena otak mengalir dari vena profunda cerebri dan vena superficial cerebri menuju sinus venosus duramater, dan dari sini darah menuju ke vena jugularis interna kedua sisi yang mana akan membawa darah kembali ke jantung.

Pada vena superficial terbagi menjadi 3 yaitu:

Vena cerebri superior

Vena cerebri superior dimulai dari permukaan medial dan hemisfer otak dan berakhir pada sinus sagitalis superior dan inferior

Vena cerebri media

Vena cerebri media dimulai dari permukaan lateral hemisfer dan berakhir di sinus cavernosus

Vena cerebri inferior

Vena cerebri inferior dimulai pada bagian anterior permukaan lateral dan basal hemisfer otak dan berakhir pada sinus dasar tengkorak (sinus cavernosus, sfenoparietal, dan petrosus).

Pada vena profundus terbagi menjadi 4 yaitu:

Vena cerebri interna

Dimulai dari foramen Monro menyalurkan darah dari plexus choroid ventrikel III, septum pelucidum, corpus callosum, corpus striatum, dan capsula interna yang kemudian bergabung dan berakhir di vena cerebri magna.

Vena basalis (Rosenthal)

Dimulai dari subtansia perforate menyalurkan darah dari permukaan orbita lobus frontal, rostral corpus callosum, gyrus cinguli, insula, thalamus, corpus striatum yang kemudian bermuara dalam vena cerebri magna.

Vena cerebri magna (Galen)

Menerima darah dari vena basal yang kemudian bermuara ke ujung anterior sinus rectus.

Vena batang otak dan otak kecil

Vena ini terdiri dari vena cerebellar superior dan inferior. Vena cerebellar superior berakhir di vena cerebri magna, sedangkan vena cerebellar inferior bermuara di sinus transversus dan rectus.

Sistem Sinus Duramater

Sinus duramater adalah pembuluh darah vena yang menerima darah vena dari otak duramater dan vena diploic. Darah dari otak mengalir di daerah dalam tengkorak masuk ke saluran saluran yang terbentuk olehduramater yang disebut sinus venosus. Darah venosa yang berada dalam sinus duramater berasal dari vena superficial yang berkumpul dalam sinus sagitalis superior dan bermuara di daerah protuberantia occipital dan berakhir di confluens sinuum. Sedangkan darah dari sinus sagitalis inferior bersama dengan darah dari vena cerebri magna disalurkan dalam sinus rectus dan berakhir di confluens sinuum. Seluruh darah yang terkumpul di confluens sinuum kemudian disalurkan melewati sinus transversus, sinus siqmoideus, vena jugularis interna, dan berakhir di sitsem vena sistemik.5

Kesimpulan:

SSP sangat bergantung pada aliran darah yang memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa metabolismenya. Suplai darah arteria ke otak merupakan suatu jaringan pembuluh-pembuluh darah yang bercabang-cabang, berhubungan erat dengan satu dan yang lain sehingga dapat menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel. Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri yaitu arteria vetebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya beranastomosis berbentuk sirklus arteriosus cerebri fillisi. Aliran vena otak tak selalu parallel dengan suplai darah arteria; pembuluh vena meninggalkan otak melalui sinus dura yang besar dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna. Arteria medulla spinalis dan system vena parallel satu dengan yang lain dan mempunyai hubungan percabangan yang luas untuk mencukupi suplai darah ke jaringan.

Daftar Pustaka

1. National Center for Biotechnology Information. The blood supply of the brain and spinal cord. Diunduh dari www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11042, 19 April 2015

2. Ropper, AH. Adams and Victors-Principles of Neurology. 8th Edition. McGraw-Hill; 2005: p.667-670

3. Mardjono M, Sidharta P. Sistem Vaskularisasi Otak. Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2005: Hal. 398-404

4. Knipe H, Gaillard F. Superior anastomic vein. Diunduh dari http://radiopaedia.org/articles/superior-anastomotic-vein, 19 April 2015

5. Syaifuddin, Haji. Anatomi fisiologis mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit EKG; 2006: Hal. 127-128