wrap up skenario 1

30
SKENARIO 1 BENJOLAN DISIKU LENGAN ATAS Seorang laki-laki 45 tahun datang ke RS Yarsi dengan keluhan terdapat benjolan disiku kanan sejak 2 bulan ini. Benjolan dirasakan nyeri dan berdenyut serta menganggung range of movement (ROM). Riwayat pernah bengkak kemerahan pada metatarsophalangeal I dialami 5 bulan yang lalu dan berkurang setelah meminum obat analgesik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tofus pada sekitar olecranon bentuk bulat dengan diameter 8 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium didapati hiperurisemia. Dokter memberikan nonsteroid antiinflamasi drug (NSAID) dan urikosurik pada pasien tersebut dan menyarankan pemeriksaan radiologi. 1

Upload: rahmadhini-elkri

Post on 14-Feb-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Skenario 1

SKENARIO 1

BENJOLAN DISIKU LENGAN ATAS

Seorang laki-laki 45 tahun datang ke RS Yarsi dengan keluhan terdapat benjolan disiku kanan

sejak 2 bulan ini. Benjolan dirasakan nyeri dan berdenyut serta menganggung range of

movement (ROM). Riwayat pernah bengkak kemerahan pada metatarsophalangeal I dialami 5

bulan yang lalu dan berkurang setelah meminum obat analgesik. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan tofus pada sekitar olecranon bentuk bulat dengan diameter 8 cm. Hasil pemeriksaan

laboratorium didapati hiperurisemia. Dokter memberikan nonsteroid antiinflamasi drug

(NSAID) dan urikosurik pada pasien tersebut dan menyarankan pemeriksaan radiologi.

1

Page 2: Wrap Up Skenario 1

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan anatomi alat gerak dan persendian

2. Memahami dan menjelaskan tentang metabolisme asam urat dan sekresi asam urat

3. Memahami dan menjelaskan tentang Gout Arthritis

4. Memahami dan menjelaskan NSAID dan urikosurik

2

Page 3: Wrap Up Skenario 1

LI 1. Memahami dan menjelaskan tentang anatomi alat gerak dan persendian

LO 1.1. Menjelaskan ekskremitas superior

3

Ekstremitas superiorDibedakan

menjadi 2 bagian:

1. Tulang-tulang gelang bahu a. os. Claviculaeb. os. scapulae

2. Tulang anggota badan bebas a. os. Humerusb. os. Radiusc. os. Ulanaed. ossa manus

d.1. ossa carpalia (8 tulang)

d.2. ossa metacarpalia (5 tulang)

d.3. ossa digitorum manus

TULANG-TULANG EXTREMITAS SUPERIOR TERDIRI DARI:1. Os clavicula2. Os scapula3. Os humerus4. Os radius5. Os ulna6. Ossa carpalia7. Ossa metacarpalia8. Ossa phalanges

Page 4: Wrap Up Skenario 1

4

OS HUMER

US

1. Caput humeri

2. Collum anatomicum

3. Tuberculum majus

4. Tuberculum minus

5. Collum chirurgicum

6. Crista tuberculi minoris

7. Crista tuberculi majoris

8. Tuberositas deltoidea

9. Sulcus nervi radialis

10. Facies posterior

11. Facies anterior lateralis

12. Facies anterior medialis

13. Margo lateralis

14. Margo medialis

15. Fossa radialis

16. Fossa coronoidea

17. Fossa olecrani

18. Epicondylus lateralis

19. Epicondylus medialis

20. Capitulum humeri

21. Trochlea humeri

22. Sulcus nervi ulnaris

1

2

5

9

10

13

14

17

18

19

22

3

4

6

7

8

12

11

15

16

20

21

Page 5: Wrap Up Skenario 1

5

OS ULNA

E1. Olecranon2. Incisura

trochlearis

3. Processus coronoideus

4. Incisura radialis

5. Crista supinatoris

6. Tuberositas ulnae

7. Foramen nutricium

8. Margo posterior

9. Margo anterior

10. Margo interossea

11. Facies anterior

12. Facies posterior

13. Kaput ulnae

14. Circumverentia articularis ulnae

15.Processus stiloideus

16. Facies medialis

1

2

3

10

12

4

5

6

7

8

9

11

13

14

15

16

8 9 12 11 10

Page 6: Wrap Up Skenario 1

LO 1.2. Menjelaskan tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan

dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular,

dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.

6

OS RADIUS

1.Fovea articularis capituli radii

2. Circumverentia articularis radii

3. Collum radii

4. Tuberositas radii

5. Foramen nutricium

6. Margo interossea

7. Margo anterior

8. Facies posterior

9. Facies anterior

10. Processus stiloideus

11. Incisura ulnaris

12. Sulcus mm. extensorum carpi

radialium

13. Sulcus m. extensoris policis longi

14. Sulcus mm. extensoris digitorum et extensoris indicis

15. Margo posterior

16. Facies lateralis

2

3

4

11

14

13

12

1

5

6

7

8

9

10

6 7 8 15 9

16

Page 7: Wrap Up Skenario 1

Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang

phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs

di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari

tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

LO 1.3. Menjelaskan tentang sendi

Definisi: Sendi atau articulatio adalah hubungan satu tulang dengan satu tulang lebih tulang

lainnya.Kadang-kadang sendi juga merupakan hubungan antara tulang dengan ligamenta.

Macam-macam gerak sendi:

1.Fleksi,gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi.

2.Ekstensi.gerak berlawanan arah dengan fleksi.

3.Abduksi.gerak arah sisi atau menjauhi bidang sagital.

4.Aduksi,gerak yang berlawanan arah dengan absduksi yaitu mendekati bidanh sagital.

5.Gerak berputar dari lateral-anterior-medial.

Eksorotasi: gerak berputar dari medial-anterior-lateral.

Laterofleksi: gerak fleksi ke arah samping.

Sirkumdiksi: gabungan gerak rotasi yang terdiri:fleksi,laterofleksi dan ekstensi.

7

Page 8: Wrap Up Skenario 1

Macam-macam sendi:

1. SYNARTHROSIS

Jenis synarthrosis ini tergantung dari jenis bahan yang mengisi antara pertemuan kedua tulang

sehingga dapat dibedakan:

Sutura

Diantara tulang terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali seperti sutura

parietooccipipitalis,sutura sagialis,sutura lambdoidea dan sutura coronoidea.

Syndesmosis

Diantara tulang terdapat jaringan fibrosa seperti syndesmosis radio-ulnaris dan

syndesmosis tibio-ulnaris.

Synchondrosis

Diantara tulang terdapat tulang rawan seperti symphisis pubis dan symphisis

manubriosternalis.

Schyndelysis

Satu tulang yang masuk ke dalam celah tulang seperti pada reostrum aphenoidale

masuk kedalam Os vomer.

Gamphosis

Tulang seperti tanduk masuk ke dalam lubang tulang,seperti gigi dalam geraham.

2. Amphiarthrosis

Sendi yang dapat bergerak sedikit:Art.Sacroiliaca

3. Articulatio diarthrosis atau art.synovialis

8

Page 9: Wrap Up Skenario 1

Pada articulatio synovialis terdapat :Cartilago articularis,Cavitas articularis,Discus

articularis,Meniscus articularis,Labrum articulae,Capsula articularis,Membrana

fibrosa,Membrana synovialis,Plica synovialis,Villi synovialis,Synovia,Ligamenta terdiri dari :

Ligamentum extracapsularis,Ligamentum capsularis,dan ligamentum intracapsularis.

Articulatio diathrosis dapat dibagi atas:

Jumlah tulang yang bersendi

art.simplex : terdiri dari satu sendi

art.composita : terdiri lebih dari satu sendi

Berdasarkan bentuk permukaan sendi:

Arthroidea(gliding) kepala sendi dan lekuk sendi rata.

Contoh: Art.intercapales,art.intertarsales,art.sternoclavicularis.

Ginglymus (hing) antara permukaan konvek dan konkaf.

Contoh: art.cubiti.art.talocrurales,art.interphalanges.

Pivot(trochoidea) permukaan sendi vertical.

Contoh: art.atlanto axialis,art.trochoidea

Ellipsoidea(condyloidea) permukaan sendi berbentuk elip

Contoh: art.radiocarpal

Spheroidea (a ball and socket) kepala sendi seperti bentuk bola masuk kedalam lekuk

sendi yang dalam.

Contoh: art.coax

Sellaris (saddle) kepala sendi dan lekuk sendi speerti orang duduk diatas plana kuda.

Contoh: antara traezium dan metacarpal

Berdasarkan jumlah sumbu gerak

Bersumbu satu: art.interphalanx,art.talocruralis,art.radioulnaris proximalis.

Bersumbu dua: art.radiocarpalis

Bersumbu tiga: art.glenohumerale,art.coxae

9

Page 10: Wrap Up Skenario 1

Articulatio Cubiti

Merupakan Art. yang terdiri dari 3 sendi, yaitu :

Art. Humero-ulnaris dan Art. Humero-radialisTulang : Antara incisura trochlearis ulna dan trochlea humeri, dan antara fovea

articularis caput radii dan capitulum humeri.Jenis sendi :Ginglymus dengan bersumbu satu.Penguat sendi :Capsula articularis, Ligamentum colaterale ulnare, Ligamentum

collaterale radiale.Gerak sendi :

Fleksi : Semua otot yang menyilang didepan sumbu gerak, M. biceps brachii, M.brachialis (murni sebagai oto fleksor pada articulatio cubiti), M. pronator teres, M.brachioradialis M.flexor capi radialis, M. Flexor capi ulnaris, M.palmaris longus, dan M. flexor digitorum superfacialis.

Otot yang paling kuat bekerja sebagai fleksor adalah : M.brachioradialis, kemudian diikuti M.biceps barachii caput longum, M.brachialis dan paling kecil adalah M.pronator teres.

Otot-otot fleksor bekerja maksimal pada articulation cubiti pada sudaut antara 90 @-110 @.

Ekstensi : Semua otot yang menyilang dibelakang sumbu gerak, M.triceps brachii, M. extensor carpi radialis longus dan brevis, M. extensor digiti minimi, M. extensor carpi ulnaris, M. supinator dan M. anconeus.

Art. Radio-ulnaris proximalisTulang :Incisura radialis ulna dan caput radii.Jenis sendi :Pivot atau trochoidea bersumbu satu yaitu sumbu vertical yang berjalan

dari caput radii sampai procesuss styloideus ulnae.Penguat sendi: Ligamentum anulare radii yang melekat pada ujung incisura radialis dan

Ligamentum quadratum diantara collum radii dan incisura radialis ulna.Gerak sendi : Supinasi: M.biceps brachii, oto-otot ekstensor ibu jari.

Pronasi: M.pronator teres, M.pronator quadrates.

Art. radio-ulnaris mediaTulang : Corpus radius dan corpus ulnaeJenis sendi : Syndesmosis (membrana interossea antebrachii dan chorda obliqua).Gerak sendi : Sedikit.

LI 2. Memahami dan menjelaskan tentang metabolisme asam urat dan sekresinya

LO 2.1. Menjelaskan metabolisme asam urat

10

Page 11: Wrap Up Skenario 1

1. Jalur de Novo

Sintesis purin dan as.urat dari prekursor nonpurin,dimulai dari ribosa 5-fosfat ->

zat antara nukleotida purin (asam inosinat, guanilat dan adenilat). Yang terpenting

ialah

1) pengendalian umpan balik negatif enzim amido-PRT dan PRPP sintetase oleh

nukleotida purin.

2) pengaktifan amido-PRT oleh substratnya, PRPP.

2. Jalur penghematan

Basa purin bebasnya berasal dari katabolisme nukleotida purin,pemecahan

as.nukleat dan asupan makanan untuk membentuk nukleotida purin. Basa purin

bebas (hipoxantin,guanin dan adenin)->berkondensasi dengan PRPP -> prekursor

nukleotida purin dr asamurat (asam inosiat, adenilat dan guanilat). Reaksi ini

dikatalisir oleh 2 transferase: HGPRT dan APRT

Asam urat yang dihasilkan akibat metabolisme purin yang abnormal,mengalami

presipitasi di sendi,tendon dan juga jaringan sekitarnya. Gout juga dapat merusak ginjal akibat

11

Page 12: Wrap Up Skenario 1

ekskresi asam urat yang bertambah buruk ,kristal-kristal asam urat dapat bertumpuk di dalam

intertisium medula,papila dan piramid,sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu

ginjal as.urat juga dapat sebagai akibat sekunder dari gout.

(Patofisiologi Sylvia price,edisi 6. Vol.2)

LO 2.2. Menjelaskan sekresi asam urat

LI 3. Memahami dan menjelaskan Gout Arthritis

LO 3.1. Menjelaskan DEFINISI:

12

Page 13: Wrap Up Skenario 1

Penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau

akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Gangguan metabolisme

yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peningkatan

kadar asam urat .

LO 3.2. Menjelaskan ETIOLOGI

Asam urat atau lebih dikenal dengan Gout ditandai pleh episode artritis akut, pada awalnya mengenai satu sendi dan berhubungan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia 10 kali lebih sering ditemukan tanpa gout klinis dari pada disertai gout klinis.

Gout di bagi atas tipe sebagai berikut.

Gout Primer: Kegagalan metabolism purin yang terjadi pada pria dan wanita pascamenopause (10:1) dengan prevalensi di inggris sebesar 3/1000. Hiperurisemia yang terjadi bersifat familial dan riwayat gout di keluarga ditemukan pada 30% kasus. Hiperurisemia juga bias terjadi akibat meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung purin dan alkohol berlebihan, khususnya pada orang yang memiliki predisposisi yang seringkali juga menderita obesitas.

Gout Sekunder: Terjadi di semua usia di kedua jenis kelamin. Sepuluh persen dari

semua kejadian gout berhubungan dengan penyakit mieloproliperatif yang menyebabkan

meningkatnya pegantian purin dan oleh karenanya meningkatkan asam urat serum

(misalnya leukemia myeloid, mielofibrosis, polisitemia rubra vera, mielomamultipel, dan

penyakit Hodgin). Ini khususnya terjadi setelah poengobatan dengan obat antimetabolite

bila terjadi peningkayan asam urat serum serta uremum akibat destruksi jaringan.

Hiperurisemia akibat obat bisa terjadi setelah pengobatan dengan diuterik, khususnya tiazid, dan

salisilat dalam dosis kecil.

Gagal ginjal kronis mungkin berkaitan dengan hiperurisemia, dan gout klinis walaupun jarang,

sekunder akibat menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal.

LO 3.3. Menjelaskan MANIFESTASI:

Arthritis gout Asimtomatik: pada tahap ini, kadar asam urat dalam darah meningkat tetapi

tidak ada simtom. Pada kondisi ini pasien tidak membutuhkan pengobatan. Dalam

beberapa hal, hiperurisemia dapat ditemukan beberapa tahun sebelum serangan.

Peningkatan asam urat biasanya terlihat pada laki-laki sesudah puber dan pada

perempuan setelah menopause. Walau tidak semua pasien dengan hiperurisemia akan

dapat serangan GA, tetapi pasien perlu waspada.

13

Page 14: Wrap Up Skenario 1

Arthritis gout Akut: Pada tahap ini, hiperurisemia menyebabkan mengendapnya kristal

asam urat di sendi. Ini menyebabkan rasa nyeri intens dan mendadak, bengkak di sendi

dan juga hangat dan peka terhadap sentuhan. Serangan akut biasanya terjadi malam hari

dan dapat dipicu oleh keadaan stres, minum alkohol atau obat, atau adanya penyakit lain.

Serangan bisanya berhenti dalam 3-10 hari, meskipun tanpa pengobatan, dan serangan

berikutnya mungkin tidak akan terjadi dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun.

Dengan berlanjutnya waktu, bagaimanapun serangan dapat terjadi lebih lama dan lebih

sering.

Gout Interkritikal: Ini adalah saat di antara serangan akut. Pada tahap ini, pasien tidak ada

simtom, dan merasakan fungsi sendi yang normal. Pada tahap ini pasien harus tetap

menjaga agar kadar asam urat terkendali. Pada tahap ini Apoteker berperan dalam

memberikan edukasi.

Gout tofi kronis: Tahap ini adalah tahap yang paling menyebabkan ketidak mampuan dan

biasanya dapat terus berkembang misalnya selama 10 tahun. Pada tahap ini, penyakit ini

dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang permanen dan kadang juga ginjal. Dengan

pengobatan yang benar, kebanyakan pasien dengan gout tidak sampai ketahap ini.

LO 3.4. Menjelaskan PATOFISIOLOGI:

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau

penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme

purin. Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh

glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi

kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.

Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan dan

ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:

1. Penurunan ekskresi  asam urat secara idiopatik

2. Penurunan ekskresi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal

3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan

cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau

mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)

4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin

14

Page 15: Wrap Up Skenario 1

Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung

membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal

mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.

Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:

1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini

bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran

sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan

leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim

lisosom yang destruktif.

2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan

aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1,

IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di

samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan

protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.

Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan

seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat

tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa

urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing.

Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan

dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon,

bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan

penyumbatan dan nefropati gout.

LO 3. 5. Menjelaskan PATOGENESIS:

Peradanagn atau inflamasi merupakan reksi penting pada artritis gout terutama gout

akut,Reaksi ini merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan

jaringan akibat agen penyebab,Tujuan dari proses inflamasi adalah :

15

Page 16: Wrap Up Skenario 1

Menetralisir dan menghancurkan agen penyebab

Mencegah perluasan agen penyebab ke jaringan yang lebih luas

Peradangan pada artritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu kristal

monosodium urat pada sendi.Mekanisme perasangan ini belum diketahui secara pasti.Hal ini

diduga oleh peranan mediator kimia dan selular.Pengeluaran berbagai mediator peradangan

akibat aktivasi melalui berbagai jalur,antara lain aktivitas komplemen (C) dan selular.

LO 3. 6. Menjelaskan DIAGNOSIS:

Seseorang dapat dikatakan menderitas penyakit Gout Artritis apabila memenuhi 6 dari 12 kriteria

berikut:

• Lebih dari satu serangan Arthritis akut

• Maksimum inflamasi timbul dalam waktu 24 jam

• Serangan monoArthritis (85%-90% dari serangan awal)

• Sendi kemerah-merahan

• Sendi MTP pertama nyeri atau bengkak

• Serangan unilateral sendi MTP pertama (50%-70% awal, akhirnya 90% )

• Serangan unilateral pada sendi tarsal (ct, instep= dorsal arkus kaki, kura-kura kaki)

• Tofi (dugaan klinis atau dibuktikan secara histologi)

• Hiperurisemia

• Sendi bengkak asimetris (klinis atau x-ray)

• Temuan x-ray termasuk subkortikal cyst(s) tanpa erosi dalam sendi

• Serangan berhenti total (hilangnya semua simtom dan tanda-tanda)

• Tidak ada mikroba dalam cairan sinovial

Pada pasien yang mempunyai semua kriteria Diagnosis di bawah ini

• Sejarah berulang monoArthritis akut

• Respons cepat terhadap obat antiinflamasi

• Hiperurisemia atau tofi MTP, metatarsophalangeal

LO 3.7. Menjelaskan PEMERIKSAAN:

Pemeriksaan Fisik:

16

Page 17: Wrap Up Skenario 1

Menemukan kristal uratdalam tofi dan terdapat juga tanda-tanda inflamasi seperti kalor,

rubor, dolor, tumor dan fungtiolesa. Tetapi, pemeriksaan ini kurang sensitif.

Pemeriksaan Laboratorium:

Pemeriksaan kadar asam urat darah nilainya sangat terbatas dalam mendiagnosis

arthritis gout, karena pada arthritis gout seringkali kadar asam uratnya dalam batas

normal. Karena itu kadar ini perlu diperiksa pada waktu penderitanya sehat/tidak dalam

serangan arthritis gout akut. Kadar asam urat darah yang diharapkan, stabil sekitar 5

mg/dl.

a. Ekskresi asam urat urin per 24 jam

b. Penentuan jumlah kadar asam urat di urin selama 24 jam penting untuk menentukan

pengobatan

c. Selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan, penderita tidak boleh mengonsumsi makanan

yang mengandung alkohol karena dapat mengurangi keluarnya asam urat melalui ginjal

Penetuan asam urat dinyatakan berlebihan bila:

- Kadarnya per 24 jam > 600 mg% pada diet bebas purin, atau >800 mg%

dengan diet normal

- Bila kadarnya > 900 mg%, resiko terjadinya batu ginjal sangat tinggi.

Pemeriksaan Radiologis:

Pada stadium akut arthritis gout, tanda awal gambaran radiologisnya hanya tampak

berupa pembengkakan jaringan lunak di sekitar persendian (periartikuler) yang asimetrik.

Keadaan ini terjadi akibat reaksi peradangan pada stadium awal.

Perubahan gambaran radiolohis pada arthritis gout kronis hanya terlihat:

- Bila tulang sudah mengalami erosi sehingga bentuk bulat atau lonjong

dengan tepi yang sklerotik akibat deposit urat disekitar sendi

- Kadang-kadang ditemukan pengapuran dalam fokus

Tanda khas arthritis gout yaitu apabila pada foto rontgent ditemukan erosi “punch out”.

LO 3.8. Menjelaskan PROGNOSIS:

17

Page 18: Wrap Up Skenario 1

Apabila tanpa penanganan yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat

timbul serangan akut lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat.

LO 3.9. Menjelaskan TERAPI NON OBAT:

• Penurunan berat badan (bagi yang obes)

• Menghindari makanan (misalnya yang mengandung purin tinggi) dan minuman tertentu yang

dapat menjadi pencetus gout

• Mengurangi konsumsi alkohol (bagi peminum alkohol)

• Meningkatkan asupan cairan

• Mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan gout (mis diuretik tiazid)

• Terapi es pada tempat yang sakit

LI 4. Memahami dan menjelaskan NSAID dan urikosurik

LO 4.1. Menjelaskan NSAID

Obat anti-inflamasi nonstreoid (OAINS) merupakan kelompok obat yang paling banyak

dikonsumsi di seluruh dunia untuk mendapatkan efek analgetika, antipiretika, dan anti-inflamasi.

OAINS merupakan pengobatan dasar untuk mengatasi peradangan-peradangan di dalam dan

sekitar sendi seperti lumbago, artralgia, osteoartritis, artritis reumatoid, dan gout artritis.

Disamping itu, OAINS juga banyak pada penyakit-penyakit non-rematik, seperti kolik empedu

dan saluran kemih, trombosis serebri, infark miokardium, dan dismenorea.

OAINS merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda

secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini mempunyai banyak persamaan dalam efek

terapi maupun efek samping. 15 Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu OAINS

sering juga disebut sebagai obat-obat mirip aspirin (aspirin-like drug). Aspirin-like drugs dibagi

dalam lima golongan, yaitu:

1. Salisilat dan salisilamid, derivatnya yaitu asetosal (aspirin), salisilamid, diflunisal

2. Para aminofenol, derivatnya yaitu asetaminofen dan fenasetin

3. Pirazolon, derivatnya yaitu antipirin (fenazon), aminopirin (amidopirin), fenilbutazon dan

turunannya

4. Antirematik nonsteroid dan analgetik lainnya, yaitu asam mefenamat dan meklofenamat,

ketoprofen, ibuprofen, naproksen, indometasin, piroksikam, dan glafenin

18

Page 19: Wrap Up Skenario 1

5. Obat pirai, dibagi menjadi dua, yaitu (1) obat yang menghentikan proses inflamasi akut,

misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenbutazon, dan (2) obat yang mempengaruhi kadar asam

urat, misalnya probenesid, alupurinol, dan sulfinpirazon.

Sedangkan menurut waktu paruhnya, OAINS dibedakan menjadi:

1. AINS dengan waktu paruh pendek (3-5 jam), yaitu aspirin, asam flufenamat, asam

meklofenamat, asam mefenamat, asam niflumat, asam tiaprofenamat, diklofenak, indometasin,

karprofen, ibuprofen, dan ketoprofen.

2. AINS dengan waktu paruh sedang (5-9 jam), yaitu fenbufen dan piroprofen.

3. AINS dengan waktu paruh tengah (kira-kira 12 jam), yaitu diflunisal dan naproksen.

4. AINS dengan waktu paruh panjang (24-45 jam), yaitu piroksikam dan tenoksikam.

5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon dan

oksifenbutazon.

Aspek Farmakodinamik Obat Anti-inflamasi NonsteroidSemua OAINS atau aspirin-like drugs bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi.

Efek Analgesik: Sebagai analgesik, OAINS hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia, dismenorea dan juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek analgesik opioat, tetapi OAINS tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Untuk menimbulkan efek analgesik, OAINS bekerja pada hipotalamus, menghambat pembentukan prostaglandin ditempat terjadinya radang, dan mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.

Efek Antipiretik: Temperatur tubuh secara normal diregulasi oleh hipotalamus. Demam terjadi bila terdapat gangguan pada sistem “thermostat” hipotalamus. Sebagai antipiretik, OAINS akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Penurunan suhu badan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran panas karena pelebaran pembuluh darah superfisial. Antipiresis mungkin disertai dengan pembentukan banyak keringat. Demam yang menyertai infeksi dianggap timbul akibat dua mekanisme kerja, yaitu pembentukan prostaglandin di dalam susunan syaraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan adanya efek interleukin-1 pada hipotalamus. Aspirin dan OAINS lainnya menghambat baik pirogen yang diinduksi oleh pembentukan prostaglandin maupun respon susunan syaraf pusat terhadap interleukin-1 sehingga dapat mengatur kembali “thermostat” di hipotalamus dan memudahkan pelepasan panas dengan jalan vasodilatasi.

Efek Anti-inflamasi: Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi

19

Page 20: Wrap Up Skenario 1

seperti histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin dan lainnya yang menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai gangguan fungsi. Kebanyakan OAINS lebih dimanfaatkan pada pengobatan muskuloskeletal seperti artritis rheumatoid, osteoartritis, dan spondilitis ankilosa. Namun, OAINS hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki, atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal.

Efek samping:Yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-

kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Mekanisme kerusakan pada lambung oleh OAINS terjadi melalui berbagai mekanisme. OAINS menimbulkan iritasi yang bersifat lokal yang mengakibatkan terjadinya difusi kembali asam lambung ke dalam mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan. Selain itu OAINS juga menghambat sintesa prostaglandin yang merupakan salah satu aspek pertahanan mukosa lambung disamping mukus, bikarbonat, resistensi mukosa, dan aliran darah mukosa. Dengan terhambatnya pembentukan prostaglandin, maka akan terjadi gangguan barier mukosa lambung, berkurangnya sekresi mukus dan bikarbonat, berkurangnya aliran darah mukosa, dan terhambatnya proses regenerasi epitel mukosa lambung sehingga tukak lambung akan mudah terjadi. Indometasin, sulindak, dan natrium mefenamat mempunyai resirkulasi enterohepatik yang luas, yang menambah pemaparan obat-obat ini dan meningkatkan toksisitas gastrointestinalnya. Selain itu, indometasin juga dilaporkan dapat mengakibatkan iritasi setempat langsung yang dapat mengakibatkan perforasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa OAINS yang menyebabkan kerusakan mukosa paling minimal adalah sulindak, aspirin enteric coated, diflunisal, dan ibuprofen. Gejala yang diakibatkan oleh OAINS antara lain dispepsia, nyeri epigastrium, indigesti, heart burn, nausea, vomitus, dan diare.

Pembahasan OBAT PIRAI:

Ada 2 kelompok obat penyaki pirai, yaitu :

Obat yang menghentikan inflamasi aku, misal: kolkisin, fenilbutazon, oksifentabutazon,

dan indometasin.

Obat yang mempengaruhi kadar asam urat, misal: probenesid, alopurinol, dan

sulfinpirazon.

Kolkisin:

Farmakodinamik -Tidak memiliki efek analgesic.-Tidak meningkatkan ekskresi, sintesis atau -kadar asam urat dalam darah.-Menghambat migrasi granulosit ke tempat radang hambatdan respon

20

Page 21: Wrap Up Skenario 1

inflamasi ditekan.-Mencegah penglepasan glikoprotein yang menyebabkan nyari dan radang sendi.

Farmakokinetik Absorbsi melalui saluran cerna. Didistribusi secara luas dalam jaringan tubuh (volume distribusinya 49,5 ± 9,5 L). Dieksresi dalam bentuk utuh melalui tinja, 10-20% diekskresi melalui urin.

Indikasi Obat terpilih penyakit pirai, profilaksis serangan penyakit pirai atau mengurangi beratnya serangan.

Kontra indikasiDosis 0,5-0,6 mg tiap jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal diikuti 0,5-0,6 mg

tiap 2 jam sampai gejala penyakit ilang atau gejala saluran cerna timbul.Untuk profilaksis diberikan 0,5-1 mg sehari.Pemberian IV: 1-2 mg dilanjutkan dnegan 0,5 mg tiap 12-24 jam.

Efek samping Muntah, mual dan diare.Gejala saluran cerna tidak terjadi pada pemberian IV dengan dosis terapi.Harus diberikan hati-hati pada pasien usia lanjut, lemah atau pasien dengan gangguan ginjal, kardiovaskular dan saluran cerna.

LO 4.2. Menjelaskan urikosurik

Urikosurik: Obat golongan urikosurik adalah obat yang menghambat reabsorbsi asam urat di

tubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat meningkat melalui ginjal. Terapi nya dimulai dengan

dosis rendah untuk menghindari efeknya. Efek yang sering terjadi adalah iritasi saluran cerna,

ruam kulit dan hipersensitivitas, sehingga obat ini di kontra indikasikan pada penderita dengan

riwayat penyakit batu ginjal, gagal ginjal, sedang mengalami artritis gout akut, atau sedang

dalam pengobatan sitostatika. Contoh obat golongan ini meliputi alopurinol, probenesid,

sulfinpirazon.

Alopurinol:

21

Page 22: Wrap Up Skenario 1

Farmakodinamik Menghambat Xantin oksidase, enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat.

Menghambat sintesis purin yang merupakan prekusor xantin.

Farmakokinetik Masa paruhnya pendek, cukup diberikan satu kali sehari.

Indikasi Untuk penyakit pirai kronik dengan insufisiensi ginjal dan batu urat dalam ginjal.

Pengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan, menghambat pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi pembesaran tofi.

Untuk pengobtan pirai sekunder akibat polisitemia vera, metaplasia mieloid, leukimia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat obat, dan radiasi.

Konta indikasi

Dosis Untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg sehari.Untuk yang lebih berat 400-600 mg sehari.Untuk pasien gangguan fungsi ginjal 100-200 mg sehari.Untuk hiperurisemia sekunder 100-200 mg sehari.Untuk anak 6-10 tahun 300 mg sehari dan anak dibawah 6 tahun 150 mg sehari.

Efek samping Yang sering terjadi adalah reaksi kulit.Reaksi alergi berupa demam, menggigil, leukopenia, leukositosis, eosinofilia, artralgia dan pruritus. Gangguan saluran cerna kadang terjadi.

Probenesid:

Indikasi Mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut.Untuk hiperurisemia sekunder.

Kontra indikasi

Dosis 2 kali 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari.Efek samping Gangguan saluran cerna, nyeri kepala dan reeaksi alergi.

Sulfinprizon:

Indikasi Mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada penyakit pirai kronik berdasarkan hambatan reabsorpsi tubular asam urat.

22

Page 23: Wrap Up Skenario 1

Kontra indikasi Pasien dengan riwayat ulkus peptic

Dosis 2 kali 100-200 mg/hari ditingkatkan sampai 400-800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal.

Efek samping Gangguan saluran cerna, anemia, leukopenia, agranulkositosis.

23

Page 24: Wrap Up Skenario 1

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2001. Review of Medical Physiology  21st ed. San Fransisco: Lange Medical

Book.

Martini, Fredric H. 2001. Fundamental of Anatomy & Physiologi 7th ed.

Misnadiarly (2007). Rematik: Asam urat-hiperurisemia, arthritis gout. Jakarta: Pustaka Obor

Populer.

Moore, Keith L. 2002. Antaomi.

O`Rahilly, Ronan. 1995. Anatomi. Jakarta: Penerbit UI Press.

Setiabudy Rianto. (2009). Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. FKUI. Jakarta

Setter S.M, Sonnet T.S ; New Treatment Option in the Management of Gouty Arthritis, US.

Pharmacist

www.patient.co.uk

24