wrap up sk 3 blok ipt malaria

Upload: debbyelvira

Post on 14-Apr-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    1/24

    WRAP UP SKENARIO 3

    BLOK INFEKSI PENYAKIT TROPIK

    DEMAM DISERTAI MENGGIGIL DAN BERKERINGAT

    Kelompok: A-5

    Ketua : Anum Sasmita ( 1102012025 )

    Sekretaris : Debby Elvira ( 1102012051 )

    Anggota :

    Agustinawati ( 1102012009 )

    Aisyah Mayang W ( 1102012012 )

    Annisa Resprita W ( 1102012024 )

    Dema Aulia F ( 1102012053 )

    Dewi Nur A ( 1102011077 )

    Dio Arief P ( 1102012068 )Faisal Zakiri ( 1102012080 )

    Ida Nurainun AM ( 1102012116 )

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS YARSI

    2011/2012

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    2/24

    1

    Skenario

    Menggigil disertai demam

    Seorang laki-laki 35 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan utama

    demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali. Setiap kali

    demam didahului menggigil dan diakhiri berkeringat. Setelah demam hilang suhu

    tubuhnya terasa bugar kembali. Beliau baru kembali dari melakukan studi lapangan

    di Sumatera Selatan selama dua minggu. Setelah melakukan pemeriksaan sediaan

    hapus darah tepi dokter mengatakan beliau terinfeksiPlasmodium vivax.

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    3/24

    2

    Sasaran Belajar

    LI.1. Mempelajari dan memahami tentangPlasmodium sp

    LO.1.1 Memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi dan morfologiPlasmodium sp

    LO.1.2 Memahami dan menjelaskan mengenai siklus hidupPlasmodium sp

    LI.2 Mempelajari dan memahami tentang penyakit malaria

    LO.2.1 Memahami dan menjelaskan mengenai definisi malaria

    LO.2.2 Memahami dan menjelaskan mengenai epidemiologi malaria

    LO.2.3 Memahami dan menjelaskan mengenai etiologi malaria

    LO.2.4 Memahami dan menjelaskan mengenai patofisiologi malaria

    LO.2.5 Memahami dan menjelaskan mengenai manifestasi klinis malaria

    LO.2.6 Memahami dan menjelaskan mengenai diagnosis malaria

    LO.2.7 Memahami dan menjelaskan mengenai penatalaksanaan malaria

    LO.2.8 Memahami dan menjelaskan mengenai komplikasi malaria

    LO.2.9 Memahami dan menjelaskan mengenai prognosis malaria

    LO.2.10 Memahami dan menjelaskan mengenai pencegahan malaria

    LI.3. Mempelajari dan memahami tentang vektor malaria

    LO.3.1 Memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi dan morfologi vektor

    malaria

    LO.3.2 Memahami dan menjelaskan mengenai bionomik vektor malaria

    LO.3.3 Memahami dan menjelaskan mengenai pengendalian vektor

    LI.4 Mempalajari dan memahami tentang Gebrak Malaria

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    4/24

    3

    LI.1. Mempelajari dan memahami tentangPlasmodium sp

    LO.1.1 Memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi dan morfologiPlasmodium sp

    Terdapat 4 spesies Plasmodium penyebabpenyakit malaria, yaitu :

    a. Plasmodium vivaxme nyebabkan penyakit malaria vivaks/ malaria tertian/malariatertian benigna

    b. Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria falsiparum/malaria tertianmaligna/malaria subtertiana/malaria pernisiosa

    c. Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria malariae/malaria kuartanad. Plasmodium ovale menyebabkan penyakit malaria ovale/malaria tertiana

    Plasmodiumfalciparum

    Plasmodiumvivax

    Plasmodiumovale

    Plasmodiummalariae

    Daur

    praeritrosit

    5,5 hari 8 hari 9 hari 10-15 hari

    Hipnozoit - -Jumlah

    merozoit hati

    40.000 10.000 15.000 15.000

    Skizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron

    Daur erotrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam

    Eritrosit yang

    dihinggapi

    Muda dan

    normosit

    Retikulosit

    & normosit

    Retikulosit &

    normosit muda

    Normosit

    Pembesaran

    eritrosit

    - ++ + -

    Titik-titik

    eritrosit

    Maurer Schuffner Schuffner

    (James)

    Ziemann

    Siklus aseksual 48 jam 48 jam 48 jam 72 jam

    Pigmen Hitam Kuning

    tengguli

    Tengguli tua Tengguli

    hitam

    Jumlah

    merozoit

    eritrosit

    8-24 12-18 8-10 8

    Daur dalam

    nyamuk pada

    27C

    10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari

    Keterangan :

    = ada stadium hipnozoit pada siklus hidupnya+ = eritrosit agak besar

    + + = eritrosit sangat besar

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    5/24

    4

    Morfologi

    Spesies-spesies Plasmodium yang terdapat didalam sel darah merah, dapat dibedakan

    Morfologi bentuk-bentuk stadiumnya yang khas bentuknya, yaitu bentuk trofozoit, skizon

    dan dan bentuk gametosit.

    Plasmodium vivax

    Tropozoit Muda : bentuk cincin (1/3 dari eritrosit), eritrosit membesar, titikSchuffner mulai tampak

    Tropozoit Matang : sitoplasmanya berbentuk amoeboid, pigmen makin nyataberwarna kuning tengguli, eritrosit membesar, dan titik

    Schuffner jelas

    Skizon Muda : inti membelah, jumlah inti 4-8, eritrosit membesar, titikSchuffner jelas

    Skizon Matang : mengandung 12-18 inti dan mengisi seluruh eritrosit denganpigmen kuning tengguli berkumpul di tengah atau dipinggir,

    titik Schuffner masih tampak dibagian pinggir eritrosit, eritrosit

    membesar

    Makrogametosit : protoplasma berwarna biru dengan inti kecil, padat, danberwarna merah, pigmen disekitar inti, eritrosit membesar, titik

    Schuffner masih tampak dipinggir

    Mikrogametosit : berbentuk bulat, protoplasma biru kemerahan pucat, intinya

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    6/24

    5

    besar,tidak padat, dan pucat, pigmen tersebar, eritrosit

    membesar, titik Schuffner masih tampak dipinggir

    Plasmodium malariae

    Tropozoit Muda : berbentuk cincin dan eritrositnya tidak membesar. Tropozoit Matang : bentuk yang khas seperti pita (band-form) dan terdapat titik

    Ziemann.

    Skizon Muda : Sangat mirip P. vivax kecuali parasitnya yang lebihkecil

    Skizon Matang : Dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanyabersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya

    Makrogametosit : bentuk bulat, pigmen padat dan gelap, lebih seringmengumpul kadangkadang memancar

    Mikrogametosit : Ukuran lebih kecil daripada eritrosit, bentuk bulat padat,sitoplasma biru pucat, kromatin seperti P. vivax

    Plasmodium ovale

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    7/24

    6

    Tropozoit Muda : Trofozoit P.ovale bentuknya mirip dengan trofozoitP. vivax Tropozoit Matang : sel darah merah membesar dan berbentuk lonjong, satu atau

    kedua ujung sel darah merah berbatas serta tidak teratur,

    pinggir eritrosit bergerigi, dan terdapat titik james Skizon Muda : ukuran 6 mikron, mengisi tiga perempat bagian dari eritrosit

    yang terinfeksi dan agak membesar ukurannya. Terdapat 8

    buah merozoit yang susunannya tidak teratur

    Makrogametosit : berbentuk bulat, mempunyai inti kecil, dan sitoplasmaberwarna biru pucat

    Mikrogametosit : Ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat, sitoplasma birupucat, kromatin dan pigmen seperti P. vivax

    Plasmodium falciparum

    Tropozoit Muda-

    Bentuk accole : eritrosit normal, parasit ditepi eritrosit seperti melekat padaeritrosit

    - Bentuk cincin : eritrosit normal, titik maurer, cincin agak besar,sitoplasma lebih tebal

    - Infeksi Multiple : eritrosit normal, parasitnya halus dan berbentuk cincin,tampak lebih dari satu parasit dalam sebuah eritrosit.

    Skizon Muda : eritrosit tidak membesar, parasit jumlah inti 2-6,pigmen menggumpal dan berwarna hitam

    Skizon Matang : eritrosit tidak membesar, jumlah inti 8-24, pigmen

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    8/24

    7

    menggumpal, warna hitam

    Makrogametosit : eritrosit normal, parasit berbentuk pisang, agak lonjong,plasma biru, inti padat, kecil, pigmen disekitar inti

    Mikrogametosit : eritrosit normal, parasit berbentuk sosis, plasma berwarna

    merah mudah, pucat, inti tidak padat dan pigmen tersebar

    LO.1.2 Memahami dan menjelaskan mengenai siklus hidupPlasmodium sp

    Daur hidup keempat spesies Plasmodium pada manusia umumnya sama. Proses tersebut

    terdiri atas fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase

    aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebrata.

    Fase aseksual mempunyai 2 daur, yaitu:

    1) daur eritrosit dalam darah (skizogoni eritrosit)

    2) daur dalam sel parenkim hati (skizogoni eksoeritrosit) atau stadium jaringan dengan a)

    skizogoni praeritrosit (skizogoni eksoeritrosit primer) setelah sporozoit masuk dalam sel

    hati dan b) skizogoni eksoeritrosit sekunder yang berlangsung dalam hati.

    Pada infeksiP. falciparum dan P. malariae hanya terdapat satu generasi aseksual dalam hati

    sebelum daur dalam darah dimulai; sesudah itu daur dalam hati tidak dilanjutkan lagi. Pada

    infeksi P. vivax dan P. ovale daur eksoeritrosit berlangsung terus sampai bertahun-tahun

    melengkapi perjalanan penyakit yang dapat berlangsung lama (bila tidak diobati) disertai

    banyak relaps.

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    9/24

    8

    Dalam Tubuh Nyamuk

    Didalam tubuh hospes definitif nyamukAnopheles betina (vektor) terjadi pembiakanseksual (sporogoni) yang disebut juga fase ekstrinsik.

    Saat nyamuk menghisap darah manusia, semua stadium masuk kedalam lambungnyanamun yang dapat bertahan dan melanjutkan siklusnya hanya bentuk gametosit

    (makrogametosit dan mikrogametosit)

    Terjadi pematangan gametosit menjadi gamet (mikrogamet dan makrogamet). Mikrogametosit mengalami pembelahan inti menjadi inti multiple yang matang dengan

    exfalgellasi. Lalu keluar dari eritrosit dan motil.

    Makrogametosit menjadi makrogamet yang intinya bergeser ke permukaan yangmerupakan tempat masuknya mikrogamet pada waktu fertilisasi.

    Makrogamet yang telah mengalami feritilisasi disebut zigot Kurang lebih 20 menit setelah fertilisasi terbentuk ookinet, semacam pseudopodi yang

    dapat bergerak.

    Ookinet bergerak dan menembus dinding usus untuk menempel pada permukaan luardinding usus tsb.

    Ookinet kemudian berubah menjadi ookista Terjadi pematangan ookista dengan pembelahan inti dan transformasi sitoplasma

    membentuk beribu-ribu sporozoit yang berada didalam ookista. Ookista matang 4-15

    hari setelah nyamuk menghisap gametosit

    Ketika ookista matang pecah, sporozoit akan berhamburan ke dalam rongga tubuhnyamuk, diantaranya ada yang sampai ke kelenjar liur nyamuk. Nyamuk infektif adalah

    nyamuk yang siap mengeluarkan sporozoit bersama air liurnya.

    Dalam Tubuh Manusia

    Dengan tusukan nyamuk Anopheles betina sporozoit masuk ke peredaran darah perifer. Setelah setengah jam sporofit masuk ke dalam sel hati dan tumbuh menjadi skizon hati

    namun sebagian menjadi hipnozoit. Skizon hati ini masih dalam daur eksoeritrosit

    primer yang berkembangbak secara aseksual dan prosesnya disebut skizogoni hati.

    Hipnozoit tetap beristirahat dalam sel hati selama beberapa waktu dan mulai aktifkembali dengan daur eksoeritrosi sekunder.

    Skizon hati pecah mengeluarkan merozoit. Mulailah daur eritrosit dengan masuknyamerozoit ke peredaran darah dan menginfeksi eritrosit (skizogoni darah).

    Kemudian merozoit hati pada eritrosit tumbuh menjadi trofozoit muda yang berbentukcincin (sitoplasmanya berwarna biru, inti merah, mempunyai vakuol besar). Eritrosit

    muda yang dihinggapi parasit P.vivax ukurannya lebih besar dari eritrosit lain dan

    terdapat titik Schuffner yang halus dan berwarna merah.

    Trofozoit muda kemudian menjadi trofozoit tua. Sebagian merozoit berubah menjadi trofozoit yang dapat membentuk sel kelamin yaitu

    makrogametosit dan mikrogametosit (gametogoni).

    Daur eritrosi berlangsung selama 48 jam

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    10/24

    9

    LI.2 Mempelajari dan memahami tentang penyakit malaria

    LO.2.1 Memahami dan menjelaskan mengenai definisi malaria

    Malaria adalah penyakit demam infeksi yang endemik di banyak daerah

    beriklim hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, yang

    merupakan parasit pada sel darah merah; malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles

    dan ditandai dengan adanya serangan menggigil, demam, dan berkeringat, yang

    terjadi dalam interval yang bergantung pada waktu yang diperlukan untuk

    berkembangnya generasi baru parasit didalam tubuh. (Dorland,2011)

    LO.2.2 Memahami dan menjelaskan mengenai epidemiologi malaria

    Epidemiologi malaria adalah pengetahuan yang menyangkut studi tentang

    kejadian (insidensi, prevalensi, kematian) karena malaria, penyebaran atau penularannya

    pada penduduk yang tinggal di suatu wilayah pada periode waktu tertentu, beserta faktor-

    faktor yang mempengaruhinya.Tujuan studi epidemiologi malaria adalah untuk

    digunakan sebagai dasar rasional dalam pemberantasan, pengendalian penularan dan

    pencegahannya.

    Materi studi epidemiologi malaria, secara garis besar, menyangkut 3 hal utama yang

    saling berkaitan:

    1. Inang (host): manusia sebagai inang antara, dan nyamuk vektor sebagai inangdefinitifparasit malaria.

    2. Penyebab penyakit (agent) : parasit malaria (Plasmodium).3. Lingkungan (environment)

    Faktor lingkungan suhu udara geografis (ketinggian dari permukan laut, musim)

    bisa berpengaruh pada kemampuan hidup parasit dalam nyamuk vektor.Plasmodium

    tidak bisa hidup dan berkembang pada suhu < 16C. Kelembaban udara 60-80%

    optimal untuk hidup nyamuk dengan umur panjang

    Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis

    maupun subtropis dan menyerang negara dengan penduduk padat. Diperkirakan prevalensimalaria di seluruh dunia berkisar antara 160-400 juta kasus.

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    11/24

    10

    Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah

    yang beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah tropis, kadang-kadang dijumpai di Pasifik

    Barat. Plasmodium falcifarum tertama menyebabkan malaria di Afrika dan daerah-daerah

    tropis lainnya.

    Di Indonesia, malaria ditemukan hampir di semua wilayah. Pada tahun 1996ditemukan kasus malaria di Jawa-Bali dengan jumlah penderita sebanyak 2.341.401 orang.

    Angka prevalensi malaria di provinsi Jawa Tengah terus menurun dari tahun ke tahun, mulai

    dari 0,51 pada tahun 2003, menurun menjadi 0,15 dan berkurang lagi menjadi 0,07 pada

    tahun 2005. Plasmodium malaria ditemukan di Indonesia Timur, sedangkan Plasmidium

    ovale ditemukan di Papua dan NTT. (Widoyono, 2011)

    LO.2.3 Memahami dan menjelaskan mengenai etiologi malaria

    Malaria disebabkan oleh parasit sporozoaPlasmodium yang ditularkan melalui

    gigitan nyamuk Amopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk mengigit pada

    waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah

    tengah malam sampai fajar. Selain melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti

    orang lain melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan pada kelainan

    sawar plasenta yang menghalangi penularan infeksi vertikal. Metode penularan

    lainnya adalah dengan jarum suntik misalnya ketika transfusi darah dan parasit

    langsung memasuki siklus eritrositer. (Widoyono,2011)

    LO.2.4 Memahami dan menjelaskan mengenai patofisiologi malaria

    Setelah sporozoit dilepaskan sewaktu nyamuk anopheles betina menggigit

    manusia selanjutnya akan masuk kedalam sel-sel hati (hepatosit) dan kemudian terjadi

    skizogoni ekstraeritrositer.skizon hati yang matang selanjutnya akan pecah (rupture)

    dan selanjutnya merozoit akan menginvasi sel eritrosit dan terjadi skizogoni intra

    eritrositer, menyebabkan eritrosit yang mengandung parasite (EP) mengalami

    perubahan struktur dan biomolekuler sel untuk mempertahankan kehidupan parasite.Skizon yang matang akan pecah, melepaskan toksin malaria yang akan menstimulasi

    system RES dengan dilepaskannya sitokin pro inflamasi seperti TNF alfa dan sitokin

    lainnya dengan mengubah aliran darah local dan endothelium vascular, mengubah

    biokimiasistemik, menyebabkan anemia, dan hipoksia jaringan. (Sudoyo, 2006)

    Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung

    parasite.Gejala yang paling mencolok adalah demam yang diduga di sebabkan oleh

    pirogen endogen, yaitu TNF dan interleukin-1. Akibat demam terjadi vasodilatasi

    perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang di produksi oleh parasite.

    Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah eritrosit yangterinfeksi parasit, teraktivasinya system retikuloendotelial untuk memfagositosit

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    12/24

    11

    eritrosit yang terinfeksi parasite dan sisa eritrosit akibat hemolysis juga terjadi

    penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil akibat hemolysis.Terjadi kongesti

    pada organ lain meningkatkan resiko terjadinya ruptur limpa.

    LO.2.5 Memahami dan menjelaskan mengenai manifestasi klinis malaria

    1. Demam Demam Periodik, berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang

    (sporulasi):

    P. vivax, P. ovaledan P. falciparum : 3 hari sekali. P. malariae : 4 hari sekali.

    Stadium Demam: Rigoris (Mengigil) : (15 mnt - 1 jam) Akme (Puncak Panas) : (2 - 6 jam) Sudoris (Suhu turun dan berkeringat) : (2 - 4 jam)

    2. Splenomegali dan Hepatomegali Terjadinya kongesti aliran darah serta hipertrofi dan hiperplasia sistem

    retikuloendotelial (RES) menyebabkan pembesaran limpa

    (splenomegali) terkadang disertai pembesaran hati (hepatomegali.

    3. Anemia Derajat anemia tergantung spesies penyebab, yang paling parah adalah

    spesiesP. Falciparum. Anemia disebabkan oleh:

    Penghancuran eritrosit berlebihan Eritrosit normal tidak bisa hidup lama Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis

    dalam sum-sum tulang

    (Natadisastra, 2005)

    LO.2.6 Memahami dan menjelaskan mengenai diagnosis malaria

    Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan

    laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.

    1. Gejala Klinisa) Anamnesis

    Keluhan utama yang sering kali muncul adalah demam lebih dari dua hari,

    menggigil, dan berkeringat (trias malaria). Demam pada keempat jenis

    malaria berbeda sesuai dengan proses skizogoninya. Demam pada malaria

    falsiparum dapat terjadi setiap hari. Pada malaria vivax atau ovale

    demamnya berselang satu hari. Pada malaria malariae demam berselang

    dua hari.

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    13/24

    12

    Sumber penyakit harus ditelusuri, apakah pernah berpergian dan bermalam

    didaerah endemik malaria dalam satu bulan terakhir atau apakah pernah

    tinggal didaerah endemik.

    b)

    Pemeriksaan Fisik Pasien mengalami demam 37,5 C40C anemia yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebra yang pucat. Adanya pembesaran limpa (splenomegali) dan pembesaran hati

    (hepatomegali).

    Bila terjadi serangan malaria berat, gejala dapat disertai dengansyok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi

    berjalan cepat dan lemah, serta frekuensi nafas meningkat.

    2. Pemeriksaan Laboratoriuma) Pemeriksaan Mikroskopis

    Melalui pemeriksaan darah tepiini dapat dilihat jenis plasmodium dan

    stadiumnya serta kepadatan parasitnya. Kepadatan parasit dapat dilihat dengan

    dua cara yaitu semi kuantitatif dan kuantitatif.

    b) Tes diagnostik cepat (RDT)Metode ini mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah dengan cara

    imunokromatografi. Dibandingkan uji mikroskopis, tes ini mempunyai

    kelebihan yaitu hasil pengujian dengan cepat dapat diperoleh, tetapi lemah

    dalam hal spesifisitas dan sesitivitasnya.

    3. Pemeriksaan Penunjang meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit,jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia

    darah (gula darah, SGOT, SGPT, tes fungsi ginjal), serta pemeriksaan foto toraks,

    EKG, dan pemeriksaan lainnya sesuai indikasi. (Widoyono,2012)

    LO.2.7 Memahami dan menjelaskan mengenai penatalaksanaan malaria

    Berdasarkan kerjanya pada tahapan perkembangan plasmodium, antimalaria

    dibedakan atas skizontosid jaringan dan darah; gametosid dan sporontosid. Dengan

    klasifikasi ini antimalaria dipilih sesuai dengan tujuan pengobatan.

    1. Skizontosid jaringan dan darahA. Skizontosid darah, bekerja terhadap merozoit pada eritrosit (fase

    eritrosit). Skizontosid digunakan untuk mengendalikan serangan klinik.

    Obat ini bekerja terhadap merozoit di eritrosit (fase eritrosit). Dengan

    demikian tidak terbentuk skizon baru dan tidak terjadi penghancuran

    eritrosit yang menimbulkan gejala klinik. Contoh obat dari golongan ini

    yaitu:

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    14/24

    13

    klorokuin, kuinin, meflokuin, halofantrin, dan

    artemisinin.B. Skizontosid jaringan, bekerja pada skizon yang baru memasuki jaringanhati. Sehingga, tahap infeksi eritrosit dapat dicegah dan transmisi lebih

    lanjut dapat dihambat. Contoh obat : pirimetamin dan primakuin. Namun

    primakuin tidak bisa untuk profilaksis karena waktu paruhnya pendek.

    2.GametositosidGametositosid membunuh gametosit yang berada dalam eritrosit

    sehingga transmisinya ke nyamuk dihambat. Klorokuin dan kina

    memperlihatkan efek gametosidal pada P. vivax, P. ovale dan P.malariae,

    sedangkan gametositP. falciparum dapat dibunuh oleh primakuin

    3. SprorontosidSporontosid menghambat perkembangan gametosit lebih lanjut di

    tubuh nyamuk yang mengisap darah pasien, dengan demikian rantai penularan

    terputus. Kerja seperti ini terlihat dengan primakuin dan kloroguanid. Obat

    antimalaria biasanya tidak dipakai secara klini untuk tujuan ini.

    4. KemoprofilaksisBertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria, sehingga bila

    terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Ditunjukan bagi orang yang

    berpergian ke daerah endemik malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama

    seperti turis,peneliti, pegawai kehutanan dll.

    Kemoprofilaksis terhadap P. falciparum pemberian doksisiklin setiaphari dengan dosis 2 mg/kgBB selama tidak lebih dari 4-6 minggu

    Doksisiklin tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak berusia

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    15/24

    14

    dalam semua stadium termasuk gametosit. ART juga efektif untuk terhadap

    spesies,P. falciparum,P. vivax, dan lain-lain.

    PRIMAKUIN KLOROKUINFarmakodinami

    k

    Hanya berupa antimalaria; untuk

    penyembuhan radikal malaria vivax

    dan ovale; primakuin elektrofil

    (mediator oksidasi-reduksi);

    beberapa P.vivax resisten terhadap

    primakuin

    Antimalaria; efek antiradang;

    klorokuin hanya efektif terhadap

    parasit dlm fase eritrosit, tdk

    pada fase jaringan;

    efektivitasnya sangat tinggi pada

    P. vivax, P. ovale, dan P.

    malariae; dpt mengendalikan

    gejala klinis dan parasitemia

    malaria

    Farmakokinetik Pemberian per oral diabsorpsi

    distribusi luas ke jaringan; tidak

    pernah diberikan parenteral

    hipotensi nyata

    Absorpsi klorokuin terjadi cepat

    dan lengkap; kaolin dan antacid

    mengganggu absorpsi klorokuin

    krn mengandung Ca dan Mg;

    metabolisme klorokuin lambat

    Efek samping anemia hemolitik akut krn defisiensi

    G6PD; spasme usus dan gangguan

    lambung pd dosis tinggi);metheglobinemia dan sianosis (pd

    dosis lebih tinggi); granulositopenia

    dan agranulositosis (jarang terjadi)

    Sakit kepala ringan, gangguan

    pencernaan, gangguan

    penglihatan, dan gatal-gatal;Klorokuin 250 mg/hari

    ototoksisitas dan retinopati yg

    menetap;

    Dosis tinggiparenteral

    toksisitas system kardiovaskular;

    Klorokuin parenteral sebaiknya

    diberikan dgn cara infus lambat

    atau IM dan SK dosis kecil.

    Kontraindikasi Pada penyakit sistemik berat (artritis

    rheumatoid dan lupus eritematosis);tdk bersamaan obat yg menimbulkan

    Penyakit hati, gangguan sal.

    cerna, neurologic, dan darah ygberat; defisiensi G6PD

    ACT

    Artesunat

    Artemeter

    Artemisinin

    Dihidroartemisinin

    Artheether

    Asam artelinik

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    16/24

    15

    hemolisis dan depresi sumsum

    tulang; tdk dianjurkan utk wanita

    hamil

    hemolisis; klorokuin

    + fenilbutazon dermatitis;

    klorokuin + meflokuin risiko

    kejang

    Dosis - Primakuin fosfat : tablet setara dgn

    15 mg basa.- Profilaksis terminal : primakuin 15

    mg/hari selama 14 hari sebelum atau

    sesudah dari daerah endemik.

    - Penyembuhan radikal P.vivax dan

    P. ovale : setelah serangan akut, 3

    hari diberi klorokuin, hari ke 4 dgn

    dosis 15 mg/hari selama 14 hari.

    - Penggunaan primakuin jangka

    lama hrs dihindari krn toksik,

    - garam klorokuin fosfat : tablet

    250 dan 500 mgMalaria

    - Dosis awal : 10 mg/kgBB

    klorokuin basa;

    Pada 6, 12, 24, dan 36 jam

    selanjutnya dosis 5 mg/kgBB

    sampai dosis total 30 mg/kgBB

    dlm 2 hari

    LO.2.8 Memahami dan menjelaskan mengenai komplikasi malaria

    Plasmodium vivaxa. gangguan pernapasan sampai acute respiratory distress syndrome,

    b. gagal ginjal,c. ikterusd. anemia berate. rupture limpaf. kejang yang disertai gangguan kesadaran.

    (Sutanto, 2011)

    Plasmodium malariaea. Sindrom nefrotik berat dengan hipertensi sebagai gejala akhir

    b. gagal ginjal kronikc. sclerosis glomerulus yang fokal atau segmental.

    (Sutanto, 2011)

    Plasmodium ovaleAnemia berat, demam tinggi.

    Plasmodium falciparuma. Malaria berat/ malaria serebral

    b. Anemia beratc. Gagal ginjald. Edema parue. Hipoglikemiaf. Syok/gangguan sirkulasi darah/ malaria algidag. Hiperparasitemia

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    17/24

    16

    LO.2.9 Memahami dan menjelaskan mengenai prognosis malaria

    Malaria VivaxPrognosis malaria vivax biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Bila tidak diberi

    pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau lebih. Rata-rata infeksi

    malaria vivax tanpa pengobatan berlangsung 3 tahun, tetapi pada beberapa kasus

    dapat berlangsung lebih lama, terutama karena relapsnya.

    Malaria MalariaeTanpa pengobatan, malaria malariae dapat berlangsung sangat lama rekurens pernah

    tercatat 30-50 tahun sesudah infeksi.

    Malaria OvaleMalaria Ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

    Malaria FalciparumPenderita Malaria Falciparum berat prognosisnya buruk, sedangkan penderita Malaria

    Falciparum tanpa komplikasi prognosisnya cukup baik bila dilakukan pengobatan

    dengan segera dan dilakukan observasi hasil pengobatan.

    (Sutanto,2011)

    LO.2.10 Memahami dan menjelaskan mengenai pencegahan malaria

    I. Berbasis Masyarakat Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus selalu

    ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, diskusi

    kelompok maupun kampanye masal untuk mengurangi sarang nyamuk

    (pemberantasan sarang nyamuk). Kegiatan ini meliputi menghilangkan

    genangan air kotor, dengan mengalirkan air atau menimbun atau

    mengeringkan barang/wadah yang memungkinkan sebagai tempat air

    tergenang

    Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin akan sangat membantumencegah penularan

    Melakukan penyemprotan melalui kajian mendalam tentang bionomikAnopheles seperti waktu kebiasaan menggigit, jarak terbang dan resistensi

    terhadap insektisida

    II. Berbasis pribadi Pencegahan gigitan nyamuk antara lain Tidak keluar rumah antara senja-malam hari, bila terpaksa keluar,

    sebaiknya menggunakan kemeja dan celana panjang berwarna terang

    karena nyamuk lebih menyukai warna gelap

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    18/24

    17

    Menggunakan repelan yang mengandung dimetilftalat atau zat anti-nyamuklainnya

    Membuat konstruksi rumah yang tahan nyamuk dengan memasang kasaanti nyamuk pada ventilasi pintu dan jendela

    Menggunakan kelambu yang mengandung insektisida (insecticide treatedmosquito net)

    Menyemprotkan kamar dengan obat nyamuk atau menggunakan obatnyamuk bakar

    Pengobatan profilaksis bila akan memasuki daerah endemi meliputi Pada daerah dimana plasmodiumnya masih sensitif terhadap klorokuin,

    diberikan klorokuin 300 mg basa atau 500 mg klorokuin fosfat untuk org

    dewasa, seminggu 1 tablet, dimulai 1 minggu sebelum masuk daerah

    sampai 4 minggu setelah meninggalkan tempat tersebut

    Pada daerah dengan resistensi klorokuin, pasien memerlukan pengobatansupresif, yaitu dengan meflokuin 5mg/kgBB/minggu atau doksisiklin 100

    mg/hari atau sulfadoksin 500 mg/pirimetamin 25 mg, 3 tablet sekali minum

    Pencegahan dan pengobatan malaria pada wanita hamil meliputi Klorokuin, bukan kontraindikasi Profilaksis dengan klorokuin 5 mg/kgBB/minggu dan proguanil 3

    mg/kgBB/hari untuk daerah yang masih sensitif klorokuin

    Meflokuin 5mg/kgBB/minggu diberikan pada bulan keempat kehamilanuntuk daerah dimana plasmodiumnya resisten terhadap klorokuin

    Profilaksis dengan doksisiklin tidak diperbolehkan Informasi tentang donor darah. Banyak penilitian melaporkan bahwa donor

    dari daerah daerah endemik malaria merupakan sumber infeksi. (Widoyono,

    2011)

    Vaksin MalariaVaksin malaria merupakan tindakan yang diharapkan dapat membantu

    mencegah penyakit ini, tetapi adanya bermacam-macam stadium pada

    perjalanan penyakit malaria menimbulkan kesulitan pembuatannya. Penelitian

    pembuatan vaksin malaria ditujukan pada 2 jenisvaksin, yaitu :

    1. Proteksi terhadap ketiga stadium parasite : sporozoit yang berkembangdalam nyamuk dan menginfeks imanusia, merozoit yang menyerang

    eritrosit dan gametosit yang menginfeksi nyamuk.

    2. Rekayasa genetik aatau sintesis polipeptida yang relavan. Jadi,pendekatan pembuatan vaksin yang berbeda-beda mempunyai

    kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung tujuan mana

    yang akan dicapai. Vaksin sporozoitP. falciparum merupakan vaksin

    yang pertama kali diuji coba, dan apabila telah berhasil, dapat

    mengurangi morbiditas dan mortalitas malaria tropika terutama pada

    anak dan ibu hamil. Dalam waktu dekat akan diuji coba vaksin dengan

    rekayasa genetika.

    LI.3. Mempelajari dan memahami tentang vektor malaria

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    19/24

    18

    Vektor malaria merupaka nyamukAnopheles betina dengan ciri khas

    menungging saat hinggap atau menghisap darah.

    LO.3.1 Memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi dan morfologi vektor malaria

    Klasifikasi nyamuk Anopheles

    NoSpecies Anopheles Ciri-Ciri

    1 Anopheles aconitus 2.1.1. Femur dan tibia tidak bercak-bercak2.1.2. Palpi keras kaku seperti sikat

    2 Anopheles

    balabacensis

    2.1.3. Femur dan tibia tidak bercak-bercak2.1.4. Persambungan tarnus dan tibia denganpita putih yang panjang

    3 Anopheles barbirostris 2.1.5.

    Femur dan tibia tidak bercak-bercak2.1.6. Palpi keras kaku seperti sikat4 Anopheles farauti 2.1.7. Femur dan tibia bercak-bercak

    2.1.8. Haltere berwarna putih dengan ujunghitam

    5 Anopheles maculatus 2.1.9. Femur dan tibia bercak-bercak2.1.10.Tarnus kelima kaki belakang putih

    6 Anopheles subpictus 2.1.11.Femur dan tibia tidak bercak-bercak2.1.12.Tarnus kelima kaki belakang hitam

    7 Anopheles sundaicus 2.1.13.Femur dan tibia tidak bercak-bercak2.1.14.Persambungan tarnus dan tibia tanpa pitaputih

    Anophelesaconitus

    Anopheles subpictus Anopheles maculatusAnopheles

    balabacensis

    Bercak padafemur & tibia

    Ciri ciri lain

    Proboscis

    setengahterminal

    putih

    Tarsus kelima kakibelakang hitam

    Tarsus kelima kakibelakang putih

    Persambungan tarsus

    dan tibia dgn pitaputih panjang

    Gambar

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    20/24

    19

    Metamorfosis Anopheles :

    1. TelurTelur diletakan satu per satu diatas permukaan air berbentuk seperti perahu yang

    bagian bawahnya konveks, dan konkaf pada bagian atasnya serta mempunyai

    pelampung yang terletak pada sebelah lateral.

    2. LarvaLarva anophelini tampak mengapung sejajar dengan permukaan air, mempunyai

    bagian-bagian badan yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada bagian posterior

    abdomen, tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen sepasang

    bulu palma pada bagian lateral abdomen.

    3. PupaMempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya lebar dan

    pendek.Digunakan untuk menganbil O2 dari udara.

    4. DewasaPada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjanghampir sama dengan panjang probosisnya. Perbedaannya adalah pada nyamuk

    jantan ruas palpus bagian apikal berbentuk gada (club form), sedangkan pada

    betina ruas tersebut mengecil.

    Sayap pada bagian pinggir (kosta dan Vena 1) ditumbuhi sisik-sisik sayap

    yang berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam dan putih.Selain

    itu, bagian ujung sisik sayap membentuk lengkung (tumpul).Bagian posterior

    abdomen tidak seruncing nyamukAedes dan tidak setumpul nyamukmansonia,

    tetapi sedikit lancip.

    ( Sutanto, 2011 )

    LO.3.2 Memahami dan menjelaskan mengenai bionomik vektor malaria

    NO VEKTOR TEMPAT PERINDUKAN LARVAPERILAKU NYAMUK

    DEWASA

    1

    An.sundaicus

    (sumatera,Jawa,Sul

    awesi,NT)

    Muara sungai yang dangkal pada musim kemarau,

    tambak ikan yang kurang terpelihara, parit- parit di

    sepanjang pantai bekas galian yang terisi air payau,

    tempat penggaraman (Bali) di air tawar (kaltim dan

    Sum)

    Antropofilik > zoofilik;

    mengigit sepanjang malam, di

    dalam dan di luar rumah

    2An. Aconitus

    (jawa)

    Persawahan dengan saluran irigasi, tepi sungai pada

    musim kemarau, kolam ikan dengan tanaman rumput

    di tepinya

    Zoofilik > antropofilikEksofagik mengigit di waktu

    senjasampai dengan dini hari,

    di luar rumah (pit traps)

    3

    An. Subpictus

    (Jawa,Sulawesi,NT

    )

    Kumpulan air yg permanan/sementara,celah tanah

    bekas kaki binatang, tambak ikan dan bekas galian di

    pantai (pantai utara pulaujawa).

    Ntropofilik > zoofilik

    Mengigit di waktu malam, di

    dalam dan di luar rumah

    (kandang)

    4

    An. Barbirostis

    (Jawa)

    Sawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata air,

    sumur dan lain- lain

    Antropofilik (sul& NT) zoofilik

    (jawa&sumatera) eksofagik >endofagik mengigit malam, di

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    21/24

    20

    luar rumah (padatanaman)

    5.

    An. Balanbacensis

    (Jawa,sulawesi,NT

    )

    Bekas roda yang tergenang air, air, bekas jejak kaki

    binatang yang berlumpur yang berair, tepi sungai pada

    musim kemarau, kolam atau kali yang berbatu di hutan

    atau daerah pedalaman

    Antropofilik < zoofilik

    endofilik mengigit malam, di

    luar rumah (di sekitar kandang)

    6.An. Letifer(Sumatera,

    kalimantan)

    Air tergenang (tahan hidup ditempa tasam) terutama

    dataran pinggir pantai

    Antropofilik > zoofilikBagian bawah atap di luar

    rumah

    7.

    An. Farauti

    (Maluku&IrianJaya

    )

    Kebun kangkung, kolam, genangan air dalam perahu,

    genangan air hujan, rawa- rawa dan saluran air

    Antropofilik > zoofilik

    Eksofagik mengigit malam

    di dalam dan diluar rumah

    8.

    An. Punctulatus

    (Maluku&IrianJaya

    )

    Air di tempatterbukadanterkenasinarmatahari, pantai

    (pad amusim penghujan), tepi sungai

    Antrofopolik > zoofilik

    Mengigitmalam

    Tit: di dalamrumah

    9.

    An. Lodlowi

    (Maluku&IrianJaya

    )

    Sungai di daerah pergunungan Antropofilik >> zoofilik

    10.

    An. Koliensis

    (Maluku&IrianJaya

    )

    Bekasjejakrodakendaraan, lubang- lubang di tanah

    yang berisi air, saluran- saluran, kolam,

    kebunkangkungdanrawa- rawatertutup

    Antropofilik>>zoofilik

    Mengigitmalam

    Tit: di dalamrumah

    11.

    An. Nigerrimus

    (Sumatera,Sulawes

    i)

    Sawah, kolamdanrawa yang adatanaman air

    Zoofilik>antropofilik

    Mengigitpadasenja- malam

    Tit: di luar rumah (kandang)

    12.

    An. Sinensis

    (Sumatera,Jawa,Su

    lawesi)

    Sawah, kolamdanrawa yang adatanaman air

    Zoofilik>antropofilik

    Mengigitpadasenja- malam

    Tit: di luar rumah (kandang)

    13.An. Flavirostis

    (Sulawesi)

    Sungai danmata air

    terutamaapabilabagiantepinyaberumput

    Zoofilik>antropofilik

    Tit: belumadalaporan

    14.

    An. Karwari

    (Maluku&IrianJaya

    )

    Air tawar yang jernih yang terkenasinarmatahari, di

    daerahpergunungan

    Zoofilik>antropofilik

    Tit: di luar rumah

    15.An. Maculatus

    (Sumatera,Jawa)

    Mata air dansungaidengan air jernih yang

    mengalirlambat di

    daerahpergunungandanperkebunanteh (di jawa)

    Zoofilik>antropofilik

    Mengigitmalam

    Tit: di luar rumah

    (sekitarkandang)

    16.

    An. Bancrofti

    (Maluku&IrianJaya

    )

    Danau dengantumbuhanbakung, air rawa yang

    tergenangdanrawadengantumbuhanpakis

    Zoofilik>antropofilik

    Tit: belumjelas

    17

    An.

    Barbumbrosus

    (Sulawesi)

    Di pinggirsungai yang terlindungdengan air yang

    mengalirlambatdekathutan di datarantinggi

    Bionomiknyabelumbanyakdipel

    ajariantropofiliknya

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    22/24

    21

    LO.3.3 Memahami dan menjelaskan mengenai pengendalian vektor

    Pengendalian Vektor Terpadu

    1. Pengendalian Fisik : Penimbunan kolam Pengangkatan tumbuhan air Pengeringan sawah secara berkala setidaknya dua minggu sekali Pemasangan kawat kasa pada jendela

    2. Pengendalian Biologi : Penebaran ikan danBacillus thuringiensis serta predator larva lainnya.

    3. Pengendalian Kimia : Memakai kelambu berinsektisida Indoor residual spray Repellent Insektisida rumah tangga Penaburan larvasida

    LI.4 Mempalajari dan memahami tentang Gebrak Malaria

    Gebrak Malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen masyarakat untuk

    memberantas Malaria secara intensif melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha,

    lembaga swadaya masyarakat dan badan-badan internasional serta penyandang dana,

    mengingat masalah Malaria merupakan masalah yang komplek karena berhubungan dengan

    berbagai aspek seperti penyebab penyakit (parasit), lingkungan (fisik dan biologis) dan

    nyamuk sebagai vektor penular.

    Strategi dalam Pemberantasan Malariaantara lain adalah dengan sistem kewaspadaan

    dini dan upaya penanggulangan epidemi agar tidak semakin menyebar; intensifikasi

    pengawasan, diagnosis awal dan pengobatan yang tepat, dan kontrol vektor secara selektif.

    Kebijakan-kebijakan yang diambil dalam pemberantasan malaria antara lain penekanan pada

    desentralisasi, keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan malaria, dan membangun kerja

    sama antarsektor, NGO, dan lembaga donor. Gerakan Berantas Kembali Malaria atau Gebrak

    Malaria yang dimulai pada 2000 adalah bentuk operasional dariRoll Back Malaria (RBM).

    Gebrak Malaria memprioritaskan kemitraan antara pemerintah, swasta/sektor bisnis, dan

    masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit malaria.

    Program pemberantasan malaria di Indonesia saat ini terdiri atas delapan kegiatan, yaitu:

    diagnosis awal dan pengobatan yang tepat; program kelambu dengan insektisida;penyemprotan; pengawasan deteksi aktif dan pasif; survei demam dan pengawasan migran;

    Pengendalian fisik

    Pengendalian biologi

    Pengendalian kimia

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    23/24

    22

    deteksi dan kontrol epidemik; langkah-langkah lain seperti larvaciding; dan peningkatan

    kemampuan (capacity building). Untuk menanggulangi galur yang resisten terhadap

    klorokuin, pemerintah pusat dan daerah akan menggunakan kombinasi baru obat-obatan

    malaria untuk memperbaiki kesuksesan pengobatan. Karena kombinasi obat-obatan itu sangat

    mahal, penggunaannya akan ditargetkan di daerah dengan prevalensi resistensi yang tinggi.

    Dalam rangka merealisasikan Gebrak Malaria ini telah disusun Rencana Kegiatan

    Pengendalian Malaria melalui Rencana Strategi Pembebasan (Eliminasi) Malaria di

    Indonesia, yang akhirnya dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor 293/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria

    di Indonesia dengan sasaran wilayah Eliminasi yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu:

    1) Eliminasi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Kepulauan Seribu), Bali dan Batampada tahun 2010.

    2) Eliminasi Jawa, Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau pada tahun2015.

    3) Eliminasi Sumatera, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi pada tahun2020.

    4) Eliminasi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timurpada tahun 2030.

    Kegiatan Eliminasi Malaria harus dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh antara

    Pemerintah, Pemerintah Daerah dan mitra kerja lainnya. Dari berbagai pengalaman Eliminasi

    Malaria pada masa lalu, telah terbukti bahwa tanpa keterlibatan dan dukungan legislatif,

    pemerintah daerah, masyarakat termasuk organisasi sosial, keagamaan dan pihak swasta,

    maka hasil yang dicapai belum optimal.

    Kegiatan Eliminasi Malaria lebih banyak terfokus kepada kegiatan promotif dan preventif.

    Oleh karena itu peranan Promosi Kesehatan akan semakin besar agar pelaksanaannya lebih

    optimal. Strategi promosi kesehatan untuk Eliminasi Malaria adalah Advokasi, Bina Suasana,

    Pemberdayaan Masyarakat yang didukung dengan Kemitraan (Kemenkes RI, 2010).

  • 7/30/2019 Wrap Up Sk 3 Blok IPT Malaria

    24/24

    Daftar Pustaka

    Depkes. Epidemiologi Malaria di Indonesia. 2011. Buletin Data dan Informasi Kesehatan.

    Jakarta, Pusat Data dan Informasi Kesehatan

    Natadisastra,D & Agoes, R..2005. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuh yang

    diserang.Penyakit oleh sporozoa darah dan jaringan (hlm:209-212). Jakarta: EGC

    Sudoyo, et al. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Ed.IV. Jakarta: FKUI

    Sutanto, et al. 2011.Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI

    Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Ed.2. Malari hlm:157-172. Jakarta: Erlangga

    www.depkes.go.id/_asset/_download/Vektor_malaria_1.pdf [Diakses pada 16 April 2013

    pukul 21:00]

    http://www.rph.wa.gov.au/malaria/diagnosis.html[Diakses pada 16 April 2013 pukul 20:00]

    http://www.malaria.com [Diakses pada 17 April 2013 pukul 19:00]

    http://www.who.int/topics/malaria/en/[Diakses pada 17 April 2013 pukul 19:25]

    http://www.depkes.go.id/_asset/_download/Vektor_malaria_1.pdfhttp://www.depkes.go.id/_asset/_download/Vektor_malaria_1.pdfhttp://www.rph.wa.gov.au/malaria/diagnosis.htmlhttp://www.rph.wa.gov.au/malaria/diagnosis.htmlhttp://www.malaria.com/http://www.malaria.com/http://www.who.int/topics/malaria/en/http://www.who.int/topics/malaria/en/http://www.who.int/topics/malaria/en/http://www.malaria.com/http://www.rph.wa.gov.au/malaria/diagnosis.htmlhttp://www.depkes.go.id/_asset/_download/Vektor_malaria_1.pdf