wrap up mata merah

33
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mata LO.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mata 1

Upload: sheila-prilia-andini

Post on 21-Nov-2015

346 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

blok panca indera

TRANSCRIPT

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mata LO.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mata

Saraf Saraf Orbita1. N.optikus N. optikus masuk ke orbita melalui canalis optikus dari fossa cranii media , disertai oleh arteri opthalmica, yang terletak di sisi lateral bawahnya. Saraf ini dikelilingi oleh selubung piameter, aracnoideamater, dan duramater. Berjalan ke depandan lateral di dalam kerucut mm.recti dan menembus sklera pada suatu titik di medial polus posterior bola mata. 1. Nervus LakrimalisN. lakrimalis dipercabangkan dari divisi ophthalmica n.trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. Saraf ini halus dan masuk ke orbita melaluibagian atas fisura orbitalis superior. Berjalan ke depan sepanjang pinggir atas m.rectus lateralis. Saraf ini bergabung dengan cabang n. zigomaticotemporalis. N. lacrimalis berakhir dengan mempersarafi kulit bagian lateral palpebra superior.1. Nervus FrontalisN. frontalis dipercabangkan dari divisi opthalmica n.trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. Masuk ke orbita melalui bagian atas fisura orbitalis superior dan berjalan ke depan pada permukaan superior m.levator palpebrae superior, diantara otot ini dan atap orbita. Saraf ini bercabang menjadi n.suprathoclearis dan n.supraorbitalis. N.supratroclearis berjalan diatas trochlea untuk m.obliquus superior dan melingkari pinggir atas orbita untuk mempersarafi kulit dahi.

1. Nervus TrochlearisN.trochlearis meninggalkan dinding lateral meninggalkan dinding lateral sinus caveronsus daan masuk ke orbita melalui bagian atas fissura orbitalis superior. Saraf tersebut berjalan ke depan dan ke medial, melintasi origo m.levator palpebrae superior dan mempersarafi m. Obliquus superior. 1. N.occulomotoriusTerdiri dari :1. Ramus superiorN.occulomotorius meninggalkan dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis superior, di dalam annulus tendineus. Cabang ini mempersarafi m.rectus superior, kemudian menembus otot ini, dan memperdarafi m.levator palpebrae superior yang ada di atasnya.1. Ramus posteriorN.occulomotorius masuk ke orbita dengan cara yang sama dan memberikan cabang-cabang ke m.rectud inferior. Saraf ke m.obliquus inferior memberikan sebuah cabang yang berjalan ke gangglion ciliaris dan membawa serabut-serabut parasimpatis ke m.sphincter puppilae dan m.cilliaris.1. Nervus abducensN.abdusens meninggalkan sinus cavernosus dan masuk ke orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis superior, di dalam anulus tendineus. Saraf ini berjalan ke depan dan mempersarafi m.rectus lateralis. 1. Nervus NasociliarisN. Nasociliaris dipercabangkan dari divisi ophthalmica n. Trigeminus pada dinding lateral sinus cavernosus. Nervus ini masuk ke orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis, di dalam annulus tendineus. Saraf ini melimtas di atas n. Optikus bersama a. Ophthalmica mencapai dinding orbita. Kemudian n. Nasociliaris berjalan ke depa. Sepanjang punggir atas m. Rektus medialis dan berakhir dengan bercabang dua menjadi n. Ethomoidalis anterior dan n. Infratrochlearis. Cabang-cabang1. Ramus communicans ke ganglion ciliaris1. Nn. Ciliares1. N. Ethmoidalis1. N. Infratrochlearis1. N. Ethmoidalis anterior.

Ganglion CiliarisMerupakan ganglion parasimpatis dan terletak pada bagian posterior orbita di lateral n.optikus. Ganglion ini menerima serabut-serabut parasimpatiis preganglionik dari n.occulomotorius melalui saraf tersebut ke m.obliquus inferior. Sejumlah serabut simpatis berjalan dari plexus caroticus internus masuk ke dalam orbita dan berjalan melalui ganglion tanpa bersinaps.

Otot penggerak bola mataOtot ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot . otot pengerakan bola mata terdiri atas enam otot, yaitu: 1. Musculus oblique inferiorMuscilus ini mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal. Berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula , dipersarafi oleh saraf okulomotor , bekerja untuk menggerakan mata ke arah abduksi dan eksiklotorsi.1. Musculus oblique inferiorMusculus ini berorigo pada naulus zinn dan ala parva tulang sfenoid di atas formaen optikus. Musculus ini dipersarafi oleh N.IV atau saraf troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat. Musculus ini mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan searah atau mata melihat ke arah nasal. Berfungsi menggerakan bola mata untuk depresi terutama bila mata melihat ke nasal.

1. Musculus Rektus inferior Mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persil dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen lockwood. Rektus inferior dipersarafi oleh n. III. Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.

Fungsi menggerakkan mata : Depresi (gerak primer) Eksoklotorsi (gerak sekunder) Aduksi (gerakvsekunder)

1. Musculus Rektus lateralRektus lateralmempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optik. Rekyus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan menggerakan mata terutama abduksi.1. Musculus Rektus Medius Mempunyai origo pasa anuluz Zinn dan pembungkus dura saraf optik yng sering memberikan dan rasa sakit pada pergerKan mata bila terdapat neuritis rettobulbar, dan berinsersi 5 mm dibelakang limbus. Rektus medius merupakan otot mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Menggerakan mata untuk aduksi ( gerak primer).

Vaskularisasi1. Arteri ophthalmicaArteri ophthalmica adalah cabang dari a.carotis interna setelah pembuluh ini keluar dari sinus cavernosus. Arteri ini berjalan ke depan melalui canalis optikus bersama nervus optikus. Pumbuluh ini berjalan di depan dan laterak dari n.optikus, kemudian menyilang di atasnya untuk sampai ke dinding medial orbita. Kemudian arteri ini memberikan banyak cabang dan sebagian cabang-cabang megikuti saraf-saraf di dalam orbita.Cabang-cabangnya : 1. A.centralis retinae1. Rami muscularis1. Aa.ciliaris1. A.lacrimalis1. A.supratrochlearis dan a.supraorbitalis

1. Vena-vena ophthalmicaV.ophthalmica Superior berhubungan di depan dengan v.facialis. v. Ophthalmica inferior berhubungan melalui fissura orbitalis inferior dengan plexus venosus pterygoideus. Kedua vena ini berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.

LO.2 Memahami dan Menjelaskan Histologi Mata Secara Textual dan Grafis.

Lapisan Mata1. Lapisan Luar = Tunika Fibrosa0. Sklera0. 5/6 posterior lapisan luar mata.0. Opak dan putih. Pada manusia garis tengah lebih kurang 22 mm.0. Struktur terdiri atas: jaringan ikat padat yang liat terutama jaringan kolagen gepeng berselang-seling tetap paralel dengan permukaan mata; substansi dasar dan beberapa fibroblas, relative avaskular, mendapat metabolit melalui difusi dari pembuluh berdekatan dan dari cairan kamera okuli anterior.0. Kornea1. 1/6 bagian anterior mata.1. Kornea tidak berwarna dan transparan.1. Irisan melintang, terlihat lima lapisan.0. Limbus (batas kornea dan sclera)2. Merupakan peralihan dari berkas kolagen bening dari kornea menjadi serat-serat sklera yang berwarna opak keputihan.2. Sangat vaskular, yang sangat berparan pada radang kornea.0. Kanal Schlemm3. Merupakan didaerah limbus, dalam lapisan stroma, saluran tidak teratur.3. Berlapis andotel, jalinan trabekula yang menyatu.3. Membawa pergi cairan dari kamera okuli anterior.3. Berhubungan keluar dengan sistem vena.

1. Lapisan Tengah = Tunika Vaskular (Uvea)1. Koroid0. Sangat vascular (banyak pembuluh darah).0. Jaringan ikat longgar, banyak firoblas, makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin.0. Terdapat banyak melanosit yang memberi warna hitam khas.Pada Koroid ditemui 4 lapisan :a. Lapisan koriokapiler terletak di bagian dalam. banyak mengandung pembuluh darah kecil. berfungsi penting untuk nutrisi retina.b. Membrana Bruch membrane amorf tipis (3-4 mikrometer). memisahkan lapisan koriokapiler ini dari retina. dari papila optikus sampai ora serrata. dibentuk oleh 5 lapisan. lapisan tengah serat elastin. dilapisi serat kolagen pada kedua permukaan. ditutupi lapisan lamina basal dari kapiler lapisan koriokapiler satu sisi. lamina basal epitel pigmen sisi lain.c. Diskus optikus = papila optikus tempat nervus optikus memasuki bola mata.d. Lamina suprakoroidal lapisan jaringan ikat longgar. banyak melanosit. perikatan koroid dengan sklera.

1. Korpus siliaris1. sebuah perluasan koroid ke anterior setinggi lensa.1. merupakan cincin tebal utuh pada permukaan dalam anterior sklera.1. pada potongan melintang berbentuk segitiga, satu permukaan berkontak dengan korpus vitreus, satu dengan sclera, dengan lensa dan kamera okuli posterior.Struktur histologik: dasarnya jaringan ikat longgar, banyak serat elastin pembuluh darah dan melanosit. muskulus siliaris dikelilingi struktur dasar, terdiri dari: dua berkas otot polos: insersi dianterior pada sclera dan insersi posterior pada berbagai derah korpus siliaris berkas ini berfungsi meregangkan koroid dan mengendurkan ketegangan lensa. permukaan korpus siliaris yang menghadap korpus vitreus, bilik posterior dan lensa ditutupi oleh perluasan retina ke anterior.1. Prosesus siliaris2. merupakan juluran mirip rabung dari korpus siliaris.2. pusatnya jaringan ikat longgar dan banyak kapiler bertingkap.2. ditutupi dua lapisan epitel.2. zonula (serat-serat oksitalan) dari prosesus siliaris, berinsersi dalam capsula lentis dan tertanam disini, berorigo di membrana basal sel-sel dalam.2. membrana basal sel-sel berpigmen luar, bersebelahan dengan massa utama korpus siliaris.2. sel ini secara aktif mentransport unsur plasma kedalam bilik posterior dengan demikian membentuk humor akueus, cairan yang komposisi serupa plasma kadar protein kurang dari 0,1 % (plasma 7%).1. Iris3. Bagian anterior dari uvea.3. Merupakan perluasan koroid yang sebagian menutup lensa.3. Pupil lubang bulat dipusat, sisa bentukan iris.3. Permukaan anterior iris tidak teratur dan kasar dengan rabung dan alur, dibentuk oleh sel pigmen tidak utuh dan fibroblast.3. Di bawah lapisan ini ditemui jaringan ikat, sedikit pembuluh darah, serat, fibroblast dan melanosit.3. Lapisan berikutnya, jaringan ikat longgar yang sangat vaskular permukaan posterior, rata, juga badan siliar dan prosesusnya, dilapisi dua lapisan epitel: epitel dalam berhubungan dengan bilik posterior, penuh granul melanin; epitel luar, memiliki juluran mirip lidah, bagian basal radier, dipenuhi miofilamen yang overlapping membentuk muskulus dilator pupil dari iris. Banyaknya pigmen mencegah masuknya cahaya. Melanosit stroma iris menentukan warna mata.3. Iris mengandung berkas otot polos yang tersusun melingkari pupil dan membentuk muskulus konstriktor pupil di iris.

1. Epitel kornea berlapis squamous tanpa tanduk. terdiri 5-6 lapisan sel. pada bagian basal banyak gambaran mitosis (mencerminkan kemampuan regenerasi yang hebat). mikrovili pada permukaan sel terjulur kedalam ruang yang diisi lapisan tipis air mata prakornea. jaringan epitel ditutupi lapisan lipid dan glikoprotein pelindung ,tebalnya lebih kurang 7 mikrometer. kornea mempunyai suplai saraf sensoris paling besar.2. Membrana Bowman membantu stabilitas dan kekuatan kornea. dibawah epitel,lapisan homogen. tebal antara 7-12 mikrometer. terdiri atas serat kolagen yang bersilangan secara acak, substansi antar sel yang padat tak mengandung sel. berakhir pada limbus.3. Stroma (substansia propria) terdiri atas banyak lapisan kolagen paralel, saling menyilang tegak lurus. serabut kolagen setiap lamel saling berjajar paralel, melintasi seluruh kornea. juluran sitoplasma fibroblast terjepit diantara lapisan, terlihat gepeng mirip sayap kupu-kupu. sel dan serat dari stroma terendam dalam substansi glikoprotein amorf, metakromatik, banyak mengandung kondroitin sulfat. stroma avaskular, tetapi terdapat limphoid migrating.4. Membrana Descemet struktur homogen. tebal 5-10 mikrometer (di tengah 5-7, di tepi 8-10 um) terdiri atas filamen kolagen halus tersusun berupa jaringan 3 dimensi.5. Endotel epitel selapis squamos. memiliki organel yang aktif mentranspor dan membuat protein untuk sekresi. endotel dan epitel kornea berfungsi mempertahankan kejernihan kornea.

1. Lapisan Dalam = Retina2. posterior fotosensitif.2. anterior tidak fotosensitif, menyusun lapisan dalam korpus siliaris dan bagian posterior.

Retina pars optika terdiri atas:1. retinal pigment epithelium.2. lapisan sel batang (rods) dan sel kerucut (cones).3. membrane limitans eksterna.4. lapisan inti luar.5. lapisan fleksiform luar.6. lapisan inti dalam.7. lapisan fleksiform dalam.8. lapisan sel ganglion.9. lapisan serat saraf.10. membrana limitans interna.

LensaMemiliki 3 komponen utama: Simpai lensa merupakan membrana basal yang sangat tebal terdiri atas kolagen dan glikoprotein amorf. Epitel supkapsular berupa selapis sel epitel kuboid hanya pada permukaan anterior lensa. Serat lensa.

Ruangan pada Mata Kamera okuli anteriorRuang yang dibatasi: anterior - permukaan posterior kornea. posterior - lensa , iris dan permukaan posterior badan siliaris. lateral - sudut iris atau limbus yang ditempati ,ligamentum pektinata , tempat penyaluran humor aqueus ke kanal Schlemm. Kamera okuli posterior anterior: iris. posterior: permukaan anterior lensa dan zonula dan perifer prosesus siliaris mengandung humor aqueus. Vitreous humor korpus vitreus menempati ruang mata di belakang lensa. merupakan gel transparan, terdiri dari air 99%, kolagen, glikosaminoglikan. unsur utamanya asam hialuronat. Kanal Schlemm pembuluh bentuk cincin melingkari mata. merupakan jalinan trabekula. berlapiskan endotel.

Struktur Tambahan dari Mata1. Konjungtiva0. membrana mukosa tipis dan transparan.0. menutupi bagian anterior mata sampai kornea dan permukaan dalam kelopak.0. struktur: epitel berlapis silindris, banyak sel goblet & lamina propria jaringan ikat longgar.1. Kelopak mata1. lipatan jaringan yang dapat digerakkan yang berfungsi melindungi mata.1. kulit kelopak mata longgar dan elastis.1. terdapat tiga jenis kelenjar pada kelopak mata:2. kelenjar Meibom kelenjar sebasea panjang dalam lempeng tarsal , tidak berhubungan dengan folikel rambut.2. kelenjar Zeis kelenjar sebasea kecil, dimodifikasi berhubungan dengan folikel bulu mata.2. kelenjar keringat Moll tubulus mirip sinus, mencurahkan sekretnya ke dalam folikel bulu mata.1. Alat lakrimalis2. kelenjar lakrimalis: kelenjar tubuloalveolar sel-sel jenis serosa.2. kanalikuli: garis tengah 1 mm, panjang 8 mm dilapisi epital berlapis squamous tebal.2. sakus lakrimalis: terletak dalam fossa lakrimalis epitel bertingkat silindris bersilia.2. duktus nasolakrimalis: lanjutan ke bawah sakus lakrimalis, membuka ke dalam meatus inferior lateral terhadap konka inferior epitel bertingkat silindris bersilia.(Roland, 1996)

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Penglihatan.Fisiologi Bagian-Bagian Mata1. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot ekstrinsik. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.1. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea), dan tersusun atas koroid, badan siliaris, dan iris. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligamentum suspensori. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligamentum suspensori, tempat perlekatan lensa. Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah fokus dari objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat di depan mata. Iris, perpanjangan dari sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.1. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan.1. Rongga mata. Lensa memisahkan interior mata menjadi dua rongga: rongga anterior dan rongga posterior. Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang. Ruang anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris; ruang posterior terletak di depan lensa dan di belakang iris. Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan bening yang diproduksi oleh prosesus siliaris untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Aqueous humor mengalir ke saluran Schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena. Tekanan intraokular pada aqueous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous humor terhambat, tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan penglihatan, suatu kondisi yang disebut glaukoma. Rongga posterior terletak di antara lensa dan retina dan berisi vitreus humor, semacam gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan mempertahankan posisi retina terhadap kornea.1. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan tipis dan transparan. Lapisan ini terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam. Lapisan terpigmentasi luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini adalah lapisan tunggal sel epitel kuboid yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), yang terletak bersebelahan dengan lapisan terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah. Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang terletak berdekatan dengan lapisan terpigmentasi. Neuron bipolar membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion. Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia khusus dalam retina untuk membentuk saraf optik. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalam retina, sel ini berperan menghubungkan sinaps-sinaps lateral. Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar, dan badan sel batang dan kerucut untuk menstimulasi prosesus dendrit dan memicu impuls saraf. Kemudian impuls saraf menjalar dengan arah terbalik melalui kedua lapisan sel saraf. Bintik buta (diskus optik) adalah titik keluar saraf optik. Karena tidak ada fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi pada saat cahaya jatuh ke area ini. Lutea makula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat. Fovea adalah pelekukan sentral makula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual mata; bayangan yang terfokus di sini akan diinterpretasikan dengan jelas dan tajam oleh otak. (Sherwood, 1996)

Mekanisme PenglihatanCahaya masuk ke bagian mata yg bernama pupil. Ukuran pupil disesuakan dengan kontraksi dari iris yaitu m. constrictor pupillae yg menyebabkan pupil mengecil dan dipengaruhi oleh saraf parasimpatis dan m. dilator pupillae yg menyebabkan pupil membesar dan dipersarafi oleh simpatis.Lalu cahaya dibiaskan melalu media refraksi yang terdiri dari kornea dan lensa, bentuk kornea itu sendiri berbentuk konveks (cembung) berfungsi agar cahaya dapat di belokkan pada titik focus, setelah melewati kornea cahaya lalu diteruskan oleh lensa. Yg juga berbentuk konveks sehingga cahaya dapat jatuh pada titik focus di retina. Lensa sendiri diatur oleh m.ciliaris yg disambungkan oleh zonula zinii. Bila m.ciliaris berkontraksi maka pupil maka zonula zinii melemas sehingga membuat lensa semakin cembung dan berfungsi untuk melihat dari jarak dekat (akomodasi). Sebaliknya bila m.ciliaris melemas maka zonula zinii akan menarik lensa sehingga lensa menjadi semakin pipih dan berfungsi untuk melihat jarak jauh. Semua otot tersebut masing masing dipersarafi oleh parasimpatis dan simpatis.Berkas-berkas cahaya dari separuh kiri lapangan pandang jatuh di separuh kanan retina kedua mata. Demikian sebaliknya, berkas-berkas cahaya dari separuh kanan lapangan pandang jatuh di separuh kiri retina kedua mata. Tiap-tiap saraf optikus keluar dari retina membawa informasi dari kedua belahan retina yang dipersarafi. Informasi ini dipisahkan sewaktu kedua saraf optikus tersebut bertemu di kiasma optikus. Di dalam kiasma optikus, serat-serat dari separuh medial kedua retina bersilangan ke sisi yang berlawanan, tetapi serat-serat yang dari separuh lateral tetap di sisi yang sama. Berkas-berkas serat yang telah direorganisasi dan meninggalkan kiasma optikus dikenal sebagai traktus optikus. Tiap-tiap traktus optikus membawa informasi dari separuh lateral salah satu retina dan separuh medial retina yang lain. Dengan demikian, persilangan parsial ini menyatukan serat-serat dari kedua mata yang yang membawa informasi dari separuh lapangan pandang yang sama. Tiap-tiap traktus optikus menyampaikan ke belahan otak di sisi yang sama informasi mengenai separuh lapangan pandang dari sisi yang berlawanan. Perhentian pertama di otak untuk informasi dalam jalur penglihatan adalah nukleus genikulatus lateralis di thalamus. Di korpus atau nucleus genikulatum, serat-serat dari bagian nasal retina dan temporal retina yang lain bersinaps di sel-sel yang axonnya membentuk traktus genikulokalkarina. Traktus ini menuju ke lobus oksipitalis korteks serebrum (area Brodmann 17).Setelah cahaya di refraksikan maka cahaya akan mencapai retina yg terdapat sel-sel fotoreseptor yaitu sel batang dan sel kerucut. Sifat dari sel sel ini ialah bila sel batang maka sel ini peka terhadap gelap, kepekaan tinggi dan ketajaman rendah. Bila sel kerucut peka terhadap sinar dan warna , ketajaman penglihatan tinggi, digunakan pada saat siang hari. Terjadi beberapa proses pada otak (Sherwood, 1996):

Gelap konsentrasi GMP-siklik meningkatKonsentrasi Na meningkatDepolarisasi membranePengeluaran zat inhibitorNeuron bipolar dihambatTidak adanya melihat pada korteks penglihatan di otakTidak ada ekspresi melihat

Cahaya/terangFotopigmen terjadi disosiasi dari retinen dan opsinKonsentrasi Na tinggiPenurunan GMP-siklikPenutupan kanal CaMenutupnya canal CaPengeluaran zat inbihitor dihambatTerjadi eksitasi neuron bipolarPerambatan potensial aksi ke korteks penglihatan di otakAdanya ekspresi melihat

Fisiologi LakrimasiGlandula lacrimalis terletak pada tepi supero-lateral orbita. Saluran-salurannya bermuara ke dalam bagian lateral fornix superior di conjunctiva. Persarafan: serabut-serabut sekremotorik dari nukleus salivatorius superior melalui ganglion geniculi, n. petrosus superficialis major, ganglion pterygopalatinum, ramus zygomatico-temporalis, n. maxillaris, selanjutnya melalui nn.lacrimales.Sirkulasi air mata:1. glandula lacrimalis.1. lacus lacrimalis.1. meluas di atas cornea.1. punctum lacrimalis di tepi medial.1. canalis lacrimalis.1. saccus lacrimalis.1. ductus nasolacrimalis.1. meatus nasi inferior di dinding lateral cavum nasi.

Proses lakrimasi merupakan mekanisme fisiologis yang berguna untuk membantu melindungimata kita dari cedera. Kedipan kelopak mata secara spontan berulang-ulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan, dan bersifat bakterisidal (membunuh kuman-kuman). Air mata diproduksi secara terus-menerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas di bawah kelopak mata. Cairan Pembasuhmata ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke dalam saluran halus di sudut kedua mata, dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi air mata yangberlebihan sewaktu menangis, sehingga airmata membanjiri mata.Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang besar dan pars palpebralis yang kecil. Keduanya saling berhubungan pada ujung lateral m. levator palpebrae superioris. Glandula ini terletak diatas bola mata, di bagiananterior dan superior orbita, posterior terhadap septumorbitale. Kira-kira 12 duktus keluar dari permukaan bawah kelenjar dan bermuara pada bagianlateral fornix superior konjungtiva. Persarafan Glandula lacrimalis; saraf sekremotorik parasimpatis berasal dari nucleuslacrimalis n. facialis. Serabut-serabutpreganglionik mencapai ganglion pterygopalatinum (sphenopalatinum) melalui n.intermediusdan ramus petrosus magnus serta n.canalis pterygoidei. Serabut-serabut postganglionik meninggalkan ganglion dan bergabung dengan n.maxillaris. Kemudian serabut ini berjalan didalam ramus zygomaticum serta n.zygomaticotemporalis, dan mencapai glandula lacrimalis melalui n.lacrimalis.Serabut postganglionik simpatis berjalan didalam plexus carotis internus, n.petrosus profundus,n.canalis pterygoidei, n.maxillaris, n.zygomaticus, n.zygomaticotemporalis, dan akhirnyan.lakrimalis. Air mata membasahi cornea danberkumpul didalam lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masukke canaliculi lacrimales melalui puncta lacrimalia. Canaliculi lacrimales berjalan ke medialdanbermuara ke dalam saccus lacrimalis, yang terletak didalamalur lacrimalis di belakang ligamentum palpebra mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari ductus nasolacrimalis. Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inchi/1,3 cm dan keluar dari ujung bawah saccus lacrimalis. Ductus berjalan kebawah, belakangdan lateral di dalam canalis osseosa danbermuara kedalam meatus nasi inferior. Muara ini dilindungi oleh lipatan membrana mucosa yang dikenal sebagai plica lacrimalis. Lipatan ini mancegah udara masuk melalui ductus ke dalam saccus lacrimalis pada waktu membuang sekret hidung (ingus).(Sherwood, 1996)

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Kelainan Mata Merah.LO.3.1 Memahami dan Menjelaskan Kelainan Mata Merah Visus Normal.1. PTERIGIUMDefinisiPterigium merupakan penebalan lipatan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga dengan banyak pembuluh darah. Puncaknya terletak dikornea dan dasarnya dibagian perifer. Biasanya terletak di celah kelopak dan sering meluas ke daerahpupil.PenyebabPenyebab pasti dari pterygium tidak diketahui. Tetapi, faktor penyebab yangpaling umum adalah :1. Terkena paparan sinar matahari yang berlebihan1. Bekerja di luar rumah1. Paparan berlebihan pada lingkungan yang keras seperti debu, kotoran, panas,angin, kekeringan dan asap.1. Paparan berlebihan pada alergen seperti bahan kimia dan solvent

EpidemiologiUmum terjadi pada usia 20-30 tahun dan di daerah yang beriklim tropisKlasifikasi Pterygium Tipe 1Meluas kurang dari 2 mm di atas kornea. Timbunan besi (ditunjukkan dengan Stocker line) dapat terlihat di epitel kornea bagian anterior/depan pterygium. Lesi/jejas ini asimtomatis, meskipun sebentar-sebentar dapat meradang (intermittently inflamed). Jika memakai soft contact lense, gejala dapat timbul lebih awal karena diameter lensa yang luas bersandar pada ujung kepalapterygium yang sedikit naik/terangkat dan ini dapat menyebabkan iritasi. Tipe 2Melebar hingga 4 mm dari kornea, dapat kambuh (recurrent) sehingga perlu tindakan pembedahan. Dapat mengganggu precorneal tear film dan menyebabkan astigmatisme Tipe 3Meluas hingga lebih dari 4 mm dan melibatkan daerah penglihatan (visual axis). Lesi/jejas yang luas (extensive), jika kambuh, dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva dan meluas hingga ke fornix yang terkadang dapat menyebabkan keterbatasan pergerakan mataGejalaGejala pterygium bervariasi dari orang ke orang. Pada beberapa orang, pterigyum akan tetap kecil dan tidak mempengaruhi penglihatan. Pterygium ini diperhatikan karena alasan kosmetik. Pada orang yang lain, pterygium akan tumbuh cepat dan dapat meyebabkan kaburnya penglihatan. Pterygium tidak menimbulkan rasa sakit. Gejalanya termasuk :1. Mata merah1. Mata kering1. Iritasi1. Keluar air mata (berair)1. Sensasi seperti ada sesuatu dimata6.Penglihatan yang kaburDiagnosisDiagnosis pterigium dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan berikut:1. Pemeriksaan Visus1. Slit lampPenatalaksanaanTujuan utama penatalaksanaan pterygium adalah untuk :1. Mengevaluasi ukuran1. Mencegah inflamasi1. Mencegah infeksi1. Aid dalam proses penyembuhan, apabila operasi dilakukan Observasi: Pemeriksaan mata secara berkala, biasanya ketika pterygium tidak menimbulkan atau menimbulkan gejala yang minimal. Apabila gejala bertambah berat, dapat ditambahkan :1. MedikamentosaDapat diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi, kortikosteroid untukmengurangi inflamasi, lubrikasi okular seperti airmata buatan1. Therapy radiasiApabila penglihatan menjadi kabur, maka pterygium harus dioperasi. Akan tetapi pterigium dapat muncul kembali. Pemberian mytomycin C to aid inhealing dan mencegah rekurensi, seusai pengangkatan pterygium dengan operasi, selain itu menunda operasi sampai usia dekade 4 dapat mencegahrekurensi.PencegahanSecara umum, lindungi mata dari paparan langsung sinar matahari, debu, danangin, misalnya dengan memakai kacamata hitam.

1. PSEUDOPTERIGIUMDefinisiPseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering pseudopterigium ini terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea. Letak pseudopterygium ini pada daerahkonjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya

PTERIGIUMPSEUDOPTERIGIUM

1. LokasiSelalu di fisura palpebraSembarang lokasi

2.ProgresifitasBisa progresif ataustasionerSelalu stasioner

3.RiwayatpenyUlkus kornea (-)Ulkus kornea (+)

4.Tes sondase NegatifPositiNegatif Positif

1. PINGUEKULADefinisiPinguekula merupaka benjolan pada konjungtiva bulbi yang merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pinguekula sangat umum terjadi, tidak berbahaya, biasanya bilateral (mengenai kedua mata). Pinguecula biasanya tampak pada konjungtiva bulbar berdekatan dengan limbus nasal (di tepi/pinggir hidung) atau limbus temporal. Terdapat lapisan berwarna kuning-putih (yellow-white deposits), tak berbentuk(amorphous)PatogenesisPatogenesis belum jelas, tetapi umumnya diterima, bahwa rangsangan luarmempunyai peranan pada timbulnya pinguekula. Sebagai rangsangan luar antara lain adalah panas, debu, sinar matahari, udara keringPengobatanBiasanya tidak diperlukan,jika terjadi inflamasi/ radang akut yang disebutpinguekulitis, maka diberikan steroid lemah.PencegahanMencegah rangsangan luar sangat dianjurkan.1. HEMATOMA SUBKONJUNGTIVAHematoma subkonjungtiva dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, arteiosklerosis, konjungtivitis hemorraghik, pemakaian antikoagulan, batuk rejan). Perdarahan subkonjungtiva dapat juga terjadi akibat trauma langsung atau tidak langsung, yang kadang menutupi perforasi jaringanbola mata yang terjadi.Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap dengan spontan dalamwaktu 1-3 minggu.

1. EPISKLERITIS SKLERITISEpiskleritisMerupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak anatara konjungtiva dan permukaan sklera.Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usiapertengahan dengan bawaan penyakit rematik.Keluhannya dapat berupa :1. mata terasa kering1. rasa sakit yang ringan1. mengganjal1. konjungtiva yang kemotik.Pengobatan yang diberikan adalah vasokonstriktor, pada keadaan yang beratdiberi kortikosteroid tetes mata atau sistemik atau salisilat. Pada episkleritispenglihatan normal, dapat sembuh sempurna atau bersifat residif.

SkleritisAdalah reaksi radang yang mempengaruhi bagian luar berwarna putih yang melapisi mata. Penyakit ini biasanya disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Skleritis dibedakan menjadi :1. Skleritis anterior diffusRadang sklera disertai kongesti pembuluh darah episklera dan sklera, umumnya mengenai sebagian sklera anterior, peradangan sklera lebih luas, tanpa nodul.1. Skleritis nodularNodul pada skleritis noduler tidak dapat digerakkan dari dasarnya, berwarna merah, berbeda dengan nodul pada episkleritis yang dapat digerakkan.1. Skleritis nekrotikJenis skleritis yang menyebabkan kerusakan sklera yang berat.Gejala Kemerahan pada sklera dan konjungtiva Terdapat perasaan sakit yang berat yang dapat menyebar ke dahi, alis dan dagu yang kadang membangunkan sewaktu tidur akibat sakitnya yang sering kambuh. Fotofobia Mata berair Penglihatan menurunPengobatanPada skleritis dapat diberikan suatu steroid atau salisilat. Apabila ada penyakityang mendasari, maka penyakit tersebut perlu diobati.

1. KONJUNGTIVITISKonjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran secret.Konjunctivitis dapat disebabkan bakteri, virus, klamidia, alergi toksik, dan molluscum contagiosum.Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemikonjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yanglebih nyata di pagi hari, pseodoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membrane, pseudo membran, granulasi, flikten, mata merasa seperti ada benda asing, dan adenopati preaurikular. Biasanya sebagai reaksi konjungtivitis akibat virus berupa terbentuknya folikel pada konjungtiva.

Jenis Konjungtivitis dapat ditinjau dari penyebabnya dan dapat pula ditinjau dari gambaran klinisnya yaitu :1. Konjungtivitis Kataral1. Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen1. Konjuntivitis Membran1. Konjungtivitis Folikular1. Konjungtivitis Vernal1. Konjungtivitis FliktenLO.3.2 Memahami dan Menjelaskan Kelainan Mata Merah Visus Turun.a.KeratitisRadang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapis kornea yangterkena, seperti keratitis superfisial dan interstisial/profunda. Keratitis dapatdisebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksialergi terhadap yang diberi topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun.Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan.b.Keratokonjungtivitis sikaadalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dankonjungtiva. Kelainan ini dapat terjadi pada penyakit yang mengakibatkandefisiensi komponen lemak air mata, defisiensi kelenjar air mata, defisiensikomponen musin, akibat penguapan yang berlebihan, atau karena parut pada korneaatau menghilangnya mikrovil kornea. Pasien akan mengeluh mata gatal, sepertiberpasir, silau, penglihatan kabur. Pada mata didapatkan sekresi mukus yangberlebihan. Sukar menggerakkan kelopak mata. Mata kering karena dengan erosikornea.c.Tukak (ulkus) korneamerupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibatkematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyakditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan selradang. Tukak kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun,dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya oleh kuman Staphylococcusaureus , H. influenzae , dan M. lacunatad.Ulkus Moorenadalah suatu ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepikornea dengan bagian tepinya tergaung dan berjalan progresif tanpa kecenderunganperforasi. Lambat laun ulkus ini mengenai seluruh kornea. Penyebab ulkus Moorensampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan didugapenyebabnya hipersensitivitas terhadap protein tuberkulosis, virus, autoimun, danalergi terhadap toksin ankilostoma. Penyakit ini lebih sering terdapat pada wanitausia pertengahan.e. Glaukoma akutMata merah dengan penglihatan turun mendadak biasanya merupakan glaukoma sudut tertutup. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular meningkat mendadak. Terjadi pada pasien dengan sudut bilik matasempit. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melaluipupil, sehingga mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme blokade pupil). Biasanya terjadi pada usia lebih daripada 40 tahun. Pada glaukoma primer sudut tertutup akut, terdapat anamnesa yang khas sekali berupa nyeri pada mata yang mendapat serangan yang berlangsungbeberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar. Melihat palangi (halo) sekitar lampu dan keadaan ini merupakan stadium prodromal. Terdapat gejala gastrointestinalberupa enek dan muntah yang kadang-kadang mengaburkan gejala daripadaserangan glaukoma akut.

LO.3.3 Memahami dan Menjelaskan Kelainan Mata Tidak Merah Visus TurunPenglihatan turun mendadak tanpa mata merah1. Neuritis optik1. Ablasi retina1. Obstruksi vena retina sentral1. Oklusi arteri retina sentral1. Ambliopia toxic1. Trombosis arteri karotid interna1. Okulopati iskemik1. Buta sentral bilateral1. Histeria dan malingering1. Migren1. Retinopati serosa sentral1. Amaurosis fugaks1. Uveitis posterior/koroiditis

Penglihatan turun perlahan tanpa mata merah1. Katarak1. Glaukoma Glaukoma primer Glaukoma simpleks Glaukoma Martin Doyle Glaukoma absolut1. Retinopati

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Konjungtivitis.LO.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Konjungtivitis.Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang mengganggu (Vaughan, 2010). Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental (Hurwitz, 2009). Jumlah agen-agen yang pathogen dan dapat menyebabkan infeksi pada mata semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya penggunaan oat-obatan topical dan agen imunosupresif sistemik, serta meningkatnya jumlah pasien dengan infeksi HIV dan pasien yang menjalani transplantasi organ dan menjalani terapi imunosupresif (Therese, 2002).LO.2 Memahami dan Menjelaskan Epemiologi Konjungtivitis.Konjungtivitis adalah penyakit yang terjadi di seluruh dunia dan dapat diderita oleh seluruh masyarakat tanpa dipengaruhi usia. Walaupun tidak ada dokumen yang secara rinci menjelaskan tentang prevalensi konjungtivitis, tetapi keadaan ini sudah ditetapkan sebagai penyakit yang sering terjadi pada masyarakat (Chiang YP, dkk, 1995 dalam Rapuano et al, 2005). Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling sering dihubungkan dengan kondisi lingkungan yang tidak Hygiene.

LO.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Konjungtivitis.Patogen umum yang dapat menyebabkan konjungtivitis adalah Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitides, sebagian besar strain adenovirus manusia, virus herpes simpleks tipe1 dan 2, dan dua picornavirus. Dua agen yang ditularkan secara seksual dapat menimbulkan konjungtivitis adalah Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae (Vaughan, 2008).Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti: a. Konjungtivitis bakteri. b. Konjungtivitis klamidia. c. Konjungtivitis viral. d. Konjungtivitis ricketsia. e. Konjungtivitis jamur. f. Konjungtivitis parasit. g. Konjungtivitis alergi. h. Konjungtivitis kimia atau iritatif (Vaughan, 2008).

LO.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Konjungtivitis.

1. Konjungtivitis Bakteri Pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret mata, dan iritasi mata. Organisme penyebab tersering adalah Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, danHaemophilus. Kondisi ini biasanya sembuh sendiri meski obat tetes mata antibiotik spektrum luas akan mempercepat kesembuhan. Apusan konjungtiva untuk kultur diindikasikan bila keadaan ini tidak menyembuh.Oftalmia neonatorum, yaitu konjungtivitis yang terjadi pada 28 hari pertamakehidupan neonatus, merupakan penyakit yang mudah dikenali. Apusan untuk kultur harus dilakukan. Selain itu, penting untuk memeriksa kornea untuk menyingkirkan ulserasi.Organisme penyebab tersering adalah: Konjungtivitis bakteri (biasanya Gram positif). Neisseria gonorrhoeaPada kasus berat dapat menyebabkan perforasi kornea.Penisilin topikal dan sistemik masing-masing diberikan untuk mengobati penyakitlokal dan sistemik. Herpes simpleksyang dapat menyebabkan parut kornea. Antivirus topikaldigunakan untuk mengobati keadaan ini. KlamidiaPenyakit ini dapat menyebabkan konjungtivitis kronis dan parut korneayang dapat mengancam penglihatan. Salep tetrasiklin topikal dan eritromisinsistemik masing-masing digunakan untuk mengobati penyakit lokal dan sistemik.

1. Konjungtivitis VirusKonjungtivitis ini dibedakan dari konjungtivitis bakteri berdasarkan: Sekret berair dan purulen terbatas; Adanya folikel konjungtiva dan pembesaran kelenjar getah bening preaurikular; Selain itu mungkin juga terdapat edema kelopak dan lakrimasi berlebih.Konjungtivitis ini merupakan penyakit yang sembuh sendiri namun sangat menular. Organisme penyebab tersering adalah adenovirus dan yang lebih jarang,Coxsackie dan pikornavirus. Adenovirus juga dapat menyebabkan konjungtivitis yang berhubungan dengan pembentukan pseudomembran pada konjungtiva. Serotipeadenovirus tertentu juga menyebabkan keratitis pungtata yang menyulitkan. Terapi untuk konjungtivitis ini tidak diperlukan, kecuali terdapat infeksi bakteri sekunder. Pasien harus diberikan instruksi higiene untuk meminimalkan penyebaran infeksi (misal menggunakan handuk yang berbeda). Terapi keratitis masih kontroversial. Penggunaan steroid mengurangi gejala dan menyebabkan hilangnya opasitas kornea, namun inflamasi ulangan (rebound inflammation) sering terjadi ketika steroid dihentikan.

Infeksi KlamidiaBerbagai serotype Chlamydia trachomatis yang merupakan organisme intraselularobligat menyebabkan dua bentuk infeksi mata.a.Keratokonjungtivitis inklusiPenyakit ini merupakan penyakit yang ditularkansecara seksual dan dapat berlangsung kronis (hingga 18 bulan), kecuali diterapidengan adekuat. Pasien datang dengan konjungtivitis folikular mukopurulen danterjadi mikropanus (vaskularisasi dan parut kornea superfisial perifer) yangberhubungan dengan parut subepitel. Uretritis dan servisitis sering terjadi.Diagnosis dikonfirmasi dengan deteksi antigen klamidia, menggunakanimmunofluoresensi atau dengan identifikasi badan inklusi khas dari apusankonjungtiva atau spesimen kerokan dengan pewarnaan Giemsa. Konjungtivitis inklusi diobati dengan tetrasiklin topikal dan sistemik. Pasien harus dirujuk keklinik penyakit menular seksual.b. Trakomamerupakan penyebab infektif kebutaan tersering di dunia, meski tidaksering terjadi di negara maju. Lalat rumah merupakan vektor penyakit ini danpenyakit mudah berkembang dengan higiene yang buruk dan penduduk yang padatdi iklim kering dan panas. Tanda penting penyakit ini adalah fibrosissubkonjungtiva yang disebabkan oleh reinfeksi yang sering terjadi pada kondisitidak higienis. Kebutaan dapat terjadi karena parut kornea akibat keratitis dantrikiasis berulang. Trakoma diobati dengan tetrasiklin atau eritromisin oral atautopikal. Azitromisin, sebagai alternatif, hanya memerlukan sekali pemakaian.Entropion dan trikiasis membutuhkan koreksi bedah.

Konjungtivitis AlergiKonjungtivitis alergi dapat dibagi menjadi akut dan kronis: Akut (konjungtivitis demam hay).Merupakan suatu bentuk reaksi akut yang diperantarai IgE terhadap alergen yang tersebar di udara (biasanya serbuk sari).Gejala dan tanda antara lain: rasa gatal, injeksi dan pembengkakan konjungtiva (kemosis), serta lakrimasi. Konjungtivitis vernal (kataral musim semi) juga diperantarai oleh IgE. Seringmengenai anak laki-laki dengan riwayat atopi. Dapat timbul sepanjang tahun.Gejala dan tanda antara lain: rasa gatal, fotofobia, lakrimasi, konjungtivitis papilarpada lempeng tarsal atas (papila dapat bersatu untuk membentukcobblestone raksasa), folikel dan bintik putih pada limbus, lesi pungtata pada epitel kornea, plakoval opak yang pada penyakit parah plak ini menggantikan zona bagian atas epitelkornea.

LO.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Konjungtivitis.Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar sehingga kemungkinan terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar. Apabila ada mikroorganisme yang dapat menembus pertahanan konjungtiva berupa tear film yang juga berfungsi untuk mmelarutkan kotoran-kotoran dan bahan-bahan toksik melalui meatus nasi inferior maka dapat terjadi konjungtivitas.Konjungtivitis merupakan penyakit mata eksternal yang diderita oleh masyarakat, ada yang bersifat akut atau kronis. Gejala yang muncul tergantung dari factor penyebab konjungtivitis dan factor berat ringannya penyakit yang diderita oleh pasien. Pada konjungtivitis yang akut dan ringan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu tanpa pengobatan. Namun ada juga yang berlanjut menjadi kronis, dan bila tidak mendapat penanganan yang adekuat akan menimbulkan kerusakan pada kornea mata atau komplikasi lain yang sifatnya local atau sistemik.Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan factor lingkungan lain yang mengganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, unsure berairnya mengencerkan materi infeksi, mucus menangkap debris dan kerja memompa dari pelpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasul lisozim. Adanya agen perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva (kemosis) dan hipertrofi lapis limfoid stroma (pembentukan folikel). Sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel kepermukaan. Sel-sel kemudian bergabung dengan fibrin dan mucus dari sel goblet, embentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hoperemi yang tampak paling nyata pada forniks dan mengurang kearah limbus. Pada hiperemi konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papilla yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensai ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hyperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan siliare berarti kornea terkena.

LO.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Konjungtivitis.Tanda-tanda konjungtivitis, yakni: 1. Kemerahan di forniks dan makin berkurang ke arah limbus karena dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior (Hiperemia). 1. Produksi air mata berlebihan (epifora). 1. Eksudat yang berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bakteri dan berserabut pada konkungtivitis alergika (eksudasi). 1. Terkulainya palpebra superior karena infiltrasi di otot Muller (pseudoptosis) 1. Penumpukan Limfosit di pembuluh darah (fliktenula)1. Pengentalan (koagulum) di atas permukaan epitel (pseudomembran). 1. Edema dari konjungtiva mata (Chemosis) (Kanski, 2000).

Adapun manifestasi sesuai klasifikasinya adalah sebagai berikut:1.Konjungtivitis Alergi-Edea berat sampai ringan pada konjungtivitas-Rasa seperti terbakar-Injekstion vaskuler pada konjungtivitas-Air mata sering keluar sendiri-Gatal-gatal adalah bentuk konjungtivitas yang paling berat2. Konjungtivitis Bakteri-Pelebaran pembuluh darah-Edema konjungtiva sedang-Air mata keluar terus-Adanya secret atau kotoran pada mata-Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan3.Konjungtivitis Viral-Fotofobia-Rasa seperti ada benda asing didalam mata-Keluar air mata banyak-Nyeri prorbital-Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada kornea-Kemerahan konjungtiva-Ditemukan sedikit eksudat4.Konjungtivitis Bakteri hiperakut-Infeksi mata menunjukkan secret purulen yang massif- Mata merah- Iritasi- Nyeri palpasi- Biasanya terdapat kemosis- Mata bengkak dan adenopati preaurikuler yang nyeri5.Konjungtivitis Blenore Tanda-tanda blenore adalah sebagai berikut:-Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO-Menyebabkan penyebab utama oftalmia neinatorm-Memberikan secret purulen padat secret yang kental-Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari-Perdarahan subkonjungtita dan kemotik

LO.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Konjungtivitis.1. Anamnesis Riwayat kesehatan sekarangKeluhan utama: Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata, epipora mata dan sekret, banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen/Gonoblenorroe.Sifat keluhan: Keluhan terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar ke daerah mana, waktu keluhan timbul pada siang malam, tidur tentu keluhan timbul.Keluhan yang menyertai: Apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus Gonoblenorroe. Riwayat kesehatan yang laluKlien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat, riwayat operasi mata. Riwayat kesehatan keluargaDalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis).1. Pemeriksaan fisikData fokus:Objektif: VOS dan VOD kurang dari 6/6. Mata merah, edema konjungtiva, epipora, sekret banyak keluar terutama pada konjungtivitis purulen (Gonoblenorroe).Subjektif: Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata) gatal, panas.1. Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan Mata Pemeriksaan tajam penglihatan. Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter, dan perimeter (sebagai alat pemeriksaan pandangan). Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efek epitel kornea). Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak adanya kebocoran kornea). Pemeriksaan oftalmoskop. Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat benda menjadi lebih besar disbanding ukuran normalnya).1. Therapy Medik Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada herpes simplek virus).1. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.

Diagnosis BandingKondisiKonjungtivitisKeratitis/tukak korneaIritis akutGlaukoma akut

SakitKesatSedangSedang sampai hebatHebat dan menyebar

KotoranSering purulenHanya refleks epiforaRingan--

FotofobiaRinganHebatSedang

KorneaJernihFluresein +++/-PresipitatEdema

IrisNormalmuddyAbu-abu-hijau-hijau

PenglihatanN