wrap up muskulo 2

25
BLOK MUSKULOSKELETAL WRAP UP SKENARIO II NYERI DI ATAS TUMIT Kelompok : A8 Ketua : Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064) Sekertaris : Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058) Anggota : Belladina Mayyasha Martadipura (NPM: 1102013055) Bendit Setiawan (NPM: 1102013056) Bening Irhamna (NPM: 1102013057) Bilgis Biladi (NPM: 1102013059) Bimasena Arya Yudha (NPM: 1102013060) Camelia F musa’ad (NPM: 1102013061) Chyntia Monica (NPM: 1102013062) Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063)

Upload: cindy-julia-amanda

Post on 11-Dec-2015

120 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

4

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Muskulo 2

BLOK MUSKULOSKELETALWRAP UP SKENARIO IINYERI DI ATAS TUMIT

Kelompok : A8Ketua : Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064)Sekertaris : Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058)Anggota : Belladina Mayyasha Martadipura (NPM: 1102013055) Bendit Setiawan (NPM: 1102013056)

Bening Irhamna (NPM: 1102013057) Bilgis Biladi (NPM: 1102013059) Bimasena Arya Yudha (NPM: 1102013060) Camelia F musa’ad (NPM: 1102013061)Chyntia Monica (NPM: 1102013062)Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI

JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIHJAKARTA 10510

TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574

Page 2: Wrap Up Muskulo 2

LANGKAH 1

1) Skenario

NYERI DI ATAS TUMIT

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri sekali di pergelangan kaki kanannya sejak 1jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada saat bermain tenis di lapangan, ketik berlari tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan langsung terjatuh disertai rasa nyeri sekali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila ditekan dan test Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki.

2) Kata Sulit

Test Simmonds: pemeriksaan untuk ekstremitas bawah dimana pemeriksaan ini untuk menguji pecahnya tendon achiles. Jika test ini (+), tidak ada gerakan plantar fleksi

Plantar: dorsofleksi jempol kaki pada stimulasi dari permukaan plantar terjadi pada lesi saluran piramidal/penekukan telapak kaki

Fleksi: gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi

3) Pertanyaan sementara

1. Apa yang menyebabkan nyeri pada kaki kanan pasien?2. Apakah usia merupakan faktor resiko hal tersebut? Adakah faktor lain?3. Dimana letak tendo achilles?4. Mengapa kondisi fisik dan tanda vital tidak terganggu pada kasus tersebut?5. Apakah bapak pada skenario dapat berjalan kembali secara normal?6. Apa pertolongan pertama pada kasus tersebut?7. Apa reaksi dalam tubuh saat terjadi rusaknya tendo achilles?8. Apa penanganan untuk mengurangi/mengatasi rasa nyeri?9. Apa pemeriksaan lain yang perlu dilakukan untuk memperkuat diagnosis?10. Apakah ada gerakan yang tidak dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosis?11. Gejala ini dapat disebabkan oleh penyakit apa saja?12. Apakah tendon achilles yang robek bisa kembali normal?13. Berapa lama massa pemulihan pada kasus ini?14. Apakah akan ada komplikasi? Jelaskan!

4) Jawaban Sementara

1. Karena adanya ruptur tendo achilles

2. Iya, jaringan ikat kolagen berkurang seiring bertambahnya usia

Jenis kelamin Gaya hidup Keseleo/cedera Obat-obatan Atlet

1

Page 3: Wrap Up Muskulo 2

3. Diantara Os. Calcaeneus, Os. Tibia, Os. Fibula, dihubungkan oleh articulatio

4. Karena pasien pada kasus ini cepat di lakukan penanganan.

5. Dapat jika diberi penanganan yang baik dan benar

6. Dipasangkan bidai, kompres dingin, diberi anti-nyeri (topikal)

7. Inflamasi (vasodilatasi pembuluh darah)

8. Diberi antinyeri, Dipasangkan bidai

9. Rontgen, CT scan, Muskuskuloskeletal usg

10. Inversi dan eversi

11. Raptur tendon achilles, radang sendi pergelangan kaki, fraktur tulang dibagian pergelangan kaki, fraktur tulang di bagian pergelangan kaki

12. Bisa dalam waktu sekitar 6 minggu (tergantung tingkat keparahan)

13. Ada jika terjadi kegagalan terapi cacat

5) Hipotesa

Raptur tendon achilles ditandai oleh nyeri pada bagian pergelangan kaki belakang. Raptur tendon achilles dapat terjadi pada usia lanjut, gaya hidup (obesitas, kurang olahraga), cedera, orang yang mengkonsumsi obat. Obatan tertentu (kortikosteroid), berprofesi sebagai atlet gejalanya. Ditandai dengan inflamasi dan nyeri. Diagnosis didapat dari rontgen, CT scan, MUSG, test simmonds. Dapat ditangani dengan pemasangan bidai, diberikan obat anti nyeri. Komplikasi yang dapat terjadi adalah cacat, kemungkinan sembuh dalam waktu sekitar 6 minggu.

6) Sasaran Belajar

I. Memahami dan menjelaskan anatomi Tendon Achillesa. Makroskopisb. Mikroskopis

II. Memahami dan menjelaskan raptur Tendon Achillesa. Definisib. Etiologic. Patogenesisd. Manifestasi klinise. Faktor resikof. Pemeriksaan fisik dan penunjangg. Diagnosis dan diagnosis banding

2

Page 4: Wrap Up Muskulo 2

h. Tata laksanai. Prognosisj. Pencegahank. Komplikasi

LANGKAH II

Belajar Mandiri

LANGKAH III

I. Memahami dan menjelaskan anatomi Tendon Achilles

a. Makroskopis

Tendon achilles adalah suatu tendon yang tebal dan kuat dari tendon yang ada pada tubuh manusia yang fungsinya sangat penting untuk stabilitias waktu berjalan. Tendon Achilles adalah tendon yang menghubungkan otot betis ke heel bone (calcaneus). Karena itulah, tendon Achilles juga biasa disebut calcaneal tendon.Otot gastrocnemius dan soleus (otot betis) bersatu menjadi tendon Achilles di bagian bawah betis.

Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki,calcaneus. Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu Gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Pada manusia letaknya tepat dibagian pegelangan kaki. Tendon achilles adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah – belakang tulang calcaneus.

M. gastrocnemius adalah otot yang paling superfisial dalam kompartemen posterior dan membentuk bagian proksimal, paling menonjol pada betis.

M. soleus terletak di dalam gastrocnemius dan dianggap “kuda beban” plantarfleksi. M. Soleus merupakan otot besar, lebih rata daripada M. Gastrocnemius. M. Soleus dapat dipalpasi pada setiap sisi M. Gastrocnemius bila seseorang berdiri pada ujung jarinya.

M. plantaris adalah otot terkecil dengnan venter kecil dan tendo panjang. Tendonya panjang dan ramping sehingga hampir salah seperti saraf.

3

Page 5: Wrap Up Muskulo 2

b. Mikroskopis

4

Page 6: Wrap Up Muskulo 2

Tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I dan juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatantarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus, muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolomtenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks ekstraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

Normal tendon collagen Broken tendon collagen

II. Memahami dan menjelaskan raptur Tendon Achilles

a. Definisi

Putusnya tendon Achilles itu adalah keadaan dimana tendon besar itu di belakang pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.

Rupture tendon Achilles adalah roben atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.

5

Page 7: Wrap Up Muskulo 2

b. Etiologi

Cedera dapat terjadi dikarenakan hal-hal berikut: Melakukan latihan fisik yang melampaui batas Tidak melakukan pemanasan sebelum berolahraga Terdapat kelainan pada kaki seperti pada penderita yang memiliki kaki

yang datar membuat gerakan overpronation yang menyebabkan peregangan pada tendon dan otot.

Otot dan tendon pada kaki memiliki ikatan yang terlalu kuat. Jatuh dari ketinggian Melangkah ke dalam lubang Dorsofleksi yang tiba-tiba secara pasif pada keadaan kontraksi maksimal

otot betis dan etiologi yang lain adalah pecah lengkap tendon Achilles. Dalam kebanyakan kasus tendon tidak sehat sebelum robek dan terjadi pada

tendo yang kurang menerima aliran darah. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita.

Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes,

Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah,

Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,

Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan Obesitas. Fleksibilitas otot lemah.

c. PatogenesisRobekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor. Pada spektrum ringan akhir dapat menjadi peritendonitis.

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibril kolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabka pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang di tempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara

6

Page 8: Wrap Up Muskulo 2

makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

d. Manifestasi klinis

1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas

tulang tumit6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan

kaki. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.

7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantar flexion lemah aktif.

e. Faktor resiko

Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya adalah :

1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan

transkripsi decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.

7

Page 9: Wrap Up Muskulo 2

5. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas6. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat7. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes 8. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis9. Obesitas

f. Pemeriksaan fisik dan penunjang

Pemeriksaan Fisik: Test Simmonds

Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas. Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

O’brein testPosisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak  bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

8

Page 10: Wrap Up Muskulo 2

Copeland TestPosisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.

Pemeriksaan penunjang:

Plain Radiograph

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.

Ultrasonografi

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari

9

Page 11: Wrap Up Muskulo 2

suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di tanganultrasonographer ahli, bisa diandalkan.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles,dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitassangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya

g. Diagnosis dan diagnosis bandingDalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedra terjadi dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.

10

Page 12: Wrap Up Muskulo 2

Diagnosis banding:

Calcaneal bursitisBursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

Achilles tendoncitisCedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari,achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

Achilles tendinopathy atau tendonosisKronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

h. Tata laksana

Perawatan di Rumah:Penanganan pada semua tendon yang putus mengikuti standar RICE (Rest,

Ice, Compression, Elevation) dilakukan sebelum mendapatkan tindakan medis.a. Istirahatkan ekstremitas yang sedang sakit.b. Aplikasikan es ke daerah yang terkena

- Terapkan es dalam kantung plastik dibungkus dengan handuk atau dengan kompres dingin.

- Jangan menerapkan es langsung ke kulit karena dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut jika dibiarkan selama jangka waktu lama.

c. Kompresi daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan - Terapkan kompresi oleh longgar membungkus daerah yang terkena dengan

perban.- Pastikan bahwa perban tidak mengganggu aliran darah ke daerah yang

bersangkutan.

11

Page 13: Wrap Up Muskulo 2

d. Elevation, tinggikan ekstremitas yg cedera lebih tinggi dari pada jantung untuk meminimalkan pembengkakan (meninggikan tungkai bawah sewaktu tidur)

Klasifikasi rupture Tipe 1 : ruptur parsial (tanpa operasi) Tipe 2 : ruptur total dengan jarak tendo yang putus sampai dengan 3 cm Tipe 3 : ruptur total dengan jarak tendo yang putus 3-6 cm Tipe 4 : ruptur total dengan jarak tendo yang putus > 6 cm

Terapi konservatif:Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendon dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

Fisioterapi, dengan kaki menggantung melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar  pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman. Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang samaseperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badanyang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosisdan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.

Terapi Operatif:

Percutaneous SurgeryPada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, dan mendorong subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan steril. Setelah itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.

12

Page 14: Wrap Up Muskulo 2

Open surgical repairPerbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal medial. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. Setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakann onabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Para tendon harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akan membatasi terjadinya komplikasi luka. Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak, berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapi dengan mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitas kembali dalam jangka waktu 4 bulan.

Penanganan Medis Terapi dengan OAINS

13

Page 15: Wrap Up Muskulo 2

Mekanisme Kerja- Menghambat sintesis prostaglandin melalui siklooksigenase (KOKS)- Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektifitas

yang berbeda- Enzim cox ada dua isomer yaitu koks-1 berfungsi dalam pemeliharaan

fungsi dalam kondisi normal, koks-2 diinduksi stimulus inflamasi termasuk sitokin, endotoksin, dan faktor pertumbuhan.

Efek Farmakologi- Antipiretik

Obat AINS dapat menurunkan demam menjadi normal- Analgesik

Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi.

Prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri (hiperagesia) terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi.

- Antiinflamasi (kerusakan mikrovaskuler, permeabilitas kapiler, migrasi leukosit kejaringan radang)

Mediator inflamasi yang dipengaruhi oleh OAINS adalah prostaglandin.

AINS dosis kecil tidak menekan migrasi sel oleh zat kemotaktik leukosit dan leukotrien

Efek Samping Obat :a. Tukak lambungb. Gangguan fungsi trombosit akibat hambatan sintesis tromboksan A2c. Gangguan fungsi ginjal akibat penurunan aliran darah ginjald. Nefropati analgetik pada jangka panjange. Reaksi hipersensitivitas yaitu perubahan jalur metabolisme asam

arakidonat

Contoh obat :a. Salisilat,salisilamid, dan diflunisal

Digunakan sebagai analgetik, antipiretik, dan antiinflamasiFarmakokinetik : Absorbsi di lambung lambat, absorbsi melalui kulit cepat, metabolisme di hati dan diekskresikan melalui ginjal.

b. Asetaminofen, FenasetinMemiliki efek analgetik dan antipiretik yang cukup tapi hampir tidak memiliki efek antiinflamasi.

Farmakokinetik : - absorbsi oral cepat dan sempurna -T ½ : 1-3 jam - Di metabolisme di hati - Toksisitas : nekrosis hati

c. Pirazolon dan derivatnyaMemiliki efek analgetik dan antipiretikDiindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik yang tidak dapat diturunkan oleh obat lain. Efek samping obat : agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia

d. Fenilbutazon dan Oksifenbutazon

14

Page 16: Wrap Up Muskulo 2

Tidak lagi dianjurkan sebagai antiinflamasie. Asam Mefenamat dan Meklofenamat

Asam mefenamat lebih sering digunakan sebagai analgesik, antiinflamasi. Efek samping obat : Iritasi lambung, waspada dengan interaksi terhadap antikoagulan

f. DiklofenakDiabsorbsi cepat dan lengkap dari saluran cerna. Ikatan protein 99%. T ½ : 1-3 jam. Diakumulasi di cairan sinovial. Efek samping obat : gangguan saluran cerna

g. Ibuprofen, Ketoprofen, dan NaproksenSebagai analgesik dan antiinflamasi. Ibuprofen juga digunakan sebagai antipiretik. Menurunkan efek diuresis dan natriuretik furosemid dan tiazid, alfa dan beta bloker dan katopril.

i. Prognosis

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.

j. Pencegahan

Pencegahan tidak dapat dilakukan setiap saat. Namun berikut cara pencegahannya: Obat-obatan kortikosteroid seperti prednison, harus dikonsumsi secara hati-

hati dan dosisnya jika bisa diturunkan. Tetapi, banyak juga kondisi dimana kortikosteroid sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup penderita.

Antibiotik Quinolone harus dikonsumsi dengan hati-hati pada usia pasien diatas 60 tahun atau pasien yang memakai obat-obatan steroid.

Memakai sepatu yang tepat dan sepatu olahraga. Pemanasan sebelum peregangan atau berolahraga. Regangkan antara pemanasan dan berolahraga, dan kemudian lagi setelah

berolahraga. Sebagai bagian dari program peregangan, juga mempertimbangkan pijat. Jika Anda melakukan latihan aerobik dan penguatan pada hari yang sama,

melakukan latihan aerobik pertama. Memperkuat otot kaki, terutama otot betis. Uji cedera setelah berolahraga.

k. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi: Apapun treatment yang dipilih, pasti ada kemungkinan tendon achilles tidak

sepenuhnya pulih, dan untuk treatment lebih lanjut dibutuhkan operasi. Terdapat juga komplikasi minor seperti infeksi luka atau kurang peka pada

bagian yang di operasi. Tendon dapat memendek atau juga terdapat bekas luka. Dapat kemungkinan tendon akan robek lagi di kemudian hari.

15

Page 17: Wrap Up Muskulo 2

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

Almekinders L,Maffuli N.2001. The Achilles Tendon(page 7-10).London: Springer(UK)

16

Page 18: Wrap Up Muskulo 2

Greenberg MI.2005.Greenberg’s Text-Atlas of Emergency Medicine(page529,536).Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins (USA)

Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta

Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC

http://www.patient.co.uk/health/achilles-tendon-rupture#

http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=AV0003

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131453189/Cedera%20Achilles&Perawatannya.pdf

http://deltoidea.wordpress.com/2011/06/07/7/

http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/jaringan-ikat.html

http://histovet1.blogspot.com/2009/09/jaringan-ikat_16.html

http://www.achillestendo.com/

http://www.education.vetmed.vt.edu

http://www.emedicinehealth.com

http://www.orthosupersite.com

http://www.radiopedia.org

http://www.medscape.com/

17