vertigo

25
VERTIGO ( Kepaniteraan Neurologi ) 7:20 AM | Pendahuluan Vertigo berasal dari kata latin vertere yang berarti memutar. Vertigo di dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing; untuk dizzy /dizziness dan giddy/giddiness diterjemahkan ganar atau gayang. Di antara keluhan-keluhan penderita yang dikemukakan ke pada dokter, pusing merupakan keluhan yang umum setelah nyeri kepala dan batuk. Penulis lain menunjukkan 15 % di antara pen derita yang dikonsultasikan ke ahli saraf atau ahli THT, mengemu kakan keluhan vertigo atau ganar. Pusing dalam arti sehari-hari mencakup pengertian yang luas di dalam masyarakat kita, sehingga bila pengertian ini ikut diper hitungkan maka pusing mungkin menduduki deretan pertama di antara keluhan yang sering kita dengar. Kali Ini kita akan membahas pusing/vertigo dalam proporsi yang sebenarnya. Definisi Berbagai macam deflnisi vertigo dikemukakan oleh banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya banyak dianut ialah yang dikemukakan oleh Cowers pada tahun 1893 : Vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau obyek-obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan sistem keseimbangan (ekuilibrium).

Upload: rama-itachi

Post on 18-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

saraf

TRANSCRIPT

VERTIGO ( Kepaniteraan Neurologi ) 7:20 AM |

PendahuluanVertigo berasal dari kata latin vertere yang berarti memutar. Vertigo di dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing; untuk dizzy/dizziness dan giddy/giddiness diterjemahkan ganar atau gayang. Di antara keluhan-keluhan penderita yang dikemukakan kepada dokter, pusing merupakan keluhan yang umum setelah nyeri kepala dan batuk. Penulis lain menunjukkan 15 % di antara penderita yang dikonsultasikan ke ahli saraf atau ahli THT, mengemukakan keluhan vertigo atau ganar.Pusing dalam arti sehari-hari mencakup pengertian yang luas di dalam masyarakat kita, sehingga bila pengertian ini ikut diperhitungkan maka pusing mungkin menduduki deretan pertama di antara keluhan yang sering kita dengar. Kali Ini kita akan membahas pusing/vertigo dalam proporsi yang sebenarnya.

DefinisiBerbagai macam deflnisi vertigo dikemukakan oleh banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya banyak dianut ialah yang dikemukakan oleh Cowers pada tahun 1893 : Vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau obyek-obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan sistem keseimbangan (ekuilibrium).

Sedikit berbeda definisi yang dikemukakan oleh penulis-penulis lain, misalnya:- Vertigo adalah disorientasi (gangguan pengamatan) terhadap ruangan atau halusinasi gerakan, yang dapat berupa rasa ber-putar atau rasa gerakan linier.- Vertigo adalah suatu kesadaran subyektif gangguan sistem ekuilibrium, terutama bilamana sistem vestibular yang terganggu; bila sistem vestibular yang terganggu, vertigo yang timbul akan berupa rasa seperti diputar atau dimiringkan, dan sering seakan-akan obyek disekitarnya bergerak.

Gambar lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan yang umum (tldak spesiflk), rasa goyah (unstable, unsteadiness), atau rasa disorientasi ruangan yang dapat dirasakan sebagal putaran (turning) atau pusingan (whirling).

Gayang (giddiness) dikatakan sama dengan ganar atau merupakan suatu bentuk vertigo yang intensif atau vertigo yang singkat.

PotofisiologiSetiap orang tinggal dl ruangan dan mampu berorientasi terhadap sekitarnya berkat adanya informasi-informasi yang datang dari indera. Di dalam orientasi ruangan ini indera yang penting peranannya adalah sistem vestibular (statokinetik), sistem penglihatan (visual/optik) dan rasa dalam (proprioseptik).Ada yang menambah lagi satu indera yaitu, rasa raba (taktil). Indera-indera tersebut di atas membentuk satu unit fungsional yang bertugas mengadakan orientasi terhadap ruangan, atau satu unit yang berfungsi mengatur keseimbangan/ ekuilibrium.Untuk bekerja secara wajar, unit ini memerlukan normalitas fungsi fisiologi indera-indera tersebut sehingga informasi yang ditangkap dari sekitarnya adalah proporsional dan adekuat. Informasi ini dari sisi kanan dan kiri masing-masing indera dipertukarkan dan diproses lebih lanjut di dalam oleh suatu unit pemroses sentral dan selanjutnya proses yang berlangsung di dalam sistem saraf pusat akan bekerja secara reflektorik.Apabila segalanya berjalan dengan normal, hasil akhir yang didapat ialah timbulnya adaptasi tonus otot-otot, yaitu: - Otot mata menyesuaikan diri. menyesuaikan lapangan pandang (visual field) agar bayangan benda yang dilihat selalu berada di bintik terang mata bilamana kepala dalam keadaan bergerak. - Otot ekstremitas menyesuaikan diri mempertahankan keseimbangan tubuh bilama tubuh bergerak atau berdiri.Tetapi bila oleh sesuatu sebab terjadi hal-hal yang menyimpang. maka unit pemroses sentral tidak lagi dapat memproses informasi-informasi secara wajar/biasa, melainkan menempuh jalan luar biasa. Hasil akhir yang didapat selain ketidak sempurnaan adaptasi otot-otot tersebut di atas juga aan memberikan tanda/peringatan kegawatan. Tanda ini dapat dalam bentuk yang disadari ataupun yang tidak disadari oleh penderita.

Yang disadari:- Bersumber dari pusat vertibular ialah vertigo- Bersumber dari sistem saraf otonom ialah mual, muntah, berpeluh dll.- Bersumber dari sistem motorik ialah rasa tidak stabil.

Yang tidak disadari: terutama bersumber dari otot mata yaitu timbulnya nistagmus.Penyimpangan proses yang wajar tersebut di atas dapat sebagai akibat abnormalitas fungsi flsiologik salah satu atau lebih indera, atau akibat informasi yang tidak harmonis, atau tidak terkoordinasinya informasi-informasi yang datang dari indera-indera ekuilibrium. Biasanya, bila abnormalitas itu bersumber dari sistem visual akan menimbulkan rasa ringan di kepala, sedangkan bila bersumber dari sistem vestibular, menimbulkan rasa gerakan. Dikatakan dari semua indera itu, sistem vestibularlah pegang andil paling besar terhadap ekuilibrium. Di samping ikut andil dalam orientasi ruangan, sistem vestibular merupakan organ penting yang bekerja otomatis mempertahankan dan menstabilkan posisi dan penglihatan. Sistem ini dapat membangkitkan refleks otomatis, involuntar, gerakan paksaan yang hanya bergantung pada kesadaran (wakefullness) seseorang. Termasuk gerakan bolamata involuntar/nistagmus dan refleks penyesuaian terhadap posisi miring (tilting rejleks).Di dalam praktek memang kita lebih mudah membandingkan gejala-gejala nistagmus, mual muntah dan rasa tidak stabil dan lain-lain dengan jalan merangsang sistem vestibular daripada merangsang indera yang lain. Misalnya memutar tubuh kita sendiri dengan tubuh sebagai sumbunya, dengan alat pemusing atau di dalam peristiwa mabuk karena gerakan (motion sickness). Di dalam hal yang terakhir ini diduga timbulnya peringatan kegawatan tersebut bersangkutan dengan serat-serat di formasio retikularis batang otak yang bersangkutan dengan aktivitas sistem kollnergik dan adrenergik di situ. Peningkatan kegawatan sesuai dengan peningkatan aktivltas sistem kolinergik, sedang penurunan tanda kegawatan bersangkutan dengan aktivitas sistem adrenergik. Meskipun data itu diperoleh terutama dari percobaan/kondisi di laboratorium yaitu dengan alat pemusing, tetapi banyak data farmakologik dan histologik mendukung dugaan tersebut.

Penyebab vertigoVertigo hanya gejala yang dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyakit. Penyebab vertigo dapat berasal dari beberapa disiplin sehingga diusahakan membagi penyebabnya, yaitu menurut anatomi atau lokasi penyakitnya dan menurut gejala-gejalanya yang menonjol atau klinisnya. Berdasarkan anatomi penyebab vertigo dapat dibedakan atas 2 bentuk vertigo.Vertigo non-sistematis, yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf pusat, bukan oleh kelainan sistem vestibular perifer. Kelainan ini dapat terletak di:1. Mata:- Paresis otot mata- Kelainan refraksi- Glaukoma2. Proprfoseptic :- Pelagra- Anemia pernisiosa- Alkoholisme- Tabes dorsalis3. Sistem Saraf Pusata. Hipoksia serebri :- Hipertensi kronis- Arteriosklerosis- Anemia- Hipertensi kardiovaskular- Fibrilasi atrium paroksismal- Stenosis aorta & insufisiensi- Sindrom sinus karotis- Sinkope- Hipotensi ortostasik- Blok jantungb. Infeksi:- Meningitis- Ensefalitis- Abses- Luesc. Traumad. Tumore. Migrenf. Epilepsig. Kelainan endokrin :- Hipotiroidi- Hipoglikemi- Hipoparatiroidi- Tumor medula adrenalis- Keadaan menstruasi-hamil-menopause h. Kelainan psikoneurosis

Vertigo yang sistematis, yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem vestibular (yaitu labirin, nervus VIII atau inti vestibularis):1. Telinga:a. Bagian luar :- Se rumen - Benda asingb. Bagian tengah :- Retraksi membran timpani- Otitis media purulenta akuta- Otitis media dengan efusi- Labirintitis- Kolesteatoma- Rudapaksa dengan perdarahanc. Bagian dalam :- Labirintitis akuta toksika- Trauma- Serangan vaskular- Alergi- Hidrops labirin (morbus Meniere)- Mabuk gerakan- Vertigo postural2. Nervus VIII:a. Infeksi :- Meningitis akuta- Meningitis TB- Meningitis basilaris luetikab. Traumac. Tumor3. Jnti uestihulurn (batang otak):a. Infeksi :- Meningitis - Encefalitis - Abses b. Otakc. Traumad. Perdarahane. Trombosis arteria serebeli postero-inferiorf. Tumorg. Sklerosis multlpleksBerdasarkan gejalanya yang menonjol/klinis, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok penyaklt: - Vertigo yang paroksismal - Vertigo yang kronis- Vertigo yang serangannya mendadak/akut berangsur-angsur mengurang.Masing-masing kelompok tersebut dibagi lagi menurut gejala penyertanya menjadi 3 (tiga) kelompok :Vertigo yang paroksimal: yaitu Vertigo yang datangnya serangan mendadak berlangsung selama beberapa menit atau hari kemudian menghilang sempurna, tetapi satu ketika nanti serangan tersebut muncul lagi, di antara serangan-serangan itu penderita sama sekali bebas dart keluhan vertigo (gambar 1)

Vertigo jenis ini dapat dibedakan lagi atas gejala penyertanya, yaitu :1. Yang disertai dengan keluhan telinga :Kelompok penyakit ini memiliki kumpulan gejala/sindrom yang sama, yang disebut sindrom Meniere, termasuk di dalam kelompok ini ialah :- Morbus Meniere- Araknoiditis ponto-serebelaris- Sindrom Lermoyes- Serangan iskemia sepintas arteria vertebralis- Sindrom Cogan- Tumor fosa kranii posterior- Kelainan gigi/odontogen2. Yang tanpa disertai keluhan telinga; termasuk di sini:- Serangan iskemia sepintas arteria vertebro-basilaris- Epilepsi- Vertigo akibat lesi lambung- Ekuivalen migren- Vertigo pada anak (Vertigo de L'enfance)- Labirin picu (Trigger labyrinth)3. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi; termasuk disini:- Vertigo posisional paroksismal yang laten- Vertigo posisional paroksismal benigna.Vertigo kronis : yaitu Vertigo yang menetap lama, keluhannya konstan tidak membentuk serangan-serangan akut (gambar 2)

Berdasarkan gejala penyertanya, di sini juga dibedakan tiga kelompok : 1. Yang disertai dengan keluhan dari telinga :- Otitis media kronika- Meningitis TB- Labirintitis kronika- Lues serebri- Lesi labirin akibat bahan ototoksik- Tumor serebelopontis.2. Yang tanpa disertai keluhan dari telinga :- Kontusio serebri Ensefalitis pontis- Sindrom pascakomosio- Arteriosklerosis serebri- Sindrom hiperventilasi- Pelagra- Siringobulbi- Hipoglikemi- Sklerosis multipleks- Kelainan okular- Intoksikasi obat-obatan- Kelainan psikis- Kelainan kardiovaskular- Kelainan endokrin3. Vertigo yang timbulnya di pengaruhi perubahan posisi :- Hipotensi ortostatik- Vertigo servikalisVertigo yang serangannya akut, berangsur-angsur mengurang, tetapi penderita tidak pernah bebas sama sekali dari keluhan. Secara skematik serangannya itu digambarkan sebagai berikut (gambar 3):Berdasarkan gejala penyertanya yang menonjol dibedakan atas dua kelompok :1. Disertai dengan keluhan telinga:- Trauma labirin- Herpes Izoster otikus- Labirin titis akuta- Perdarahan labirin- Neuritis nervus VIII- Cedera pada arteria auditiva interna/arteria vestibulokoklearis

2. Tanpa disertai keluhan telinga :- Neuronitis vestibularis- Neuritis vestibularis- Sindrom arteria vestibularis anterior- Ensefalitis vestibularis- Vertigo epidemika- Sklerosis multipleks- Hematobulbi- Sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

Pemeriksaan penderita dengan vertigo Anamnesis:Meskipun di negara-negara yang telah maju peralatannya, anamnesis tetap merupakan bagian yang penting bahkan untuk penderita vertigo merupakan bagian pemeriksaan yang paling penting. Oleh karenanya perlu dilakukan anamnesis yang cermat serta banyak memerlukan waktu.1. Suruh penderita melukiskan keluhannya dengan kata-katanya sendiri apa yang ia maksudkan dengan pusing tersebut.2. Anamnesis khusus mengenai vertigonya :a. Adakah kekhususan sifat vertigo yang timbul, keparahan vertigonya.- Rasa gerakan palsu dari tubuh atau sekitarnya (rasa berputar, rasa terapung).- Rasa tidak enak dikepala: kepala ringan, hubungannya dengan penglihatan dan kesadaran.- Apakah vertigonya mempunyai pola gejala tertentu sistematis atau non sistematik. atau vertigo yang kabur.- Kecenderungan untuk jatuh.b. Intensitas timbulnya vertigo bersangkutan dengan perjalanan waktu, bagaimana vertigo itu mulai timbul dan bagaimana ia berakhir:- Jenis paroksismal atau vertigo yang konstan, atau vertigo yang serangannya akut yang kemudian berangsur-angsur melemah. Berapa detik, hari, minggu atau bulan? Apakah di antara serangan itu penderita bebas sama sekali dari keluhan ?c. Pengaruh lingkungan atau situasi:- Adakah suatu posisi perubahan posisi tubuh dan atau kepala menyebabkan timbulnya serangan atau meningkatkan keluhan? - Apakah stres psikjs mengawali timbulnya serangan? - Apakah serangan didahului oleh infeksi saluran nafas bagi-an atas?d. Keluhan dari telinga :- Rasa tertutupnya telinga, penekanan pada telinga. - Tinitus: subyektif atau obyektif, sebelah kanan atau sebelah kiri, atau di tengah-tengah.- Tuli: terutama yang progresif di dalam beberapa bulan. Hubungan tuli dengan timbulnya vertigo: apakah sewaktu vertigo tulinya membaik (Lennoyes) ataukah kian mem-buruk (Meniere).Tidak adanya keluhan tuli tidak menyingkirkan adanya tuli, karena saat serangan penderita tidak merasakannya, dan lagi tulinya kadang-kadang selektif hanya pada nada tinggi. - Diplakusis (distorsion in pitch), fenomena pengerahan (recruitment phenomenon atau distorsion of loudness), yang dikeluhkan penderita timbulnya rasa nyeri pada saat mendengar suara keras. Sindrom Meniere mempunyai empat gejala, tuli, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo. 3. Anamnesis umum :Termasuk di sini anamnesis untuk menilai bentuk kepribadian, keluhan-keluhan lain (drop-attack, gangguan penglihatan, disartria, disfagia, disfonia, gangguan pergerakan atau sensibilitas), bilamana keluhan ini ada dan bersama-sama dengan penurunan kesadaran ingat kelainan serebrovaskular. Keluhan mata yang timbul bersama keluhan telinga, sindrom Cogan.4. Anamnesis intoksikasi/pemakaian obat-obatan:- Streptomisin/dihidrostreptomisin - Antikonvulsan- Gentamisin/garamisin - Anti hipertensi - Kanamisin - Penenang - Neomisin - Alkohol- Fenilbutason/Salisilat - Kinin- Asam etakrinik - Tembakau.

Pemeriksaan fisikPemeriksaan mata: mata bergerak atau dalam posisi netral..1. Mencari adanya strabismus, bila ada keluhan diplopia perlu diperiksa dengan kaca Maddox.2. Mencari adanya nistagmus:- Pada saat mata dalam posisi netral, bila ada nistagmus disebut mistagmus spontan.- Pada saat mata melirik ke kiri, kanan, atas dan bawah, bila ada nistagmus disebut nistagmus tatapan.- Nistagmus yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf pusat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a. Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak mempunyai fase cepat atau fase lambat.b. Nistagmus vertikal yang murni : nistagmus itu gerakannya ke atas dan ke bawah.c. Nistagmus rotator! yang murni: gerakannya berputar.d. Gerakan nistagmoid : gerakan bola mata yang bukan nistagmus sebenarnya tetapi mirip dengan nistagmus.e. Nistagmus tatapan yang murni : nistagmus yang berubah arahnya bila arah lirikan mata berubah.3. Pemeriksaan dengan rangsangan perubahan posisi kepala dan tubuh :- Cari kemungkinan adanya posisi tertentu yang membangkitkan nistagmus atau vertigo.- Tes baring terlentang, baring miring ke kiri, ke kanan dan test baring terlentang dengan kepala menggantung. Tiap-tiap tes dilakukan selama satu menit, dengan kecepatan gerakan perubahan posisi 90 dalam 5 detik sehingga pengaruh daya gravitasi ditiadakan.Ada tiga jenis nistagmus yang dapat ditimbulkan oleh test tersebut di mana nistagmusnya disebut nistagmus posisional: Tipe I : Nistagmus berubah arah (Direction-changing nystagmus), nistagmus yang arahnya selalu berubah pada setiap ada perubahan posisi kepala. Tipe II : Nistagmus arah tetap (Direction-jbced nystagmus), arah nistagmus tetap saja meskipun ada perubahan-perubahan posisi kepala.Tipe III : Nistagmus tak menentu (Irregular Nystagmus), respons nistagmus yang timbul pada tiap-tiap perubahan posisi kepala berubah-ubah, berganti-an Tipe I dan Tipe II, meskipun rangsangannya tetap sama.Dari tes ini dapat dibedakan apakah nistagmus posisional itu bersumber dari kelainan sistem saraf pusat (Tipe I atau Tipe III), ataukah perifer (Tipe II). Peminum alkohol, sering pada test posisi ini menunjukkan nistagmus, terutama pada posisi berbaring miring ke kanan dan ke kiri.4. Manuver Hallpike : ialah pemeriksaan untuk mencari adanya vertigo/ nistagmus posisional paroksismal oleh karena itu untuk menjangkitkannya diperlukan rangsangan perubahan posisi secara cepat.- Penderita duduk di meja periksa kemudian disuruh cepat-cepat berbaring terlentang dengan kepala tergantung (disangga dengan tangan pemeriksa) di ujung meja dan cepat-cepat kepala disuruh menengok ke kiri (10-20), pertahankan sampal 10-15 detik, lihat adanya nistagmus. Kemudian kembali ke posisi duduk dan lihat adanya nistagmus (10-15 detik). - Ulangi pemeriksaan tersebut tetapi kali ini kepala menengok ke kanan. Orang normal dengan manuver tersebut tidak timbul vertigo atau nistagmus. Vertigo/nistagmus yang timbul dengan arah tertentu pada seorang penderita selama pemeriksaan ini, pada saat posisinya kembali sering timbul nistagmus dengan arah yang berlawanan.- Sifat-sifat nistagmus paroksisimal akibat kelainan perifer:a. Onsetnya terlambat, terdapat periode laten 2-20 detik setelah perubahan posisi dilakukan.b. Masa timbulnya nistagmus sebentar (2 menit).c. Disertai vertigo sebentar.d. Respons nistagmus ini mudah lelah, yaitu bila diulang-ulangi responsnya kian lemah.Tes ini sangat penting oleh karena dapat menunjukkan lateralisasi ke telinga yang sakit, yaitu arah nistagmus selalu berlawanan dengan lokalisasi telinga yang sakit. Nistagmus yang timbul akibat kelainan SSP memberi ciri:a. Tidak ada periode laten, nistagmus seketika timbul setelah ada rangsangan perubahan posisi.b. Masa timbulnya nistagmus lama (2 menit).c. Tidak atau hanya sedikit disertai keluhan vertigo.d. Tidak mudah lelah.5. Tes gerakan halus mata.6. Tes nistagmus optokinetik.7. Pemeriksaan dengan E.N.G. (Elektronistagmografi).

Pemeriksaan keseimbanganBerdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit dan berjalan secara tandem.Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata tertutup:a. Bila ada kelemahan otot terjadi penurunan lengan atau dan kaki.b. Bila ada gangguan proprioseptif terjadi kenaikan lengan atau kaki.Diadokokinesis, test jari-hidung, tes tumit-tibia dan test salah tunjuk.Membedakan gangguan keseimbangan akibat kelainan labirin dan serebelum:Penderita disuruh berdiri dengan mata tertutup, lengan ke depan, bila ada gangguan labirin kiri akan terjadi suatu posisi sebagai berikut:a. Mata melirik ke arah kiri (perlahan-lahan = fase lambat), kemudian diikuti dengan gerakan cepat bola mata ke arah kanan. Ini merupakan suatu nistagmus ke kanan.b. Kepala terputar ke arah kiri.c. Tubuh terpilin ke kiri.d. Deviasi kedua lengan ke kiri, bersamaan dengan kenaikan lengan kanan ke atas dan lengan kiri ke bawah.e. Cenderung untuk jatuh ke kiri.f. Berjalan deviasi ke kiri.Tes Romberg, baik dengan mata terbuka maupun dengan mata tertutup. Pada kelainan serebelum tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan dengan mata terbuka atau tertutup. Kelainan labirin dipengaruhi oleh mata.Berdiri dengan satu kakl diangkat (mata terbuka kemudian tertutup): penderita tetap tegak selama waktu tertentu, maka fungsi keseimbangan adalah normal.Penderita dengan gangguan labirin:- Akan jatuh ke arah sesuai dengan fase lambat nistagmusnya.- Bila bersamaan dengan itu disuruh memutar kepala ke kiri dan ke kanan, kecenderungan jatuh itu akan berubah-ubah tetapi selalu ke arah sesuai dengan arah fase lambat nistagmusnya.Tes berjalan:Disuruh berjalan lurus ke depan dan ke belakang dengan mata tertutup dan terbuka. Pada kelainan labirin bilateral terjadi sempoyongan ke semua arah.Tes Jari-Jari dengan mata terbuka dan tertutup:Kelainan labirin menunjukkan kelainan tes bilateral Kelainan serebelum menunjukkan kelainan unilateral, sesuai dengan lokalisasi kelainannya.Test menulis vertikal: Penderita duduk di depan meja, tangan dan tubuhnya tidak boleh menyentuh meja, tangan yang satu di atas lutut yang lain disuruh menulis huruf A-B-C-D disusun ke arah bawah mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup.- Bila ada deviasi deretan huruf-huruf dart yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih besar darl 10 berarti ada kelainan labirin unilateral. - Bila tulisannya tidak karuan (atau bila klan lama huruf yang ditulis kian besar : makrografl berarti ada kelainan serebelum.

Pemeriksaan pendengaranMinimal diperiksa dengan garputala untuk membedakan tuli konduksi ataukah persepsi, test fistula.

Pemeriksaan neurologi rutinPemeriksaan kardiovaskular rutinTerutama tensi lengan kanan dan kiri, tensi berbaring dan beberapa saat setelah berdiri. Auskultasi sepanjang arteria karotis.Contoh kasus1. Seorang perempuan umur 35 tahun semenjak 3 tahun terakhir menderita serangan-serangan vertigo. Semula serangannya sekali sebulan, kemudian menjadi beberapa kali sebulan. Serangan disertai muntah-muntah, tinitus, telinga rasa buntu dan kesulitan mendengar pada telinga kanan.Pada pemeriksaan flsik semuanya normal kembali kecuali yang berikut ini:- Tuli pada nada rendah dengan tanda-tanda pengerahan- Terdapat nistagmus posislonal dan posisioning jenis horisontal rotatorik dengan tetap arah (direction-fixed) ke kanan selama serangan dan bertahan sampai 2 minggu.Pemeriksaan laboratorium dan foto semuanya dalam batas-batas normal. Diagnosis vertigo karena morbus Meniere.2. Seorang lakl-laki 49 tahun datang dengan keluhan vertigo, tuli dan kelumpuhan otot-otot muka sebelah kanan. la telah beberapa tahun minum obat antihipertensi, tensi 180/105 mmHg. Sebulan sebelumnya, pada waktu bangkit dari tidur mengeluh terasa tubuhnya berputar disertai mual dan muntah-muntah. Vertigoberlangsung selama seminggu. Tuli, tinitus dan kelumpuhan otot-otot muka hanya pada sisi kanan. Pada pemeriksaan didapatkan hipestesl muka sebelah kanan, penurunan refleks kornea sisi kanan dan kelumpuhan N. VII perifer sebelah kanan. Tuli telinga kanan lebih hebat daripada telinga kiri dan telinga kiri hanya tuli nada tinggi. Nervus kranialis yang lain normal, juga tidak ada papil edema tetapi ada sklerosis arteria retina.Tes-tes keseimbangan hanya menunjukkan kelainan bila penderita berdiri dengan satu kaki dengan mata tertutup. Terdapat nistagmus bilateral pada waktu mata melirik. nistagmus dengan amplitude kecil tetapi sering mengarah ke kanan. Nistagmus ini berubah arahnya ke kanan bila mata tertutup. Pemeriksaan kalori dengan suhu 20C telinga kiri normal tetapi tidak ada respons pada telinga kanan meskipun dengan suhu 10C. Tensi lengan kanan 142/92, klri 140/88 mmHg. Tes Wasserman negatif. Diagnosis: vertigo akibat gang-guan batang otak yang bisa disebabkan oleh insuflsiensi arteria vertebrobasilaris atau proses di angulus pentoserebelaris.

PengobatanPengobatan terhadap vertigo dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara medikamentosa dan latihan flsik.Cara medikamentosaPengobatan cara ini pada umumnya hanya merupakan pengobatan simtomatis. Dalam hal ini ada beberapa obat yang memberi manfaat, antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut:1. Antikolinergik/parasimpatolitik2. Antihistamin3. Penenang minor dan mayor4. Simpatomimetik5. Campuran tersebut di atas

Dosis obat tersebut dalam pemberian per oral dapat dilihat pada daftar 1.Daftar 1. Dosis obat per oralNama KelompokNama GenerikDosis SekaliInterval Pemberian Ulangan

Antikolinergik

Antihistamin

Simpatomimetik

PenenangMinor

MayorSkopolamin Atropin

DifenihidraminDimenhidrinat Sinarizin

d-Amfetamin Efedrin

Fenobarbital Diazepam

Prometazin Klorpromazin0,2 - 0,4 mg 0,2 - 0,4 mg

50 - 100 mg 50 - 100 mg 75 mg

10 mg 25 - 50 mg

1 5 - 60 mg 5 - 10 mg

25 - 50 mg 10 - 25 mg3 - 6 jam 3 - 6 jam

6 jam 6 jam 24 jam

12 jam 4 - 6 jam

6 -8 jam 4 - 6 jam

4 - 6 jam 4 - 6 jam

Tujuan fisioterapi pada penderita vertigo adalah untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme kompensasi/adaptasi atau habituasi sistem vestibula yang mengalami gangguan tersebut. Timbulnya mekanisme bisa berasal baik dari sistem saraf tepi maupun dari sistem saraf pusat, dalam usaha memperoleh keseimbangan baru sehingga tanda kegawatan (alarm reaction) yang merupakan sebab terjadinya vertigo akan dihilangkan.Mekanisme kompensasi ini dapat dipacu tumbuhnya dengan jalan memberikan rangsangan terhadap alat keseimbangan di telinga bagian dalam (vestibuli), rangsangan terhadap vis us dan juga proprioseptik.Rangsangan dilakukan secara bertahap namun intensif setiap kali latihan sehingga timbul gejala nausea, dan dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa cara latihan untuk penderita vertigo yang dapat dikemukakan antara lain: Latihan gerakan tubuh dengan kepala-leher-mata dalam posisi tetap (stasioner) Mata dan kepala bergerak mengikuti obyek penglihatan yang bergerak. Latihan dengan alat sejenis pembangkit nistagmus. Latihan keseimbangan tubuh di atas papan dinamis.Masih ada lag! cara pengobatan yang tidak dibicarakan di sini, yaitu pengobatan