laporan pendahuluan vertigo jadi

25
LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO A. Pengertian Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh .Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari (http://www.kalbefarma.com). Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup cepat dan asimetris system vestibuler perifer ( telinga dalam). (Smeltzer & Bare, 2002) Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naik-turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. ( Sherwood, 2001) B. Etiologi 1

Upload: chorychory

Post on 14-Jul-2016

727 views

Category:

Documents


142 download

DESCRIPTION

KMB

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

A. Pengertian

Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya

memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari

tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari

jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh .Vertigo

mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan

kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus,

unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari

(http://www.kalbefarma.com).

Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi

yang cukup cepat dan asimetris system vestibuler perifer ( telinga dalam).

(Smeltzer & Bare, 2002)

Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan

suatu gejala, penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak-

gerak memutar atau bergerak naik-turun karena gangguan pada sistem

keseimbangan. ( Sherwood, 2001)

B. Etiologi

Vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

1. Lesi vestibular, seperti:

a. Fisiologik

b. Labirinitis

c. Obat ; misalnya quinine, salisilat.

d. Otitis media

e. Motion sickness

2. Lesi saraf vestibularis

a. Neuroma akustik

b. Obat ; misalnya streptomycin

c. Neuronitis

1

Page 2: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

d. Vestibular

3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal

a. Infark atau perdarahan pons

b. Insufisiensi vertebro-basilar

c. Migraine arteri basilaris

d. Sklerosi diseminata

e. Tumor

f. Siringobulbia

g. Epilepsy lobus temporal

Sedangkan menurut (http://www.kalbefarma.com) vertigo dapat disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya:

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer, seperti:

a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.

b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media

purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma.

c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan

vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), vertigo postural.

d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.

e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli

posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.

2. Penyakit SSP, seperti :

a. Hipoksia Iskemia otak : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,

hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan

insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik,

blok jantung.

b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses

c. Trauma kepala/ labirin

d. Migren

3.  Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula

adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.

2

Page 3: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.

5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.

6. Intoksikasi.

Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang

menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. juga bisa

berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang

terjadi secara tiba-tiba

C. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan

berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan

lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah,

lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness),

nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah

tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada

suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa

sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke

sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang

tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya

berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali

pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan

berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat

menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus

atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar

pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan

dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga

sampai beberapa tahun.

Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar

pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo

terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya

3

Page 4: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT

secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak

ada paresis kanal.

Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik

adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak,

kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan

mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan

nistagmus posisi dengan gejala :

1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti

berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan

2. Merasakan mual yang luar biasa

3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual

4. Gerakan mata yang abnormal

5. Tiba - tiba muncul keringat dingin

6. Telinga sering terasa berdenging

7. Mengalami kesulitan bicara

8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi

gerakan berputar

9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami

ganguuan penglihatan

(http://perawatyulius.blogspot.com)

D. Klasifikasi

Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok

:

1. Vertigo paroksismal

Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung

beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu

ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan,

penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan

menjadi :

4

Page 5: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

a. Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah :

Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom

Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan

gigi/ odontogen.

b. Yang tanpa disertai keluhan telinga : Termasuk di sini adalah :

Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren

ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu

(trigger labyrinth).

c.  Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi : Termasuk di

sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo

posisional paroksismal benigna.

2. Vertigo kronis.

Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (serangan akut,

dibedakan menjadi:

a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb,

labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik,

tumor serebelopontin.

b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis,

sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi,

sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan

psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.

c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo

servikalis.

3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur

mengurang, dibedakan menjadi :

a.  Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus,

labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada

auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.

b. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria

vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika,

5

Page 6: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli

inferior posterior.

4. Ada pula yang membagi vertigo menjadi :

a. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.

b. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan

visual.

E. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang

disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam

sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus

menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain

yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang

menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,

susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh

reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler

memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul

kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah

proprioseptik.

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat

integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual

dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya

dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons

yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh

dalam keadaan bergerak.

Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya

terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di

perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada

rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan

informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala

otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat

6

Page 7: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,

unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya

(http://www.kalbefarma.com).

Pathway

7

Page 8: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan

kasus vertigo antara lain:

1. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan mata

b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

c. Pemeriksaan neurologik

d. Pemeriksaan otologik

e. Pemeriksaan fisik umum

2. Pemeriksaan khusus

a. ENG

b. Audiometri dan BAEP

c. Psikiatrik

d. Pemeriksaan tambahan

e. Radiologik dan Imaging

f. EEG, EMG

G. Komplikasi

1. Cidera fisik

Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan

akibat terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak

mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.

2. Kelemahan otot

Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas.

Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring

yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan

kelemahan otot.

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis

Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan

seperti :

a. Anti kolinergik

8

Page 9: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

Sulfas Atropin : 0,4 mg/im

Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam

b. Simpatomimetika

 Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit

c. Menghambat aktivitas nukleus vestibuler

Golongan antihistamin

Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis

adalah :

Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam

Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.                  

2. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus

dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari

pertama.

b. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi

perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan

vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat

merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu

obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang

direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring

dengan kedua mata ditutup.

c. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat

memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat

diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang

kuat.

d. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan

untuk mencegah dehidrasi.

e. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan

vestibular perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan

dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat

dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari

9

Page 10: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien

bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan

vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter

harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi

akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.

f. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut

mereda. Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi

sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.

(http://niarahayu9.blogspot.com)

g. Langkah –langkah untuk meringankan atau mencegah gejala

vertigo:

Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata

Tidur dengan posisi kepala agak tinggi

Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke

kiri dan ke kanan

Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak

dari tempat tidur

Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang

Gerakan kepala secara hati-hati.

10

Page 11: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1.  Aktivitas / Istirahat

Letih, lemah, malaise

Keterbatasan gerak

Ketegangan mata, kesulitan membaca

Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas

(kerja) atau karena perubahan cuaca

2. Sirkulasi

Riwayat hypertensi

 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. Integritas Ego

Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan

depresi

Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

4. Makanan dan cairan

Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat,

bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak,

jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).

Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

Penurunan berat badan

5. Neurosensoris

Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

11

Page 12: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras,

epitaksis.

Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

Perubahan pada pola bicara/pola pikir

Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

Penurunan refleks tendon dalam

Papiledema.

6. Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal

migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma,

sinusitis.

Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Fokus menyempit

Fokus pada diri sendiri

Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

7. Keamanan

Riwayat alergi atau reaksi alergi

Demam (sakit kepala)

Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

8. Interaksi social

Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang

berhubungan dengan penyakit.

B. Diagnosa dan Intervensi (Doengoes, 1999:2021)

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/

tekanan syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan

menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan

posisi, perubahan pola tidur, gelisah.

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil :

12

Page 13: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

Tanda-tanda vital normal

pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi:

Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan

tindakan keperawatan

Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.

Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.

Atur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan

mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.

Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam

Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat

perasaan lebih nyaman.

Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga

pasien menjadi lebih nyaman.

2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan

relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat

Kriteria Hasil :

Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif

Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di

miliki.

 Mengkaji situasi saat ini yang akurat

 Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau

situasi yang tepat.

Intervensi :

Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.

13

Page 14: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi

penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan memudahkan dalam

melakukan tindakan keperawatan.

Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah

mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih tenang.

 Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala,

penenangan dan hasil yang diharapkan.

Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang

diterimanya, dan memberikan klien harapan dan semangat

untuk pulih.

Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil

keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.

Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

3. Cemas berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal

informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,

ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek

prosedur dan proses pengobatan.

Kriteria Hasil :

Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari

suatu tindakan.

Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta

dalam regimen perawatan.

Intervensi :

Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan

klien dan keluarga tentang penyakitnya.

Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan

kondisinya sekarang.

14

Page 15: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang,

klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa

cemas.

Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.

Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah

pengetahuan klien tetang penyakitnya.

Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi

yang telah diberikan.

Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan

keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang

normal

Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak

tubuh yang kurang baik.

Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang

dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan.

Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien

dapat mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana,

seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ( Nanda NIC-NOC,

2013)

NOC:

Anxiety reduction

Comfort level

Pain level

Rest: extent and pattern

Sleep : extent and pattern

Kriteria hasil:

Jumlah batas tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari.

Pola tidur, kualitas dalam batas normal.

Perasaan segar sesudah tidur dan istirahat.

15

Page 16: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur.

NIC:

Determinasi efek-efek medikasi terhadap tidur.

Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat.

Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur.

Ciptakan lingkungan yang nyaman.

Kolaborasi pemberian obat tidur.

Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur

pasien.

Intruksikan untuk memonitor tidur pasien.

Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur.

Monitor dan catat kebutuhan tidur pasien setiap jam.

16

Page 17: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

REFERENSI

Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta

Nuarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis dan Nanda Nic – Noc. Yogyakarta: Mediaction.

Sherwood, L (2002). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, Ed: 2. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C, & Bare, B. G (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah

Brunner & Suddarth. Vol: 3. Jakarta: EGC

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/

14415TerapiAkupunkturuntukVertigo.pdf/

144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html. diakses tanggal 21 september 2015

pukul 21.00 WIB

http://perawatyulius.blogspot.co.id/2012/04/laporan-pendahuluan-vertigo.html.

diakses tanggal 21 september 2015 pukul 21.00 WIB

http://niarahayu9.blogspot.com. diakses tanggal 21 september 2015 pukul 21.00

WIB

17

Page 18: Laporan Pendahuluan Vertigo Jadi

18