teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

Upload: norman-mahendra

Post on 30-May-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    1/34

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 KONSEP PENGETAHUAN

    2.1.1 Pengertian

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003:127)

    Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2002) pengetahuan yang dicakup di dalam domain

    kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

    a. Tahu

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

    (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

    yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkat

    pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

    tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan

    mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

    7

    7

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    2/34

    b. Memahami

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut

    secara benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan

    contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang

    dipelajari.

    c. Menggunakan

    Menggunakan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

    yang telah dipelajari pada situasi kondisi riil (sebenarnya). Misalnya dapat

    menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

    dapat menggunakan prinsip-prinsip sklis pemecahan masalah (problem solving

    cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan.

    d. Menganalisis

    Menganalisa adalah kemampuan untuk materi atau suatu obyek ke dalam ke

    dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

    tersebut, dan masih ada kaitan satu dengan yang lain. Kemampuan analisis ini

    dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat

    bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

    e. Mensintesis

    Mensintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan, dengan kata

    lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

    8

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    3/34

    yang ada, misalnya : dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan,

    dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

    f. Menilai

    Menilai berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

    penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Misalnya : dapat : membandingkan

    antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat

    menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya.

    2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2002 : 11) cara memperoleh pengetahuan

    dikelompokkan menjadi dua, yakni :

    2.1.3.1 Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

    Cara kuno atau tradisional ini dapat dipakai orang untuk mmperoleh

    kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukan metode ilmiah atau metode

    penemuan secara sistematis dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan ini

    antara lain :

    1) Insting atau menggunakan naluri, yaitu seseorang yang dalam

    menyelesaikan suatu masalah menggunakan jalan keluar berdasarkan

    nalurinya saja dan hal tersebut tidak diajarkan oleh siapapun

    2) Cara coba-coba (Trial and Error)

    Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan masalah upaya

    pemecahannya dilakukan dengan cara soba-coba ini dilakukan dengan

    9

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    4/34

    menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

    kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan lain.

    3) Kebiasaan

    Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi

    yang dilakukan orang, misalnya: mengapa ibu yang sedang menyusui harus

    minum jamu. Kebiasaan ini diwariskan turun temurun dari generasi

    kegenerasi. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat

    formal dan informal.

    4) Berdasarkan pengalaman pribadi

    Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Oleh sebba itu

    pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

    pengetahun.

    5) Melalui jalan pikiran

    Merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

    pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya

    sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

    2.1.3.2 Cara modern atau cara ilmiah disebut juga metode penelitian ilmiah

    cara baru/modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis logis dan

    ilmiah. Adapun beberapa syarat agar sesuatu hal dapat dikatakan ilmiah yaitu:

    1)Obyektif

    2)Sistematis

    3)Metodik

    4)General / umum

    10

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    5/34

    2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Menurut (Notoatmodjo,2003), tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi

    oleh beberapa faktor yaitu :

    a. Usia

    Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang

    sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga dari pengalaman

    sendiri.

    b. Pendidikan

    Tingkat pendidikan seseorang sangat besar pengaruhnya terhada pengetahuan

    seseorang yang berpendidikan tinggi, pengetahuannya akan lebih baik

    daripada orang yang tinggal dilingkungan orang yang berpikiran sempit.

    c. Lingkungan

    Lingkungan berpengaruh terhadap pengetahuan, jika orang hidup dalam

    lingkungan yang berpikiran luas maka tingkat pengetahuan akan lebih baik

    daripada orang yang tinggal dilingkungan orang yang berpikiran sempit.

    d. Intelegensia

    Pengetahuan yang dipengaruhi intelegensia adalah pengetahuan intelegen

    dimana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah dalam

    mengambil keputusan.

    e. Pekerjaan

    Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas daripada seseorang

    yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan mempunyai banyak

    informasi dan pengalaman.

    11

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    6/34

    2.1.5 Kriteria

    a. Tingkat pengetahuan Baik jika skor atau nilai : 76 100%

    b. Tingkat pengetahuan cukup jika skor atau nilai : 56 75%

    c. Tingkat pengetahuan kurang baik jika skor atau nilai : 40 55%

    d. Tingkat pengetahuan tidak baik jika skor atau nilai : < 40%

    (Arikunto, 2002)

    2.2 KAJIAN TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN

    Peningkatan kesehatan adalah mengarahkan kegiatan membantu orang untuk

    mempertahankan atau mencapai derajat kesehatan dan berfungsi setinggi-tingginya

    serta menikmati pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang akan diberikan

    membantu individu beradaptasi dengan penyakitnya, mencegah komplikasi dan

    mematuhi program terapi serta belajar mengatasi masalah ketika menghadapi situasi

    yang baru ( Brunner & Suddarth, 2002 )

    2.2.1 Pengertian pendidikan kesehatan

    Menurut Azrul Azwar dalam Nasrul Effendi tahun 1996 pendidikan kesehatan

    adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,

    menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti

    tetapi juga bisa dan mau melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

    kesehatan.

    Pendidikan kesehatan adalah elemen penting dalam keperawatan karena

    peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan kesehatan yang memerlukan pengertian

    klien. Pendidikan kesehatan diartikan sebagai pendekatan untuk mengajarkan perilaku

    12

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    7/34

    masalah kesehatan yang lalu, sekarang dan akan datang ( Speers dalam Stanchope &

    Lanchaster, 1997 )

    2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

    Bila dilihat dari berbagai pengertian diatas, maka tujuan pendidikan kesehatan

    yang paling pokok yang diuraikan adalah:

    1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam

    membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif

    dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

    2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai

    dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga menurunkan

    angka kesakitan dan kematian

    3. Merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dalam perilaku kesehatan

    2.2.3 Tempat penyelengaraan

    Dalam institusi pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan di

    rumah sakit, puskesmas, klinik, rumah bersalin dan sebagainya. Penyuluhan dapat

    dilakukan secara langsung kepada individu maupun kelompok mengenai penyakit,

    perawatan, pencegahan penyakit dan sebagainya, dapat juga dilakukan secara tidak

    langsung misalnya melalui poster, pamflet, gambar dan sebagainya.

    2.2.4 Ruang lingkup

    Ruang lingkup penyuluhan kesehatan meliputi tiga aspek yaitu sasaran

    penyuluhan , materi penyuluhan, metode penyuluhan (Effendi, 1995; h 236).

    13

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    8/34

    2.2.5 Sasaran penyuluhan kesehatan

    Sasaran penyuluhan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

    yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku sehingga diharapkan mampu

    memahami, menghayati dan melaksanakan cara hidup sehat dalam kehidupan

    sehari-hari. Banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam

    keberhasilan pendidikan kesehatan, diantaranya:

    1. Tingkat pendidikan

    2. Tingkat sosial ekonomi

    3. Adat istiadat

    4. Kepercayaan masyarakat

    5. Ketersediaan waktu masyarakat

    2.2.6 Materi/ pesan

    Materi yang disampaikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan

    keperawatan sehingga materi dapat dirasakan secara langsung manfaatnya. Materi

    yang disampaikan sebaiknya:

    1. Mengunakan bahasa yang mudah

    dimengerti masyarakat atau bahasa kesehariannya

    2. Materi tidak terlalu sulit dimengerti

    oleh sasaran

    3. Mempergunakan alat peraga yang

    mempermudah pengertian

    14

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    9/34

    4. Materi atau pesan yang disampaiakn

    merupakan kebutuhan sasaran dalam menghadapi masalah kesehatan

    2.2.7 Metoda

    Metoda yang digunakan hendaknya metode yang memuingkinkan terjadinya

    komunikasi dua arah antara penyuluh dan sasaran sehingga pesan akan lebih jelas

    dan mudah dipahami. Dari berbagai macam metoda tersebut dikelompokkan dalam

    dua macam metoda yaitu:

    2.2.7.1 Metoda didaktik

    Dalam metoda ini orang yang aktif adalah yang melakukan penyuluhan

    kesehatan sedangkan sasaran bersikap pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk

    ikut serta mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan apapun., proses

    penyuluhan ini bersifat satu arah (one way method), yang termasuk metoda ini

    adalah:

    1. Secara langsung: Ceramah

    2. Secara tidak langsung: poster,

    media cetak dan media elektronik

    2.2.7.2 Metoda sokratik

    Pada metoda ini sasaran diberikan kesempatan untuk mengemukakan

    pendapat sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar dengan

    demikian terbinalah komunikasi dua arah antara pemberi pesan dan penerima

    pesan ( two way method). Yang termasuk metoda ini adalah:

    1. Langsung

    15

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    10/34

    Diskusi, seminar, demonstrasi, simulasi, bermain peran, sosiodrama,

    symposium, seminar, studi kasus dan sebagainya

    2. Tidak langsung

    Penyuluhan melalui telepon dan komunikasi satelit

    2.2.8 Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penyuluhan

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tehadap berhasil atau tidaknya

    duatu kegiatan penyuluhan. Faktor-faktor tersebut adalah :

    2.2.8.1 Faktor penyuluh

    1. Kurang persiapan

    2. Kurang penguasaan materi yang akan

    dijelaskan

    3. Penampilan kurang meyakinkan

    4. Bahasa yang digunakan kurang

    dimerngerti sasaran karena menggunakan istilah istilah asing

    5. Suara penyuluh terlalu kecil atau

    kurang terdengar oleh sasaran

    6. Penyampaian materi yang monoton

    sehingga membosankan

    2.2.8.2 Faktor sasaran

    1. Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna pesan yang

    disampaikan

    16

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    11/34

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    12/34

    2.2.9 Pengertian pendidikan kesehatan metode ceramah

    Penyuluhan metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan

    menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran

    sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan dengan ciriciri sebagai berikut :

    a. Ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan

    b. Ada ide, pengertian dan pesan tentang kesehatan yang disamapaikan

    c. Tidak adanya kesempatan bagi sasaran. Bila ada, jumlahnya sangat terbatas

    d. Mempergunakan alat alat peraga untuk mempermudah pengertian

    (Efendy, 1999)

    2.2.10 Hal hal yang perlu dipersiapkan

    Menurut Notoatmodjo (1998), penyuluhan metode ceramah baik bagi sasaran

    dengan semua jenis pendidikan, baik itu pendidikan rendah maupun tinggi. Untuk

    melakukan penyuluhan dengan metode ceramah, ada hal-hal yang harus dipersiapkan,

    yaitu :

    2.2.10.1 Tahap Persiapan

    Dalam tahap persiapan, penceramaha hendaknya mempersiapkan diri

    dengan mempelajari materi secara sistematis dan menyiapkan alat alat bantu

    dalam menyampaikan materi seperti satuan acara penyuluhan, media / alat bantu

    penyuluhan.

    18

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    13/34

    2.2.10.2 Tahap Pelaksanaan

    Keterampilan penceramah dalam menguasai sasaran ceramah/penyuluhan

    menunjang keberhasilan pelaksanaan penyuluhan. Hal yang perlu dilakukan agar

    penceramah dapat menguasai sasaran secara psikologis, adalah ;

    a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak bersifat ragu-ragu ataupun

    gelisah

    b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas

    c. Pandangan harus tertuju pada seluruh ceramah

    d. Berdiri didepan (ditengah), jangan duduk

    e. Menggunakan alat bantu semaksimal mungkin

    2.2.11 Tahap tahap kegiatan dalam penyuluhan

    Menurut Efendy (1999) ada beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain :

    2.2.11.1 Tahap pendahuluan

    Merupakan tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki penyajian

    materi. Pada tahap ini pendidik menjelaskan secara singkat dalam waktu 5 10

    menit tentang

    a. Pokok materi yang akan disampaikan

    b. Manfaat materi tersebut dalam kehidupan sehari hari

    c. Hubungan materi dengan pengetahuan yang telah diketahui sasaran

    d. Tujuan instruksional yang ingin dicapai pada akhir pertemuan

    19

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    14/34

    2.2.11.2 Tahap penyajian

    Merupakan tahap utama dalam proses belajar mengajar. Dalam tahap ini

    perlu disampaikan tentang uraian (explanation ) baik dalam bentuk verbal

    maupun non verbal, dan contoh yang praktis dan konkrit dari uraian yang masih

    bersifat abstrak

    2.2.11.3 Tahap penutup

    Tahap ini merupakan tahap kahir dari suatu pengajaran. Tahap ini meliputi ;

    a. Tes hasil belajar

    b. Umpan balik berupa informasi atau hasil test

    c. Tindak lanjut, berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan klien

    selanjutnya

    2.2.12 Penilaian penyuluhan dengan metode ceramah

    Menurut Notoatmodjo (1998), penilaian suatu ceramah akan terlihat baik, jika :

    a. Ada respon dari peserta ceramah atau dapat pula dengan banyaknya

    pertanyaan yang diajukan peserta ceramah terhadap materi yang diberikan.

    b. Terlihat dari isian angket (bila cara ini dilakukan)

    c. Adanya usul atau minat peserta untuk mendapat ceramah ceramah lain

    sebagai kelanjutan

    2.2.13 Penilaian dengan menggunakan metode pre test dan post test.

    20

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    15/34

    Yaitu penilaian yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket

    sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Dari hasil angket tersebut dilakukan

    perbandingan hasil test tersebut. Dari perbedaan hasil angket tersebut dapat

    diketahui pakah ada perubahan ataukah tidak ada perubahan terhadap hasil

    angket pertama dengan hasil angket yang kedua, bila ada perubahan dapat

    dilihat meningkat ataukah menurun.

    2.2.14 Media / alat yang dapat digunakan

    Dalam penyampaian materi melalui metode ceramah, alat yang dapat

    digunakan antara lain ;

    2.2.14.1 Leaflet

    Bentuk penyampaian informasi / pesan pesan kesehatan melalui

    lembaran yang dilipat, isi informasi dapat berbentuk kalimat, gambar ataupun

    kombinasi

    2.2.14.2 Poster

    Pesan singkat dalm bentuk gambar, dengan tujuan untuk mempengaruhi

    seseorang atau kelompok agar tertarik pada obyek atau materi yang

    diinformasikan

    2.2.14.3 Flip Chart

    Alat peraga yang menyerupai album gambar. Biasanya terdiri dari

    lembaran lembaran yang berukuran 50 cm x 75 cm atau 38 cm x 50 cm

    disusun dalam urutan tertentu dan diikat atau dibendel pada bagian atas.

    21

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    16/34

    2.2.14.4 Flash Card

    Sejumlah kartu bergambar berukuran 25 cm x 30 cm. Gambar

    gambarnya bisa dibuat dengan tangan taua dicetak dari foto foto. Keterangan

    tentang gambar tercantum disetiap kartu. Untuk memudahkan dalam

    penggunaannya dapat diberi nomor urut

    2.2.14.5 Flannel Graph

    Merupakan guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian

    belakangnya dilapisi kertas amril ( ampelas), guntingan kertas yang sudah dilapisi

    tersebut dapat ditempelkan diatas papan yang dilapisi kain flanel (Flanel board)

    2.2.15 Konsep Pengetahuan Sebelum Dan Setelah Dilakukan Penyuluhan

    Pengetahuan dapat berubah sesuai dengan tambahan informasi yang didapat,

    salah satunya melalui penyuluhan. Tingkat pengetahuan diukur dengan test ataupun

    perubahan tingkah laku. Pengetahuan seseorang setelah mendapatkan penyuluhan

    biasanya lebih baik daripada pengetahuan yang dimiliki seseorang sebelum

    mendapatkan penyuluhan. Seperti yang dikatakan Notoatmodjo dalam ilmu kesehatan

    masyarakat bahwa Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

    orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penyuluhan dapat

    dikatakan sebagai penginderaan terhadap obyek tertentu, sehingga dapat

    dimungkinkan terjadi perubahan atau bahkan peningkatan pengetahuan seseorang

    setelah dia mendapatkan penyuluhan.

    22

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    17/34

    2.3 KONSEP KELUARGA BERENCANA

    2.3.1 Pengertian

    Keluarga Berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah

    kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta

    keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian

    sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Keluarga Berencana adalah

    pencegahan pertemuan antara sel mani dan sel telur pada saat bersetubuh. (Teknik

    keluarga Berencana, FKUNPAD : 14).

    2.3.2 Macam-macam Alat Kontrasepsi

    23

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    18/34

    Pada umumnya cara/metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi :

    2.3.2.1 Seggama terputus (Azal atau coitus intruptus)

    Adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pengeluaran alat

    kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi (Saifudin,

    2003; MK-14).

    2.3.2.1.1 Keuntungan

    Efektif bila digunakan dengan benar, Tidak mengganggu produksi ASI, Tidak

    digunakan sebagai pendukung metode KB lainya, Tidak ada efek samping, Dapat

    digunakan setiap waktu, Tidak membutuhkan biaya.

    2.3.2.1.2 Kerugian

    Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama

    terputus setiap kali melakukannya, efektifitas akan jauh menurun apabila dalam

    24 jam ejakulasi masih melekat pada penis, Memutuskan kenikmatan dalam

    berhubungan seksual. (Saifudin, 2003; MK-15)

    2.3.2.2 Kondom

    Kondom merupakan alat terselubung/sarung karet yang dapat terbuat dari

    berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau produk alami

    (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual (Saifudin,

    2003; MK-16).

    2.3.2.2.1 Keuntungan

    Efektif bila digunakan dengan benar, Tidak mengganggu produksi ASI, Tidak

    mengganggu kesehatan klien, Mudah dan dapat dibeli secara umum, Tidak

    perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus, Metode kontrasepsi

    sementara bila metode kontrasepsi lainya harus ditunda.

    24

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    19/34

    2.3.2.2.2 Kerugian

    Efektifitas tidak terlalu tinggi, Cara penggunaan sangat mempengaruhi

    keberhasilan kontrasepsi, Mengurangi kenikmatan hubungan seksual, Pada

    beberapa klien kesulitan mempertahankan ereksi, Beberapa klien malu

    membeli kondom.

    2.3.2.2.3 Indikasi

    Alat kontrasepsi kondom boleh dipakai oleh/untuk memberi dorongan

    kepada suami untuk ikut ber KB, dapat mencegah penularan PMS,

    mencegah ejakulasi dini, membantu mencegah terjadinya kanker servik,

    mencegah imuno infertillitas.

    2.3.2.2.4 Kontraindikasi Kontrasepsi Kondom

    1. Mutlak tidak boleh dipakai oleh pria dengan ereksi

    yang tidak baik, memiliki riwayat syok septik, alergi terhadap karet atau

    lubrikan pada partner seksual

    2. Relatif tidak boleh dipakai pada interupsi sexual

    foreplay yang mengganggu ekspresi seksual

    2.3.2.2.5 Efek samping

    Mungkin terjadi karena penggunaan kondom antara lain kondom rusak

    atau diperkirakan bocor (setelah pemakaian), adanya reaksi alergi

    (spermatisida), mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual.

    25

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    20/34

    2.3.2.3 Pil

    Kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang

    berisi gabungan hormone Progesterone dan hormon progesteron atau hanya

    hormone progesterone (BKKBN, 1999; 173).

    2.3.2.3.1 Cara kerja Pil

    Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak

    begitu kuat), selain itu endometrium mengalami transformasi lebih awal

    sehingga implantasi lebih sulit, Mengentalkan lendir serviks sehingga

    menghambat penetrasi sperma dan mengubah motilitas tuba sehingga

    transformasi tuba terganggu. (Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi:

    2003 hal MK-47)

    2.3.2.3.2 Keuntungan

    Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan), Sangat

    efektif, Tidak mengganggu senggama, Tidak perlu pengawasan medis.

    2.3.2.3.3 Kerugian

    Memerlukan disiplin bagi si pemakai, Dapat mengganggu ASI, Dapat

    meningkatkan resiko infeksi exsternal genetalia, Pengembalian kesuburan agak

    lambat, Pemakainya harus dibawah pengawasan petugas medis.

    2.3.2.3.4 Efek samping :

    Pemakaian KB jenis pil ini menimbulkan efek samping seperti : peningkatan

    tekanan darah, perubahan berat badan, timbul cloasma pada wajah, dan

    timbul varises.

    26

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    21/34

    2.3.2.4 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterin Devices (IUD)

    Alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus

    oleh dokter atau bidan yang terlatih (Depkes RI, 1999; 48).

    Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya

    bermacam-macam, terdiri dari plastik (Polythyline), ada yang dililit tembaga

    (Cu), ada yang tidak. Tetapi ada pula dililiti dengan tembaga bercampur perak.

    Ada pula yang batangnya berisi hormon progesteron

    2.3.2.4.1 Macam-macam IUD

    1) AKDR Generasi Pertama

    Lippes Loop/Spiral

    Berbentuk spiral atau huruf S terbuat dari plastik (Polythyline), dan cincin

    baja anti karat (cincin cina)

    2) AKDR Generasi Kedua, dengan waktu 4 tahun

    Cu T 200 B : Berbentuk huruf T, batangnya dililiti tembaga

    Cu 7 : Berbentuk angka 7, batangnya dililiti tembaga

    MiCu 250 : Berbentuk 2/3 lingkaran ellips yang bergerigi

    batangnya dililiti tembaga

    3) AKDR Generasi Ketiga

    Cu T 200 B : Berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang

    banyak dan jangka pemakaiannya 10 tahun

    MiCu 375 : Batangnya dililiti tembaga berlapis perak dan

    jangka pemakaiannya 5 tahun

    27

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    22/34

    NOVA T : Batang dan lengannya dililiti tembaga

    berlapis perak dan jangka pemakaiannya 5 tahun

    IUD yang mengandung hormon progesteron diperbolehkan

    penggunaannya oleh Badan Pengawas dan Makanan

    Amerika, sedangkan IUD yang mengandung hormon

    levenogestrol dipergunakan di Finlandia

    2.3.2.4.2 Cara Kerja

    a. Menghapus kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

    b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

    c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun

    AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi wanita dan

    mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

    d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

    2.3.2.4.3 Keefektifan

    Masing-masing jenis AKDR memiliki tingkat keefekifan yang

    berbeda-beda. Lippes loop tingkat keefektifannya 2-6 per 100 wanita, Cu T

    200, Cu 7, & IUD mengandung hormon nilai efektifnya 1-3 per 100 wanita,

    Cu T 380 A dan Mi Cu 375 nilai efektifnya atau kurang per 100 wanita.

    2.3.2.4.4 Keuntungan

    Efektifitas tinggi 0,6 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun

    pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). AKDR efektif segera

    setelah pemasangan, Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT

    380 A) dan tidak perlu diganti, Tidak perlu mengingat-ingat dan tidak

    28

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    23/34

    mempengaruhi hubungan seksual, Tidak ada efek samping hormonal

    dengan Cu AKDR (CuT 380A), Dapat dipasang segera setelah

    melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi), Tidak

    mempengaruhi kualitas dan volume ASI, Dapat dipakai sampai menopouse.

    (Syaifudin, 2003; MK-73).

    2.3.2.4.5 Kerugian

    a. Efek samping yang umum terjadi:

    Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

    dalam 3 bulan), Haid lebih lama dan banyak dan saat haid lebih sakit,

    Perdarahan (spoting) antar menstruasi

    b. Komplikasi lain

    Merasakan sakit dan kejang 3-5 hari setelah pemasangan, Perdarahan berat

    pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan terjadi anemia,

    Perforasi dinding uterus (sangat jarang bila pemasangannya benar)

    c. Tidak mencegah PMS / termasuk HIV, Tidak baik digunakan pada

    perempuan dengan PMS atau perempuan yang sering berganti pasangan,

    Dapat mengganggu hubungan seksual, Prosedur medis termasuk pemeriksaan

    pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR, seringkali perempuan takut

    untuk pemasangan, Sedikit nyeri dan perdarahan (spoting terjadi setelah

    pemasangan AKDR biasanya menghilang dalam 1-2 hari), Klien tidak dapat

    melepas AKDR oleh dirinya sendiri, Mungkin AKDR keluar dari uterus

    tanpa diketahui (seringkali terjadi bila AKDR dipasang setelah melahirkan),

    Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk

    mencegah kehamilan normal, Perempuan harus memeriksa posisi benang

    AKDR dari waktu ke waktu, untuk melakukan ini perempuan harus

    29

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    24/34

    memasukkan jarinya kedalam vagina, sebagian perempuan tidak mau

    melakukan ini. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003: 73-74)

    2.3.2.4.6 Indikasi

    Penggunaan alat kontrasepsi jenis AKDR ini diindikasikan bagi wanita usia

    produktif, ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang, sedang menyusui

    dan menginginkan KB, setelah melahirkan, bagi wanita yang tidak

    memerlukan tindakan rutin tiap hari atau sebelum senggama, wanita yang

    mempunyai anak satu atau lebih, wanita yang berisiko rendah terkena

    penyakit seksual

    2.3.2.4.7 Kontradiksi

    Sedangkan orang yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi jenias

    AKDR ini adalah sedang hamil/ diduga hamil, pendarahan yang tidak

    diketahui, sedang menderita infeksi alat genetalia, penyakit trokoblas yang

    ganas, diketahui menderita TBC pelvik, kanker alat genital, ukuran rongga

    rahim kurang dari 5 cm, alergi terhadap logam, kelainan bawaan lahir,

    2.3.2.4.8 Saat Pemasangan IUD

    Pada waktu haid (hari haid terakhir atau hari sebelum berakhirnya

    haid), karena : serviks lembut dan sedikit terbuka dan pendarahan dan

    sakit perut mungkin tidak terjadi

    Segera setelah indikasi haid/abortus spontan (segera/dalam waktu

    7 hari)

    Segera setelah melahirkan atau 2-4 hari setelah melahirkan

    Setiap saat bila yakin tidak ada kehamilan

    2.3.2.4.9 Efek Samping

    30

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    25/34

    1. Amenore

    Tentukan dulu apakah hamil atau tidak, jika tidak lakukan konseling, jika

    ya anjurkan untuk melepas

    2. Kejang

    Pastikan dulu penyebab dari kejang, tanggulangi jika ada kejang dan

    apabila ada kejang berat, AKDR dilepas

    3. Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

    pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik untuk

    mengurangi pendarahan berikan tablet besi

    4. Benang yang hilang

    pastikan ada kehamilan atau tidak, tanyakan apakah AKDR terlepas,

    periksa atau cari benang dengan alat

    5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/ dicurigai adanya PRP. Pastikan

    pemeriksaan untuk PMS. Lepaskan AKDR bila ditemukan gonorhoe atau

    infeksi

    2.3.2.5 Kontrasepsi Suntik

    KB suntik adalah alat kontrasepsi untuk wanita yang diberikan melalui

    suntikan yang hanya mengandung hormon progesteron saja (BKKBN, 1994: 164).

    2.3.2.5.1 Macam KB Suntik

    a. Depomedroksi progesteron asetat (DMPA) mengandung 150

    mg/3 cc DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

    intramuskular (didaerah bokong).

    31

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    26/34

    b. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung

    200 mg/1 cc noventindron enantat, diberiakn setiap 2 bulan dengan cara

    disuntik intramuskular.

    c. Metrerox untuk progesteron asetat 50 mg dan komponen

    estrogen, diberikan setiap 1 bulan dengan cara disuntik intramuskular.

    (DepKes; 1994: 73)

    2.3.2.5.2 Cara Kerja

    a. Menghambat terjadinya ovulasi, FSH dan LH dihambat oleh adanya

    progesteron yang tinggi sehingga pada pertengahan siklus jumlah

    hormon FSH dan LH tidak cukup untuk merangsang terjadinya

    ovulasi.

    b. Mengganggu proses implantasi karena produksi FSH dan LH

    dihambat berakibat pematangan folikel maupun ovulasi tidak terjadi,

    selanjutnya endometrium tidak dipersiapkan secara sempurna untuk

    menerima hasil konsepsi.

    c. Mengganggu transportasi ovum dan sperma atau hasil konsepsi karena

    lendir servik menjadi lebih pekat dan kental, sehingga menghambat

    pergerakan sperma dan memperkecil kemungkinan penetrasi sperma.

    (POGI; 2003: MK-40)

    2.3.2.5.3 Keuntungan

    Sangat efektif sebagai kontrasepsi, angka kegagalan < 1 %,

    Pencegahan kehamilan jangka panjang, Tidak berpengaruh pada hubungan

    suami istri, Dapat diberikan pada ibu yang menyusui, karena tidak

    mempengaruhi produksi ASI kecuali Cyclofem, Sedikit efek samping,

    32

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    27/34

    Klien tidak perlu menyimpan obat suntik, Dapat digunakan oleh

    perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause, Tidak mempengaruhi

    hubungan seksual, Reaksi suntikan sangat cepat < 24 jam, Membantu

    mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, Menurunkan krisi

    anemia bulan sabit (Sickle cell). (POGI; 2003: MK-41)

    2.3.2.5.4 Kerugian

    a. Sering ditemukan gangguan haid seperti

    Siklus haid yang memendek atau memanjang, Perdarahan yang

    banyak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

    (spotting), Tidak haid sama sekali

    b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut,

    Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering,

    Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian,

    Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

    seksual, hepatitis B, Virus, atau infeksi virus HIV, Pada penggunaan

    jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang

    (Densitas), Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

    kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi

    (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.

    2.3.2.5.5 Indikasi

    Alat KB jenis suntik diindikasikan pada wanita usia produktif,

    menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi,

    menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan

    dan tidak menyusui, setelah abortus, telah banyak anak tapi belum

    33

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    28/34

    menghendaki tubektomi, perokok, tekanan darah < 180/110 mmHg,

    dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit,

    menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat

    tuberculosis (rimfampisin), tidak dapat memekai kontrasepsi yang

    mengandung estrogen, sering lupa menggunakan pil kontrasepsi, anemia

    defisiensi besi, mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak

    boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. (Panduan Praktis

    Pelayanan KB,2003: MK-42)

    2.3.2.5.6 Kontra indikasi

    KB suntik tidak boleh digunakan oleh wanita hamil atau diduga hamil,

    menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan, perdarahan pervaginam

    yang belum jelas penyebabnya, hepatitis, riwayat penyakit jantung, stroke

    dan hipertensi, riwayat kelainan tromboemboli, kelainan pembuluh darah

    yang menyebabkan sakit kepala/migrain, keganasan payudara

    2.3.2.5.7 Efek Samping KB Suntik

    Efek samping yang mungkin timbul akibat KB Suntik adalah gangguan

    haid (amenore, Menoragia, dan spoting), depresi, leukorea (keputihan),

    perubahan /penambahan berat badan, pusing, tekanan darah meningkat

    dan timbul jerawat. (DepKes; 1994: 74)

    2.3.2.5.8 Waktu penyuntikan

    a. Pasca persalinan sampai 40 hari setelah melahirkan sebelum

    melakukan senggama

    b. Setelah keguguran sampai 7 hari

    c. Masa haid sebelum hari ke-5

    34

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    29/34

    2.3.2.6 Konsep Kontrasepsi Sterilisasi

    Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling efektif,

    murah, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. (Manuaba, 1998 : 462)

    Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi

    (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Vasektomi adalah prosedur klinik

    untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa

    deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak

    terjadi. (Saifuddin, 2004 : MK-78)

    Kontrasepsi mantap/sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrasepsi permanen

    yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan pada kedua saluran telur sehingga

    menghalangi pertemuan sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma). Vasektomi

    (sterilisasi pria) adalah tindakan memotong dan menutup saluran mani (vasdeferens)

    yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di testis.

    (Mochtar, 1998 : 308)

    2.3.2.6.1 Cara Kerja

    Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong/memasang cincin)

    sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. (Saifuddin, 2004: MK-78)

    2.3.2.6.2 Keuntungan

    1) Keuntungan Tubektomi

    Sangat efektif (2 4 kehamilan / 100 perempuan selama tahun pertama

    penggunaan), Permanen, tidak mempengaruhi proses menyusui (breast

    feeding), tidak tergantung pada factor senggama, baik bagi klien apabila

    kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius, pembedahan

    35

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    30/34

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    31/34

    2) Kerugian

    Vasektomi :

    Cara ini tidak langsung efektif, perlu menunggu beberapa waktu setelah

    benar-benar sperma tidak ditemukan berdasarkan analisa semen, karena

    namanya masih merupakan tindakan operasi, maka para pria masih

    merasa takut, walaupun pada prinsipnya dapat disambung kembali, namun

    masih diperlukan banyak tenaga terlatih untuk melakukannya. (Mochtar,

    1998 : 333)

    2.3.2.6.4 Indikasi

    1. Yang dapat menjalani Tubektomi :

    a. Usia > 25 tahun

    Pada konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi Indonesia di

    Medan (3-5 Juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25-40 tahun,

    dengan jumlah anak sebagai berikut :

    1) Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak/lebih.

    2) Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak/lebih.

    3) Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak/lebih.

    Umur dari suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali

    apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang diragukan oleh

    pasangan itu. (Wiknjosastro, 1999 : 565)

    b. Paritas > 2

    c. Yakin telah mempunyai besar keluraga yang sesuai dengan

    kehendaknya.

    d. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.

    37

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    32/34

    Adanya gangguan fisik/psikis yang akan menjadi lebih berat bila

    wanita hamil lagi. Gangguan fisik yaitu tuberkulosis pulmonum,

    penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker payudara, multiple sklerosis,

    penyakit retikulosis, dsb. Gangguan psikis yaitu skizofrenia (psikosis),

    sering menderita psikosa nifas, dan lain-lain. (Mochtar, 1998: 309)

    e. Pasca Persalinan.

    Sebaiknya dilakukan dalam 24 jam atau selambatnya 48 jam pasca

    persalinan. Setelah lebih dari 48 jam, operasi dipersulit oleh adanya

    edema dan infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi. Bila

    dilakukan setelah hari ke-7 pasca persalinan uterus dan alat-alat genital

    lainnya telah mengecil dan menciut, maka operasi akan lebih sulit,

    mudah berdarah, dan infeksi. (Mochtar, 1998: 309)

    f. Pasca Keguguran.

    Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi.(Mochtar, 1998: 309)

    g. Paham dan sukarela setuju dengan prosedur ini.(Saifuddin, 2004: MK-79)

    2. Indikasi Vasektomi :

    Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilisasi di mana

    fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan

    pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

    (Saifuddin, 2004 : MK-82)

    a. Untuk tujuan kontrasepsi yang bersifat permanen.

    b. Untuk tujuan pengobatan guna mencegah epidimitis.(Mochtar, 1998:329)

    2.3.2.6.5 Kontra Indikasi

    Yang sebaiknya tidak menjalani Tubektomi :

    38

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    33/34

  • 8/14/2019 teori kecemasan dalam prosedur bedah prostatektomi

    34/34

    40