sindrom stevens jonshon (ssj)

4
Stevens-Johnson syndrome (SJS) atau sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis (TEN) [1] [2] atau nekrolisis epidermal toksik adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. Sindrom tersebut mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan kematian sel-sel kulit sehingga epidermis mengelupas/memisahkan diri dari dermis . Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir. Meskipun pada umumnya kasus sindrom ini tidak diketahui penyebabnya (idiopatik ), biasanya penyebab utama yang paling sering dijumpai adalah akibat dari alergi obat-obatan tertentu, infeksi virus dan atau keduanya, pada kasus tertentu yang sangat jarang ditemukan sindrom ini berhubungan dengan kanker . Daftar isi [sembunyikan ] 1 Klasifikasi 2 Gejala 3 Prognosis 4 Diagnosa 5 Referensi 6 Pranala luar Klasifikasi Dalam dunia medis, sindrom Stevens-Johnson dapat dianggap dan disepakati sebagai bentuk ringan dari nekrolisis epidermal toksik yang kondisi ini baru pertama kali diakui pada tahun 1922. [2] Sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik ini kadang dikelirukan dan tidak sama dengan eritema multiforme /infeksiherpes . Walau eritema multiforme kadang-kadang disebabkan oleh alergi dan reaksi terhadap obat, namun kasusnya lebih sering diakibatkan oleh hipersensitivitas tipe III reaksi terhadap infeksi virus, yang kebanyakan diakibatkan oleh virus Herpes simpleks dan relatif lebih jinak. Meskipun sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik kadang pula disebabkan oleh infeksi, namun penderitanya lebih sering diakibatkan oleh alergi dan efek samping dari obat-obatan tertentu.

Upload: nerva-anaa

Post on 06-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Stevens-Johnson syndrome (SJS)atausindrom Stevens-Johnsondantoxic epidermal necrolysis (TEN)[1]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Stevens-Johnson" \l "cite_note-t1992-2" [2]ataunekrolisis epidermal toksikadalah penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. Sindrom tersebut mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan kematian sel-sel kulit sehinggaepidermismengelupas/memisahkan diri daridermis. Sindrom ini dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir.

Meskipun pada umumnya kasus sindrom ini tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), biasanya penyebab utama yang paling sering dijumpai adalah akibat dari alergi obat-obatan tertentu, infeksi virus dan atau keduanya, pada kasus tertentu yang sangat jarang ditemukan sindrom ini berhubungan dengankanker.

Daftar isi

[sembunyikan] 1Klasifikasi 2Gejala 3Prognosis 4Diagnosa 5Referensi 6Pranala luarKlasifikasi

Dalam dunia medis, sindrom Stevens-Johnson dapat dianggap dan disepakati sebagai bentuk ringan darinekrolisis epidermal toksikyang kondisi ini baru pertama kali diakui pada tahun 1922.[2]Sindrom Stevens-Johnson dannekrolisis epidermal toksikini kadang dikelirukan dan tidak sama denganeritema multiforme/infeksiherpes. Walau eritema multiforme kadang-kadang disebabkan oleh alergi dan reaksi terhadap obat, namun kasusnya lebih sering diakibatkan olehhipersensitivitastipe III reaksi terhadap infeksi virus, yang kebanyakan diakibatkan oleh virusHerpes simpleksdan relatif lebih jinak. Meskipun sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik kadang pula disebabkan oleh infeksi, namun penderitanya lebih sering diakibatkan oleh alergi dan efek samping dari obat-obatan tertentu. Namun sindrom ini lebih berbahaya dibandingkan dengan infeksi virusherpes.

Gejala

Sindrom Stevens-Johnson biasanya dimulai dengan demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri pada persendian. Kebanyakan penderita salah didiagnosa dan diobati dengan antobiotik.Ulkusdan lesi (melepuhnya kulit) mulai muncul pada selaput lendir, hampir selalu di daerah oral/mulut dan juga di daerah genital dan anal. Gejala ini sangat menyakitkan dan bisa mengakibatkan menurunnya nafsu makan dan minum bagi yang mengalami gejala di daerah mulut.Konjungtivitismata terjadi sekitar 30% pada anak-anak penderita sindrom ini. Ruam lesi/melepuhnya kulit muncul sekitar satu inci pada wajah, lengan dan kaki dan juga telapak tangan, namun biasanya tidak muncul di bagian kulit kepala.[3]Prognosis

Pada kasus yang tidak berat prognosisnya cukup baik, dan penyembuhan terjadi sekitar kurun waktu 2 sampai 3 minggu. Kematian berkisar antara 5 sampai 15% pada kasus yang berat dengan berbagaikomplikasiatau pengobatan terlambat dan tidak memadai. Prognosis lebih berat bila terjadi purpura yang lebih luas. Kematian biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan danelektrolit,bronkopneumonia, sertasepsis.[4]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Stevens-Johnson" \l "cite_note-immunol-5" [5]Diagnosa

Diagnosa ditujukan terhadap manifestasi yang sesuai dengan trias kelainan kulit,mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab yang secara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam. Selain itu didukung pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan imunologik, biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit. Anemia dapat dijumpai pada kasus berat dengan perdarahan, leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, terdapat peningkatan eosinofil. Kadar IgG dan IgM dapat meninggi, C3 dan C4 normal atau sedikit menurun dan dapat dideteksi adanya kompleks imun beredar. Biopsi kulit direncanakan bila lesi klasik tak ada. Imunoflurosesensi direk bisa membantu diagnosa kasus-kasus atipik

Sindrom Stevens Johnson (SSJ)merupakan penyakit kulit yang berbahaya. Walaupun jarang terdengar di Indonesia dan juga bukan penyakit menular, penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian. Reaksi berlebihan pada obat (alergi obat) menjadi penyebab utama yang menyebabkan seseorang menderita SSJ.

Sindrom Stevens Johnson akan mengancam kondisi kulit yang mengakibatkankematian sel-sel kulitsehingga lapisan kulit bagian atas (epidermis) mengelupas/memisahkan diri dari dermis. Penyakit ini ditandai dengan kelainan kulit dan mukosa. Jika serangan terjadi, penderita harus secepatnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sedangkan masa pemulihannya bisa memakan waktu berminggu-minggu. Jika kondisi penyakit ini parah, maka bisa mengakibatkan kematian.

GejalaKelainan kulit akibatSindrom Stevens Johnsonini ditandai dengan erupsi simetris yang beragam, mulai dari bercak kemerahan, perdarahan di bawah kulit (purpura), lepuh sepertiluka bakar, sampai terkelupas atau lisisnya lapisan kulit bagian atas (epidermis). SSJ sering mengenai bagian wajah, bagian atas tubuh, lengan, tungkai namun bisa terjadi di seluruh tubuh. Kelainan mukosa pada SSJ juga bisa mengenai mulut dengan gambaran seperti sariawan yang hebat. Juga bisa terjadi gangguan pada mata berupa mata merah (konjungtivitis).

Pada umumnya, penderita yang terkena SSJ akan mengalami demam dan radang tenggorokan (mirip flu), gangguan pernapasan, nyeri sendi, dan selanjutnya baru diikuti ruam merah atau keunguan di kulit yang terasa sakit dan menyebar atau bahkan melepuh. Dalam beberapa kasus, sel-sel di lapisan kulit terluar akan mati sehingga kulitnya seperti mengelupas. Pada tingkat SSJ yang berat, penderita bisa mengalami koma.

Berat ringannya reaksi yang timbul ini bervariasi pada tiap individu, mulai dari gangguan pernapasan ringan hingga infeksi yang sangat berat hingga menyebabkan kematian.

Penyebab

Sindrom Stevens Johnson paling banyak dipicu oleh penggunaan obat atau reaksi tubuh yang berlebihan pada obat. Pada beberapa kasus, SSJ bisa disebabkan karena infeksi virus dan memiliki hubungan dengankanker. Namun hingga kini, penyebab pastinya belum bisa dipastikan.

Semua obat sebenarnya bisa memicu munculnya alergi, tapi setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda. Pada banyak kasus SSJ, beberapa obat-obatan yang sering menjadi pemicu SSJ antara lain : Penisilin, Sthreptomicine, Sulfonamida, Tetrasiklin, Metamizol, Antalgin, Paracetamol, Kloepromazin, Karbamazepin, Tegretol dan turunan dari obat-obat itu. Namun kembali lagi, semua obat bisa menyebabkan reaksi alergi.

PengobatanPenderita harus menghentikan semua konsumsi obat yang disinyalir atau dicurigai sebagai penyebab SSJ. Umumnya kesembuhan terjadi dalam kurun waktu 2 hingga 3 minggu. Dan Kematian berkisar antara 5 sampai 15% pada kasus yang berat dengan berbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai. Kematian biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Pengobatan yang biasa diberikan untuk penderita SSJ adalah :1. Kortikosteroid2. Antibiotik, ini untuk mencegah terjadinya infeksi3. Cairan infus

4. Salep untuk lesi pada kulit (topikal)

5. Vitamin C dosis tinggi

PencegahanSindrom Stevens Johnsonbisa menyerang semua usia, namun lebih sering terjadi pada usiaa dewasa. Begitu pula dengan gender, laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama untuk terkena SSJ. Pencegahan yang terbaik adalah tidak mengonsumsi obat sembarangan.

Ada baiknya Anda memberitahukan dokter jika Anda memiliki alergi terhadap suatu obat-obatan, makanan atau bahan-bahan kimia tertentu. Karena hal ini sangat penting bagi dokter agar bisa menentukan dengan tepat jenis obat apa yang aman bagi Anda. Jika Anda tidak mengetahui apakah Anda alergi terhadap sesuatu atau tidak, beritahukan saja kepada dokter tentang penyakit-penyakit yang pernah Anda derita. Selain itu, tentunya Anda harus terus menjaga kesehatan Anda.