resiprochal teaching

Upload: dwi-rajib-wendy

Post on 10-Jul-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Resiprochal Teaching PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalankualitaspendidikansampaisaatinimasihtetapmenjadimasalahyang utamadalamusahapembaharuansistempendidikannasional.Untukitu,pemerintah telah melakukanberbagaiupayagunamengatasimasalahpendidikantersebut.Upayayang dilakukanpemerintahitumencakupsemuakomponenpendidikansepertipembaharuan kurikulum,peningkatankualitasguru,peningkatansaranadanprasaranapendidikan, pengadan buku pelajaran. Keberhasilandalamprosesbelajardanpembelajarandipengaruhiolehbeberapa Iaktor diantaranya kurangnya sarana penunjang seperti buku-buku teks pelajaran. ProsesbelajardanpembelajaranmatematikatidakselamanyaberjalaneIektiI. Selamainidikeluhkanpelajaranmatematikasebagaipelajaranyangsangatsulitdan menakutkan.Pembelajaranmatematikadanperkembanganperlumenekankansentuhan baru. Berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai diharapkan akan dirasakan manIaatnya oleh para peserta didik disemua jenjang pendidikan. Berbagaipendekatanpembelajaranmatematikasudahditerapkandalamproses belajardanpembelajaranmatematika.Namunmasihjugadijumpaibeberapasiswayang mengalamikesulitanbelajarmatematika.Menurutobservasi,padaumumnyasiswa beranggapan bahwamatematika adalahmata pelajaranyang paling sulit jika dibandingkan denganmatapelajaranyanglain.Anggapantersebutdapatmempengaruhimentalsiswa yang dapat mengurangi minat belajar terhadap mata pelajaran matematika. Merekamerasakesulitandalammempelajarikonsep-konseppelajaranmatematika, halinidisebabkanolehkarenagurudalammenerangkankurangjelas,hanyabersiIat haIalantanpaadanyapemahaman.Faktalainadalahrendahnyamotivasisiswadalam belajarmatematika.HalinidisebabkanolehbeberapaIaktordiantaranyasarana pembelajaranyangterbatas,materipelajaranyangsulitsertaprosesbelajaryangkurang menarikmerupakanpenyebabutamarendahnyakemampuansiswaterhadapkonsep-konsep matematika. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang di maksud dengan model pembelajaran terbalik? 2. Apa Tujuan penggunaan model Pembelajran terbalik ? 3. Tahaptahap apa saja yang digunakan dalam model pembelajran terbalik ? A II PEMAHASAN A. Pengerrtian Model Pembelajran Terbalik Menurut Hamalik ( 2000 : 6 ) mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswadidikataumuriddisekolah.SedangkanHermanHudoyo(2001:6)menyatakan bahwamengajaradalahsuatukegiatanmenyampaikanpengetahuanyangdimilikikepada pesertadidik.Danpengalamanitusendiriadalahsumberpengetahuandanketerampilan, bersiIatpendidikan,yangmerupakansatukesatuandisekitartujuanmurid,pengalaman pendidikanbersiIatkontinudaninteraktiI,membantuintegrasipribadimurid.Padagaris besarnyapengalamanituterbagimenjadidua,yaitupengalamanlangsungpartisipasi sesungguhnya dan sebagainya dan pengalaman pengganti ( Humalik, 2001 : 29 ). Dalampembelajaranpengalaman-pengalamantersebutseorangguruharus mempunyaiperencanaanperencanaanyangcermatmengenaikegiatanpembelajaran. Sehingga,didalamkegiatanpembelajarandapatberjalandenganlancar.Terutamapada modelpembelajaranyangmemilikitujuandidalamprosesbelajarnyauntuk mengembankankeaktiIan siswadalammemecahkanmasalahsecaramandiri. Perencanaan perencanaanyangcermatmengenaikegiatanpembelajaranagartujuanpembelajaran tercapaidisebutstrategipembelajaran(Suyitno,dkk,2001:26).Didalamstrategi pembelajarantersebutmeliputimetodeataupunmodelpembelajaranyangsesuaidengan materipelajaransehinggadapatmendorongsiswalebihkreatiIdandapatmeningkatkan motiIasibelajarsiswa.Tetapikebanyakanseoranggurumasihmengidolakanmodel pembelajarankonvensionalyangcenderunglebihmudahdantidakmembutuhkan keterampilankhususbagiguruuntukmenerapkannya.Padahal,modelpembelajaranini tidak memberikan stimulus kepada siswa untuk aktiI dan kreatiI. Pada proses belajar mengajar yang masih menggunakan model pembelajarannsional yangkonvensionalyangcenderungmembuatsuasanakelasmenjadimonoton, membosankan dan kurang aktiI. Sehigga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Untuk itu perlu ditingkatkanhasil belajar siswa khususnya kemampuankognitiI dalammemecahkan masalah serta keaktiIan dan kerjasama siswa dalam kelompok. ReciprocalTeachingmerupakansalahsatumodelpembelajaranyangdapat digunakandalamprosespembelajarankarenaReciprocalteachingmenunjukkankepada kitacarauntukmenjadiguruyanglebihbaikdanmenguraikancaracarabaruyang memudahkanprosesbelajar.Reciprocalteachingadalahmodelpembelajaranyangtujuan utama pembelajarannya tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan menjelaskan kembali hasilbelajartersebutkepadapihaklain.Sehinggadenganmenggunakanmodel pembelajaraninisiswadapatlebihaktiIdankreatiIdalammenyelesaikanmasalahyang diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Pembelajaranterbalik(Reciprocalteaching),merupakansalahsatumodel pembelajaranyangmemilikimanIaatagartujuanpembelajarantercapaimelaluikegiatan belajarmandiridansiswamampumenjelaskantemuannyakepadapihaklain.Selainagar pembelajarantersebuttercapai,modelpembelajaraninidiharapkandapatmeningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri. MenurutAnnBrowndalamAminSuyitno(2001:68),padapembelajaranini, para siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesiIik yaitu : OSiswamempelajarimateriyangdiajarkangurusecaramandiri,selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut. OSiswamembuat pertanyaan inidiharapkansiswamampumengungkapkanpenguasaan materi yang bersangkutan. O Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain. O Siswa dapat mempridiksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajari saat itu. . Langkah - Langkah Model Pembeljaran Terbalik Langkah-langkahreciprocalteachingmenurutPalinscardanBrown(1984)adalah sebagai berikut : Padatahapawalpembelajaran,gurubertanggungjawabmemimpintanyajawabdan melaksanakankeempatstrategiReciprocalTeachingyaitumerangkum,menyusun pertanyaan , menjelaskan kembali dan memprediksi. Guru menerangkan bagaimana cara merangkum , menyusun pertanyaan , menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca Selamamembimbing siswamelakukan latihanmengunakan empat strategi Reciprocal Teaching,urumembuatsiswadalmmenyelesaikanapayangdimintadaritugas yang diberikan berdasarkan tugas kepada siswa. Selanjutnyasiswabelajaruntukmemimpintanyajawabdenganatautanpaadanya guru GurubertindaksebagaiIasilitatorenganmemberikanpenilaianberkenaandengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktiI dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi. Slavin(dalamHendriana,002,15)menjelaskanbahwapembelajaranyangbiasa digunakan untuk bahasan yag meliputi langkah-langkah: Guru membagikan wacana yang akan dipelajarinya. Guru menjelaskan bahwa pada segmen awal ia akan menjadi gurunya. Siswa diminta untuk membaca dalam hati bagian wacana yang disediakan. Setelahsiswaselesaimembaca,gurumemmeragakanbagaimanamenerangkan, menyusun pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi. Siswaberkomentartentangmateriyangdiberikandalambentukpertanyaan-pertanyaan. Pada wacana yang baru ditugaskan seorang siswa menjadi siswa guru. Selanjutnyasiswagurumenguasai aktivitaskelasdanmemberiumpanbalikpada temannya Menurut Palinscar dan Brown (1999) 'untukmenerapkamodelReciprocalTeachingsiswsebaiknyadikelompokankedalam kelompokkecilyangheterogen.Siswadiberikesempatanyangsamauntukberlatih menggunakankeempat strategi danmenerima umpan balikdari anggota kelpomok lain. GurusebagaiIasilitatorberperanaktiIdalammembimbingdanmembantusiswaagar lebih pandai menggunakan strategi tersebut. ModelReciprocalTeachingmengutamakaperanaktiIsiswadalampembelajaranuntuk membangunprosesberIikirsiswasehinggasiswadapatlebihberIikirkreatiI.Halitu sejalandenganprinsipdasarkonstruktivisme.menurutSupomo(Nuryani,2003:22) prinsip konstruktivisme adalah sebagai berikut : Menyediakanpengalamanbelajarbelajardenganmengkaitkanpengetahuanyang telahdimilikisiswasedemikianrupasehinggabelajarmelaluiproses pembentukan pengetahuan MenyediakanberbagaialternatiIpengalamanbelajar,tidaksemuamengerjakan tugasyangsama,misalnyasuatumasalahdapatdiselesaikandenganberbagai cara. Mengintergrasikanpembelajarandengansituasiyang realistikdanrelevandengan melibatkanpengalamankonkritmisalnyauntukmemahamisuatukonsepTIK melalui kegiatan kehidupan sehari-hari. Mengintergrasikanpembelajaranpembelajaransehinggamemungkinkan terjadinyainteraksidankerjasamaseseorangdenganoranglainataudengan lingkungannya, misalnya inetraksi dan kerjasama antara siswa , guru dan siswa. MemanIaatkanberbagaimediatermasukkomunikasilisandantertulissehingga pembelajaran menjadi lebih eIektiI. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga TIKmenjadimenarik dan siswa rajin belajar. Disisilaingurutetapmemberidukungan,umpanbalik,danrangsanganketika siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri. . Tujuan - Tujuan Model Pembelajaran Terbalik Dengan demikian, kekuatankekuatan model pembelajaran berbalik ini sebagai berikut : OMelatihkemampuan siswadalambelajarmandiri, sehingga siswadalambelajarmandiri dapat ditingkatkan. OMelatihsiswauntukmenjelaskankembalimateriyangdipelajarikepadapihaklain. Dengandemikian,penerapanpembelajaraninidapatdipakaiuntukmelatihsiswa berani tampil. OOrientasipembelajaraniniadalahinvestigasidantemuanyangpadadasarnyaadalah pemecahanmasalah.Dengandemikiankemampuanbernalarsiswasemakin berkembang. O Mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah ( Problem Solving ). Selanjutnya,PaulB.Diedrich(EmiPujiastuti,2004)menjelaskanbahwa aktivitas belajar mandiri dapat meliputi halhal berikut : O Visual Activities, memiliki kemampuan .pekerjaan orang lain, dan sebagainya. OOralActivities,sepertimemilikikemampuanmenyatakan,merumuskan,membuat pertanyaan, dan sebagaimana mestinya. OListeningActivities,siswamemilikikemampuan sepertimendengarkanuraian,diskusi, dan sebagainya. O Writing activities, aktivitas siswa seperti menulis soal, meyusun laporan dan sebagainya. ODrawing Activities, adalah kegiatan seperti melukis, menggambar, membuat graIik, dan sebagainya. OMotorActivities,yakniaktivitassepertimelakukanpercobaan,membuat model/konstruksi, dan sebagainya. OEmotionalActivities,merupakankegiatansepertimenaruhminat,memiliki ketenangan,dan sebagainya. Dengandemikian,implementasidanpengembanganReciprocalTeachingini diharapkandapatmeningkatkankemampuanbelajarmandirisiswadanmelatih kemampuanmerekadalamberbicara/presentasi,khususnyadalammatapelajaran matematika. Langkahlangkahdalampenerapanmodelpembelajaranberbalikadalah sebagai berikut : Guru menyiapakan materi bahan ajar yang harus dipelajari siswa secara mandiriSiswamempelajarimateripelajaransecaramandiri.Selanjutnyamerangkumatau meringkasmateritersebutdanmembuatpertanyaansoalyangberkaitandengan materi yang dipelajari beserta jawabannya. Gurumemberikanumpanbalik,dukungandanrangsanganketikasiswa mempelajari tersebut secara mandiri Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa Gurumemintabeberapasiswa(sebagaiwakilyangmantapdalam mengembangkansoalnya)untukmenjelaskan/menyajikanhasiltemuannyadi depan kelas. Gurumengungkapkankembalipengembangansoaltersebutuntukmelihat pemahaman siswa yang lain melalui metode tanya jawab Guru memberi tugas soal latihan secara individual GuruperlusegeramelakukanreIleksi/evaluasidiriuntukmengamatikeberhasilan penerapan model pembelajaran berbalik dilakukannya. ABSTRAK Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, |Universitas Islam Negeri SyariI Hidayatullah Jakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Apakah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) pada pelajaran matematika? 3) Apakah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs Daarul Hikmah Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2009/2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan reIleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, jurnal harian siswa, wawancara, dan tes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, memberikan respon positiI terhadap pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. A. PengertianDirect Instruction atau directive instruction, dibahasaIndonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan mengujiketerampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam Iormat yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan Iocus pencapaian akademik. Tujuan utama pembelajaran langsung (direktiI) adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positiI. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan sebagai penyampai inIormasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya Iilm, tape recorder, gambar, peragaan, dsb. InIormasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktiI dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratiI, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa Iakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Dengan demikian pembelafaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelafaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelafaran berorientasi pada tufuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok fika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999), akan tetapi jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh dan melatihkan keterampilan berpikir lainnya, maka model ini kurang cocok. . Karakteristik Model Pembelajaran Langsung Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalahadanya sintaks atau tahapan pembelajaran. Di samping harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan model pembelajaran langsung juga harus memperhatikan variable-variabel lingkungan lainnya, yaitu Iokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu, dan dampak netral dari pembelajaran. Fokus akademik diartikan sebagai prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa, selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran, dan meminimalisasikan kegiatan non akademik di antara siswa. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu. Sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut. 1. OrientasiSebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentukbentuk orientasi dapat berupa : a) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; b) mendiskusikan atau menginIormasikan tujuan pelajaran; c) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; d) menginIormasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan e) menginIormasikan kerangka pelajaran. 2. !resentasi Pada Iase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:TIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN a) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatiI pendek; b) pemberian contoh-contoh konsep ; c) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; d) menghindari disgresi; e) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit. . Latihan terstrukturPada Iase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam Iase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah. 4. Latihan terbimbingPada Iase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada Iase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. 5. Latihan mandiriPada Iase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, Iase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90 dalam Iase bimbingan latihan. Borich dalam Udin S, (1992:107) mengemukakan sintaks pembelajaran langsung sebagai berikut. 1. Reviu harian Pengecekan pekerjaan yang laluO Pengarahan ulangO 2. Penyajian bahan baru Memberi pAndangan umumO Menjabarkan langkah khususO 3. Membimbing kegiatan siswa Memberikan penegasanO Memberi umpan balik khususO Mengecek pengertianO Melanjutkan kegiatanO 4. Memberikan koreksi dan umpan balik Memberi koreksiO Memberi umpan balikO 5. Memberi latihan bebas 6. Reviu mingguan dan bulanan Slavin (2003:222) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut. 1. MenginIormasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam Iase ini guru menginIormasikan hal- hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan. 2. Mereviu pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam Iase ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa. 3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam Iase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan inIormasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya. 4. Melaksanakan bimbingan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam Iase ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan inIormasi baru secara individu atau kelompok. 6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan. 7. Memberikan latihan mandiri. Dalam Iase ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. Berdasarkan sintaks di atas, model pembelajaran langsung mengutamakan pendekatan deduktiI, dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Suasana pembelajaran terkesan lebih terstruktur dengan peranan guru yang lebih dominan. illen (1998:2) mengemukakan beberapa kelebihan model pembelajaran langsung jika diterapkan secara eIektiI, sebagai berikut: Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas.O Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.O Guru dapat mengendalikan urutan kegiatan pembelajaran.O Terdapat penekanan pada pencapaian akademik.O Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.O Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.O Selain itu, model pembelajaran langsung juga disukai karena memberi guru kendali penuh atas apa, kapan, dan bagaimana siswa belajar, serta memiliki dasar penelitian yang kuat. . Kapan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung sebagai Strategi Pembelajaran?Berikut beberapa situasi di mana model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan: KetikaO guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendeIinisikan Konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.O KetikaO guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving). KetikaO guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis) Ketika subjek pembelajaran yang akanO diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.O Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.O KetikaO guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.O KetikaO lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa. D. Kelebihan-Kelebihan Menggunakan Model Pembelajaran LangsungModel pembelajaran langsung memberi guru kendali penuh atas lingkungan pembelajaran. Berikut beberapa kelebihannya: DenganO model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan inIormasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan Iokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. Dapat diterapkan secara eIektiI dalam kelas yang besar maupun kecil.O DapatO digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. Dapat menjadi cara yang eIektiI untuk mengajarkan inIormasi dan pengetahuan Iaktual yang sangat terstruktur.O MerupakanO cara yang paling eIektiI untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan inIormasi yangO banyak dalam waktu yang relatiI singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa. Memungkinkan guru untuk menyampaikanO ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa. CeramahO merupakan cara yang bermanIaat untuk menyampaikan inIormasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menaIsirkan inIormasi. Secara umum, ceramahO adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan. ModelO pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana inIormasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. Pengajaran yangO eksplisit membekali siswa dengan "cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan PerspektiI-perspektiI alternatiI" yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektiI yang inheren dalam pemikiran sehari-hari. Model pembelajaran langsung yangO menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. Ceramah dapat bermanIaat untuk menyampaikan pengetahuanO yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini. ModelO pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat member siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat). Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasiO pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.N MENYENANGKAN Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiriO dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara eIektiI. Model pembelajaran langsung bergantung padaO kemampuan reIleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya. E. Keterbatasan-Keterbatasan Model Pembelajaran LangsungBerikut adalah beberapa keterbatasan model pembelajaran langsung: ModelO pembelajaran langsung bersAndar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan inIormasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. DalamO model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. Karena siswa hanya memilikiO sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktiI, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. KarenaO guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwaO tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negative terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa. Model pembelajaran langsung sangat bergantung padaO gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positiI yang diidentiIikasikan oleh Wubbels, Creton, Levy, dan Hooymayers (1993). Jika materiO yang disampaikan bersiIat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami inIormasi yang disampaikan. ModelO pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dipahami oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini. Jika model pembelajaranO langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 1015 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaranO langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri. KarenaO model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham. Beberapa hal (seperti psikomotorik) tidak dapat diajarkan melalui model pembelajaran langsung.O DemonstrasiO sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru. sumber : pgsd.co.cc N: Jika anda suka artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link ini! Terimakasih. FacebookTwitterEmailPrintPosted by H4r1 at 10:08 AM Labels: Model Pembelajaran Sumber: http://www.vilila.com/2010/04/model-pembelajaran-langsung-direct-atau.html#ixzz1cbNhMlwK A I PENDAHULUAN A. Latar elakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Dengan demikian urusan pertama pendidikan adalah manusia. Perbuatan mendidik diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi-potensi dasar manusia agar menjadi nyata. Menurut Ngalim Purwanto (1995: 104) Iaktor guru dan cara mengajarnya merupakan Iaktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Menurut RoIika (2006: 3) pendidikan khususnya pelajaran matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit dipahami bagi anak-anak. Meskipun matematika mendapatkan waktu yang lebih banyak dibandingkan pelajaran lain dalam penyampaiannya, namun siswa kurang member perhatian pada pelajaran ini karena siswa menganggap metematika itu pelajaran yang menakutkan serta mempunyai soal-soal yang sulit dipecahkan. Kenyataan sekarang banyak dijumpai di sekolah selam ini adalah ketidaksukaan siswa pada metematika menyebabkan siswa enggan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Padahal dari soal-soal tersebutlah siswa dapat melatih kemampuannya dalam memecahkan setiap tipe soal metematika. Kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran matematika membuat siswa kurang tertarik siswa pada pelajaran matematika. Guru harus bisa menyampaikan dan memberikan pemecahan masalah semudah dan semenarik mungkin agar siswa memahami masalah yang diberikan dan mampu menemukan pemecahan yang terbaik dari setiap soal. Pemilihan dan pelaksanaan metode mengajar yang tepat oleh guru akan membantu guru dalam menyampaikan pelajaran matematika. Pemilihan metode pengajaran dilakukan oleh guru dengan cermat agar sesuai dengan meteri yang akan disampaikan, sehingga siswa dapat memahami dengan jelas setiap materi yang disampaikan dan akhirnya akan mampu membuat proses belajar mangajar lebih optimal dan mencapai keberhasilan dalam pendidikan. Peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang menggairahkan, menantang peserta didik dan menyenangkan sangat besar. Sehingga diperlukan guru yang kreatiI, proIesional, dan menyenangkan, supaya mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusiI dengan suasanan pembelajaran yang menantang agar siswa merasa tertantang untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan masalah di atas, pada sistem pembelajaran pembelajaran matematika konvensional di tempat peneliti ditemukan keragaman masalah sebagai berikut:1. Intake siswa yang rendah. Dalam hal ini input atau masukan siswa rendah. Sebagian besar siswa tidak memenuhi standar intake yang ditetapkan. 2. Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Terutama bila guru memberikan soal yang sulit. Tidak banyak siswa yang mampu menyelesaikan dan memecahkan soal-soal tersebut. Akibatnya siswa tidak terlatih dalam memecahkan berbagai persoalan yang diberikan guru ataupun yang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari. 3. Malas. Siswa kerap kali malas dan enggan dalam mengikuti pelajaran.. Siswa baru akan mengerjakan tugas bila guru menginginkan tugas dikumpulkan atau giat belajar bila akan diadakan ulangan. Sikap siswa tersebut jelas menimbulkan ketidakdisiplinan siswa dalam belajar. Mereka tidak memanIaatkan waktu dengan baik untuk memahami pelajaran yang mereka terima. Masalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika selain kemampuan siswa dalam memahami soal tersebut juga peran serta guru yang selalu aktiI dalam membimbing anak didiknya. Guru dan siswa selalu berinteraksi bila terdapat kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika. Guru juga harus mengetahui kemampuan siswanya, bila memberikan soal harus mengetahui bobotnya. Bila bobot soal tidak melebihi kemampuan siswa, maka siswa akan terbiasa dengan soalsoal matematika dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika sedikit demi sedikit akan semakin meningkat. Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita. Usaha tersebut diawali dengan penggunaan #eciprocal Teaching Model. Menurut Ann Brown (dalam Amin Suyitno, 2004), model pembelajaran berbalik, kepada para siswa ditanamkan empat strategi pemahaman mandiri secara spesiIik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan dan dapat memprediksi. Oleh karena itu, maka implementasi #eciprocal Teaching Model dapat dipilih sebagai studi penelitian dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika khususnya di Sekolah Dasar. #eciprocal Teaching Model pertama kali diterapkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Model ini dikenalkan pertama kali oleh Ann Brown di tahun 1982. Prinsipnya hampir sama dengan mengajarkan kepada orang lain. Dalam hal ini siswa menyampaikan materi seperti kalau guru mengajarkan materi tersebut. Menurut Paulina Pannen (dalam Amin Suyitno, 2004: 36), melalui model pembelajaran berbalik ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemauan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri dan guru cukup berperan sebagai Iasilitator, mediator dan manager dari proses pembelajaran. #eciprocal Teaching Model merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melelui proses belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannya di depan kelas. Yang diharapkan, tujuan pembelajaran tersebut tercapai dan kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Waluyono (2003) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan #eciprocal Teaching Model, kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan dan hasil belajar siswa juga meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Elly Liswati (2004) menyimpulkan bahwa penggunaan #eciprocal Teaching Model dapat meningkatkan hasil belajar siswa disamping peran serta guru dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh. Guru sangat berperan serta dalam memberikan pengarahan, pemahaman siswa tentang materi motivasi sangat diperlukan siswa dalam pembelajaran berbalik. Atas dasar latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang cara meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui #eciprocal Teaching Model.

. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan permasalahan penelitian: 'Adakah peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika melalui #eciprocal Teaching Model?

. Tujuan Penelitian Dengan menggunakan #eciprocal Teaching Model dapat meningkatkan kemampuaan pemecahan masalah matematika siswa kelas V

D. Manfaat Penelitian Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manIaat konseptual utamanya kepada pembelajaran matematika, disamping itu juga kepada penelitian peningkatan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita matematika di SD. 1. ManIaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya kepada peningkatan kemampuan memecahan masalah matematika dengan menggunakan #eciprocal Teaching Model. Mengingat #eciprocal Teaching Model ini sangat penting dalam pengajaran matematika dan peranannya cukup besar bagi siswa yaitu memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam bidang matematika. Oleh karena itu guru mempunyai keyakinan untuk menerapkannya dalam pembelajaran matematika. Selain itu penelitian ini memperkaya proses pembelajaran matematika melalui model penemuan dan penataan kelas secara individual. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi tentang kemampuan mendayagunakan metode atau cara mengajar yang diperlukan untuk lebih menjamin swadaya atau swakarsa peserta didik yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. 2. ManIaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis memberikan sumbangan bagi guru wali kelas V dan siswa. Bagi guru penerapan #eciprocal Teaching Model dapat membantu dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran. Bagi siswa proses pembelajaran ini dapat mengaktiIkan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas dirinya sendiri.

E. Definisi Operasional Variabel DeIinisi Operasional Variabel Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindarkan kesalahpahaman, maka perlu diberikan deIinisi operasional sebagai berikut: a. Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud adalah gambaran hakikat kualitatiI dari perilaku siswa dalam memecahkan masalah matematika dan upaya untuk melakukan tindakan dalam mengidentiIikasi berbagai Iaktor yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Kemampuan pemecahan masalah ini dibatasi dalam tiga langkah, antara lain: 1. Memahami masalah Mengerti kondisi permasalahan yang dikemukakan yaitu dapat menemukan hubungan inIormasi-inIormasi tersembunyi yang ditaambahkan dalam soal, yang terdiri atas bilangan-bilangan yang ada dalam soal tersebut dan menghilangkan data-data berupa angka yang tidak berkaitan dengan soal tetapi ada dalam teks soal. 2. Membuat kalimat matematika Menulis kembali soal kedalam bentuk lain yaitu kedalam bentuk kalimat matematika atau model matematika seperti tabel, pola persamaan, dan lain-lain. 3. Menyelesaikan kalimat matematika Artinya mencari bilangan mana yang membut kalimat itu menjadi benar. Mungkin siswa pernah menemukan masalah yang serupa dengan masalah yang diberikan, sehingga dapat menerapkannya untuk menyelesaikan soal tersebut. Artinya apabila siswa dalam menggunakan teorema pengoperasian bentuk pecahannya tepat maka jawaban siswa benar. b. #eciprocal Teaching Model Merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manIaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuan-temuannya kepada pihak lain. Selain tujuan pembelajaran tersebut tercapai diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

Abstract Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemecahan masalah matematika yang berupa kemampuan siswa memahami masalah, mengerjakan soal beserta langkah pemecahan masalahnya, serta keaktiIan siswa dalam maju ke depan kelas mengerjakan soal matematika. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDIT Muhammadiyah Al Kautsar, Gumpang, Kartasura yang berjumlah 11 siswa. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, catatan lapangan dan review. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas bersiIat kolaboratiI antara peneliti, guru matematika kelas V dan kepala sekolah. Analisis data secara deskriptiI kualitatiI dengan analisis interaksi. Data dianalisis sejak awal tindakan pembelajaran yang dilakukan selama tiga putaran. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan siswa memahami masalah matematika meningkat yang ditunjukkan pada putaran I sebanyak 4 siswa (36,36), pada putaran II sebanyak 5 siswa (45,45), dan pada putaran III meningkat sebanyak 6 siswa (54,54); mengerjakan soal sesuai dengan langkah pemecahan masalah pada putaran I sebanyak 3 siswa (27,27), pada putaran II sebanyak 4 siswa (36,36) dan pada putaran III meningkat sebanyak 7 siswa (63,63); maju ke depan kelas mengerjakan soal matematika pada putaran I sebanyak 2 siswa (18,18), pada putaran II sebanyak 4 siswa (36,36) dan pada putaran III meningkat sebanyak 7 siswa (63,63). Hasil belajar dalam mengerjakan soal dengan benar pada putaran I sebanyak 4 siswa (36,36), pada putaran II sebanyak 5 siswa (45,45), dan pada putaran III meningkat sebanyak 7 siswa (63,63); menyusun pemecahan masalah pada putaran I sebanyak 4 siswa (36,36), pada putaran II sebanyak 6 siswa (54,54), dan pada putaran III meningkat sebanyak 7 siswa (63,63). Kesimpulan penelitian yaitu bahwa penggunaan model pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching) dalam matematika dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Implementasi Model Pembela|aran Berbalik {Resiprocal Teacbing] :sbuardanaIMPLEMENTASI MODEL PEMELA1ARAN ERALIK ( REIPROAL TEAHING ) UNTUK MENINGKATKANPRESTASI ELA1AR MATEMATIKASISWA SEKOLAH DASAR

. NYMAN S&A#DANA,S.Pd.

A. PENDAHULUAN Bagaimanapendapatkamutentangmatematika?Jikapertanyaaninikitautarakan kepada beberapa orang, maka kebanyakan orang akanmengatakan bahwamatematika adalah mata pelajaran yang sulit, membosankan, malah menakutkan, bersiIat abstrak, hanya bergelut dengan simbul-simbul yang hanya dapat dipahami oleh segelintir orang saja. Hal ini memang harusdisadari,sebabbanyakdiantarakitayangmendapatpembelajaranmatematikayang mengacupadapandangankunoyangmenganggapmatematika bersiIat absolut, sudahadadi alam dan kita hanya berusaha menemukannya kembali. Pelajaranmatematika yang diajarkan sebagaisebuahprodukjadiyangsiappakai,dangurumengajarkannyasecarakakuserta menjadikan siswa sebagai obyek pasiIyang hanya menerima saja apa yang diajarkan. Seiringdenganperkembanganyangterjadi,muncullahpandanganbaru tentang matematika.Pandanganyangmenganggapmatematikasebagaisebuahkegiatanyang dilakukanmanusia,dapatdipahamidanmenyenangkanbuatsiapasaja,bergunadalam kehidupansehari-hari, permasalahanyangmunculdapatdicarikansolusidenganbanyak penyelesaian(multisolving).PandanganiniyangkemudianmengubahIilsaIatpendidikan matematika,yang sudahbarang tentudapatmengubahparadigmalamayangberkembangdi masyarakat.

.MODEL PEMELA1ARAN MATEMATIKA

MatematikaadalahilmudeduktiI,aksiomatik,Iormal,hierarkis,abstrak,bahasa simbulyangpadatartidansemacamnya,sehingga paraahlimatematikadapat mengembangkansebuahsistemmatematika.Adanyaperbedaankarakteristikkhususnya antarahakikatanakdenganhakikatmatematikamakanyadiperlukanadanyajembatanyang dapatmenetralisirperbedaanataupertentangantersebut.Jembatanyangdapatmembantu anakuntukmemahamisimbol-simbolsaratmaknayangbanyakmendominasipembelajaran matematika. Jembatanyangdimaksuddapatberupamodelpembelajaranyangdapatditerapkan dalamprosesbelajarmengajar.Denganperkembanganduniapendidikansaatini,banyak model-model pembelajaranyang dapat dijadikan reIerensi bagi guru untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Model-model pembelajaranyang dimaksud diantaranya : 1.Cooperative Learning 2.Kontekstual 3.Realistic Mathematic Education ( REM ) 4.Pembelajaran Langsung ( Direct Learning ) 5.Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ) 6.Problem Solving 7.Problem Posing 8.Problem Terbuka ( Open Ended ) 9.ProbingPrompting 10.Reciprocal Learning 11.Pembelajaran Berstruktur 12.dan lain-lain Didalampemilihanmodel-modelpembelajarantersebutdiatas,kitaharusmemperhatikan karakteristiksiswa,materipelajarandanjugasarana/prasaranayangtersedia................(lebih lengkap silahkan hubungi kami. ok.)