bahan ajar-micro-teaching

33
HAND OUT (BAHAN AJAR) MATA KULIAH MICRO TEACHING Oleh: Saminanto, S.Pd., M.Sc PRODI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2013

Upload: junaidi-arifin

Post on 12-Apr-2017

3.122 views

Category:

Design


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 0

HAND OUT

(BAHAN AJAR)

MATA KULIAH

MICRO TEACHING

Oleh:

Saminanto, S.Pd., M.Sc

PRODI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2013

Page 2: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 1

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Hanya dengan berkah dan petunjuk-Nyalah,

penulis selaku dosen dapat menyusun bahan ajar ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada

Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu diteladani dan diharapkan syafa’atnya.

Dalam proses perkuliahan dosen memiliki tugas membuat perencanaan perkuliahan,

melaksanakan perkuliahan dan melakukan penilaian. Perencanaan perkuliahan meliputi pembuatan

silabus perkuliahan, satuan ajar perkuliahan (SAP) yang dilengkapi dengan bahan ajar perkuliahan.

Bahan ajar sangat penting dikembangkan untuk mendukung dan memberikan panduan perkuliahan

terkait materi apa saja yang akan menjadi substansi dari suatu kompetensi yang akan di capai.

Untuk itu dosen dalam melaksanakan perkuliahan diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar

sendiri sesuai dengan kompetensi yang diinginkan.

Dengan berbekal kemauan yang berdasarkan kebutuhan perkuliahan yang tertuang dalam

silabus yang dijabarkan dalam SAP terwujudlah hand out/bahan ajar perkuliahan yang sederhana

ini. Penulis menyadari dan memaklumi sepenuhnya bahwa bahan ajar ini jauh dari sempurna.

Karenanya, segala kritik konstruktif dan saran perbaikan senantiasa diharapkan dan diterima

dengan lapang dada dan senang hati untuk perbaikan penyusunan bahan ajar perkuliahan

berikutnya.

Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga bahan ajar ini bermanfaat untuk perkuliahan.

Hanya kepada Allah-lah penulismenyembah dan memohon pertolongan, semoga laporan penelitian

yang sederhana ini bermanfaat. Amien ...

Semarang, 20 Februari 2013

Saminanto, S.Pd, M.Sc

Page 3: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 2

DAFTAR ISI

BAB I PROFESIONALISME GURU .......................................................................... 3

BAB II8 KETRAMPILAN MENGAJAR ........................................................................ 20

BAB III TEHNIK DAN PROSEDUR MICR0 TEACHING .......................................... 29

Page 4: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 3

BAB I

PROFESIONALISME GURU

Guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas pendidikan. Bila Gurunya

memiliki kualitas akademik, berkompeten dan profesional, maka diharapkan proses

pendidikan yang berjalan dapat optimal dan menghasilkan output lulusan yang kompetitif.

Sebaliknya, bila Guru tersebut tidak memenuhi kualitas akademik, tidak berkompeten dan

tidak profesional maka keseluruhan proses pendidikan tidak akan optimal. Untuk dapat

menghasilkan Guru yang profesional maka upaya peningkatan dan pengembangan

kompetensi Guru mutlak diperlukan. Sebelum membahas bagaimana mengembangkan

kompetensi guru, perlu dikemukakan terlebih dahulu, sebenamya apa yang dimaksud

dengan sebuah profesi dan Guru yang profesional itu?

Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan

keahliannya (expertise). Ini berarti suatu pekerjaan/jabatan itu harus dikerjakan oleh orang

yang sudah terlatih/disiapkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ciri-ciri profesi adalah:

pertama, profesi merupakan seperangkat keterampilan yang dikembangkan secara khusus

melalui seperangkat norma yang dianggap cocok dalam suatu masyarakat; kedua, seorang

profesional dituntut untuk memiliki landasan pengetahuan dan keterampilan yang

didapatkan dalam waktu yang panjang selama pendidikan dan pelatihan, dan ketiga,

seorang profesional harus berorientasi pada usaha memberikan layanan ahli serta dituntut

untuk dapat mengevaluasi kerjanya sebagai balikan bagi upaya peningkatan (Nyoman

Dentes, 1996).1

Nyoman Dentes menambahkan bahwa para ahli profesional di Indonesia

merumuskan ciri-ciri utama profesi sebagai berikut: pertama, memiliki fungsi dan

signifikansi sosial yang crucial. Kedua, adanya tuntutan penguasaan keahlian keterampilan

sampai tingkatan tertentu. Ketiga, memiliki perolehan keahlian/keterampilan tersebut bukan

hanya dilakukan secara rutin, tetapi melalui pemecahan masalah atau penanganan situasi

krisis melalui penggunaan metode ilmiah. Keempat, memiliki batang tubuh disiplin ilmu

1Subijanto, "Pemantauan Tenaga Kependidikan TK, SO, dan SOLB di Kabupaten Badung,

Propinsi Bali" dalam Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Balitbang Oikdasmen Oikti PLSP

Kebudayaan, Oepartemen Pendidikan Nasional, 200]), h.5. Sebagaimana diakses melalui www.depdiknas.go.id.

Page 5: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 4

yang jelas, sistematis dan ekplisit, dan kelima, penguasaan profesi membutuhkan masa

pendidikan yang relatif lama, pada jenjang perguruan tinggi.2

Menurut Encyclopedi Americana No. 28, disebutkan bahwa profesi merupakan

suatu jabatan atau pekerjaan profesional bila yang bersangkutan minimal mendapat

pendidikan 1 tahun setelah SMA, dimana: pertama, proses pendidikan yang ditempuh

merupakan wahana bagi sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan siswalsiswa yang

mengikutinya. Kedua, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/klien, seorang

profesional berpegang teguh kepada kode etik, yang pelaksanannya dikontrol oleh

organisasi profesi, dan setiap pelanggaran kode etik dapat dikenakan sangsi.

Ketiga, anggota suatu profesi mempunyai kebebasan untuk menetapkan judgement

sendiri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya. Keempat,

tanggung jawab profesional adalah komitmen kepada profesi berupa pelayanan sebaik-

baiknya kepada masyarakat/klien dan praktik profesional itu otonom dari campur tangan

pakar luar, dan kelima, sebagai imbalan dari proses pendidikan dan latihannya yang lama

dan komitmen pada seluruh jasaJpekerjaannya sehingga seorang profesional mempunyai

prestise yang tinggi di masyarakat dan oleh karenanya berhak mendapatkan imbalan yang

layak atau dengan kata lain "bertanda jasa".

Ciri-ciri pekerjaan yang berkualifikasi profesional adalah: memerlukan persiapan

atau pendidikan khusus (ijazah, sertifikat, pelatihan, dan sebagainya), membutuhkan

pendidikan pra-jabatan, dan memenuhi persyaratan (administratif, dan akademik).3 Sedang

kriteria pendidik profesional adalah: memberi pelayanan kepada masyarakat kampus,

mengikuti pelatihan, memberi sumbangan bagi kode etik, tergabung dalam asosiasi profesi,

melakukan publikasi karya ilmiah, mengikuti ujian dalam pendidikan tertentu dan

pembatasan perilaku.

Berdasarkan uraian di atas, hal mendasar yang semestinya dipahami berkaitan

dengan profesi adalah kepedulian yang didasari atas kearifan atau pengabdian berdasarkan

keahlian demi kemaslahatan orang lain. Frank. H. Blackington menyatakan: a profession

must satisfy an indispensable sosial need and be based upon well established and sosially

acceptable scientific principles, yakni bahwa sebuah profesi harus memenuhi kebutuhan

masyarakat yang sangat diperlukan dan didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang

diterima oleh masyarakat. Senada dengan itu, Nyron Lieberman menyatakan bahwa

2lbid.

3A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994), h.27-29.

Page 6: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 5

tekanan utama seorang profesional adalah terletak pada pengabdian yang harus

dilaksanakan dari pada keuntungan ekonomi.4 Berkaitan dengan karakteristik profesional

tersebut, pertanyaan yang patut diajukan adalah sudah optimalkah tenaga kependidikan

nasional kita dalam melaksanakan tugasnya sebagai profesi?

Dengan demikian, Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki

kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang

dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan bahwa Guru yang bermutu dapat diukur dengan

lima indikator, yaitu: pertama, kemampuan profesional (professional capacity),

sebagaimana terukur dari ijazah, jenjang pendidikan, jabatan dan golongan, serta pelatihan.

Kedua, upaya profesional (professional efforts), sebagaimana terukur dari kegiatan

mengajar, pengabdian dan penelitian. Ketiga, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan

profesional (teacher's time), sebagaimana terukur dari masa jabatan, pengalaman mengajar

serta lainnya. Keempat, kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match),

sebagaimana terukur dari mata pelajaran yang diampu, apakah telah sesuai dengan

spesialisasinya atau tidak, serta kelima, tingkat kesejahteraan (prosperiousity) sebagaimana

terukur dari upah, honor atau penghasilan rutinnya. Tingkat kesejahteraan yang rendah bisa

mendorong seorang pendidik untuk melakukan kerja sambilan, dan bilamana kerja

sambilan ini sukses, bisa jadi profesi mengajarnya berubah menjadi sambilan.

Guru yang profesional amat berarti bagi pembentukan sekolah unggulan. Guru

profesional memiliki pengalaman mengajar, kapasitas intelektual, moral, keimanan,

ketaqwaan, disiplin, tanggungjawab, wawasan kependidikan yang luas, kemampuan

manajerial, trampil, kreatif, memiliki keterbukaan profesional dalam memahami potensi,

karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana

studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan

kurikulum.

Khusus untuk Guru agama Islam, perlu diperhatikan penguasaan bidang agama

Islam dan ketaatan dalam beribadah maupun amaliah sehingga ia mampu

mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap mata pelajaran yang diajarkannya

(integrated curriculum) dan mampu menciptakan iklim pembelajaran dan lingkungan

belajar yang Islami.

Selain berkepribadian terpadu, cakap, bertanggungjawab, teladan, dan kompeten di

bidangnya, Guru agama Islam yang profesional dituntut untuk beriman, bertaqwa, ikhlas,

4Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Bandung: Gema lnsani Pers, 1995), h.173-175.

Page 7: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 6

dan berakhlak mulia.5 Al-Abrasyi menambahkan, bahwa Guru dalam pendidikan Islam

hendaklah memiliki sifat zuhud, bersih, ikhlas, pemaaf, berperilaku kasih sayang pada

murid layaknya orang tua pada anak, mengetahui watak murid, dan menguasai pelajaran.6

Al-Abrasyi memandang bahwa Guru adalah spiritual father atau bapak-rohani bagi

seorang murid. Gurulah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu dan akhlak. Pendek

kata, Guru agama Islam dituntut untuk memiliki sifat-sifat utama (fadlilah) dan karakter

positif sebagai pendidik (akhlak al-karimah). Seterusnya, Guru agama Islam hendaknya

menuntut ilmu tidak sekedar thalabu al- 'ilmi li dzat al- 'ilmi atau science for science,

melainkan thalabu al- 'ilmi li mardlatillah7. Memang, semakin detail kualifikasi seorang

Guru agama Islam diuraikan, semakin sulit mendapatkan figure tersebut. Akan tetapi,

sebagai acuan untuk merealisasikan pendidikan yang unggul, berbagai karakter dan

tipologi Guru agama Islam yang profesional tadi, merupakan suatu keniscayaan untuk

dapat dicapai, dan oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan secara terus-menerus.

Al-Ghazali cukup konprehensif dalam menjelaskan karakteristik ideal Guru agama

Islam tersebut atas dasar kode etik yang patut dimilikinya. Bagi al-Ghazali, Guru agama

Islam mestilah menerima segala problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka

lagi tabah, bersikap penyantun dan penyayang (QS. 3: 159),8 tidak angkuh terhadap sesama

(QS. 53:32),9tawadlu (QS. 15:88),

10taqarrub (QS.98:5),

11menghindari aktivitas yang sia-

sia, lemah lembut pada anak, tidak pemarah, tidak menakutkan bagi anak, memperhatikan

5Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 37-45.

6Muhammad 'Athiyah al-Abrasyi, "al- Tarbiyah al-Islamiyah" dalam Dasar-Dasar Pokok Pendidikan

Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.136-141. lihat juga Ahmad Tafsir, IImu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h.77-85. lihat juha Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h.176-177.

7Ibid. h. 136.

8QS. Ali Imran (3: 159): "Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maajkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya"

9QS. An-Najrn (53:32): "(Yaifu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang

selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masihjanin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa ".

10QS. AI-Hijr (15:88): "Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada

kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman".

11QS. AI-Bayyinah (98:5): "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat,' dan yang demikian ifulah agama yang lurus ".

Page 8: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 7

pertanyaan mereka, menerima kebenaran dari anak yang membantahnya, mencegah anak

mempelajari ilmu yang berbahaya, serta mengaktualisasikan ilmu yang dipelajarinya.12

Sayangnya, konsepsi Guru agama Islam ideal seperti itu harus disepelekan akibat

perubahan modernitas dan pergeseran sosial-budaya. Profesionalisme kadang kala

dimaknai secara sempit dengan slogan ada upah ada kerja, padahal, pekerja keras dan

berat belum tentu mendapat upah yang setimpal dan layak. Bisa jadi, pekerta tanpa

keringat mendapat upah jauh lebih besar dari selainnya. Pekerja profesional juga terlanjur

dilembagakan (institutionalized), akibatnya pendidik yang secara individual patut disebut

profesional, tidak diakui. UPah dan pengakuan, sebagaimana diuraikan terdahulu, memang

menjadi kriteria profesionalisme pendidik, namun implementasinya tidak hanya

menekankan kedua hal tersebut secara sepihak dengan mengesampingkan kriteria lainnya,

semi sal professional capacity, professional efforts, link and match, dan bagi Guru agama

Islam masih ada nilai tambah lagi, yaitu iman, taqwa, ikhlas, tawaddlu, taqarrub, dan lain

sebagainya.

Performance Guru

Perilaku Guru dirancang untuk menentukan seberapa baik para Guru dapat

melaksanakan keterampilan mengajar minimum tertentu yang dipandang secara umum

penting bagi pembelajaran efektif. Untuk mengukur efektifitas kemampuan perilaku Guru

tersebut disusunlah instrumen uji kompetensi yang disebut dengan Teacher Performance

Assessment Instruments atau TPAI. Sebagai sebuah pengukuran langsung bagi Guru yang

sedang mengajar, TPAI ini berangkat lebih dari sekedar tes tertulis (paper and pen test),

dimana dari situ kesimpulan dapat dibuat tentang bagaimana kualitas mengajarnya melalui

pengetahuan Guru tentang konsep pendidikan pada umumnya. Sementara instrumen

lainnya digunakan untuk mengukur apa yang diketahui oleh Guru tentang mata pelajaran,

siswa, dan bagaimana perkuliahan tersebut dilaksanakan. Di sini TPAI menjadi sarana

yang tepat untuk mengukur kemampuan Guru yang sedang mengajar.

TPAI ini dirancang untuk pemberian sertifikasi mengajar guru dan dapat digunakan

melalui berbagai cara, baik secara in-service educational development maupun pre-service

teacher educational program. Sebenarnya apa isi instrumen TPAI tersebut? Secara singkat

akan dijelaskan berikut ini.

12

Muhaimin, Op. Cit., h.175.

Page 9: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 8

Instrumen TPAI meliputi lima komponen, yaitu: pertama, rencana mengajar dan

materi pelajaran guru (Teacher Plans and Materials atau TPM). Fokusnya adalah

keterampilan mengajar yang berkaitan dengan persiapan mengajar. Guru yang diuji

kompetensinya diminta untuk menyiapkan portofolio untuk satuan pembelajaran. Setelah

mempelajari portofolio tersebut dan mewancarainya, para pengumpul data menilai seluruh

item komponen yang terkait dengan perencanaan, pemilihan tujuan, dan penentuan bahan

dan alat yang dipakai dalam pembelajaran.

Kedua, langkah-Iangkah yang dilakukan oleh Guru di ruang kelas (The Classroom

Procedures atau CP). Fokusnya adalah praktik pengajaran langsung di ruang kelas. Para

pengumpul data menggunakan instrumen ini untuk mengidentifikasi praktik mengajar guru

dalam setting ruang kelas yang sedang berjalan. Karenanya, pengamatan secara langsung

di ruang kelas ketika Guru sedang mengajar menjadi sumber penilaian yang utama. Uji

kompetensinya menyangkut metode dan teknik mengajar.

Ketiga, kemampuan kepribadian (The Interpersonal Skills atau IS) yang

menyatakan kompetensi dalam menciptakan iklim sosial yang menyenangkan, berupa

sikap hangat dan bersahabat dalam mengelola interaksi di ruang kelas. Skor uji kompetensi

ini juga didasarkan pada pengamatan langsung pada perilaku Guru selama proses

pembelajaran di ruang kelas sedang berjalan.

Keempat, standar profesional (The Professional Standards atau PS). Uji

kompetensi ini tidak membutuhkan portofolio maupun observasi langsung, sebab tes ini

menguji perilaku profesional Guru menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, serta

keterlibatannya dalam berbagai kegiatan. Uji kompetensi ini dilakukan melalui interview

dengan Guru tersebut, kolega, serta atasannya sebagai sumber utama penelilaian.

Kelima, persepsi siswa (The Student Perceptions atau SP). Uji kompetensi ini

menilai persepsi siswa terhadap perilaku mengajar gurunya di ruang kelas. Alat

penilaiannya meliputi berbagai item yang ada dalam CP dan IS yang disusun sedemikian

rupa mudah dipahami oleh siswa. Misalnya saja, siswa ditanya apakah mereka berpendapat

bahwa gurunya bersahabat, memahami mereka, atau memotivasi perbuatan siswa. Jawaban

siswa bisa berjenjang dari "tidak pernah", "kadang-kadang", sampai pada "sering".

Sedangkan komponen kelima, yaitu Studens Perceptions (SP) instrumen dan

indikatomya merupakan perpaduan antara Classroom Procedures (CP) dengan

Interpersonal Skills (IS) di atas. Hal itu dilakukan untuk tujuan validasi dan trianggulasi

Page 10: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 9

dari hasil penilaian guru tersebut. Seluruh komponen, intrumen dan indikator guru di atas

bisa dijadikan sebagai salah satu model pemberian sertifikasi.

Beranjak dari seluruh uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam rangka

mewujudkan profesionalisme guru diperlukan serangkaian upaya dan proses peningkatan

kualitas akademik, pengembangan kompetensi, pemberian pengakuan dalam bentuk

sertifikasi, pemberian insentif yang layak, kesiapan SDM, dukungan politik, hukum, sosial,

budaya, serta faktor terkait lainnya.

Peningkatan Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan. Guru memiliki kesempatan meningkatkan kompetensinya melalui

akses sumber belajar dan informasi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

pendidikan lanjut, pelatihan, seminar dan lokakarya, serta kegiatan lain yang sejenis.

Dalam penjelasan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

dijelaskan tentang empat kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik, meliputi

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Adapun definisi dari masing-

masing kompetensi tersebut ádalah :

1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Personal/Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia.

3. Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dalam kerangka menjabarkan empat kompetensi tersebut berdasar dalam konteks

UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003, UUGD No. 14 Tahun 2005 dan PP.19 Tahun 2005

Page 11: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 10

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). , telah diterbitkan PERMEN no. 16 tahun

2007 tentang Standar Kompetensi bagi pendidik.Uraian sebagaimana terlampir :

Lampiran “PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU”

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4496);

4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

Page 12: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 11

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun

2006;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK

DAN KOMPETENSI GURU.

.

Pasal 1

(1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru

yang berlaku secara nasional.

(2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik

diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 4 Mei 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.

Biro Hukum dan Organisasi

Departemen Pendidikan Nasional,

Page 13: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 12

Kepala Bagian Penyusunan Rancangan

Peraturan Perundang-undangan dan

Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.

NIP 131479478

SALINAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

A. KUALIFIKASI AKADEMIK GURU

1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup

kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-

kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah

(SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),

guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar

luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa

(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah

aliyah kejuruan (SMK/MAK*), sebagai berikut.

a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan

anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang

terakreditasi.

b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau

psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Page 14: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 13

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai

dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program

studi yang terakreditasi.

f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*

Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru

dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum

dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan

kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki

keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang

untuk melaksanakannya.

Keterangan:

Tanda * pada halaman ini dan halaman-halaman berikutmya, hanya untuk guru kelompok

mata pelajaran normatif dan adaptif.

B. STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi

utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat

kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Page 15: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 14

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan

menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran

pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* sebagai berikut.

Tabel 3

Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, dan SMK/MAK*

No. KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

Kompetensi Pedagodik

1 Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek

fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural,

emosional, dan

intelektual.

1.1 Memahami karakteristik peserta didikyang

berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,

sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar

belakang sosial-budaya

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam

mata pelajaran yang diampu.

1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik

dalam mata pelajaran yang diampu.

1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta

didik dalam mata pelajaran yang diampu.

2 Menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang

mendidik.

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-

prinsip pembelajaran yang mendidik terkait

dengan mata pelajaran yang diampu.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,

metode, dan teknik pembelajaran yang

mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran

yang diampu.

3 Mengembangkan

kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran

yang diampu.

3.1

3.2

Memahami prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum.

Menentukan tujuan pembelajaran yang

diampu.

3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diampu.

3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu

yang terkait dengan pengalaman belajar dan

Page 16: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 15

No. KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar

sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan

karakteristik peserta didik.

3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen

penilaian.

4 Menyelenggarakan

pembelajaran yang

mendidik.

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan

pembelajaran yang mendidik.

4.2

4.3

Mengembangkan komponen-komponen

rancangan pembelajaran.

Menyusun rancangan pembelajaran yang

lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,

laboratorium, maupun lapangan.

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di

kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan

memperhatikan standar keamanan yang

dipersyaratkan.

4.5 Menggunakan media pembelajaran dan

sumber belajar yang relevan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran

yang diampu untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara utuh.

4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam

pembelajaran yang diampu sesuai dengan

situasi yang berkembang.

5 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.

6 Memfasilitasi

pengembangan potensi

peserta didik untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensi yang

dimiliki.

6.1

6.2

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran

untuk mendorong peserta didik mencapai

prestasi secara optimal.

Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran

untuk mengaktualisasikan potensi peserta

didik, termasuk kreativitasnya.

7 Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan

7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi

yang efektif, empatik, dan santun, secara

Page 17: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 16

No. KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

santun dengan peserta

didik.

lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan

santun dengan peserta didik dengan bahasa

yang khas dalam interaksi kegiatan/ permainan

yang mendidik yang terbangun secara siklikal

dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta

didik untuk ambil bagian dalam permainan

melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada

peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons

peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d)

reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan

seterusnya.

8 Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran yang diampu.

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil

belajar yang penting untuk dinilai dan

dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran yang diampu.

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar.

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar.

8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan

hasil belajar secara berkesinambungan dengan

mengunakan berbagai instrumen.

8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil

belajar untuk berbagai tujuan.

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9 Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan

evaluasi untuk merancang program remedial

dan pengayaan.

9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan

evaluasi kepada pemangku kepentingan.

Page 18: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 17

No. KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan

evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

10 Melakukan tindakan

reflektif untuk

peningkatan kualitas

pembelajaran.

10.1

10.2

Melakukan refleksi terhadap pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan

dan pengembangan pembelajaran dalam mata

pelajaran yang diampu.

10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam

mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi Kepribadian

11 Bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum,

sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan

keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat,

daerah asal, dan gender.

11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang

dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam

masyarakat, dan kebudayaan nasional

Indonesia yang beragam.

12 Menampilkan diri sebagai

pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik

dan masyarakat.

12.1

12.2

12.3

Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan

dan akhlak mulia.

Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta

didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

13 Menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa.

13.1

13.2

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap

dan stabil.

Menampilkan diri sebagai pribadi yang

dewasa, arif, dan berwibawa.

14 Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang

tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa

percaya diri.

14.1

14.2

14.3

Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab

yang tinggi.

Bangga menjadi guru dan percaya pada diri

sendiri.

Bekerja mandiri secara profesional.

15 Menjunjung tinggi kode

etik profesi guru.

15.1

15.2

Memahami kode etik profesi guru.

Menerapkan kode etik profesi guru.

15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi

guru.

Kompetensi Sosial

Page 19: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 18

No. KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

16 Bersikap inklusif,

bertindak objektif, serta

tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras,

kondisi fisik, latar

belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi.

16.1

16.2

Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta

didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar

dalam melaksanakan pembelajaran.

Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta

didik, teman sejawat, orang tua peserta didik

dan lingkungan sekolah karena perbedaan

agama, suku, jenis kelamin, latar belakang

keluarga, dan status sosial-ekonomi.

17 Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan

santun dengan sesama

pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua,

dan masyarakat.

17.1

17.2

Berkomunikasi dengan teman sejawat dan

komunitas ilmiah lainnya secara santun,

empatik dan efektif.

Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik

dan masyarakat secara santun, empatik, dan

efektif tentang program pembelajaran dan

kemajuan peserta didik.

17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan

masyarakat dalam program pembelajaran dan

dalam mengatasi kesulitan belajar peserta

didik.

18 Beradaptasi di tempat

bertugas di seluruh

wilayah Republik

Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya.

18.1

18.2

Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja

dalam rangka meningkatkan efektivitas

sebagai pendidik.

Melaksanakan berbagai program dalam

lingkungan kerja untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan di daerah

yang bersangkutan.

19 Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri

dan profesi lain secara

lisan dan tulisan atau

bentuk lain.

19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi

ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui

berbagai media dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajaran.

19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi

pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri

secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.

Kompetensi Profesional

20 Menguasai materi,

struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang

mendukung mata

pelajaran yang diampu.

Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-masing

guru mata pelajaran disajikan setelah tabel ini.

Page 20: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 19

No. KOMPETENSI INTI

GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

21 Menguasai standar

kompetensi dan

kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu.

21.1

21.2

Memahami standar kompetensi mata pelajaran

yang diampu.

Memahami kompetensi dasar mata pelajaran

yang diampu.

21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

22 Mengembangkan materi

pembelajaran yang

diampu secara kreatif.

22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu

sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu

secara kreatif sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

23 Mengembangkan

keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan

melakukan tindakan

reflektif.

23.1

23.2

Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri

secara terus menerus.

Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka

peningkatan keprofesionalan.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk

peningkatan keprofesionalan.

23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar

dari berbagai sumber.

24 Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk mengembangkan

diri.

24.1

24.2

Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam berkomunikasi.

Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pengembangan diri.

Page 21: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 20

BAB II

8 KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR

Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang sangat kompleks dan

bersifat generik yang memerlukan latihan secara bertahap dan sistematis untuk

menguasainya.Untuk keperluan latihan keterampilan ini dapat dipilah-pilah, tetapi pada

akhirnya harus diterapkan secara utuh dan terintegrasi. Dalam keterampilan dasar mengajar

tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar

yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan

mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup

pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola

kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

1. Ketrampilan Bertanya

Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.Bertanya

merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.Respon

yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil

pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan

berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab

pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan

memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu

pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan

menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question),

pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun

(prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan

pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question

atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan

(application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi

(evaluation question).

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru

perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika

menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab

pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,

mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus

Page 22: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 21

menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar

mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut

respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan

berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di

bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.

a. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu

diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang

di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian

acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan

pemberian tuntunan.

b. Ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar

yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa,

memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri.

Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-

komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih

dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-

komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam

menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan

pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

Contohnya : guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum dipahami atau belum jelas, atau guru mengadakan Tanya jawab

dengan siswa tentang materi lingkaran yang telah dibahas sebelumnya.

2. Ketrampilan Memberikan Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat

verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru

terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik

(feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh

sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian

siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan

Page 23: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 22

meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.

Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu

dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat

memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.

Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan

menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan

penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan,

penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan

dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan

penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga

hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan

respons yang negatif.

Contohnya : yaitupenguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/ kalimat

yang di ucapkanseperti: “bagus”, “baik”, “hebat”, “mengagumkan”, “kamucerdas”,

“setuju”, “ya”, “betul”, “tepat”, dansebaagainya kepada peserta didik atas usaha yang

dilakukan peserta didik.

3. Ketrampilan Mengadakan Variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi

belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam

situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh

partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses

perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau

komponen, yaitu : - Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi

suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan

guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and

movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian

posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement). - Variasi dalam

penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari

indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar,

dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :

variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang

dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan

Page 24: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 23

variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). -

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam

kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.Penggunaan variasi pola

interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk

menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

4. Ketrampilan Menjelaskan

Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi

secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya

hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen

ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup

penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara

unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang

sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi,

pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

Contohnya : Guru terampil menjelaskan tentang materi bangun ruang, dengan

menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui

oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar siswa lebih memahami.

5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau

kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan

prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap

kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan

oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.

Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa,

menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan

atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan

menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan

merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

Page 25: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 24

Contohnya dalam membuka pelajaran yaitu guru bersikap bersahabat dan

ramah kepada siswa agar siswa dapat bersahabat dengan guru, atau menunjukan

gambar-gambar tentang materi yang akan dibahas sehingga siswa merasa penasaran dan

termotivasi dalam belajar. Contoh menutup pelajaran yaitu dengan mengadakan

evaluasi agar mengetahui tingkat pemahaman siswa.

6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai

pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi

kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau

memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk

berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi

kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan

berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

Contohnya guru mampu mendorong siswa untuk mengomentari usulan

temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan dan guru secara bijaksana

dapat mencegah siswa yang sering memonopoli pembicaraan.

7. Ketrampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses

belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu

diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan

pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan

kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat

represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang

berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk

mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar

antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.Pengajaran

Page 26: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 25

kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap

setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan

siswa.

Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan

pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan

memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.

Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah

dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat

membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru

dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan,

diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan

mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada

komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang

sistematis dan objektif.

Contohnya :Mengembangkan supervisi proses lanjut guru berkeliling sehingga

sebagai nara sumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan dan sebagai

interaksi guru dan siswa untuk secara langsung memberi tutorial, sebagai pemimpin

diskusi, atau sebagai katalisator untuk meningkatkan siswa dalam belajar dan berfikir

melalui pertanyaan, komentar, dan nasehat.

Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru

adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan

baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.

APLIKASI DELAPAN KETRAMPILANMENGAJAR

1. Ketrampilan Bertanya

Guru : “Bu guru akan memberi beberapa pertanyaan tentang materi bangun ruang

yang telah kita pelajari sebelumnya. Bu guru akan memberi waktu 10 menit untuk

kalian berfikir. Setelah 10 menit berfikir, bu guru akan menunjuk salah satu dari

kalian. Jadi kalian mempunyai kesempatan yang sama untuk ditunjuk dan

menjawab. Pertanyaannya (ada berapa diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang

diagonal pada bangun ruang kubus)”.

Page 27: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 26

2. Ketrampilan Penguatan

Guru : “ Bu guru akan memberikan tugas kepada kalian semua. Tugas dikerjakan

sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Kelompok yang pekerjaannya paling

bagus akan mendapatkan nilai yang paling tinggi. Ibu berharap kalian mengerjakan

tugas dengan sungguh-sungguh dan kompak”.

3. Ketrampilan Mengadakan Variasi

Guru : “ kemarin ibu telah member soal kepada kalian, dan kalian telah

memecahkan/mengerjakan soal tersebut. Sekarang bergantian kalian yang membuat

soal secara mandiri dan bisa mengerjakan soal yang telah dibuat. setelah itu kalian

maju kedepan untuk mempresentasikan soal dan jawaban yang telah kalian buat.

4. Ketrampilan Menjelaskan

Guru : “ anak-anak hari ini kita akan mempelajari lingkaran, lingkaran adalah

tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik tetap. Titik tetap

tersebut disebut pusat lingkaran dan jarak yang sama disebut jar-jari. Coba kita

lihat disekitar kita. Banyak benda disekitar kita yang berbentuk lingkaran.

Contohnya : Roda, piring yang berbentuk lingkaran, mainan anak-anak yang

berbentuk lingkaran, uang logam.

5. Ketrampilan Membukan dan Menutup Pelajaran

Membuka :

Guru : “ Assalamu’alaikum,…….

Sebelum kita mulai pelajaran, bagaimana kabarnya?Sudah siap

menerima pelajaran? Sebelum kita mulai pelajaran, kita ingat-ingat materi

pertemuan kemarin, apa yang dimaksud persegi dan persegi panjang? Dan

bagaimana sifat-sifat keduanya? Hari ini kita akan membahas tentang

keliling dan luas persegi panjang. Tujuannya agar anak-anak dapat

menghitung keliling dan luas persegi panjang.Coba kita lihat benda

disekitar kita yang berbentuk persegi dan persegi panjang.Dengan

mengetahui rumus persegi dan persegi panjang, anak-anak dapat

menghitung benda-benda disekitar.Seperti menghitung keliling dan luas

kamar, rumah, papan tulis.

Menutup :

Dari apa yang kita pelajari hari ini, kita dapat menyimpulkan bahwa keliling

persegi yaitu (4 x s) dan luas persegi yaitu (s x s). selanjutnya tugas, buka

Page 28: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 27

LKS halaman 41. Soal 1-10 dikerjakan.Dikumpulkan pada pertemuan

berikutnya. Sebelum mengakhiri pertemuan hari ini, mari kita mengucapkan

hamdalah bersama-sama, Alhamdulillah….. semoga pelajaran hari ini

bermanfaat, amin.. wassalamu”alaikum wr.wb

6. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

Guru : anak-anak hari ini kita akan berdiskusi, ibu akan membagi kedalam 6

kelompok. Karena jumalah siswa dikelas ini 30 maka perkelompok terdapat 6

siswa. Ibu akan membagi kelompoknya. Setiap kelompok, tunjuk satu untuk jadi

ketua dan yang maju menerangkan. Ibu akan membagi tugas yang berbeda pada

masing-masing kelompok.

Guru berkunjung kekelompok 1 : gimana diskusinya? Apa ada kesulitan? Yang

belum faham bisa Tanya kepada temannya yang sudah faham, atau yang sudah

menguasai dapat menjelaskan kepada temannya yang belum faham tentang

permutasi yang dibahas pada kelompok 1. Nanti tunjuk satu diantara kelompok 1

ini untuk maju kedepan, menjelaskan kepada kelompok lain. Kemudian guru

berkunjung ke kelompok 2,3,4,5, dan 6. Dan melakukan hal yang sama seperti hal

yang dilakukan pada kelompok 1.

7. Ketrampilan Mengelola kelas

Guru : hari ini kita akan berdiskusi tentang materi aritmatika social. Silahkan

berkelompok ke kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok melingkar agar

diskusi lebih efektif. Kelompok pertama melingkar depan kanan, kelompok kedua

melingkar belakang kanan, kelompok ketiga melingkar belakang kiri, dan

kelompok keempat melingkar depan kiri. Masing-masing kelompok akan saya

berikan soal yang berbeda. Kalau ada yang belum jelas bisa ditanyakan kepada ibu.

Masing-masing kelompok nanti akan mempresentasikan hasilnya. Dan kelompok

lain diharapkan memperhatikan hasil diskusi kelompok yang mempresentaiskan di

depan. Yang tidak memperhatikan atau mengganggu suasana kelas akan ibu beri

teguran.

8. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Guru : hari ini kita akan membahas bangun datar. Kalian sudah pada dikelompok

yang ditentukan sebelumnya ?setiap kelompok membahas materi yang berbeda.

Kelompok pertama persegi, kelompok 2 persegi panjang, kelompok 3 jajar genjang,

Page 29: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 28

kelompok 4 trapesium, kelompok 5 belah ketupat. silahkan didiskusikan sifat-sifat

yang terdapat pada masing-masing bangun datar dikelompok masing-masing. Ibu

akan memberikan waktu 15 menit untuk berdiskusi. Setelah itu satu persatu

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Silahkan kelompok

lain member pertanyaan, tanggapan atau tambahan. Kelompok yang akan

memberikan tanggapan harap mengangkat tangan(perwakilan) agar yang berbicara

teratur. Dan diharapkan setiap kelompok yang memberikan tanggapan tidak

dimonopoli seorang saja, tapi diharapkan semua anggota kelompok bergantian

memberikan partisipasinya.

Page 30: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 29

BAB III

TATA TERTIB DAN PROSEDUR MICRO TEACHING

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KETENTUAN TEKNIS PERKULIAHAN MICRO TEACHING

FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010-2011

1. Matakuliah micro teaching merupakan perkuliahan dengan bobot 2-4 SKS, yang

terdiri dari 15 % materi teoritik dan 85 % praktik (latihan mengajar)

2. Perkuliahan micro teaching dilaksanakan di laboratorium micro teaching Fakultas

Tarbiyah

3. Pada saat praktik, setiap mahasiswa melakukan praktik micro dengan durasi waktu

15 menit dan dilakukan evaluasi oleh dosen micro

4. Praktik micro teaching dilaksanakan dengan memanfaatkan peralatan laboratorium

micro teaching

5. Setiap mahasiswa dikenai biaya perkuliahan praktikum micro teaching dan akan

mendapatkan CD hasil praktik mengajar (biaya praktikum ditentukan oleh

pengelola Lab. Pendidikan)

6. Selama perkuliahan berlangsung, mahasiswa WAJIB mengenakan pakaian HITAM

PUTIH, berjilbab warna putih (khusus mahasiswi), memakai sepatu hitam dan

berkaos kaki

7. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan teknis ini akan diatur kemudian

Semarang, 20 Pebruari 2013

An. Dekan,

Pembantu Dekan I

DrS. H. Sodiq, M.Ag

Page 31: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 30

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENGUMUMAN

Berdasarkan ketentuan teknis pelaksanaan perkuliahan micro teaching Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo semester genap tahun akademik 2010-2011, maka:

1. Mahasiswa micro dikenakan biaya praktikum micro teaching (termasuk pemrosesan

CD) sebesar Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) per orang

2. Pembayaran dilaksanakan secara kolektif (dikoordinir) oleh ketua kelas

3. Pembayaran dilaksanakan paling lambat pada tengah semester ( Akhir April 2011)

4. Pembayaran dilaksanakan melalui transfer ke :

Bank Jawa Tengah Capem IAIN Walisongo

An. LAB. PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH

Nomor rekening : 2-056-00719-1

5. Ketua kelas/petugas transfer menunjukkan bukti pembayaran dari Bank ke pengelola

Laboratorium Pendidikan Fakultas Tarbiyah

Semarang, 20 Pebruari 2013

Kepala Lab. Pendidikan

Fakultas Tarbiyah

Page 32: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 31

Nama : …………………………… Materi Pokok : ……………..…...…………

Kelas : Peer Teaching Team Teaching: ………………………….…

Pengajaran : Utama/Ujian *)

Petunjuk :

Lingkarilah angka yang anda anggap sesuai, mulai dari angka 1 (lemah) sampai angka 10

(sempurna)

No. ASPEK

KETERAMPILAN

INDIKATOR NILAI

1 Perencanaan

Pembelajaran dan

Pengorganisasian

Kelas

1.1. Ketepatan perencanaan

pembelajaran (RPP) dengan

pelaksanaan pembelajaran

1.2. Pengaturan siswa dan ruang

kelas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Penguasaan Materi 2.1. Penyampaian materi dengan

sistematis

2.2. Penyampaian materi dengan

jelas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Strategi Pembelajaran

Aktif

3.1. Ketepatan pemilihan strategi

pembelajaran aktif

3.2. Keterampilan menggunakan

strategi pembelajaran aktif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4 Media Pembelajaran 4.1 Ketepatan pemilihan media

pembelajaran

4.2 Ketrampilan menggunakan

media pembelajaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5 Evaluasi

Pembelajaran dan

tindak lanjut

5.1. Pelaksanaan kegiatan

evaluasi

5.2. Kesimpulan dan tindak

lanjut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai Rata-rata (Nilai maksimal 100) ………………….....

Semarang, ……………………….

Team teaching/Penilai

……………………………………

Catatan/ saran Tim Teaching :

FORMAT PENILAIAN (LEMBAR OBSERVASI)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICROTEACHING

FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG

Page 33: Bahan ajar-micro-teaching

Micro Teaching | 32

Nama : …………………………… Materi Pokok : ……………..…...………

Kelas : Peer Group/ Murid Sungguh*) Team Teaching: ………………………….

Pengajaran : Utama/Ulang *)

Petunjuk :

Lingkarilah angka yang anda anggap sesuai, mulai dari angka 10 (lemah) sampai angka 50

(sempurna)

No. ASPEK

KETERAMPILAN

INDIKATOR NILAI

1. Membuka Pelajaran 1.1. Menarik perhatian siswa

1.2. Melakukan apersepsi

1.3. Meyampaikan topik

1.4. Memberi pre-test

10 20 30 40 50

2. Menjelaskan Materi 2.1. Memahamkan siswa

2.2. Menggunakan contoh dan ilustrasi

2.3. Menggunakan metode secara tepat

2.4. Menekanan isi pesan pelajaran

10 20 30 40 50

3. Bertanya 3.1. Mengungkapkan pertanyaan secara

jelas terkait dengan materi pelajaran

3.2. Mendistribusikan pertanyaaan diantara

siswa

3.3. Menggunakan teknik menggali potensi

berpikir siswa

10 20 30 40 50

4. Memberi Penguatan 4.1. Penguatan verbal

4.2. Pengautan non-verbal

10 20 30 40 50

5. Mengadakan Variasi 5.1. Variasi gerak

5.2. Variasi suara

5.3. Variasi penggunaan media

5.4. Variasi titik perhatian/ kontak pandang

5.5. Variasi pola interaksi

10 20 30 40 50

6. Mengelola Kelas 6.1. Membagi perhatian kepada siswa

secara visual dan verbal

6.2. Menciptakan kondisi belajar optimal

6.3. Memusatkan perhatian kelompok

6.4. Menemukan dan mengatasi tingkah

laku yang menimbulkan masalah

10 20 30 40 50

7. Menutup Pelajaran 7.1. Meninjau kembali isi materi pelajaran

7.2. Melakukan pos-test

10 20 30 40 50

Nilai Rata-rata ………………….....

Catatan/ saran Tim Teaching : Semarang, ……………………….

Tim Teaching,

……………………………………

FORMAT PENILAIAN

PRAKTIK MICRO TEACHING (MODEL KONVENSIONAL)

FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG