refrat melena kelar

Upload: yeni-belawati

Post on 04-Jun-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    1/24

    1

    A. ANATOMI SALURAN CERNA

    1. Mulut

    Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air

    pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan

    bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

    Gambar 1. Anatomi rongga mulut

    Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:

    a. Gigi (dens)

    b. Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut

    yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan

    menelan. Berfungsi untuk:

    1. sebagai indera pengecap/perasa

    2. mengaduk makanan di dalam rongga mulut

    3. membantu proses penelanan

    4. membantu membersihkan mulut5. membantu bersuara/berbicara

    c. Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah

    Kandungan air liur adalah:

    a. Elektrolit: natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat,

    fosfat

    b. Mukosa, mukopolisakarida dan glikoprotein;

    http://wapedia.mobi/id/Makananhttp://wapedia.mobi/id/Airhttp://wapedia.mobi/id/Hewanhttp://wapedia.mobi/id/Kepalahttp://wapedia.mobi/id/Sistem_pencernaanhttp://wapedia.mobi/id/Anushttp://wapedia.mobi/id/Gigihttp://wapedia.mobi/id/Lidahhttp://wapedia.mobi/id/Ludahhttp://wapedia.mobi/id/Kelenjar_ludahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolithttp://id.wikipedia.org/wiki/Natriumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kaliumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnesiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mukosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mukopolisakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mukopolisakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnesiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kaliumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Natriumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolithttp://wapedia.mobi/id/Kelenjar_ludahhttp://wapedia.mobi/id/Ludahhttp://wapedia.mobi/id/Lidahhttp://wapedia.mobi/id/Gigihttp://wapedia.mobi/id/Anushttp://wapedia.mobi/id/Sistem_pencernaanhttp://wapedia.mobi/id/Kepalahttp://wapedia.mobi/id/Hewanhttp://wapedia.mobi/id/Airhttp://wapedia.mobi/id/Makanan
  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    2/24

    2

    c. Senyawaan antibakteri (tiosianat, hidrogen peroksida, dan

    immunoglobulin A)

    d. Beberapa macam enzim, di antaranya alfa-amilase, lisozim, dan lingual

    lipase. Amilase dan lipase berturut-turut memulai pencernaan pati dan

    lemak sebelum makanan ditelan. Enzim-enzim tersebut bekerja optimal

    pada pH 7,4. Lisozim berperan dalam lisis bakteri.

    e. Manusia mengeluarkan sekitar 700 ml air liur setiap harinya.

    2. Faring

    Ada 3 pembagian faring, yaitu :

    a. Epifaring (nasofaring).

    b. Mesofaring (orofaring).

    c. Hipofaring (faringofaring).

    3. Kerongkongan/esophagus

    Esofagus (dari bahasa Yunani : i, oeso - "membawa", dan ,

    phagus - "memakan") atau kerongkongan adalah tabung ( tube ) berotot

    pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut

    ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan

    menggunakan proses peristaltik.

    Esofagus bertemu dengan faring yang menghubungkan esofagus

    dengan rongga mulut pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi,

    esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah

    otot rangka) , bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) , serta

    bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisozim&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lingual_lipase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lingual_lipase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisozim&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Peristaltikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Faringhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Histologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Otot_rangkahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otot_halus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Otot_halus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Otot_rangkahttp://id.wikipedia.org/wiki/Histologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Faringhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peristaltikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisozim&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amilase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lingual_lipase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lingual_lipase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisozim&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    3/24

    3

    4. Lambung

    Gambar 2. Lambung.

    Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di

    bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah,

    yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah

    pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah bagian tengah,

    bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang

    berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum).

    Di dalam lambung, makanan dicerna secara kmiawi. Dinding lambung

    tersusun dari tiga lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan

    menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut

    mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik

    menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.

    Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar

    yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera

    terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung.

    Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan

    renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan

    mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim

    yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin

    merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan

    enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai

    kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca+ dari susu

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    4/24

    4

    sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang

    berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa

    sempat dicerna.

    Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan

    menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan.

    Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi

    sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung

    akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat

    asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan

    berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat

    asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan

    lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus

    menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun.

    Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus

    untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke

    duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju

    duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna

    efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

    5. Usus Halus

    Gambar 3. Usus Halus.

    Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang

    terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga

    bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_pencernaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_besarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_dua_belas_jarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_kosonghttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_kosonghttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_dua_belas_jarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_besarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_pencernaan
  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    5/24

    5

    usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara

    saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

    Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus.

    Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:

    a. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan

    pankreas;

    b. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton

    menjadi asam amino;

    c. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;

    d. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;

    e. Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;

    f. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;

    g. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;

    h. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

    Di dalam usus penyerapan (ileum) terdapat banyak lipatan atau

    lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas

    permukaan penerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.

    6. Usus Besar

    Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus

    buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

    Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon

    melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan

    rektum.

    7. Organ Assesorius

    a. Hati

    Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam

    rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan

    fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan

    hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Usus_penyerapanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pankreashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kantung_empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_dua_belas_jarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enterokinase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tripsinogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Erepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dipeptidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dipeptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepton&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laktase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Laktosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maltase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maltosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disakarase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Monosakaridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peptidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Polipeptidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lipase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Trigliseridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gliserol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sukrase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sukrosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fruktosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fruktosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sukrosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sukrase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gliserol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Trigliseridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lipase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Polipeptidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peptidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Monosakaridahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disakarida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Disakarase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maltosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maltase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Laktosahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laktase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepton&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dipeptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dipeptidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Erepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tripsinogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enterokinase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_dua_belas_jarihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kantung_empeduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pankreashttp://id.wikipedia.org/wiki/Usus_penyerapan
  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    6/24

    6

    yang bersifat racun dan menghasilkan anomia, urea, dan asam urat

    dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan

    senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi .

    Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai liter

    setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah

    tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini

    disimpan di dalam kantong empedut . Empedu mengandung kolestrol,

    garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin.

    Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak,

    mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan

    mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam

    air. Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemglobin yang

    terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme.

    Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi

    bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau kebiruan. Di dalam usus,

    zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna

    feses dan urin kekuningan.

    Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke

    peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang

    yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning. Hati juga

    menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi

    ornintin dan urea. Ornintin yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO

    yang bersifat racun. Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan

    dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam empedu dan urin, serta

    mengubah glukosa yang diambil dari darah menjadi glikogen yang

    disimpan di sel-sel hati. Glikogen akan dirombak kembali menjadi

    glukosa oleh enzim amilase dan dilepaskan ke darah sebagai respons

    meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh.

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    7/24

    7

    Gambar 4. Hepar, pancreas, kandung empedu, lambung. b. Kantung empedu

    Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris:

    gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan

    sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.

    Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan

    berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan

    karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ initerhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran

    empedu.

    c. Pancreas

    Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua

    fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon

    penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut

    dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

    B. DEFINISI

    Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yaitu perdarahan yang

    berasal dari dalam lumen saluran cerna di atas (proksimal) ligamentum

    Treitz, mulai dari jejunum proksimal, duodenum, gaster, dan esophagus (1).

    Hal tersebut mengakibatkan muntah darah (hematemesis), berak darah

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    8/24

    8

    berwarna hitam seperti aspal (melena), dan perdarahan yang tidak nampak

    (perdarahan terselubung atau occult bleeding ). (2) .

    Melena didefinisikan sebagai berak berwarna hitam, lembek karena

    mengandung darah yang sudah berubah bentuk ( acid hematin ). Melena tidak

    selalu disertai hematemesis.

    C. ETIOLOGI

    Beberapa penyebab timbulnya perdarahan di saluran cerna atas yaitu :

    1. Kelainan di esophagus

    a. Pecahnya varises esophagus

    Perdarahan varises secara khas terjadi mendadak dan masif,

    kehilangan darah gastrointestinal kronik jarang ditemukan.

    Perdarahan varises esofagus atau lambung biasanya disebabkan oleh

    hipertensi portal yang terjadi sekunder akibat sirosis hepatis.

    Meskipun sirosis alkoholik merupakan penyebab varises esofagus

    yang paling prevalen di Amerika Serikat, setiap keadaan yang

    menimbulkan hipertensi portal dapat mengakibatkan perdarahan

    varises. Lebih lanjut, kendati adanya varises berarti adanya hipertensi

    portal yang sudah berlangsung lama, penyakit hepatitis akut atau

    infiltrasi lemak yang hebat pada hepar kadang-kadang menimbulkan

    varises yang akan menghilang begitu abnormalitas hepar

    disembuhkan. Meskipun perdarahan SCBA pada pasien sirosis

    umumnya berasal dari varises sebagai sumber perdarahan, kurang

    lebih separuh dari pasien ini dapat mengalami perdarahan yang

    berasal dari ulkus peptikum atau gastropati hipertensi portal. Keadaan

    yang disebut terakhir ini terjadi akibat penggembungan vena-vena

    mukosa lambung. Sebagai konsekuensinya, sangat penting

    menentukan penyebab perdarahan agar penanganan yang tepat dapat

    dikerjakan (2).

    Angka kejadian pecahnya varises esophagus yang menyebabkan

    perdarahan cukup tinggi yaitu 54,8%. Sifat perdarahan

    hematemesisnya mendadak dan masif, tanpa didahului nyeri

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    9/24

    9

    epigastrium. Darah berwarna kehitaman dan tidak akan membeku

    karena sudah tercampur asam lambung. Setelah hematemesis selalu

    disusul dengan melena (5).

    b. Karsinoma esophagus

    Karsinoma esophagus lebih sering menunjukkan keluhan melena

    daripada hematemesis. Pasien juga mengeluh disfagia, badan

    mengurus dan anemis. Hanya sesekali penderita muntah darah tidak

    masif. Pada panendoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang

    hampir menutup esophagus dan mudah berdarah terletak di sepertiga

    bawah esophagus (5).

    c. Sindrom Mallory-Weiss

    Riwayat medis ditandai oleh gejala muntah tanpa isi (vomitus

    tanpa darah). Muntah hebat mengakibatkan ruptur mukosa dan

    submukosa daerah kardia atau esophagus bawah sehingga muncul

    perdarahan. Karena laserasi aktif disertai ulserasi, maka timbul

    perdarahan. Laserasi muncul akibat terlalu sering muntah sehingga

    tekanan intraabdominal naik menyebabkan pecahnya arteri di

    submukosa esophagus/ kardia. Sifat perdarahan hematemesis tidak

    masif, timbul setelah pasien berulangkali muntah hebat, lalu disusul

    rasa nyeri di epigastrium. Misalnya pada hiperemesis gravidarum (5).

    d. Esofagitis dan tukak esophagus

    Esofagitis yang menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat

    intermiten atau kronis, biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul

    melena daripada hemetemesis. Tukak esophagus jarang menimbulkan

    perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan

    duodenum (5).

    2. Kelainan di lambung

    a. Gastritis erosiva hemoragika

    Penyebab terbanyak adalah akibat obat-obatan yang mengiritasi

    mukosa lambung atau obat yang merangsang timbulnya tukak

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    10/24

    10

    (ulcerogenic drugs) . Misalnya obat-obat golongan salisilat seperti

    Aspirin, Ibuprofen, obat bintang tujuh dan lainnya. Obat-obatan lain

    yang juga dapat menimbulkan hematemesis yaitu : golongan

    kortikosteroid, butazolidin, reserpin, spironolakton dan lain-lain.

    Golongan obat-obat tersebut menimbulkan hiperasiditas (2)(6) .

    Gastritis erosiva hemoragika merupakan urutan kedua penyebab

    perdarahan saluran cerna atas. Pada endokopi tampak erosi di

    angulus, antrum yang multipel, sebagian tampak bekas perdarahan

    atau masih terlihat perdarahan aktif di tempat erosi. Di sekitar erosi

    umumnya hiperemis, tidak terlihat varises di esophagus dan fundus

    lambung. Sifat hematemesis tidak masif dan timbul setelah berulang

    kali minum obat-obatan tersebut, disertai nyeri dan pedih di ulu

    hati (5).

    b. Tukak lambung

    Tukak lambung lebih sering menimbulkan perdarahan terutama

    di angulus dan prepilorus bila dibandingkan dengan tukak duodeni.

    Tukak lambung akut biasanya bersifat dangkal dan multipel yang

    dapat digolongkan sebagai erosi (5).

    Biasanya sebelum hematemesis dan melena, pasien mengeluh

    nyeri dan pedih di ulu hati selama berbulan-bulan atau bertahun-

    tahun. Sesaat sebelum hematemesis rasa nyeri dan pedih dirasakan

    bertambah hebat, namun setelah muntah darah rasa nyeri dan pedih

    tersebut berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif, lalu disusul

    melena (5).

    c. Karsinoma lambung

    Insidensinya jarang, pasien umumnya berobat dalam fase lanjut

    dengan keluhan rasa pedih dan nyeri di ulu hati, rasa cepat kenyang,

    badan lemah. Jarang mengalami hematemesis, tetapi sering melena (5).

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    11/24

    11

    3. Kelainan di duodenum

    a. Tukak duodeni

    Tukak duodeni yang menyebabkan perdarahan panendoskopi

    terletak di bulbus. Sebagian pasien mengeluhkan hematemesis dan

    melena, sedangkan sebagian kecil mengeluh melena saja. Sebelum

    perdarahan, pasien mengeluh nyeri dan pedih di perut atas agak ke

    kanan. Keluhan ini juga dirasakan waktu tengah malam saat sedang

    tidur pulas sehingga terbangun. Untuk mengurangi rasa nyeri dan

    pedih, pasien biasanya mengkonsumsi roti atau susu (5).

    b. Karsinoma papilla Vateri

    Karsinoma papilla Vateri merupakan penyebaran karsinoma di

    ampula menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan saluran

    pancreas yang umumnya sudah dalam fase lanjut. Gejala yang timbul

    selain kolestatik ekstrahepatal, juga dapat menimbulkan perdarahan

    tersembunyi (occult bleeding) , sangat jarang timbul hematemesis.

    Selain itu pasien juga mengeluh badan lemah, mual dan muntah (5).

    D. PATOFISIOLOGI

    Mekanisme perdarahan pada melena sebagai berikut :

    1. Perdarahan tersamar intermiten (hanya terdeteksi dalam feces atau adanya

    anemia defisiensi Fe +)

    2. Perdarahan masif dengan renjatan

    Untuk mencari penyebab perdarahan saluran cerna dapat dikembalikan

    pada faktor-faktor penyebab perdarahan, yaitu (1):

    1. Faktor pembuluh darah (vasculopathy) seperti pada tukak peptik, pecahnya

    varises esophagus

    2. Faktor trombosit (trombopathy) seperti pada Idiopathic Thrombocytopenia

    Purpura (ITP)

    3. Faktor kekurangan zat pembekuan darah (coagulopathy) seperti pada

    hemophilia, sirosis hati, dan lain-lain

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    12/24

    12

    Pada sirosis kemungkinan terjadi ketiga hal di atas : vasculopathy

    (pecahnya varises esophagus); trombopathy (pengurangan trombosit di

    tekanan perifer akibat hipersplenisme); coagulopathy (kegagalan sel-sel

    hati) (1).

    Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori (1) :

    1. Teori erosi : pecahnya pembuluh darah karena erosi dari makanan kasar

    (berserat tinggi dan kasar) atau konsumsi NSAID

    2. Teori erupsi : karena tekanan vena porta terlalu tinggi, atau

    peningkatan tekanan intraabdomen yang tiba-tiba karena mengedan,

    mengangkat barang berat, dan lain-lain

    E. MANIFESTASI KLINIS

    Gambaran klinis yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung pada (6) :

    1. Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus

    2. Kecepatan perdarahan

    3. Penyakit penyebab perdarahan

    4. Keadaan penderita sebelum perdarahan

    Melena biasanya menggambarkan perdarahan esophagus, lambung atau

    duodenum. Namun lesi di jejunum, ileum bahkan kolon ascendens dapat

    menyebabkan melena jika waktu perjalanan melalui traktus gastrointestinal

    cukup panjang (2). Diperkirakan darah dari duodenum dan jejunum akan

    tertahan di saluran cerna selama 6 8 jam untuk merubah warna feses

    menjadi hitam. Feses tetap berwarna hitam seperti ter selama 48 72 jam

    setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya feses warna hitam

    tersebut menandakan perdarahan masih berlangsung. Darah sebanyak 60 mL

    cukup untuk menimbulkan satu kali buang air besar dengan tinja warna hitam.

    Kehilangan darah akut yang lebih besar dari jumlah tersebut dapat

    menimbulkan melena lebih dari tujuh hari. Setelah warna tinja kembali

    normal, hasil tes untuk adanya perdarahan tersamar dapat tetap positif selama

    7 10 hari setelah episode perdarahan tunggal.

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    13/24

    13

    Warna hitam melena akibat kontak darah dengan asam HCl sehingga

    terbentuk hematin. Tinja akan berbentuk seperti ter (lengket) dan

    menimbulkan bau khas. Konsistensi ini berbeda dengan tinja yang berwarna

    hitam/ gelap yang muncul setelah orang mengkonsumsi zat besi, bismuth atau

    licorice . Perdarahan gastrointestinal sekalipun hanya terdeteksi dengan tes

    occult bleeding yang positif, menunjukkan penyakit serius yang harus segera

    diobservasi (2).

    Kehilangan darah 500 ml jarang memberikan tanda sistemik kecuali

    perdarahan pada manula atau pasien anemia dengan jumlah kehilangan darah

    yang sedikit sudah menimbulkan perubahan hemodinamika. Perdarahan yang

    banyak dan cepat mengakibatkan penurunan venous return ke jantung,

    penurunan curah jantung (cardiac output) dan peningkatan tahanan perifer

    akibat refleks vasokonstriksi. Hipotensi ortostatik 10 mmHg (Tilt test)

    menandakan perdarahan minimal 20% dari volume total darah. Gejala yang

    sering menyertai : sinkop, kepala terasa ringan, mual, perspirasi (berkeringat),

    dan haus. Jika darah keluar 40 % terjadi renjatan (syok) disertai takikardi dan

    hipotensi. Gejala pucat menonjol dan kulit penderita teraba dingin (2).

    Pasien muda dengan riwayat perdarahan saluran cerna atas singkat dan

    berulang disertai kolaps hemodinamik dan endoskopi normal,

    dipertimbangkan lesi Dieulafoy (adanya arteri submukosa dekat cardia yang

    menyebabkan perdarahan saluran cerna intermiten yang banyak) (3).

    F. DIAGNOSIS BANDING

    1. Hematokezia (8)

    Hematokezia diartikan darah segar yang keluar melalui anus dan

    merupakan manifestasi tersering dari perdarahan saluran cerna bagian

    bawah. Hematokezia lazimnya menunjukkan perdarahan kolon sebelah

    kiri, namun demikian perdarahan seperti ini juga dapat berasal dari saluran

    cerna bagian atas, usus halus, dan transit darah yang cepat.

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    14/24

    14

    G. DIAGNOSIS

    1. Anamnesis (9)

    a. Sejak kapan terjadi perdarahan, perkiraan jumlah, durasi dan frekuensi

    perdarahan

    b. Riwayat perdarahan sebelumnya dan riwayat perdarahan dalam

    keluarga

    c. Ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh lain

    d. Riwayat muntah berulang yang awalnya tidak berdarah (Sindrom

    Mallory-Weiss)

    e. Konsumsi jamu dan obat (NSAID dan antikoagulan yang

    menyebabkan nyeri atau pedih di epigastrium yang berhubungan

    dengan makanan)

    f. Kebiasaan minum alkohol (gastritis, ulkus peptic, kadang varises)

    g. Kemungkinan penyakit hati kronis, demam dengue, tifoid, gagal ginjal

    kronik, diabetes mellitus, hipertensi, alergi obat

    h. Riwayat tranfusi sebelumnya

    2. Pemeriksaan fisik

    Langkah awal adalah menentukan berat perdarahan dengan fokus pada

    status hemodinamik, pemeriksaannya meliputi (9) :

    a. Tekanan darah dan nadi posisi baring

    b. Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi

    c. Ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin)

    d. Kelayakan napas dan tingkat kesadaran

    e. Produksi urinPerdarahan akut dalam jumlah besar (> 20% volume intravaskuler)

    mengakibatkan kondisi hemodinamik tidak stabil, dengan tanda (9) :

    a. Hipotensi (10 mmHg, sistole turun >20 mmHg.

    c. Frekuensi nadi ortostatik meningkat >15 x/menit

    d. Akral dingin

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    15/24

    15

    e. Kesadaran turun

    f. Anuria atau oligouria (produksi urin 800 1000 ml dalam 24 jam

    Khusus untuk penilaian hemodinamik (keadaan sirkulasi) perlu

    dilakukan evaluasi jumlah perdarahan, dengan criteria (10) :

    Perdarahan (%) Keadaan hemodinamik

    40 Moribund (physiology futility)

    Selanjutnya pemeriksaan fisik yang perlu diperhatikan adalah (10) :

    a. Stigmata penyakit hati kronis (ikterus, spider naevi, ascites,

    splenomegali, eritema palmaris, edema tungkai)

    b. Colok dubur karena warna feses memiliki nilai prognostik

    c. Aspirat dari nasogastric tube (NGT) memiliki nilai prognostik

    mortalitas dengan interpretasi :

    1) Aspirat putih keruh : perdarahan tidak aktif

    2) Aspirat merah marun : perdarahan masif (mungkin perdarahan

    arteri)

    d. Suhu badan dan perdarahan di tempat lain

    e. Tanda kulit dan mukosa penyakit sistemik yang bisa disertai

    perdarahan saluran cerna (pigmentasi mukokutaneus pada sindrom

    Peutz-Jeghers)

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    16/24

    16

    3. Pemeriksaan Penunjang (8)

    a. Tes darah : darah perifer lengkap, cross-match jika diperlukan tranfusi

    b. Hemostasis lengkap untuk menyingkirkan kelainan faktor pembekuan

    primer atau sekunder : CTBT, PT/PPT, APTT

    c. Elektrolit : Na, K, Cl

    d. Faal hati : cholinesterase, albumin/ globulin, SGOT/SGPT

    e. EKG& foto thoraks: identifikasi penyakit jantung (iskemik), paru

    kronis

    f. Endoskopi : gold standart untuk menegakkan diagnosis dan sebagai

    pengobatan endoskopik awal. Selain itu juga memberikan informasi

    prognostik dengan mengidentifikasi stigmata perdarahan (3)

    H. PERBEDAAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS

    (SCBA) DENGAN BAWAH (SCBB) (9)

    Perbedaan Perdarahan SCBA Perdarahan SCBB

    Manifestasi klinik

    umumnya

    Hematemesis dan/atau

    melena

    Hematokezia

    Aspirasi nasogastrik Berdarah Jernih

    Rasio (BUN : kreatinin) Meningkat >35

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    17/24

    17

    c. Mencatat intake- output , harus dipasang kateter urine

    d. Monitor tekanan darah, nadi, saturasi O 2, keadaan lain sesuai komorbid

    e. Melakukan bilas lambung agar mempermudah tindakan endoskopi

    Dalam melaksanakan tindakan umum ini, pasien dapat diberikan

    terapi (10) :

    a. Transfusi untuk mempertahankan hematokrit > 25%

    b. Pemberian vitamin K 3x1 amp

    c. Obat penekan sintesa asam lambung (PPI)

    d. Terapi lainnya sesuai dengan komorbid

    2. Tatalaksana Khusus

    a. Varises gastroesofageal (10)

    1) Terapi medikamentosa dengan obat vasoaktif (9)

    a) Glipressin (Vasopressin) : Menghentikan perdarahan lewat

    efek vasokonstriksi pembuluh darah splanknik, menyebabkan

    aliran darah dan tekanan vena porta menurun. Pemberian

    dengan mengencerkan vasopressin 50 unit dalam 100 ml

    Dextrose 5%, diberikan 0,5 1 mg/menit/iv selama 20 60

    menit dan dapat diulang tiap 3 6 jam; atau setelah pemberian

    pertama dilanjutkan per infuse 0,1 0,5 U/menit

    b) Somatostatin : Menurunkan aliran darah splanknik, lebih

    selektif daripada vasopressin. Untuk perdarahan varises atau

    nonvarises. Dosis pemberian awal dengan bolus 250 mcg/iv,

    lanjut per infus 250 mcg/jam selama 12 24 jam atau sampai

    perdarahan berhenti.

    2) Terapi mekanik dengan balon Sengstaken Blackmore atau

    Minesota

    3) Terapi endoskopi (9)

    a) Ligasi : Mulai distal mendekati cardia bergerak spiral setiap 1

    2 cm. Dilakukan pada varises yang sedang berdarah atau

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    18/24

    18

    ditemukan tanda baru saja mengalami perdarahan (bekuan

    darah melekat, bilur merah, noda hematokistik). Efek samping

    sklerosan dapat dihindari, mengurangi frekuensi ulserasi dan

    striktur.

    b) Skleroterapi : alternatif bila ligasi sulit dilakukan karena

    perdarahan masif, terus berlangsung atau teknik tidak

    memungkinkan. Yang digunakan campuran yang sama banyak

    antara polidokanol 3%, NaCl 0,9% dan alcohol absolute; dibuat

    sesaat sebelum skleroterapi. Penyuntikan dari bagian paling

    distal mendekati cardia, lanjut ke proksimal bergerak spiral

    sejauh 5cm.

    4) Terapi radiologi (9) : pemasangan transjugular intrahepatic

    portosystemic shunting (TIPS)& perkutaneus obliterasi spleno-

    porta.

    5) Terapi pembedahan (10)

    a) Shunting

    b) Transeksi esofagus + devaskularisasi + splenektomi

    c) Devaskularisasi + splenektomi

    b. Tukak peptic (10)

    1) Terapi medikamentosa

    a) PPI (proton pump inhibitor) (9) : obat anti sekresi asam untuk

    mencegah perdarahan ulang. Diawali dosis bolus Omeprazol

    80 mg/iv lalu per infuse 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam.

    Antasida, sukralfat, dan antagonis reseptor H2 masih boleh

    diberikan untuk tujuan penyembuhan lesi mukosa

    perdarahan.

    b) Obat vasoaktif

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    19/24

    19

    2) Terapi endoskopi (10)

    a) Injeksi (9) : penyuntikan submukosa sekitar titik perdarahan

    dengan adrenalin (1:10000) sebanyak 0,5 1 ml/suntik dengan

    batas 10 ml atau alcohol absolute (98%) tidak melebihi 1 ml

    b) Termal : koagulasi, heatprobe , laser

    c) Mekanik : hemoklip, stapler

    3) Terapi bedah

    3. Memulangkan pasien (10)

    Sebagian besar pasien umumnya pulang pada hari ke 1 4 perawatan.

    Perdarahan ulang (komorbid) sering memperpanjang masa perawatan. Bila

    tidak ada komplikasi, perdarahan telah berhenti, hemodinamik stabil serta

    risiko perdarahan ulang rendah pasien dapat dipulangkan . Pasien biasanya

    pulang dalam keadaan anemis, karena itu selain obat pencegah perdarahan

    ulang perlu ditambahkan preparat Fe.

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    20/24

    20

    Algoritma Penatalaksanaan Penderita Perdarahan SCBA

    `

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    21/24

    21

    J. KOMPLIKASI (8)

    1. Syok hipovolemik

    2. Aspirasi pneumonia

    3. Gagal ginjal akut

    4. Sindrom hepatorenal koma hepatikum

    5. Anemia karena perdarahan

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    22/24

    22

    LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Hasil Endoskopi

    Varises Esofagus

    Ca-esofagus

    Mallory-Weiss syndrom

    Esofagogastritis korosiva

    Esofagitis &

    tukak esofagus

    Gastritis erosiva

    hemoragika

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    23/24

    23

    Tukak lambung

    Ca-lambung

    Tukak duodeni

    Ca-papila Vateri

  • 8/13/2019 Refrat Melena Kelar

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Astera, I W.M. & I D.N. Wibawa. Tata Laksana Perdarahan Saluran Makan

    Bagian Atas : dalam Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam . Jakarta :

    EGC. 1999 : 53 62.

    2. Richter, J.M. & K.J. Isselbacher. Perdarahan Saluran Makanan : dalam

    Harrison (Prinsip Ilmu Penyakit Dalam) Jilid I . Jakarta : EGC. 1999 : 259

    62.

    3. Davey, P. Hematemesis & Melena : dalam At a Glance Medicine . Jakarta :

    Erlangga. 2006 : 36 7.

    4. Hastings, G.E. Hematemesis & Melena :

    wichita.kumc.edu/hastings/hematemesis.pdf . 2005.

    5. Hadi, S. Perdarahan Saluran Makan : dalam Gastroenterologi . Bandung :

    PT Alumni. 2002 : 281 305.

    6. Ponijan, A.P. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas :

    repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31735/4/Chapter%20II.pdf .

    2012.

    7. Purwadianto, A. & Budi S. Hematemesis & Melena : dalam Kedaruratan

    Medik . Jakarta : Binarupa Aksara. 2000 : 105 10.

    8. PB PAPDI. Standar Pelayanan Medik . Jakarta : PB PAPDI. 2005: 272 3.

    9. Adi, P. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas : Ilmu Penyakit

    Dalam Jilid I . Jakarta : FKUI. 2006 : 289 97

    10. Djumhana, A. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas :

    pustaka.unpad.ac.id/wp-

    content/uploads/2011/03/pendarahan_akut_saluran_cerna_bagian_atas.pdf

    . 2011.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31735/4/Chapter%20II.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/pendarahan_akut_saluran_cerna_bagian_atas.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/pendarahan_akut_saluran_cerna_bagian_atas.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/pendarahan_akut_saluran_cerna_bagian_atas.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/pendarahan_akut_saluran_cerna_bagian_atas.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31735/4/Chapter%20II.pdf