rangkuman belajar ujian mata bismillah

17
PERKEMBANGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN Ketajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk membedakan berbagai bentuk (Anderson, 2007). Penglihatan yang optimal hanya dapat dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, stuktur mata yang sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat (Riordan-Eva, 2007). Perkembangan penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun dan secara kuantitatif pada usia lima tahun (Ilyas, 2009). Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikut: Secara klinis, derajat ketajaman anak-anak mencapai nilai yang mendekati 6/6 saat mencapai usia 5 tahun. Hal ini dikarenakan pemeriksaan visus pada anak-anak secara subjektif maupun objektif tidak dapat menghasilkan data yang valid. Ketajaman penglihatan dapat dibagi lagi menjadi recognition acuity dan resolution acuity. Recognition acuity adalah ketajaman penglihatan yang berhubungan dengan detail dari huruf terkecil, angka ataupun bentuk lainnya yang dapat dikenali. Resolution acuity adalah kemampuan mata untuk mengenali dua titik ataupun benda yang mempunyai jarak sebagai dua objek yang terpisah (Leat, 2009). Pada bayi adalah tidak mungkin melakukan pemeriksaan tersebut. Pada bayi yang belum mempunyai penglihatan 1

Upload: rara-qamara

Post on 18-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rangkuman

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

PERKEMBANGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN

Ketajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk

membedakan berbagai bentuk (Anderson, 2007). Penglihatan yang optimal

hanya dapat dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, stuktur mata

yang sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat (Riordan-Eva, 2007).

Perkembangan penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun dan

secara kuantitatif pada usia lima tahun (Ilyas, 2009).

Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikut:

Secara klinis, derajat ketajaman anak-anak mencapai nilai yang mendekati

6/6 saat mencapai usia 5 tahun. Hal ini dikarenakan pemeriksaan visus pada

anak-anak secara subjektif maupun objektif tidak dapat menghasilkan data yang

valid. Ketajaman penglihatan dapat dibagi lagi menjadi recognition acuity dan

resolution acuity. Recognition acuity adalah ketajaman penglihatan yang

berhubungan dengan detail dari huruf terkecil, angka ataupun bentuk lainnya yang

dapat dikenali. Resolution acuity adalah kemampuan mata untuk mengenali dua

titik ataupun benda yang mempunyai jarak sebagai dua objek yang terpisah (Leat,

2009).

Pada bayi adalah tidak mungkin melakukan pemeriksaan tersebut. Pada bayi yang

belum mempunyai penglihatan seperti orang dewasa secara fungsional dapat

dinilai apakah penglihatannya akan berkembang normal adalah dengan melihat

refleks fiksasi. Bayi normal akan dapat berfiksasi pada usia 6 minggu,

sedang mempunyai kemampuan untuk dapat mengikuti sinar pada usia 2

bulan. Refleks pupil sudah mulai terbentuk sehingga dengan cara ini dapat

diketahui keadaan fungsi penglihatan bayi pada masa perkembangannya.

Pada anak yang lebih besar dapat dipakai benda-benda yang lebih besar dan

berwarna untuk digunakan dalam pengujian penglihatannya (Ilyas, 2009).

Untuk mengetahui sama tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata dapat

dilakukan dengan uji menutup salah satu mata. Bila satu mata ditutup akan

menimbulkan reaksi yang berbeda pada sikap anak, yang berarti ia sedang

1

Page 2: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

memakai mata yang tidak disenangi atau kurang baik dibanding dengan mata

lainnya (Ilyas, 2009).

Secara sistematis, perkembangan visus pada anak dapat dibagi berdasarkan umur.

Bayi Baru Lahir

Baru lahir : Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar

BBL sudah dapat melihat, tapi untuk penglihatan jarak kurang dari 8 inci (20 cm)

atau lebih jauhdari 18 inci (45 cm) penglihatan akan kabur dan tidak

fokus. Pada tahap ini bayi lebih mudah melihat wajah manusia dan objek

yang terang seperti pola hitam putih dan warna – warna yangcerah.

BBL tidak dapat melihat secara detail. Diperkirakan bahwa visus pada 75% BBL mencapai

20/300. Koordinasi mata pada BBL masih lemah dan belum bisa memfiksasi

sebuah objek pada kedua mata. BBL kurang dapat melihat

pada malam hari, ini disebabkan karena lensa lebih

cembung  d iband ing   l ensa  dewasa ,   s e l a i n   i t u  BBL  be lum  

memi l i k i   cukup  p igmen  da l am fotoreseptor.

6 minggu : Mulai melakukan fiksasi; Gerakan mata tidak teratur ke arah

sinar

8 m i n g g u .

Pada tahap ini penglihatan mulai memperhatikan objek yang bergerak terutama

yang berwarna cerah. Penglihatan binokuler mulai berkembang dan juga koordinasi kedua

mata mulai meningkat.

2-3 bulan : Dapat menggerakkan mata ke arah benda bergerak, Mulai

mengenal detail seperti pengenalan wajah

3   – 4   B u l a n

Pada tahap ini mata mulai dapat melakukan akomodasi karena lensa

mulai mendatar dan ototsiliaris mulai menguat. Penglihatan binokuler menjadi lebih

baik, dan telah dapat memfiksasi objek dengan kedua mata secara bersamaan. Selain itu

bayi juga telah dapat menggabungkan informasivisual dengan indera lainnya

seperti suara dan sentuhan. Mereka mulai menggengam benda yang mereka lihat

dan melihat ke arah suara yang mereka dengar. Pada tahap ini makula telah mulai

matur.

2

Page 3: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

4-6 bulan : Koordinasi penglihatan dengan gerakan mata; Dapat melihat dan

mengambil objek

Di usia ini koordinasi mata dan tangan mulai berkembang. Biasanya

bayi telah mampu untuk mempertahankan fiksasi mata pada benda yang diam untuk

beberapa detik. Visus pada usia 6 bulantelah mencapai 50/200 dan terus berkembang seiring

dengan perkembangan makula di retina. Padatahap ini penglihatan malam mulai sensitif sudah

seperti penglihatan pada orang dewasa.

- 9 bulan : Tajam penglihatan 20/200

Usia 8 bulan makula telah matang dan penglihatan mulai jernih. Bayi juga mulai menggunakan

jari untuk menunjuk benda yang ada di lapangan penglihatan mereka.

1 tahun : Tajam penglihatan 20/100

Fusi pada kedua mata juga telah berkembang baik,tapi reflek tersebut masih mudah

diganggu. Pada usia ini bayi sudah dapat membedakan bentuk seperti kotak, bulat, dll.

2 tahun : Tajam penglihatan 20/40

Balita usia ini sangat tetarik dengan benda –  benda kecil.

3 tahun : Tajam penglihatan 20/30

Kedua mata telah mampu mengkonvergensikan lensa ketika melihat dekat.

4-5 tahun : Tajam penglihatan 20/20

Pada usia ini, balita telah siap untuk membaca.

5 tahun

Pada usia 5 tahun telah memiliki penglihatan yang berkembang sempurna.

3

Page 4: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA

Arteri – arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri

palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan bersama dengan banyak

vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya membentuk jaring –

jaring vaskuler konjungtiva yang banyak sekali.

Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rapuhnya

pembuluh darah konjungtiva. Darah terdapat di antara konjungtiva dan

sklera. Sehingga mata akan mendadak terlihat merah dan biasanya

mengkhawatirkan bagi pasien.

Konjungtiva adalah selaput tipis transparan yang melapisi bagian putih

dari bola mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata.  Konjungtiva

merupakan lapisan pelindung terluar dari bola mata. Konjungtiva mengandung

serabut saraf dan sejumlah besar pembuluh darah yang halus. Pembuluh-

pembuluh darah ini umumnya tidak terlihat secara kasat mata kecuali bila mata

mengalami peradangan.  Pembuluh-pembuluh darah di konjungtiva cukup

rapuh dan dindingnya mudah pecah sehingga mengakibatkan terjadinya

perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva tampak berupa bercak

berwarna merah terang di sclera.

Karena struktur konjungtiva yang halus, sedikit darah dapat menyebar

secara difus di jaringan ikat subkonjungtiva dan menyebabkan eritema difus, yang

biasanya memiliki intensitas yang sama dan menyembunyikan pembuluh darah.

Konjungtiva yang lebih rendah lebih sering terkena daripada bagian atas.

Pendarahan berkembang secara akut, dan biasanya menyebabkan kekhawatiran,

meskipun sebenarnya tidak berbahaya. Apabila tidak ada kondisi trauma mata

terkait, ketajaman visual tidak berubah karena perdarahan terjadi murni secara

ekstraokulaer, dan tidak disertai rasa sakit.

Berdasarkan mekanismenya, perdarahan subkonjungtiva dibagi menjadi dua,

yaitu :

1. Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan

Sesuai namanya perdarahan subkonjungtiva ini adalah terjadi secara

tiba – tiba (spontan). Perdarahan tipe ini diakibatkan oleh menurunnya

fungsi endotel sehingga pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.

4

Page 5: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

Keadaan yang dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rapuh

adalah umur, hipertensi, arterisklerosis, konjungtivitis hemoragik,

anemia, pemakaian antikoagulan dan batuk rejan.

Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan ini biasanya terjadi unilateral.

Namun pada keadaan tertentu dapat menjadi bilateral atau kambuh

kembali; untuk kasus seperti ini kemungkinan diskrasia darah

(gangguan hemolitik) harus disingkirkan terlebih dahulu.

2. Perdarahan subkonjungtiva tipe traumatik

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sebelumnya mengalami

trauma di mata langsung atau tidak langsung yang mengenai kepala

daerah orbita. Perdarahan yang terjadi kadang – kadang menutupi

perforasi jaringan bola mata yang terjadi.

Etiologi

1. Idiopatik, suatu penelitian oleh Parmeggiani F dkk di Universitas Ferara

Itali mengenai kaitan genetik polimorfisme faktor XIII Val34Leu dengan

terjadinya perrdarahan subkonjungtiva didapatkan kesimpulan baik

homozigot maupun heterozigot faktor XIII Val34Leu merupakan faktor

predisposisi dari perdarahan subkonjungtiva spontan, alel Leu34

diturunkan secara genetik sebagai faktor resiko perdarahan subkonjungtiva

terutama pada kasus yang sering mengalami kekambuhan. Mutasi pada

faktor XIII Val34Leu mungkin sangat berhubungan dengan peningkatan

resiko terjadinya episode perdarahan subkonjungtiva.

2. Manuver Valsalva (seperti batuk, tegang, muntah – muntah, bersin)

3. Traumatik (terpisah atau berhubungan dengan perdarahan retrobulbar atau

ruptur bola mata)

4. Hipertensi

5. Gangguan perdarahan (jika terjadi berulang pada pasien usia muda tanpa

adanya riwayat trauma atau infeksi), termasuk penyakit hati atau

hematologik, diabetes, SLE, parasit dan defisisensi vitamin C.

5

Page 6: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

6. Berbagai antibiotik, obat NSAID, steroid, kontrasepsi dan vitamin A dan

D yang telah mempunyai hubungan dengan terjadinya perdarahan

subkonjungtiva, penggunaan warfarin.

7. Sequele normal pada operasi mata sekalipun tidak terdapat insisi pada

konjungtiva.

8. Beberapa infeksi sistemik febril dapat menyebabkan perdarahan

subkonjungtiva, termasuk septikemia meningokok, demam scarlet, demam

tifoid, kolera, riketsia, malaria, dan virus (influenza, smallpox, measles,

yellow fever, sandfly fever).

9. Perdarahan subkonjungtiva telah dilaporkan merupakan akibat emboli dari

patahan tulang panjang, kompresi dada, angiografi jantung, operasi bedah

jantung.

10. Penggunaan lensa kontak, faktor resiko mayor perdarahan subkonjungtiva

yang diinduksi oleh penggunaan lensa kontak adalah konjungtivakhalasis

dan pinguecula.

11. Konjungtivokhalasis merupakan salah satu faktor resiko yang memainkan

peranan penting pada patomekanisme terjadinya perdarahan

subkonjungtiva.

6

Page 7: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

DD

Konjungtivitis hemoragik epidemik akut

Konjungtivitis hemoragik akut merupakan konjungtivitis diesertai

timbulnya perdarahan konjungtiva. Penyakit ini pertama kaliditemukan di afrika.

Masa inkubasi 24-48 jam dengan tanda – tanda kedua mata iritatif, seperti

kelilipan dan sakit periorbita. edema kelopak kemosis konjungtiva, sekret

seromokus, fotofobia disertai lakrimasi. terdapat gejala akut dimana ditemukan

adanya konjungtiva folikular ringan, sakit periorbita, keratitis, adenopati

preaurikurel, dan yang terpenting adanya perdarahan subkonjungtiva yang dimulai

dengan ptekia. Pada tarsus konjungtiva terdapat hipertropi folikular dan keratitis

epitelial yang berkurang spontan dalam 3-4 hari. Penyakit ini dapat sebuh sendri

dengan pengobatan hanya simptomatik. Pengobatan antibiotik spektrum luas,

sulfasetamid dapat dipergunakan untuk mencegah infeksi sekunder.

Pencegahannya adalah dengan menjaga higenitas.

Episkleritis

Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskuler yang terletak

antara konjungtiva dan permukaan sclera.

Radang pada episklera dan sclera mungkin disebabkan reaksi

hipersensivitas terhada penyakit sistemik seperti tuberculosis, reumathoid

arthritis, lues, SLE, dan lainnya.merupakan suatu reaksi toksik, alergik atau

merupakan bagian daripada infeksi. Dapat saja kelainan ini terjadi secara spontan

dan idiopatik.

Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usia

pertengahan dengan bawaan penyakit rerumatik.

Keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata terasa kering, dengan rasa

sakit yang ringan, mengganjal dengan konjungtiva yang kemotik.

Bentuk radang yang terjadi pada episklerisis mempunyai gambaran khusus

, yaitu berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu

dibawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada

7

Page 8: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

kelopak di atas benjolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke

sekitar mata. Pada episkleritis bila dilakukan pengangkatan konjungtiva di

atasnya, maka akan mudah terangkat atau dilepas dari pembuluh darah yang

meradang. Perjalanan penyakit mulai dengan episode akur dan terdapat riwayat

berulang dan dapat berminggu-minggu atau beberapa bulan.

Terlihat mata merah satu sector yang disebabkan melebarnya pembuluh

darah dibawah konjungtiva. Pembuluh darah ini mengecil bila diberi fenil efrin

2.5 % topical

Pengobatan yang diberikat pada episkleritis adalah vasokonstriktor. pada

keadaan yang berat diberi kortikosteroid tetes mata, sistemik atau salisilat.

Kadang-kadang merupakan kelainan berulang yang ringan, pada

episkleritis jarang terlihat kornea dan uvea, penglihatan tetap normal.

Episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang dapat

menyerang tempat yang sama ataupun tempat yang berbeda-beda dengan lama

sakit umumnya berlangsung 4-5 minggu. Penyulit yang dapat timbul adalah

terjadinya peradangan lebih dalam pada sclera yang disebut sebagai skleritis.

8

Page 9: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Slit Lamp

Slitlamp adalah sebuah mikrokop binocular yang terpasang pada meja

dengan sumber cahaya khusus yang dapat di atur. seberkas acahaya celah

pijar yang lurus dijatuhkan pada bola mata dan menyinari potongan sagital

dijatuhkan pada bola mata dan menyinari potongan sagital optic mata.

Sudut penyinarannya dapat diubah demikian juga lebarnya, panjang, dan

intensitas berkas cahaya. Pembesaran juga dapat disesuaikan (biasanya

pembesaran 10x samapai 16x) merupakan tiga dimensi. Dengan

menggunakan slitlamp belahan anterior dapat diamati, detil – detil

palpebra dan bulbaris, lapisan air mata kornea iris aquos dapat diteliti.

Dengan melebarkan pupil, lensa dan bagian vitreus dapat diamati. karena

berkas cahaya menampakkan potongan sagital optic mata, dapat

ditentukan lokasi anteroposterior yang tepat dari suatu kelainan setiap

struktur. Pembesaran yang kuat mampu melihat sel” abnormal dalam

aquos.

Jika pasien memiliki riwayat perdarahan subkonjungtiva berulang,

pertimbangkan untuk memeriksa waktu pendarahan, waktu prothrombin,

parsial tromboplastin, dan hitung darah lengkap dengan jumlah trombosit.

9

Page 10: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

PENATALAKSANAAN

Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memerlukan pengobatan.

Pengobatan dini pada perdarahan subkonjungtiva ialah dengan kompres dingin.

Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam 1- 2 minggu tanpa

diobati.

Pada bentuk-bentuk berat yang menyebabkan kelainan dari kornea, dapat

dilakukan sayatan dari konjungtiva untuk drainase dari perdarahan. Pemberian air

mata buatan juga dapat membantu pada pasien yang simtomatis. Dari anamnesis

dan pemeriksaan fisik, dicari penyebab utamanya, kemudian terapi dilakukan

sesuai dengan penyebabnya. Tetapi untuk mencegah perdarahan yang semakin

meluas beberapa dokter memberikan vasacon (vasokonstriktor) dan multivitamin.

Air mata buatan untuk iritasi ringan dan mengobati faktor risikonya untuk

mencegah risiko perdarahan berulang.

Perdarahan subkonjungtiva harus segera dirujuk ke spesialis mata jika

ditemukan kondisi berikut ini :

1. Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan.

2. Terdapat perubahan penglihatan (pandangan kabur, ganda atau

kesulitan untuk melihat)

3. Terdapat riwayat gangguan perdarahan

4. Riwayat hipertensi

5. Riwayat trauma pada mata.

10

Page 11: Rangkuman Belajar Ujian Mata Bismillah

KOMPLIKASI

Perdarahan subkonjungtiva akan diabsorpsi sendiri oleh tubuh dalam

waktu 1 – 2 minggu, sehingga tidak ada komplikasi serius yang terjadi. Namun

adanya perdarahan subkonjungtiva harus segera dirujuk ke dokter spesialis mata

jika ditemui berbagai hal seperti yang telah disebutkan diatas.

Pada perdarahan subkonjungtiva yang sifatnya menetap atau berulang

(kambuhan) harus dipikirkan keadaan lain. Penelitian yang dilakukan oleh Hicks

D dan Mick A mengenai perdarahan subkonjungtiva yang menetap atau

mengalami kekambuhan didapatkan kesimpulan bahwa perdarahan

subkonjungtiva yang menetap merupakan gejala awal dari limfoma adneksa

okuler.

PROGNOSIS

Secara umum prognosis dari perdarahan subkonjungtiva adalah baik.

Karena sifatnya yang dapat diabsorpsi sendiri oleh tubuh. Namun untuk keadaan

tertentu seperti sering mengalami kekambuhan, persisten atau disertai gangguan

pandangan maka dianjurkan untuk dievaluasi lebih lanjut lagi.

11