makallh rangkuman pai

28
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa." (S.al-Baqarah:183) Dalam ayat ini, Allah SWT tidak berfirman dengan menggunakan redaksi: “Agar kamu sekalian menderita”, atau “sehat”, atau “bersahaja (hemat)”. Akan tetapi Allah SWT berfirman dengan menggunakan redaksi, agar kamu sekalian bertakwa. Dengan demikian, ayat tersebut dapat kita pahami bahwa Allah SWT menjadikan puasa sebagai ujian ruhani (spiritual) dan moral, dan sebagai media (sarana) untuk mencapai sifat dan derajat orang- orang yang bertakwa. Allah SWT menjadikan pula takwa sebagai tujuan utama dari pengalaman ibadah puasa tersebut. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa 1

Upload: intan-putri-rahayu

Post on 26-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Makallh rangkuman pai

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kepada kamu puasa

sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum

kamu,supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa." (S.al-

Baqarah:183)

Dalam ayat ini, Allah SWT tidak berfirman dengan menggunakan redaksi:

“Agar kamu sekalian menderita”, atau “sehat”, atau “bersahaja (hemat)”. Akan

tetapi Allah SWT berfirman dengan menggunakan redaksi, agar kamu sekalian

bertakwa. Dengan demikian, ayat tersebut dapat kita pahami bahwa Allah SWT

menjadikan puasa sebagai ujian ruhani (spiritual) dan moral, dan sebagai media

(sarana) untuk mencapai sifat dan derajat orang-orang yang bertakwa. Allah SWT

menjadikan pula takwa sebagai tujuan utama dari pengalaman ibadah puasa

tersebut. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah kita

diberi kesempatan selama sebulan Ramadhan, melatih diri kita, menahan hawa

nafsu kita dari makan dan minum, mencampuri isteri, menahan diri dari perkataan

dan perbuatan yang sia-sia, seperti berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya,

merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan ummat, dan berbagai

perbuatan jahat lainnya. Rasullah s.a.w.bersabda:

1

Page 2: Makallh rangkuman pai

"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa

itu ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor."

(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Disamping puasa sebagai ibadah bagi orang yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, puasa juga memiliki hikmah yang sangat banyak ditinjau dari

berbagai aspek.

2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai

berikut

1. Apa pengertian puasa?

2. Apa hikmah puasa dari segi kesehatan?

3. Apa hikmah puasa dari segi sosial?

4. Apa hikmah berpuasa dari segi agama dan ilmu pengetahuan?

5. Apa hikmah berpuasa menurut faktor psikologi?

3. TUJUAN

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut

1. Mengetahui pengertian puasa.

2. Mengetahui hikmah berpuasa dari segi kesehatan.

3. Mengetahui hikmah berpuasa dari segi sosial.

4. Mengetahui hikmah berpuasa dari segi agama dan ilmu pengetahuan.

5. Mengetahui hikmah berpuasa menurut faktor psikologi.

2

Page 3: Makallh rangkuman pai

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Puasa

Puasa dalam Islam adalah menahan diri dari segala yang membatalkan, dari

waktu terbit fajar hingga terbenam matahari dengan berniat puasa pada setiap

malamnya. Inilah pokok dari puasa. Adapun cara pelaksanaannya terdapat

perbedaan darri satu tempat ke tempat yang lain dan dari masa ke masa yang lain.

Misalnya di India, ada masyarakat yang ketika matahari terbenam, mereka pergi

ke masjid dan berbuka bersama. Sebelum terbuka, mereka menyanyikan hikayat

tentang anak kecil yang hendak puasa, tapi dicegah ibunya. Anak itu berpuasa

juga, tapi sayangnya meninggal di waktu ashar. Singkatnya, datanglah Malaikat

Jibril menyeru anak itu bangun. Ternyata anak itu kembali hidup. Hikayat ini

bertujuan menunjukkan betapa hebatnya kekuatan puasa itu, yang mati bisa

hidup. Dan masih banyak lagi cerita tentang kehebatan puasa.

Dalam Islam, sebenarnya tujuan Rasulullah SAW, memerintahkan umatnya

untuk menalankan puasa, tidak lain dengan harapan mereka memperoleh

keselamatan dari jerat hawa nafsu yang bisa merusak jiwa dan raga. Dengan

berpuasa pengaruh-pengaruh nafsu yang ganas akan mudah kita taklukkan.

Karena nafsu bisa lebih keras jika seringkali memanjakannya. Begitu juga

sebaliknya, nafsu akan dapat kita kuasai dengan mudah apabila seringkali kita

mengekang dan mengendalikannya setiap saat.

2. Hikmah Berpuasa dari Segi Kesehatan

Untuk merubah kualitas seseorang dari Iman menjadi Takwa dibutuhkan 3 tahap.

Masing-masing sekitar 10 hari. Rasulullah mengatakan bahwa puasa Ramadhan

selama sebulan itu dibagi menjadi 3 tahap. Yaitu, sepuluh hari pertama berisi

3

Page 4: Makallh rangkuman pai

Rahmat. Sepuluh hari kedua berisi Ampunan alias Maghfirah. Dan sepuluh hari

terakhir berisi dengan Nikmat.

3 tahap proses ini menemukan kesamaan dalam konteks ‘penyembuhan’. Yaitu,

proses detoksifikasi alias penggelontoran racun, proses rejuvenasi atau

peremajaan, dan proses stabilisasi atau pemantapan kondisi. Hal ini bisa bermakna

lahiriah maupun batiniah sekaligus.

Ada beberapa orang yang melakukan pengujian ke laboratiorium untuk menguji

efek puasa dalam kesehatan. Dalam pengamatan itu, mereka berkesimpulan

bahwa 10 hari pertama, kondisi kesehatannya mengalami proses detoksifikasi

alias penggelontoran racun besar besaran. Prosesnya memang bisa berbeda beda

pada setiap orang. Namun secara umum terjadi penurunan kadar kolesterol, asam

urat, gula darah dan SGOT/ SGPT secara dramatis.

Ada di antara mereka yang sebelum puasa itu memiliki kadar kolesterol sangat

tinggi. Kadar kolesterol total 245 (normalnya di bawah 200 mg/dl), HDL hanya

42 (normalnya di atas 55 mg/dl), LDL mencapai kadar ‘tak terhitung’ (normalnya

lebih kecil dari 150 mg/ dl), dan TG sebesar 513 (normalnya 150 mg/dl).

Setelah berpuasa selama 10 hari pertama, mereka melakukan cek ulang ke lab.

Hasilnya sungguh menarik. Kolesterol totalnya turun menjadi 216. HDL yang

terlalu rendah meningkat menjadi 55. LDL yang terlalu tinggi (tidak terhitung)

menjadi normal kembali sebesar 111. Dan Trigliserida yang 513 turun menjadi

249.

Proses detoksifikasi yang terjadi selama puasa 10 hari pertama itu ternyata sangat

signifikan. Padahal, biasanya dalam kondisi tidak puasa, penurunan sebesar itu

dilakukan dalam waktu 4 minggu menggunakan obat-obatan penurun kadar

kolesterol. Itu pun harganya tergolong tidak murah. Lewat puasa, bisa dilakukan

hanya dalam waktu 10 hari tanpa menggunakan obat sama sekali.

4

Page 5: Makallh rangkuman pai

Badan melakukan fungsinya untuk melakukan penyeimbangan secara alamiah

dengan sangat efektif pada saat kita berpuasa. Yang terlalu tinggi diturunkan. Dan

yang terlalu rendah ditinggikan, secara otomatis.

Saat proses detoksifikasi itu biasanya kita merasakan kondisi yang kurang

mengenakkan badan. Ada yang merasa lemas. Ada juga yang merasa. Pusing-

pusing dan demam ringan. Atau, kadang dibarengi dengan diare ringan serta air

kencing yang keruh. Semua itu normal saja, karena sedang terjadi penggelontoran

racun secara besar-besaran dalam tubuh kita. Gejala-gejala itu biasanya hilang

dalam waktu beberapa hari, setelah badan kita beradaptasi.

Pada 10 hari kedua, proses penggelontoran itu terus berlanjut. Tapi dengan

kecepatan yang lebih rendah. Penggelontoran besar besaran hanya terjadi pada 10

hari pertama. Dan bersamaan dengan detoksifikasi berkecepatan rendah itu, mulai

terjadi peremajaan pada bagian-bagian yang mengalami kerusakan. Sistem tubuh

mulai mengarah pada keseimbangannya.

Cek laboratorium menunjukkan kecepatan penurunan semakin melambat. Pada

hari ke 21, hasil lab memperlihatkan semua kadar kolesterol berangsur-angsur

normal. Kolesterol total mencapai angka cukup ideal 182 mg/dl. Sedangkan HDL

konstan pada 55 mg/dl. LDL semakin rendah mencapai 96 mg/dI. Dan

Trigliserida menjadi 148 mg/dl.

Selain kolesterol, ternyata asam urat juga mengalami penyeimbangan kembali.

Sebelum puasa, kadarnya 7,7 (normalnya di bawah 7 untuk laki laki). Ternyata

dalam 10 hari pertama pada orang yang sama asam uratnya turun menjadi 6,6.

Dan pada hari ke 21 asam urat turun lagi menjadi 6,2.

Pada 10 hari terakhir, kondisinya menuju pada keadaan seimbang. Ada penurunan

namun semakin rendah kecepatannya. Yang menarik, ternyata berat badan juga

mengalami proses yang seirama.

5

Page 6: Makallh rangkuman pai

Pada 10 hari pertama, berat badan mengalami penurunan cukup besar. Diperoleh

data, bahwa sebelum puasa berat badan mencapai 70 kg. Ternyata, di hari ke 11

berat badannya turun sebanyak 3 kg menjadi 67 kg.

Pada hari ke 21, terukur berat badannya terus mengalami penurunan meskipun

tidak sebesar periode pertama. la mengalami penurunan sekitar 1,5 kg menjadi

65,5 kg. Dan yang menarik, penurunan berat badan itu tidak berlangsung pada

periode ketiga. Saat hari terakhir puasa, berat badannya justru naik kembali

menjadi 66,5 kg. Sebuah berat badan ideal, karena ia memiliki postur dengan

tinggi badan 169 cm.

Ternyata benar ungkapan Rasulullah saw bahwa dalam bulan Ramadhan itu kita

akan mengalami 3 tahap proses menuju keseimbangan kondisi secara alamiah.

Tahap pertama rahmat, karena Allah membersihkan badan kita dari racun-racun

yang membahayakan kesehatan lewat proses detoksifikasi.

Tahap yang kedua adalah maghfirah atau ampunan. Dalam 10 hari kedua itu Allah

benar-benar memberikan ampunan kepada hambaNya yang berpuasa dengan

mengembalikan kondisi badan yang tadinya mengandung banyak sampah

metabolisme menjadi bersih. Dan kemudian meremajakan kembali bagian-bagian

yang rusak.

Dan pada tahap ketiga, Allah menurunkan nikmatnya kepada orang-orang yang

berpuasa dengan baik. Di tahap ketiga itu, badan kita berangsur-angsur menuju

keseimbangan alamiahnya. Bahkan, berat badan yang tadinya mengalami

penurunan, di tahap ini justru mengalami kenaikannya kembali untuk menuju

kondisi normalnya. Maha benar Allah dengan segala firmanNya, sebagaimana

disampaikan oleh RasulNya.

Seperti dilansir ygoy, berikut ini enam manfaat puasa bagi kesehatan tubuh:

1. Puasa membantu menghilangkan racun-racun yang berbahaya dalam tubuh.

Oleh karena itu, puasa sering dijadikan sebagai metode untuk detoksifikasi tubuh

6

Page 7: Makallh rangkuman pai

secara alami. Hal ini karena, kondisi lambung yang kosong saat puasa akan

bekerja lebih optimal saat berbuka. Ketika lambung kosong, penyerapan nutrisi

akan berjalan lebih efektif sehingga mengurangi risiko penimbunan sisa makanan

atau nutrisi yang tidak berhasil terserap sempurna oleh tubuh. Sehingga tubuh pun

tidak lagi menyimpan tumpukan sisa makanan yang bisa membusuk.

2. Dengan berpuasa, memberi waktu bagi tubuh dan sistem pencernaan untuk

beristirahat. Dengan begitu, organ pencernaan seperti kerongkongan, lambung

serta usus bisa bekerja lebih baik dan maksimal ketika mengkonsumsi makanan

lagi.

3. Puasa juga membantu meredakan nyeri pada persendian, bagi orang yang

menderita arthritis atau radang sendi. Sebuah penelitian menunjukkan, adanya

hubungan antara membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel

netrofil dalam membasmi bakteri. Netrofil, atau sel penetral merupakan unsur

yang mampu menetralkan racun maupun bakteri penyebab radang sendi.

4. Puasa bisa mengatasi tekanan darah tinggi tanpa pengobatan medis. Selain itu

juga menurunkan kadar gula dalam darah dan kolesterol. Saat berpuasa, otomatis

kita akan lebih sedikit mengonsumsi makanan terutama yang mengandung lemak,

gula dan kolesterol tinggi. Hal ini yang kemudian berdampak pada penurunan

kolesterol dan gula darah. Jika disertai dengan diet makanan sehat saat sahur dan

buka puasa, manfaatnya akan didapatkan dengan lebih optimal.

5. Pengurangan konsumsi air selama puasa, bisa membantu mengatasi akumulasi

cairan yang berlebihan pada tubuh. Proses 'pengeringan' ini akan mengatasi

pembengkakan pada perut, kaki dan lutut yang sering dialami saat menstruasi.

6. Meskipun tidak terlalu signifikan, puasa juga bermanfaat bagi Anda yang ingin

menurunkan berat badan berlebih. Dengan berpuasa, otomatis kita akan menahan

keinginan untuk ngemil dan frekuensi makan juga berkurang. Tapi ingat, proses

7

Page 8: Makallh rangkuman pai

penurunan berat badan saat berpuasa sulit terjadi jika saat berbuka, Anda lebih

banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan kalori dibandingkan sayuran dan

buah.

3. Hikmah Berpuasa dari Segi Sosial

Dalam hubungannya dengan bulan puasa Ramadhan, bentuk-bentuk aktivititas

sosial hendaknya digalakkan dan digandakan dari bulan-bulan lainnya. Sebab

bulan puasa dalam Islam merupakan bulan kebaikan, rahmat dan pengampunan

(maghfirah). Oleh karena itu bulan puasa hendaknya dijadikan sebagai bulan

sosial yang bisa menyelesaikan problematika sosial umat Islam terutama

pengentasan kemiskinan.

Sudah menjadi naluri seorang muslim, ketika akan memasuki bulan puasa, benih-

benih kesosialan akan muncul sendiri dari batin insan mukmin. Perasaan peka ini

timbul tanpa diundang ataupun dipaksakan. Oleh kareana itu, dalam bulan puasa

ini kita akan menyasikan berbagai kegiatan sosial. Di antara bentuk kegiatan

sosial dalam bulan puasa adalah menyediakan buka puasa bersama,

menyedekahkan harta, mempererat hubungan silaturrahim antara keluarga dan

lain-lain.

Dari kegiatan sosial ini akan kelihatan jelas hakikat puasa bagi seorang muslim.

Jika seorang muslim membiasakan diri memberi bantuan pada bulan puasa, maka

hendaknya kebiasaan itu dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya. Dengan sikap

seperti ini, sudah dapat dipastikan tercipta kebersamaan dan persatuan umat Islam

untuk mengentaskan kemiskinan.

Dengan demikian, seorang muslim dalam bulan puasa Ramadhan dapat

memberikan harapan kehidupan yang optimis pada jiwa saudaranya yang hidup

dalam kemiskinan.

8

Page 9: Makallh rangkuman pai

Dalam konteks sosial umat islam saat ini, zakat perlu ditingkatkan, sebab zakat

merupakan instrumen penting seorang mu’min. Karena zakat itu sendiri berada

pada posisi kedua dari rukun Islam. Dan ini menandakan betapa pentingnya

peranan zakat dalam Islam. Dan ini terbukti dari beberapa firman Allah swt,

manakala perkataan shalat selalu bergandengan dengan perkatan zakat. Sebagai

contohnya, di dalam al-Qur’an disebutkan

“Dan dirikanlah Sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang

yang rukuk. Al Baqarah: 43.

Dan masih banyak lagi ayat lain seperti: al-Baqarah: 110. an-Nisa’: 77. at-Taubah:

5, 11. al-Hajj: 41, 78. an-Nur: 56. al-Mujadilah: 13. al-Muzammil: 20. al-Anbiya:

73.

Dari sekian ayat di atas, pesan yang dapat ditangkap adalah bahwa zakat

merupakan media komunikasi hamba dengan Allah. Di sampng itu zakat

merupakan instrumen Allah kepada hambanya untuk memanusiawikan manusia.

Pada permulaan tulisan ini disebutkan bahwa salah seorang tokoh orientalis

bernama Ricardo de Monte Croce, mengakui kemapanan dan kemampuan zakat

dalam mengentaskan kemiskinan. Dan zakat merupakan bukti bahwa Islam sangat

memperhatikan nasib orang miskin. Sebab zakat ini merupakan sarana pemerataan

hidup dengan target meminimalkan angka kemiskinan.

Betapa tidak, seorang mukmin tatkala mengingkari kewajiban zakat ini akan

digolongkan sebagai orang kafir. Sebab seorang muslim akan diukur nilai

ketaatannya dalam mengamalkan Islam dari aspek zakat. Dalam artian, iman

seseorang belum mencapai tahap kesempurnaan kalau belum mengeluarkan

kewajiban zakatnya.

9

Page 10: Makallh rangkuman pai

4. Hikmah Berpuasa dari Segi Agama dan Ilmu Pengetahuan

Manusia merupakan makhluk yang tertinggi derajatnya, oleh karena itu manusia

diutus oleh Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai makhluk yang

tertinggi yang membedakan antara manusia dengan makhluk Allah yang lain

adalah manusia dikaruniai oleh Allah dengan akal sedangkan makhluk Allah yang

lain tidak. Dengan akalnya ini manusia berusaha sejauh mungkin untuk mengupas

rahasia-rahasia alam karena alam semesta ini diciptakan oleh Allah dan tak akan

lepas dari tujuannya untuk memenuhi kebutuhan makhluknya. Hal ini ditegaskan

oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini (langit dan bumi) dengan sia-

sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka"

(QS. Ali Imran : 191)

Ayat inilah yang membuat orang mulai berpikir untuk mencari hikmah dan

manfaat yang terkandung dalam setiap perintah maupun larangan Allah

diantaranya adalah hikmah yang tersembunyi dari kewajiban menjalankan ibadah

puasa di bulan Ramadhan yang diperintahkan oleh Allah khusus kepada orang-

orang yang beriman. Hal ini seperti disebutkan di dalam firman Allah yaitu :

"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"

(QS. Al Baqarah : 183)

Sudah barang tentu hikmah puasa tersebut sangat banyak baik untuk kepentingan

pribadi maupun untuk kepentingan umat (masyarakat) pada umumnya. Diantara

hikmah-hikmah tersebut yang terpenting dan mampu dijangkau oleh akal pikiran

manusia sampai saat ini antara lain :

a. Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)

Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa hampir semua penyakit

bersumber pada makanan dan minuman yang mempengaruhi organ-organ

10

Page 11: Makallh rangkuman pai

pencernaan di dalam perut. Maka sudah sewajarnyalah jika dengan berpuasa

organ-organ pencernaan di dalam perut yang selama ini terus bekerja mencerna

dan mengolah makanan untuk sementara diistirahatkan mulai dari terbit fajar

hingga terbenamnya matahari selama satu bulan.

Dengan berpuasa ini maka ibarat mesin, organ-organ pencernaan tersebut diservis

dan dibersihkan, sehingga setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan

Insya Allah kita menjadi sehat baik secara jasmani maupun secara rohani. Hal ini

memang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang

diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yaitu :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

"Berpuasalah maka kamu akan sehat" (HR. Ibnu Suny dan Abu Nu’aim)

Juga dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

"Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya dan pembersih badan kasar (jasad)

ialah puasa" (HR. Ibnu Majah)

Dalam penelitian ilmiah, kebenaran hadis ini terbukti antara lain :

1. Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman menggunakan puasa untuk

menyembuhkan penyakit yang sudah tidak dapat diobati lagi dengan penemuan-

penemuan ilmiah dibidang kedokteran. Metode ini juga dikenal dengan istilah

"diet" yang berarti menahan / berpantang untuk makanan-makanan tertentu.

2. Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang berjudul "Al Islam wat Tibbul

Hadits" menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam penyakit

diantaranya kencing manis (diabetes), darah tinggi, ginjal, dsb.

3. Dr. Alexis Carel seorang dokter internasional dan pernah memperoleh

penghargaan nobel dalam bidang kedokteran menegaskan bahwa dengan berpuasa

dapat membersihkan pernafasan.

11

Page 12: Makallh rangkuman pai

4. Mac Fadon seorang dokter bangsa Amerika sukses mengobati pasiennya

dengan anjuran berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat ilmiah.

b. Membersihkan rohani dari sifat-sifat hewani menuju kepada sifat-sifat malaikat

Hal ini ditandai dengan kemampuan orang berpuasa untuk meninggalkan sifat-

sifat hewani seperti makan, minum (di siang hari). Mampu menjaga panca indera

dari perbuatan-perbuatan maksiat dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk

berzikir kepada Allah (Zikrullah). Hal ini merupakan manifestasi (perwujudan)

dari sifat-sifat malaikat, sebab malaikat merupakan makhluk yang paling dekat

dengan Allah, selalu berzikir kepada Allah, selalu bersih, dan doanya selalu

diterima.

Dengan demikian maka wajarlah bagi orang yang berpuasa mendapatkan fasilitas

dari Allah yaitu dipersamakan dengan malaikat. Hal ini diperkuat oleh sabda

Rasulullah dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Turmudzi yaitu :

"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka yaitu orang yang berpuasa

sampai ia berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya" (HR.

Turmudzi).

Juga dalam hadits lain dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘As, Rasulullah SAW bersabda

: "Sesungguhnya orang yang berpuasa diwaktu ia berbuka tersedia doa yang

makbul" (HR. Ibnu Majah)

Disamping itu hikmah yang terpenting dari berpuasa adalah diampuni dosanya

oleh Allah SWT sehingga jiwanya menjadi bersih dan akan dimasukkan ke dalam

surga oleh Allah SWT. Hal ini diperkuat dengan hadits Nabi yaitu :

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan perhitungannya

(mengharapkan keridla’an Allah) maka diampunilah dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

Juga dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari yaitu :

12

Page 13: Makallh rangkuman pai

Dari Sahl r.a dari Nabi SAW beliau bersabda :

“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut dengan Rayyan.

Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga dari pintu itu.

Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. (Mereka) dipanggil : Mana

orang yang berpuasa ? Lalu mereka berdiri. Setelah mereka itu masuk, pintu

segera dikunci, maka tidak seorangpun lagi yang dapat masuk" (HR. Bukhari)

5. Hikmah Berpuasa menurut Faktor Psikologi

Selain berdampak secara lahiriah, tahapan puasa dalam bulan Ramadhan itu juga

tampak dalam aktivitas yang bersifat batiniah. Pada skala batiniah, tahapan puasa

memberikan motivasi yang besar kepada orang-orang yang sedang menjalankan

puasa.

Tahapan itu ada kaitannya dengan sabda nabi “barangsiapa berpuasa pada bulan

Ramadhan dengan Iman dan penuh perhitungan, maka Allah akan mengampuni

dosa-dosanya yang lalu maupun yang akan datang.

Sabda Nabi ini mengarahkan kita agar tidak sembarangan dalam berpuasa. Ada

dua hal yang dipersyaratkan, imanan dan wahtisaban. Yaitu ‘memahami’ dan

‘selalu mengevaluasi pelaksanaannya’.

Ada beberapa orang yang ingin membuktikan sabda Nabi dalam 3 tahapan,

masing-masing 10 hari. Sebab efek puasa memang tidak langsung dirasakan hari

itu juga, melainkan butuh tenggang waktu untuk mengukur dampaknya.

Sebagaimana yang terlihat secara lahiriah, kurun waktu 10 hari itu juga telah

memperlihatkan dampaknya.

Pada sepuluh hari pertama, sebagaimana dampak lahiriyahnya, puasa kita akan

menggelontor berbagai macam penyakit hati. Di antaranya adalah suka

berbohong, sering menipu, pemarah, pembenci, sulit memaafkan, serakah,

sombong, riya’, dan lain sebagainya.

13

Page 14: Makallh rangkuman pai

Pada kondisi ini jika kita bisa ‘menghancurkan’ penyakit penyakit batiniah itu,

maka dampaknya sungguh akan baik buat kebersihan dan kelembutan hati. Bahwa

hati yang berpenyakit akan mendorong kualitas hati itu menjadi semakin jelek

dengan cara mengeras, membatu, tertutup dan dikunci mati oleh Allah.

Maka, dengan puasa, sebenarnya kita sedang memproses hati kita agar semakin

melembut. Caranya, begitulah, pada tahap pertama mesti bisa melenyapkan

berbagai macam penyakit hati. Usahakan agar selama 10 hari pertama itu kita

tidak ‘mengamalkan’ penyakit hati sama sekali. Puasa batiniah!

Jangan marah. Jangan berbohong. Jangan membenci. Jangan menipu. Jangan iri

dan dengki. Jangan sombong. Jangan berkata yang tidak berguna. Bahkan, untuk

‘berpikir’ jelek pun jangan! Dan seterusnya.

Kendalikan sifat-sifat ini dengan kefahaman bahwa ini memang sifat yang

merugikan siapa saja. Dan kemudian evaluasi terus, bahwa dari ke hari

kemampuan kita mengendalikannya adalah semakin besar. Maka kalau kita bisa

mengendalikannya selama 10 hari pertama, insya Allah kita bakal menerima

rahmatNya, berupa, kondisi batiniah yang melembut.

Tiba-tiba saja kita begitu mudahnya untuk tidak marah. Begitu mudahnya untuk

tidak berbohong. Begitu mudahnya untuk tidak dengki, iri dan sombong. Serta

berbagai macam penyakit hati yang dilarang oleh Allah dan RasulNya. Ya, kita

telah ketularan RahmatNya rasa mengasihi dan menyayangi orang lain dan

siapapun di sekitar kita dengan sepenuh keikhlasan. Itulah 10 hari pertama dimana

Allah menurunkan Rahmat bagi orang-orang yang baik puasanya.

Sepuluh hari ke 2 adalah ketika Allah menurunkan ampunanNya kepada hamba-

hamba yang berpuasa. Ketika seseorang bisa mengendalikan dirinya untuk tidak

berbuat jelek, tidak berkata buruk, dan tidak berpikiran jahat, maka sungguh ia

telah memperoleh ampunan Allah.

14

Page 15: Makallh rangkuman pai

Bahkan, ampunan itu bukan hanya sekarang saja, melainkan juga ‘dosa-dosanya’

di masa datang. Karena, sesungguhnya dia tidak akan berbuat dosa lagi lewat

pikiran, ucapan, dan perbuatannya. la telah menjadi orang yang mampu

mengendalikan dirinya.

Sepuluh hari yang ke 3, adalah saat-saat Allah mengkaruniakan Nikmat. Ya,

betapa nikmatnya orang-orang yang telah mampu mengendalikan diri dengan

baik. Selama 20 hari pertama dia telah mampu melatih dan membiasakan dirinya

untuk tidak melakukan dosa-dosa yang membuat hatinya jadi ‘keruh’ dan

mengeras.

Maka di sepuluh hari terakhir dia akan memetik kenikmatan. Apakah kenikmatan?

Selama ini orang berpikir bahwa kenikmatan adalah terlaksananya segala

keinginan yang menjadi cita-citanya. Padahal, definisi itu sangatlah rapuh. Mana

mungkin ada orang yang terpuaskan atas keinginan-keinginannya. Apalagi, jika ia

sangat menggebu-gebu dalam mencapai keinginannya.

Dia bagaikan mengejar fatamorgana. Seperti indah ketika masih jauh, tapi begitu

didekati ternyata tidak seperti yang dia bayangkan. Begitulah manusia dalam

mengejar kenikmatan. Ternyata, kebanyakan nikmat yang kita kejar adalah semu

belaka.

Maka Allah mengajarkan kepada kita tentang kenikmatan itu. Bahwa kenikmatan

yang sesungguhnya hanya bisa didapatkan lewat keimanan, sebagaimana Dia

firmankan berikut ini.

“Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada

mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. Ash Shaffat (37) : 148)

Apakah keimanan? Sekali lagi, keimanan adalah kefahaman yang mengarah

kepada keyakinan. Dan lebih khusus lagi, keyakinan itu terkait dengan kefahaman

tentang Allah dengan segala sunnatullahNya.

15

Page 16: Makallh rangkuman pai

Kenikmatan hakiki adalah kenikmatan yang diperoleh lewat kefahaman. Bukan

karena emosi alias hawa nafsu belaka. Kenikmatan yang didasarkan pada hawa

nafsu secara emosional adalah kenikmatan yang semu. Bahkan, memiliki potensi

untuk merusak sebagaimana telah kita bahas sebelumnya: “kalau hawa nafsu di

jadikan ukuran kebenaran maka rusaklah langit dan bumi dan segala isinya.”

Maka, jika kita ingin memperoleh nikmat yang hakiki kita mesti memperolehnya

secara iman lewat pendekatan akal. Bahwa kenikmatan adalah sebentuk manfaat

yang terkait dengan kemampuan kita mengendalikan diri karena Allah semata.

Dalam kaitannya dengan puasa ini, maka di tahap 10 hari ke tiga itu, seseorang

yang berpuasa, memang mulai bisa ‘menundukkan’ hawa nafsunya. Akalnya

berfungsi lebih dominan dibandingkan kehendak emosionalnya. Dan lebih dari itu

semua, ia melakukannya karena Allah semata.

Inilah kunci kenikmatan yang dijanjikan Allah kepada hamba hamba yang

berpuasa pada etape 10 hari ke tiga. Setelah melewati masa ‘penggelontoran’

penyakit hati, dan masa ‘pengampunan’ dosa-dosa, maka orang yang berpuasa

bakal merasakan betapa nikmatnya menjalani ibadah itu di akhir akhir Ramadhan.

la telah menemukan keseimbangan antara lahir dan batinnya. Antara fisik dan

jiwanya. Maka, pada sepuluh hari terakhir itu seseorang yang berpuasa masuk ke

tahapan spiritual. la sedang berproses untuk ‘bertemu’ Allah di dalam ibadah

puasanya yang semakin intens.

Di sepuluh hari terakhir itu biasanya Rasulullah saw meningkatkan ibadahnya

lebih hebat baik secara kualitas maupun kuantitas. Beliau biasanya masuk ke

masjid untuk melakukan Itikaf, berkonsentrasi sepenuhnya dalam ibadah-ibadah

yang semakin banyak dan khusyu untuk mencapai ‘puncak’ efek puasa. Inilah

saat-saat terakhir yang sangat menentukan berhasil tidaknya puasa Ramadhan kita

menjadi orang yang bertakwa.

16

Page 17: Makallh rangkuman pai

Di sepuluh hari terakhir itu juga Allah menyediakan malam yang penuh barokah

yaitu Lailat al Qadar. Yaitu malam yang digambarkan memiliki nilai sangat

tinggi, lebih hebat dari 1000 bulan. Lebih jauh akan kita bahas di bagian

berikutnya.

Sungguh, orang-orang yang bisa menjalani puasanya di sepuluh hari terakhir

dengan baik, ia bakal menemui Lailat al Qadar yang penuh kenikmatan. Bukan

hanya pada saat puasa Ramadhan, melainkan ia akan memperoleh pencerahan

sepanjang hidupnya sehingga menjadi orang yang bertakwa orang yang dijamin

Allah dengan berbagai kenikmatan

Dokter pernah mendapat hadiah nobel mengatakan: ketentraman yang

ditimbulkan karena ibadah dan do’a, merupakan pertolongan besar bagi

pengobatan. Maka kalau kita kaitkan antara ibadah puasa dengan kejiwaan

(Psikologi) sebagai alat penyembuhan suatu penyakit, memang mempunyai

hubungan yang erat. Disamping itu membuat seseorang menjadi lebih gembira

terutama ketika setiap akan berbuka. Hal itu dilukiskan oleh Nabi saw dalam

haditsnya yang artinya “Orang yang berpuasa mengalami dua kegembiraan, yaitu

kegembiraan diwaktu berbuka puasa dan kegembiraan ketika berjumpa Tuhanya.

Hadits Sunan Ibnu Majjah1[3].

Perasaan gembira ktika berbuka itu memang luar biasa. Sulit untuk dilukiskan

dengan kata-kata, dengan angka dan aksara. Maka apabila kita kaitkan dengan

ketentraman jiwa dan perasaan gembira dengan usaha penyembuhan atau alat

pertolongan pada pengobatan sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Carel, berarti

puasa termasuk dalam bahagian itu (pengobatan).

BAB III

1

17

Page 18: Makallh rangkuman pai

KESIMPULAN

Puasa sebagai salah satu rukun Islam, tepatnya rukun Islam ke-4 menjadi salah

satu ladang bagi kita untuk beribadah dan semakin dekat dengan Allah SWT.

Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa berpuasa membawa manfaat

yang sangat besar bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk

sosial. Sehingga setelah seseorang selesai menjalankan ibadah puasa di Bulan

Suci Ramadhan diharapkan ia menjadi bersih dan sehat baik jasmani maupun

rohani dan kembali suci bagai bayi yang baru lahir. Amiin.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Makallh rangkuman pai

Umar An-Nawawi, Muhammad bin. 2009. Terjemah TANQIHUL QOUL.

Surabaya: Mutiara Ilmu

Praja, Juhaya. 2000. TAFSIR HIKMAH: Seputar Ibadah, Muamalah, Jin, dan

Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Azra, Azyumardi,dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada

Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Departemen Agama RI

Bahreisj, Husein. 1987. Himpunan Hadits Sahih Muslim.Surabaya: Usana Offset

Printing

Gozali, Ahmad. 2010. Yogyakarta: Prima Pustaka

19