rangkuman ski mts

26
1 | Page Ringkasan SKI VII,VIII,IX By Sumarna,S.Pd.I Ringkasan SKI Kelas VII, VIII, IX BAGIAN I SEJARAH DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW Periode dakwah Nabi Muhammad saw terbagi kepada dua fase : 1. Fase dakwah di Makkah selama 13 tahun, 3 tahun dilakukan secara sembunyi – sembunyi dan 10 tahun dilaksanakan secara terang – terangan. Pada fase Makkan ini Nabi lebih memfokuskan Pelurusan bidang aqidah. 2. Fase dakwah di Madinah selama 10 tahun,pada fase ini Nabi mendirikan sebuah tatanan pemerintahan islam dengan mengenalkan pilar – pilar syariat islam kepada umat. Peperangan yang terjadi pada masa hidup Rasulullah setelah hijrah ke Madinah : 1. Perang Badar, terjadi di sebuah tempat yang berdekatan dengan sebuah sumur yang bernama Badr. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H dengan 313 pasukan dari kubu pasukan muslim dan 1000 orang dari kubu pasukan kafirin. Pada perang ini ada 14 orang pasukan muslim yang wafat syahid dan 70 orang dari pasukan kafirin. 2. Perang Uhud,terjadi di Gunung Uhud yang berada di utara kota madinah, perang ini terjadi pada tanggal 7 Syawal tahun 3 H dengan 1000 pasukan msulimin melawanh 3000 orang pasukan kafirin, namun karena adanya provokasi dari orang muanfik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubai, hingga pasukan muslimin 300 orang membelot. Pada perang ini kaum muslimin mengalami kekalahan akibat tidak taat kepada perintah Nabi untuk tidak loba melihat ghanimah. 3. Perang Khandaq ( Perang Parit ), terjadi di sebuah tempat di dekat Tsaniyyatul wada’ . Perang ini juga terkenal dengan sebutan perang Ahzab karena orang – orang musyrik bersekutu dengan orang Yahudi Bani Nadhir dan Bani Qainuqa’. Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H yang diikuti oleh 3000 pasukan muslim dan 10.000 pasukan kafirin. Strategi kaum muslimin dengan membuar parit adalah ide dan gagasan Salman Al Farisi ra. 4. Perang Mu’tah, terjadi di sebuah tempat yang bernama mu’tah.Mu’tah adalah nama sebuah desa di perbatasan Syam. Perang Mu’tah ini adalah peperangan kaum muslimin melawab orang – orang Romawi. Jumlah pasukan kaumu muslimin sebnayak 3000 orang sedangkan jumlah

Upload: abu-khaira-el-marwah

Post on 08-Dec-2015

289 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

In syaa Allah bermanfaat bagi para guru dan siswa / siswi MTs

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman SKI MTS

1 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Ringkasan SKI

Kelas VII, VIII, IX

BAGIAN I

SEJARAH DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

Periode dakwah Nabi Muhammad saw terbagi kepada dua fase :

1. Fase dakwah di Makkah selama 13 tahun, 3 tahun dilakukan secara sembunyi – sembunyi

dan 10 tahun dilaksanakan secara terang – terangan. Pada fase Makkan ini Nabi lebih

memfokuskan Pelurusan bidang aqidah.

2. Fase dakwah di Madinah selama 10 tahun,pada fase ini Nabi mendirikan sebuah tatanan

pemerintahan islam dengan mengenalkan pilar – pilar syariat islam kepada umat.

Peperangan yang terjadi pada masa hidup Rasulullah setelah hijrah ke Madinah :

1. Perang Badar, terjadi di sebuah tempat yang berdekatan dengan sebuah sumur yang

bernama Badr. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H dengan 313 pasukan dari

kubu pasukan muslim dan 1000 orang dari kubu pasukan kafirin. Pada perang ini ada 14

orang pasukan muslim yang wafat syahid dan 70 orang dari pasukan kafirin.

2. Perang Uhud,terjadi di Gunung Uhud yang berada di utara kota madinah, perang ini terjadi

pada tanggal 7 Syawal tahun 3 H dengan 1000 pasukan msulimin melawanh 3000 orang

pasukan kafirin, namun karena adanya provokasi dari orang muanfik yang dipimpin oleh

Abdullah bin Ubai, hingga pasukan muslimin 300 orang membelot. Pada perang ini kaum

muslimin mengalami kekalahan akibat tidak taat kepada perintah Nabi untuk tidak loba

melihat ghanimah.

3. Perang Khandaq ( Perang Parit ), terjadi di sebuah tempat di dekat Tsaniyyatul wada’ .

Perang ini juga terkenal dengan sebutan perang Ahzab karena orang – orang musyrik

bersekutu dengan orang Yahudi Bani Nadhir dan Bani Qainuqa’. Perang ini terjadi pada

bulan Syawal tahun 5 H yang diikuti oleh 3000 pasukan muslim dan 10.000 pasukan kafirin.

Strategi kaum muslimin dengan membuar parit adalah ide dan gagasan Salman Al Farisi ra.

4. Perang Mu’tah, terjadi di sebuah tempat yang bernama mu’tah.Mu’tah adalah nama sebuah

desa di perbatasan Syam. Perang Mu’tah ini adalah peperangan kaum muslimin melawab

orang – orang Romawi. Jumlah pasukan kaumu muslimin sebnayak 3000 orang sedangkan

jumlah pasukan Romawi lebih dari 100.000 orang> Perang ini terjadi pada bulan Jumadil Ula

tahun 8 H

5. Perang Hunain, terjadi di sebuah yang terjadi di lembah Hunain yang dekat dengan kota

Thaif. Perang ini trejadi setelah Futuh Makkah ( pembebasan kota Makkah ) pada tahun 8 H.

6. Perang Tabuk, terjadi di daerah yang bernama Tabuk yaitu sebuah daerah yang berada di

tengah – tengah Madinah dan Damaskus. Perang Tabuk terjadi pada tahun 9 H,perang ini

adalah peperangan melawan orang Romawi. PErang ini dikenal dengan nama lain Gazwatul

‘usrrah ( perang saat masa sulit / paceklik )

Rasulullah wafat pada usia 63 tahun yang bertepatan pada tanggal 12 Rabiul awwal tahun 11

H. Jenazahnya disemayamkan dulu selama 3 hari 2 malam dan dimakamkan di raudhah Madinah Al

Munawwarah ( Mesjid Nabawi ).

Page 2: Rangkuman SKI MTS

2 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

BAGIAN 2

SEJARAH KHULAFAUR RASYIDIN

Khulafaa adalah kata jamak taksir dari khalifah yang bisa diartikan sebagai pengganti,orang

yang ada di belakang atau seseorang yang menggantikan posisi Nabi sebagai pemimpin umat.

Rasyidin adalah kata jamak muzakkar salim rasyid yang artinya orang yang benar, tepat atau yang

perilakunya selalu sejalan dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Di dalam Tarikh Islam yang termasyhur sebagai khulafaur rasyidin ialah :

Abu Bakar Ash Shidiq ( 11 H – 13 H)

Nama asalnya sebelum islam ialah Abdul Ka’bah, namun setelah masukm islam diganti oleh

Rasul menjadi Abdullah bin Abu Quhafah bin Amir. Usianya dua tahun lebih muda dari Nabi

saw. Gelar Abu Bakar menandakan sikapnya yang selalu menjadi orang yang pertama dan

paling segera membenarkan Nabi.

Proses pengangkatan : Diangkat dan dibaiat oleh para sahabat Nabi sebelum Nabi

dimakamkan di balai pertemuan Bani Sa’idah.

Jasa – Jasanya :

1. Memerangi orang – orang murtad ( perang riddah )

2. Membasmi Nabi – Nabi palsu diantaranya Musailamah Alkazzab, Thuliahah Al Asadi

dan Sajah Tamimiyyah

3. Memerangi orang yang enggan mengeluarkan zakat

4. Menaklukan Irak dan Persia

5. Meengumpulkan ayat – ayat Al-quran

Wafatnya : Abu bakar wafat pada usia 63 tahun diakibatkan sakit yang berat

karena berpisah dengan Rasulullah saw.

Umar bin Al Khathaab ( Al Faaruq / Amiirul Mukminin / Abu Hafsh ) 13 H – 23 H

Nama beliau adalah Umar bin Khathab bin Nufail Al Qursyi. Panggilannya Abu hafsh ataau

Amiirul mukminin setelah menjadi khalifah. Usianya 13 tahun lebih muda dari pada Nabi

saw. Umar bin Khathab terkenal dengan sikapnya yang tegas dan berani menegakkan haq

dan menumpas yang bathil hingga dengan sikapnya itu ia menyandang gelar Al Faruq

artinya yang mampu memisahkan haq dan bathil.

Proses pengangkatan : Atas komando Abu Bakar yang sedang sakit parah bermusyawarah

dengan pembesar sahabat Nabi dan hasil musyawarah mufakat untuk mengangkat Umar

sebagai pengganti Abu Bakar.

Jasa – jasanya :

Menaklukan Syam, Baitul Maqdis, Mesir

Menyusun tata tertib Negara

Membanngun baitul maal dan menata pembagian gaji bagi pegawai Negara

Menyusun kalender hijriyyah

Membangun lembaga – lembaga Negara seperti pengadilan,jawatan kepolisian

Menempa mata uang

Page 3: Rangkuman SKI MTS

3 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Wafatnya : Umar bin Khathab wafat dibunuh oleh seorang Majusi yang

bernama Abu Lu’luah seorang budak Persia. Umar dibunuh saat menjadi imam saat shalat

shubuh.

Utsman bin Affan ( Dzunnuuraian wal Hijratain ) 23 H – 35 H

Nama lengkapnya Utsman bin Affan bin ‘Ash bin Umayyah. Dari sisi nasab Utsman berasal

dari keturunan Bani Umayyah. Usianya 5 tahun lebih muda dari usia Nabi saw. Beliau

terkenal dengan sifatnya yang pemalu dan dermawan. Ia mendapat gelar Dzunnurain wal

Hijratain artinya orang yang menikahi 2 putri Nabi dan mengikuti 2 hijrah.

Pengangkatannya : Saat Umar bin Khathab merasa kesakitan dengan terkaman Abu

Lu’luah beliau masih bisa bertahan selama 2 hari. Dalam kurun 2 hari ini Umar menyuruh 6

orang pembesar sahabat Nabi untuk bermusywarah mencari penggantinya, ternyata Utsman

lah yang terpilih.

Jasa – jasanya :

Ekspansi wilayah hingga Tunisia, Rhodes, Armenia dan Chyprus

Pembukuan Al – quran menjadi Mushaf Utsmani ( Mushaf Al Imam )

Memperbaiki Masjid Nabawi

Membentuk armada angkatan laut

Wafatnya : Utsman wafat dibunuh oleh seseorang yang identitasnya

mistrerius, namun disinyalir dia berasal dari pemberontak yang tidak puas dan kecewa

dengan pemerintahan Utsman. Utsman dibunuh saat membaca Al –quran setelah salat

shubuh.

Ali bin Abi Thalib ( Shahibu Saif Rasulillah ) 35 H – 40 H

Nama lengkapnya Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthallib bin Hasyim. Saudara sepupu Nabi

sekaligus menantu Nabi saw. Usianya 32 tahun lebih muda dari usia Rasul. Dididik di

lingkungan rumah tangga Nabi dengan Khadijah ra, beliaulah orang yang pertama masuk

islam dariu kalangan pemuda. Terkenal dengan kecerdasan,keberanian dan kefasihannya

dalam berbahasa Arab.

Pengangkatannya : Setelah Khalifah Utsman dibunuh dan Negara mengalami

kekosongan khalifah, akhirnya para sahabat Nabi sepakat untuk memba’iat Ali sebagai

Khalifah yang menggantikan Utsman.

Jasa- jasanya :

Memecat para gubernur yang dingkat Utsman yang menurutnya menjadi dalang

pemberontakan

Menarik kembali tanah yang diberikan Utsman kepada orang = orang tertentu

dan dipakainya untuk kepentingan Negara

Menjalakan system jizyah dan hasilnya dibagi untuk seluruh kaum muslimin

Mengembangkan Bahasa Arab dan merinits ilmu tata Bahasa dan sastra Arab

( nahwu, sharaf, balagahah )

Wafatnya : Ali dibunuh oleh seseorang yang bernama Abdullah bin

Muljam seorang yang berasal dari golongan Khawarij.

Page 4: Rangkuman SKI MTS

4 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Tambahan : Pemerintahan Ali bin Abi Thalib adalah masa khilafah yang penuh

dengan ujian dan fitnah. Hal itu diakibatkan karena ada provokasi seorang yahudi yang

pura – pura masuk islam yang bernama Abdullah bin Saba’ hingga menyebabkan

sahabat – sahabat seperti Aisyah ra, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan

Muawiyyah bin Abu Sufyan sehingga terjadilah perang jamal ) kubu Ali dengan Kubu

Aisyah, Thalhah dan Zubair ) dan perang shiffin ( Kubu Ali dengan Muawiyyah ). Setelah

Ali wafat terbunuh, kekhilafahan digantikan oleh Hasan bin Ali, namun kepemimpinan

Hasan tidak berlangsung lama hanya 6 bulan, karena banyaknya perselisihan dan

desakan dari Muawiyyah. Pada tahun 40 H kekhilfahan diserahkan secara resmi kepada

Muawiyyah peristiwa ini dinamakan ‘aamul jamaa’ah ( tahun persatuan / perdamaian ).

BAGIAN 3

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DAULAH UMAYYAH

( DAULAH UMAWIYYAH )

A. Profil Daulah Umayyah

Daulah Umayyah / Daulah Umawiyyah adalah daulah islamiyyah yang didirikan oleh seorang

sahabat Nabi yang pernah menjadi Kaatibul wahyi ( sekretaris wahyu ) yang bernama Mua’wiyyah

bin Abu Sufyan bin Harb bin Abu ‘Ash bin Umayyah. Nama daulah ini diambil dari nama salah

seorang kakeknya yaitu Umayyah. Pusat pemerintahan daulah Umayyah adalah Damaskus / Syria.

Corak pemerintahnnya adalah monarki yaitu turun temurun yang sama dengan sistem kerajaan.

Daulah Umayyah berjaya kira – kira hampir selama 91 tahun ( 41 H -132 H ).

B. Khalifah – Khalifah Daulah Umayyah

1. Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 41-64 H/661-680 M)

2. Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)

3. Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)

4. Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)

5. 'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)

6. Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)

7. Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)

8. 'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)

9. Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)

10. Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)

11. Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)

12. Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)

13. Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)

14. Marwan bin Muhammad (tahun 127-132 H/744-750 M) 

C. Kemajuan dan Perkembangan Pada masa Daulah Umayyah

1. Kemajuan di Bidang Tafsir Al – quran

Sebagaimana telah kita maklumi bersama begitu pentingnya peranan Al – quran dalam

kehidupan umat islam khsususnya dan tatanan kehidupan alam semesta pada umumnya, sehingga

pada masa daulah umayyah memerintah banyak kalangan sahabat dan tabi’in yang sangat perhatian

dan ikut andil dalam perkembangan ilmu tafsir Al – quran agar dengan ilmu ini dapat memudahkan

umat untuk mempelajari dan memahami kandungan dan ajaran – ajaran Al –quran. Diantara

mufassir ( ahli tafsir ) yang terkenal masa itu diantaranya ialah :

Dari kalangan sahabat

a. Abdullah bin Abbas ( Ibnu Abbas )

Page 5: Rangkuman SKI MTS

5 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

b. Ali bin Abi Thalib

c. Ubay bin Ka’ab

d. Abdullah bin Mas’ud ( ibnu Mas’ud )

Dari kalangan tabi’in

a. Mujahid

b. Sa’id bin Jubair

c. Ibnu Ishaq

d. Ka’bul Ahbar

e. Wahab bin Munabbih

f. Imam Muqatil

2. Kemajuan di bidang Hadits

Seiring berkembang pesatnya ilmu tafsir al – quran, begitu pula dengan ilmu hadits

yang mengalami perkembangan. Karena tuntutan utama bagi setiap muslim harus memposisikan Al –

hadits ini sebagai sumber hokum yang kedua stelah Al – quran. Pada masa kepemimpinan Khalifah

Umar bin Abdul Aziz beliau memberikan mandat kepada seorang ulama Madinah yang bernama

Abdullah bin Syihab Az Zuhri yang terkenal dengan sebutan Az Zuhri untuk mengkodifikasikan dan

membukukan hadits, dialah orang pertama yang merintis ilmu hadits baik secara riwayah dan

diroyah.

Diantara ulama – ulama yang ambil bagian dalam pengkodifikasian hadits ini ialah :

a. Imam Malik bin Anas

b. Ibnu Juraij

c. Muhammad bin Ishaq

d. Sa’id bin ‘Urwah

e. Sufyan Ats Tsaury

f. Al Auza’i

3. Kemajuan di bidang Fiqih

Ilmu fiqih adalah ilmu yang menjelaskan pilar – pilar syariat yang meliputi ‘ubudiyyah,

mu’aamalah, munakahah, jinayah dan lain – lain. Ilmu fiqh adalah hasil maksimal para ulama

dalam berijtihad mengambil dasar – dasar hukum islam utama yaitu Al –quran dan Al – hadits.

Pada masa daulah Umayyah ilmu fiqih mengalami perkembangan walaupun masa ini baru

masuk kategori penulisan pengantar ilmu fiqh. Pada tahapan pertama muncul dan dikenal

7orang ahli fiqh terkenal dari Madinah ( Al fuqohaa assab’ah ) yaitu :

a. Sa’id bin Musayyib

b. Urwah bin Zubair

c. Qasim bin Muhammad

d. Khaarijah bin Zaid

e. Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud

f. Sulaiman bin Yasar

g. Nafi’, maula ( budak yang telah bebas ) Abdullah bin Umar

Di kota Kufah dan Basrah terkenal pula beberapa orang ahli fiqh diantaranya yaitu :

a. ‘Alqamah bin Mas’ud

b. Ibrahim An Nakha’i

c. Hasan Al Bashri

D. Kemunduran dan Keruntuhan Daulah Umayyah

Page 6: Rangkuman SKI MTS

6 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Setelah selama 91 tahun berjaya memimpin khilafah islamiyyah, daulah umayyah mengalami

kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang hingga akhirnya menyebabkan daulah

Umayyah runtuh pada tahun 750 M / 132 H. Kemunduran daulah Umayyah tejadi setelah

kepemimpinan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, empat orang khlifah selanjutnya kurang bisa

memajukan daulah dan kurang bisa diandalkan.

Faktor kemunduran daulah Umayyah diantaranya adalah :

a. Khalifah memiliki kekuasaan yang absolut dan tidak mengenal kompromi

b. Gaya hidup mewah dan kebiasaan suka berpesta dan berfoya – foya

c. Banyak gerakan pemberontakan pada masa daulah umayyah

d. Tidak adanya ketentuan yang tegas dalam pengangkatan khalifah

Faktor keruntuhan daulah umayyah diantaranya adalah :

a. Terjadinya persaingan kekuasaan di dalam anggota keluarga Bani Umayyah

b. Tidak ada pemimpin politik dan militer yang handal

c. Munculnya gerakan perlawanan yang menentang daulah umayyah seperti Syi’ah

d. Serangan pasukan Abu Muslim Al-Khurosani dan pasukan Abu Abbas Assaffah.

BAGIAN 4

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYYAH

( 132 – 656 H / 750 – 1258 M )

A. Profil Daulah Abbasiyyah

Daulah Abbasiyyah adalah daulah islamiyyah yang didirikan oleh keturunan Abbas bin Abdul

Muthalib, namun dalam sejarah islam yang paling diorientasikan sebagai pendiri daulah

Abbasiyyah adalah Abu Abbas Assaffah. Abu Abbas Assaffah adalah putra dari Muhammad bin Ali

bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Jadi jelas sekali dari rantaian keturunan tadi bahwa

Abu Abbas Assaffah satu keturunan dengan Rasulullah saw bertemu nasabnya di Abdul Muthalib.

Pada mulanya pusat peradaban dan pemerintahan daulah Abbasiyyah adalah Baghdad yang pada

akhirnya dipindahkan ke Mesir. Daulah Abbasiyyah adalah salah satu daulah islamiyyah yang

paling lama berjaya hampir 5 abad. Daulah Abbasiyyah mengalami puncak keemasan pada masa

Khalifah Harun Ar Rasyid.

B. Khalifah – Khalifah Daulah Abbasiyyah

I. Dari Bani Abbas

1. Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)

2. Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)

3. Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)

4. Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)

5. Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)

6. Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)

7. Al-Ma'mun (tahun 198-217 H/813-833 M)

8. Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)

9. Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)

10. Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)

11. Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)

12. Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)

13. Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)

Page 7: Rangkuman SKI MTS

7 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

14. Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)

15. Al-Mu'tamid 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)

16. Al-Mu'tadlid Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)

17. Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)

18. Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M) 

19. Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)

II. Dari Bani Buwaih

1. Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)

2. Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)

3. Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)

4. Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)

5. Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)

6. Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)

7. Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M) 

III. Dari Bani Saljuk 

1. Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)

2. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)

3. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)

4. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)

5. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160)

6. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)

7. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)

8. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)

9. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)

10. Al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)

11. Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M) 

C. Kemajuan dan Perkembangan Pada Masa Daulah Abbasiyyah

Daulah Abbasiyyah adalah sebuah daulah besar yang sangat berkembang dan maju, kota

Baghdad saja yang asalnya kosong dan diantaranya masih belantara pada masa Khalifah Abu

Ja’far Al -Manshur diubah menjadi kota – kota yang dipenuhi gedung – gedung pencakar langit.

Baghdad menjadi sebuah kota yang penuh dengan unsur peradaban islam. Pada masa Harun Ar

Rasyid adalah masa puncak dimana daulah Abbasiyyah dapat memajukan berbagai bidang ilmu

pengetahuan. Diantara kemajuan ilmu pengetahuan itu ialah :

1. Kemajuan di bidang ilmu filsafat

Pada masa daulah Abbasiyyah terjadi akulturasi budaya dan pengetahuan antara budaya

Arab dengan budaya Persia, Romawi, Yunani dan India. Pada masa itu diadakan sebuah lembaga

yang bernama Baitul Hikmah sebagai pusat penerjemahan buku filsafat Yunani dan Romawi,

selain diterjemahakan juga diluruskan dan dimodifikasikan agar menjadi pemikiran islam,

diantara ahli filsafat pada masa Abbasiyyah ialah :

a. Al –Kindi

b. Abu Nashr Al Farabi

Page 8: Rangkuman SKI MTS

8 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

c. Ibnu Sina ( Aviciena )

d. Ibnu Rusydi ( Averoes )

e. Ibnu Bajjah

f. Ibnu Thufail

g. Al Ghazali ( Al Gasel )

2. Perkembangan ilmu kalam

Ilmu kalam adalah ilmu pembahasan tauhid dan masalah teologi ketuhanan. Diantara ulama

pelopor ilmu kalam ialah :

a. Abu Hasan Al ‘Asy’ari

b. Abu Manshur Al Maturidi

c. Washil bin Atha

d. Assajastani

e. Imam Ghazali

f. Al-Baqilani

3. Perkembangan Ilmu kedokteran

Pada masa daulah Abbasiyyah terjadi kemajuan di bidang kedokteran dan didirikan pula

rumah sakit –rumah sakit pertama dalam tatanan kehidupan muslim. Pada masa ini pula ditemukan

virus campak dan cacar dan penyakit yang lainnya. Pada masa ini pula didirikan lembaga – lembaga

pelatihan dokter yang diselenggarakan di rumah sakit – rumah sakit Iskandariyyah dan Jundishapur.

Diantara para ulama yang ahli dalam bidang kedokteran ialah :

a. Ibnu Sina

b. Abu Zakariya Ar Razi

c. Abu Zakaria Yuhama ibnu Masiwaih

d. Sabut ibnu Sahal

4. Perkembangan Ilmu tafsir Al – quran

Ilmu tafsir Al – quran adalah ilmu yang membahas dan menjelaskan kandungan dan isi Al

quran, diantara ahli tafsir yang ada pada masa Abbasiyyah adalah :

a. Ibnu Jarir Ath thabari pengarang kitab tafsir Jami’ul Bayan

b. Abu Zakariya Ar Razi pengarang kitab tafsir Al – Kabir / Mafatihul Ghaib

c. Imam Zamakhsyari pengarang kitab tafsir Al – Kasyaaf

5. Perkembangan ilmu hadits

Ilmu hadits setelah dikodifikasi pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz kemudian pada

masa daulah Abbasiyyah muncul beberapa ahli hadits yang menyusun buku hadits dengan

sistematika yang beraneka ragam. Diantara ulama ahli hadits yang terkenal adalah ulama hadits

pengarang kutubus sittah ( 6 buku hadits ) yaitu :

a. Imam Bukhari pengarang kitab Shahih bukhari

b. Imam Muslim pengarang kitab Shahih Muslim

c. Imam Abu Daud pengarang kitab Sunan Abu Daud

d. Imam Turmudzi pengarang kitab Sunan Turmudzi

e. Imam Nasaai pengarang kitab Sunan Nasaai

f. Imam Ibnu Majah pengarang kitab Sunan Ibnu majah

6. Perkembangan ilmu kimia

Page 9: Rangkuman SKI MTS

9 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Ilmu kimia juga termasuk salah satu ilmu yang dikembangkan oleh kaim muslimin. Diantara

ahli kimia yang terkenal pada masa itu ialah :

a. Ibnu Haitam

b. Jabir ibnu Hayyan

7. Perkembangan ilmu matematika

Selain ilmu – ilmu yang di atas yang berkembang pada masa daulah abbasiyyah adalah ilmu

hisab atau Matematika. Semisal angka nol, teori Al Jabar, trigonometri dan teori matematika lainnya,

ditemukan pada masa daulah Abbasiyyah. Diantara ahli matematika yang hidup pada masa daulah

Abbasiyyah adalah :

a. Muhammad bin Musa Alkhawarizmi

b. Muhammad bin Ahmad

c. Ibnu Sina

8. Perkembangan ilmu sejarah

Sejarah adalah salah satu ilmu yang dikembangkan oleh kaum muslimin pada masa

Abbasiyyah diantara factor penyebab yang mendorong mereka untuk mengembangkan ilmu sejarah

adalah sisi peradaban Arab yang suka menjaga keutuhan silsilah keturunan dan yang paling utama

ialah untuk mempelajari sekelumit sejarah kehidupan Rasulullah ( Sirah ). Diantara kitab – kitab

sejarah yang dikarang ulama pada masa itu ialah sebagai berikut :

a. Sirah Nabawiyyah karangan Ibnu Ishaq

b. Sirah Ibnu Hisyam karangan Ibnu Hisyam

c. Thabaqatul Kubraa karangan Muhammad bin Sa’ad

d. Tarikh Al Kabir karangan Al Waqidi

9. Perkembangan Ilmu Fiqih

Setelah mengalami masa perintisan di masa daulah Umayyah, pada masa daulah Abbasiyyah

ilmu fiqih lebih dikembangkan dan diimplementasikan dalam bentuk ijtihad, hingga muncullah

beberapa ulama mujtahid dengan berbagai mazhab ( pendapatnya ). Mazhab fiqih yang paling

terkenal masa itu hingga masa sekarang ialah :

a. Mazhab Hanafi yang digagas oleh Imam Abu Hanifah An Nu’mani

b. Mazhab Maliki yang digagas oleh Imam Malik bin Anas Al Mudniy

c. Mazhab Syafi’i yang digagas oleh Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I Al Qursyi

d. Mazhab Hanbali yang digagas oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibaniy

D. Kemunduran dan Kehancuran Daulah Abbasiyyah

1) Sebab – Sebab Kemunduran

a. Pemberontakan –pemberontakan diantaranya ;

Pemberontakan Kaum Zanj

Pemberontakan Kaum Assasins

Pemberontakan kelompok Qaramithah

b. Perebutan kekuasaan

c. Keduduka khalifah yang lemah

d. Munculnya kerajaan – kerajaan kecil seperti Dinasti Idrisiyyah,Dinasti

Thahiriyyah, Dinasti Aghlabiyyah dan sebagainya.

2) Sebab – Sebab Kehancuran

Sebab yang paling utama kehancuran daulah Abbasiyyah adalah serangan tentara

Mongol Tartar pada tahun1258 M yang dipimpin oleh Hulagu Khan.

Page 10: Rangkuman SKI MTS

10 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

BAGIAN 5

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA DINASTI DAULAH AYYUBIYYAH

( 659 – 750 H / 1174 M –

Ayyubiyah adalah sebuah Dinasti Sunni yang berkuasa di Dyar Bakir hingga tahun 1429 M. Dinasti ini didirikan oleh Salahuddin al Ayyubi, wafat tahun 1193 M (Glasse, 1996:143). Ia berasal dari suku Kurdi Hadzbani, putra Najawddin Ayyub, yang menjadi abdi dari putra Zangi bernama Nuruddin. Keberhasilannya dalam perang Salib, membuat para tentara mengakuinya sebagai pengganti dari pamannya, Syirkuh yang telah meninggal setelah menguasai Mesir tahun 1169 M. Ia tetap mempertahankan lembaga–lembaga ilmiah yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syiah menjadi Sunni (Yatim, 2003:283).

Penaklukan atas Mesir oleh Salahuddin pada 1171 M, membuka jalan bagi pembentukan madzhab-madzhab hukum sunni di Mesir. Madzhab Syafi’i tetap bertahan di bawah pemerintahan Fathimiyah, sebaliknya Salahuddin memberlakukan madzhab madzhab Hanafi (Lapidus, 1999:545). Keberhasilannya di Mesir tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom di Mesir.

Najmudin Ayub adalah seorang yang berasal dari suku Kurdi Hadzbani dan menjadi panglima Turki 1138 M, di Mosul dan Aleppo, dibawa pemerintahan Zangi Ibnu Aq-Songur. Demikian juga adiknya Syirkuh, mengabdi pada Nuruddin, putra Zangi 1169 M. Syirkuh berhasil mengusir raja Almaric beserta pasukan salibnya dari Mesir. Kedatangan Syirkuh ke Mesir karena undangan Khalifah Fatimiyah untuk menggusir Almaric yang menduduki Kairo. Setelah Syirkuh meninggal 1169 M digantikan Shalahuddin (kaponakannya) sebagai pemimpin pasukan. Pertama-tama ia masih menghormati simbol-simbol Syi’ah pada pemerintahan Al-Adil Lidinillah, setelah ia diangkat menjadi Wazir (Gubernur). Tetapi setelah al-Adil meninggal 1171 M, Shalahuddin menyatakan loyalitasnya kepada Khalifah Abbasiyah (al-Mustadi) di Bagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim Fatimiyah di Kairo.

Keberhasilan Shalahuddin di Mesir mendorongnya menjadi penguasa otonom. Dalam mengkosolidasikan kekuatannya, ia banyak memanfaatkan keluarganya untuk ekspansi ke wilayah lain, seperti Turansyah. Saudaranya dikirim untuk menguasai Yaman 1173 M. Taqiyuddin, keponakannya disetting untuk melawan tentara Salib yang menduduki Dimyat. Sedang Syihabuddin, pamannya, untuk menduduki Mesir Hulu (Nubia). Kematian Nuruddin 1174 M menjadikan posisi Shalahuddin semakin kuat, yang akhirnyamemudahkan penaklukan Siria, termasuk Damaskus, Aleppo dan Mosul. Akhirnya pada 1175 M, ia diakui sebagai sultan atas Mesir, Yaman dan Siria oleh Khalifah Abbasiyah.

Di masa pemerintahan Shalahuddin, ia membina kekuatan militer yang tangguh dan perekonomian yang bekerja sama dengan penguasa Muslim di kawasan lain. Ia juga mambangun tembok kota sebagai benteng pertahanan di Kairo dan bukit Muqattam. Pasukannya juga diperkuat oleh pasukan barbar, Turqi dan Afrika. Disamping digalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan Hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan. Atas dasar inilah, ia melancarkan gerakan ofensif guna merebut al-Quds (Jerusalem) dari tangan tentara Salib yang dipimpin oleh Guy de Lusignan di Hittin, dan menguasai Jerusalem tahun 1187 M. Inipun tetap tak merubah kedudukan Shalahuddin, sampai akhirnya raja inggris Richard membuat perjanjian genjatan senjata yang dimanfaatkannya untuk menguasai kota Acre. Sampai ia meninggal (1193 M), Shalahuddin mewariskan pemerintahan yang stabil dan kokoh, kepada keturunan-keturunannya dan saudaranya yang memerintah diberbagai kota. Yang paling menonjol ialah al-Malik al-Adil (saudaranya), dan keponakannya al-Kamil, mereka berhasil menyatukan para penguasa Ayubi lokal dengan memusatkan pemerintahan mereka di Mesir.

Namun pada masa pemerintahan al-Kamil Dinasti Ayubiyah bertempat di Diyarbakr dan al-Jazirah, mendapat tekanan dari Dinasti Seljuk Rum dan Dinasti Khiwarazim Syah, kemudian al-Kamil mengembalikan Jerusalem kepada kaisar Frederick II yang membawa damai dan keberuntungan ekonomi besar bagi Mesir dan Siria. Hiduplah kembali perdagangan dengan kekuatan KRISTEN Mediterrania. Setelah al-Kamil meninggal (1238 M) Dinasti Ayubiyah terkoyak oleh pertentangan-pertentangan intern. Pada pemerintahan Ash-Shalih serangan Salib 6 dapat diatasi, yang pemimpinya raja Prencis St. Louis ditangkap, tetapi kemudian pasukan budak (Mamluk) dari Turki merebut kekuasaan di Mesir. Ini secara otomatis mengakhiri pemerintahan Ayubiyah keseluruhan.1. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Salahuddina. Melancarkan jihad terhadap tentara-tentara Salib di Palestina

Page 11: Rangkuman SKI MTS

11 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

b. Mempersatukan tentara Turki, Kurdi, dan Arab di jalan yang sama.

Dari Mesir, Shalahuddin juga dapat menyatukan Syiria dan Mesopotamia menjadi sebuah kesatuan negara Muslim. Pada tahun 1174 ia merebut Damascus, kemudian Alippo tahun 1185, dan merebut Mosul pada 1186. Setelah kukuh kekuasaannya Shalahuddin melancarkan gerakan ofensif guna mengambil alih al-Quds (Jerussalem) dari tangan tentara tanpa banyak kesulitan. Ini berarti Jerussalem sekali lagi menjadi Muslim setelah delapan puluh tahun, dan orang-orang Frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah dilakukan pasukan Salib dari Inggris, Perancis, dan Jerman antara tahun 1189 – 1192 M, namun tidak berhasil mengubah kedudukan Salahuddin. Setelah perang berakhir, Salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke Damascus.2. Perjuangan Setelah SalahuddinPerjuangan Shalahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum Salib dari Baitul Maqdis dan mengembalikan pada persatuan umatIslam, telah menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan dimakamkan di Damaskus pada tahun 1193 M, setelah 25 tahun memerintah.

Sebelum meninggal, ia membagikan kekaisaran Ayyubiyah kepada para anggota keluarga. Karena itu pengendalian dari pusat tetap berada di bawah kekuasaan Al-‘Adl dan Al-kamil, sampai Al-Kamil meninggal. Di bawah kedua sultan ini, kebijaksanaan aktivis Shalahuddin memberikan tempat sebagai hubungan detente dan damai dengan orangorang Frank.

Setelah kematian Shalahuddin, Ayyubiyah melanjutkan pemerintahan Mesir dan pemerintahan Syiria (sampai tahun 1260 M). Keluarga Ayyubiyah membagi imperiumnyamenjadi sejumlah kerajaan kecil Mesir, Damaskus, Alleppo, dan kerajaan Mosul sesuai dengan gagasan Saljuk bahwa negara merupakan warisan keluarga raja. Meskipun demikian, Ayyubiyah tidak mengalami perpecahan, karena dengan loyalitas kekeluargaan Mesir diintegrasikan berbagai imperium. Mereka menata pemerintahan dengan system birokrasi masa lampau yang telah berkembang di negara-negara Mesir dan Syiria melalui distribusi iqta’ kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.

Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan Salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan Mesir karena kesatuan mulai melemah. Pada tahun 1229 M Ayyubiyah menegosiasikan sebuah perjanjian dengan Fedrick II. Ini adalah puncak kebijaksanaan baru, dan pada periode damai inilah membawa keuntungan ekonomi yang besar bagi Mesir dan Syiria, termasuk hidupnya kembali perdagangan dengan kekuatan-kekuatan KRISTEN Mediterania (Bosworth, 1993:87) .3. Kemunduran Dinasti AyyubiyahSepeninggal Al-Kamil tahu 1238 M, Dinasti Ayyubiyah terkoyak oleh pertentanganpertentangan intern. Serangan Salib keenam dapat diatasi, dan pimpinannya, Raja Perancis St. Louis ditangkap. Namun pada tahun 1250 M keluarga Ayyubiyah diruntuhkan oleh sebuah pemberontakan oleh salah satu resimen budak (Mamluk)nya, yang membunuh penguasa terakhir Ayyubiyah, dan mengangkat salah seorang pejabat Aybeng menjadi sultan baru. Keruntuhan ini terjadi di dua tempat, di wilayah Barat Ayyubiyah berakhir oleh serangan Mamluk, sedangkan di Syiria dihancurkan oleh pasukan Mongol (Glasse, 1996:552). Dengan demikian berakhirlah riwayat Ayyubiyah oleh Dinasti Mamluk. Dinasti yang mampu mempertahankan pusat kekuasaan dari serangan bangsa Mongol.4. Kemajuan-Kemajuan Yang dan Peninggalan Dinasti AyyubiyahSebagaimana Dinasti-Dinasti sebelumnya, Dinasti Ayyubiyah pun mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa peninggalan bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang, diantaranya adalah :a. Bidang Arsitektur dan PendidikanPenguasa Ayyubiyah telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya Madrasah al–Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist al-Kamillah juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum sunni. Sedangkan dalam bidang arsitek dapat dilihat pada monumen Bangsa Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, serta istana-istana yang dibangun menyerupai gereja.b. Bidang Filsafat dan KeilmuanBukti konkritnya adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan, karya-karya orang Arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.c. Bidang Industri

Page 12: Rangkuman SKI MTS

12 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.d. Bidang PerdaganganBidang ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara–negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank, termasuk Letter of Credit (LC), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas.

e. Bidang MiliterSelain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan sebagainya, ia juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu, adanya perang Salib telah membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual, misalnya dengan adanya irigasi.

E. Catatan Simpul

1 Dinasti Fathimiyah sebuah Dinasti yang dinisbatkan pada Fatimah Az Zahra putrid Nabi SAW dan istri Ali Bin Abi Thalib. Dinasti ini didirikan oleh al–Mahdi pada tahun 909 M dengan perjalanan pemerintahan melalui dua fase, yakni konsolidasi dan parlementer. Pada fase kedua inilah terjadi perang Salib yang berlangsung sampai Dinasti selanjutnya. Kejayaan Dinasti ini mencapai puncaknya pada masa Khalifah al- Muiz, al-Aziz, dan al-Hakim. Pada masa itu pula telah dibangun sebuah masjid al- Azhar yang sekarang telah menjadi Univesitas, selain itu Dar al Hikmah sebagai pusat kajian berbagai ilmu dan tempat bertemunya para pujangga. Adapun aliran yang dianut masyarakat Fatimiyyah adalah Syi’ah Ismailiyah. Setelah Khalifah al-Aziz berkuasa, pamor Dinasti Fatimiyah mulai turun, maka berakhirlah riwayat Dinasti ini pada tahun 1171 M pada masa Khalifah Al–‘Adhid. Kekuasaannya telah berhasil ditumbangkan oleh Dinasti Ayyubiyah yang berkuasa selanjutnya.

2. Dinasti Ayyubiyah akhirnya berhasil merebut Mesir dari tangan Fathimiyyah. Dinasti ini didirikan oleh Salah Al Din Al-Ayyubi, seorang Kurdi yang beraliran Sunni. Ketika Ayyubiyah dibawah kekuasaannya perkembagangan yang dialami cukup pesat. Baik dibidang industri, pertanian, perdagangan, pendidikan, arsitektur, militer, dan filsafat serta keilmuan. Sedangkan peninggalan yang terpenting adalah Dar al Hadits Al Kamiliyah yang dibangun pada tahun 1222 M untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum sunni. Keberhasilannya yang gemilang adalah dapat menumpas tentara-tentara Salib dan mempersatukan kembali umat Islam di jalan yang sama. Kondisi ini tidak berlangsung lama, sepeninggal Salahuddin karena demam yang dideritanya tahun 1193 M, Ayyubiyah mulai menampakkan kemunduran. Dinasti ini mulai terkoyak oleh perselisihan intern keluarga sepeninggal Al-Kamil. Pada saat itu pemberontakan yang dilakukan oleh budak (Mamaliknya). Resimen inilah yang akhirnya dapat menaklukkan Ayyubiyah di bagian Barat pada tahun 1250 M. Sedangkan Ayyubiyah di Syiria ditaklukan oleh Mongol.

BAGIAN 5

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. Sejarah masuknya islam ke IndonesiaMenurut sejarah, Islam masuk ke Indonesia melalui 3 proses, yaitu :

i. Proses perdagangan ii. Proses struktur sosial

iii. Proses pengajaran

Menurut pendapat Prof. Dr. Hamka ( Buya Hamka ) Islam masuk ke Indonesia pada abad ke – 7

masehi dan abad ke – 1 H hal ini berdasarkan sejarah bahwa sahabat Nabi Muawiyyah bin Abu

sufyan pernah menginjakkan kakinya di tanah nusantara ini. Muawiyah yang juga pendiri Daulat

Umayyah ini menyamar sebagai pedagang dan menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu. Ekspedisi ini

mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Maka, bisa dibilang Islam merambah

tanah Jawa pada abad awal perhitungan hijriah.

B. Sejarah Beberapa Kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

Page 13: Rangkuman SKI MTS

13 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

i. Kerajaan Islam Di Jawa

1. Kerajaan Demak

Nama – nama Rajanya :

1) Raden Fatah ( 1500 – 1518 M )

2) Adipati Unus ( Pati Unus, yang bergelar Pangeran Sabrang Lor memerintah

dari tahun 1518 sampai dengan 1521 M )

3) Raden Trenggana ( 1521 – 1546 M, Masa puncak kejayaan Kerajaan Demak

sekaligus runtuhnya kerajaan Demak )

2. Kerajaan Pajang

Nama – nama rajanya :1) Adiwijaya ( Jaka Tingkir, 1546 – 1587 M )2) Aria Panggiri ( anak angkat Adiwijaya, 1587 – 1601 M )

3. Kerajaan Mataram Islam Nama – Nama Rajanya :

1) Sutawijaya ( Panembahan Senopati )2) Mas Jolang ( Prabu Hanyokrowati / Panembahan Seda ing Krapyak )3) Adipati Martoputro 4) Mas Rangsang ( Sultan Agung Hanyorokusumo ) pada masa ini Mataram

mencapai puncak kejayaan.5) Amangkurat I

4. Kerajaan Islam Cirebon.

Nama – Nama Rajanya :1) Syarif Hidayatullah2) Panembahan ratu3) Panembahan Girilaya 4) Martawijaya ( Kasepuhan )5) Kartawijaya ( Kanoman )

5. Kerajaan islam Banten

Nama – nama rajanya ;

1) Maualana Hasanuddin2) Maulana Yusuf3) Maulana Muhammad4) Abul Mufakhir Mahmud Abdul Qadir5) Abdul Maali Rahmatullah6) Sultan Abdul Fatah ( Sultan Ageng Tirtayasa )7) Sultan Abdul Qahar ( Sultan Haji )

ii. Kerajaan Islam di Sumatera

1. Kerajaan Aceh Darussalam

Nama Raja – rajanya :1) Sultan Ali Mughayat Syah2) Sultan Iskandar Muda3) Sultan Iskandar Tsani

2. Kerajaan Samudera Pasai

Nama raja – rajanya :1) Sultan Malikus Shaleh ( Marah Silu )2) Sultan Malik Azzahir 3) Mahmud Malik Azzahhir

Page 14: Rangkuman SKI MTS

14 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

4) Mansur Malik Azzahir5) Ahmad Malik Azzahir 6) Zainal Abidin Malik Azzahhir7) Nahrasiyah

iii. Kerajaan Islam di Sulawesi

1. Kerajaan Gowa dan Tallo

Nama Raja – rajanya 1) Daeng Manrabia ( Raja Gowa )2) Karaeng Matoaya ( Raja Tallo)3) Daeng Manrabia / Sultan Alauddin (Raja Gowa tallo )4) Karaeng Matoaya / Sultan Abdullah ( Patih kerajaan Gowa Tallo )5) Sultan Hasanudin (Ayam jantan dari timur )

2. Kerajaan Ternate dan Tidore Nama – nama rajanya :

1) Sultan Zainul Abidin2) Sultan Hairun3) Sultan Baabullah

C. TOKOH – TOKOH ISLAM DAN PERANANNYA DALAM PENGEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

1. Wali Songo

Wali Songo adalah Sembilan ulama / wali yang gigih menyebarkan islam dipulau Jawa.

Wali songo juga dikenal dengan julukan sunan yang berasal dari bahasa Jawa susuhunan yang

artinya orang yang dihormati dan dihargai. Adapun nama – nama wali songo itu ialah :

a. Maulana Malik Ibrahim ( Sunan Gresik )

b. Raden Rahmat ( Sunan Ampel )

c. Raden Makhdum Ibrahim ( Sunan Bonang )

d. Raden ’Ainul Yaqin / R.Paku ( Sunan Giri )

e. Raden Mas Syahid ( Sunan Kalijaga )

f. Raden Syarifuddin/ Qasim ( Sunan Drajat )

g. Raden Prawoto ( Sunan Muria )

h. Raden Ja’far Shadiq ( Sunan Kudus )

i. Raden Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati )

2. Teladan Para Ulama dan Tokoh Pergerakan Nasional

a. KH. Wahid Hasyim, beliau adalah putra pendiri NU yaitu Syeikh Hasyim Asy’ari,

Beliau adalah menteri agama pertama pada masa cabinet Soekarno. Beliau

dikarunia anak dintaranya yaitu Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ).

b. Syamsuddin Sumatrani,beliau adalah seorang ulama besar Sumatera, beliau adalah

seorang murid dari Hamzah Fansuri seorang ulama sastrawan melayu sekaligu ahli

sufi yang menganut faham wahdatul wujud.

c. Syeikh Nawawi Al Bantani, beliau adalah ulama besar yang terlahir di desa Tanara,

Tirtayasa, Banten. Beliau adalah ulama yang produktif,banyak kitab karangannya

dibaca dan dijadikan referensi di kalangan pesantren.

3. Organisasi- organisasi Islam di Indonesia

a. Nahdhatul Ulama, adalah organisasi yang berarti kebangkitan para ulama.

Organisasi didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari yang dibantu oleh KH Wahhab

Hasbullah,di Jombang, Jawa Timur,pada tanggal 31 Januari 1926. Ciri organisasi NU

Page 15: Rangkuman SKI MTS

15 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

adalah mempertahankan adat dan kebiasaan lokal dan mengharuskan bertaqlid

kepada salah satu Imam mujtahid yang empat.

b. Muhammadiyyah, adalah organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.KH

Ahmad Dahlan termasuk orang –orang yang ingin mengembalikan ajaran islam

pada sumber utama yaitu Al-quran dan Hadits tanpa dicampuri khurafat dan

bid’ah.Muhammdiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.

c. Persatuan Islam ( Persatuan Islam ) adalah sebuah Organsisai islam yag didirikan

oleh KH Zam zam di Bandung pada tanggal 19 September 1923. Sifat dari organisasi

ini tidak berbeda dengan Muhammdiyyah yaitu mengembalikan agama islam

kepada sumbernya yang utama yaitu Al Quran dan Hadits serta menjauhi khurafat,

bid’ah dan takhayyul. Diantara tokoh Persis yang paling terkenal ialah Ahmad

Hassan.

d. Mathla’ul Anwar, sebuah organisasi kemasyarakatan yang bergerakdi bidang social,

pendidikan dan dakwah. Organisasi ini didirikan oleh KH. E.Muh Yassin di

Menes,Pandeglang,Jawa Barat pada tanggal 10 Juli 1916.

BAGIAN 6

SEJARAH TRADISI ISLAM NUSANTARA

A. Pengertian Budaya

    Budaya berasal dari bahasa Sansekerta (Buddayah), dan bentuk jamaknya adalah Budi dan

Daya.

    1. Budi   : artinya akal, pikiran, nalar

    2. Daya  : artinya usaha, upaya, Ikhtiar

    Jadi kebudayaan adalah segala akal pikiran dalam berupaya atau berusaha untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. 

B. Pengertian Seni:

     Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim

dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat

sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri

peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah

proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu,

dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat

medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara

seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari

orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan

tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah

yang bermaksud cinta).

Adapun beberapa teori seni rupa menurut beberapa tokoh :

1. Ki. Hadjar Dewantara 

   Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan

dapat menggerakan jiwa manusia,

Page 16: Rangkuman SKI MTS

16 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

2. Herbert Read

   Aktivitas menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan,

3. Ahdiat Karta Miharja

   Kegiatan rohani yang merefleksi pada jasmani, dan mempunyai daya yang bisa

membangkitkan perasaan/jiwa orang lain.

C. Cabang-cabang Seni ada 5 yaitu :

1. Seni Rupa

2. Seni Tari/gerak

3. Seni Suara/Vocal/Musik

4. Seni Sastra

5. SeniTeater/drama

D. AKULTURASI DAN ASIMILASI BUDAYA ISLAM DENGAN BUDAYA LOKAL

Proses akulturasi dan asimilasi kebudayaan dalam peradaban Islam diawali dengan adanya gerakan penterjemahan karya-karya dari luar dunia Islam ke dalam bahasa Arab, dan ia mencapai puncaknya pada era Kerajaan Abbasiah. Pemikiran yang terdapat dalam karya-karya yang diterjemahkan itu kemudian mempengaruhi pemikiran para intelektual Islam. Pemikiran tersebut mereka serap untuk diintegrasikan ke dalam pemikiran bagi memperkayakan peradaban Islam.

Era kekuasaan Abbasiah dianggap zaman keemasan peradaban Islam. Berkembangnya pemikiran intelektual dan keagamaan pada tempoh ini antara lain kerana kesediaan umat Islam untuk menyerap budaya dan khazanah peradaban besar dan mengembangkannya secara kreatif. Pada era itu, sikap umat Islam yang terbuka terhadap seluruh umat manusia mendorong orang-orang bukan Arab (mawali) untuk memeluk Islam. Kelompok ini ikut serta memberikan sumbangan bagi kemajuan peradaban. Para ilmuwan pada masa itu menduduki posisi penting.Perluasan Islam tidak saja telah memperbanyakkan penganut Islam, tetapi juga ikut membangun suatu bentuk peradaban Islam. Perluasan wilayah Islam ini dalam waktu yang begitu singkat memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk belajar daripada pelbagai kelompok masyarakat yang telah memiliki tradisi keilmuan yang maju.

Dalam waktu yang bersamaan, hal ini juga menjadi tentangan bagi para ulama untuk mempertahankan dan membela agamanya. Serangan dan tentangan pelbagai agama yang telah lama berkembang sebelum Islam, dengan sistem teologi dan tradisi keagamaannya yang khas, telah mendorong para ulama untuk menyusun dasar-dasar keyakinan (teologi) dan hukum Islam yang kukuh.

Oleh kerana itu, ilmu tauhid/kalam, fikh, usul fikh mengalami perkembangan. Hubungan umat Islam dengan umat yang memiliki peradaban lain yang sangat maju, seperti India, Mesir dan Yunani mendorong umat Islam untuk menyerap khazanah peradaban tersebut.

Selain itu, faktor ajaran Islam sendiri juga menjadi penting bagi pengembangan peradaban. Al-Quran, sebagai sumber normatif, memiliki kedudukan yang sangat khusus dan memainkan peranan utama dalam kehidupan kaum Muslim, kerana sentiasa menjadi sumber inspirasi keagamaan dan keilmuan. Bahkan pihak-pihak yang bertikai merujuk dan menggunakan ayat al-Quran sebagai alasan pendirian dan tindakan masing-masing. Pada abad kesembilan, hadis juga telah mendapatkan kedudukan penting dalam kehidupan keagamaan Muslim. Pada masa itu hadis rujukan telah dibukukan.

Kehidupan intelektual di zaman Dinasti Abbasiyah diawali dengan berkembangnya perhatian pada perumusan dan penjelasan panduan keagamaan terutama dari dua sumber utama ini, ilmu-ilmu lain kemudian berkembang. Ilmu-ilmu al-Quran dan ilmu-ilmu hadis adalah dua serangkai siri pengetahuan yang menjadi pokok perhatian dan fokus pendidikan ketika itu.

Kemajuan peradaban Islam era Abbasiyah ini juga ditandai dengan berkembangnya ilmu-ilmu keislaman lain yang meliputi teologi/ilmu kalam dan fikh.

Salah satu ilmu yang sangat menarik perhatian umat Islam di zaman ini adalah ilmu kedoktoran (at-Tibb). Yayasan latihan perubatan peninggalan zaman Bizantium di Antiokia dan Harran di Syria serta di Iskandariah, Mesir yang sudah lemah, pada era ini kemudian dibangkitkan kembali. Di wilayah timur ada sekolah khusus kedoktoran di Jundishapur Susiana, warisan era keemasan Sasaniah.

Page 17: Rangkuman SKI MTS

17 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

Dengan semakin banyaknya kitab kedoktoran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, muncullah doktor Muslim yang secara terus-menerus mendalami dan mengembangkannya. Di antara para doktor tersebut ialah Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Rhazes), yang hidup antara tahun 865-925M. Ia berjasa besar dalam mempelajari dan mengubati penyakit campak (small pox) dan cacar (measles).Pada masa itu, matematik dan astronomi juga berkembang. Karya Claudius Ptolemaeus (ahli astronomi sekitar 100-178SM), Megale Syntaxis, diterjemahkan atas perintah Khalifah al-Mamun oleh al-Hajaj bin Yusuf, yang sebelumnya juga menghadiahkan terjemahan kitab Elements karya Euclides (ahli matematik sekitar 300SM) kepada Khalifah Harun ar-Rasyid.

Pengetahuan umat Islam dalam bidang ini juga diperkaya dengan warisan ilmu dari India. Muhammad bin Ibrahim al-Fazari, penterjemah pada era Khalifah al-Mamun, misalnya menyadur buku astronomi India terkenal, Zij as-Sindhind (table astronomi) dan mempersembahkannya kepada Khalifah al-Mansur.

Setelah menguasai ilmu-ilmu warisan Yunani dan India ini, al-Khawarizmi menuangkan hasil penelitian dan pemikiran yang gemilang dalam bidang aljabar, yang menabalkan namanya hingga saat ini dalam istilah algoritma.

Berkembangnya pelbagai cabang ilmu pengetahuan tersebut adalah usaha dan kegigihan khalifah yang banyak menyediakan kemudahan-kemudahan. Usaha pengumpulan naskhah asing dan penterjemahannya ke bahasa Arab terus digalakkan.

Meluasnya usaha ini banyak disebabkan oleh dukungan Khalifah al-Ma’mun dan khalifah sesudahnya. Al-Mamun antara lain, mengembangkan Yayasan Baitulhikmah (Bait al-Hikmah) yang menjadi pusat segala kegiatan keilmuan. Di yayasan ini para penerjemah berkumpul, baik Muslim mahupun bukan Muslim, bekerjasama mengalihbahasakan pelbagai naskhah kuno dan menyusun berbagai-bagai penjelasan serta komentarnya.

Di yayasan ini juga, Abu Yusuf Yaqub al-Kindi (801-869M), misalnya tidak saja menggali dan menyinarkan kembali filsafat Yunani, tetapi juga memperluas horizon pemikiran umat Islam. Perhatian keilmuannya mencakupi bidang yang sangat luas, tidak saja masalah logika, tetapi juga sejarah alam, meteorologi serta kimia, bahkan ilmu ketenteraan.

Kegemilangan peradaban Islam dicapai kerana kebijaksanaan daulah Abassiyah dan juga faktor terjadinya asimilasi dalam Dinasti Abassiah dan penyerapan unsur-unsur bukan Arab (terutama bangsa Parsi) dalam pembinaan kemajuan dalam banyak bidang.

E. BUDAYA DAN SYARIAT ISLAM

Di atas sudah diterangkan sebelumnya tentang kebudayaan dan beberapa aspeknya. Hal

penting berikutnya adalah menjelaskan pengertian dari Islam, syariat Islam. Islam sebagaimana

dinyatakan An-Nabhany (2001)[18] adalah ad-dien al-ladziy anzalahu allahu `ala sayyidina

Muhammadin saw li tandzimi alaqati al-insani bi khaliqihi wa bi nafsihi wa bi ghairihy min baniy al-

insan.

Sedangkan syariat Islam adalah khithaabu asy-syaari`al-muta`alliqu bi af`afali al-`ibad. (seruan sang

pembuat hukum (Asy-syari`) yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan seorang hamba). Maka,

sesungguhnya pengaturan yang diberikan kepadanya berupa pedoman oleh Allah swt adalah dalam

rangka mengatur manusia sesuai dengan sifat kemanusiaannya dan selaras dengan fitrah

penciptaannya.

Walhasil, keragaman -dalam selera, kecendrungan dan perkara-perkara kebiasaan lainnya

yang dibolehkan (mubah) - merupakan keniscayaan, sedangkan ketundukan manusia terhadap

seluruh aturan Allah (hukum Islam) secara menyeluruh juga adalah sesuai fitrah penciptaannya.

Maka budaya orang Islam di Indonesia bisa jadi berbeda dengan budaya Muslim di tempat lain, tetapi

tetap sama-sama terikat dengan hukum Islam dan sejalan dengan koridor syariat Islam.

Jika kita ingin menyinggung istilah Suparlan seperti diterangkan sebelumnya, maka batasan

tegas itu hanya ditemukan pada Islam yang memenuhi syarat serta criteria yaitu bersifat hakiki,

mutlak dan layak jadi patokan kebenaran, yakni rangkaian wahyu yang diturunkan Allah swt.

Sedangkan di luar Islam, pertanyaan tentang batasan apa yang bisa jadi patokan mengenai hal-

hal absolute (world view) untuk membedakannya dengan hal-hal bersfiat ethos tidak mampu

Page 18: Rangkuman SKI MTS

18 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

dipenuhi, karena sejatinya semua yang jadi pedoman kehidupan mereka asal dan sumbernya adalah

manusia belaka.

Berdasarkan pemaparan di atas, sesungguhnya menurut perspektif Islam, ada batasan yang

jelas dan tegas tentang hal-hal terkait kehidupan. Secara alamiah, yang bersifat dan berlaku universal

maka Islam membolehkannya, bahkan mendorong untuk meraih manfaat semaksimal mungkin tanpa

memandang lagi sumber dari sains dan teknologi tersebut.

Hal ini sesuai pesan Nabi saw antum a`lamu bi umuri dunyakum. Sebaliknya, jika terkait

perkara yang menyangkut bagaimana menjalani kehidupan, maka diwajubkan untuk hanya

berpedoman kepada dalil-dalil yang bersumberkan al-Qur`an dan As-Sunnah.

Dalam hal ini kita bisa mengatakan bahwa agama Islam adalah sumber budaya bagi umat Muslim di

manapun. Namun demikian terkait fitrah kemanusiaan, bahwa manusia mempunyai selera beragam

soal makanan, warna kesukaan, bentuk arsitektur bangunan, dan seterusnya, selama kesemuanya itu

terikat dengan atau tidak menyalahi kaidah-kaidah hukum Islam, maka tidak menjadi masalah.

Misalnya, Islam mengatur soal berpakaian. Hukum wahyu telah turun menerangkan dengan

prinsip-prinsip hukumnya adalah: wajib menutup aurat; wajib tidak transparan sehingga

memperlihatkan warna kulit si pemakai; wajib tidak ketat sehingga pakaian itu mempertontonkan

bentuk lekuk tubuh si pemakai; jika itu adalah jilbab, maka ia berupa baju luar yang berbentuk

terusan (bukan potongan) dan longgar yang dipakai di atas baju rumahan. Dengan pedoman ini

semua, maka selama seseorang terikat dengan aturan Islam tersebut, urusan selebihnya diserahkan

kepada manusia. Apa; apakah dihiasi ornamen tradisional atau kontemporer dan seterusnya.

Jadi, jilbab dan kerudung tersebut adalah bagian dari hukum Islam. Adapun praktiknya,

sepanjang terikat dengan kaidah hukum Islam, boleh untuk mengenakan busana ala nusantara, Cina,

Timur Tengah, Melayu atau yang lain. Bahwa di setiap tempat mempunyai ciri khas masing-masing,

hal ini pun tidak akan menjadi persoalan dalam kacamata Islam, dengan catatan bahwa kesemuanya

ini diselaraskan dengan prinsip-prinsip hukum Islam.

Dengan paradigma yang sama kita bisa mendudukkan secara tepat dan sesuai syariat,

masalah-masalah antara budaya dan hukum Islam. Wallahu a`lam.

F. Perspektif Islam tentang Tradisi dan Budaya Jawa

Secara umum, ajaran-ajaran dasar Islam yang bersumberkan al-Qur`an dan hadist Nabi Muhammad S.a.w.. dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah menyangkut ajaran-ajaran tentang keyakinan atau keimanan; syariah menyangkut ajaran-ajaran tentang hukum-hukum yang terkait dengan perbuatan orang mukallaf (orang Islam yang sudah dewasa); dan akhlak menyangkut ajaran-ajaran tentang budi pekerti yang luhur (akhlak mulia). Ketiga kerangka dasar Islam ini sebenarnya merupakan penjabaran dari beberapa ayat al-Quran (seperti QS. al-Nur (24): 55, al-Tin (95): 6, dan al-‘Ashr (103): 3) dan satu hadis Nabi Muhammad S.a.w. yang diriwayatkan oleh Muslim dari Shahabat Umar bin Khaththab yang berisi tentang konsep iman, islam, dan ihsan. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman, syariah merupakan penjabaran dari konsep islam, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan.

  Dengan paparan singkat mengenai Islam di atas, maka dapat dijelaskan di sini bahwa masalah tradisi dan budaya Jawa sangat terkait dengan ajaran-ajaran Islam, terutama dalam bidang aqidah dan syariah. Kalaupun ada yang terkait dengan bidang akhlak, hal itu tidak dibicarakan dalam tulisan ini. Untuk melihat apakah tradisi dan budaya yang sudah mengakar di tengah-tengah masyarakat Jawa itu sesuai dengan ajaran Islam atau tidak, maka hal itu dapat dikaji dengan mendasarkan diri pada ajaran-ajaran Islam yang terkait dengan bidang aqidah dan syariah. Sebab tradisi dan budaya Jawa seperti yang dijelaskan di atas menyangkut masalah keyakinan, seperti keyakinan akan adanya sesuatu yang dianggap ghaib dan memiliki kekuatan seperti Tuhan, dan juga menyangkut masalah perilaku ritual, seperti melakukan persembahan dan berdoa kepada Tuhan dengan berbagai cara tertentu, misalnya dengan sesaji atau dengan berdoa melalui perantara.

Page 19: Rangkuman SKI MTS

19 | P a g e R i n g k a s a n S K I V I I , V I I I , I X B y S u m a r n a , S . P d . I

 

Pada prinsipnya masyarakat Jawa adalah masyarakat yang religius, yakni masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memeluk suatu agama. Hampir semua masyarakat Jawa meyakini adanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan manusia dan alam semesta serta yang dapat menentukan celaka atau tidaknya manusia di dunia ini atau kelak di akhirat. Yang perlu dicermati dalam hal ini adalah bagaimana mereka meyakini adanya Tuhan tersebut. Bagi kalangan masyarakat Jawa yang santri, hampir tidak diragukan lagi bahwa yang mereka yakini sesuai dengan ajaran-ajaran aqidah Islam. Mereka meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan mereka menyembah Allah dengan cara yang benar. Sementara bagi kalangan masyarakat Jawa yang abangan, Tuhan yang diyakini bisa bermacam-macam. Ada yang meyakini-Nya sebagai dewa dewi seperti dewa kesuburan (Dewi Sri) dan dewa penguasa pantai selatan (Ratu Pantai Selatan). Ada juga yang meyakini benda-benda tertentu dianggap memiliki ruh yang berpengaruh dalam kehidupan mereka seperti benda-benda pusaka (animisme), bahkan mereka meyakini benda-benda tertentu memiliki kekuatan ghaib yang dapat menentukan nasib manusia seperti makam orang-orang tertentu (dinamisme). Mereka juga meyakini ruh-ruh leluhur mereka memiliki kekuatan ghaib, sehingga tidak jarang ruh-ruh mereka itu dimintai restu atau izin ketika mereka melakukan sesuatu. Jelas sekali apa yang diyakini oleh masyarakat Jawa yang abangan ini bertentangan dengan ajaran aqidah Islam yang mengharuskan meyakini Allah Yang Mahaesa. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah Swt. Orang yang meyakini ada tuhan (yang seperti tuhan) selain Allah maka termasuk golongan orang-orang musyrik yang sangat dibenci oleh Allah dan di akhirat kelak mereka diharamkan masuk ke surga dan tempatnya yang paling layak adalah di neraka (QS. al-Maidah (5): 72). Perbuatan seperti itu dinamakan perbuatan syirik yang dosanya tidak akan diampuni oleh Allah (QS. al-Nisa’ (4): 166).

  Tradisi dan budaya masyarakat Jawa yang lain yang perlu dikaji di sini adalah yang terkait dengan perilaku-perilaku ritual mereka. Masyarakat Jawa yang abangan juga memiliki tradisi ziarah ke makam orang-orang tertentu dengan tujuan untuk mencari berkah atau memohon kepada para ruh leluhur atau orang yang dihormati agar memberikan dan mengabulkan apa yang mereka minta. Mereka juga memiliki tradisi melakukan upacara-upacara keagamaan (ritus) sebagai ungkapan persembahan mereka kepada Tuhan. Di antara tradisi yang terkait dengan ritus ini adalah upacara labuhan di pantai Parang Kusuma, upacara ruwatan, upacara kelahiran hingga kematian seseorang, upacara menyambut tahun baru Jawa yang sama dengan tahun baru Islam, dan bentuk-bentuk upacara ritual lainnya. Acara-acara ritual yang mereka lakukan seperti itu meskipun bertujuan minta kepada Tuhan (Allah), tetapi menempuh cara yang bertentangan dengan ajaran syariah Islam. Mereka meminta berkah atau rizki kepada Tuhan tidak secara langsung, tetapi melalui perantara dan memakai sesaji. Meminta berkah atau rizki kepada selain Allah jelas dilarang dan bertentangan dengan al-Quran, karena tidak ada yang dapat memberikan berkah atau rizki kepada siapa pun selain Allah (QS. al-Zumar (39): 52). Syariah Islam mengatur masalah ibadah (ibadah mahdlah) dengan tegas dan tidak dapat ditambah-tambah atau dikurangi. Tatacara ibadah kepada Allah ditetapkan dalam bentuk shalat, zakat, puasa, dan haji yang didasari dengan iman (kesaksian akan adanya Allah yang satu dan Muhammad sebagai Rasulullah). Semua bentuk ibadah ini sudah diatur tatacaranya dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Segala bentuk amalan yang bertentangan dengan cara-cara ibadah yang ditetapkan oleh al-Quran atau hadis disebut bid’ah yang dilarang. Dengan demikian, apa yang selama ini dilakuan oleh masyarakat Jawa, khususnya dalam masalah-masalah ritual seperti itu, jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam. Karena itu, hal ini sebenarnya harus diupayakan untuk ditinggalkan atau diluruskan tatacaranya sehingga tidak lagi bertentangan dengan ajaran Islam.

 

Penutup

Sebagai catatan penutup perlu ditegaskan bahwa Islam tidak sama sekali menolak tradisi atau budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dalam penetapan hukum Islam dikenal salah satu cara melakukan ijtihad yang disebut ‘urf, yakni penetapan hukum dengan mendasarkan pada tradisi yang berkembang dalam masyarakat. Dengan cara ini berarti tradisi dapat dijadikan dasar penetapan hukum Islam dengan syarat tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang tertuang dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Di Indonesia banyak berkembang tradisi di kalangan umat Islam yang terus berlaku hingga sekarang, seperti tradisi lamaran, sumbangan mantenan, peringatan hari-hari besar keagamaan, dan lain sebagainya. Selama ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam maka tradisi-tradisi seperti itu dapat dilakukan dan dikembangkan. Sebaliknya, jika bertentangan dengan ajaran Islam, maka tradisi-tradisi itu harus ditinggalkan dan tidak boleh dikembangkan.

‘’ SELAMAT MENEMPUH UAMBN ANAK - ANAKKU “

BE SUCCES AND GOOD POINT