proposal stress dgn siklus mens

21
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja atau masa adolescence adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial (Ali & Asrori, 2010; Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004; Dhamayanti, 2009; Proverawati & Misaroh, 2009). Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Remaja perempuan mengalami masa pubertas lebih cepat dibandingkan lakilaki. Pubertas pada remaja perempuan juga ditandai dengan Menarche yaitu mendapatkan menstruasi (haid) pertama (Mikrajuddin, 2006). Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa akan mengalami suatu tahap yang disebut pubertas. Menurut World Health Organication (WHO) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun. Remaja perempuan mengalami masa pubertas lebih cepat dibandingkan laki-laki. Pubertas pada remaja perempuan di tandai dengan menarche yaitu mendapatkan mensturasi (haid) pertama (Wong, 2008).

Upload: nuris-miftakhurrohmah

Post on 19-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dlkadka

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja atau masa adolescence adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis

dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis,

emosional, dan sosial (Ali & Asrori, 2010; Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004;

Dhamayanti, 2009; Proverawati & Misaroh, 2009). Pertumbuhan dan perkembangan manusia

menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Remaja perempuan

mengalami masa pubertas lebih cepat dibandingkan lakilaki. Pubertas pada remaja

perempuan juga ditandai dengan Menarche yaitu mendapatkan menstruasi (haid) pertama

(Mikrajuddin, 2006).

Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa akan mengalami suatu tahap

yang disebut pubertas. Menurut World Health Organication (WHO) batasan usia remaja

adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja

Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin

dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun. Remaja perempuan mengalami masa pubertas

lebih cepat dibandingkan laki-laki. Pubertas pada remaja perempuan di tandai dengan

menarche yaitu mendapatkan mensturasi (haid) pertama (Wong, 2008).

Menstruasi adalah pengeluaran cairan dari vagina secara berkala selama masa usia

reproduktif. Biasanya berlangsung selama 3-7 hari (Ramaiah, 2006). Siklus mensturasi

merupakan waktu sejak hari pertama mensturasi sampai datangnya mensturasi periode

berikutnya, sedangkan panjang siklus mensturasi adalah jarak antara tanggal mulainya

mensturasi yang lalu dan mulainya mensturasi berikutnya. Siklus mensturasi pada wanita

normalnya berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus mensturasi 28

hari dengan lama mensturasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari (Proverawati & Misaroh, 2009).

Menstruasi merupakan saat-saat yang dinanti kehadirannya oleh para wanita dewasa.

Dan ketika ia terlambat datang, maka akan timbul kekhawatiran, “jangan0jangan telah terjadi

sesuatu pada dirinya”. Sebenarnya, disamping kekhawatiran akan adaya keterlambatan, ada

masalah lain lagi yang dihadapi para wanita ketika menstruasi tersebut akhirnya tiba, yaitu

menderita kram, nyeri dan ketidaknyamanan lain, bahkan sampai tidak mampu beraktivitas

Page 2: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

sehari-hari. Sehingga ada yang kemudian berharap akan lebih baik jika tidak mengalami

menstruasi. Penyebab nyeri ini kemungkin dapat dikarenakan stress. Nyeri ketika mestruasi,

dalam istilah kedokteran disebut disminore (Ninik Dwi A, 2005)

Data dari Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS, 2010) sebagian besar 68% perempuan

di Indonesia berusia 10-59 tahun melaporkan haid teratur dan 13,7% mengalami masalah

siklus haid yang tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Persentase tertinggi haid tidak teratur

terdapat pada daerah Gorontalo (23,3%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (8,7%),

sedangkan di Maluku Utara (15,7%).

Survei awal yang dilakukan pada 40 mahasiswa keperawatan semester tujuh stikes

muhammadiyah Lamongan mengalami gangguan siklus menstruasi karena stress, diketahui

beberapa faktor yaitu: mengalami stres sedang dalam tiga bulan terakhir karena berbagai

faktor seperti kecemasan karena ujian akhir semester yang semakin dekat, tugas perkuliahan

yang menumpuk, permasalahan dengan teman, masalah keuangan, dan 5 orang diantaranya

mengalami stresringan. Sedangkan 8 mahasiswi mengalami siklus menstruasi normal(21-35

hari) dengan lama perdarahan lebih dari 6 hari, dan 5 orang mengalami siklus panjang (>35

hari), dan 5 orang mahasiswi mengalami siklus pendek (<21 hari), dan 17 mahasiswi

menyatakan adanya perubahan dalam siklus menstruasi jika sedang mengalami stresor seperti

menstruasi yang terlambat (dalam 2 bulan tidak ada mens), siklus menstruasi yang lebih

cepat, darah menstruasi yang lebih banyak.

Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon,

kelainan sistemik, stres, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gangguan

pada siklus menstruasi terdiri dari tiga, yaitu: siklus menstruasi pendek yang disebut juga

dengan Polimenore, siklus menstruasi panjang atau oligomenore, dan amenore jika

menstruasi tidak datang dalam 3 bulan berturut-turut (Proverawati & Misaroh, 2009;

Wiknjosastro, 2005; Octaria, 2009 dikutip dari Isnaeni, 2010;).

Stres diketahui sebagai faktor penyebab (etiologi) terjadinya gangguan siklus

menstruasi. Kebanyakan wanita mengalami sejumlah perubahan dalam siklus menstruasi

selama reproduksi. Dalam pengaruhnya terhadap siklus menstruasi, stres melibatkan sistem

hormonal sebagai sistem yang berperan besar pada reproduksi wanita Perdanakusuma, 2010).

Stress diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya

yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat stress

yang dialami individu, dan akan merasa terancam (iyus Yosep, 2007:45).

Page 3: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

Tidak semua tekanan stress berefek buruk. Tekanan bukanlah hal yang harus

dihindari, jika seseorang tidak menentukan tingkatan stress yang optimal untuk dirinya, ia

akan menderita karena tidak mempunyai hal yg penting untuk diperjuangkan, atau merasa

kelelahan akibat aktivitas berlebihan yang tidak terarah (Dikkky, 2008).

Faktor kejiwaan, masalah sosial, masalah keluarga dan lain-lain memegang peran

pentingdalam terjadinya perubahan siklus menstruasi. Wanita yang paling sering mengalami

gangguan siklus menstruasi adalah wanita yang sangat peka terhadapperubagan hormonal dan

faktor-psikologis. Apalagi bila seorang wanita peka terhadap keduanya maka keluhan yang

terjadi akan semakin berat (yatty, 2008)

Untuk mengendalikan stress kita dapat mengubah presepsi pribadi mengenai sebuah

keadaan untuk mengatasi keadaan tersebut, yaitu sikap, keyakinan, dan pikiran kita harus

positif, fleksibel, rasional dan adaptif tehadap orang lainserta mengendalikan faktor-faktor

penyebab stress (sunaryo, 2004:220)

Penanganan stress sampai saat ini masih bersifat konvensional dimana peranan obat-

obatan masih sangat besar. Dimasa mendatang, penanganan stress hendaknya juga dilakukan

melalui pendekatan bio-psiko-sosia

Stress tidak dapat dianggap enteng karena sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa

jadi karena stress menyebabkan mudah marah, lelah, penurunan berat badan yang drastis,

bahkan mudah sakit metabolisme berubah, dan siklus mentruasi terganggu. Mengatasi stress

itu sendiri lewat terapi yang dilakukan oleh para ahli. Jika stress teratasi maka siklus

menstruasi juga akan teratur (Diana, 2014).

Dari uraian latar belakang masalah diatas diketahui sebagian besar mahasiswi

keperawatan semester tujuh Stikes Muhammadiyah Lamongan pernah mengalami kondisi

stress psikologis dan sebagian mahasiswi mengatakan mengalami keterlambatan menstruasi.

Oleh karena itu penelitih ingin menganalisa hubungan antara stress psikologi dengan siklus

menstruasi pada mahasiswi semester tujuh Stikes Muhammadiyah Lamongan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

apakah ada Hubungan antara Stress psikologis dengan Perubahan siklus Menstruasi pada

mahasiswi keperawatan semester tujuh Stikes Muhammadiyah Lamongan?

1.3 Tujuan Penelitihan

1.3.1 Tujuan Umum

Page 4: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

Menganalisa Hubungan antara Stress psikologis dengan Perubahan siklus Menstruasi

pada mahasiswi keperawatan semester tujuh Stikes Muhammadiyah Lamongan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkatan stress psikologis pada mahasiswi keperawatan semester

tujuh Stikes Muhammadiyah Lamongan.

2. Mengidentifikasi perubahan siklus menstruasi pada mahasiswa keperawatan semester

tujuh stikes muhammadiyah lamongan.

3. Menganalisa Hubungan antara Stress psikologis dengan Perubahan siklus Menstruasi

pada mahasiswi keperawatan semester tujuh Stikes Muhammadiyah Lamongan

1.4 Manfaat Penelitihan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1.4.1 Bagi peneliti

Dapat mengembangkan wawasan dan menambah pengetahuan bagi peneliti dalam

kesehatan khususnya tentang Hubungan antara Stress psikologis dengan Perubahan

siklus Menstruasi.

1.4.2 Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah minat pembaca untuk

melakukan penelitian selanjutnya untuk meneruskan penelitian ini.

1.4.3 Bagi Responden

Diharapkan kepada responden untuk selalu ikut ketika diadakan penyuluhan

mengenai kesehatan khususnya tentang stress psikologis dan siklus menstruasi.

1.4.4 Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi dalam

mengembangkan ilmu keperawatan.

1.4.5 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Memberikan masukan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

Page 5: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 konsep Dasar Stress

2.1.1 Pengertian stress

Stress adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor psikososial(tekanan mental/beban

kehidupan). Stress dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai

stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis,

perilaku, dan subjektif terhadap stress; knteks yang menjebatani pertemuan antara

individu dengan stimulus yang membuat stress; semua sebagai suatu sistem

(WHO,2003:158).

Stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan

kebutuhan yang ada dalam dirinya (pundiknakes, Dep. Kes.RI,1998)

Menurut Mc Nerney (1984), stress adalah reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh

terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan

merisaukan seseorang (Iyus Yosep, 2007:45)

Stress adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental fikik,

emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan

fisik manusia tersebut (National Safety Conuncil, 2003:2).

2.1.2 Penggolongan stress

Menurut brench grand (2000), stress ditinjau dai penyebabnya dapat digolongkan sebagai

berikut (Sunaryo, 2004:215) :

1. Penyebab makro

Yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian, perceraian,

pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.

2. Penyebab mikro

Yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah tangga,

beban kerja, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi stress antara lain (Sunaryo, 2004:216)

1. Faktor biologis

Herediter. Konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurologis, dan neurohormonal.

2. Faktor psikoedokatif/ sosiokultural

3. Perkembangan kepribadian, pengalaman, dan kondisi lain yang

mempengaruhi.

Page 6: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

2.1.4 Gejala dan tanda stress antara lain:

1. Gejala fisik

Gejala stress secara fisik dapat berupa jantung berdebar, napas cepat

dan memburu/terengah-engah, mulut kering, lutut gemetar, perut melilit, nyeri

kepala seprti diikat, aktivitas metabolik meningkat (berkeringat banyak,

tangan lembab, letih yang tak beralasa, merasa gerah, panas), dan otot tegang

(National Safety Council, 2003:4)

2. Gejala psikis

Keadaan stress dapat membuat orang-orang yang mengalaminya

merasa gejala psikoneurosa (Rohmah, 2009), seperti:

1) Perasaan bersalah dan hilangnya percaya diri

2) Bingung, ketidakmampuan menganalisa secara benar, kemampuan berfikir

yang rendah, daya ingat yang lemah.

3) Rasa putus asa yang benar, menyakini bahwa segalanya berlangsung buruk

ketidak mampuan memusatkan perhatian atau kesulitan melakukannya.

4) bersikap yang tidak sesuai akal sehat.

5) perasaan tidak berdaya atau tidak berpengharapan.

6) kehilangan atau peningkatan nafsu.

2.1.5 Tahapan stress menurut Robert Van Amberg (Iyus Yosep, 2007:52):

1. stress tingakat 1

Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling ringan dan biasanya

disertaidengan perasaan-perasaan sebagai berikut:

1)semangat besar

2) penglihatan tajam tidak sebagaimana mestinya.

3) energi yang gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih

dari biasanya.

2. stress tingkat II

Dalam tahap ini dampak stress yang menyenangkan mulai menghilang dan

timbul keluhan-keluhan dikarekanan cadangan energi tidak lagi cukup

sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan sebagai berikut:

1)merasa letih sewaktu bangun pagi.

2) merasa lelah sesudah makan siang.

3) merasa lelah menjelang sore hari.

Page 7: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

4)terkadang gangguan dalam sistem pernafasan (gangguan usus/perut

kembung), kadang pula jantung berdebar-debar.

5) perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang) leher.

6) perasaan tidak bisa santai.

3. stress tingkat III

Pada tahapan ini keluhan keletihan semakain namppak disertai dengan

gejalah-gejalah:

1) gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mules, sering ingin kebelakang).

2)otot-otot lebih tegang.

3) perasaaan tengang yang semakin meningkat.

4) gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur

kembali, atau bangun terlalu pagi)

5) badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan)

4. stress tingkat IV

tahapan ini sudah menunjukan keadaan yang lebih buruk yang

ditamdai sebagai berikut:

1) untuk bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit.

2) kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.

3) kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan

kegiatan-legiatan rutin lainnya terasa berat.

4) tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menangangkan, dan sering terbangun

dini hari.

5)perasaan negativistik.

6) kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.

7) perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan.

5. stress tingkat V

1)keletihan yang mendalam (physical and psychological exhaustion).

2) untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana kurang mampu.

3) gangguan sistem pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sukar buang air

besar atau sebaliknya feces cair dan sering kebelakang.

4) perasaan semakin menjadi, mirip panik.

6. stress tingkat VI

1) debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang

dikeluarkan, karena stress tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah.

Page 8: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

2)nafas sesak.

3) badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran.

4)tenaga hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lgi, pingsan atau collaps.

2.2.6 Respon Terhadap Stresor

1. Respon Fisiologis :

Situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya. Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medulla adrenal. Untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF (corticotropin releasing factor), suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat dibawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis selanjutnya mensekresikan hormon ACTH (adrenocorticotropic hormone), yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight (Sriati;2008).

Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah gangguan fisik seperti:1) Gangguan pada organ tubuh menjadi hiperaktif dalam salah satu sistem tertentu. Contohnya: muscle myopathy pada otot tertentu mengencang/melemah, tekanan darah naik terjadikerusakan jantung dan arteri, sistem pencernaan terjadi maag, diare.2) Gangguan pada sistem reproduksi. Seperti: amenorhea/tertahannya menstruasi, kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen pada pria, kehilangan gairah seks.3) Gangguan pada sistem pernafasan: asma, bronchitis.4) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, jerawat, dst.2. Respon Psikologik:1) Keletihan emosi, jenuh, mudah menangis, frustasi, kecemasan, rasa bersalah, khawatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri.2) Terjadi depersonalisasi ; dalam keadaan stres berkepanjangan, seiring dengan keletihan emosi, ada kecenderungan yang bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai ‘sesuatu’ ketimbang ‘seseorang’3) Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses3. Respon Perilaku1) Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat2) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.3) Mahasiswa yang ‘over-stressed’ (stres berat) seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. (Yulianti; 2004, Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS;2008, Chomaria;2009)

Page 9: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

2.2.7 Penatalaksanaan StresStrategi menghadapi stres antara lain dengan mempersiapkan diri menghadapi stresor

dengan cara melakukan perbaikan diri secara psikis/mental, fisik dan sosial. Perbaikan diri secara psikis/mental yaitu dengan pengenalan diri lebih lanjut, penetapan tujuan hidup yanglebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik, olahraga teratur, istirahat yang cukup. Perbaikan diri secara sosial dengan melibatkan diri dalam suatu kegiatan, acara, organisasi dan kelompok sosial. Mengelola stres merupakan usaha untuk mengurangi atau meniadakan dampak negatif stresor.

Dalam mengelola stres dapat dilakukan beberapa pendekatan antara lain:1). Pendekatan farmakologi; menggunakan obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmiter disusunan syaraf pusat otak (sistem limbik). Sebagaimana diketahui sistem limbik merupakan bagian otak yang berfungsi mengatur alam pikiran, alam perasaan dan perilaku seseorang. Obat yang sering dipakai adalah obat anti cemas (axiolytic) dan anti depresi (anti depressant).2). Pendekatan perilaku; mengubah perilaku yang menimbulkan stres, toleransi/adaptabilitas terhadap stres, menyeimbangkan antara aktivitas fisik dan nutrisi,serta manajemen perencanaan, organisasi dan waktu.3). Pendekatan kognitif; mengubah pola pikir individu, berpikir positif dan sikap yang positif, membekali diri dengan pengetahuan tentang stres, menyeimbangkan antara aktivitas otak kiri dan kanan, serta hipnoterapi.4). Relaksasi; upaya untuk melepas ketegangan. Ada 3 macam relaksasi yaitu relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera dan relaksasi melalui yoga, meditasi maupun transendensi/keagamaan(Yulianti;2004, Chomaria;2009, http://digilib.unsri.ac.id.;2009).

1.1.3 Skala stress

Tingkat

2.2 konsep Dasar Menstruasi

2.2.1 pengertian mestruasi

Menstruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari

setelah ovulasi (bobak, 2004). Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat

terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi nirmal merupakan hasil

interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait

pada jjaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan

penting dalam proses ini, karena tampaknya siklik maupun lama siklus menstruasi

(greenspan, 1998).

2.2.2 lama menstruasi

Lama menstruasi tiap wanita bervariasi, yaitu sekitar ± 4-7 hari. Salah satu agama

menyebutkan jika lebih dari 14 hari sudah bukan termasuk mentruasi, tetapi merupakan

suatu penyakit atau kelainan.

Page 10: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

1) tanda dan gejala menstruasi

2.2.3 aspek humoral selama siklus menstruasi

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin, yang langsung di

alirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ

target. Hormon-hormon yang behubungan dengan siklus menstruasi antaralain (klik

dokter, 2007):

1. FSH-RH (Folikel Stimulating Hormon releasing hormon) yang dikeluarkan

hipotalamus untuk merangsang hipotisis mengeluarkan FSH.

2. LH-RH (luteinizing hormon releasing hormon) yang dikeluarkan hipotalamus untuk

merangsang hipofisis untuk merangsang hipofisismengeluakan LH.

3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan

prolaktin.

2.2.4 siklus menstruasi

Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid

gadis usia 12 tahun adalah 25 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 hari, dan pada wanita

usia 55 tahun 51,9 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti

darah yang keluar rata-rata ± 16 cc. Pada wanita yang lebih daro 80 cc dianggap patologik

(Hanifa, 2005 : 103).

Siklus menstruasi merupakan satu mekanisme ulangan dari kerja sistem hipotalamus–

hipofisis-ovarium, yang berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi dari jaringan

target –uterus, tuba fallopii, endometrium dan vagina- dari organ reproduksi. Tiap siklus

mencapai puncaknya dalam bentuk perdarahan menstruasi, dan hari pertama siklus

diterima sebagai titik permulaan siklus menstruasi.

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadidalam uterus.

Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis

anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :

1). Fase menstruasi atau deskuamasiFase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan

lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.2). Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.3). Fase intermenstum atau fase proliferasi Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklusmenstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan

Page 11: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

adanya regenerasi epitel. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yangberbentuk torak yang tinggi. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.4). Fase pramenstruasi atau fase sekresi Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu: Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Wiknjosastro; 2005).

2.2.4 masa mestruasi

Pada tiap siklusdikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut (sarwono

prawirohardjo, 2002 : 46):

1. masa haid selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium dilepas,

sedangkan penggeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

2. masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh

kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan

keempat belas dan keempat belas dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut

ovulasi.

3. sesudahnya, dinamakan masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum

menjadikorpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah pengaruh progesteron

ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berlekuk-lekuk mulai bereaksi dan mengeluarkan

getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium

berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh

atrerial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

2.2.5 Gangguan Pola Menstruasi

Apabila menstruasi tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa menstruasi yang tidak teratur atau tidak mendapat menstruasi sering merupakan keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan menstruasi dan bagi perempuan yang berusia diatas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.2.2.5.1 Gangguan pola menstruasi yang berhubungan dengan siklus menstruasi digolongkan menjadi 3 macam yaitu:1). PolimenoreaPada polimenorea siklus menstruasi lebih pendek dari biasa

Page 12: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

(kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguanhormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadipendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karenaperadangan, endometriosis, dan sebagainya.2). OligomenoreaSiklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahanpada oligomenorea biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasusoligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukupbaik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulator dengan masa proliferasilebih panjang dari biasa.3). AmenoreaAmenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tigabulan berturut-turut. Amenorea primer apabila seorang wanita berumur18 tahun keatas tidak pernah dapat menstruasi, sedangkan pada amenoreasekunder penderita pernah mendapat menstruasi tetapi kemudian tidakdapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yanglebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainankongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorea sekunderlebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalamkehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumortumor,penyakit infeksi, dan lain-lain (Wiknjosastro;2005).2.2.5.2 Gangguan pola menstruasi berdasarkan lama perdarahanmenstruasinya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:1). HipomenoreaHipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek danatau kurang dari biasa. Hipomenorea disebabkan oleh karenakesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakitmenahun maupun gangguan hormonal. Adanya hipomenorea tidakmengganggu fertilitas.2). Hipermenorea (Menoragia)Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak darinormal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebabkelainan ini antara lain karena hipoplasia uteri (mengakibatkanamenorea, hipomenorea), asthenia (terjadi karena tonus otot kurang),myoma uteri (disebabkan oleh kontraksi otot rahim kurang, cavumuteri luas, bendungan pembuluh darah balik), hipertensi,dekompensio cordis, infeksi (misalnya : endometritis, salpingitis),retofleksi uteri (karena bendungan pembuluh darah balik), penyakitdarah (misalnya werlhoff dan hemofili) (Lusa;2010).

Page 13: Proposal Stress Dgn Siklus Mens

Keterangan:

Diteliti

Tidak diteliti

Stresor Sosial:kehilangan orang yangdicintai, kehilanganpekerjaan, pensiun,perceraian, masalah keuangan, pindah rumah

Stresor Fisik:suara, polusi, radiasi,suhu udara makanan,trauma, latihan fisik yang terpaksa

Stresor Psikologis:tekanan dari dalam diriindividu biasanya yang

bersifat negatif

Neuroendokrin

Stres

Stres

Respon Fisiologis Respon SosialRespon Psikologis

Pola Menstruasi

Stresorr

Page 14: Proposal Stress Dgn Siklus Mens