proposal aie edit

49
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Pendidikan juga turut mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan melalui proses pembelajaran. Dimana pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia baik dalam kemampuan spiritual, intelektual maupun profesional sehingga manusia tersebut mampu memberdayakan potensi alam dan lingkungan untuk kepentingan hidupnya. Kualitas pendidikan umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya prestasi yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa mencapai skor dalam tes dan kemampuan lulusan mendapatkan dan melaksanakan pekerjaan. Kualitas pendidikan ini dianggap penting karena sangat menentukan gerak laju pembangunan di 1

Upload: umaralfaruq

Post on 12-Dec-2014

147 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Aie Edit

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

setiap negara. Pendidikan juga turut mengalami perkembangan seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

Dimana pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia baik

dalam kemampuan spiritual, intelektual maupun profesional sehingga manusia

tersebut mampu memberdayakan potensi alam dan lingkungan untuk

kepentingan hidupnya.

Kualitas pendidikan umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya

prestasi yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa mencapai skor dalam tes

dan kemampuan lulusan mendapatkan dan melaksanakan pekerjaan. Kualitas

pendidikan ini dianggap penting karena sangat menentukan gerak laju

pembangunan di setiap negara. Oleh karena itu, hampir semua negara di dunia

menghadapi tantangan untuk melaksanakan pembaharuan pendidikan sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, antara lain perbaikan

terhadap sistem pengajaran yang menyangkut penyempurnaan kurikulum,

penataan guru bidang studi, penambahan sarana dan prasarana, penggunaan

metode yang inovatif sampai penyediaan media pengajaran serta usaha lain

yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan.

1

Page 2: Proposal Aie Edit

2

Guru dalam kurikulum bertindak sebagai fasilitator, artinya guru sebagai

pembimbing dan mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru

harus mampu menciptakan suasana kondusif sehingga dapat merangsang

siswa untuk aktif belajar dan mampu bereksplorasi untuk menggali potensi

yang ada pada diri siswa itu sendiri. Sehingga tercapai hasil yang maksimal

dalam bentuk meningkatnya nilai yang diperoleh siswa.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kecamatan Akabiluru berada di

Piladang, Kabupaten Lima Puluh Kota yang mempunyai visi : “Menciptakan

peserta didik yang berprestasi dalam bidang akademis dan non akademis,

tanggap terhadap inovasi IPTEK dan santun dalam bersikap”. Peserta didik

yang berprestasi tentunya mempunyai kompetensi yang tinggi. Dimana, hasil

dari kompetensi yang dimiliki siswa itu dilihat dari hasil belajar yang telah

mereka peroleh. Hal itu dapat dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM).

Walaupun telah diusahakan menciptakan peserta didik yang berprestasi

di bidang akademis, namun nilai yang diperoleh siswa SMP N 3 Kecamatan

Akabiluru masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. KKM adalah

nilai minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran, adapun

KKM setiap mata pelajaran itu berbeda-beda dilihat dari kemampuan siswa

dalam menangkap pembelajaran. Karena KKM itu tergantung kepada tingkat

kesukaran dan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tersebut. Adapun nilai

KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP N 3 Kecamatan

Akabiluru adalah 7,5.

Page 3: Proposal Aie Edit

3

Nilai rata-rata Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP N 3 Kecamatan

Akabiluru semester ganjil tahun pelajaran 2012–2013 masih berada di bawah

KKM. Kelas VII (1) yang terdiri dari 21 orang siswa mempunyai rata-rata

kelas 7,0. Kelas VII (2) yang terdiri dari 20 orang siswa lebih tinggi 0,2 point

dari kelas VII (1) yaitu 7,2. Pada kelas VII (3) yang terdiri dari 22 orang siswa

mempunyai nilai rata-rat 6,9 yang tentunya lebih rendah dari kelas VII (1) dan

VII (2). Dan pada kelas VII (4) nilai rata-ratanya lebih rendah dari semua

kelas yang ada yaitu 6,8. Sedangkan kelas yang siswanya lebih banyak yaitu

23 orang siswa memiliki rata-rata kelas sama dengan kelas VII (1) yaitu 7,0.

Dari penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan kalau nilai rata–rata

siswa masih di bawah KKM. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa di bawah nilai KKM seperti kurangnya minat belajar

siswa dalam belajar Bahasa Indonesia, sewaktu proses belajar mengajar terjadi

siswa cenderung pasif, guru tidak menggunakan model pembelajaran dan

strategi belajar yang bervariasi sehingga siswa cepat bosan dalam menerima

ilmu. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya perhatian orang

tua siswa kepada si anak sehingga cara belajar pergaulan si anak tidak

terkontrol. Dengan demikian akan berdampak negatif terhadap siwa. Dimana

nilai Ujian Nasional untuk pelajaran Bahasa Indonesia akan rendah dan siswa

tidak naik kelas, dampak bagi sekolah yaitu sekolah bisa–bisa kurang diminati

dan prestasi–prestasi lain akan ikut menurun.

Guru sebagai tenaga pengajar sekaligus pendidik merupakan salah satu

faktor utama yang penting dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan

hasil belajar siswa, seorang guru harus mampu menyelenggarakan proses

Page 4: Proposal Aie Edit

4

pembelajaran yang baik dan kondusif. Guru yang efektif adalah guru yang

bisa menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara

aktif dalam suatu mata pelajaran. Namun, pada hakekatnya siswa masih

mengalami kesulitan dalam belajar. Hal itu dapat dilihat dari kesulitan siswa

dalam mengingat pembelajaran, baik pelajaran yang lama maupun yang baru

diajarkan beberapa hari yang lalu. Akibatnya, hasil belajar yang siswa peroleh

akan menurun atau rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama masa Praktek Lapangan,

guru Bahasa Indonesia masih ada yang menggunakan motode ceramah dalam

penyampaian materi pelajaran. Ketika sang guru menggunakan metode diskusi

maka hanya beberapa siswa saja yang mendominasi pembicaraan saat diskusi

berlangsung. Sedangkan siswa lainnya bersikap pasif selama PBM, sehingga

pembelajaran belum berpusat kepada siswa. Dari hal itu dapat kita lihat kalau

tidak semua siswa dapat mengerti dan memahami secara optimal apa yang

disampaikan sang guru sehingga berdampak buruk terhadap hasil belajar.

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman dan

hasil belajar siswa terhadap pelajaran yang diberikan adalah dengan

menggunakan berbagai strategi pembelajaran. Dalam hal ini ketepatan sang

guru dalam memilih pendekatan yang sesuai dengan materi sangat

menentukan keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Tentu saja tidak

mengesampingkan tujuan utamanya yaitu pembelajaran yang berpusat kepada

siswa.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu mata

pelajaran yang akan diujikan pada Ujian akhir yang terdiri dari empat aspek

Page 5: Proposal Aie Edit

5

yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek itu

mempunyai kesulitan yang berbeda–beda dalam mengajarkannya. Membaca

sebagai suatu metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi baik dengan

diri sendiri maupun dengan orang lain, sehingga kita mengerti akan makna

yang ada di balik bacaan yang kita baca.

Pada pembelajaran, membaca merupakan salah satu pelajaran yang

cukup membosankan bagi sebagian siswa karena mereka hanya terpaku pada

bacaan yang diberikan. Salah satu pelajaran yang berhubungan dengan

membaca yaitu membaca tabel. Dalam membaca tabel seorang siswa harus

mampu membaca sebuah tabel dan bisa merangkainya menjadi sebuah kalimat

ataupun sebuah paragraf. Tabel itu sendiri merupakan daftar dari angka-angka,

dimana dengan melihat dan membaca daftar tersebut siswa dapat membedakan

antara daftar pertama dengan daftar selanjutnya. Untuk dapat membaca daftar

dengan cepat dan tepat tentunya diperlukan pembelajaran yang aktif sehingga

bisa merangsang siswa untuk aktif dalam belajar.

Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang

dipelajarinya. Siswa lebih aktif mempelajari materi pembelajaran yang

menyiapkan siswa untuk hidup, informasi yang diterima siswa lebih lama

diingat dan disimpan dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman.

Dari pengertian di atas dapat kita lihat kalau siswa yang berperan aktif

dalam pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik bertugas sebagai motivator

dan fasilitator proses belajar mengajar. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh

seorang guru agar pembelajaran aktif bisa terjadi. Salah satunya dengan

Page 6: Proposal Aie Edit

6

memilih strategi belajar yang tepat. Strategi yang sesuai dengan pokok

bahasan yang akan disampaikan tentunya akan merangsang si anak untuk

berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Salah satu strategi belajar aktif yaitu strategi bowling kampus. Dimana,

dalam penerapannya strategi ini sangat berpihak kepada siswa. Siswa mencari

sendiri bahan atau pelajaran yang akan dipelajarinya tentunya dengan

difasilitasi oleh guru. Sehingga materi yang telah dicari sendiri atau

berkelompok akan berkesan bagi peserta didik dan tidak mudah untuk

dilupakan. Dan pada akhir pelajaran sang guru bisa langsung menarik

kesimpulan apakah materi yang diberikan tersebut telah dipahami atau belum

oleh seluruh peserta didik, dimanakah letak belum pahamnya peserta didik

akan ditinjau lagi oleh sang guru.

Dari latar belakang di atas, penulis merasa penting untuk melakukan

penelitian ini. Judul penelitian yang penulis lakukan yaitu “Pengaruh Strategi

Bowling Kampus Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII

SMP N 3 Kecamatan Akabiluru Pada Pokok Bahasan Membaca Tabel”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:(1) Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMP N 3 Kecamatan Akabiluru masih belum berpusat kepada siswa. Karena

guru kebanyakan hanya menyampaikan materi dengan metode konvensional.

(2) Sejauh penelusuran penulis, motivasi dari siswa sendiri masih kurang

untuk belajar yang mengakibatkan hasil belajar siswa tidak memperlihatkan

Page 7: Proposal Aie Edit

7

kenaikan. (3) Strategi bowling kampus belum pernah dilakukan oleh guru

khususnya guru Bahasa Indonesia, karena banyak guru yang belum terlalu

mengetahui tentang strategi ini.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan agar penelitian ini lebih

terarah, maka peneliti membatasi permasalahan pada pengaruh strategi

bowling kampus terhadap hasil belajar membaca tabel siswa kelas VII SMP N

3 Kecamatan Akabiluru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:(1) Adakah pengaruh strategi

bowling kampus terhadap hasil belajar membaca tabel siswa kelas VII SMP N

3 Kecamatan Akabiluru? (2) Adakah perbedaan yang signifikan antara

pembelajaran menggunakan strategi bowling kampus dengan pembelajaran

konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan khusus.

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui data empiris tentang strategi

bowling kampus. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:(1) Untuk

mengetahui pengaruh penggunaan strategi bowling kampus terhadap hasil

belajar membaca tabel siswa kelas VII SMP N 3 Kecamatan Akabiluru. (2)

Page 8: Proposal Aie Edit

8

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi

bowling kampus dengan pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian bertujuan agar bermanfaat untuk masa yang akan

datang. Demikian juga dengan penelitian yang penulis laksanakan, semoga

bermafaat sebagai: (1) Bahan pertimbangan bagi pihak terkait mengenai

metode dan strategi pembelajaran. (2) Bahan masukan bagi bidang pendidikan

untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk masa yang akan datang. (3)

Untuk staf edukasi secara umum untuk lebih selektif dalam memilih strategi

belajar yang cocok dengan materi yang akan diajarkan.

Page 9: Proposal Aie Edit

9

BAB II

KERANGKA TEORETIS

A. Landasan Teori

Dalam kajian teori ini penulis menjelaskan tentang teori-teori yang

berhubungan dengan penelitian. Teori-teori tersebut meliputi : (1) defenisi

belajar, (2) proses pembelajaran, (3) strategi active learning bowling kampus,

(4) pembelajaran konvensional, (5) membaca tabel dan (6) hasil belajar.

1. Defenisi Belajar

Surya (Rusman dkk, 2011:7) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku

baru baik secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Crow dan Crow (Darmansyah, 2010:22) belajar adalah

sesuatu yang diperoleh dan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan,

pengetahuan dan sikap yang baru.

Menurut Darmansyah (2010:23) belajar merupakan usaha sadar dan

terencana yang dilakukan individu dalam pemerolehan pengetahuan dan

keterampilan secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan tingkah

laku dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik berdasarkan

pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Slameto (2010:02) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

9

Page 10: Proposal Aie Edit

10

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Garret (Sagala, 2003:13) belajar adalah

merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui

latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan

perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.

Jadi, belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh seseorang

dimana terjadi perubahan kognitif, sikap atau tingkah laku peserta didik

dan bertambahnya keterampilan dari peserta didik itu sendiri.

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi untuk mencapai pembelajaran. Darsono

(Hamdani, 2011:23) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan cara

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar

mengetahui dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari.

Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono (Hamdani, 2011:47) adalah:

(1) pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis, (2) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi

siswa dalam belajar, (3) pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar

yang menarik perhatian dan menantang siswa, (4) pembelajaran dapat

menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik, (5) pembelajaran

dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi

siswa, (6) pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima

Page 11: Proposal Aie Edit

11

pembelajaran, baik secara fisik maupun psikologi, (7) pembelajaran

menekankan keaktifan siswa dan (8) pembelajaran dilakukan secara sadar

dan sengaja.

Sedangkan menurut Ausubel (Budiningsih, 2008:51) menyatakan

bahwa proses belajar terjadi jika sesorang mampu mengasimilasikan

pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses

belajar akan terjadi melalui tahap–tahap memperhatikan stimulus,

memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang

sudah dipahami.

Menurut Meier (Darmansyah, 2010:52) menyatakan bahwa proses

pembelajaran memiliki beberapa unsur yang saling terkait, yakni :

1. Persiapan (Preparation)

Proses pembelajaran diawali dengan persiapan. Tahap persiapan

berkaitan dengan mempersiapkan peserta didik untuk belajar.

Pembelajaran sulit berkembang bahkan dapat berhenti sama sekali jika

tidak dipersiapkan dengan optimal. Persiapan sangat berguna baik guru

maupun peserta didik. Bagi guru persiapan ini penting untuk

menyiapkan segalan sesuatu baik materi, media, strategi, dan evaluasi

yang akan dilakukan.

2. Penyampaian (Presentation)

Tahap paling penting dalam proses pembelajaran adalah

penyampaian konten pembelajaran. Materi yang sudah dipersiapkan

sebelumnya disajikan kepada peserta didik dengan menggunakan

berbagai bentuk pendekatan, strategi, metode yang tepat dan sesuai

Page 12: Proposal Aie Edit

12

dengan tujuan pembelajaran. Presentasi ini dimaksudkan untuk

mengirimkan pesan pembelajaran dari sender (pendidik) kepada

receiver (peserta didik) dalam bentuk komunikasi dua arah yang

melibatkan peserta didik secara aktif.

3. Latihan (Practice)

Pada tahap ini peserta didik mendapat pengalaman lanmgsung

mensinkronkan apa yang dipikirkan, apa yang dikatakan dan apa yang

dilakukan dalam pembelajaran. Tahap latihan peserta didik mendapat

pengalaman langsung proses internalisasi pengetahuan dan

keterampilan.

4. Penampilan Hasil (Performance)

Tujuan utama belajar adalah terjadi perubahan prilaku melalui

internalisasi pengetahuan dan keterampilan. Belajar dalah proses

mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi

pemahaman, pemahaman menjadi kearifan dan kearifan menjadi

tindakan. Tahap ini sangat penting dan merupakan satu kesatuan

dengan keseluruhan proses belajar. Di sinilah nilai setiap program

pembelajaran terungkap.

Dalam belajar setiap siswa harus mempunyai sikap yang baik

sebagai bukti siswa telah mengelami proses belajar dan di samping itu

mereka juga dituntut mengetahui dan memahami prinsip-psinsip belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

proses pembelajaran guru tidak hanya dituntut untuk menyampaikan

materi pelajaran saja tetapi juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam

Page 13: Proposal Aie Edit

13

memajukan dan membimbing siswa kearah yang lebih baik sehingga siswa

akan lebih termotivasi dan aktif dalam belajar.

Ciri–ciri guru yang berkompeten dalam melaksanakan tugas

mengajar dan membimbing menurut Proyek Pembinaan Pendidikan Guru

(P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Sudjana, 2011:19), yaitu:

(1) Menguasai bahan pelajaran, (2) mengelola program belajar mengajar,

(3) mengelola kelas, (4) menggunakan media atau sumber belajar, (5)

menguasai landasan pendidikan, (6) mengelolan interaksi belajar

mengajar, (7) menilai prestasi belajar, (8) mengenal fungsi dan layanan

bimbingan penyuluha, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah, dan (10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna

keperluan pengajaran.

Untuk keperluan analisis tugas seorang guru sebagai pengajar,

maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya

dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke

dalam empat kemampuan, yaitu:(1) merencanakan program belajar

mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar

mengajar, (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar, dan (4)

menguasai bahan pelajaran dalm pengertian menguasai bidang studi atau

mata pelajaran yang dipegangnya atau dibinanya.

3. Strategi Active Learning Bowling Kampus

Menurut Silberman (Hamdani, 2010:49) strategi active learning

merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang

komprehensif, meliputi berbagai cara untuk membuat siswa menjadi aktif.

Page 14: Proposal Aie Edit

14

Menurut Hamdani (2010:48) strategi active learning adalah

strategi belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan.

Dimana untuk mencapai mutu pendidikan tersebut dibutuhkan berbagai

pendukung dalam proses belajar mengajar yaitu dari sudut siswa, guru,

situasi belajar, program belajar dan sarana belajar.

Menurut Zaini (2008:xiv) belajar aktif adalah pembelajaran yang

mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Sedangkan menurut UC

Davis TAC (Hamdani,2010:109) active learning adalah suatu pendekatan

belajar yang melibatkan siswa sebagai gurunya sendiri.

Jadi, active learning adalah pembelajaran aktif yang menitik

beratkan kepada siswa. Dimana, siswa yang aktif dalam pembelajaran

sedangkan guru hanya sebatas fasilitator dan motivator.

Prinsip-prinsip strategi active learning:(1) prinsip motivasi, (2)

prinsip latar konteks, (3) prinsip keterarahan pada titik pusat atau fokus

tertentu, (4) prinsip hubungan sosial, (5) prinsip belajar sambil bekerja, (6)

prinsip perbedaan perseorangan, (7) prinsip menemukan, dan (8) prinsip

pemecahan masalah.

Pembelajaran dengan metode aktif dapat meberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan aktif

berinteraksi di kelas tidak hanya sebagai pendengar saja. Salah satu contoh

model pembelaran aktif adalah model pembelajaran aktif tipe bowling

kampus (Silberman, 2006:261).

Strategi belajar tipe bowling kampus merupakan salah satu

alternatif dalam peninjauan ulang materi. Pada metode ini guru bisa

Page 15: Proposal Aie Edit

15

mengevaluasi sejauh mana penguasaan materi siswa, dan bertugas

menguatkan, menjelaskan, dan mengukhtisarkan poin-poin utama materi

pelajaran. Menurut Silberman (2006:261-262) langkah-langkah dalam

pembelajaran aktif strategi bowling kampus adalah sebagai berikut :

1. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan tiga

atau empat orang siswa.

2. Memberi setiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan

kartu mereka untuk menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan

kesempatan menjawab pertanyaan.

3. Menjelaskan aturan untuk permainan yang akan diadakan:

a. Acungkan kartu indeks jika ingin menjawab pertanyaan.

b. Kartu indeks dapat diacungkan sebelum pertanyaan selesai

dibacakan jika siswa sudah tahu jawabannya.

c. Tim menilai satu angka untuk tiap jawaban anggota yang benar

d. Jika jawaban yang diberikan salah, maka tim lain dapat mengambil

alih untuk menjawab .

4.   Setelah semua pertanyaan diajukan, jumlahkan skor dan diumumkan

pemenangnya.

5.   Meninjau materi yang belum jelas atau yang memerlukan penjelasan

lebih lanjut berdasarkan jawaban pada permainan.

Pembelajaran dengan strategi bowling kampus ini dapat

dikembangkan, pada penelitian ini dikembangkan dengan cara :

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

2. Guru memberi nama pada tiap-tiap kelompok.

Page 16: Proposal Aie Edit

16

3. Guru membagikan kartu peserta pada tiap kelompok.

4. Guru membagikan bahan ajar kepada siswa.

5. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa.

6. Guru memberikan lembar diskusi siswa.

7. Siswa membuat hasil diskusi kelompok.

8. Melaksanakan pembelajaran strategi bowling kampus.

4. Pembelajaran Konvensional

Menurut Suryosubroto (1997:160) metode ceramah adalah cara

penyampaian bahan pelajaran dan komunikasi lisan oleh guru terhadap

kelasnya. Pembelajaran konvensional adalah strategi belajar yang

dilakukan dengan komunikasi satu arah, sehingga situasi belajar berpusat

pada pengajar. Menurut Nasution (2005:209) ciri-ciri pembelajaran

konvensional adalah:(1) Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik, (2)

menyajikan bahan secara kelompok, tanpa memperhatikan siswa secara

individu, (3) kegiatan pembelajaran kebanyakan dalam bentuk ceramah,

(4) pengajaran berorientasi pada guru, (5) siswa bersifat fasif, (6)

kecepatan belajar ditentukan oleh kecepatan guru mengajar, (7)

penggunaan bahan tidak menyuruh, (8) pengujian diberikan setelah

ulangan, dan (9) keberhasilan guru dinilai secara subjektif.

Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk menyampaikan

keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Menurut Sagala

(2003:201) bahwa metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui

penerangan dan penulisan dari guru kepada peserta didik. Meskipun

metode ceramah ini sederhana dan mudah dilakukan namun metode ini

Page 17: Proposal Aie Edit

17

mempunyai kelemahan-kelemahan, menurut Sagala kelemahan-kelemahan

tersebut yaitu:(1) Metode ceramah tidak dapat memberikan kesempatan

untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses penyerapan

pengetahuannya kurang tajam. (2) Metode ceramah kurang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keberanian

dalam mengemukakan pendapatnya. (3) Pertanyaan lisan dalam metode

ceramah kurang dapat ditangkap oleh pendengarnya apalagi menggunakan

kata-kata asing.

Sedangkan menurut Suryosubroto (1997:166) metode ceramah ini

mempunyai kebaikan dan keburukan dalam pelaksanaannya. kebaikan dan

keburukan metode ceramah antara lain:

1. Kebaikan metode ceramah

a) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas sebab guru semata-mata

berbicara langsung sehingga ia dapatmenentukan arah itu dengan

jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan.

b) Organisasi kelas sederhana, dengan berceramah persiapan guru

satu-satunya adalah buku catatan dan bahan pelajaran, ada

kemungkinan sambil duduk dan berdiri.

2. Keburukan metode ceramah

a) Guru sukar mengetahui sampai dimana murid-muridnya telah

mengerti materi yang diajarkan.

b) Murid sering kali memberikan pengertian lain dari hal yang

dimaksud guru, hal ini dapat disebabkan karena ceramah

Page 18: Proposal Aie Edit

18

merupakan rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat

menimbulkan salah pengertian.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah

memiliki kebaikan antara lain guru dapat menguasai seluruh arah kelas

sehingga organisasi kelas menjadi sederhana karena dengan berceramah

persiapan guru adalah buku catatan dan bahan ajar. Namun selain

kebaikan, metode ceramah juga memiliki beberapa keburukan antara lain

guru sukar mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa

mengenai materi yang diajarkan dan metode ceramah juga menyebabkan

anak didik menjadi pasif di kelas.

5. Membaca Tabel

Menurut Hodgson (Tarigan, 2008:7) membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/tulis.

Menurut Tarigan (2008:9) membaca adalah suatu proses yang

bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu, para pelajar haruslah

dibantu untuk menanggapi atau memberi respon terhadap lambang-

lambang visual yang memberi tanda yang sama.

Menurut Strevens (Agustina, 2008:1-2) membaca adalah suatu

kegiatan yang kompleks. Selama proses membaca berlangsung melibatkan

kegiatan jasmani dan rohani. Yang dimaksud dengan kegiatan jasmani

adalah bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan anggota jasmani

pembaca yaitu mata.

Page 19: Proposal Aie Edit

19

Sedangkan menurut Agustina (2008:4) membaca adalah

kemampuan mengenal huruf-huruf yang membangun kata atau mengenal

sederetan kata yang membangun kalimat. Dimana dalam membaca

dituntut aktivutas mental yang terarah, yang sanggup menangkap dan

memahami gagasan-gagasan yang tersembunyi di balik tulisan.

Jadi, membaca adalah suatu proses yang kita lakukan untuk

memperoleh informasi yang disampaikan oleh penulis.

Menurut Sudjana dan Rivai (2011:39) tabel adalah suatu penyajian

data berangka. Dimana suatu tabel menggambarkan hubungan penting dari

suatu data. Yang tujuannya yaitu untuk memperlihatkan perbandingan,

informasi kualitatif dengan cepat dan sederhana.

Sedangkan menurut KBBI (2002:986) tabel adalah daftar yang

berisi ikhtisar sejumlah data informasi yang biasanya berupa angka-angka

dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur

dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dengan mudah dapat

disimak.

Jadi, membaca tabel adalah proses yang dilakukan pembaca dalam

memperoleh informasi dari suatu daftar. Dimana dari membaca daftar

tersebut si pembaca akan mengetahui informasi kualitatif dan

perbandingan yang ada di dalam daftar tersebut.

6. Hasil Belajar

Dari proses pembelajaran diperoleh hasil dari pembelajaran

tersebut. Menurut Winkel (Purwanto, 2008:45) hasil belajar adalah

Page 20: Proposal Aie Edit

20

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya.

Menurut Purwanto (2008:46) hasil belajar adalah perubahan

perilaku siswa akibat belajar. Dimana perubahan itu terjadi karena adanya

penguasaan siswa terhadap bahan yang diberikan dalam proses belajar

mengajar.

Sedangkan menurut Hamdani (2010:68) mengatakan hasil belajar

bukan saja sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga ada perubahan

dalam sikap dan keterampilannya.

Jadi, hasil belajar adalah perubahan yang tejadi pada diri peserta

didik, dimana tidak hanya perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu

juga perubahan sikap.

Gagne (Sudjana, 2011:47-48) menyatakan bahwa hasil belajar ada

5 tipe, yaitu:(1) Belajar kemahiran intelektual (kognitif), (2) belajar

informasi verbal, (3) belajar mengatur kegiatan intelektual, dan (4) belajar

sikap belajar keterampilan motorik

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi

tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotorik.

Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak

bisa terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki (Sudjana,

2011:49).

1. Tipe hasil belajar bidang kognitif.

Hasil belajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai

tingkatan-tingkatan, (Slameto, 2010 : 138). Tingkatan-tingkatan yang

Page 21: Proposal Aie Edit

21

dimaksud adalah : (1) Informasi non verbal, (2) informasi fakta dan

pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan

masalah dan kreativitas.

2. Tipe hasil belajar bidang afektif

Bidang afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil

belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.

3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan atau skill, kemampuan bertindak seseorang.

B. Penelitian Relevan

Penelitian tentang pengaruh penggunaan strategi belajar pernah

dilakukan oleh Eliza Daniati (2012). Eliza meneliti “Pengaruh Strategi

POINT (Purpose, Overview, Interpretet, Note, Test) Terhadap Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIIII SMP 3 Talamau Kabupaten

Pasaman Barat” . Dalam kesimpulannya dinyatakan bahwa hasil belajar

siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan atau nilai kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol setelah memakai strategi POINT.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya

terletak pada strategi yang digunakan dan objek penelitiannya. Strategi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah strategi bowling campus dan

objeknya adalah siswa kelas VII SMP N 3 Kecamatan Akabiluru.

Page 22: Proposal Aie Edit

22

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan di

atas, kerangka konseptual penelitian ini adalah:

Gambar 1. Kerangka Konseptual

D.    Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut “Pembelajaran aktif bowling kampus

berpengaruh positif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP

N 3 Kecamatan Akabiluru tahun pelajaran 2012/2013 pada pokok bahasan

membaca tabel”.

Proses Belajar Mengajar

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

PBM dengan Menggunakan Strategi

Bowling Kampus

PBM Tanpa Menggunakan Strategi Bowling Kampus

Hasil belajar tinggi

Hasil belajar

Hasil belajar Kelas Eskperimen dibedakan dengan Kelas Kontrol

Page 23: Proposal Aie Edit

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode eksperimen. Dikatakan penelitian kuantitatif karena pengumpulan data

menggunakan angka-angka. Angka-angka tersebut diperoleh setelah dilakukan

evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol serta dianalisis menggunakan

rumus statistik. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2002:12)

mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data dan

ditampilkan hasilnya.

Menurut Nazir (2005:47) menyatakan bahwa penelitian eksperimen

adalah step-step atau langkah yang utuh dan berurutan yang dibuat lebih

dahulu, sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan

mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian.

Model rancangan dalam penelitian ini adalah randomized control

group only design, yang digambarkan sebagai berikut.

Tabel 2

randomized control group only design

Kelas Perlakuan PosttestEksperimen X1 T1

Control X2 T1Sumber : Lufri (2007:68)

Keterangan :X1 = Penerapan strategi bowling kampus X2 = kelas control tanpa menggunakan strategi bowling kampusT1 = tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan

23

Page 24: Proposal Aie Edit

24

B. Defenisi Operasional

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penelitian ini, maka

penulis memberikan penjelasan tentang konsep penulisan, yaitu :

1. Hasil belajar merupakan hasil dari kemampuan yang diperoleh akibat

adanya proses belajar yang dicapai siswa. Selain itu hasil belajar juga

merupakan suatu prestasi yang dicapai seorang siswa dalam mengikuti

suatu proses pembelajaran.

2. Strategi bowling kampus merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Pada metode ini guru bisa mengevaluasi sejauh

mana penguasaan materi siswa, dan bertugas menguatkan, menjelaskan,

dan mengukhtisarkan poin-poin utama materi pelajaran.

3. Pembelajaran konvensional merupakan salah satu pembelajaran yang

hanya berpusat kepada guru. Pada model pembelajaran ini siswa hanya

menerima apa yang disampaikan sang guru tanpa ada keaktifan dari siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP 3

Kecamatan Akabiluru. Dimana terdiri dari lima kelas, yaitu : VII1

(21siswa), VII2 (20 siswa), VII3 (22 siswa), VII4 (20 siswa) dan VII5 (23

siswa).

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel, satu kelas sebagai

kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas control. Pemilihan

Page 25: Proposal Aie Edit

25

sample dilakukan dengan teknik simple random sample, yaitu tekhnik

pengambilan sampel dilakukan secara acak, (Nazir 2005:277). Dimana

tiap populasi diberi nama kemudian dibuat dalam gulungan kertas, lalu

gulungan kertas tadi dikocok kemudian diambil dua buah gulungan, nama

kelas yang keluar maka kelas itulah yang dijadikan sampelnya. Jadi,

sebanyak lima populasi (VII.1 – VII.5) dipilih secara acak, maka keluarlah

VII.1 (21 siswa) dan VII.2 (20 siswa) sebagai kelas sampel.

D. Variabel dan Data

1. Variabel

Penelitian ini menggunakan dua varibel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran

yang diberikan dengan strategi bowling kampus. Sedangkan variabel

terikatnya yaitu hasil belajar siswa yang menggunakan strategi bowling

kampus tersebut.

2. Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil dari

pembelajaran siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan

menggunakan strategi bowling kampus sedangkan sumber data dari

penelitian ini adalah siswa kelas VII (20 siswa) yang telah dijadikan

sampel.

Page 26: Proposal Aie Edit

26

E. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti memberikan

pembelajaran di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Pada kelas kontrol,

pembelajaran membaca tabel dilakukan tanpa menggunakan strategi bowling

kampus. Sebaliknya, pada kelas eksperimen, pembelajaran dilaksanakan

dengan menggunakan strategi bowling kampus. Setelah pembelajaran di kelas

eksperimen dan kelas kontrol dilakukan barulah dilakukan tes, yaitu tes

pilihan ganda berdasarkan topik yang telah ditentukan. Setelah selesai,

lembaran kerja siswa dikumpulkan kemudian diperiksa.

F. Instrument Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data.

Untuk mendapatkan data yang valid maka data tersebut harus di uji coba

sehingga data dapat dianalisis validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya

pembeda secara keseluruhan.

1. Validitas Tes

Menurut Nazir (2005: 145) validitas merupakan tingkat kualitas

apa yang sedang diukur. Sedangkan menurut Arikunto (2005:70) valid

atau tidaknya suatu tes dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Apakah tes tersebut bahan-bahannya sesuai dengan kurikulum

b. Apakah tes tersebut berisi bahan-bahan yang diajarkan oleh guru

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat kita simpulkan

bahwa dengan validitas kita dapat mengetahui seberapa jauh suatu tes

dapat mengukur apa yang akan diukurnya. Dalam penelitian ini kita dapat

Page 27: Proposal Aie Edit

27

menggunakan validitas isi yakni melihat apakah tes tersebut sesuai dengan

indikator dan standar kompetensi sehingga tes tersebut sudah dikatakan

valid dan dapat dijadikan sebagai alat evaluasi atau instrument dalam

penelitian ini.

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes merupakan syarat bagi validitas suatu tes. Tes yang

tidak reliabel dengan sendirinya tidak valid. Reliabilitas adalah ukuran

ketepatan dalam mengukur sesuatu yang diukur. Untuk mengukur

reliabilitas tes dipakai Flanagan menurut Purwanto (2011:165).

r =

Keterangan :

r = koefisien reliabilitas

= varians skor butir belahan pertama

= varians skor butir belahan kedua

= varians skor total

Sebelum mencari koefisien reliabilitasnya, terlebih dahulu cari

varians masing-masing belahan. Cara menghitungnya yaitu:

Keterangan :

= varians skor belahan

N = jumlah responden

Page 28: Proposal Aie Edit

28

X = skor butir belahan

Menurut Slameto (1998:215) klasifikasi tingkat reliabilitas soal

digunakan skala pada tabel berikut:

Tabel 1 : Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal

No. Indeks Reliabilitas Klasifikasi 1 0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat rendah2 0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah3 0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang4 0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi5 0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat tinggi

Sumber: Slameto (1998:215)

Berdasarkan tes uji coba soal yang dilakukan, didapatkan

reliabilitas soal 0,77 dengan kesimpulan soal uji coba ini tergolong pada

tingkat reliabilitas tinggi.

3. Indeks Kesukaran (P)

Menurut Arikunto(2002:208) Tingkat kesukaran soal merupakan

bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Rumus yang

digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal, yaitu:

P =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar

Js = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Tabel 2 : Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

No Indeks Kesukaran Klasifikasi1 0,70-1,00 Mudah2 0,30-0,70 Sedang3 0,00-0,30 Sukar

Page 29: Proposal Aie Edit

29

Sumber:Arikunto (2002:210)

Dalam penelitian ini taraf kesukaran soal yang digunakan adalah

pada kriteria sedang yaitu dari 0,30-0,70 dimana dari 30 soal yang diuji

cobakan terdapat 29 soal pada tingkat kesukaran sedang dan 1 soal

tergolong pada tingkat kesukaran sukar.

4. Daya Beda Soal (D)

Daya pembeda soal menurut Arikunto (2005:211) adalah

“kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah”.

Besarnya daya pembeda dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya beda)

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3:Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal

No Indeks daya beda Klasifikasi1 0,70≤D<1,00 Baik sekali2 0,40≤D<0,70 Baik3 0,20≤D<0,40 Cukup 4 0,00≤D<0,20 Jelek

Sumber: Arikunto (2005:211)

Indeks daya beda yang digunakan untuk tes dalam penelitian ini adalah

dari 0,20≤D≤0,40. Berdasarkan tes uji coba soal yang dilakukan, dari 30

butir soal diperoleh 3 butir soal pada kriteria jelek, 19 soal pada kriteria

cukup, dan 8 soal berkriteria jelek.

Page 30: Proposal Aie Edit

30

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data. Analisis data bertujuan

untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam

penelitian. Pengolahan data terdiri dari pengolahan data untuk ranah kognitif.

Pada teknik analisis data dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata

harus dipenuhi syarat sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal

dan kedua kelas mempunyai varians yang homogen.

Dengan adanya kedua syarat di atas, maka terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dan homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah populasi

terdistribusi normal, gunakan uji Lilieforrs dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menyusun Skor hasil belajar dalam tabel dengan mengurutkan dari

skor terendah sampai skor tertinggi ( X1,X2,X3…Xn).

b. Data X1, X2, X3 .... Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,X3…Zn dengan

rumus:

Zi = (Sudjana, 1996: 467)

Keterangan :

Xi = Skor yang diperoleh siswa ke-1

= Skor rata-rata

S = Simpangan baku

c. Menghitung peluang F (Z1) = P (Z≤ Zi) untuk simpangan baku

dengan menggunakan daftar distribusi normal baku.

Page 31: Proposal Aie Edit

31

d. Menghitung proporsi Z1,Z2, X3…Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, jika proposi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka

menggunakan rumus:

S(Zi) =

(Sudjana, 1996:467)

e. Menghitung selisih antara F (Zi) dengan S (Zi) dan kemudian

menentukan harga mutlak terbesar di antara harga mutlak selisih

tersebut (L0), dilambangkan dengan kriteria pengujian sebagai

berikut:

1. Bila L0<Ltable maka gejala yang diselidiki terdistribusi normal

2. Bila L0>Ltable maka gejala yang diselidiki tidak terdistribusi

normal (Sudjana, 1996:467)

2) Uji Homogenitas Varians

Untuk menentukan apakah kedua kelompok data mempunyai

varians yang homogen, maka dilakukan uji homogenitas dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh sudjana (1996:249):

F =

Keterangan :

S1 = Varians hasil belajar kelas eksperimen

S2 = Varians hasil belajar kelas kontrol

F = Varians kelompok

Page 32: Proposal Aie Edit

32

Jika harga F sudah didapatkan, maka harga F tersebut

dibandingkan dengan harga F yang terdapat dalam daftar distribusi F

dengan taraf signifikansi 5% dan dk pembilang = n1–1 dan dk

penyebut = n2–1. Bila harga F yang didapat dari perhitungan lebih

kecil dari harga F pada tabel (Fhit<Ftab) maka kedua kelompok data

mempunyai varians yang homogen dan sebaliknya.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan hasil belajar kedua kelas sampel. Untuk data yag

terdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian selisih

dua rata-rata menggunakan uji t dengan hipotesis statistik sebagai

berikut :

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

persamaan yang digunakan menurut Sudjana (2002:239) adalah:

Keterangan :

: nilai rata-rata kelas eksperimen: nilai rata-rata kelas kontrol: varians hasil belajar kelas eksperime: varians hasil kelas kontrol

n1 : Jumlah siswa kelas eksperimenn2 : Jumlah siswa kelas kontrol