paper radiologi lab.doc

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan radiografi telah lama dikenal sebagai suatu sarana dalam bidang kedokteran umum dan kedokteran gigi. Radiografi gigi terbagi menjadi dua, yaitu radiografi intraoral dan radiografi ekstra-oral. Radiografi ekstraoral dan intraoral beserta jenis-jenisnya mempunyai kegu-naan dan fungsinya masing-masing. Radiografi gigi dapat memberikan informasi diagnostik yang sangat berguna, namun masih banyak dokter gigi belum menggunakan radiografi sebagai pemeriksaan penunjang dalam praktek sehari-hari. Gambaran yang dihasilkan radiografi intraoral atau ekstraoral bagi seorang dokter gigi sangat penting terutama untuk melihat adanya kelainan-kelainan yang tidak terlihat sehingga dapat diketahui secara jelas dan sangat membantu dokter gigi dalam menentukan diagnosis serta rencana perawatan. Beberapa kasus kegagalan terjadi dalam penegakkan diagnosis tanpa menggunakan radiografi gigi. Demikian pula di negara maju, tingkat kegagalan pemasangan implan tanpa menggunakan 1

Upload: puspa-sari-hafid

Post on 19-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: paper radiologi lab.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan radiografi telah lama dikenal sebagai suatu sarana dalam

bidang kedokteran umum dan kedokteran gigi. Radiografi gigi terbagi menjadi

dua, yaitu radiografi intraoral dan radiografi ekstra-oral. Radiografi ekstraoral

dan intraoral beserta jenis-jenisnya mempunyai kegu-naan dan fungsinya

masing-masing.

Radiografi gigi dapat memberikan informasi diagnostik yang sangat

berguna, namun masih banyak dokter gigi belum menggunakan radiografi

sebagai pemeriksaan penunjang dalam praktek sehari-hari. Gambaran yang

dihasilkan radiografi intraoral atau ekstraoral bagi seorang dokter gigi sangat

penting terutama untuk melihat adanya kelainan-kelainan yang tidak terlihat

sehingga dapat diketahui secara jelas dan sangat membantu dokter gigi dalam

menentukan diagnosis serta rencana perawatan.

Beberapa kasus kegagalan terjadi dalam penegakkan diagnosis tanpa

menggunakan radiografi gigi. Demikian pula di negara maju, tingkat

kegagalan pemasangan implan tanpa menggunakan radiografi gigi dalam

evaluasi pasca pemasangan dilaporkan mencapai 20%. Selanjutnya Walton

dan Torabinejad, pada abad ke-19 sampai abad ke-20 meneliti bahwa

perawatan endodontik yang dilakukan tanpa menggunakan radiografi ternyata

mengalami kegagalan setelah ditemukannya alat radiografi dan dilakukan

evaluasi. Kegagalan ini tidak hanya menyebabkan kerugian financial, tetapi

juga kerusakan tulang rahang dan secara psikologis berdampak buruk pada

pasien.

Dokter gigi dapat memilih salah satu jenis radiografi sesuai dengan

indikasi dan keperluannya atau kadang-kadang diperlukan kombinasi lebih

dari satu jenis radiografi gigi untuk menegakkan diagnosis. Dalam menyusun

rencana perawatan untuk perawatan ortodonti misalnya, dokter gigi

1

Page 2: paper radiologi lab.doc

membutuhkan radiografi panoramik dan sefalometri lateral. Dalam

penanganan kasus impaksi kadang-kadang dibutuhkan radiografi periapikal

dan panoramik.

Radiografi sebagai data pemeriksaan penunjang sebaiknya dilampirkan

dan tercatat pada rekam medik. Data rekam medik gigi diperlukan agar setiap

dokter gigi atau pihak lain yang membutuhkan dapat melihat dengan jelas

kelainan-kelainan yang ada dalam mulut pasien, dan untuk menentukan

rencana pera-watan. Sebagian besar kasus di bidang kedokteran gigi harus

menggunakan radiografi gigi, sehingga dapat diketahui dengan lebih jelas

kelainan-kelainan yang ada dalam mulut pasien.

1.2. Tujuan CSL Radiologi

Tujuan dari kegiatan CSL ini adalah :

1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang teknik radiografi dental.

2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam melakukan teknik radiografi

dental.

3. Mampu menginterpretasi hasil foto radiografi dental sesuai dengan

tampakan yang terdapat pada foto.

2

Page 3: paper radiologi lab.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi dibidang ilmu kedokteran gigi yaitu pengambilan gambar

menggunakan radiografi dengan sejumlah radiasi untuk membentuk bayangan

yang dapat dikaji pada film pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang

sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data

dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil

optimal.

2.2 Manfaat Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi dental merupakan bagian yang penting dalam perawatan gigi.

Bersamaan dengan pemeriksaan oral, radiografi dental memberikan gambaran

yang lengkap dan rongga mulut.Radiografi sangat penting bagi mahasiswa

kepaniteraan klinik untuk:

a. Menegakkan diagnosis

Dalam mendiagnosis penyakit atau kelainan pada gigi tidak selalu dapat

terlihat langsung melalui pemeriksaan klinis. Penggunaan radiografi

kedokteran gigi dapat membantu untuk mengetahui ada atau tidaknya

kelainan, besarnya kerusakan atau keparahan, serta hubungannya dengan

jaringan di sekitarnya.

b. Rencana perawatan

Setelah diagnosis penyakit ditegakkan, maka dapat segera ditentukan

rencana perawatan yang akan dilakukan pada pasien.

c. Evaluasi hasil perawatan

Untuk melihat keberhasilan perawatan yang telah dilakukan, maka dilakukan

radiografi, sebagai contoh untuk mengetahui apakah apeks gigi telah

3

Page 4: paper radiologi lab.doc

menutup setelah dilakukan perawatan apeksifikasi atau apakah ada terjadi

karies sekunder pada pasien yang telah melakukan penambalan gigi.

2.3 Klasifikasi Radiografi Kedokteran Gigi

Dalam bidang kedokteran gigi teknik radiografi yang digunakan terdiri dari dua

jenis, yaitu radiografi intra oral dan ekstra oral.

2.3.1 Radiografi Intra Oral

Radiografi Intra oral pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarnya dengan

radiografi yang filmnya diletakan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intra oral

merupakan pokok dari radiografi kedokteran gigi.

Radiografi intra oral terdiri atas beberapa tipe, yaitu:

a. Radiografi periapikal

Radiografi periapikal dalah radiografi yang berguna untuk melihat gigi geliligi

secara individual mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan

pendukungnya.Indikasi penggunaan radiografi antara lain untuk melihat infeksi

pada apikal, status periodontal, lesi-lesi pada periapikal dan lainnya.

b. Radiografi Bitewing

Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat

permukaan gigi yang meliputi mahkota gigi, interproksimal dan puncak

alveolar di maksila dan mandibula daerah anterior maupun posterior dalam satu

film khusus. Radiografi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui status

jaringan periodontal dan juga untuk melihat kalkulus pada interproksimal.

Radiografi bitewing tidak menggunakan pegangan film melainkan dengan cara

pasien menggigit sayap film untuk stabilisasi film di dalam rongga mulut.

Radiografi bitewing lebih akurat menunjukkan tingkat kerusakan tulang

interproksimal dari pada radiografi periapikal.

c. Radiografi Oklusal

Radiografi oklusal adalah radiografi yang digunakan untuk melihat anatomi

tulang maksila maupun mandibula dengan area yang luas dalam satu film.

Radiografi oklusal dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di palatum, dan

kelainan lainnya yang terjadi pada area luas. Film yang digunakan adalah film

4

Page 5: paper radiologi lab.doc

khusus untuk oklusal. Teknik yang digunakan untuk pengambilan radiografi,

yaitu dengan cara menginstruksikan pasien untuk mengoklusikan atau

menggigit bagian film.

2.3.2 Radiografi Ekstra Oral

Radiografi ekstra oral adalah pemeriksaan radiografi yang digunakan

untuk melihat area yang luas pada tengkorak kepala dan rahang. Pada radiografi

ekstraoral film yang digunakan diletakan diluar rongga mulut. Radiografi ekstra

oral terdiri atas beberapa tipe yaitu:

a. Radiografi Panoramik

Radiografi panoramik adalah radiografi yang digunakan utuk melihat

adanya fraktur pada rahang, lesi atau tumor, dan melihat keadaan gigi geligi

pada masa bercampur untuk rencana perawatan ortodonti. Radiografi

panoramik akan memperlihatkan gambaran radiografi keadaan gigigeligi

maksila, mandibula, sinus maksilari, dan sendi temporo mandibular secara

menyeluruh dalam satu buah film.

Kelebihan radiografi panoramik adalah daerah yang dapat dilihat lebih

luas, dosis radiografi lebih kecil, waktu pengerjaan cepat, cocok untuk pasien

yang sulit membuka mulut dan nyaman utuk pasien. Kelemahan radiografi

panoramik adalah pergerakan pasien saat penyinaran akan menyulitkan pada

interpretasi, hasil radiografi pada gigi tidak spesifik.

b. Radiografi Lateral Jaw

Radiografi lateral jaw adalah radiografi yang digunakan untuk melihat keadaan

lateral tulang wajah, diagnosis fraktur dan keadan patologis tengkorak dan

wajah.

c. Radiografi sefalometri

Radiografi sefalometri adalah radiografi yang digunakan untuk melihat

hubungan gigi dengan rahang dan profil individu serta keadaan tengkorak

wajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan.Selain

5

Page 6: paper radiologi lab.doc

itu hasil radiografi ini juga memperlihatkan jaringan lunak nasofaringeal, sinus

paranasal dan palatum keras. Pada umumnya radiografi ini digunakan

ortodontis untuk merencanakan perawatan ortodonti agar mendapatkan gigi

selaras sesuai dengan ukuran gigi dan rahang.

d. Radiografi Postero-Anterior

Radiografi postero-anterior adalah radiografi yang digunakan untuk

melihat keadaan penyakit trauma, atau kelainan pertumbuhan dan

perkembangan tengkorak. Selain itu radiografi ini dapat digunakan untuk

melihat stuktur wajah antara lain sinus frontalis, ethmoidalis, fossa nasalis dan

orbita.

e. Radiografi Antero-Posterior

Radiografi antero-posterior adalah radiografi yang digunakan untuk

melihat keadaan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus

frontalis, sinus ethmoidalis dan tulang hidung.

f. Radiografi Proyeksi Water’s

Radiografi proyeksi Water’s adalah radiografi yang digunakan untuk

melihat keadaan sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus orbita, sutura

zigomatikus frontalis dan rongga nasal.

g. Radiografi Proyeksi Reverse-Towne

Radiografi reverse towne adalah radiografi yang digunakan untuk

melihat keadaan kondilus pada pasien yang mengalami pergeseran kodilus

dan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila.

h. Radiografi Submentovertex

Radiografi submentovertex adalah radiografi yang digunakan untuk

melihat keadaan dasar tengkorak, posisi mandibula, dinding lateral sinus

maksila dan arkus zigomatikus.

Selama beberapa tahun, radiografi merupakan bantuan yang sangat berhargadalam membantu menegakkan diagnosa penyakit periodontal dan mengevaluasi pengaruh perawatan. Aukuisisi gambaran yang berdasarkan komputer

6

Page 7: paper radiologi lab.doc

dan teknik pemrosesan pada dewasa ini jauh meningkat dalam kepentingan menegakkandiagnosa periodontal dalam radiografi. Perubahan sementara yang terjadi pada lesi dapat dilihat dengan mudah oleh bantuan radiografi substraksi yang berdasarkan pada gambaran digital. Proses ini membutuhkan sepasang gambaran yang identik dengan distribusi grey-level dan proyeksi geometri. Distribusi gray-level dan gambaran proyeksi perspektif dapat dikoreksi dengan cara pemrosesan gambaran secara digital. Sepasang gambaran yang identik akan bisa didapatkan tanpa melakukan penyesuain secara mekanik terhadap pasien, film, dan sumber sinar X.

Alogaritma telah dikembangkan untuk menentukan batas lesi dan kemudian menghasilkaninformasi kuantitatif yang berkisar dari jarak pengukuran sederhana sampaidengan parameter gambaran kuantitatif multi dimensional lanjut. Pengukuranvolume secara akurat bisa didapatkan dengan menggunakan wedges kalibrasidalam gambaran. Prosedur rekonstruksi gambaran, seperti tomosynthesis, menyediakaninformasi tentang tiga dimensi, yang secara normal bisa hilang dalam proyeksiradiografi konvensional. Bidang bukal dan lingual dari puncak alveolar dapatdiperiksa secara terpisah.Kemajuan prosedur yang dibantu dengan computer seperti yangdidiskusikan dalam makalah ini nampaknya mempunyai potensi yang besar untuk melakukan perbaikan dalam mendiagnosa lesi periodontal secara radiografi. Secara khusus, keuntungan reproduksibilitas dan evaluasi kuantitatif terhadap pengaruh perawatan akan meningkatkan kemajuan peran radiografi dalam dunia periodonsi. Diagnosa penyakit periodontal dapat dipermudah dengan menggunakan radiografi. Radiografi membantu dalam memperkirakan pengaruh perawatan dan prognosa dari kemajuan penyakit.

Radiografi berguna untuk melengkapi pemeriksaan klinis, informasi yang penting bisa tersedia, misalnya: pada jaringantulang yang tertutup oleh gingiva yang tidak bisa didiagnosa oleh pemeriksaan klinis itu sendiri. Pembentukan gambaran radiografi yang didasarkan pada prinsip proyeksi obyek tiga dimensi terhadap dataran gambaran dua dimensi mempunyai banyak kelemahan sehingga teknik ini terbatas. Gambaran radiografi, pada prinsipnya, mempunyai informasi yang kurang terhadap tiga dimensi. Gambaranradiografi memberikan informasi yang tidak menyeluruh tentang obyek dalamarah X dan Y, sebagai contoh pada bidang yang tegak lurus terhadap arah corongsinar X. Sebagai akibatnya, radiografi tunggal tidak bisa mendapatkan informasiyang layak tentang gambaran tiga dimensi. Dibutuhkan proyeksi yang lebih lanjutuntuk tujuan ini. Disebabkan oleh karena ciri-ciri pembentukan gambaranradiografi ini orientasi corong sinar X terhadap obyek merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk menghasilkan gambaran radiografi. Proyeksi orientasi yang berbeda akan menghasilkan gambaran yang

7

Page 8: paper radiologi lab.doc

berbeda pula yang mana yang bisa mempengaruhi interpretasi dan diagnose yang didasarkan pada radiografi. Dengan alasan itulah standarisasi dan reproduksibilitas merupakan kebutuhan yang penting untuk menegakkan diagnosa yang bisa dipercaya. Jadi jelas bahwa radiografi salah satu hal yang harus ada untuk menegakkan penyakit periodontal, tetapi di lain pihak terdapat beberapa keterbatasan tentang kemampuannya untuk memberikan informasi tentang hubungan ruang antara keseluruhan anatomi dankeadaan patologi dalam arah sejajar corong sinar X. Evolusi radiografi digital akan mengurangi kelemahan formasi radiografi seperti yang dijelaskan sebelumnya. Reseptor gambaran intraoral elektronik secara komersial sekarang tersedia untuk aplikasi kedokteran gigi dan penggunaan prosedur radiografi digitaldimungkinkan dipergunakan sehari-hari.

8

Page 9: paper radiologi lab.doc

BAB III

INTERPRETASI FOTO

GAMBAR 1

PERT A

NYAAN :

1.

Stuktur

apa

yang

ditunjukkan oleh tanda panah ?

Jawaban:

Crest alveolar

9

Page 10: paper radiologi lab.doc

GAMBAR 2

Pertanyaan :

1. Stuktur apa yang ditunjukkan oleh tanda panah

2. Bagaimana gambaran radiografisnya

3. Apa fungsi dari struktur tersebut

Jawaban:

1. Ligament periodontal

2. Radiolusen

3. Fungsi ligament periodontal :

Fungsi fisikal, yaitu sebagai penghantar tekanan oklusal ke tulang

alveolar, mencekatkan gigi ke tulang alveolar mempertahankan

hubungan jaringan gingival ke gigi dan menahan tekanan oklusal pada 10

Page 11: paper radiologi lab.doc

gigi untuk melindungi pembuluh darah, saraf dan tekanan

mekanis(Grossman, 1995)..

Fungsi formatif, berperan dalam pembentukan dan resorpsi dari

struktur jaringan pendukung gigi (Grossman, 1995).

Fungsi nutrisi dan sensori, yaitu untuk memasok nutrient ke

sementum, tulang alveolar dan gingival melalui pembuluh darah oleh

ligament periodontal. Persyarafan ligament periodontal memiliki

sensitivitas yang dapat mendeteksi dan melokalisir tekanan eksternal

terhadap gigi (Grossman, 1995).

GAMBAR 3

Pertanyaan :

1. Bagian apa yang ditunjuk oleh tanda panah

11

Page 12: paper radiologi lab.doc

2. Teknik Radiografi apa yang digunakan pada gambar tersebut

Jawaban:

1. CEJ (Cemento Enamel Junction)

2. Bitewing

Gambar 4

Pertanyaan :

1. Sebutkan bagian – bagian apa yang di tunjukkan pada masing – masing nomor

pada gambar di atas?

Jawaban:

1. Email

2. Root canal

3. Tulang alveolar

4. Submaxillary fovea

5. Ruang pulpa

6. Floor of mandibular canal

7. Dentin

12

Page 13: paper radiologi lab.doc

8. CEJ

9. Ligamen periodontal / sementum

GAMBAR 5

Pertanyaan :

1. Sebutkan kelainan periodontal yang terlihat pada gambar 5!

2. Sebutkan minimal 2 etiologi yang mungkin dari keadaan tersebut!

3. Sebutkan diagnose sementara berdasarkan gambaran radiografi pada gambar

5!

Jawaban:

1. Poket supraboni

2. Etiologi13

Page 14: paper radiologi lab.doc

Faktor lokal. Akumulasi plak pada gigi dan gingiva pada

dentogingivajunction merupakan awal inisiasi agen pada etiologi

periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan efek lokal pada sel

dan jaringan berupa inflamasi.

Faktor sistemik. Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien

yang memiliki penyakit sistemik yang mempengaruhi keefektivan

respon host. Diabetes merupakan contoh penyakit yang dapat

meningkatkan keganasan penyakit ini.

Lingkungan dan perilaku merokok dapat meningkatkan keganasan

penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih banyak kehilangan

attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan pendalaman poket.

Stres juga dapat meningkatkan prevalensi dan keganasan penyakit

ini.Page | 14

Genetik. Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu

keluarga, ini kemungkinan menunjukkan adanya faktor genetik yang

mempengaruhi periodontitis kronis ini

3. Merupakan suatu periodontitis kronis yang disertai pembentukan poket

yakni poket supraboni. Karakteristik yang ditemukan pada pasien

periodontitis kronis yang belum ditangani meliputi akumulasi plak pada

supragingiva dan subgingiva, inflamasi gingiva, pembentukan poket,

kehilangan periodontal attachment, kehilangan tulang alveolar, dan

kadang-kadang muncul supurasi.

GAMBAR 6

14

Page 15: paper radiologi lab.doc

Pertanyaan :

1. Apa nama kelainan periodontal yang ditunjukkan oleh tanda panah pada

gambar 6

2. Sebutkan minimal 2 etiologi dari kelainan tersebut

3. Sebutkan minimal 2 tanda – tanda klinis dari kelainan tersebut

Jawaban:

1. Poket infraboni

2. Etiologi:

a. Adanya pembuluh darah yang besar pada satu sisi alveolus mungkin

mempengaruhi pembentukan poket infraboni.

b. Desakan makanan yang kuat ke daerah interproksimal dapat

menyebabkan kerusakan unilateral pada perangkat pendukung gigi dan

rusaknya perlekatan epitel

15

Page 16: paper radiologi lab.doc

Trauma pada jaringan periodontal dapat menyebabkan kerusakan

puncak ligamen periodonsium (trauma oklusi), yang jika sudah ada

inflamasi, dapat mengakibatkan migrasi epitel jungsional ke arah

daerah terjadinya kerusakan.Page | 23

Plak yang terdapat di daerah apikal gigi-gigi berdekatan yang maju

dengan kecepatan berbeda-beda ke arah apikal dapat menyebabkan

kerusakan tulang alveolar yang lebih cepat pada salah satu sisi dari

dua gigi yang bersebelahan, sehingga menyebabkan resorpsi tulang

yang berbentuk vertikal. Pada kehilangan tulang periodontal pada

gigi berakar jamak, terjadi masalah khusus ketika terlibatnya

bifurkasi atau trifurkasi.

3. Tanda-tanda klinis:

Poket infraboni adalah pendalaman sulkus gingiva dengan posisi dasar

poket dan epitel jungsional terletak lebih ke apikal dibandingkan puncak

tulang alveolar. Poket infraboni dihubungkan dengan resorpsi tulang

vertical (resorpsi tulang angular), yaitu kehilangan tulang yang membentuk

sudut tajam terhadap permukaan akar.

16

Page 17: paper radiologi lab.doc

Gambar 7

Pertanyaan :

1. Apa nama kelainan periodontal yang ditunjukkan oleh tanda panah pada

gambar di atas?

2. Sebutkan minimal 2 Etiologi dari kelainan tersebut!

Jawaban:

1. Destruksi tulang alveolar disertai dengan poket supraboni

2. Akumulasi plak yang terus berkelanjutan dan faktor predisposisi lain

seperti social ekonomi, pengetahuan mengenai OH yang kurang dll yang

terus dibiarkan. Akibtnya terbentuk poket yakni poket supraboni yang

ditandai dengan terjadinya bone loss atau destruksi tulang alveolar secara

horizontal.Keterlibatan furkasi adalah tahap penyakit periodontal yang

progresif dan mempunyai etiologi yang sama. Kesulitan. dalam

mengontrol plak pada daerah furkasi berperan terhadap perluasan lesi di

daerah ini (Carranza, 2002).

17

Page 18: paper radiologi lab.doc

Gambar 8

Pertanyaan :

1. Sebutkan kelainan periodontal yang ditunjukkan pada gambar di atas!

2. Sebutkan minimal 2 etiologi dari kelainan tersebut!

Jawaban:

1. Apical periodontitis

2. Etiologi:

Akumulasi plak dan kalsifikasi kalkulus (tartar) diatas (supra) dan

dibawah (subgingiva) pada batas gingiva.

Organisme yang menyebabkan periodontitis apikalis kronis, antara

lain : Porphiromonas gingivalis, Prevotella intermedia,

Fusobakterium, Bakteriodes

Reaksi inflamasi yang diawali dengan adanya plak yang

berhubungan dengan kehilangan yang progresif dari ligamen

18

Page 19: paper radiologi lab.doc

perodontal dan tulang alveolar, dan pada akhirnya akan terjadi

mobilitas dan tanggalnya gigi.

Subjek cenderung rentan karena faktor genetik dan/atau

lingkungan seperti : Merokok ,Diabetes Melittus, Depresi imun.

Gambar 9

Pertanyaan :

1. Sebutkan kelainan periodontal yang ditunjukkan oleh tanda panah

pada gambar 9?

2. Sebutkan minimal 2 etiologi penyebab kelainan tersebut!

Jawaban:

1. Periodontal Abses

2. Etiologi:

19

Page 20: paper radiologi lab.doc

Abses peridontal adalah akumulasi pus yang terlokalisasi dalam dinding

gingiva pada poket peridontal. Abses periodontal dapat akut dan kronis.

Peridontal abses akut terlihat sebagai peninggian ovoid pada gingiva

sepanjang aspek lateral akar. Gingiva terlihat edematous dan merah, dengan

permukaan yang halus dan mengkilat. Bentuk dan konsistensi pada area yang

meninggi bervariasi; bisa berbentuk seperti kubah, agak keras, dan halus.

Seringkali pasien memiliki gejala peridontal abses akut tanpa tanda klinis dan

radiografi yang terlihat. Peridontal abses akut memiliki gejala seperti rasa

nyeri berdenyut, sensitif terhadap palpasi gigi, kegoyangan gigi,

lymphadenitis, dan sedikit tanda sistematik seperti demam, leukositosis, dan

malaise. Abses peridontal kronis terlihat sebagai sinus yang membuka ke arah

mukosa gingiva sepanjang akar gigi. Abses peridontal kronis biasanya

asimptomatik. Pasien seringkali mengeluhkan rasa nyeri yang tumpul, sedikit

peninggian pada gigi, dan keinginan untuk menggigit dan menggesekkan gigi

(Carranza).

Gambar 10

20

Page 21: paper radiologi lab.doc

Pertanyaan :

1. Apa nama kelainan yang ditunjuk oleh tanda panah pada gambar di

atas?

2. Sebutkan etiologi kelainan tersebut!

Jawaban:

1. Destruksi tulang alveolar

2. Salah satu penyebab terjadinya destruksi tulang alveolar adalah

Tambalan yang overhanging. Keadaan ini akan menyebabkan

terjadinya akumulasi plak yang akan mendukung terjadinya

kerusakan jaringan periodontal tahap lanjut yang dimulai dari

kerusakan jaringan secara local hingga destruksi tulang alveolar.

21

Page 22: paper radiologi lab.doc

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Radiografi dibidang ilmu kedokteran gigi yaitu pengambilan gambar

menggunakan radiografi dengan sejumlah radiasi untuk membentuk bayangan

yang dapat dikaji pada film pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang

sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data

dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil

optimal.

Radiografi dental merupakan bagian yang penting dalam perawatan gigi.

Bersamaan dengan pemeriksaan oral, radiografi dental memberikan gambaran

yang lengkap dan rongga mulut.Radiografi sangat penting bagi mahasiswa

kepaniteraan klinik untuk: Menegakkan diagnosis alam mendiagnosis penyakit

atau kelainan pada gigi tidak selalu dapat terlihat langsung melalui pemeriksaan

klinis. Penggunaan radiografi kedokteran gigi dapat membantu untuk mengetahui

ada atau tidaknya kelainan, besarnya kerusakan atau keparahan, serta

hubungannya dengan jaringan di sekitarnya. Radiografi juga bermanfaat untuk

rencana perawatan dan evaluasi hasil perawatan

22

Page 23: paper radiologi lab.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Marvrits K,P.S Anindita ,Lenny W. Gambaran penggunaan radiografi gigi di

balai pengobatan rumah sakit gigi dan mulut universitas sam ratulangi

manado. Jurnal Unsrat. P 1-2

2. Laskaris, Scully. Periodontal manifestation of local and systemic disease.

Berlin, Heidelberg: Springer; 2003.p. 105

3. Newman, M. G. Takei, H. H. Carranza, F. A. Caranza’s Clinical

Periodontology. 9th Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company, 2002.

4. A. Pasler, Friedrich, Visser, Heiko. Pocket Atlas of Dental

Radiology.Germany: Thimie; 2007

23