modul kritis ii utk mahasiswa revisi
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
1/50
1
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN KRITIS II
(KPG 302)
MODUL MAHASISWA
DISUSUN OLEH
TIM KEPERAWATAN KRITIS
Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kep.
Yulis Setiya Dewi, S.Kep.Ns.,M.Ng.
Harmayetty, S.Kp.,M.Kes.Ninuk Dian K.,S.Kep.Ns.,MANP
Sriyono, M.Kep.,Ns.Sp.,Kep.MB
Deni Yasmara, M.Kep.,Ns.Sp.,Kep.MB
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
2/50
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
3/50
3
KEPERAWATAN KRITIS II
1. Deskripsi Mata Ajaran
Keperawatan Kritis II merupakan bagian mata kuliah Clinical Nursing yang
mempelajari tentang keperawatan kritis yang meliputi perawatan pasien dengan
kondisi darurat dan kondisi kritis, sehingga mahasiswa keperawatan mampu
memahami perawatan pada pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa dengan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual. Pemahaman ilmu tersebut sebagai acuan dalam
memberikan asuhan keperawatan professional secara komprehensif berdasarkan kiat
dan ilmu keperawatan.
2. Kompetensi Umum
Pada akhir pembelajaran keperawatan kritis ini diharapkan mahasiswa prodi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan dapat menentukan asuhan keperawatan yang
tepat dan mengaplikasikan asuhan keperawatan tersebut pada klien dengan kondisi
kritis dengan prinsip proses asuhan keperawatan yang benar.
3. Peta Kompetensi Keperawatan Kritis II
No Level Kemampuan
Modul
Pengalaman Belajar
Praktika
ProfesiP3N
1 2 3 4 1 2 3 4
A Bebat dan Bidai
B Hemodinamik (ICP, CVP
monitoring)
C Syringe pump dan infuse pump
Keterangan
Level Kemampuan :
1. Kemampuan kognitif sangat kurang (belum menguasai teori dasar) dan melakukan
tindakan hanya 1 kali, perlu bimbingan/ supervise penuh
2. Kemampuan Kognitif kurang (belum mampu mengintegrasikan teori dalam praktik),
komunikasi minimal, pernah melakukan tindakan, masih 0pperlu bimbingan dan
supervisi lebih lanjut.
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
4/50
4
3. Kemampuan kognitif cukup (mampu mengintegrasikan teori dalam praktik dengan
pemberian kata kunci), komunikasi cukup baik, melakukan tindakan lebih dari 1 kali
(tindakan terkoordinasi dengan baik dan mahasiswa percaya diri), perlu bantuan
minimal dan supervisi seperlunya.
4. Kemampuan kognitif baik (mampu mengintegrasikan teori dalam praktik),komunikasi efektif, kompeten dalam melakukan tindakan (terkoordinasi, percaya diri,
caring), tidak perlu bantuan dan dapat membantu mengajarkan ke yang lain
Keterangan
Pencapaian kompetensi kognitif
1. Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk
mencapai kompetensi kognitif yang diharapkan.2. Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
3. Mahasiswa wajib menuliskan secara jelas sumber atau referensi yang dipergunakan
pada bagian isian kompetensi kognitif.
4. Apabila lembar isian pada kompetensi kognitif dirasakan belum mewakili jawaban
yang lengkap, maka mahasiswa diperkenankan untuk menambah pada lembar
jawaban lain, dengan catatan : kerapian dalam ukuran kertas dan peletakan lembar
jawaban tambahan.
5. Segala bentuk plagiarism yang dilakukan oleh mahasiswa akan memperoleh tindakan
tegas yaitu pengurangan nilai
6. Evaluasi dari pencapaian ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMA
7. Setiap modul yang telah selesai dilaksanakan harus memperoleh bukti dari fasilitator
berupa tanda tangan pada hari dan jam dimana modul tersebut terselesaikan, untuk
dilakukan penilaian dan evaluasi oleh PJMA
8. Mahasiswa dapat memperoleh detil jawaban dari setiap pertanyaan yang ada pada
kompetensi kognitif apabila seluruh kelompok telah menyelesaikan praktikum pada
modul tersebut.
Pencapaian kompetensi Afektif 1. penilaian pada aspek afektif akan dilakukan oleh fasilitator secara terintegrasi pada
setiap kegiatan pencapaian kompetensi kognitif maupun pencapaian kompetensi
psikomotor
2. matriks atribut soft skill yang digunakan pada pencapaian kompetensi efektif sebagai
berikut:
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
5/50
5
No ATRIBUT
SOFT
SKILLS
DEFINISI INDIKATOR SKOR
1 2 3 4
1 disiplin Ketepatanwaktu dalam
mengikutikegiatan
praktikum
Kehadirandilaboratorium
Tidak hadir di
laboratorium
Datangterlamb
at >15menit
Datangterlambat
5-15mnt
Datangtepat
waktu
Ketaatan dan
kepatuhandalam
melaksanakantugas dan tata
tertib
praktikum
Penyerahan
tugas dan patuhterhadap tata
tertib
Terlam
bat >2hari &
selalumelang
gar
Terlam
bat 2hari &
seringmelang
gar
Terlambat
1hr & jarang
melanggar
Tepat
waktu&tdk pernah
melangga
2. Etika Perilaku
sesuai norma
dalam
kegiatan
praktikum
Perilaku dan
ucapan yang
sopan & santun
Tidak
pernah
jarang Sering selalu
3. Partisipasi
aktif
Keikutsertaan
secara aktif dalam setiap
kegiatan
praktikum
Penyampaian
pendapat baik lisan maupun
tulisan
tanya,melalui
bertanya,
memberikan jawaban,
penyampaian
ide)
Tidak
pernah
jarang Sering selalu
4. Komunika
tif
Kemampuan
mengemukaka
n pendapat
atau gagasan
baik lisan
maupun
tulisan
Penyampaian
pendapat atau
gagasan dengan
penuh percaya
diri, berani
dengan kalimat
yang mudah
dipahami danasertif
Tidak
pernah
jarang Sering selalu
Pencapaian Kompetensi Psikomotor
1. Pelaksanaan tindakan kompetensi psikomotor ini tergantung pada topic yang akan
dipelajari. Fasilitator akan menjelaskan bagaimana prosedur tindakan dilakukan.
Khusus topik “review” maka mahasiswa harus langsung melakukan dengan media
phantom atau teman dalam tim praktikum, fasilitator akan memberikan justifikasi dan
arahan apabila pada saat pelaksanaan mahasiswa belum benar atau belum sesuai
prosedur
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
6/50
6
2. Pada pencapaian kompetensi psikomotor setiap mahasiswa wajib melakukan
kompetensi psikomotor sesuai dengan materi praktikum yang dilakukan
3. Apabila waktu praktikum tidak mencukupi bagi mahasiswa untuk melakukan tindakan
sesuai kompetensi psikomotor yang diharapkan dengan pendampingan fasilitator,
maka mahsiswa wajib melakukan secara individual tiindakan tersebut. Penilaian dapatdilakukan pada saat pendalaman praktikum .
PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Materi praktikum ada 3 yaitu :
a. Bebat dan Bidai
b. Hemodinamik (ICP, CVP)
c. Syringe pump dan infuse pump
2. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai dengan
jadwal kelompoknya, apabila berhalangan hadir diharapkan mencari pengganti pada hari
tersebut dengan melapor pada PJMA dan fasilitator 3. Setiap kelompok mengingatkan ke masing-masing fasilitator pelaksaan praktikum
minimal 2 hari seblumnya
4. Inisial fasilitator adalah sebagai berikut :
EDW : Erna Dwi wahyuni
HY : Harmayetty
NDK : Ninuk Dian Kurniawati
SR : Sriyono
YSD : Yulis Setiya Dewi
5. Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib praktikum6. Ketentuan ujian praktikum akan dijelaskan lebih lanjut pada akhir pelaksanaan praktikum
7. Daftar nama kelompok dapat di akses di www.ners.unair.ac.id/ aula
http://www.ners.unair.ac.id/http://www.ners.unair.ac.id/http://www.ners.unair.ac.id/
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
7/50
7
Modul A
BEBAT DAN BIDAI
Kompetensi yang diharapkan
A. Kognitif dan Afektif (Terintegrasi)
Mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi indikasi pembebatan dan pembidaian
2. Melakukan pembebatan sesuai dengan prosedur.
3. Melakukan pembidaian sesuai dengan prosedur.
Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian
Mahasiswa
Penilaian
Hard skill Soft skill
PBL Fasilitator
mengarahkan
mahasiswa untuk
menganalisis
trigger case sesuaidengan modul
praktikum yangmenjadi acuan bagi
mahasiswa dalammelakukan
tindakan pengkajian dan
pemeriksaan fisik
Mahasiswa
melakukan
analisis
terhadap
trigger caseyang
ditunjukkandengan
mampumenjelaskan
pengkajianfokus yang
harus
dilakukan
untuk
masalahsesuai trigger
case,
menentukan
masalah
keperawatan
dan
intervensi
keperawatan
yang tepat
- Kemampuan
sintesis analisis
kasus
- Kemampuan dalam
memahami konsepdan aplikasi SOP
keperawatan
- Kemampuan dalam
critical point SOP
keperawatan
- Kemampuan
mengaplikasikan
SOP keperawatan
dalam asuhan
keperawatan
pasien dengangangguan bantuan
hidup dasar.
- Disiplin
- Etika
- Partisipasi
- Aktif
-Komunikatif
Fasilitator
mendemonstrasikanketerampilan
Mahasiswa
mampumelakukan
ISI MODUL :
1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, afektif, dan psikomotor)
2. Trigger case
3. Prosedur tindakan
4. Daftar referensi
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
8/50
8
(pengkajian dan
pemeriksaan fisik
sesuai trigger case)
yang akan
dipelajari
redemonstrasi
terkait
ketrampilan
yang telah
ditunjukkan
fasilitator PBP*
(diaplikasi
kan PjBL)
Fasilitator
melakukan
observasi dan
penilaian terhadap
hasil pengkajian
Mahasiswa
mampu
melakukan
pengkajian
pada pasien
dengan
masalah
trauma
Failitator
melakukan
observasi dan penilaian terhadap
hasil analisis data
dan penentuan
intervensi
keperawatan
Mahasiswa
mampu
melakukananalisis data
dan
menyusun
intervensi
keperawatan
pada pasien
denganmasalah
trauma
Fasilitator melakukanobservasi dan
pendampinganterhadap tindakan
yang dilakukan.
Mahasiswamampumelakukan
tindakankeperawatan
(baik mandirimaupun
kolaboratif)
dalam
manajemen
pada pasien
denganmasalah
fraktur,
menyusun
materi
edukasi dan
pemberian
edukasi.
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
9/50
9
Kompetensi 1 :
PEMBEBATAN DAN PEMBIDAIAN
PEMBEBATAN
1. DEFINISI
Penutupan dan penekanan dengan membalut bagian tubuh yang mengalami cedera
dengan tujuan tertentu
2. TUJUAN
a. Membantu mengatasi perdarahan
b. Melindungi dari bagian tubuh yang mengalami cedera sehingga mengurangi
kontaminasi dan infeksi
c. Menahan penutup luka, traksi, bidai, rambut kepala
d. Memberikan tekanan agar tidak terjadi pembengkaan
e. Mengurangi pergerakan bagian tubuh yang cedera (imobilisasi)
f. Menopang bagian tubuh yang cidera
3. PERSIAPAN ALAT
a. Mitella (pembalut segitiga)
b. Dasi Cravat
c. Pita (Strectable Roler Bandage)
d. Plester (Pembalut berperakat)
e. Kassa Steril
f. Triangle Cloth
4. PROSEDUR TINDAKAN
A. Dengan mitella
Capitum pravum triangularea. Ukur pembalut segitiga dengan ukuran kepala korban mulai pangkal hidung
sampai bagian belakang kepala.
b. Balut segitiga ditempatkan dipangkal hidung sampai dengan bagian belakang
kepala korban, posisi penderita lebih baik tidur
c. Ikatan sebaiknya diletakkan disamping kepala korban
d. Bagian yang menutup hidung dan mata dilipat dimasukkan kedalam sehingga
berfungsi menahan rambut kepala
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
10/50
10
1. Fasia Nadosa
a. Buat pembalut segitiga sedemikian rupa menjadi seperti dasi
b. Pembalutan ini tidak boleh untuk korban yang pernah tidak sadar dan curiga
patah tulang wajah
c. Lingkarkan pada diameter kepala dam membuat simpul di depan telinga
2. Penyangga lengan – Sling
1. Tempatkan ujung siku pembalut segitiga disiku penderita
2. Ujung yang lebih diplintir, kemudian diikat atau diberi peniti
3. Setelah selesai melakukan tindakan, periksa ujung-ujung jari
4. Bila ujung jari menjadi pucat maka penyangga dilepas
5. Bila akan dikirim ikat ketubuh penderita sehingga bagian yang dicurigai
patah tulang benar-benar tidak mudah bergerak
3. Pembalut tangan
1. Ukur sedemikian rupa pembalut segitiga dengan tangan yang akan dibalut
2. Fungsi hanya untuk melindungi atau mengurangi resiko infeksi dan estetika
B. Dengan pembalut pita
1. Balutan berulang (dolabra currens)
Untuk pembalutan bagian tubuh yang penampang melintangnya sama
2. Balutan Pucuk Rebung (dolabra reversa, spika, balutan angka 8
Untuk bagian tubuh yang penampang melintangnya tidak sama.
C. CATATAN
Prinsip Pembebatan
a. Mencuci tangan
b. Memilih bebat yang sesui berdasar jenis, bahan, panjang, dan lebarnya.
c. Menutup seluruh luas luka, usahakan dengan pembalut steril. Bila ada perdarahan
dan pembalut tertembus darah tambahkan pembalut di atasnya
d. Bila hanya ada satu lembar penutup luka steril maka tambahkan bahan lain
menutup diatasnya
e. Balutan rapat tidak erat tidak kendor
f. Usahakan ujung jari terlihat, bila ujung jari tidak mengalami cedera
g. Perhatikan pembuluh darah daerah yang dibebat
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
11/50
11
PEMBIDAIAN
1. DEFINISI
Suatu usaha dengan menggunakan alat penunjang yang tidak mudah bengkok
dipergunakan untuk mempertahankan posisi suatu keadaan curiga patah tulang agar
patahan tulang tidak bergerak sehingga korban tidak kesakitan atau mengalami keadaan
yang lebih parah
2. TUJUAN
a. Mencegah patah tulang tertutup menjadi patah tulang terbuka
b. Mengurangi kerusakan bagian tubuh sekitar daerah patah tulang
c. Mengurangi rasa sakit
3. PERSIAPAN ALAT
a. Bidai Kaku
b. Bidai Lunak
c. Traksi
Untuk di lapangan diutamakan mempunyai bidai yang kaku.
Bisa digunakan : tongkat, daun pintu, potongan pagar, benda lain yang keras.
4. PROSEDUR TINDAKAN
1. Lakukan pembalutan luka lebih dulu
2. Tentukan bidai yang paling cocok
3. Pasang bidai dan atur posisi yang enak
4. Waktu mengatur posisi bidai usahakan gerakan sedikit mungkin.
5. Setelah posisi tepat lakukan pengikatan
6. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang
5. CATATAN
Prinsip Pembidaian
a. Ukuran lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
b. Mempertahankan kedudukan satu sendi diatas dan satu sendi dibawah dari bagian
yang curiga patah tulang
c. Bidai dibalut lapisan empuk
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
12/50
12
6. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arief. 2009. Keperawatan Muskuloskeletal. Salemba Medika: Jakarta
Department of Army The US, Bandaging and Splinting, Department of Army ,1957,
Washington
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
13/50
13
Trigger case
Seorang laki-laki berusia 40 tahun terjatuh dari sepeda motor. Pasien mengalami closed
fraktur femur 1/3 tengah, Pada saat ini pasien sudah dievakulasi di pinggir jalan.
1. Lengkapi pengkajian di atas dengan data tambahan
2. Buatlah asuhan keperawatan sesuai dengan kasus di atas.
Jawaban:
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
14/50
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
15/50
15
PROSEDUR TINDAKAN
No Kegiatan Dikerjakan Tidak
Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan tindakan
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
a. Mitella (pembalut segitiga)
b. Dasi Cravatc. Pita (Strectable Roler Bandage)
d. Plester (Pembalut berperakat)e. Kassa Steril
f. Triangle Cloth
B. Prosedur Kerja- Dengan mitella
Capitum pravum triangulare
1. Ukur pembalut segitiga dengan ukuran kepala
korban mulai pangkal hidung sampai bagian
belakang kepala.
2. Balut segitiga ditempatkan dipangkal hidung
sampai dengan bagian belakang kepala korban,
posisi penderita lebih baik tidur 3. Ikatan sebaiknya diletakkan disamping kepala
korban
4. Bagian yang menutup hidung dan mata dilipat
dimasukkan kedalam sehingga berfungsi menahan
rambut kepala
Fasia Nadosa1. Buat pembalut segitiga sedemikian rupa menjadi
seperti dasi2. Pembalutan ini tidak boleh untuk korban yang
pernah tidak sadar dan curiga patah tulang wajah
3. Lingkarkan pada diameter kepala dam membuatsimpul di depan telinga.
Penyangga lengan – Sling
1. Tempatkan ujung siku pembalut segitiga disiku
penderita
2. Ujung yang lebih diplintir, kemudian diikat atau
diberi peniti
3. Setelah selesai melakukan tindakan, periksa ujung-
ujung jari
4. Bila ujung jari menjadi pucat maka penyangga
dilepas5. Bila akan dikirim ikat ketubuh penderita sehingga
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
16/50
16
bagian yang dicurigai patah tulang benar-benar
tidak mudah bergerak.
Pembalut tangan
1. Ukur sedemikian rupa pembalut segitiga dengan
tangan yang akan dibalut2. Fungsi hanya untuk melindungi atau mengurangi
resiko infeksi dan estetika
Dengan pembalut pita
1. Balutan berulang (dolabra currens)
Untuk pembalutan bagian tubuh yang penampangmelintangnya sama
2. Balutan Pucuk Rebung (dolabra reversa, spika, balutan angka 8
Untuk bagian tubuh yang penampang
melintangnya tidak sama.
Tindakan Pembidaian
A. Persiapan Alat
a. Bidai Kaku b. Bidai Lunak
c. Traksi- Untuk di lapangan diutamakan mempunyai
bidai yang kaku.
- Bisa digunakan : tongkat, daun pintu, potongan
pagar, benda lain yang keras
B. Prosedur Kerja
1. Lakukan pembalutan luka lebih dulu
2. Tentukan bidai yang paling cocok
3. Pasang bidai dan atur posisi yang enak
4. Waktu mengatur posisi bidai usahakan gerakan
sedikit mungkin.
5. Setelah posisi tepat lakukan pengikatan
6. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang
4. Akhiri tindakan, rapikan klien dan cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
17/50
17
DAFTAR PENCAPAIAN
No. Kegiatan Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Catatan :
Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa padasetiap kesempatan
Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP* (di
kegiatan PjBL)
Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
18/50
18
MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :
*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil
NILAI :
PJMA
( )
FASILITATOR
( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
19/50
19
MODUL B
PEMANTAUAN HEMODINAMIK (CVP, ICP MONITORING)
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)
Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari pemantauan hemodinamik (CVP dan ICP Monitoring)
2. Menyebutkan tujuan dari tindakan pemantauan hemodinamik (CVP dan ICP
Monitoring)
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat dari tindakan pemantauan hemodinamik
(CVP, ICP Monitoring)
4. Menyebutkan tahapan tindakan pemantauan hemodinamik (CVP dan ICP Monitoring)
5. Menjelaskan intepretasi dari temuan pemantauan hemodinamik (CVP,dan ICP
Monitoring)
B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)
Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian Mahasiswa Penilaian
Hard skill Soft
skill
PBL Fasilitator
mengarahkan
mahasiswa untuk
menganalisis
trigger case sesuai
dengan modul
praktikum yang
menjadi acuan bagi
mahasiswa
Mahasiswa melakukan
analisis terhadap
trigger case yang
ditunjukkan dengan
mampu menjawab dan
menjelaskan
pengkajian fokus yang
harus dilakukan untuk
masalah sesuai trigger
case, menentukanmasalah keperawatan
-Kemampuan sintesisanalisis kasus
- Kemampuan dalam
memahami konsep
dan aplikasi SOP
keperawatan
- Kemampuan dalam
critical point SOP
keperawatan
- Kemampuan
mengaplikasikan
SOP keperawatan
-Disiplin
- Etika
- Partisipa
si
- Aktif
- Komuni
katif
ISI MODUL :
1. Kompeensi yang diharapkan ( kognitif, afektif, dan psikomotor)
2. Trigger case
3. Prosedur tindakan
4. Daftar refrensi
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
20/50
20
dan intervensi
keperawatan yang
tepat
dalam asuhan
keperawatan pasien
dengan
pneomothorax
Fasilitator
mendemonstrasika
n keterampilan
pemantauan
hemodinamik
(CVP, EKG dan
ICP)yang akan
dipelajari
Mahasiswa mampu
melakukan
redemonstrasi terkait
ketrampilan yang telah
ditunjukkan fasilitator
PBP* Fasilitator
melakukanobservasi dan
penilaian terhadap
hasil pengkajian
Mahasiswa mampu
melakukan pengkajian pada pasien dengan
masalah gangguan
hemodinamik
Failitator
melakukan
observasi dan
penilaian terhadap
hasil analisis data
dan penentuanintervensi
keperawatan
Mahasiswa mampu
melakukan analisis
data dan menyusun
intervensi keperawatan
pada pasien dengan
masalah gangguanhemodinamik
Fasilitator
melakukan
observasi dan
pendampingan
terhadap tindakan
yang dilakukan.
Mahasiswa mampu
melakukan tindakan
keperawatan (baik
mandiri maupun
kolaboratif) dalam
manajemen pada
pasien dengan masalah
gangguan
hemodinamik
menyusun materi
edukasi dan pemberian
edukasi.
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
21/50
21
Kompetensi 2.1
Pemantauan Hemodinamik: CVP
1. DEFINISI PENGUKURAN CVP:
Melakukan pengukuran tekanan pada pembuluh vena sentral.
2. TUJUAN PENGUKURAN CVP:
1. Mengetahui status volume intravaskuler dan menunjukkan volume sirkulasi darah
(status hidrasi tubuh): normovolemik, hipervolemik, hipovolemik atau dehidrasi.
2. Mengetahui tonus pembuluh darah: hipotonus atau hipertonus
3. Mengetahui fungsi ventrikel kanan sebagai pompa: indikasi gagal jantung kanan
3. PERSIAPAN ALAT UNTUK PENGUKURAN CVP:
1. Cairan isotonis (NaCl 0,9%).
2. 2 buah infus set:
- 1 buah untuk dipasang pada manometer.
- 1 buah untuk cairan isotonis.
3. Manometer.
4. Waterpass atau pipa U.5. Threeway stopcock
6. Sarung tangan bersih
4. PROSEDUR PENGUKURAN CVP:
Pengukuran CVP dapat dilakukan dengan menggunakan:
- Manometer manual
Prosedur Pengukuran CVP secara manual:
1. Kaji kebutuhan pasien untuk pengukuran CVP
2. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau keluarga.
3. Persiapkan alat.
4. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
5. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar (supine position) bila
memungkinkan. Bila pengukuran tidak dapat dilakukan dengan supine position, maka
pengukuran dapat dilakukan dengan posisi kepala pasien ditinggikan 30-40o. Posisikan
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
22/50
22
lengan pasien ke atas kepala atau menjauhi dada pasien.
Note:
- Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien sebaiknya menggunakan satu posisi
yang sama. Catat posisi pasien pada awal pengukuran untuk menjaga konsistensi
hasil pengukuran.
6. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien. Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%)
untuk melakukan pengukuran.
Note:
- Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak memungkinkan untuk diganti, maka
ganti cairan yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis (NaCl 0,9%) dan
alirkan terlebih dahulu untuk mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.
7. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran tetesan cairan infus dan aliran
threeway stopcock .
8. Tentukan zero point (titik nol) dengan waterpass atau pipa u setinggi ICS IV mid
axillary line (posisi ini menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini merupakan
“Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1). Pasang manometer pada tiang infus sesuai zero
point yang telah ditentukan.
Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec & Sally Beattie Dulak, 2003)
9. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah jantung.
Note:
- Apabila pasien mendapatkan obat-obat emergency (infusion pump/syringe pump),
biarkan obat tersebut tetap mengalir.
10. Buka aliran threeway dari cairan isotonis yang ke arah manometer. Isi manometer
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
23/50
23
dengan cairan isotonis tersebut secukupnya (bila menggunakan infus set usahakan
chamber infus terisi) lalu tutup lagi alirann
11. Buka aliran threeway dari cairan manometer dan alirkan ke jantung.
12. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun perlahan sesuai irama nafas pasien
hingga berhenti pada satu titik ketinggian tertentu.
13. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi permukaan air tersebut adalah nilai
CVP.
14. Kembalikan threeway pada aliran semula.
Note:
- Pasang dan alirkan kembali cairan infus sebelumnya, apabila cairan infus tersebut
selama pengukuran dilepas.
15. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan.
16. Dokumentasikan hasil pengukuran CVP.
INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN CVP:
1. Nilai normal CVP:
5 – 15 cmH2O (menggunakan manometer manual)
4 – 11 mmHg (menggunakan monitor dan transducer)
Note : Pada pengukuran dengan electronic pressure transducer, hasil pengukuran
satuannya adalah mmHg.
Daftar Pustaka
Cole E. 2007. Measuring central venous pressure. Nursing Standard. 22 (7) 40-42
Morton PG, Fontaine DK, Hudak CM, Gallo BM. 2005. Critical Care Nursing: a
Holistic Approach. Eighth edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia PA.
Woodrow P. 2002. Central venous catheters and central venous pressure. Nursing
Standard . 16, 26, 45-51.
Kompetensi 2.2
Pemantauan Hemodinamik: ICP
1. DEFINISI
Suatu prosedur pemantauan untuk mengetahui nilai dari tekanan intra kranial ( Intra
Cranial Pressure) dengan cara melakukan pengukuran secara berkala.
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
24/50
24
Normal ICP: 5-15 mmHg
Nilai konversi 1 mmHg= 1,36 cmH2O
1 cmH2O= 0,735 mmHg
2. TUJUAN
a. pemantauan/ observasi tekanan intrakranial dengan benar sebagai pedoman untuk
mengatur kestabilan tekanan intrakranial
b. diagnostik dan terapeutik
3. PERSIAPAN ALAT
1. Infus Set : 2 buah (1 untuk manometer, 1 dihubungkan dengan drain)
2. Drain bag : 1 buah
3. Tree Way stop Cock: 1 buah
4. Standart infus
5. Manometer, plester
6. Water pass
7. Sarung tangan
4. PROSEDUR TINDAKAN
a. Kaji Kebutuhan pasien untuk pengukuran ICP
b. Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang prosedure yang akan dilaksanakan
c. Jaga privasi pasien
d. Cuci Tangan
e. Gunakan sarung tangan
f. Posisikan pasien slight head up (sesuai indikasi)
g. Gunakan tree way stopcock untuk menghubungkan antara otak, bag (drain) dan
manometer.
h. Tutup drain ke arah ICP selama 5 menit
i. Tentukan titik nol dari MAE
j. Tree way stop cock posisi stop ke arah drain bag
k. Infus set yang kearah ICP tetap terbuka
l. Perhatikan pergeseran CSF (Cerebro Spinal Fluid ) pada manometer pengukur,
tunggu sampai berhenti, lihat pada manometer angka yang menunjukkan tingginya
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
25/50
25
cairan.
m. Kembalikan posisi tree way stop cock mengalir kea rah drain bag.
n. Alat-alat dibereskan, lepas sarung tangan dan cuci tangan.
o. Catat dalam lembar observasi.
5. CATATAN
a. Bila terjadi kenaikan TIK/ ICP yang melebihi harga normal segera kolaborasikan
dengan dokter.
b. Infus set yang menuju ke arah drain bag posisikan naik lebih kurang 10 cm di atas
kepala/ MAE dan terbuka, supaya CSF terjaga dalam batas normal
c. Posisi drain bag ditempatkan sejajar posisi kepala agar drainage tidak terlalu deras.
Daftar Pustaka
Greenberg, MS. 2003. Hand Book of Neurosurgery.Thiene: Newyork
Rabinstein AA. 2012. Principles of neurointensive care. In: Daroff RB, Fenichel GM,
Jankovic J, Mazziotta JC, eds. Bradley’s Neurology in Clinical Practice. 6th ed.
Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier.
Tim Neurotrauma. 2007. Pedoman Tata Laksana Cedera Otak. RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
26/50
26
TRIGGER CASE
Seorang laki laki dirawat di Ruang Burn Unit dengan luka bakar grade III 30% hari kedua
setelah mendapatkan resusitasi cairan.
1. Lengkapi data pengkajian pada kasus diatas
2. Buatlah asuhan keperawatan berdasarkan data tambahan yang sudah saudara susun.
Jawaban:
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
27/50
27
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
28/50
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
29/50
29
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
30/50
30
PROSEDUR TINDAKAN
Pemantauan Hemodinamik: CVP
No Kegiatan Dikerjakan Tidak
Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk pengukuran CVP
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan PembebatanA. Persiapan Alat
1. Cairan isotonis (NaCl 0,9%).
2. 2 buah infus set:
a. 1 buah untuk dipasang pada manometer.
b. 1 buah untuk cairan isotonis.
3. Manometer.
4. Waterpass atau pipa U.
5. Threeway stopcock
6. Sarung tangan bersih
B. Prosedur KerjaProsedur Pengukuran CVP secara manual:
1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau
keluarga.
2. Persiapkan alat.
3. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
4. Jaga Privasi pasien5. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar
(supine position) bila memungkinkan. Bila pengukuran tidak dapat dilakukan dengan supine
position, maka pengukuran dapat dilakukan dengan posisi kepala pasien ditinggikan 30-40o. Posisikan
lengan pasien ke atas kepala atau menjauhi dada
pasien. Note:
- Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien
sebaiknya menggunakan satu posisi yang sama.
Catat posisi pasien pada awal pengukuran untuk
menjaga konsistensi hasil pengukuran.6. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien.
Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%) untuk melakukan pengukuran.
Note:
- Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak
memungkinkan untuk diganti, maka ganti cairan
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
31/50
31
yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis
(NaCl 0,9%) dan alirkan terlebih dahulu untuk
mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.
7. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran
tetesan cairan infus dan aliran threeway stopcock .
8. Tentukan zero point (titik nol) dengan waterpassatau pipa u setinggi ICS IV mid axillary line (posisi
ini menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini
merupakan “Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1).
Pasang manometer pada tiang infus sesuai zero point
yang telah ditentukan.
Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec &
Sally Beattie Dulak, 2003)
9. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah
jantung.
Note:
- Apabila pasien mendapatkan obat-obat emergency
(infusion pump/syringe pump), biarkan obattersebut tetap mengalir.
10. Buka aliran threeway dari cairan isotonis yang kearah manometer. Isi manometer dengan cairan
isotonis tersebut secukupnya (bila menggunakaninfus set usahakan chamber infus terisi) lalu tutup lagi
alirann
11. Buka aliran threeway dari cairan manometer dan
alirkan ke jantung.
12. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun
perlahan sesuai irama nafas pasien hingga berhenti
pada satu titik ketinggian tertentu.
13. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi
permukaan air tersebut adalah nilai CVP.
14. Kembalikan threeway pada aliran semula.
Note:
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
32/50
32
- Pasang dan alirkan kembali cairan infus
sebelumnya, apabila cairan infus tersebut selama
pengukuran dilepas.
4. Akhiri tindakan, rapikan klien lepas sarung tangan dan
cuci tangan5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.
PROSEDUR TINDAKAN
Pemantauan Hemodinamik: ECG
No Kegiatan Dikerjakan Tidak Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk perekaman ECG
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. EKG yang dilengkapi :
Kabel untuk sumber listrik
Kabel elektroda :Ekstremitas & Dada
Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat
Balon penghisap elektroda
2. Jelly electrode
3. kertas EKG
4. Kertas tissue
5. Kapas alcohol
B. Persiapan pasien
Penjelasan : tujuan pemeriksaan & hal-hal yang
harus diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka
Cara menempatkan electrode
a. Elektrode extremitas diatas dipasang pada
pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan
b. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki
kanan dan kiri sebelah dala
c. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila
diperlukan dapat dipasang sampai ke bahu kiri
atau kanan dan pangkal paha kiri atau kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan.
d. Elektrode dada harus selalu terpasang dengan benar
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
33/50
33
C. Prosedur Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Bersihkan area yang akan dipasang electrode
5. Beri jelli dan pasang elektrode6. Hidupkan mesin EKG (power on)
7. Lakukan kalibrasi. Kalibrasi 1mV, kecepatan 25
mm/detik.
8. Lakukan perekaman
9. Semua elektroda di lepas, jelly dibersihkan dari
tubuh pasien.
10. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
11. Setelah itu matikan mesin EKG.12. Catat : nama pasien, umur
tanggal jam, identitas perekam
lead diberi tanda dibawah tiap lead
4. Akhiri tindakan, rapikan klien, lepas sarung tangan dan
cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.
PROSEDUR TINDAKAN
Pemantauan Hemodinamik: ICP
No Kegiatan Dikerjakan Tidak Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk pengukuran ICP
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. Infus Set : 2 buah
(1 untuk manometer, 1 dihubungkan dengan drain)
2. Drain bag : 1 buah3. Tree Way stop Cock: 1 buah
4. Standart infus
5. Manometer
6. Water pass
7. Sarung tangan
B. Prosedur Kerja1. Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang
prosedure yang akan dilaksanakan
2. Jaga privasi pasien
3. Cuci Tangan4. Gunakan sarung tangan
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
34/50
34
5. Posisikan pasien slight head up (sesuai indikasi)
6. Gunakan tree way stopcock untuk menghubungkan
antara otak, bag (drain) dan manometer.
7. Tutup drain ke arah ICP selama 5 menit
8. Tentukan titik nol dari MAE
9. Tree way stop cock posisi stop ke arah drain bag10. Infus set yang kearah ICP tetap terbuka
11. Perhatikan pergeseran CSF (Cerebro Spinal Fluid)
pada manometer pengukur, tunggu sampai berhenti,
lihat pada manometer angka yang menunjukkan
tingginya cairan.
12. Kembalikan posisi tree way stop cock mengalir kea
rah drain bag.
4. Akhiri tindakan, bereska alat-alat, rapikan klien dan lepas
sarung tangan serta cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik secara subyektif maupun obyektif.
DAFTAR PENCAPAIAN
No. Kegiatan Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Catatan :
Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan
Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
35/50
35
Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)
MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :
*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil
NILAI :
PJMA
( )
FASILITATOR
( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
36/50
36
Modul C
SYRINGE PUMP DAN INFUSE PUMP
Kompetensi yang diharapkan
A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)
Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari syringe pump dan infuse pump2. Menyebutkan tujuan dari syringe pump dan infuse pump
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat syringe pump dan infuse pump
4. Menyebutkan tahapan pengoperasian syringe pump dan infuse pump
5. Menjelaskan penentuan dosis obat dengan menggunakan syringe pump dan
infuse pump.
B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)
Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian
Mahasiswa
Penilaian
Hard skill Soft skill
PBL Fasilitator
mengarahkan
mahasiswa untuk
menganalisis
trigger case sesuaidengan modul
praktikum yang
menjadi acuan bagimahasiswa
Mahasiswa
melakukan
analisis
terhadap
trigger caseyang
ditunjukkan
dengan mampumenjelaskan
pengkajian
fokus yang
harusdilakukan
untuk masalahsesuai trigger
case,menentukan
masalah
keperawatandan intervensi
- Kemampuan
sintesis analisiskasus
- Kemampuandalam
memahami
konsep dan
aplikasi SOPkeperawatan
- Kemampuan
dalam critical
point SOP
keperawatan
- Kemampuan
mengaplikasikan
SOP
keperawatan
dalam asuhan
keperawatan pasien dengan
- Disiplin
- Etika
- Partisipasi
- Aktif
- Komunikatif
ISI MODUL :
1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, afektif, dan psikomotor)
2. Trigger case
3. Prosedur tindakan
4. Daftar referensi
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
37/50
37
keperawatan
yang tepat
obat emergency
yang
menggunakan
syringe pump
dan infuse pump
Fasilitator mendemonstrasikan
keterampilan
(syringe pump dan
infuse pump) yang
akan dipelajari
Mahasiswamampu
melakukan
redemonstrasi
terkait
ketrampilan
yang telah
ditunjukkan
fasilitator
PBP* Fasilitator
melakukan
observasi dan penilaian terhadap
hasil pengkajian
Mahasiswa
mampu
melakukan pengkajian
pada pasien
dengan obat
emergency
yang
menggunakan
syringe pumpdan infuse
pump
Failitator melakukanobservasi dan
penilaian terhadaphasil analisis data
dan penentuanintervensi
keperawatan
Mahasiswamampu
melakukan
analisis datadan menyusun
intervensikeperawatan
pada pasiendengan Obat
Emergency
yang
menggunakansyringe pump
dan infuse
pump
Fasilitator
melakukan
observasi dan
pendampingan
terhadap tindakan
yang dilakukan.
Mahasiswa
mampu
melakukan
tindakan
keperawatan
(baik mandiri
maupun
kolaboratif)dalam
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
38/50
38
manajemen
pada pasien
dengan obat-
obat
emergency,
menyusunmateri edukasi
dan pemberian
edukasi.
KOMPETENSI 3.1 :
syringe pump
1. DEFINISI
Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian
medikasi intravena dengan dosis yang sangat kecil dalam jangka waktu yang lama
dan berkelanjutan.
2. TUJUAN- Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien.
- Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yanglama.
3. PERSIAPAN ALAT
1. Syringe pump2. Standart infus
3. Spuit sesuai kebutuhan (20 cc/ 50 cc) dan medikasi klien.
4. Perfusor, Extentiom tube
5. Three way
6. Needle
4. PROSEDUR KERJA
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Cuci tangan
3. Siapkan spuit dan medikasi klien.
4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan akses
intravena.
5. Nyalakan syringe pump.
6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara
dan lampu yang menyala merah. Alarm sign hampir habis, terisi udara,occlusion (clot/tube tertekuk), low batt, penempatan syringe tidak tepat
9. Tekan PURGE untuk pemberian sekali sewaktu10. Cuci tangan
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
39/50
39
11. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan Observasi Nadi, Tekanan darah, Perfusi perifer, urine output
CATATAN :
1. Observasi pasien selama pemberian
2. Catat tindakan yang sudah dilakukan
Rumus perhitungan dosis :
Konversikan dosis gamma ( 1 = 1 mcg = 1/1000 mg ) atau nanogram (1 ng =
1/1000000 mg)
Dosis (....) x BB x 60 = cc / jam
Sediaan (... .)/cc
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
40/50
40
KOMPETENSI 3.2
Infuse Pump
1. DEFINISI
Infuse pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberia cairan pada
klien.
2. TUJUAN
- Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan klien.
- Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan karena ketidakstabilan
tetesan cairan infus.
3. PERSIAPAN ALAT
1. Infuse pump dan tiang penyangga
2. Cairan infus
3. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump
4. PROSEDUR KERJA
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di tiang penyangga infuse
pump.
3. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump, pastikan tidak ada
udara pada selang.
4. Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
5. Nyalakan infuse pump.
6. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set yang digunakan.
7. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien tiap jam.
8. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara
dan lampu yang menyala merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty, door,
completion.
10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.
5. CATATAN
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
41/50
41
1. Observasi respon pasien selama pemberian infus
2. Pencatatan dan pelaporan setelah tindakan
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
42/50
42
TRIGGER CASE
Seorang laki-laki dirawat di ruang ICU dengan penurunan kesadaran, Tensi 90/60 mmHg,
Nadi: 98 x/m, RR bedside monitor 28 x/m, suhu 37,5 C. BB: 50 kg. Pada saat ini pasien
direncanakan untuk mendapatkan dopamine 5 mcg.
Pertanyaan:
1. Lengkapi data pada kasus diatas
2. Buatlah asuhan keperawatan sesuai data tambahan
3. Hitung kebutuhan pemberian dopamine pada pasin bila diberikan dengan syringe pump,
infuse pump dan pemberian manual melalui hitung tetesan
Jawaban:
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
43/50
43
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
44/50
44
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
45/50
45
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
46/50
46
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
47/50
47
PROSEDUR TINDAKAN
Syringe Pump
No Kegiatan Dikerjakan Tidak
Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. Syringe pump
2. Standart infus
3. Spuit sesuai kebutuhan (20 cc/ 50 cc) dan medikasi
klien.4. Perfusor, Extentiom tube
5. Three way
6. Needle
B. Prosedur Kerja
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Cuci tangan
3. Siapkan spuit dan medikasi klien.
4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan
hubungkan spuit dengan akses intravena.
5. Nyalakan syringe pump.6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam
cc/jam (hitung)
7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan
memberikan peringatan dengan suara dan lampu
yang menyala merah. Alarm sign hampir
habis, terisi udara, occlusion (clot/tube
tertekuk), low batt, penempatan syringe tidak
tepat
9. Tekan PURGE untuk pemberian sekali sewaktu
10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairanObservasi Nadi, Tekanan darah, Perfusi perifer,
urine output
CATATAN :
1. Observasi pasien selama pemberian
2. Catat tindakan yang sudah dilakukan
4. Akhiri tindakan, rapikan klien dan lepas sarung tangan
serta cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik secara subyektif maupun obyektif.
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
48/50
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
49/50
49
DAFTAR PENCAPAIAN
No. Kegiatan Kesempatan ke
1 2 3 4 5
Catatan :
Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan
Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP
Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)
MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :
*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil
NILAI :
PJMA FASILITATOR
-
8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi
50/50
( ) ( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP