modul kritis ii utk mahasiswa revisi

Upload: grandisdeka

Post on 07-Jul-2018

454 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    1/50

    1

    MODUL PRAKTIKUM

    KEPERAWATAN KRITIS II

    (KPG 302)

    MODUL MAHASISWA

    DISUSUN OLEH

    TIM KEPERAWATAN KRITIS

    Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kep.

    Yulis Setiya Dewi, S.Kep.Ns.,M.Ng.

    Harmayetty, S.Kp.,M.Kes.Ninuk Dian K.,S.Kep.Ns.,MANP

    Sriyono, M.Kep.,Ns.Sp.,Kep.MB

    Deni Yasmara, M.Kep.,Ns.Sp.,Kep.MB

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

    FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2015

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    2/50

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    3/50

    3

    KEPERAWATAN KRITIS II

    1. Deskripsi Mata Ajaran

    Keperawatan Kritis II merupakan bagian mata kuliah Clinical Nursing  yang

    mempelajari tentang keperawatan kritis yang meliputi perawatan pasien dengan

    kondisi darurat dan kondisi kritis, sehingga mahasiswa keperawatan mampu

    memahami perawatan pada pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa dengan

     pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual. Pemahaman ilmu tersebut sebagai acuan dalam

    memberikan asuhan keperawatan professional secara komprehensif berdasarkan kiat

    dan ilmu keperawatan.

    2. Kompetensi Umum

    Pada akhir pembelajaran keperawatan kritis ini diharapkan mahasiswa prodi

    Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan dapat menentukan asuhan keperawatan yang

    tepat dan mengaplikasikan asuhan keperawatan tersebut pada klien dengan kondisi

    kritis dengan prinsip proses asuhan keperawatan yang benar.

    3. Peta Kompetensi Keperawatan Kritis II

    No Level Kemampuan

    Modul

    Pengalaman Belajar

    Praktika

    ProfesiP3N

    1 2 3 4 1 2 3 4

    A Bebat dan Bidai

    B Hemodinamik (ICP, CVP

    monitoring)

    C Syringe pump dan infuse pump

    Keterangan

    Level Kemampuan :

    1. Kemampuan kognitif sangat kurang (belum menguasai teori dasar) dan melakukan

    tindakan hanya 1 kali, perlu bimbingan/ supervise penuh

    2. Kemampuan Kognitif kurang (belum mampu mengintegrasikan teori dalam praktik),

    komunikasi minimal, pernah melakukan tindakan, masih 0pperlu bimbingan dan

    supervisi lebih lanjut.

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    4/50

    4

    3. Kemampuan kognitif cukup (mampu mengintegrasikan teori dalam praktik dengan

     pemberian kata kunci), komunikasi cukup baik, melakukan tindakan lebih dari 1 kali

    (tindakan terkoordinasi dengan baik dan mahasiswa percaya diri), perlu bantuan

    minimal dan supervisi seperlunya.

    4. Kemampuan kognitif baik (mampu mengintegrasikan teori dalam praktik),komunikasi efektif, kompeten dalam melakukan tindakan (terkoordinasi, percaya diri,

    caring), tidak perlu bantuan dan dapat membantu mengajarkan ke yang lain

    Keterangan

    Pencapaian kompetensi kognitif 

    1. Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk 

    mencapai kompetensi kognitif yang diharapkan.2. Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum

    dimulai.

    3. Mahasiswa wajib menuliskan secara jelas sumber atau referensi yang dipergunakan

     pada bagian isian kompetensi kognitif.

    4. Apabila lembar isian pada kompetensi kognitif dirasakan belum mewakili jawaban

    yang lengkap, maka mahasiswa diperkenankan untuk menambah pada lembar 

     jawaban lain, dengan catatan : kerapian dalam ukuran kertas dan peletakan lembar 

     jawaban tambahan.

    5. Segala bentuk plagiarism yang dilakukan oleh mahasiswa akan memperoleh tindakan

    tegas yaitu pengurangan nilai

    6. Evaluasi dari pencapaian ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMA

    7. Setiap modul yang telah selesai dilaksanakan harus memperoleh bukti dari fasilitator 

     berupa tanda tangan pada hari dan jam dimana modul tersebut terselesaikan, untuk 

    dilakukan penilaian dan evaluasi oleh PJMA

    8. Mahasiswa dapat memperoleh detil jawaban dari setiap pertanyaan yang ada pada

    kompetensi kognitif apabila seluruh kelompok telah menyelesaikan praktikum pada

    modul tersebut.

    Pencapaian kompetensi Afektif 1. penilaian pada aspek afektif akan dilakukan oleh fasilitator secara terintegrasi pada

    setiap kegiatan pencapaian kompetensi kognitif maupun pencapaian kompetensi

     psikomotor 

    2. matriks atribut soft skill yang digunakan pada pencapaian kompetensi efektif sebagai

     berikut:

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    5/50

    5

     No ATRIBUT

    SOFT

    SKILLS

    DEFINISI INDIKATOR SKOR  

    1 2 3 4

    1 disiplin Ketepatanwaktu dalam

    mengikutikegiatan

     praktikum

    Kehadirandilaboratorium

    Tidak hadir di

    laboratorium

    Datangterlamb

    at >15menit

    Datangterlambat

    5-15mnt

    Datangtepat

    waktu

    Ketaatan dan

    kepatuhandalam

    melaksanakantugas dan tata

    tertib

     praktikum

    Penyerahan

    tugas dan patuhterhadap tata

    tertib

    Terlam

     bat >2hari &

    selalumelang

    gar 

    Terlam

     bat 2hari &

    seringmelang

    gar 

    Terlambat

    1hr & jarang

    melanggar 

    Tepat

    waktu&tdk pernah

    melangga

    2. Etika Perilaku

    sesuai norma

    dalam

    kegiatan

     praktikum

    Perilaku dan

    ucapan yang

    sopan & santun

    Tidak 

     pernah

     jarang Sering selalu

    3. Partisipasi

    aktif 

    Keikutsertaan

    secara aktif dalam setiap

    kegiatan

     praktikum

    Penyampaian

     pendapat baik lisan maupun

    tulisan

    tanya,melalui

     bertanya,

    memberikan jawaban,

     penyampaian

    ide)

    Tidak 

     pernah

     jarang Sering selalu

    4. Komunika

    tif 

    Kemampuan

    mengemukaka

    n pendapat

    atau gagasan

     baik lisan

    maupun

    tulisan

    Penyampaian

     pendapat atau

    gagasan dengan

     penuh percaya

    diri, berani

    dengan kalimat

    yang mudah

    dipahami danasertif 

    Tidak 

     pernah

     jarang Sering selalu

    Pencapaian Kompetensi Psikomotor

    1. Pelaksanaan tindakan kompetensi psikomotor ini tergantung pada topic yang akan

    dipelajari. Fasilitator akan menjelaskan bagaimana prosedur tindakan dilakukan.

    Khusus topik “review” maka mahasiswa harus langsung melakukan dengan media

     phantom atau teman dalam tim praktikum, fasilitator akan memberikan justifikasi dan

    arahan apabila pada saat pelaksanaan mahasiswa belum benar atau belum sesuai

     prosedur 

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    6/50

    6

    2. Pada pencapaian kompetensi psikomotor setiap mahasiswa wajib melakukan

    kompetensi psikomotor sesuai dengan materi praktikum yang dilakukan

    3. Apabila waktu praktikum tidak mencukupi bagi mahasiswa untuk melakukan tindakan

    sesuai kompetensi psikomotor yang diharapkan dengan pendampingan fasilitator,

    maka mahsiswa wajib melakukan secara individual tiindakan tersebut. Penilaian dapatdilakukan pada saat pendalaman praktikum .

    PETUNJUK PRAKTIKUM

    1. Materi praktikum ada 3 yaitu :

    a. Bebat dan Bidai

     b. Hemodinamik (ICP, CVP)

    c. Syringe pump dan infuse pump

    2. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai dengan

     jadwal kelompoknya, apabila berhalangan hadir diharapkan mencari pengganti pada hari

    tersebut dengan melapor pada PJMA dan fasilitator 3. Setiap kelompok mengingatkan ke masing-masing fasilitator pelaksaan praktikum

    minimal 2 hari seblumnya

    4. Inisial fasilitator adalah sebagai berikut :

    EDW : Erna Dwi wahyuni

    HY : Harmayetty

     NDK : Ninuk Dian Kurniawati

    SR : Sriyono

    YSD : Yulis Setiya Dewi

    5. Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib praktikum6. Ketentuan ujian praktikum akan dijelaskan lebih lanjut pada akhir pelaksanaan praktikum

    7. Daftar nama kelompok dapat di akses di www.ners.unair.ac.id/ aula

    http://www.ners.unair.ac.id/http://www.ners.unair.ac.id/http://www.ners.unair.ac.id/

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    7/50

    7

    Modul A

    BEBAT DAN BIDAI

    Kompetensi yang diharapkan

    A. Kognitif dan Afektif (Terintegrasi)

    Mahasiswa mampu :

    1. Mengidentifikasi indikasi pembebatan dan pembidaian

    2. Melakukan pembebatan sesuai dengan prosedur.

    3. Melakukan pembidaian sesuai dengan prosedur.

    Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian

    Mahasiswa

    Penilaian

    Hard skill Soft skill

    PBL Fasilitator  

    mengarahkan

    mahasiswa untuk 

    menganalisis

    trigger case sesuaidengan modul

     praktikum yangmenjadi acuan bagi

    mahasiswa dalammelakukan

    tindakan pengkajian dan

     pemeriksaan fisik 

    Mahasiswa

    melakukan

    analisis

    terhadap

    trigger caseyang

    ditunjukkandengan

    mampumenjelaskan

     pengkajianfokus yang

    harus

    dilakukan

    untuk 

    masalahsesuai trigger 

    case,

    menentukan

    masalah

    keperawatan

    dan

    intervensi

    keperawatan

    yang tepat

    - Kemampuan

    sintesis analisis

    kasus

    - Kemampuan dalam

    memahami konsepdan aplikasi SOP

    keperawatan

    - Kemampuan dalam

    critical point SOP

    keperawatan

    - Kemampuan

    mengaplikasikan

    SOP keperawatan

    dalam asuhan

    keperawatan

     pasien dengangangguan bantuan

    hidup dasar.

    - Disiplin

    - Etika

    - Partisipasi

    - Aktif 

    -Komunikatif 

    Fasilitator 

    mendemonstrasikanketerampilan

    Mahasiswa

    mampumelakukan

    ISI MODUL :

    1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, afektif, dan psikomotor)

    2. Trigger case

    3. Prosedur tindakan

    4. Daftar referensi

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    8/50

    8

    (pengkajian dan

     pemeriksaan fisik 

    sesuai trigger case)

    yang akan

    dipelajari

    redemonstrasi

    terkait

    ketrampilan

    yang telah

    ditunjukkan

    fasilitator PBP*

    (diaplikasi

    kan PjBL)

    Fasilitator 

    melakukan

    observasi dan

     penilaian terhadap

    hasil pengkajian

    Mahasiswa

    mampu

    melakukan

     pengkajian

     pada pasien

    dengan

    masalah

    trauma

    Failitator 

    melakukan

    observasi dan penilaian terhadap

    hasil analisis data

    dan penentuan

    intervensi

    keperawatan

    Mahasiswa

    mampu

    melakukananalisis data

    dan

    menyusun

    intervensi

    keperawatan

     pada pasien

    denganmasalah

    trauma

    Fasilitator melakukanobservasi dan

     pendampinganterhadap tindakan

    yang dilakukan.

    Mahasiswamampumelakukan

    tindakankeperawatan

    (baik mandirimaupun

    kolaboratif)

    dalam

    manajemen

     pada pasien

    denganmasalah

    fraktur,

    menyusun

    materi

    edukasi dan

     pemberian

    edukasi.

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    9/50

    9

    Kompetensi 1 :

    PEMBEBATAN DAN PEMBIDAIAN

    PEMBEBATAN

    1. DEFINISI

    Penutupan dan penekanan dengan membalut bagian tubuh yang mengalami cedera

    dengan tujuan tertentu

    2. TUJUAN

    a. Membantu mengatasi perdarahan

     b. Melindungi dari bagian tubuh yang mengalami cedera sehingga mengurangi

    kontaminasi dan infeksi

    c. Menahan penutup luka, traksi, bidai, rambut kepala

    d. Memberikan tekanan agar tidak terjadi pembengkaan

    e. Mengurangi pergerakan bagian tubuh yang cedera (imobilisasi)

    f. Menopang bagian tubuh yang cidera

    3. PERSIAPAN ALAT

    a. Mitella (pembalut segitiga)

     b. Dasi Cravat

    c. Pita (Strectable Roler Bandage)

    d. Plester (Pembalut berperakat)

    e. Kassa Steril

     f. Triangle Cloth

    4. PROSEDUR TINDAKAN

    A. Dengan mitella

    Capitum pravum triangularea. Ukur pembalut segitiga dengan ukuran kepala korban mulai pangkal hidung

    sampai bagian belakang kepala.

     b. Balut segitiga ditempatkan dipangkal hidung sampai dengan bagian belakang

    kepala korban, posisi penderita lebih baik tidur 

    c. Ikatan sebaiknya diletakkan disamping kepala korban

    d. Bagian yang menutup hidung dan mata dilipat dimasukkan kedalam sehingga

     berfungsi menahan rambut kepala

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    10/50

    10

    1. Fasia Nadosa

    a. Buat pembalut segitiga sedemikian rupa menjadi seperti dasi

     b. Pembalutan ini tidak boleh untuk korban yang pernah tidak sadar dan curiga

     patah tulang wajah

    c. Lingkarkan pada diameter kepala dam membuat simpul di depan telinga

    2. Penyangga lengan – Sling

    1. Tempatkan ujung siku pembalut segitiga disiku penderita

    2. Ujung yang lebih diplintir, kemudian diikat atau diberi peniti

    3. Setelah selesai melakukan tindakan, periksa ujung-ujung jari

    4. Bila ujung jari menjadi pucat maka penyangga dilepas

    5. Bila akan dikirim ikat ketubuh penderita sehingga bagian yang dicurigai

     patah tulang benar-benar tidak mudah bergerak 

    3. Pembalut tangan

    1. Ukur sedemikian rupa pembalut segitiga dengan tangan yang akan dibalut

    2. Fungsi hanya untuk melindungi atau mengurangi resiko infeksi dan estetika

    B. Dengan pembalut pita

    1. Balutan berulang (dolabra currens)

      Untuk pembalutan bagian tubuh yang penampang melintangnya sama

    2. Balutan Pucuk Rebung (dolabra reversa, spika, balutan angka 8

      Untuk bagian tubuh yang penampang melintangnya tidak sama.

    C. CATATAN

    Prinsip Pembebatan

    a. Mencuci tangan

     b. Memilih bebat yang sesui berdasar jenis, bahan, panjang, dan lebarnya.

    c. Menutup seluruh luas luka, usahakan dengan pembalut steril. Bila ada perdarahan

    dan pembalut tertembus darah tambahkan pembalut di atasnya

    d. Bila hanya ada satu lembar penutup luka steril maka tambahkan bahan lain

    menutup diatasnya

    e. Balutan rapat tidak erat tidak kendor 

    f. Usahakan ujung jari terlihat, bila ujung jari tidak mengalami cedera

    g. Perhatikan pembuluh darah daerah yang dibebat

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    11/50

    11

    PEMBIDAIAN

    1. DEFINISI

      Suatu usaha dengan menggunakan alat penunjang yang tidak mudah bengkok 

    dipergunakan untuk mempertahankan posisi suatu keadaan curiga patah tulang agar 

     patahan tulang tidak bergerak sehingga korban tidak kesakitan atau mengalami keadaan

    yang lebih parah

      2. TUJUAN

    a. Mencegah patah tulang tertutup menjadi patah tulang terbuka

     b. Mengurangi kerusakan bagian tubuh sekitar daerah patah tulang

    c. Mengurangi rasa sakit

    3. PERSIAPAN ALAT

    a. Bidai Kaku

     b. Bidai Lunak 

    c. Traksi

    Untuk di lapangan diutamakan mempunyai bidai yang kaku.

    Bisa digunakan : tongkat, daun pintu, potongan pagar, benda lain yang keras.

    4. PROSEDUR TINDAKAN

    1. Lakukan pembalutan luka lebih dulu

    2. Tentukan bidai yang paling cocok 

    3. Pasang bidai dan atur posisi yang enak 

    4. Waktu mengatur posisi bidai usahakan gerakan sedikit mungkin.

    5. Setelah posisi tepat lakukan pengikatan

    6. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang

    5. CATATAN

    Prinsip Pembidaian

    a. Ukuran lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan

     b. Mempertahankan kedudukan satu sendi diatas dan satu sendi dibawah dari bagian

    yang curiga patah tulang

    c. Bidai dibalut lapisan empuk 

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    12/50

    12

    6. DAFTAR PUSTAKA

    Muttaqin, Arief. 2009. Keperawatan Muskuloskeletal. Salemba Medika: Jakarta

    Department of Army The US, Bandaging and Splinting, Department of Army ,1957,

    Washington

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    13/50

    13

    Trigger case

    Seorang laki-laki berusia 40 tahun terjatuh dari sepeda motor. Pasien mengalami closed 

     fraktur  femur 1/3 tengah, Pada saat ini pasien sudah dievakulasi di pinggir jalan.

    1. Lengkapi pengkajian di atas dengan data tambahan

    2. Buatlah asuhan keperawatan sesuai dengan kasus di atas.

    Jawaban:

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    14/50

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    15/50

    15

    PROSEDUR TINDAKAN

     No Kegiatan Dikerjakan Tidak 

    Dikerjakan

    1. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan tindakan

    2. Pertahankan Universal Precaution

    3. Tindakan Pembebatan

    A. Persiapan Alat

    a. Mitella (pembalut segitiga)

     b. Dasi Cravatc. Pita (Strectable Roler Bandage)

    d. Plester (Pembalut berperakat)e. Kassa Steril

    f. Triangle Cloth

    B. Prosedur Kerja- Dengan mitella

    Capitum pravum triangulare

    1. Ukur pembalut segitiga dengan ukuran kepala

    korban mulai pangkal hidung sampai bagian

     belakang kepala.

    2. Balut segitiga ditempatkan dipangkal hidung

    sampai dengan bagian belakang kepala korban,

     posisi penderita lebih baik tidur 3. Ikatan sebaiknya diletakkan disamping kepala

    korban

    4. Bagian yang menutup hidung dan mata dilipat

    dimasukkan kedalam sehingga berfungsi menahan

    rambut kepala

    Fasia Nadosa1. Buat pembalut segitiga sedemikian rupa menjadi

    seperti dasi2. Pembalutan ini tidak boleh untuk korban yang

     pernah tidak sadar dan curiga patah tulang wajah

    3. Lingkarkan pada diameter kepala dam membuatsimpul di depan telinga.

    Penyangga lengan – Sling

    1. Tempatkan ujung siku pembalut segitiga disiku

     penderita

    2. Ujung yang lebih diplintir, kemudian diikat atau

    diberi peniti

    3. Setelah selesai melakukan tindakan, periksa ujung-

    ujung jari

    4. Bila ujung jari menjadi pucat maka penyangga

    dilepas5. Bila akan dikirim ikat ketubuh penderita sehingga

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    16/50

    16

     bagian yang dicurigai patah tulang benar-benar 

    tidak mudah bergerak.

    Pembalut tangan

    1. Ukur sedemikian rupa pembalut segitiga dengan

    tangan yang akan dibalut2. Fungsi hanya untuk melindungi atau mengurangi

    resiko infeksi dan estetika

    Dengan pembalut pita

    1. Balutan berulang (dolabra currens)

      Untuk pembalutan bagian tubuh yang penampangmelintangnya sama

    2. Balutan Pucuk Rebung (dolabra reversa, spika, balutan angka 8

      Untuk bagian tubuh yang penampang

    melintangnya tidak sama.

    Tindakan Pembidaian

    A. Persiapan Alat

    a. Bidai Kaku b. Bidai Lunak 

    c. Traksi- Untuk di lapangan diutamakan mempunyai

     bidai yang kaku.

    - Bisa digunakan : tongkat, daun pintu, potongan

     pagar, benda lain yang keras

    B. Prosedur Kerja

    1. Lakukan pembalutan luka lebih dulu

    2. Tentukan bidai yang paling cocok 

    3. Pasang bidai dan atur posisi yang enak 

    4. Waktu mengatur posisi bidai usahakan gerakan

    sedikit mungkin.

    5. Setelah posisi tepat lakukan pengikatan

    6. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang

    4. Akhiri tindakan, rapikan klien dan cuci tangan

    5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik 

    secara subyektif maupun obyektif.

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    17/50

    17

    DAFTAR PENCAPAIAN

    No. Kegiatan Kesempatan ke

    1 2 3 4 5

    Catatan :

    Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa padasetiap kesempatan

    Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP* (di

    kegiatan PjBL)

    Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL

    maupun PBP)

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    18/50

    18

    MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

    *dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

    NILAI :

    PJMA

    ( )

    FASILITATOR 

    ( )

    TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    19/50

    19

    MODUL B

    PEMANTAUAN HEMODINAMIK (CVP, ICP MONITORING)

    KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

    A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)

    Mahasiswa mampu :

    1. Menyebutkan definisi dari pemantauan hemodinamik (CVP dan ICP Monitoring)

    2. Menyebutkan tujuan dari tindakan pemantauan hemodinamik (CVP dan ICP

    Monitoring)

    3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat dari tindakan pemantauan hemodinamik 

    (CVP, ICP Monitoring)

    4. Menyebutkan tahapan tindakan pemantauan hemodinamik (CVP dan ICP Monitoring)

    5. Menjelaskan intepretasi dari temuan pemantauan hemodinamik (CVP,dan ICP

    Monitoring)

    B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)

    Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian Mahasiswa Penilaian

    Hard skill Soft

    skill

    PBL Fasilitator 

    mengarahkan

    mahasiswa untuk 

    menganalisis

    trigger case sesuai

    dengan modul

     praktikum yang

    menjadi acuan bagi

    mahasiswa

    Mahasiswa melakukan

    analisis terhadap

    trigger case yang

    ditunjukkan dengan

    mampu menjawab dan

    menjelaskan

     pengkajian fokus yang

    harus dilakukan untuk 

    masalah sesuai trigger 

    case, menentukanmasalah keperawatan

    -Kemampuan sintesisanalisis kasus

    - Kemampuan dalam

    memahami konsep

    dan aplikasi SOP

    keperawatan

    - Kemampuan dalam

    critical point SOP

    keperawatan

    - Kemampuan

    mengaplikasikan

    SOP keperawatan

    -Disiplin

    - Etika

    - Partisipa

    si

    - Aktif 

    - Komuni

    katif 

    ISI MODUL :

    1. Kompeensi yang diharapkan ( kognitif, afektif, dan psikomotor)

    2. Trigger case

    3. Prosedur tindakan

    4. Daftar refrensi

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    20/50

    20

    dan intervensi

    keperawatan yang

    tepat

    dalam asuhan

    keperawatan pasien

    dengan

     pneomothorax

    Fasilitator 

    mendemonstrasika

    n keterampilan

     pemantauan

    hemodinamik 

    (CVP, EKG dan

    ICP)yang akan

    dipelajari

    Mahasiswa mampu

    melakukan

    redemonstrasi terkait

    ketrampilan yang telah

    ditunjukkan fasilitator 

    PBP* Fasilitator 

    melakukanobservasi dan

     penilaian terhadap

    hasil pengkajian

    Mahasiswa mampu

    melakukan pengkajian pada pasien dengan

    masalah gangguan

    hemodinamik 

    Failitator 

    melakukan

    observasi dan

     penilaian terhadap

    hasil analisis data

    dan penentuanintervensi

    keperawatan

    Mahasiswa mampu

    melakukan analisis

    data dan menyusun

    intervensi keperawatan

     pada pasien dengan

    masalah gangguanhemodinamik 

    Fasilitator 

    melakukan

    observasi dan

     pendampingan

    terhadap tindakan

    yang dilakukan.

    Mahasiswa mampu

    melakukan tindakan

    keperawatan (baik 

    mandiri maupun

    kolaboratif) dalam

    manajemen pada

     pasien dengan masalah

    gangguan

    hemodinamik 

    menyusun materi

    edukasi dan pemberian

    edukasi.

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    21/50

    21

    Kompetensi 2.1

    Pemantauan Hemodinamik: CVP

    1. DEFINISI PENGUKURAN CVP:

    Melakukan pengukuran tekanan pada pembuluh vena sentral.

    2. TUJUAN PENGUKURAN CVP:

    1. Mengetahui status volume intravaskuler dan menunjukkan volume sirkulasi darah

    (status hidrasi tubuh): normovolemik, hipervolemik, hipovolemik atau dehidrasi.

    2. Mengetahui tonus pembuluh darah: hipotonus atau hipertonus

    3. Mengetahui fungsi ventrikel kanan sebagai pompa: indikasi gagal jantung kanan

    3. PERSIAPAN ALAT UNTUK PENGUKURAN CVP:

    1. Cairan isotonis (NaCl 0,9%).

    2. 2 buah infus set:

    - 1 buah untuk dipasang pada manometer.

    - 1 buah untuk cairan isotonis.

    3. Manometer.

    4. Waterpass atau pipa U.5. Threeway stopcock 

    6. Sarung tangan bersih

    4. PROSEDUR PENGUKURAN CVP:

    Pengukuran CVP dapat dilakukan dengan menggunakan:

    - Manometer manual

    Prosedur Pengukuran CVP secara manual:

    1. Kaji kebutuhan pasien untuk pengukuran CVP

    2. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau keluarga.

    3. Persiapkan alat.

    4. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.

    5. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar (supine position) bila

    memungkinkan. Bila pengukuran tidak dapat dilakukan dengan supine position, maka

     pengukuran dapat dilakukan dengan posisi kepala pasien ditinggikan 30-40o. Posisikan

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    22/50

    22

    lengan pasien ke atas kepala atau menjauhi dada pasien.

     Note:

    - Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien sebaiknya menggunakan satu posisi

    yang sama. Catat posisi pasien pada awal pengukuran untuk menjaga konsistensi

    hasil pengukuran.

    6. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien. Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%)

    untuk melakukan pengukuran.

     Note:

    - Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak memungkinkan untuk diganti, maka

    ganti cairan yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis (NaCl 0,9%) dan

    alirkan terlebih dahulu untuk mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.

    7. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran tetesan cairan infus dan aliran

    threeway stopcock .

    8. Tentukan  zero point (titik nol)  dengan waterpass  atau pipa u setinggi ICS IV  mid 

     axillary line  (posisi ini menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini merupakan

    “Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1). Pasang manometer pada tiang infus sesuai zero

     point yang telah ditentukan.

    Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec & Sally Beattie Dulak, 2003)

    9. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah jantung.

     Note:

    - Apabila pasien mendapatkan obat-obat emergency (infusion pump/syringe pump),

    biarkan obat tersebut tetap mengalir.

    10. Buka aliran threeway  dari cairan isotonis yang ke arah manometer. Isi manometer 

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    23/50

    23

    dengan cairan isotonis tersebut secukupnya (bila menggunakan infus set usahakan

    chamber infus terisi) lalu tutup lagi alirann

    11. Buka aliran threeway dari cairan manometer dan alirkan ke jantung.

    12. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun perlahan sesuai irama nafas pasien

    hingga berhenti pada satu titik ketinggian tertentu.

    13. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi permukaan air tersebut adalah nilai

    CVP.

    14. Kembalikan threeway pada aliran semula.

     Note:

    - Pasang dan alirkan kembali cairan infus sebelumnya, apabila cairan infus tersebut

    selama pengukuran dilepas.

    15. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan.

    16. Dokumentasikan hasil pengukuran CVP.

    INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN CVP:

    1. Nilai normal CVP:

    5 – 15 cmH2O (menggunakan manometer manual)

    4 – 11 mmHg (menggunakan monitor dan transducer)

     Note : Pada pengukuran dengan electronic pressure transducer, hasil pengukuran

    satuannya adalah mmHg.

    Daftar Pustaka

    Cole E. 2007. Measuring central venous pressure. Nursing Standard. 22 (7) 40-42

    Morton PG, Fontaine DK, Hudak CM, Gallo BM. 2005. Critical Care Nursing: a

     Holistic Approach. Eighth edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia PA.

    Woodrow P. 2002. Central venous catheters and central venous pressure. Nursing

    Standard . 16, 26, 45-51.

    Kompetensi 2.2

    Pemantauan Hemodinamik: ICP

    1. DEFINISI

     Suatu prosedur pemantauan untuk mengetahui nilai dari tekanan intra kranial ( Intra

    Cranial Pressure) dengan cara melakukan pengukuran secara berkala.

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    24/50

    24

     Normal ICP: 5-15 mmHg

     Nilai konversi 1 mmHg= 1,36 cmH2O

      1 cmH2O= 0,735 mmHg

    2. TUJUAN

    a. pemantauan/ observasi tekanan intrakranial dengan benar sebagai pedoman untuk 

    mengatur kestabilan tekanan intrakranial

     b. diagnostik dan terapeutik 

    3. PERSIAPAN ALAT

    1. Infus Set : 2 buah (1 untuk manometer, 1 dihubungkan dengan drain)

    2. Drain bag : 1 buah

    3. Tree Way stop Cock: 1 buah

    4. Standart infus

    5. Manometer, plester 

    6. Water pass

    7. Sarung tangan

    4. PROSEDUR TINDAKAN

    a. Kaji Kebutuhan pasien untuk pengukuran ICP

     b. Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang prosedure yang akan dilaksanakan

    c. Jaga privasi pasien

    d. Cuci Tangan

    e. Gunakan sarung tangan

    f. Posisikan pasien slight head up (sesuai indikasi)

    g. Gunakan tree way stopcock   untuk menghubungkan antara otak, bag (drain) dan

    manometer.

    h. Tutup drain ke arah ICP selama 5 menit

    i. Tentukan titik nol dari MAE

     j. Tree way stop cock  posisi stop ke arah drain bag

    k. Infus set yang kearah ICP tetap terbuka

    l. Perhatikan pergeseran CSF (Cerebro Spinal Fluid ) pada manometer pengukur,

    tunggu sampai berhenti, lihat pada manometer angka yang menunjukkan tingginya

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    25/50

    25

    cairan.

    m. Kembalikan posisi tree way stop cock  mengalir kea rah drain bag.

    n. Alat-alat dibereskan, lepas sarung tangan dan cuci tangan.

    o. Catat dalam lembar observasi.

    5. CATATAN

    a. Bila terjadi kenaikan TIK/ ICP yang melebihi harga normal segera kolaborasikan

    dengan dokter.

    b. Infus set yang menuju ke arah drain bag posisikan naik lebih kurang 10 cm di atas

    kepala/ MAE dan terbuka, supaya CSF terjaga dalam batas normal

    c. Posisi drain bag ditempatkan sejajar posisi kepala agar drainage tidak terlalu deras.

    Daftar Pustaka

    Greenberg, MS. 2003. Hand Book of Neurosurgery.Thiene: Newyork 

    Rabinstein AA. 2012. Principles of neurointensive care. In: Daroff RB, Fenichel GM,

    Jankovic J, Mazziotta JC, eds. Bradley’s Neurology in Clinical Practice. 6th ed.

    Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier.

    Tim Neurotrauma. 2007. Pedoman Tata Laksana Cedera Otak. RSUD Dr. Soetomo

    Surabaya

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    26/50

    26

    TRIGGER CASE

    Seorang laki laki dirawat di Ruang Burn Unit dengan luka bakar grade III 30% hari kedua

    setelah mendapatkan resusitasi cairan.

    1. Lengkapi data pengkajian pada kasus diatas

    2. Buatlah asuhan keperawatan berdasarkan data tambahan yang sudah saudara susun.

    Jawaban:

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    27/50

    27

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    28/50

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    29/50

    29

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    30/50

    30

    PROSEDUR TINDAKAN

    Pemantauan Hemodinamik: CVP

     No Kegiatan Dikerjakan Tidak 

    Dikerjakan

    1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta

    kebutuhan untuk pengukuran CVP

    2. Pertahankan Universal Precaution

    3. Tindakan PembebatanA. Persiapan Alat

    1. Cairan isotonis (NaCl 0,9%).

    2. 2 buah infus set:

    a. 1 buah untuk dipasang pada manometer.

     b. 1 buah untuk cairan isotonis.

    3. Manometer.

    4. Waterpass atau pipa U.

    5. Threeway stopcock 

    6. Sarung tangan bersih

    B. Prosedur KerjaProsedur Pengukuran CVP secara manual:

    1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau

    keluarga.

    2. Persiapkan alat.

    3. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.

    4. Jaga Privasi pasien5. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar 

    (supine position) bila memungkinkan. Bila pengukuran tidak dapat dilakukan dengan supine

     position, maka pengukuran dapat dilakukan dengan posisi kepala pasien ditinggikan 30-40o. Posisikan

    lengan pasien ke atas kepala atau menjauhi dada

     pasien. Note:

    - Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien

    sebaiknya menggunakan satu posisi yang sama.

    Catat posisi pasien pada awal pengukuran untuk 

    menjaga konsistensi hasil pengukuran.6. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien.

    Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%) untuk melakukan pengukuran.

     Note:

    - Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak 

    memungkinkan untuk diganti, maka ganti cairan

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    31/50

    31

    yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis

    (NaCl 0,9%) dan alirkan terlebih dahulu untuk 

    mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.

    7. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran

    tetesan cairan infus dan aliran threeway stopcock .

    8. Tentukan  zero point (titik nol)  dengan waterpassatau pipa u setinggi ICS IV mid axillary line (posisi

    ini menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini

    merupakan “Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1).

    Pasang manometer pada tiang infus sesuai zero point

    yang telah ditentukan.

    Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec &

    Sally Beattie Dulak, 2003)

    9. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah

     jantung.

     Note:

    - Apabila pasien mendapatkan obat-obat emergency

    (infusion pump/syringe pump), biarkan obattersebut tetap mengalir.

    10. Buka aliran threeway  dari cairan isotonis yang kearah manometer. Isi manometer dengan cairan

    isotonis tersebut secukupnya (bila menggunakaninfus set usahakan chamber infus terisi) lalu tutup lagi

    alirann

    11. Buka aliran threeway  dari cairan manometer dan

    alirkan ke jantung.

    12. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun

     perlahan sesuai irama nafas pasien hingga berhenti

     pada satu titik ketinggian tertentu.

    13. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi

     permukaan air tersebut adalah nilai CVP.

    14. Kembalikan threeway pada aliran semula.

     Note:

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    32/50

    32

    - Pasang dan alirkan kembali cairan infus

    sebelumnya, apabila cairan infus tersebut selama

     pengukuran dilepas.

    4. Akhiri tindakan, rapikan klien lepas sarung tangan dan

    cuci tangan5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik 

    secara subyektif maupun obyektif.

    PROSEDUR TINDAKAN

    Pemantauan Hemodinamik: ECG

     No Kegiatan Dikerjakan Tidak Dikerjakan

    1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta

    kebutuhan untuk perekaman ECG

    2. Pertahankan Universal Precaution

    3. Tindakan Pembebatan

    A. Persiapan Alat

    1. EKG yang dilengkapi :

    Kabel untuk sumber listrik 

    Kabel elektroda :Ekstremitas & Dada

    Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat

    Balon penghisap elektroda

    2. Jelly electrode

    3. kertas EKG

    4. Kertas tissue

    5. Kapas alcohol

    B. Persiapan pasien

    Penjelasan : tujuan pemeriksaan & hal-hal yang

    harus diperhatikan saat perekaman

    Dinding dada harus terbuka

    Cara menempatkan electrode

    a. Elektrode extremitas diatas dipasang pada

     pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan

    telapak tangan

     b. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki

    kanan dan kiri sebelah dala

    c. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila

    diperlukan dapat dipasang sampai ke bahu kiri

    atau kanan dan pangkal paha kiri atau kanan.

    Kemudian kabel-kabel dihubungkan.

    d. Elektrode dada harus selalu terpasang dengan benar 

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    33/50

    33

    C. Prosedur Kerja

    1. Perawat cuci tangan

    2. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien

    3. Jaga privasi pasien

    4. Bersihkan area yang akan dipasang electrode

    5. Beri jelli dan pasang elektrode6. Hidupkan mesin EKG (power on)

    7. Lakukan kalibrasi. Kalibrasi 1mV, kecepatan 25

    mm/detik.

    8. Lakukan perekaman

    9. Semua elektroda di lepas, jelly dibersihkan dari

    tubuh pasien.

    10. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai

    11. Setelah itu matikan mesin EKG.12. Catat : nama pasien, umur 

    tanggal jam, identitas perekam

    lead diberi tanda dibawah tiap lead 

    4. Akhiri tindakan, rapikan klien, lepas sarung tangan dan

    cuci tangan

    5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik 

    secara subyektif maupun obyektif.

    PROSEDUR TINDAKAN

    Pemantauan Hemodinamik: ICP

     No Kegiatan Dikerjakan Tidak Dikerjakan

    1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta

    kebutuhan untuk pengukuran ICP

    2. Pertahankan Universal Precaution

    3. Tindakan Pembebatan

    A. Persiapan Alat

    1. Infus Set : 2 buah

    (1 untuk manometer, 1 dihubungkan dengan drain)

    2. Drain bag : 1 buah3. Tree Way stop Cock: 1 buah

    4. Standart infus

    5. Manometer 

    6. Water pass

    7. Sarung tangan

    B. Prosedur Kerja1. Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang

     prosedure yang akan dilaksanakan

    2. Jaga privasi pasien

    3. Cuci Tangan4. Gunakan sarung tangan

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    34/50

    34

    5. Posisikan pasien slight head up (sesuai indikasi)

    6. Gunakan tree way stopcock untuk menghubungkan

    antara otak, bag (drain) dan manometer.

    7. Tutup drain ke arah ICP selama 5 menit

    8. Tentukan titik nol dari MAE

    9. Tree way stop cock posisi stop ke arah drain bag10. Infus set yang kearah ICP tetap terbuka

    11. Perhatikan pergeseran CSF (Cerebro Spinal Fluid)

     pada manometer pengukur, tunggu sampai berhenti,

    lihat pada manometer angka yang menunjukkan

    tingginya cairan.

    12. Kembalikan posisi tree way stop cock mengalir kea

    rah drain bag.

    4. Akhiri tindakan, bereska alat-alat, rapikan klien dan lepas

    sarung tangan serta cuci tangan

    5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik secara subyektif maupun obyektif.

    DAFTAR PENCAPAIAN

    No. Kegiatan Kesempatan ke

    1 2 3 4 5

    Catatan :

    Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada

    setiap kesempatan

    Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    35/50

    35

    Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL

    maupun PBP)

    MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

    *dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

    NILAI :

    PJMA

    ( )

    FASILITATOR 

    ( )

    TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    36/50

    36

    Modul C

    SYRINGE PUMP DAN INFUSE PUMP

    Kompetensi yang diharapkan

    A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)

    Mahasiswa mampu :

    1. Menyebutkan definisi dari syringe pump dan infuse pump2. Menyebutkan tujuan dari syringe pump dan infuse pump

    3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat syringe pump dan infuse pump

    4. Menyebutkan tahapan pengoperasian syringe pump dan infuse pump

    5. Menjelaskan penentuan dosis obat dengan menggunakan syringe pump dan

    infuse pump.

    B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)

    Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian

    Mahasiswa

    Penilaian

    Hard skill Soft skill

    PBL Fasilitator  

    mengarahkan

    mahasiswa untuk 

    menganalisis

    trigger case sesuaidengan modul

     praktikum yang

    menjadi acuan bagimahasiswa

    Mahasiswa

    melakukan

    analisis

    terhadap

    trigger caseyang

    ditunjukkan

    dengan mampumenjelaskan

     pengkajian

    fokus yang

    harusdilakukan

    untuk masalahsesuai trigger 

    case,menentukan

    masalah

    keperawatandan intervensi

    - Kemampuan

    sintesis analisiskasus

    - Kemampuandalam

    memahami

    konsep dan

    aplikasi SOPkeperawatan

    - Kemampuan

    dalam critical

     point SOP

    keperawatan

    - Kemampuan

    mengaplikasikan

    SOP

    keperawatan

    dalam asuhan

    keperawatan pasien dengan

    - Disiplin

    - Etika

    - Partisipasi

    - Aktif 

    - Komunikatif 

    ISI MODUL :

    1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, afektif, dan psikomotor)

    2. Trigger case

    3. Prosedur tindakan

    4. Daftar referensi

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    37/50

    37

    keperawatan

    yang tepat

    obat emergency

    yang

    menggunakan

    syringe pump

    dan infuse pump

    Fasilitator mendemonstrasikan

    keterampilan

    (syringe pump dan

    infuse pump) yang

    akan dipelajari

    Mahasiswamampu

    melakukan

    redemonstrasi

    terkait

    ketrampilan

    yang telah

    ditunjukkan

    fasilitator 

    PBP* Fasilitator  

    melakukan

    observasi dan penilaian terhadap

    hasil pengkajian

    Mahasiswa

    mampu

    melakukan pengkajian

     pada pasien

    dengan obat

    emergency

    yang

    menggunakan

    syringe pumpdan infuse

     pump

    Failitator melakukanobservasi dan

     penilaian terhadaphasil analisis data

    dan penentuanintervensi

    keperawatan

    Mahasiswamampu

    melakukan

    analisis datadan menyusun

    intervensikeperawatan

     pada pasiendengan Obat

    Emergency

    yang

    menggunakansyringe pump

    dan infuse

     pump

    Fasilitator 

    melakukan

    observasi dan

     pendampingan

    terhadap tindakan

    yang dilakukan.

    Mahasiswa

    mampu

    melakukan

    tindakan

    keperawatan

    (baik mandiri

    maupun

    kolaboratif)dalam

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    38/50

    38

    manajemen

     pada pasien

    dengan obat-

    obat

    emergency,

    menyusunmateri edukasi

    dan pemberian

    edukasi.

    KOMPETENSI 3.1 :

    syringe pump

    1. DEFINISI

      Syringe pump  adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian

    medikasi intravena dengan dosis yang sangat kecil dalam jangka waktu yang lama

    dan berkelanjutan.

    2. TUJUAN- Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien.

    - Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yanglama.

    3. PERSIAPAN ALAT

    1. Syringe pump2. Standart infus

    3. Spuit sesuai kebutuhan (20 cc/ 50 cc) dan medikasi klien.

    4. Perfusor, Extentiom tube

    5. Three way

    6.  Needle

    4. PROSEDUR KERJA

    1. Bawa alat-alat ke dekat klien.

    2. Cuci tangan

    3. Siapkan spuit dan medikasi klien.

    4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan akses

    intravena.

    5. Nyalakan syringe pump.

    6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.

    8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara

    dan lampu yang menyala merah. Alarm sign   hampir habis, terisi udara,occlusion (clot/tube tertekuk), low batt, penempatan syringe tidak tepat

    9. Tekan PURGE  untuk pemberian sekali sewaktu10. Cuci tangan

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    39/50

    39

    11. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan Observasi Nadi,  Tekanan darah, Perfusi perifer, urine output

    CATATAN :

    1. Observasi pasien selama pemberian

    2. Catat tindakan yang sudah dilakukan

      Rumus perhitungan dosis :

      Konversikan dosis gamma ( 1  = 1 mcg = 1/1000 mg ) atau nanogram (1 ng =

      1/1000000 mg)

    Dosis (....) x BB x 60 = cc / jam

      Sediaan (... .)/cc

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    40/50

    40

    KOMPETENSI 3.2

    Infuse Pump

    1. DEFINISI

     Infuse pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberia cairan pada

    klien.

    2. TUJUAN

    - Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan klien.

    - Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan karena ketidakstabilan

    tetesan cairan infus.

    3. PERSIAPAN ALAT

    1.  Infuse pump dan tiang penyangga

    2. Cairan infus

    3. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump

    4. PROSEDUR KERJA

    1. Bawa alat-alat ke dekat klien.

    2. Siapkan cairan infus dan infuse set  dan gantungkan di tiang penyangga infuse

     pump.

    3. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump,  pastikan tidak ada

    udara pada selang.

    4. Pasang drip sensor  pada tempat tetesan infus set.

    5. Nyalakan infuse pump.

    6. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set yang digunakan.

    7. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien tiap jam.

    8. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.

    9. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara

    dan lampu yang menyala merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty, door,

    completion.

    10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.

    5. CATATAN

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    41/50

    41

    1. Observasi respon pasien selama pemberian infus

    2. Pencatatan dan pelaporan setelah tindakan

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    42/50

    42

    TRIGGER CASE

    Seorang laki-laki dirawat di ruang ICU dengan penurunan kesadaran, Tensi 90/60 mmHg,

     Nadi: 98 x/m, RR bedside monitor 28 x/m, suhu 37,5 C. BB: 50 kg. Pada saat ini pasien

    direncanakan untuk mendapatkan dopamine 5 mcg.

      Pertanyaan:

    1. Lengkapi data pada kasus diatas

    2. Buatlah asuhan keperawatan sesuai data tambahan

    3. Hitung kebutuhan pemberian dopamine pada pasin bila diberikan dengan syringe pump,

    infuse pump dan pemberian manual melalui hitung tetesan

    Jawaban:

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    43/50

    43

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    44/50

    44

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    45/50

    45

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    46/50

    46

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    47/50

    47

    PROSEDUR TINDAKAN

    Syringe Pump

     No Kegiatan Dikerjakan Tidak 

    Dikerjakan

    1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien

    2. Pertahankan Universal Precaution

    3. Tindakan Pembebatan

    A. Persiapan Alat

    1. Syringe pump

    2. Standart infus

    3. Spuit sesuai kebutuhan (20 cc/ 50 cc) dan medikasi

    klien.4. Perfusor, Extentiom tube

    5. Three way

    6.  Needle

    B. Prosedur Kerja

    1. Bawa alat-alat ke dekat klien.

    2. Cuci tangan

    3. Siapkan spuit dan medikasi klien.

    4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan

    hubungkan spuit dengan akses intravena.

    5. Nyalakan syringe pump.6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam

    cc/jam (hitung)

    7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan

    memberikan peringatan dengan suara dan lampu

    yang menyala merah. Alarm sign   hampir

    habis, terisi udara, occlusion  (clot/tube

    tertekuk), low batt, penempatan syringe tidak 

    tepat

    9. Tekan PURGE  untuk pemberian sekali sewaktu

    10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairanObservasi Nadi, Tekanan darah, Perfusi perifer,

    urine output

    CATATAN :

    1. Observasi pasien selama pemberian

    2. Catat tindakan yang sudah dilakukan

    4. Akhiri tindakan, rapikan klien dan lepas sarung tangan

    serta cuci tangan

    5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik secara subyektif maupun obyektif.

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    48/50

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    49/50

    49

    DAFTAR PENCAPAIAN

    No. Kegiatan Kesempatan ke

    1 2 3 4 5

    Catatan :

    Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada

    setiap kesempatan

    Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

    Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL

    maupun PBP)

    MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

    *dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

    NILAI :

    PJMA FASILITATOR  

  • 8/18/2019 Modul Kritis II Utk Mahasiswa Revisi

    50/50

    ( ) ( )

    TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP