pai - sumber hukum islam

43

Upload: sarah-nadhila

Post on 20-Jul-2015

377 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
Page 2: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Page 3: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

KELOMPOK 5

IFFAH NURULITA

Page 4: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian sumber hukum islam

Sumber-sumber hukum islam

Pembagian hukum dalam islam

Page 5: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM

Page 6: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM

Menurut Bahasa

Hukum menurut pengertian bahasa berarti

menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya.

Menurut Istilah

Menurut istilah ahli usul fikih, hukum adalah khitab

atau perintah Allah SWT, yang menuntut mukalaf

(orang yang sesudah balig dan berakal sehat) untuk

memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan,

atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau

penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal, rakhsah

(kemudahan), dan azimah (hukum yang telah

disyariatkan Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak

pertama kali)

Page 7: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian

Sumber Hukum Islam adalah segala sesuatu yang

dijadikan dasar acuan atau pedoman ajaran Islam

yang bersifat mengikat dan apabila dilanggar

menimbulkan sanksi tegas dan nyata.

Page 8: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM

Dalil

Q.S An-Nisa’ (4): 59

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah

Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di

antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan

pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman

kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian

itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya.” (Q.S An-Nisa (4): 59)

Page 9: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM

Hadits

Artinya: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu

‘alaihi wa sallam : “Aku tinggalkan kepadamu

sekalian dua perkara yang apabila kamu

berpegang teguh pada kedua perkara tersebut,

niscaya kamu tidak akan tersesat selama-

lamanya, kedua perkara itu ialah Kitabullah

‘azza wa jalla (Al-Qur’an), dan ‘itrahku ahlul-

baitku (Hadits)”. (H.R. Imam Malik)

Page 10: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER HUKUM ISLAM

Page 11: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Al-Qur’an

Kandungan Al-Qur’an

Pembagian surat dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama dalam Islam

Mukzizat Al-Qur’an

Page 12: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Al-Qur’an

Etimologi ( Bahasa )

Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an

berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau

"sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an

berasal dari kata kerja ‘qara'a’ yang artinya membaca.

Terminologi ( Istilah )

Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an

sebagai berikut:

“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis

di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir,

membacanya termasuk ibadah”.

Page 13: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang dijamin kemurnian dan keaslianya sampai akhir zaman

“Indeed, it is We who sent down the Qur'an and indeed, We will be its guardian.” (Q.S Al-Hijr (15): 9)

Page 14: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Al-Qur’an

Nama-nama lain Al-Qur’an :

1. Adz-Dzikr, Artinya PERINGATAN.

2. Al-Furqan, Artinya PEMBEDA.

“But it is not except a reminder to the worlds.” (Q.S Al-Qalam (68): 52)

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Q.S Al-Furqan (25): 1)

Page 15: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Al-Qur’an

Nama-nama lain Al-Qur’an :

3. As-Suhuf, Artinya LEMBARAN-LEMBARAN

يتلو صح هرا رسول من الله فا م

“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran)” (Q.S Al Bayyinah (98): 2)

Page 16: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pembagian Surat Dalam Al-Qur’an

1. Assabi’uthiwaal (Tujuh surat yang panjang), diantaranya:

• Al-Baqarah (286 Ayat), Al-A’raf (206), Ali Imran (200), An Nisa’ (176), Al-An’am (165), Al-Maidah (120), dan Yunus (109)

2. al-Mi’uun yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya lebih dari seratus ayat, atau mendekati seratus.

3. al-Matsaani yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya di bawah al-Mi’uun/ ayat nya kurang dari 100

4. Al-Munfashal (Surat-surat pendek)

Page 17: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Kandungan Al-Qur’an

1. Aqidah / AkidahAlquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.

2. IbadahMengatur hubungan manusia dengan Allah Swt. Sebagai

pencipta, ex: Shalat, Zakat, Puasa, Haji.

3. Akhlaq / AkhlakAkhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah.

Page 18: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Kandungan Al-Qur’an

4. Hukum-HukumHukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.

5. Peringatan / TadzkirTadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa’ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.

Page 19: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Pertama

Al-Qur’an memiliki kebenaran yang mutlak.

Al-Qur’an memiliki 3 fungsi utama, yaitu:1. Sebagai Huda, Artinya Al-Qur’an merupakan aturan

yang harus diikuti tanpa tawar menawar.2. Sebagai Bayyinat, berfungsi memberi penjelasan

akan hal yang dipertanyakan manusia.3. Sebagai Furqan, atau pembeda antara yang haq, dan

yang bathil.

Al-Qur’an mengandung 3 komponen dasar hukum, yaitu:1) Hukum Ikhtiqadiah

yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah Swt. Dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah atau keimanan.

Page 20: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Pertama

2) Hukum Amaliahhukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah Swt, dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitar. Dan disebut hukum syariat. Dan ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fiqih..

3) Hukum KhuluqiahHukum yang berkaitan dengan moral manusia, baik sebagai makhluk hidup atau makhluk sosial.

Page 21: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Mu’jizat Al-Qur’an

• Segi Keindahan Bahasa. Keindahannya terdapat dalam penggunaan kata, ungkapan, susunan kata dan kalimat, serta hubungan satu ungkapan dengan ungkapan yang lainnya.

• Dari Segi pemberitaan mengenai kejadian masalalu yang kemudian terbukti kebenarannya.

• Dari segi pemberitaan Al-Qur’an tentang hal-hal yang akan terjadi dan memang benar-benar terjadi.

• Dari segi kandungan akan hakikat kejadian alam dengan seisinya, serta hubungan antara satu dengan lainnya.

• Dari segi pedoman hidup yang menuntun manusia mencapai kebahagiaan hidup, dunia dan akhirat.

Page 22: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Hadist

Hadist sebagai sumber hukum kedua dalam Islam

Fungsi Hadits

Macam-Macam Hadits

Page 23: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Hadits

Hadits adalah segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan, maupun ketetapan. Haditsseringkali disebut juga sunah Nabi.

Sesuai definisi tersebut sunah dibagi menjadi menjadi tiga,yaitu :

Sunah Qauliyah

Sunah Fi’liyah

Sunah Taqririyah

Page 24: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Sunnah Qauliyah

Sunnah qauliyah merupakan perkataan atau sabda Rasulullah SAW yang

didalamnya menerangkan hukum-hukum agama dan maksud Al-Qur`an yang

berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan, dan akhlak. Sunnah qauliyah ini

juga dinamakan khabar, hadits, atau sunnah. Namun ucapan Nabi ini bukan

wahyu al Qur`an. Untuk membedakan sunnah dan wahyu al Qur`an yang

sama-sama lahir dari lisan Nabi adalah dengan cara, antara lain :

a. Bila wahyu al Qur`an selalu mendapat perhatian khusus dari Nabi dan

menyuruh orang lain untuk menghafal dan menuliskannya serta

mengurutkannya sesuai petunjuk Allah. Sedangkan sunnah tidak, bahkan Nabi

melarang menuliskannya karena khawatir tercampur dengan al Qur`an.

b. Penukilan Al-Qur`an selalu dalam bentuk mutawatir, sedangkan sunnah

pada umumnya diriwayatkan secara perorangan.

c. Penukilan al Qur`an selalu dalam bentuk penukilan lafaz dengan arti

sesuai dengan teks aslinya seperti yang didengar dari Nabi. Sedangkan

sunnah dinukilkan secara ma`nawi ( disampaikan dengan redaksi dan ibarat

yang berbeda walau maksudnya sama ).

d. Bila yang diucapkan Nabi al Qur`an mempunyai daya pesona / mu`jizat,

sedangkan bila sunnah tidak.

Page 25: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Sunnah Fi’liyah

Sunah Fi’liyah yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. yang dilihat atau diketahui oleh sahabat, kemudian disampaikan kepada oranglain dengan ucapannya.Seperti :

اصلىكم رايتمونىصلواArtinya : Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat saya melaksanakanshalat ( HR Bukhari dan Muslim ).

من سككمخذواعنىArtinya : Ambillah daripadaku cara – cara mengerjakan haji ( HR Muslim ).

Para ulama ‘membagi perbuatan Nabi ke dalam 3 bentuk,yaitu :a. Perbuatan dan tingkah laku Nabi sebagai manusia biasa. Ulama berbeda

pendapat tentang keteladanannya bagi umat, ada yang berpendapat bahwaperbuatan Nabi bentuk ini mempunyai daya hukum untuk diikuti dan ada yang berpendapat tidak mempunyai daya hukum untuk diikuti.

b. PerbuatanNabi yang memiliki petunjuk yang menjelaskan bahwa perbuatantersebut khusus untuk Nabi.

c. Perbuatan dan tingkah laku Nabi yang berhubungan dengan penjelasan hukum.

Page 26: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Sunnah Taqririyah

Sunnah Taqririyah, yaitu perbuatan seorang sahabat atau

ucapannya yang dilakukan dihadapan Nabi SAW. atau sepengetahuan Nabi

SAW., tetapi tidak ditanggapi atau dicegah oleh Nabi SAW. Keadaan diamnya

Nabi SAW. dibedakan pada dua bentuk :

1. Nabi mengetahui perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi.

Diamnya Nabi SAW. dapat berarti perbuatan itu tidak boleh dilakukan

atau boleh dilakukan ( pencabutan larangan ).

2. Nabi SAW. belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak

diketahui pula haramnya. Diamnya Nabi SAW. menunjukan hukumnya

adalah ibahah ( meniadakan keberatan untuk diperbuat ).

Page 27: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

HADIST SEBAGAI SUMBER HUKUM YANG KEDUA

Hadist merupakan sumber Hukum Islam yang kedua setelah Al-

Qur`an.Sebagai sumber hukum yang kedua hadist menjelaskan hukum-

hukum yang belum ada di Al-Qur`an ,karena hukum Al-Qur`an masih bersifat

mujmal (global).Allah SWT.,telah mewajibkan kita agar mentaati hukum-

hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW

dalam haditsnya.Sebagaimana firman Allah SWT.dalam Surat Al-Hasyr(59)

ayat 7 dan Surat An-NISA’(4) ayat 59.

Dalam hadits Rasulullah SAW.juga bersabda :

“Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian,kalian tidak akan sesat selama

kalian berpegang teguh pada keduanya,yaitu kitabullah (Al-Qur`an) dan

sunnah Rasul-Nya .”(HR. Imam Malik)

Pada masa Rasulullah SAW.masih hidup , hadits tidak boleh

ditulis apalagi dibukukan,karena dikhawatirkan akan bercampur dengan ayat-

ayat Al-Qur`an.Penulisan dan pembukuan hadits pertama kali baru dilakukan

pada masa Dinasti Umayah yaitu pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

(100 H/718 M).Sedangkan pembukuan yang lebih baik berikutnya

dilaksanakan pada masa pemerintahan Khalifah Al Manshur (136 H/754 M).

Page 28: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR`AN

1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Dalam Surat Al-Hajj(22) ayat 30.

2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang

mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis

berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasulullah

mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah SWT

dalam QS. An-Nahl ayat 44:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada

umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya

mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44)

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-

Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang

tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu

perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang

berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

Page 29: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

MACAM MACAM HADITS

Ditinjau dari segi perawinya(rawi),dibeakan menjadi 2:

1. Hadits MutawatirYaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidakmungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai olehpanca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga.

Syarat - syarat hadits Mutawatir:•Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.•Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut adatkebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy.•Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.

2. Hadits AhadYaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkatmutawatir.

Page 30: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

MACAM MACAM HADITS

Ditinjau dari segi sanadnya,dibagi menjadi 3 :

1. Hadits Shohih, yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir dan

oleh orang-orang yang sempurna hafalannya. Syarat hadits shohih adalah:

a. Sanadnya bersambung;

b. Perawinya adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga

kehormatan dirinya (muruah);

c. Dhobit, yakni memiliki ingatan dan hafalan yang sempurna serta mampu

menyampaikan hafalan itu kapan saja dikehendaki; dan

d. Hadits yang diriwayatkannya tidak bertentangan dengan hadits mutawatir

atau dengan ayat al-Qur`an.

2. Hadits hasan (baik) dapat sebagai landasan hukum.

a. Sanadnya muttasil (tidak terputus)

b. Rawinya orang yang taat beragama

c. Perawinya agak kuat hafalan

d. Tidak bertentangan dalam al-Qur;an dan tidak terdapat catatan

didalamnya

3. Hadits Dhoif (lemah, tidak boleh dijadikan landasan hukum, tidak memenuhi

persyaratan)

Page 31: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Ijtihad

Bentuk-Bentuk Ijtihad

Kedudukan Ijtihad Dalam Islam

Page 32: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Ijtihad

Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga.

Hasil ini berdasarkan dialog nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri Yaman. Nabi SAW, bertanya kepada Muadz,” bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah yang memerlukan penetapan hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan menetapkan hukum dengan Al Qur’an", Rasul bertanya lagi, “Seandainya tidak ditemukan ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, “Saya akan tetapkan dengan Hadits”. Rasul bertanya lagi, “seandainya tidak engkau temukan ketetapannya dalam Al Qur’an dan Hadits”, Muadz menjawab” saya akan berijtihad dengan pendapat saya sendiri” kemudian, Rasulullah SAW menepuk-nepukkan bahu Muadz bi Jabal, tanda setuju. Kisah mengenai Muadz ini menajdikan ijtihad sebagai dalil dalam menetapkan hukum Islam setelah Al Qur’an dan hadits.satu pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)

Page 33: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pengertian Ijtihad

Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi beberapa syarat berikut ini:

• Paham bahasa arab dengan segala kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an dan hadits• Mengetahui mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama yang bersangkutan dengan hukum•Memahami soal-soal ijma•Menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas.•Memiliki keterampilan cara mengurai dan menyimpulkan suatu persoalan

Page 34: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Bentuk-Bentuk Ijtihad

1. Ijma’ adalah kesepakatan dari seluruh imam

mujtahid dan orang-orang muslim pada suatu masa

dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW.

Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan,

bahkan menjadi keharusan. Dalilnya dipahami dari

firman Allah SWT, yang artinya: “Hai orang-oran

yang beriman, taatilah Allah dan rasuknya dan ulil

amri diantara kamu….” (QS An Nisa : 59)

Dalam ayat ini ada petunjuk untuk taat kepada orang

yang mempunyai kekuasaan dibidangnya, seperti

pemimpin pemerintahan, termasuk imam mujtahid.

Dengan demikian, ijma’ ulama dapat menjadi salah

satu sumber hukum Islam.

Page 35: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Bentuk-Bentuk Ijtihad

2. Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya.

Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan hukmnya dalam Al Qur’an atau hadits tetap diharamkan karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada hukumnya dalam Al Qur’an.

Page 36: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Bentuk-Bentuk Ijtihad

3. Istihsan/Istislah, yaitu mentapkan hukum suatu perbuatan yang tidak dijelaskan secara kongret dalam Al Qur’an dan hadits yang didasarkan atas kepentingan umum atau kemashlahatan umum atau unutk kepentingan keadilan

4. Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan telah ditetapkan suatu dalil, sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut.

5. Istidlal, yaitu menetapkan suatu hukum perbuatan yang tidak disebutkan secara kongkret dalam Al Qur’an dan hadits dengan didasarkan karena telah menjadi adat istiadat atau kebiasaan masyarakat setempat. Termasuk dalam hal ini ialah hukum-hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam.

Page 37: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Bentuk-Bentuk Ijtihad

6. Maslahah mursalah, yaitu memutuskan status hukum atas suatu perkara berdasarkan pertimbangan kebaikan bersama untuk menghindari kerugian yang besar.

7. Al ‘Urf, ialah urursan yang disepakati oleh segolongan manusia dalam perkembangan hidupnya

8. Zara’i, ialah pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapai mashlahah atau untuk menghilangkan mudarat.

• Dari segi pelakunya, ijtihad dibagi 2, yaitu:

1. Ijtihad jama’, yang dilakukan secara berkelompok/bersama-sama

2. Ijtihad Fardi, yang dilakukan secara perseorangan

Page 38: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Kedudukan Ijtihad

Hukum Melakukan Ijtihad, yaitu:1. Orang tersebut wajib (fardu ain) untuk berijtihad

apabila ada permasalahan yang menimpa dirinya2. Juga wajib jika ditanyakan tentang suatu

permasalahan yang belum ada hukumnya3. Hukumnya Fardu Kifayah jika permasalahan

tersebut tidak berlangsung lama4. Hukumnya sunah apabila berijtihad terhadap

permasalahan yang baru5. Hukumnya Haram apabila berijtihad terhadap

permasalahan yang sudah ditetapkan.

Page 39: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Hukum Taklifi Hukum Wad’i

Page 40: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Hukum Islam adalah perintah Allah Swt. Yang berhubungan dengan umat Islam.

1. Hukum Taklifi

Hukum yang dibebankan kepada orang islam yang sudah dewasa dan berakal sehat. Hukum ini dibagi 5, yaitu:

1) Wajib, yaitu ketentuan agama yang harus dikerjakan, dan bila ditinggalkan mendapat dosa.

2) Sunah Mandub, yaitu ketentuan agama yang dianjurkan untuk dikerjakan, bila dikerjakan mendapat pahala, bila ditinggalkan, maka tidak berdosa.

3) Haram, yaitu suatu larangan agama yang tidak boleh dikerjakan, dan bila dikerjakan akan mendapat dosa.

4) Makruh, yaitu ketentuan larangan agama yang lebih baik ditinggalkan.5) Mubah, yaitu perbuatan bila dilakukan, tidak ada ganjaran apapun.

Page 41: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

2. Hukum Wad’i

Hukum wadh’i berupa penjelasan hubungan suatu peristiwa dengan hukum taqlifi. Hukum wadh’i menjelaskan bahwa waktu matahari tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda bagi wajibnya seseorang menunaikan shalat dzuhur. Hukum Wad’i dibagi 3, yaitu:

1. SebabSebab berarti “sesuatu yang bisa menyampaikan seseorang kepada sesuatu yang lain”.

Menurut istilah Ushul Fiqh yaitu sesuatu yang dijadikan oleh syariat sebagai tanda bagi adanya hukum, dan tidak adanya sebab sebagai tanda bagi tindakan adanya hukum.

2. SyaratSyarat berarti “sesuatu yang menghendaki adanya sesuatu yang lain” atau “ sebagai

tanda”. Menurut istilah sesuatu yang tergantung kepadanya ada sesuatu yang lain, dan berada di luar dari hakikat sesuatu itu. Misalnya, wudhu adalah sebagai syarat bagi sahnya shalat dalam arti adanya shalat tergantung pada adanya wudhu, namun pelaksanaan wudhu itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelaksanaan shalat.

Page 42: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

2. Hukum Wad’i

3. Mani’ (Penghalang)suatu hal yang karenanya dapat menghalangi kewajiban melaksanakan sesuatau atau

menjadi penghalang terlaksananya suatu hukum.

Page 43: PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

THE END