makalah lbm 1 blok 16
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, Robb seluruh alam yang telah
memberikan karunia kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan laporan LBM 1 BLOK 16
management of dental child disease.
Blok management of dental child disease adalah blok yang membahas tentang dasar-
dasar penyakit pada anak dan remaja. Pada modul ini mahasiswa akan belajar tentang
bagaimana mengatasi rasa takut pada perawatan gigi anak dan kelainan pada jaringan
dentoalveolar, jaringan keras dan jaringan lunak yang akan mendasari pengetahuan mahasiswa
dalam menentukan penatalaksanaan yang akan dilakukan terhadap kelainan-kelainan tersebut.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan LBM 1
BLOK 16 ini. Oleh karena itu saran-saran dari tutor maupun dari mahasiswa akan kami terima
dengan terbuka.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan membantu siapa saja yang membutuhkan
Jazzakumullahi khoiro jaza’
BAB 1
DASAR TEORI
KUNJUNGAN PERTAMA ANAK KE DOKTER GIGI
Permasalahan manajemen perilaku adalah apa yang dokter gigi amati, sedangkan
ketakutan dan kecemasan gigi adalah yang biasa dirasakan pasien dan dua hal tersebut tidak
selaluberkorelasi.
Beberapa anak hadir dengan perilaku manajemen tanpa ketakutan dan kecemasan;
beberapa menangkap ketakutan dan kecemasan, tapi mampu mengatasi situasi; dan
beberapa lagi mengalami ketakutan dan kecemasan serta masalah manajemen perilaku.
Faktor etiologi dari kecemasan dan masalah manajemen perilaku dibagi menjadi tiga
kelompok utama :
1. Faktor Pribadi
- Usia
- Ketakutan dan kecemasan
- Temperamen
2. Faktor Eksternal
- Gigi orang tua
- Situasi sosial keluarga
- Latar belakang etnis keluarga
3. Dental Faktor
- Nyeri
- Dental operator
Strategi pencegahan
Bagian ini berkaitan dengan bagaimana mencegah masalah manajemen perilaku serta rasa
takut dan kecemasan dengan menggunakan teknik perilaku. Seperti dijelaskan dalam bagian
sebelumnya, ada kelompok faktor etiologi, dan salah satu strategi mengatasi perilaku anak
adalah dengan komunikasi. Komunikasi yanga baik haruslah :
1. disesuaikan dengan usia dan kematangan anak;
2. termasuk mengirim serta menerima pesan;
3. pesan tidak dikomunikasikan sampai adanya penerimaan;
4. verbal dan non verbal ( komunikasi non verbal setidaknya sama pentingnya dengan kata -
kata yang digunakan untuk berbicara dengan pasien cemas );
5. menggunakan teknik tell-show-do ( TSD ).
Prinsip - Prinsip Teknik Manajemen
Hal ini berkaitan dengan metode yang digunakan ketika anak membutuhkan invasive dental
treatment, misalnya restorative treatment dan pembedahan. Seperti yang dinyatakan
sebelumnya, anak perlu merasa aman dalam klinik gigi. Pengalaman positif pada anak saat
perawatan gigi sebelumnya akan sangat mempengaruhi dalam perawatan selanjutnya.
Sedangkan yang merusak dan terkadang membuat anak takut untuk kembali lagi adalah
pengalaman negatif. Untuk itu dokter gigi maupun perawat gigi harus mampu menciptakan
suasana yang menyenangkan sehingga anak tidak takut untuk kembali lagi dalam memenuhi
perawatan.
Variasi individu dan manajemen
Perilaku anak dalam kaitannya dengan pengembangan yang berdasarkan perbedaan setiap
anak, mengakibatkan perilaku yang ditimbulkan dalam lingkungan gigi pun semakin
bervariasi. Perilaku anak - anak adalah fungsi pembelajaran dan pengembangan. Berikut ini
beberapa variasi perilaku anak berdasarkan klasifikasi usia dan bagaimana memanage
perilaku tersebut.
1. Dua tahun
Kemampuan untuk berkomunikasi bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan kosa
kata. Dengan demikian, kesulitan dalam komunikasi menempatkan anak dalam tahap '
pra-kooperatif ’. Mereka lebih suka bermain soliter dan jarang berbagi dengan orang lain.
Mereka terlalu muda untuk dicapai dengan kata - kata saja, dan merasa malu terhadap
kehadiran orang - orang baru ( termasuk dokter gigi ) dan kliniknya. Dengan demikian,
dokter gigi maupun perawat gigi harus memperbolehkan anak untuk mengetahui dan
menyentuh objek untuk memahami artinya. Anak - anak usia ini harus disertai oleh orang
tua.
2. Tiga tahun
Anak - anak ini kurang egosentris dan ingin untuk menyenangkan orang dewasa. Mereka
memiliki imajinasi yang sangat aktif, seperti cerita dan biasanya dapat dikomunikasikan
dan dengan alasan. Pada saat stres mereka akan beralih ke orang tua dan tidak menerima
penjelasan orang asing. Anak - anak ini merasa lebih aman jika orang tua diperbolehkan
untuk tetap bersama mereka sampai mereka menjadi akrab dengan dokter gigi dan
assitant tersebut. Kemudian pendekatan positif dapat diadopsi.
3. Empat tahun
Anak - anak ini mendengarkan dengan minat dan respon baik terhadap komunikasi verbal.
Mereka memiliki pikiran yang hidup. Selain itu, mereka akan berpartisipasi dengan baik
dalam kelompok sosial kecil. Mereka bisa menjadi pasien kooperatif, Tetapi beberapa
mungkin menantang dan mencoba untuk memaksakan pandangan dan pendapat.
4. Lima tahun
Anak - anak bermain secara kooperatif dengan rekan - rekan mereka dan biasanya tidak
takut meninggalkan orang tua mereka untuk ke dokter gigi karena mereka tidak takut
akan pengalaman baru. Mereka senang dipuji, dan komentar tentang pakaian dapat secara
efektif digunakan untuk membangun komunikasi dan mengembangkan hubungan baik.
5. Enam tahun
Usia 6 tahun anak - anak mulai menginjakkan kaki di bangku sekolah dan biasanya masih
sangat tergantung pada orang tua. Namun, untuk beberapa anak transisi ini dapat
menyebabkan kegelisahan yang cukup dengan mereka melakukan teriakan, amarah dan
bahkan nakal terhadap orang tuanya. Selain itu, beberapa akan menunjukkan peningkatan
yang ditandai dalam respon ketakutan.
B. Perilaku Anak dan Pengelolaannya Pada Perawatan Gigi
Pengelolaan Anak Berdasarkan Usianya
a. Usia 15 bulan - 2,5 tahun
Pengelolaannya yaitu perlu dilayani sesuai dengan pengertian anak dan anak tidak begitu
rewel bila dirawat bersama anak - anak sebaya di klinik. Perlu ditunggu orang yang
dikenal atau dipercayai dan memberi rasa tentram serta pelayanan dikerjakan dengan
prosedur yang sesingkat - singkatnya.
b. Usia prasekolah ( 3 – 5 tahun )
Pengelolaannya yaitu perlu ditunggui ibu atau orang yang dikenal, banyak dipuji, banyak
diajak bicara, dan diberi pengertian serta perlu kesabaran dokter gigi.
c. Usia sekolah ( 6 - 7, 8 – 9, dan 10 – 12 tahun )
Pengelolaan pada ketiga tingkatan umur ini hampir sama yaitu anak perlu banyak dipuji,
dan diberi penjelasan tentang tujuan perawatan. Anak dibujuk dan bukan diperintahkan
serta diberi kesempatan agar anak menunjukkan sikap yang mandiri.
Cara Pendekatan Anak pada Perawatan Gigi
Pasien anak memerlukan pendekatan yang khusus dan berbeda dengan orang dewasa karena
sedang dalam proses perkembangan jiwa dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk
dapat dirawat dengan baik terutama untuk anak yang kurang kooperatif. Kunci keberhasilan
dokter gigi dan perawat gigi dalam menanggulangi pasien anak adalah pada kemampuannya
untuk berkomunikasi dengan mereka dan menanamkan kepercayaan diri pada anak tersebut.
Cara pendekatan anak pada perawatan gigi yaitu :
1. komunikasi,
2. modeling,
3. desensitisasi,
4. home,
5. reinforcement,
6. sedasi.
1. Komunikasi
Berkomunikasi dengan anak merupakan kunci utama untuk penanggulangan perilaku
anak. Kontak mata dengan anak perlu dilakukan disertai dengan sambutan hangat dan
sikap bersahabat. Letak keberhasilan dokter gigi dan perawat gigi dalam menanggulangi
pasien anak adalah pada kemampuannya untuk berkomunikasi dengan mereka dan
menanamkan kepercayaan pada diri anak tersebut. Untuk mengurangi rasa takut perlu
dipakai bahasa kedua atau menghaluskan bahasa yang disebut cufemism. Komunikasi
yang efektif dengan anak merupakan prinsip utama terhadap teknik penanggulangan
tingkah laku anak. Komunikasi dengan anak akan bertambah baik apabila dokter gigi dan
perawat gigi mengetahui tingkah laku perkembangan psikologi anak. Komunikasi dengan
anak dapat dilakukan dengan 2 cara :
Komunikasi ekplisit ( objektif )
Merupakan komunikasi yang informasinya disampaikan secara verbal. Dalam hal ini,
dokter gigi jangan membuat pertanyaan yang memaksa anak untuk memilih jawaban
ya atau tidak. Pada waktu diperiksa giginya misalnya “ mau, kan, kamu membuka
mulut ”. Pada umumnya anak akan memberi jawaban “ tidak ” dalam usahanya
menghindari giginya dirawat. Maka lebih baik anak dianjurkan untuk membuka
dengan ucapan “ coba mulutnya dibuka ”.
Komunikasi implisit ( subjektif )
Merupakan informasi yang disampaikan secara non verbal seperti ekspresi wajah,
tekanan suara, sentuhan tangan, dan ruang tunggu. Umumnya pada pasien anak - anak
banyak yang merasa cemas, bentuk komunikasi non verbal yang dapat dilakukan pada
pasien anak - anak adalah bisa dengan menyentuh tangannya dan tersenyum.
Cara Membuka Komunikasi
Abaikan segala gejala yang tidak koperatif yang mula - mula ditunjukkan anak.
Mulai dengan prosedur yang paling mudah dan cepat dikerjakan dengan yang sulit.
Hindarkan selalu hal yang membuat anak takut, misal alat / obat, kata - kata yang
menakutkan, dan persiapan yang berlebihan.
2. Modeling
Modeling adalah teknik yang menggunakan kemampuan anak untuk meniru anak lain
dengan cara pengalaman yang sama dan telah berhasil. Metode ini dipakai terhadap anak
yang cemas dan takut yang belum pernah dirawat giginya. Sebagai model adalah pasien
anak yang berkualitas baik yang sudah terlatih dan berani atau kelompok anak
pengalaman dalam perawatan gigi.
Menurut Bandura ( 1969 ), modeling adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dalam interaksinya dalam lingkungan
sosial. Bandura mengemukakan 4 komponen dalam proses belajar melalui model :
Memperhatikan. Sebelum melakukan anak akan memperhatikan model yang akan
ditiru. Keinginan ini timbul karena model memperlihatkan sifat dan kualitas yang baik.
Mencekam. Setelah memperhatikan dan mengamati model maka pada saat lain anak
akan memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model yang dilihat. Dalam hal ini
anak sudah merekam dan menyimpan hal - hal yang dilakukan model.
Memproduksi gerak motorik. Untuk menghasilkan sesuai apa yang dilakukan model
atau mengulang apa yang dilihatnya terhadap model.
Ulangan penguatan dan motivasi. Sehingga anak dapat mengulangi dan
mempertahankan tingkah laku model yang dilihatnya. Dokter gigi juga dapat bertindak
sebagai model yang menunjukkan sifat tenang, tidak ragu, dan rapi.
3. Desensitisasi
Suatu cara untuk mengurangi rasa takut atau cemas seorang anak dengan jalan
memberikan rangsangan yang membuatnya takut / cemas sedikit demi sedikit rangsangan
tersebut diberikan terus, sampai anak tidak takut atau cemas lagi. Merupakan salah satu
teknik yang paling sering digunakan oleh psikolog dalam merawat pasien untuk
mengatasi rasa takut. Teknik dari desensitisasi terdiri dari 3 tahap, yaitu :
melatih pasien untuk rileks;
menyusun secara berurutan rangsangan yang menyebabkan pasien merasa takut atau
cemas yaitu dari hal yang paling menakutkan sampai hal yang tidak menakutkan;
mulailah memberikan rangsangan secara berurutan pada pasien yang rileks tersebut.
Dimulai dengan rangsangan yang menyebabkan rasa takut yang paling ringan dan
berlanjut ke rangsangan yang berikutnya. Bila pasien tidak takut lagi pada rangsangan
sebelumnya, rangsangan ini ditingkatkan menurut urutan yang telah disusun.
Desensitisasi yang dilakukan di klinik pada anak yang takut atau cemas, caranya dengan
memperkenalkan anak pada hal - hal yang menimbulkan rasa takut / cemas. Misalnya
ruang tunggu, dokter gigi dan perawat, kursi gigi, dan pengeboran. Yang perlu
diperhatikan, anak harus rileks, untuk itu kemungkinan diperlukan beberapa kali
kunjungan atau mengulangi rangsangan beberapa kali sampai anak tidak takut.
4. HOME ( Hand Over Mouth Exercise ) / penahanan dengan tangan pada mulut
Tujuan dari HOME :
untuk mencegah respon menolak terhadap perawatan gigi,
menyadarkan anak bahwa yang mencemaskan anak sebenarnya tidak begitu menakutkan
seperti yang dibayangkan,
mendapatkan perhatian anak agar dia mendengar apa yang dikatakan dokter dan
menerima perawatan.
Tindakan ini dilakukan dengan syarat sebagai berikut.
Usia anak 3 – 6 tahun.
Anak dalam keadaan sehat.
Anak tidak dibawah pengaruh obat.
Telah dicoba dengan cara lain tetapi tidak berhasil..
Izin orang tua.
Cara melakukan HOME :
orang tua diminta meninggalkan ruangan dan sebelumnya diberitahu mengenai tindakan
yang akan dilakukan terhadap anak untuk menghindari salah paham;
anak didudukkan di kursi dan tangan kiri dokter menutup mulut anak, dijaga hidung
jangan sampai tertutup;
tangan kanan memegang badan anak, dengan kata - kata lembut anak dibujuk agar
berhenti menangis atau berteriak sehingga setelah perawatan anak akan bertemu dengan
ibunya kembali;
membisikkan kata - kata lembut dengan instruksi “ tangan harus tetap berada
dipangkuan “. Biasanya bila anak mengikuti instruksi yang diberikan pada langkah
pertama ini, mereka menjadi lebih cepat bersifat koperatif. jika anak tersebut menangis,
ingatkan anak agar tetap meletakkan tangannya dipangkuan;
bila anak berhenti menangis dokter akan melepaskan tangannya, diberi pujian, kemudian
dilakukan perawatan;
setelah anak dikuasai biasanya perawatan dapat dilakukan dan setelah selesai kita
memberi pujian dan anak dikembalikan ke orang tua.
Teknik ini ditujukan pada waktu tertentu, misalnya bila si anak menjadi tidak koperatif,
menangis histeris, bila komunikasi antara dokter gigi dan pasien sudah tidak berguna lagi.
5. Reinforcement
Reinforcement didefenisikan sebagai motivasi atau hal yang memperkuat pola tingkah
laku, sehingga memungkinkan tingkah laku tersebut menjadi panutan dikemudian hari.
Pada umumnya anak akan senang jika prestasi yang telah ditunjukkan dihargai dan diberi
hadiah. Hal ini dapat meningkatkan keberanian anak dan dipertahankan untuk perawatan
dikemudian hari. Ada 2 tipe reinforcement yang dijumpai sebagai penuntun tingkah laku
anak yaitu :
Reinforcement positif
Reinforcement dapat diberikan setelah anak menunjukkan tingkah laku yang positif
dalam perawatan gigi misalnya :
ungkapan kata yang menyatakan bahwa pasien berperilaku manis hari ini, waktu dirawat
( setiap akhir dari perawatan );
untuk hadiah yang lain diberikan pada akhir perawatan sebagai tanda senang atas tingkah
laku yang baik misalnya dengan memberikan notes, gambar temple, dll. Tetapi tidak
boleh terlalu sering diberikan hadiah ( akhir dari perawatan ).
Reinforcement negatif
Reinforcement diberikan hanya jika anak menunjukkan tingkah laku yang positif.
Dokter gigi menguatkan tingkah laku yang tidak diinginkan dengan menunda
perawatan gigi anak karena tingkah lakunya tidak kooperatif sampai anak
mempunyai keinginan dirawat. Walaupun anak tidak menunjukkan sikap yang baik
tetapi anak menerima hadiah dari dokter gigi dengan harapan meningkatkan
hubungan yang positif pada waktu berkunjung berikutnya. Sebaliknya anak merasa
dapat bebas dengan taktik tersebut dan cenderung mengulanginya pada kunjungan
berikutnya. Dengan reinforcement negative berarti dokter gigi menguatkan tingkah
laku yang tidak diinginkan .
6. Sedasi
Sedasi berarti menghilangkan rasa cemas. Oleh karena itu penggunaan lokal anastesi
wajar diperlukan, tetapi biasanya tidak menimbulkan masalah bila pasien sudah diberi
penenang. Walaupun demikian, sedasi dengan menggunakan nitrous oxide dapat
menyebabkan analgesik terhadap sedasi. Tetapi analgesik tidak selalu diperlukan. Perlu
diketahui bahwa pasien yang diberi penenang, sadar dan mempunyai refleks normal
seperti refleks batuk. Sedasi dapat diberikan oleh dokter gigi yang hendak melakukan
perawatan gigi pada pasien dimana anastesi tidak boleh diberikan. Sedasi dapat diberikan
secara oral, intra vena, intra muscular, dan inhalasi.
TRIAD OF CONCERN
Dalam penanggulangan tingkah laku anak, ada tiga komponen yang harus
dipertimbangkan ( Triad of Concern ) yakni pasien anak, orang tua dan dokter gigi.
Orang Tua
Peranan orang tua merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan perawatan pasien anak
oleh karena sikap orang tua akan mempengaruhi tingkah laku anak. Pendekatan dengan
orang tua dapat dilakukan dengan cara memberikan nasehat ( counseling ) yaitu
perawatan gigi yang harus diperhatikan, kapan dimulai dan pengaruh lingkungan dimana
hal ini dapat disebarkan melalui berbagai media massa atau secara individu.
Beberapa hal penting dan dianjurkan pada orang tua, yaitu :
1. agar orang tua tidak menceritakan dengan suara ketakutan di depan si anak oleh karena
salah satu penyebab rasa takut adalah bila mendengar pengalaman orang tuanya yang
tidak menyenangkan di praktek gigi. Mereka dapat mencegah timbulnya rasa takut untuk
mengatakan hal - hal yang menyenangkan dalam praktek dokter gigi dan bagaimana
baiknya dokter gigi;
2. agar orang tua jangan sekalipun menggunakan praktek dokter gigi sebagai ancaman atau
hukuman;
3. agar orang tua memperkenalkan si anak dengan bidang kedokteran gigi sebelum anak
sakit gigi. Anak dibawa ke dokter gigi agar diperoleh hubungan yang dekat dengan ruang
praktek maupun dengan dokter gigi itu sendiri;
4. keberanian orang tua pada waktu mengantarkan anak ke praktek dokter gigi dapat
menimbulkan rasa berani anak. sebaliknya rasa cemas itu dapat menimbulkan keadaan
yang tidak menguntungkan;
5. lingkungan rumah dan sikap orang tua yang baik akan membentuk temperamen anak
yang umumnya merupakan pasien dokter gigi yang baik juga;
6. agar orang tua tidak memberi sogokan supaya anak mau diajak ke dokter gigi;
7. orang tua dianjurkan perlunya perawatan gigi yang rutin dan teratur, tidak hanya dalam
merawat gigi tetapi juga dalam membentuk anak sebagai pasien yang baik;
8. agar orang tua jangan merasa malu, cerewet atau bersikap kejam mengatasi rasa takut
terhadap perawatan gigi. Hal ini hanya membuat si anak dendam pada dokter gigi dan
usaha dokter gigi menjadi lebih sulit;
9. agar orang tua mencegah kesan yang jelek mengenai perawatan gigi yang datangnya dari
luar;
10. orang tua tidak boleh menjanjikan pada anak apa yang akan dan tidak dilakukan oleh
dokter gigi. Dokter gigi tidak boleh dibatasi apa yang akan dilakukannya pada anak
tersebut. Orang tua juga tidak boleh menjanjikan pada anaknya bahwa dokter gigi tidak
akan menyakitinya. Kebohongan hanya menyebabkan kekecewaan dan rasa tidak percaya
diri;
11. beberapa hari sebelum kunjungan, agar orang tua menyampaikan pada si anak bahwa
mereka akan pergi ke dokter gigi;
12. setelah anak memasuki ruang praktek gigi, orang tua mempercayakan anaknya secara
keseluruhan pada dokter giginya.
Dokter Gigi
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter gigi yaitu :
1. Kepribadian dokter gigi dan perawatnya
Dalam merawat pasien anak, dokter gigi dan perawat gigi harus mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang psikologi anak agar dapat mengatasi anak tanpa
menimbulkan trauma psikologi pada anak tertentu.
2. Waktu dan lamanya kunjungan
Harus diusahakan untuk tidak membuat si anak di kursi gigi lebih lama dari setengah
jam, oleh karena dapat menyebabkan si anak bosan dan menangis. Waktu kunjungan,
misalnya pada anak -anak pra sekolah tidak boleh diberikan waktu kunjungan pada
waktu - waktu tidurnya karena anak - anak yang dibawa waktu ini biasanya
mengantuk, lekas marah, dan susah diatur.
3. Komunikasi dokter gigi
Seorang dokter gigi harus mempelajari bagaimana komunikasi dengan pasiennya dan
mempunyai pengertian yang dalam terhadap pasien dan masalahnya sehingga ia
dapat melakukan pada setiap pasiennya diagnosa yang lengkap dan perawatan secara
menyeluruh. Pada waktu berkomunikasi dengan anak ada beberapa hal dalam
berkomunikasi yang perlu diperhatikan.
o Mengikutsertakan si anak dalam pembicaraan.
o Menghindarkan penggunaan kata - kata yang menimbulkan rasa takut.
o Menghindarkan penggunaan kalimat yang berupa perintah tetapi berupa saran
( anjuran ).
o Penguasaan diri dan tidak boleh cepat marah dalam menghadapi pasien anak.
o Kelemah lembutan dalam melakukan perawatan terhadap anak.
o Pemberian hadiah dan pujian.
4. Keterampilan dokter gigi
Seorang dokter gigi harus mampu melaksanakan tugasnya dengan cekatan, terampil
dan sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit. Dalam melakukan perawatan terhadap
pasien anak, tenaga asisten atau perawat gigi akan sangat berarti., terutama pada
waktu menolong mengontrol anak dan melakukan tindakan operatif. Cara yang
sederhana dan mudah umumnya merupakan cara yang cepat dilakukan. Teknik
operatif harus dikerjakan dengan lancar.
5. Susunan ruang praktek gigi
Oleh karena rasa takut anak sewaktu memasuki ruang praktek maka untuk mengurangi rasa
takut ini adalah dengan membuat suasana ruang tunggu seperti suasana rumah. Buat ruang
tunggunya menyenangkan dan hangat. Tidak diragukan lagi bahwa peralatan dan dekorasi
kamar menghasilkan keuntungan psikologis pada anak tersebut dalam sejumlah besar kasus.
Kamar praktek dapat dibuat lebih menarik dengan menggantungkan gambar - gambar dinding
yang bersifat sugestif atau memberikan kesan santai. Tape recorder dengan kaset - kaset pilihan
dapat disediakan untuk memberikan ketenangan pada anak - anak yang penakut
BAB 2
SKENARIO
Anak perempuan umur 4 tahun diajak ibunya memriksakan gigi untuk pertama kali ke poli gigi. Bagian pendaftaran yang termasuk dalam dental team menyambut keduanya dengan senyuman saat masuk ke poli gigi. Pada saat memasuki ruang praktek dokter gigi, wajah anak terlihat tegang sehingga dokter gigi melakukan pendekatan psikologi oleh karena anak tersebut termasuk easy child temperament. Dokter gigi tersebut menggunakan metode pendekatan non pharmacologic bejaviour agar anak bisa kooperatif untuk dilakukan perawatan pada giginya.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara penanganan utk anak yg pertama kali datang ke drg2. Bagaimana pendekatan psikologi yg tepat utk anak easy child temperament3. Bagaimanan strategi drg utk mengatasi rasa takut pada anak4. Faktor2 yg mempengaruhi psikologi anak secara umur5. Metode2 yg digunakan dalam pendekatan non farmakologi behaviour6. Metode non farmakologi behavior cocok utk jenis anak seperti apa?7. Bagaimana macam2 tingkah laku anak dan penanganannya8. Bagaimana peranan ortu thd kunjungan pertama anak ke drg9. Seandainya anak memiliki sikap yg kritis,bagaimana drg mengatasinya10. Bagaimana pendekatan pada anak berdasarkan usia11. Apakah ada pendekatan lain selain pendekatan non farmakologi behaviour?12. Apa yg dimaksud dg dental team 13. Apa yg mempengaruhi perilaku anak pada saat akan diperiksa14. Bagaimana hubungan dental team dg perilaku anak
MENJAWAB PERTANYAAN
1. Bagaimana cara penanganan utk anak yg pertama kali datang ke drg
A. Komunikasi :
Komunikasi non verbal
o Menciptakan suasana senyaman mungkino Memperkenalkan pada anak rasanya ketika meriksa ke drg dan memperlihatkan jika ke
dg itu menyenangkano Jgn menyambut anak dg masker dan sarung tangano Utk anak yg sangat gelisah, dokter gigi dapat melepas jas dokternya agar tidak
menakutkan anako Membatasi alat2 yg ada utk menghilanglan rasa takut anak
Komunikasi verbal
o Menyampaikan salam ramah pada anako Menanyakan apakah mau ditemani ortuo Membiarkan anak bertanya ke drg ttg alat2 yg digunakano Setelah anak tenang ditanyakan keluhannya tapi jgn dg memaksao Setelah dilihat keluhan apa kemudian drg menjelaskan dg baik bahasa yg mudah
dimengertio Menurut aapd 2011 : komunikasi dari drg, tell (menjelaskan) show (demostrasi kpd
anak) do (melakukan tindakan), voice control (penekanan thd volume), non verbal communication (mimik muka yg menyenangkan)
o Pertemuan tidak langsung di ruang perawatan supaya anak tidak takut, dan jika tidak ada ruang lain anak boleh masuk tetapi tidak langsung duduk di dental chair, kemudian diajak berbicara mengenai nama kelas terutama nama panggilan agar anak merasa lebih nyaman
B. Modelling
Metode modelling dg menggunakan pengamatan model. Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui model di film dan model yg ikut berpartisipasi dalam memperkenalkan perawatan gigi metode ini efektif pada anak usi 4-9tahun
C. Disensitisasi
Metode desensitisasi : cara utk mengurangi rasa takut padaanak dg memberi rangsangan shg takut dan cemas akan hilang sedikit demi sedikit
D. H O M Menahan anak yg melawan pada kursi dental chair utk anak yg menolak dilakukan
perawatan dg pelan tapi kuat (dipegang kepala atau bahunya agar tetap di dental chair). Manifestasinya pada anak yg tidak takut tapi tidak mau bekerjasama dan mencari jalan utk menghindar biasanya pada anak usia 3-6tahun. Keadaan anak harus sehat, tidak dalam pengaruh obat lalu setelah dilakukan cara lain tapi tidak berhasil dan dengan izin orang tua.
Untuk anak yg menangis :
Caranya ortu diminta meninggalkan ruangan tetapi sebelmunya tindakan yg akan dilakukan pada anak utk menghindari salah paham, anak didudukkan di kursi dg tangan dokter menutup mulut anak jangan sampai menutu hidung, lalu tangan kanan memegang badan anak dengan kata2 lembut dibujuk anak agar tidak nangis lalu dibisikkan kata2 lembut agar tangan anak berada dipangkuan, bila anak berhenti menangis dokter akan melepaskan tangannya dan diberi pujian kemudian dilakukan perawatan lalu setelah dilakukan perawatan, anak dikembalikan ke oru dan diberi pujian.
E. Reinforcement Memberikan hadiah atau reward / berupa pujian utk anak2 yg dilakukan perawatan
F. Sedasi : -menghilangkan kecemasan tetapi juga meningkatkan ambang rasa sakit pasien-merupakan teknik yg termasuk dalam penanganan farmakologi yaitu dapat diberikan dg cara oral,intravena,inhalasi. Dilakukan utk anak yg mempunyai kebutuhan khusus dan mempunyai penyakit kelainan sistemik.
o Drg bisa memberikan analgetik utk kasus gigi berlubang, jgn dicabut terlebih dahuluG. Perawatan
o Pemeriksaan dilakukan secara perlahan2H. Restraints
Menggunakan alat berupa pediwrap yaitu slimut khusus dari nilon utk menahan anak agar tidak bergerak
2. Bagaimana pendekatan psikologi yg tepat utk anak easy child temperamento Penanganan yg dilakukan : pendekatan non farmakologi behavior o Dilakukan pendekatan dg behaviournya yaitu dari kebiasaan sehari-hari seperti
diperkenalkan ortunya dg menyikat gigi dan rutin datang ke drg
3. Bagaimanan strategi drg utk mengatasi rasa takut pada anakAda 3 ; Primer : utk membentuk lingkungan aman dan membiarkan anak merasa lebih
terkontrol dg tell show do1. Memberikan pertanyakan sebelum selama dans esudah perawatan
(membangkitkan rasa percaya diri utk berkomunikasi dg drg)2. Drg tidak memaksa lebih mengikuti keinginan anak3. Memberi kesempatan anak utk memegang alat24. Memperkenalkan anak dg ruang perawatan gigi (Ruangan harus
ditata sedemikian rupa shg anak tidak takut)
Sekunder ; tujuannya menghilangkan rasa takut dan membentuk pola komunikas yg baik dg anak salah satu pendekatannnya dg komunikasi verbal dan non verbal
1. Waktu dan lama perawatan : jika anak tidak kooperatif sebaiknya perawatan dilakukan dg cepat
2. Mengalihkan perhatian tujuannya utk mengurangi rasa takut dan rasa tidak nyaman pada anak
3. Kehadiran ortu pada ruangan4. Modifikasi tingkah laku (penguatan) :
Contoh : Perilaku drg pada anak usia balita biasanya saat dilakukan wawancara sambil diberikan mainan
Tersier :1. Desensitisasi2. Modeling
4. Faktor2 yg mempengaruhi psikologi anak secara umuminternal
a. Tergantung pada sifat anakb. Teperament anak :
ii. Easy childiii. Difficult childiv. Anak yg lambat atau slow to warm up : anak dg suasana hati yg rendah dan
tingkah aktivitas yg negatifEksternal
a. Hubungan baik anak dg drgb. Macam dan kualitas hubungan antara anak dg lingkungan sekitarc. Ekonomi sosial : lebih kepada anak2 yg kehidupannya sulit cenderung lebih kerasd. Pola asuh keluarga
e. Factor pendidikan
Dental factor :
a. Nyeri pada gigib. Dental operator : anak takut setelah mengetahui dental
operator
5. Metode2 yg digunakan dalam pendekatan non farmakologi behavioura. Tidak menggunakan bahan2 kimiab. Menggunakan metode tell show doc. Metode modelling dg menggunakan pengamatan model d. Motode relaksasi : menggunakan musik distructione. Metode desensitisasi : cara utk mengurangi rasa takut padaanak dg memberi
rangsangan shg takut dan cemas akan hilang sedikit demi sedikitf. Metode hipnoterapi dg mempengaruhi pikiran shg anjuran dapat diterima, cocok
utk pasien yg kooperatif
6. Metode non farmakologi behavior cocok utk jenis anak seperti apa?
a. Cocok utk anak easy child temperamentb. Utk anak difficult child temperament c. Slow to worm up child temperament
7. Bagaimana macam2 tingkah laku anak dan penanganannyaMenurut tomas nchess
a. Easy child temperamentb. Difficult child temperamentc. Slow to warm up temperament
Menurut wright :
a. Tidak mampu Kooperatif : anak2 yg mengalami tuna mentalb. Belum mampu kooperatif : anak2 yg usia terlalu muda (balita)c. Berpotensi mjd kooperatif : anak yg tidak mau diperiksa kemudia dilakukan
pendekatan dan anak mjd kooperatif
Menurut frankl :
o Sangat negative : anak menolak perawatan dg menangis histeris dan sangat tidak kooperatif
o Negative : anak enggan menerima o Positif : anak menerima perawatan gigi dan mengikuti petunnjuk doktero Sangat positif ; anak gembira menerima perawatan dan ramah sangat kooperatif
o
8. Bagaimana peranan ortu thd kunjungan pertama anak ke drga. Ibu sbg motivator dg memberi motivas dan dorongan shg anak tidak takut saat
dilakukan perawatanb. ibu sbg edukator (memberikan edukasi pendidikan kesehatan pada keluarga dalam
menanamkan perilaku sehat)c. Ortu berperan memberikan informasi pada drg sehubungan dg keluhan anaknyad. Ortu sbg fasilitator : sebagai panutan anake. Ortu sbg controller : utk tetap mengawasi anaknya dalam menjaga kebersihan gigif. Ortu sbg figure : dapat memberikan pemahaman yg lebih baik pada anak ttg
kesehatn gigi
9. Seandainya anak memiliki sikap yg kritis,bagaimana drg mengatasinyaa. Menjaga kejujuran (dalam menjawab pertanyaan anak)b. Bersikap ramahc. Menjawab semua pertanyaan anak dg tidak emosi dan lebih bersabar,
menjawabnya sesuai dg bahasa yg dimengerti anakd. Mendengarkan baik2 apa yg ditanyakan anake. Memberikan respon positif f. Menggunakan bahasa analog (menjelaskan dg mudah)
10. Bagaimana pendekatan pada anak berdasarkan usiaa. Usia prenatal : masa yg berlangsung sejak konsepsi b. Usia bayi : berlangsungnya dari saaat bayi lahir sampai umur tahun. Ada
perkembangan fisik, motorik dan kognitif.c. Usia 2-6thn : diberikan mainan saat diperika, anak diajak berdiskusid. Usia 7-10thn : drg menanykan kegiatan yg dilakukan pada anak dan memberi respon
positife. Usia 11-17thn : anak2 menginginkan pendapatnya dihargai
11. Apakah ada pendekatan lain selain pendekatan non farmakologi behaviour?Pendekatan farmakologi :
a. Sedasi : menghilangkan kecemasan tetapi juga meningkatkan ambang sakit pasien b. Inhalasi : pemberian oksigen yg bersifat analgetika
12. Apa yg dimaksud dg dental team o Orang yg bekerjasama utk membrikan pelayanan kesehatn gigi dan mulut yg berkualitas
bagi masyarakat. Drg secara umum bertanggung jawab atas perawatan pasien dan semua anggota teamnya
o Meliputi ; Drg Dental asisten (terlatih dan tidak terlatih) Laboratorium teknisi
13. Apa yg mempengaruhi perilaku anak pada saat akan diperiksao Mendengar suara tangisan dari anak yg sudah diperiksa shg menyebabkan rasa takut
pada anak. o Sikap ortu yg terlalu memaksao Sifat anak sensitive, jika dental team kurang mendukung menyebabkan anak takuto Pengalaman anak pertama kali ke drg, anak menjadi ingin tau hal2 negatif juka datang
ke drgo Dipengaruhi dental team : jika sikap dental team ramah maka anak merasa nyamano Ruang perawatan dan ruang tunggu dibuat senyaman mungkin
14. Bagaimana hubungan dental team dg perilaku anako Sangat berpengaruh pada perilaku anako Dental team bersikap ramah pada anak shg anak tidak merasa cemas dan juga harus
mempunyai rasa kasih sayingo Dental team sbg transmitter : dalam melakukan komunikasi secara verbal harus searah
pada anak dan memperhatikan intonasi suara agar anak tidak takuto Ruang praktik sbg medium
MAPPING
KUNJUNGAN PERTAMA ANAK KE DOKTER GIGI
PERILAKU ANAKKOMUNIKASI VERBAL, NON VERBAL INTERNAL
EKSTERNAL
DAFTAR PUSTAKA
Tingkah Laku Anak Pada Masa Perkembangan (pdf). http://ocw.usu.ac.id/.../kgm-427_slide_tingkah_laku_anak_pada_masa_ ... . diakses pada tanggal 5 April 2012
Noname, 2011, Guideline on Behavior Guidance for the PediatricDental Patient, American Academy Of Pediatric Dentistry : America V 33 / NO 6 11 / 12
INTERNAL
EKSTERNAL