laporan lbm 1 blok 6 sgd 7

30
LAPORAN SGD 7 BLOK 6 LBM 1 KELENJAR SALIVA Anggota Kelompok : 1. Azizah Ciptaningrum 31101400409 2. Dita Widyaningsih 31101200420 3. Erwanta Putra Pratama 31101400422 4. Frida Elisa Azri 31101400425 5. Indri Almira Sustia Putri 31101400430 6. Mora Devi Anindia 31101400445 7. Noni Tuhlifi Miadani 31101400450 8. Nova Dwi Lestari 31101400453 9. Syuhada Setiawan 31101400466 10. Whinahyu Aji Sekarini 31101400467 11. Wirda Yunita Darwis 31101400468 12. Yuvika Intan Ristian Putri 31101400469

Upload: noni-tuhlifi-miadani

Post on 02-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat :)

TRANSCRIPT

LAPORANSGD 7 BLOK 6 LBM 1KELENJAR SALIVA

Anggota Kelompok :1. Azizah Ciptaningrum311014004092. Dita Widyaningsih311012004203. Erwanta Putra Pratama311014004224. Frida Elisa Azri311014004255. Indri Almira Sustia Putri311014004306. Mora Devi Anindia311014004457. Noni Tuhlifi Miadani311014004508. Nova Dwi Lestari311014004539. Syuhada Setiawan3110140046610. Whinahyu Aji Sekarini3110140046711. Wirda Yunita Darwis 3110140046812. Yuvika Intan Ristian Putri 31101400469

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)SEMARANG20153

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIALSGD 7 BLOK 6 LBM 1

KELENJAR SALIVA

Telah Disetujui oleh :

Semarang, Maret 2015Tutor

drg. Muhammad Muhtar S.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERSETUJUAN iiDAFTAR ISI iiiBAB I : PENDAHULUANA. Latar Belakang 1B. Skenario 1C. Identifikasi Masalah 1BAB II : TINJAUAN PUSTAKAA. Landasan Teori 3B. Pembahasan 4C. Peta Konsep 16BAB III : PenutupA. Kesimpulan 17DAFTAR PUSTAKA 18

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKelenjar saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer, membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah, berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva, jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah). Atas dasar pentingnya fungsi saliva tersebut, kelenjar saliva merupakan organ yang penting dalam sekresi saliva. Apabila terjadi kelainan pada kelenjar saliva, akan terjadi dampak yang dapat mengurangi fungsi saliva sehingga menyebabkan berbagai masalah pada rongga mulut.B. Skenario

Pak Muhammad menghadiri demo masak di salah satu mall Semarang. Pada saat Chef menjelaskan tentang jenis makanan, terbayang di kepala pak Muhammad betapa lezatnya sehingga air liur di rongga mulut terasa berlebih. Pada saat masakan sudah matang dan siap dihidangkan, air liur semakin berlebih yang menyebabkan beberapa kali harus menelan dan perut terasa lapar. Terlebih setelah termakan cabe air liur bertambah dan keringat mengucur.Judul: dok, air liur keluar terus

C. Identifikasi Masalah1. Klasifikasi kelenjar saliva2. Komposisi saliva dan pengeluarannya perhari 3. Karakteristik dan fungsi saliva4. Mekanisme sekresi saliva5. Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva 6. Korelasi kelenjar saliva dan kelenjar keringat7. Gangguan kelenjar Saliva

BAB ITINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORIGlandula saliva atau kelenjar saliva merupakan sekresi eksokrin yang terdiri dari sekitar 99% air, mengandung berbagai macam elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium, Klorida, Magnesium, Bikarbonat, Fosfat) dan protein, diperankan oleh enzim, imunoglobulin, dan faktor lain antimikroba, mukosa glikoprotein, daan oligopeptida yang sangat penting bagi kesehatan mulut. (Almeida et al. 2008). Sherwood (2014) menyatakan, protein liur yang terpenting adalah amilase, mukus dan lisozim. Protein-protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur. Produk-produk digesti mencakup maltosa, yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa, dan -limit dekstrin, yaitu polisakarida rantai cabang sebagai hasil dari pencernaan amilopektin. (Sherwood, 2014)2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus, yang kental dan licin. (Sherwood, 2014)3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek empat kali lipat-pertama, dengan lisozim, suatu enzim yang melisiskan, atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; kedua, dengan glikoprotein pengikat yang mengikat antiodi IgA; ketiga, oleh laktoferin, yang mengikat erat besi yang diperlukan untuk multiplikasi bakteri; dan keempat, dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri. (Sherwood, 2014)4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang kuntum kecap5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu mulut dan gigi bersih.7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. (Sherwood, 2014)Menurut Guyton (1997), Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis; selain itu, juga ada beberapa kelenjar bukalis yang kecil. Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar antara 800-1500 mililiter.Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama: (1) sekresi serus yang mengandung ptialin (suatu amilase), yang merupakan enzim untuk mencernakan serat, dan (2) sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan perlindungan permukaan. Kelenjar parotis seluruhnya menyekresi tipe serus, dan kelenjar submandibularis dan sublingual menyekresi tipe mukus maupun serus. Kelenjar bukalis hanya menyekresi mukus. Saliva mempunyai pH antara 6,0 dan 7,4 suatu kisaran yang menguntungkan untuk kerja pencernan dari ptialin. (Guyton, 1997)

B. PEMBAHASANI. Klasifikasi Kelenjar Saliva

1. Kelenjar Saliva Mayora. Kelenjar ParotisAnatomi: Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar saliva lainnya. Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga terletak antara prosessus mastoideus dan ramus mandibula Kelenjar parotis memiliki suatu duktus utama yang dikenal dengan duktus Stensen. Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapkan molar dua atas.Histologi: Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase.

Fisiologi: Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air yaitu serous. Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.b. Kelenjar SubmandibularisAnatomi: Kelenjar ini teletak inferior dari radix linguaHistologi: Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat. Saluran keluar utama yaitu duktus wharton bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah.

Fisiologi: Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah yang encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang pekat). Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak. Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar submandibularis.c. Kelenjar SublingualAnatomi: Kelenjar ini terletak anterior dari keenjar submandibula, dibawah lidah. Histologi: Saluran keluar utama yaitu duktus rivinus

Fisiologi: Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan konsistensinya kental. Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar sublingualis.2. Kelenjar Saliva MinorKelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, bukalis, labialis, palatinal, dan glossopalatinal. Kelenjar-kelenjar ini berada di bawah mukosa dari bibir, lidah, pipi, serta palatum.a. Kelenjar GlossopalatinalLokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.b. Kelenjar LabialKelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki banyak duktus.c. Kelenjar BukalKelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.d. Kelenjar PalatinalKelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.e. Kelenjar LingualKelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu : Kelenjar anterior lingual Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah. Kelenjar lingual Van EbnerKelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata. Kelenjar posterior lingualDapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan dengan tonsil.

II. Komposisi Saliva dan Pengeluarannya perHariSaliva disekresi sekitar 1 sampai 1,5 liter setiap hari tergantung pada tingkat perangsangan. Kecepatan aliran saliva bervariasi dari 0,1-4,0 ml/menit. Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis dan kelenjar submandibularis; sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar saliva minor. Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinyu disebabkan oleh stimulasi konstan saraf parasimpatis dan berfungsi menjaga agar mulut serta tenggorokan tetap basah setiap waktu.Komponen-komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi oleh kelenjar saliva, dapat dibedakan atas komponen organik dan anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva bahan utamanya adalah air yaitu sekitar 99.5%. Komponen anorganik saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida dan Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.a. Komponen AnorganikDari kation-kation, Sodium (Na+ ) dan Kalium (K+ ) mempunyai konsentrasi tertinggi dalam saliva. Disebabkan perubahan di dalam muara pembuangan, Na+ menjadi jauh lebih rendah di dalam cairan mulut daripada di dalam serum dan K+ jauh lebih tinggi.Ion Khlorida merupakan unsur penting untuk aktifitas enzimatik -amilase. Kadar Kalsium dan Fosfat dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi email dan berperan penting pada pembentukan karang gigi dan plak bakteri. Kadar Fluorida di dalam saliva sedikit dipengaruhi oleh konsentrasi fluorida dalam air minum dan makanan. Rodanida dan Thiosianat(CNS- ) adalah penting sebagai agen antibakterial yang bekerja dengan sisitem laktoperosidase. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalam saliva yang menghasilkan 85% dari kapasitas bufer. b. Komponen OrganikKomponen organik dalam saliva yang utama adalah protein. Protein yang secara kuantitatif penting adalah -Amilase, protein kaya prolin, musin dan imunoglobulin. Berikut adalah fungsi protein-protein dalam saliva:1. -Amilase mengubah tepung kanji dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat yang kecil. Juga karena pengaruh -Amilase, polisakarida mudah dicernakan.2. Lisozim mampu membunuh bakteri tertentu sehingga berperan dalam sistem penolakan bakterial.3. Kalikren dapat merusak sebagian protein tertentu, di antaranya faktor pembekuan darah XII, dan dengan demikian berguna bagi proses pembekuan darah.4. Laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS (thiosianat) menjadi OSCN (hypothio) yang mampu menghambat pertukaran zat bakteri dan pertumbuhannya.5. Protein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai fungsi penting: membentuk bagian utama pelikel muda pada email gigi. 6. Musin membuat saliva menjadi pekat sehingga tidak mengalir seperti air disebabkan musin mempunyai selubung air dan terdapat pada semua permukaan mulut maka dapat melindungi jaringan mulut terhadap kekeringan. Musin juga untuk membentuk makanan menjadi bolus.

III. Karakteristik dan Fungsi Saliva1. Karakteristik salivaa. PH basa (dari sel duktus interkalaris ikut menambahkan sekret ion bikarbonat yang memberi sifat basa pada PH saliva, karena sifat basanya ion bikarbonat menteralkan makanan yang masuk ke rongga mulut dengan PH asam sehingga dpat membantu pencegahan karies gigi)b. Saliva mengandung enzim ptialin yang dapat menghidrolisis pati menjadi glukosa sederhana yang optimum pada kondisi netral/ sedikit asam2. Fungsi Salivaa. Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva, yang merupakan suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida;b. Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan, sehingga mereka saling menyatu, serta dengan menghasilkan pelumasan karena adanya mukus, yang kental dan licin; c. Memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan; d. Berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap; e. Membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Kita sulit berbicara apabila mulut kita kering. f. Saliva berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi. Aliran saliva yang terus menerus membantu membilas residu makanan, melepaskan sel epitel, dan benda asing. Penyangga bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu mencegah karies gigi.g. Tissue Repair, karena air liur memiliki EGF yang berfungsi mempercepat penyembuhan luka.

IV. Mekanisme Sekresi SalivaPengeluaran saliva sekitar 0,5 sampai 1,5 liter per hari. Tergantung pada tingkat perangsangan, kecepatan aliran bervariasi dari 0,1 sampai 4 ml/menit. Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis (saliva encer) dan kelenjar submandibularis (saliva kaya akan musin); sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar di lapisan mukosa mulut.Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva. Sekresi basal ini penting untuk menjaga agar mulut dan tenggorokan tetap basah setiap waktu.Selain sekresi yang bersifat konstan dan sedikit tersebut, sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda: (1) Refleks saliva sederhana, atau tidak terkondisi(2) Refleks saliva didapat, atau terkondisi.Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespons terhadap adanya makanan.Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut. Jalur saraf parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior dan inferior batang otak. Obyek-obyek lain dalam mulut dapat menggerakkan refleks saliva dengan menstimulasi reseptor yang dipantau oleh nervus trigeminal (V) atau inervasi pada lidah dipantau oleh nervus kranial VII, IX, atau X. Stimulasi parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua kelenjar saliva, sehingga menghasilkan produksi saliva dalam jumlah banyak.

Kelenjar Liur dan Kontrol Sekresi Liur

V. Faktor yang Mempengaruhi SalivaBeberapa faktor dapat mempengaruhi saliva, yaitu:1. Tingkat dehidrasi individu. Ketika kadar air tubuh berkurang 8%, Salivary flow (SF) berkurang ke nol, sedangkan hyperhydration menyebabkan peningkatan SF. Selama dehidrasi, kelenjar liur berhenti sekresi untuk menghematt air.2. Sirkadian dan siklus Sirkanual. Sirkadian, Konsentrasi protein total mencapai puncaknya pada akhir sore hari, sementara tingkat produksi natrium dan klorida terjadi pada awal pagi. Siklus sirkanual, ini merupakan siklus tahunan yangdipengaruhi oleh musim. Pada musim panas sekresi saliva berkurang, yangdapat mengakibatkan haus atau dehidrasi, sedangkan pada musim dinginkondisi salivanya meningkat.3. Usia, dari kanak kanak sampai dewasa laju aliran saliva naik dan pada lansia turun. Fungsi kelenjar pada lansia turun karena elemen sekretorik digantikan oeh jaringan emak dan jaringan fibrosa.4. Sekresi masing-masing kelenjar berbeda secara almiah dan kuantitas dari protein dan elektrolit yang berbeda. Setiap kelenjar memiliki tingkat penerimaan dan kepekaan yang berbeda-beda, sehingga aliran dari jumlah salivanya pun berbeda-beda.5. Diet,berpengaruh terhadap perbedaan aliran saliva. Aktifitas fungsional kelenjar saliva dipengaruhi oleh factor mekanis dan pengecapan6. Umur, Jenis kelamin, dan fisiologis seseorang, Anak laki-laki diketahui mempunyai produksi saliva lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh ukuran kelenjar saliva wanita yang lebih kecil dibandingkan laki-laki.Laju alir saliva meningkat dari umur anak-anak sampai remaja dan akan menurun (kira-kira 25%) pada usia tua 10. Kadar hormone Dapat berasal dari aldeosteron, hormone bradikinin, testosterone dan tiroksin.7. Obat-obatan Ada sebagian obat yang dapat meningkatkan sekresi saliva dan ada yang menurunkan sekresi saliva. Contohnya : Antane, Librax, dll.8. Rangsangan rasa sakit, misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat menstimulasi sekresi saliva.9. stimulasi. Tiga jenis stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang pengeluaran saliva adalah stimulasi ektra oral dengan cara mencium, melihat dan memikirkan makanan atau produk makanan lain

VI. Korelasi Kelenjar Saliva dan Kelenjar KeringatPermukaan belakang lidah yang terlihat pada seseorang membuka mulut ditutupi oleh selaput lendir yang mempunyai tonjolan-tonjolan (papilla). Pada papilla ini terdapat alat pengecap (taste-bud) untuk mengenal rasa manis, asin, asam (diujung depan), dan pahit (di pangkal lidah). Disamping itu, lidah juga mempunyai ujung-ujung saraf perasa yang dapat menangkap sensasi panas dan dingin. Rasa pedas tidak termasuk salah satu bentuk sensasi pengecapan, tetapi suatu rasa panas yang termasuk sensasi umum. Pengecapan diurus oleh saraf otak ke-7 dan sensasi umum oleh saraf otak ke-5.Banyak sedikitnya sekresi saliva dipengaruhi oleh rangsangan (stimulus) yang diterima. Cabai memiliki sensasi pedas karena adanya zat kimia bernama capsaicin. Capsaicin inilah yang akan berikatan dengan reseptor pada permukaan lidah dan menyebabkan iritasi lidah berupa panas yang merupakan sensasi umum, kemudian mengirimkan sinyal kepada hipotalamus untuk meningkatkan metabolisme dan aktivasi kelenjar saliva serta kelenjar keringat. Kelenjar saliva memproduksi saliva lebih banyak untuk menetralkan panas pada permukaan lidah serta kelenjar keringat memproduksi keringat lebih banyak untuk menetralkan suhu tubuh.

VII. Gangguan Kelenjar Saliva1. XerostomiaBanyak pasien mengeluh mulutnya kering Walaupun kelenjar saliva mereka berfungsi dengan normal. Xerostomia sejati dapat disebabkan oleh penyakit kelenjar saliva primer atau manifestasi sekunder dari suatu kelainan sistemik atau terapi obat. Penyakit kelenjar saliva primer meliputi sindrom Sjorgen, kerusakan pascaradiasi atau anomali pertumbuhan. Penyebab sistemik sekunder dari xerostomia meliputi kegelisahan kronis, dehiderasi atau terapi obat.2. SialorrheaSialorrhea adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan menetesnya air liur atau sekresi saliva yang berlebihan.3. RanulaRanula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius major yang membesar atau terputus atau terjadinya rupture dari saluran kelenjar terhalangnya aliran liur yang sublingual (duktus Bartholin) atau kelenjar submandibuler (duktus Wharton), sehingga melalui rupture ini air liur keluar menempati jaringan disekitar saluran tersebut. Selain terhalangnya aliranliur, ranula bisa juga terjadi karena trauma dan peradangan. Ranulamirip dengan mukokel tetapi ukurannya lebih besar.Bila letaknya didasar mulut, jenis ranula ini disebut ranula superfisialis. Bila kista menerobos dibawah otot milohiodeusdan menimbulkan pembengkakan submandibular, ranula jenisini disebut ranula Dissecting atau Plunging.4. SialadenitisSialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hyposecretion kelenjar. Proses inflamasi yang melibatkan kelenjar ludah disebabkan oleh banyak faktor etiologi. Proses ini dapat bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan abses terutama sebagai akibat infeksi bakteri. Keterlibatannya dapat bersifat unilateral atau bilateral seperti pada infeksi virus. Sedangkan Sialadenitis kronis nonspesifik merupakan akibat dari obstruksi duktus karena sialolithiasis atau radiasi eksternal atau mungkin spesifik,yang disebabkan dari berbagai agen menular dan gangguan imunologi.5. MukokelMucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya. Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi oleh sel epitel. Mucocele dapat terjadi pada bagian mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Mucocele terjadi karena pada saat air liur kita dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu saluran kecil yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbat atau karena trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga air liur menjadi tertahan tidak dapat mengalir keluar dan menyebabkan pembengkakan (mucocele). Mucocele juga dapat terjadi jika kelenjar ludah terluka. Manusia memiliki banyak kelenjar ludah dalam mulut yang menghasilkan ludah. Ludah tesebut mengandung air, biopsy, dan enzim. Ludah dikeluarkan dari kelenjar ludah melalui saluran kecil yang disebut duct (pembuluh).Terkadang salah satu saluran ini terpotong. Ludah kemudian mengumpul pada titik yang terpotong itu dan menyebabkan pembengkakan, atau mucocele. Pada umumnya mucocele didapati di bagian dalam bibir bawah. Namun dapat juga ditemukan di bagian lain dalam mulut, termasuk langit-langit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang didapati di atas lidah. Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct) tersumbat dan ludah mengumpul di dalam saluran.

C. Peta Konsep

FungsiKelenjarFaktorKomposisiProduksi SalivaSekresi SalivaMekanisme Saliva

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanSaliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Fungsi saliva antara lain untuk pencernaan, proses menelan, efek antibakteri, pelarut dan merangsang papila llidah, higiene mulut dan gigi.Saliva merupakan sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis, yang terletak di luar rongga mulut dan menyalurkan saliva melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut.Komponen-komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi oleh kelenjar saliva, dapat dibedakan atas komponen organik dan anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva bahan utamanya adalah air yaitu sekitar 99.5%. Faktor produksi saliva antara lain faktor mekanis, faktor kimiawi, faktor neuronal, dan rangsangan rasa sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Almeida, Patricia Del Vigna De, et al. (2008). A Saliva Composition and Functions. The Journal Of Contemporary Dental Practice Volume 9 Number 3.Despopoulos A. Silbernagl S.(2000). Atlas Berwarna & Teks Fisiologi. 4 ed. Jakarta : Hipokartes. Ganong, W F. (1999). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17 ed. Jakarta : EGC. Humprey SP, Williamson RT. (2001). A Review of Saliva Normal Composition, Flow and Function. J Prosthet Dent. Sherwood, Lauralee. (2014).Fisologi Manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC. Snell RS.(2000). Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6 ed. Jakarta: EGC. Soejoto, Soetedjo, Faradz SMH, Witjahyo RB, Susilaningsih N, Purwati RD, et al. (2010). Lecture Notes Histologi II. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.