makalah kewarganegaraan
DESCRIPTION
tugas kewarganegaraanTRANSCRIPT
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 1/13
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh :
Ovia Dharma Pratiwi 15210292
Ahmad Indra Fatuki 10210390 Muhammad Hartanto Kurniawan 19210298 Intihana Wahyuni 13210577
Farah 12210606 Cynthia Permata Sari 11210636 Yuniar Ricky 18210780 Monika Yusiana 14210521 Harimurti Bagas 19210990
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI- 2012
BAB I
PENDAHULUAN
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 2/13
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
olehpemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif , yudikatif danlegislatif ) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar
satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar
ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan
prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah
yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif,
lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif ,
selain sesuaihukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,
misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan
umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian
warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak
semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.
Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin
negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara
langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya
dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi.
Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi
meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu
adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih
pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara.
Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 3/13
umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal,
narapidana atau bekas narapidana).
BAB II
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 4/13
1. Apa penyebab terjadinya penggugatan atas tuduhan telah melakukan pencemaran nama
baik dan ancaman hukuman pidana terhadap kasus Prita, sehubungan dengan keluhannya
disebuah milis ?
BAB III
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 5/13
Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif,
lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif,
selain sesuai hukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya
pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak
wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang
berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua
warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih
presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.
Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin
negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara
langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya
dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi.
Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi
meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratuadil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 6/13
pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara.
Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati
umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal,
narapidana atau bekas narapidana).
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-
5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan
dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara
(umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yangdiperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-
fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan
anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan
untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
Dalam hal ini yang akan kami bahas adalah mengenai demokrasi dalam konteks kebebasan
mengeluarkan pendapat. Kasus Prita adalah salah satu kasus dari sekian banyak kasus yang
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 7/13
terkait dalam demokrasi sehubungan dengan kebebasan mengeluarkan pendapat yang kami
pilih untuk membahas lebih lanjut materi kami.
Kasus Prita Kasus Pembungkaman Demokrasi
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 8/13
MASIH ingat kasus Prita Mulyasari yang menulis sebuah keluhan di sebuah milis? Pada
dasarnya merupakan keluhan atas pelayanan salah satu rumah sakit di Tangerang. Keluhan
itu berdasarkan fakta. Namun yang terjadi, Prita digugat secara hukum oleh rumah sakit
dengan tuduhan telah melakukan pencemaran nama baik. Untunglah, dalam kasus perdatanya
Prita divonis bebas.
Anehnya, beberapa hari ini Prita terkena ancaman pidana atas kasus yang sama. Kasus yang
itu juga. Hal ini tentu membuat masyarakat menjadi bingung. Kalau menulis keluhan
berdasakan fakta dianggap pencemaran nama baik, lantas kepada siapa masyarakat harus
mengeluh? Lagipula, masyarakat juga bertanya-tanya, apa unsur-unsur dari pencemaran
nama baik? Apakah mengemukakan keluhan berdasarkan fakta identik dengan pencemaran
nama baik? Apakah definisi pencemaran nama baik sangat relatif sehingga semua jaksa,
hakim dan para penegak hukum boleh membuat definisi seenaknya sendiri?
Saya menilai, kasus Prita merupakan kasus pembungkaman demokrasi. Di mana masyarakat,
terutama konsumen, dibungkam untuk tidak boleh mengeluh. Sebab, mengeluh dianggap
sebagai pencemaran baik. Kalau sudah begini, dikemanakan hakekat keadilan? Di kemanakan
hati nurani para penegak hukum? Pembuat undang-undangnya yang salah ataukah para
penegak hukumnya yang salah? Apakah di Indonesia ini mengeluh merupakan sebuah
kejahatan perdata/pidana?
Penyelesaian Kasus Prita Mulyasari
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 9/13
JAKARTA (radarbangka.co.id) - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN),
menilai putusan kasasi Mahkamah Agung atas kasus Prita Mulyasari terasa janggal. Sebab,
Prita sebagai konsumen yang merasakan ketidakpuasan atas pelayanan Rumah Sakit Omni
Internasional.
Selain itu, dalam kasus Prita MA menjatuhkan dua putusan yaitu perdata dan pidana yang
saling bertentangan. Anggota BPKN, Gunarto, menyatakan bahwa MA telah memenangkan
prita dalam kasus perdatanya sehingga ibu tiga anak itu terbebas dari kewajiban membayar
denda Rp 204 juta kepada RS Omni Internasional.
“Secara teoritis, jika telah dinyatakan bebas dari tuntutan perdata berarti Prita tidak terbukti
melakukan perbuatan melawan hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Keluhan yang
dikemukakan Prita pada internet atas layanan rumah sakit Omni Internasional yang tidak
memuaskan konsumen, dijamin oleh undang-undang,” terang Gunarto di Jakarta, Selasa
(12/7).
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berlaku sejak
20 April 2000. Berdasar UU tersebut, konsumen memiliki sejumlah hak yang dijamin oleh
UU. Di antaranya, konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
Konsumen juga berhak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan. Hak lainnya adalah advokasi bagi konsumen, perlindungan, serta upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Sedangkan Pasal yang dijeratkan ke Prita adalah Pasal 27 ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Karenanya Gunarto mempertanyakan
pasal yang dijeratkan ke Prita.
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 10/13
Sebab, pada dasarnya keluhan Prita tersebut merupakan hak yang melekat dan yang
disampaikan juga bukan sesuatu yang bersifat fitnah. “Prita Mulyasari benar -benar konsumen
yang merasakan ketidakpuasan atas pelayanan konsumen,” tegas Gunarto .
Dengan kondisi demikian, lanjut Gunarto, Hakim Agung yang memutus permohonan kasasi
yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) itu mestinya tidak hanya melihat dari satu
undang-undang saja, namun juga melihat dari undang-undang lain termasuk UU
Perlindungan Konsumen.
Karenanya, kata Gunarto, BPKN memiliki tiga penilaian terkait kasus Prita. Pertama, Prita
secara sadar menggunakan haknya sebagai konsumen. "Maka sungguh sangat ironis jika
seorang konsumen yang menyuarakan haknya justru dihukum dan dianggap melanggar
hukum," kata Gunarto.
Kedua, vonis MA atas Prita dalam perkara pidananya, akan membuat konsumen lainnya takut
untuk menyuarakan keluhannya. Ketiga, putusan yang kurang berpihak pada keadilan publik
harus ditolak. BPKN pun menyarankan Prita Mulyasari segera menggunakan haknya untuk
mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK).
“Untuk itu, diharapkan hakim yang menangani kasus ini selanjutnya dapat mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya dan seadil-adilnya sehingga dapat mengoreksi keputusan
tersebut. Dukungan publik yang besar terhadap Prita Mulyasari mengindikasikan adanya
keadilan masyarakat yang terusik atas putusan kasasi MA tersebut,” imbuhnya.(cha/jpnn)
Sementara Anggota Komisi III DPR Nurdiman Munir, menilai kasus Prita Mulyasari
merupakan sebuah sebuah contoh adanya pihak-pihak yang menginginkan masyarakat yang
tidak dilayani secara baik tidak melakukan protes. "Ada upaya mafia supaya masyarakat yang
dilayani jasa pelayanan publik, tidak bisa diprotes," tegas Nurdiman saat rapat dengar
pendapat umum antara Komisi III DPR RI dengan Prita Mulyasari, Selasa (12/7).
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 11/13
Menurut Nudirman, kasus Prita merupakan sebuah pembungkaman atas kritik masyarakat
terhadap buruknya pelayanan publik oleh swasta. Menurut dia, cara yang dilakukan Rumah
Sakit Omni merupakan cara menakutkan.
"Hal ini harus kita sampaikan kepada Kejaksaan Agung, harus diantisipasi. Bahwa layanan
publik jangan membungkam masyarakat," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Karenanya Nudirman menganggap kasus yang membelit Prita telah menginjak-injak rasa
keadilan publik. "Hukum sama sekali tidak berpihak kepada masyarakat kecil," ungkap Wakil
Ketua Badan Kehormatan DPR RI itu.(boy/jpnn)
5/14/2018 makalah kewarganegaraan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kewarganegaraan-55a93126b97fd 12/13
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan topik yang kami ambil mengenai kasus prita ini, dan berdasarkan apa-apa
informasi yang kami dapat. Kami dapat menyimpulkan bahawa Negara ini masih belum
menjalankan system pemerintahan demokrasi yang baik. Sebab, dalam kasus ini Prita ini,
terdapat kejangalan dimana, prita yang menuliskan keluhannya dalam sebuah milis malah di
gugat oleh pihak rumah sakit.
Disini Prita sebagai konsumen yang merasa tidak puas akan apa yang iya trima dari rumah
sakit, dan mengeluhkannya, dan iyalah di gugat oleh rumah sakit tersebut. Pada dasarnya
siapa saja boleh mengemukakan pendapatnya, termasuk prita. Apa lagi ini Negara demokrasi.
Konsumen pun pada dasarnya telah mendapatkan perindungan secara hokum atas apa yang
mereka beli atau jasa apah yang mreka terima.
Apa yang di keluhkan oleh prita adalah suatu kenyataan. Berdasarkan apa yang iya rasakan.
Seharusnya rumah sakit tersebut dapat bersikap sportif. Sikap rumah sakit yang menggugat
prita tersebut tidaklah patut. Dan seharusnya pemerintah dan lembaga hokum juga tahu itu.
Dan tidak membiarkan hal ini berlarut-larut. Sebab, nyata adanya, Negara ini adalah Negara
yang demokrasi, dimana kedaulatan ada ditangan rakyat, rakyat bebas bersuara. Dan Prita
(Konsumen) memilki hak yang telah di atur oleh perundang-undangan.