makalah kewarganegaraan

54
TUGAS 2 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PUSAT KAJIAN HUMANIORA

Upload: jovitasusanto

Post on 09-Feb-2016

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: makalah kewarganegaraan

TUGAS 2

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PUSAT KAJIAN HUMANIORA

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2012

Page 2: makalah kewarganegaraan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI 02

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 03

1.2 Rumusan Masalah 04

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan 05

2.2 Sistem Teori 06

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Alasan memilih Pendekatan Psikoanalisis 08

3.2 Alasan memilih System Teori Ki Hajar Dewantara 08

3.3 Dinamika system pendidikan dunia dan sistem pendidikan Indonesia

3.3.1 Dinamika Sistem Pendidikan di Indonesia

3.3.1.1 Keadaan peringkat kualitas pendidikan Indonesia di dunia 09

3.3.1.2 Sistem pendidikan Indonesia 12

3.3.1.3 Hal – hal yang mempengaruhi perkembangan

pendidikan di Indonesia 19

3.3.2 Dinamika Sistem Pendidikan Dunia

3.3.2.1 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik 23

3.3.2.2 Pembandingan Sistem Pendidikan Finlandia

(Sistem Pendidikan Terbaik di dunia) dengan Indonesia 25

3.4 Teori Sistem dalam Pendidikan 30

BAB IV PENUTUP 34

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA 35

Page 3: makalah kewarganegaraan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana utama pembentukan generasi penerus

bangsa. Semakin maju kualitas pendidikan di suatu negara, maka semakin maju

pula negara tersebut. Untuk meningkatkan layanan pendidikan yang berkualitas,

pemerintah sangat membutuhkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

Harus ada sinergi yang harmonis di antara pemerintah dan masyarakat tersebut.

Tidak meratanya pendidikan juga mengakibatkan kualitas masyarakat

Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Padahal pendidikan

merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor utama

untuk menggerakkan perekonomian suatu bangsa.

Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal

bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Ada 1,5 juta anak

yang putus sekolah, kebanyakan disebabkan karena kekurangan biaya untuk

melanjutkan pendidikan, dikarenakan pendidikan di jaman sekarang ini yang

semakin mahal. Sangat disayangkan apabila seorang anak yang mempunyai

potensi, tetapi harus meninggalkan bangku sekolahnya hanya karena biaya yang

tidak memadai.

Sementara itu, dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat

lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan

sebesar 13,19%. Peran guru sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar,

untuk itu dengan kualitas guru pengajar yang baik dan kompeten di bidangnya

tentunya akan melahirkan siswa-siswi yang baik serta kompeten pula.

Page 4: makalah kewarganegaraan

Sarana-sarana yang dibutuhkan untuk melakukan proses belajar mengajar

masih belum memadai seperti bangunan sekolah yang kondisinya perlu

diperbaiki, entah dikarenakan oleh bencana, atau memang bangunannya yang

tidak kuat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab kualitas pendidikan Indonesia belum maju?

2. Apa penyebab pendidikan kita lebih banyak menghasilkan kemampuan

peserta didik berfikir rendah?

3. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengubah kualitas pendidikan

Indonesia sehingga dapat mengalami kemajuan?

Page 5: makalah kewarganegaraan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan

Pendekatan yang digunakan untuk membahas masalah dalam makalah ini

adalah Psikoanalisis. Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh

Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku

psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6

Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.

Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :

suatu metoda penelitian dari pikiran.

suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.

suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi

teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan

perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut

"psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam.

Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah

menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar

dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada

metoda penelitian terhadap perkembangan anak.

Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana

orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi

bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis

merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan

permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi

pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

Page 6: makalah kewarganegaraan

2.2 Sistem Teori

Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia,

peletak dasar yang kuat pendidkan nasional yang progresif untuk generasi

sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan

sebagai berikut :

Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak);

dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita

memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-

anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara, 1977:14).

Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singat

pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir

hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan

lingkungan masyarakatnya.

Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di

dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena

manusia (yang terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek dari pendidikan.

Karena merupakan subyek di dalam pendidikan, maka dituntut suatu tanggung

jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik. Jika memperhatikan bahwa

manusia itu sebagai subyek dan pendidikan meletakkan hakikat manusia pada hal

yang terpenting, maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi pribadi.

Maksudnya adalah, manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk “ada”

sebagai dirinya yaitu manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab.

Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya perubahan pada

subyek-subyek pendidikan itu sendiri. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana

demikian, ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi

Page 7: makalah kewarganegaraan

mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses pendidikan itu

tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu menyangkut aspek

perkembangan jasmani dan rohani juga.

Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam

relasinya yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya. Itu

berarti, pendidikan sebenarnya mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar

diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya itu mampu memperbarui diri dan

lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak tercerabut dari akar

tradisinya.

Page 8: makalah kewarganegaraan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alasan memilih Pendekatan Psikoanalisis

Faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu pendidikan diantaranya

adalah fasilitas, kualitas pengajar, metode belajar mengajar, pemerataan

pendidikan, ketepatan Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan, dan biaya

pendidikan. Dari faktor-faktor tersebut, yang merupakan faktor vital dari

kemajuan pendidikan merujuk pada sumber daya manusianya. Dengan

pendekatan psikoanalisis akan dibahas mengenai pikiran,perilaku dan emosional

yang sangat mempengaruhi keefekifan dan keefesiensian suatu pendidikan.

3.2 Alasan memilih System Teori Ki Hajar Dewantara

Sistem teori yang kami ambil ialah didasari dari pendidikan Ki Hajar

Dewantara dimana system teori ini dimaksudkan untuk berupaya dalam

memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), dan pikiran

(intelektual dan tubuh anak) para subyek pendidikan. Subyek pendidikan yang

mengacu pada system teori ini ialah manusia, dimana manusia harus melakukan

perubahan-perubahan terutama dalam dirinya sehingga mampu menjaga,

melindungi, serta bertanggung jawab atas tindakannya, sesuai yang diajarkan

dalam pendidikan.

Dalam pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, sering kita

mendengar slogan dari beliau yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun

karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi

semangat, di belakang memberi dorongan"). Slogan-slogan inilah yang harus

tetap diterapkan dalam pembelajaran pendidikan di Indonesia.

Page 9: makalah kewarganegaraan

3.3 Dinamika System Pendidikan Dunia dan Sistem Pendidikan Indonesia

3.3.1 Dinamika Sistem Pendidikan di Indonesia

1. Keadaan peringkat kualitas pendidikan Indonesia di dunia

Keadaan peringkat kualitas pendidikan di Indonesia menurut

hasil survei World Competitiveness Year Book dari tahun 1997

sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berada dalam urutan

sebagai berikut

Pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia

berada di urutan 39.

Pada tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia

berada pada urutan 46.

Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan

47 dan

Pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia

menempati urutan yang ke 53.

Tahun 2000

Sementara hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP)

tahun 2000 menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada

urutan 109 dari 174 negara, jauh dibandingkan dengan negara

tetangga Singapura (24), Malaysia (61),Thailand (76) dan

Philipina (77).

Tahun 2001

Berdasarkan data hasil penelitian di Singapura (September 2001)

menempatkan sistem pendidikan nasional pada urutan 12 dari 12

negara Asia bahkan lebih rendah dari Vietnam. Sementara hasil

penelitian program pembangunan PBB (UNDP) tahun 2000

menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada urutan 109

Page 10: makalah kewarganegaraan

dari 174 negara, jauh dibandingkan dengan negara tetangga

Singapura (24), Malaysia (61),Thailand (76) dan Philipina (77).

Tahun 2005

Posisi Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14 negara

berkembang di kawasan Asia Pasifik. Peringkat ini dilansir dari

laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB,

Unesco. Penelitian terhadap kualitas pendidikan dasar ini

dilakukan oleh Asian South Pacific Beurau of Adult Education

(ASPBAE) dan Global Campaign for Education. Studi dilakukan

di 14 negara pada bulan Maret-Juni 2005. Laporan ini

dipublikasikan pada 24 Juni lalu.

Rangking pertama diduduki Thailand, kemudian disusul

Malaysia, Sri Langka, Filipina, Cina, Vietnam, Bangladesh,

Kamboja, India, Indonesia, Nepal, Papua Nugini, Kep. Solomon,

dan Pakistan. Indonesia mendapat nilai 42 dari 100 dan memiliki

rata-rata E.

Untuk aspek penyediaan pendidikan dasar lengkap, Indonesia

mendapat nilai C dan menduduki peringkat 7.

Pada aspek aksi negara, RI memperoleh huruf mutu F pada

peringkat ke 11.

Sedangkan aspek kualitas input/pengajar, RI diberi nilai E dan

menduduki peringkat ke 14.

Indonesia hanya bagus pada aspek kesetaraan gender B dan

kesetaraan keseluruhan yang mendapat nilai B serta mendapat

peringkat 6 dan 4.

Page 11: makalah kewarganegaraan

“Sangat ironis karena Thailand yang mengalami krisis bisa

menempatkan diri menjadi rangking satu,” ujar aktivis LSM

Education Network for Justice (E-Net), M Firdaus, saat menjadi

pembicara dalam seminar pendidikan mengenai laporan ini di

Gedung YTKI, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Rabu

(29/6/2005).

Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for

all di Indonesia menurun. Jika pada 2010 lalu Indonesia berada

di peringkat 65, tahun ini merosot ke peringkat 69.

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global

Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and

Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa

(UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011),

indeks pembangunan pendidikan atau education development

index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu

menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.

EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium

berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat

kategori penilaian, yaitu:

angka partisipasi pendidikan dasar,

angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,

angka partisipasi menurut kesetaraan jender,

dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar

(SD).

Page 12: makalah kewarganegaraan

Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi

terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga

kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan

di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya

lima tahun.

Global Monitoring Report dikeluarkan setiap tahun yang berisi

hasil pemonitoran reguler pendidikan dunia. Indeks pendidikan

tersebut dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan

EFA yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di Dakar,

Senegal, tahun 2000.

Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang

berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok

pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor

satu dunia.

Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam

kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.

Posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85),

Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

2. Sistem pendidikan Indonesia

Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Page 13: makalah kewarganegaraan

yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan terdiri atas:

pendidikan formal,

nonformal, dan

informal.

Jalur Pendidikan Formal

Jenjang pendidikan formal terdiri atas:

pendidikan dasar,

pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi.

Jenis pendidikan mencakup:

pendidikan umum,

kejuruan,

akademik,

profesi,

vokasi,

keagamaan, dan

khusus.

Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah.

Page 14: makalah kewarganegaraan

Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima

belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan

Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar

bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada

jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

Pendidikan dasar berbentuk:

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau

bentuk lain yang sederajat; serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan

dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas:

pendidikan menengah umum, dan

pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk:

Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang

sederajat.

Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Page 15: makalah kewarganegaraan

Perguruan tinggi dapat berbentuk:

akademi,

politeknik,

sekolah tinggi,

institut, atau

universitas.

Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik,

profesi, dan/atau vokasi.

Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga

masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang

berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap

pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi

peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan

dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan

kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi:

pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini,

pendidikan kepemudaan,

pendidikan pemberdayaan perempuan,

pendidikan keaksaraan,

Page 16: makalah kewarganegaraan

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,

pendidikan kesetaraan, serta

pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:

lembaga kursus,

lembaga pelatihan,

kelompok belajar,

pusat kegiatan belajar masyarakat, dan

majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat

yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan

hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan

profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil pendidikan nonformal dapat

dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah

melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk

oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan.

Pendidikan Informal

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh

keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara

mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan

pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus

ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Page 17: makalah kewarganegaraan

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat

diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal,

dan/atau informal.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal

berbentuk:

Taman Kanak-kanak (TK),

Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal

berbentuk:

Kelompok Bermain (KB),

Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang

sederajat.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang

diselenggarakan oleh lingkungan.

Pendidikan Kedinasan

Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah

nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan

kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas

kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu

departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.

Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal dan nonformal.

Page 18: makalah kewarganegaraan

Pendidikan Keagamaan

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah

dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan

dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal,

dan informal.

Pendidikan keagamaan berbentuk:

pendidikan diniyah,

pesantren,

pasraman,

pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.

Pendidikan Jarak Jauh

Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan jarak jauh

berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok

masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap

muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam

berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana

dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu

lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta

didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau

terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami

Page 19: makalah kewarganegaraan

bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi

ekonomi.

3. Hal – hal yang mempengaruhi perkembangan pendidikan di

Indonesia

Penilaian terhadap suatu sistem pendidikan dapat dikaji

berdasarkan aspek efektifitas pendidikan, efisiensi pengajaran,

dan standardisasi pendidikan. Berikut akan dijelaskan ketiga

aspek diatas.

Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah

praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke

lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan

pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran

dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik

tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak

mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan.

Anggapan yang berpendapat bahwa melaksanakan pendidikan di

jenjang yang tinggi akan dianggap hebat oleh masyarakat juga

menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah.

Setiap orang perlu mengambil pendidikan sesuai bakat dan

minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.

Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah

mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses

pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain.

Mengenai biaya pendidikan, selain mencakup biaya

sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau

informal, juga mencakup properti pendukung seperti buku dan

Page 20: makalah kewarganegaraan

biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga

pengajaran.

Mengenai masalah waktu yang digunakan dalam proses

pendidikan formal didapat dari survei lapangan bahwa

pendidikan tatap muka di Indonesia relatif lebih lama jika

dibandingkan negara lain. Hal ini tidak efisien karena setelah

diamati banyak peserta didik ini juga mengikuti pendidikan

informal lain seperti les akademis, bahasa, dan sebagainya. Ini

mengindikasikan bahwa pendidikan formal tidak mencukupi

kebutuhan akan pemenuhan pendidikan.

Dan mengenai mutu pengajar dinilai masih kurang yang

menyebabkan peserta didik mengambil pendidikan tambahan

sehingga membutuhkan uang lebih. kurangnya mutu pengajar

disebabkan oleh pengajar yang mengajar tidak pada

kompetensinya dan pendidik tidak dapat mengomunikasikan

bahan pengajaran dengan baik, sehingga mudah dimengerti dan

membuat tertarik peserta didik. Hal lain yang juga menghambat

keefisiensian adalah sistem pendidikan yang berubah-ubah

sehingga membingungkan pendidik dan peserta didik.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita menggunakan

sistem pendidikan kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum

berbasis kompetensi yang pengubah proses pengajaran menjadi

proses pendidikan aktif, hingga kurikulum baru lainnya. Ketika

mengganti kurikulum, kita juga mengganti cara pendidikan

pengajar, dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu

yang juga menambah cost biaya pendidikan. Sehingga amat

disayangkan jika terlalu sering mengganti kurikulum yang

Page 21: makalah kewarganegaraan

dianggap kurang efektif lalu langsung menggantinya dengan

kurikulum yang dinilai lebih efektif.

Standardisasi pendidikan diperlukan untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi

yang dibutuhkan masyarakat terus-menerus berunah apalagi di

dalam era globalisasi. Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar

dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal

terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi.

Kualitas pendidikan diukur oleh standar dan kompetensi di

dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-

badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi

tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan

(BSNP). Tinjauan terhadap sandardisasi dan kompetensi untuk

meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam

pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu

kemungkinan adanya pendidikan yang terkekang oleh standar

kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan

pendidikan tersebut.

Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan

bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan

bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat

digunakan. Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti

pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu

menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebab

rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Selain itu, akan lebih

baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar

pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum.

Page 22: makalah kewarganegaraan

Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi

misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN

sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi

pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta

didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa

melihat proses yang dilalui peserta didik yang telah menenpuh

proses pendidikan selama beberapa tahun.

Selain hanya berlangsug sekali, evaluasi seperti itu hanya

mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang

studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik. Banyak hal lain

juga yang sebenarnya dapat kami bahas dalam pembahasan

sandardisasi pengajaran di Indonesia. Juga permasalahan yang

ada di dalamnya, yang tentu lebih banyak, dan membutuhkan

penelitian yang lebih dalam lagi.

Selain 3 aspek diatas yang telah dipaparkan, ada beberapa

permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu rendahnya

sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan

guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan

pemerataan pendidikan, dan rendahnya relevansi pendidikan

dengan kebutuhan. Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali

sekolah dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak,

kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku

perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak standar,

pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya,

bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung

sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki

laboratorium dan sebagainya.

Page 23: makalah kewarganegaraan

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan.

Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang

memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut

dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan,

melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan

tidak layak mengajar. Kualitas guru dan pengajar yang rendah ini

juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan

guru.

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik,

kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa

pun menjadi tidak memuaskan. Misalnya pencapaian prestasi

fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional

sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study

(TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking

ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di

ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal

ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan

Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.

3.3.2 Dinamika Sistem Pendidikan Dunia

1. Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik

Berikut adalah 5 negara dengan Pendidikan Terbaik versi

Mizan.com :

a. Finlandia. Sistem pendidikan di negara yang terletak di ujung

Benua Eropa ini sangat unik. Mulai dari gratisnya biaya

pendidikan, tidak adanya seragam dan UN, hingga suasana

belajar yang tergolong santai dan informal. Meskipun

Page 24: makalah kewarganegaraan

demikian, Finlandia justru menjadi negara terbaik di dunia

dalam hal sistem pendidikannya. Kuncinya, mereka hanya

memilih orang-orang terbaik untuk menjadi guru dan

menerapkan kecintaan membaca kepada warganya sejak dini.

b. Cina. Beberapa daerah di Cina memiliki kualitas pendidikan

tinggi. Daerah tersebut khususnya adalah Shanghai dan

Hongkong, yang memiliki peringkat tinggi dalam PISA

(Programme for International Student Assessment), program

yang melakukan studi mengenai prestasi anak-anak berusia

15 tahun yang dilakukan oleh OECD, sebuah organisasi yang

menaungi perkembangan perekonomian dunia.

c. Kanada. Negara Amerika Utara ini dikenal memiliki standar

dan kualitas pendidikan tinggi. Ada banyak alasan atas hal

itu. Di antaranya, Kanada mengeluarkan anggaran yang

besar, setiap tahunnya, untuk dana pendidikan. Negara itu

juga mewajibkan setiap daerah di negeri itu untuk

bertanggung jawab atas sistem pendidikannya sendiri. Selain

itu, meskipun tidak gratis, biaya hidup dan pendidikan di

Kanada cenderung lebih rendah ketimbang negara Eropa dan

Amerika Utara lainnya. Karenanya, negara itu sering menjadi

pilihan mahasiswa melanjutnya studi kesarjanaannya.

Stabilitias negara ini di bidang politik, hingga menempati

peringkat yang tinggi dalam Global Peace Index dan Human

Development Index PBB, menjadi faktor penting baik dan

tumbuh pesatnya pendidikan di negara itu.

d. Korea Selatan. Pendidikan di Negeri Ginseng ini juga tercatat

mengalami pertumbuhan pesat. Teknologi menjadi poin

utama dalam perkembangan pendidikan negara ini. Salah

Page 25: makalah kewarganegaraan

satu implementasinya yakni Korea Selatan menjadi negara

pertama yang menyediakan layanan akses internet

berkecepatan tinggi untuk siswa-siswi di sekolah dasar,

menengah, dan atas.

e. Selandia Baru. Selandia Baru menempati peringkat ke-7

dalam PISA tahun 2009 lalu. Sementara berdasarkan indeks

pendidikan yang diumumkan oleh Human Development

Index (Indeks Pembangunan Manusia) PBB tahun 2008 lalu,

Selandia Baru menempati peringkat tertinggi bersama

beberapa negara lainnya, seperti Denmark, Finlandia, dan

Australia. Salah satu kunci kesuksesannya yakni karena

pendidikan wajib di negara ini diberikan kepada anak usia 6

hingga 16 tahun secara cuma-cuma.

2. Pembandingan Sistem Pendidikan Finlandia (Sistem

Pendidikan Terbaik di dunia) dengan Indonesia

Berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif

pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation

and Development (OECD) Peringkat 1 kategori Pendidikan

terbaik dunia ini dimenangkan Finlandia. Survei tersebut dikenal

dengan nama PISA (Programme for International Student

Assesment).

Survei ini mengukur kemampuan siswa di bidang Sains,

Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya lagi, Finlandia bukan

hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul

dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Intinya Finlandia

berhasil mencerdaskan semua anak didiknya.

Page 26: makalah kewarganegaraan

Berikut akan dibahas hal-hal yang perlu diperhatikan dari

pendidikan sistem pendidikan di Finlandia dan dibandingkan

dengan sistem pendidikan di Indonesia adalah :

a. Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia sedikit lebih

tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa, tetapi masih di

bawah beberapa negara lainnya. Perlu diperhatikan juga

angka korupsi di Finlandia relatif kecil. Sedangkan

Indonesia, dengan anggaran yang tidak terlalu besar

ditambah dengan korupsi.

b. Finlandia tidaklah menekan siswanya dengan menambah

jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan

disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai

tes. Sedangkan Indonesia, PR adalah bagian dari kewajiban

dan guru member ujian secara mendadak yang akan membuat

siswa menjadi tertekan.

c. Siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat

dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7

tahun. Sementara Indonesia, bangga dengan anak yang

dimasukan ke sekolah dengan usia yang masih dini. Padahal

umur anak belum siap yang akan menimbulkan kejenuhan

tersendiri bagi si anak.

d. Jam sekolah lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu.

Sedangkan Indonesia, data dari UNESCO antara lain

menyebutkan, jam belajar anak-anak sekolah di Indonesia

mencapai 1.680 jam pertahun untuk SMP & SMA atau 42

jam dalam seminggu.

Page 27: makalah kewarganegaraan

e. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik

dengan pelatihan terbaik pula, artinya yang menjadi guru

adalah lulusan terbaik dari universitasnya. Profesi guru

adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka

tidaklah fantastis. Sedangkan Indonesia, praktik KKN

terdengar saat penerimaan tenaga kependidikan.

f. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar

untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya

1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih

ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran.

Sedangkan Indonesia, sekolah pendidikan masuk kategori

nomor dua, atau bahkan nomor sekian.

g. Finlandia justru percaya bahwa ujian menghancurkan tujuan

belajar siswa. Terlalu banyak ujian membuat pendidik

cenderung mengajarkan siswa untuk semata lolos dari ujian

saja. Sedangkan Indonesia, Ujian Nasional begitu di"dewa-

dewa"kan. Belum lagi Ujian Harian, Ujian Blok, Ujian

Praktik, Ujian Mid Semester, Ujian Semester, Try Out dan

lain lain. Keadaan geografi Indonesia yang begitu luas,

menyebabkan keadaan setiap daerah berbeda-beda, fasilitas

pendidikan antara mereka yang di pusat dan di daerah

bagaikan langit dan bumi. Sebenarnya cukup banyak

kekurangan pelaksanaan Ujian Nasional, namun berbagai

cara dilakukan untuk menutupi kekurangan Ujian Nasional,

bahkan rencananya tahun 2013 SNPTN ditiadakan dan hanya

akan menggunakan nilai UN.

h. Pada usia 18 tahun siswa mengambil ujian untuk mengetahui

kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga

Page 28: makalah kewarganegaraan

lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Jadi Ujian di

Finladia hanya untuk mengetahui kecendrungan siswa di

bidang tertentu. Sehingga mereka dapat mengambil

keputusan yang tepat untuk memilih jurusan di Perguruan

Tinggi.

i. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak

komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan

mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.

Sedangkan Indonesia, selalu membiasakan kelas dengan

suasana hening, kalau bisa jangan sampai ada satu katapun

keluar dari mulut siswa saat guru sedang berbicara.

j. Kelompok siswa yang lambat, mendapat dukungan intensif.

Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Sementara kita

cendrung lebih intensif memberikan perhatian kepada siswa

yang rajin dan pintar. Sementara mereka yang mempunyai

keterbatasan seperti terseok-seok dalam mengikuti

pembelajaran.

k. Sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara

siswa yang berprestasi baik dan yang buruk. Remedial

tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai

kesempatan untuk memperbaiki. Sementara kita, remedial

seperti dijadikan stempel kegagalan siswa. Bahkan tidak

jarang daftar nama siswa yang remedial ditempel di papan

pengumuman dengan huruf yang sangat besar.

l. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa

mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu

salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa

Page 29: makalah kewarganegaraan

malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat

mereka dalam belajar.

m. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka

hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai

sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Sedangkan kita,

langsung men"judge"dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.

Tanpa menyertakan jawaban yang benar. Dan setelah itu

materi tetap dilanjutkan.

n. Setiap siswa diharapkan dan ditekankan agar bangga

terhadap dirinya masing-masing, apapun hasil yang mereka

capai, selama itu memang pekerjaan mereka sendiri. Ranking

hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa

tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

o. Finlandia pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas

III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan

persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja

lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan

menghargai keanekaragaman kultural.

p. Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta

wajib membaca satu buku setiap minggu.

q. Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7

tahun hingga 14 tahun.

r. Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai

perkembangan belajar dari setiap siswa.

Page 30: makalah kewarganegaraan

s. Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap

sekolah dasar, karena bagi mereka, menyelesaikan atau

mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun

adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur

14 tahun.

t. Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per

siswa untuk dapat menyelesaikan studinya hingga tingkat

universitas.

u. Biaya pendidkan datang dari pajak daerah, provinsi, serta

dari tingkat nasional.

v. Mengenai para prospek karier dan kesejahteraan, setiap guru

menerima gaji rata-rata 3400 euro per bulan setara 42 juta

rupiah. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang

profesor atau pengajar, melainkan disiapkan juga khususnya

untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk

menjadi guru pada sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus

memiliki tingkat pendidikan universitas.

Memang belum semua hal tersebut bisa diterapkan di

negara kita, karena semuanya merupakan sistem yang saling

memiliki keterkaitan. Namun sekecil apapun pasti ada upaya

untuk melakukan hal tersebut.

3.4 Teori Sistem dalam Pendidikan

Pengertian pendidikan sebagai sebuah sistem adalah pendidikan sebagai

suatu keseluruhan, baik teori mengenai sistem hingga sistem pendidikan nasional

dan sekolah (Suparlan: 2008).

Page 31: makalah kewarganegaraan

Landasan Teori system

Menurut Banathy, teori sistem adalah suatu ekspresi yang terorganisir dari

rangkaian berbagai konsep dan prinsip yang saling terkait yang berlaku untuk

semua sistem.

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sebuah sistem yaitu:

1. Pendekatan Prosedur

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2. Pendekatan Komponen atau Elemen

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen

sehingga sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem memiliki klasifikasi yang dapat membedakan sistem yang satu dengan

sistem yang lain, klasifikasi dari sistem sebagai berikut:

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau

konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan

manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah

sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem

sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.

2. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang

operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer.

Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang

tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas,

Page 32: makalah kewarganegaraan

misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu

untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat

sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.

3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi,

informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini

tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi

kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open

system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan

dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam,

misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human

made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem

komputer.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem

sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak

manusia).

Konsep dasar sistem secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama.

2. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya.

3. Bersama-sama dalam mencapai tujuan.

4. Memiliki input dan output.

5. Terdapat proses yang merubah input menjadi output.

6. Terdapat aturan

7. Terdapat subsistem yang lebih kecil.

Page 33: makalah kewarganegaraan

8. Terdapat deferensiasi antar subsistem.

9. Terdapat tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.

Model system

Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu

membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem.

Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan

sistem yang lain.

1. Tujuan (goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu

atau mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang

lain berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan

sistem bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak

terkendali.

2. Komponen (component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu

sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi

(output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.

3. Penghubung (interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan

lingkungannya bertemu atau berinteraksi.

4. Batasan (boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang

termasuk didalam sistem dan yang diluar sistem.

5. Lingkungan (environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang

menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu system.

Page 34: makalah kewarganegaraan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pendidikan di Indonesia di nilai rendah karena kurangnya efektifitas serta

efisiensi dalam proses tersebut. Efektifitas pendidikan Indonesia yang rendah disebabkan

banyak dari peserta didik serta pendidiknya tidak mengerti tujuan pendidikan secara jelas,

sehingga tidak mengerti hasil akhir yang harus dicapai. Pendidikan di Indonesia pula

terlalu banyak untuk dipelajari secara menyeluruh dan menyebabkan setiap peserta didik

sulit dalam menentukan bakat serta minatnya

Tidak hanya itu saja, mahalnya biaya pendidikan, kurangnya mutu pendidik

dalam proses pengajaran, serta kurang memadahinya properti pelengkap kegiatan

pembelajaran, dan hambatan lainnya seperti transportasi terutama di daerah pedesaan,

namun satu hal yang tak kalah penting dalam pendidikan ialah sering bergantinya

kurikulum di Indonesia, sehingga menyebabkan para peserta didik dan pendidik sulit

untuk melakukan perubahan proses pembelajaran secara mendadak.

4.2 Saran

Page 35: makalah kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA