makalah hadits ii

31
1 MUKADDIMAH Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT Sang Peninggi derajat, Pencipta bumi dan langit, Pencipta manusia dan jin, penumbuh berbagai tumbuhan. Bagi_Nya segala pujian di dunia dan di akhirat. Bagi_Nya segala rasa syukur yang tiada terkira. Dialah Sang Maha Pengampun dan Maha Pengasih. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang besar kepada hambanya berupa kemauan dan kesempatan untuk menyusun makalah ini. Dengan menyebut asma Allah kami selaku penyusun makalah, berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Kami sampaikan shalwat serta salam atas manusia yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam, junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan juga atas keluarga beliau dan para sahabat serta orang-orang yang mengikuti jejak beliau sampai hari kiamat. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk mengikuti mata kuliah “HADIST II”, dibawah bimmbingan dosen kami. Yang selanjutnya akan dijadikan bahan diskusi pada mata kuliah tersebut di Universitas Islam Jakarta. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik,saran, dan tanggapan dari para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami selanjutnya. Jihad Fiisabilillah

Upload: qye-ducky

Post on 21-May-2015

2.131 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah hadits ii

1

MUKADDIMAH

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT Sang Peninggi derajat, Pencipta

bumi dan langit, Pencipta manusia dan jin, penumbuh berbagai

tumbuhan. Bagi_Nya segala pujian di dunia dan di akhirat. Bagi_Nya

segala rasa syukur yang tiada terkira. Dialah Sang Maha Pengampun dan

Maha Pengasih. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang

besar kepada hambanya berupa kemauan dan kesempatan untuk

menyusun makalah ini. Dengan menyebut asma Allah kami selaku

penyusun makalah, berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi

penyusun pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kami sampaikan shalwat serta salam atas manusia yang diutus

sebagai rahmat bagi sekalian alam, junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Dan juga atas keluarga beliau dan para sahabat serta orang-orang yang

mengikuti jejak beliau sampai hari kiamat.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

untuk mengikuti mata kuliah “HADIST II”, dibawah bimmbingan dosen

kami. Yang selanjutnya akan dijadikan bahan diskusi pada mata kuliah

tersebut di Universitas Islam Jakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini banyak

kekurangannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik,saran, dan

tanggapan dari para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki

makalah kami selanjutnya.

Jihad Fiisabilillah

Page 2: Makalah hadits ii

2

Jakarta, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Mukadimah

…………………………………………………………………………………………………

………. 1

Daftar Isi

…………………………………………………………………………………………………

…………… 2

BAB I PENDAHULUAN

………………………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN

…………………………………………………………………………… 5

A. Pengertian Jihad Fiisabilillah

………………………………………………………. 7

B. Sasaran Jihad Fiisabilillah

…………………………………………………………… 9

C. Dalil Tentang Sasaran Inti Jihad

………………………………………………….. 11

D. Sasaran-Sasaran Jihad Lainnya

……………………………………………………. 13

E. Manfaat Jihad di Jalan Allah

……………………………………………………….. 16

F. Tujuan Jihad Fiisabilillah

………………………………………………………….... 19

Jihad Fiisabilillah

Page 3: Makalah hadits ii

3

BAB III KESIMPULAN

…………………………………………………………………………….. 20

Daftar Pustaka

…………………………………………………………………………………………………

…… 21

BAB I

PENDAHULUAN

�لل�ه� صلى الله عليه ول� ا س� ال� ر� : ق� ال� �لل�ه� ع�ن!ه� ق� ي� ا ة� ر� ض� ي!ر� ر� ب�ي ه�� ع�ن! أ

ع!ب�ة1 م�ن! وسلم ) ه� ب�ه�, م�ات� ع�ل�ى ش� س� د>ث! ن�ف! ل�م! ي�ح� , و� ل�م! ي�غ!ز� م�ن! م�ات� و�اق1 ( ل�مC ن�ف� اه� م�س! و�  . ر�

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." (HR. Muttafaq Alaihi)”

Jihad Fiisabilillah

Page 4: Makalah hadits ii

4

�: ال� �لن�ب�ي� صلى الله عليه وسلم ق� ن� ا و�ع�ن! أ�ن�س1 رضي الله عنه أ�

ن�ت�ك�م! ( �ل!س� أ , و� ك�م! س� �ن!ف� أ , و� ال�ك�م! و� م!ر�ك�ين� ب�أ� �ل!م�ش! د�وا ا اه� د�, ) ج� م� اه� أ�ح! و� ر�

. اك�م� �ل!ح� ه� ا ح� ح� , و�ص� Qائ�ي الن�س� و�

“Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu." (Riwayat Ahmad dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim)”

Allah ta'ala berfirman:

CونF هHب JرF ت HهH ب OوFدCع HهO الل JمF وCمHنJ وCعCدFوOك HاطC رHب HلJ ي CخJ مCا ال JمF CطCعJت ت Jاس JنHم dةOوFق

CعHدgوا وCأ JمFهC ل

HيلH ب Cس HهO الل OفCوF ي JمF Jك Cي Hل ال فHي إ FمFهC CمFون CعJل ت FهO الل JمFهFمC CعJل ي وCمCا JفHقFوا Fن ت JنHم dءJي Cش

CينHرCآخCو JنHم JمHهH FمJ دFون Jت Cن وCأ ال CونFمC FظJل ت

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang

dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu

dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang

Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah

niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan

dianiaya (dirugikan).” (QS al Anfal:60)

Meskipun begitu, tidak dapat diingkari bahwa jihad dapat pula

mengambil bentuk peperangan, tetapi jihad di dalam pengertian ini

bersifat kondisional, bukan pengertian satu-satunya. Yang jelas bahwa

jihad sebagai cara untuk memelihara dan mempertahankan ajaran Islam

dalam kehidupan masyarakat harus dilaksanakan secara terus-menerus.

Karena itu pula maka jihad dalam pelaksanaannya harus bermotifkan

tekad yang bulat untuk mencari ridha Allah. Di dalam hal ini, Al-Qur’an

menya-takan bahwa pengerahan tenaga, pikiran, dan harta benda secara

optimal tidak boleh menyim-pang dari jalan yang diridhai oleh Allah,

seperti diisyaratkan di dalam beberapa ayat; misalnya QS. Al-Baqarah [2]:

218, QS. Al-Mâ’idah [5]: 35 dan 54, QS. Al-Anfâl [8]: 72 dan 74, QS. At-

Taubah [9]: 19, 24, dan 41, QS. Al-Hajj [22]: 78, QS. Al-Hujurât [49]: 15,

dan QS. Ash-Shaff [61]: 11.

Jihad Fiisabilillah

Page 5: Makalah hadits ii

5

Ayat-ayat tersebut memberi petunjuk bahwa orang yang mengerahkan

tenaga, pikiran, dan harta bendanya akan memperoleh ridha Allah bila

mereka berjuang dengan ikhlas pada jalan yang diridhai Allah.

 

Di samping jihad dengan harta, juga disebutkan bersama-sama

jihad dengan anfus (سFفJ Cن yang dapat berarti ‘hati, jenis, nyawa, dan ,(أ

totalitas manusia’. Maka, ketika Al-Qur’an memerintahkan berjihad

dengan anfus, ia dapat mencakup jihad dengan nyawa, emosi, pengeta-

huan, tenaga, dan pikiran, bahkan juga waktu dan tempat.

 Perintah berjihad dengan menggunakan segala potensi dan

kemampuan yang dimiliki manusia disebutkan pula di dalam QS. Al-Hajj

[22]: 78. Hal itu berarti bahwa jihad merupakan puncak dari segala

aktivitas.

Pengertian umum bahwa jihad fisabilillah adalah dengan berperang

di jalan Allah, perang membela agama Allah dan kalau gugur

mendapatkan titel sebagai syuhada. Jadi ketika pengertian ini diterapkan

maka hanya orang-orang tertentu lah yang bisa mendapatkan

kehormatan sebagai syuhada. Wah, enak temen ya para pejuang Islam di

jaman dulu, mati dan berpredikat syuhada.

Memaknai “jihad” janganlah dipandang dari unsur “perang”. Atau

mencontoh Amrozi CS dengan bom Bali nya. Kalau hanya dimaknai

perang mengangat senjata, kita-kita ini jelas tidak kebagian jatah karena

kebetulan saja tempat kita jauh dari lokasi perang itu sendiri.

Jihad fisabilillah yang paling berat adalah berjuang memerangi hawa

nafsu, bagaimana kita memerangi syetan yang ada dalam tubuh ini. Justru

nafsu inilah yang sangat sulit untuk diperangi karena teramat halusnya

syetan ini bersemayam dan lalu menghembuskan bisikan-bisikan manis

tetapi penuh racun. Nafsu kesombongan, amarah, merasa dirinya mampu,

merasa lebih pintar, merasa lebih kaya, merasa lebih khusyuk. Perang

melawan hawa nafsu inilah perang yang sangat besar dalam sejarah

Jihad Fiisabilillah

Page 6: Makalah hadits ii

6

manusia, karena perang ini hanya berakhir ketika ruh ini lepas dari tubuh

yang fana ini.

Dan kami pemakalah akan membahas permasalahan jihad ini lebih

memfokuskan kepada sasaran yang dimaksud dengan jihad itu sendiri.

Jadi kami lebih mengambil segi pendidikan yang tersembunyi di balik jihad

fiisabilillah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jihad Fiisabilillah

Istilah jihâd di dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 41 kali

di dalam Al-Qur’an. Kata jihâd yang berasal dari kata juhd )دJهFج( dan jahd

berarti ‘kekuatan, kemampuan, kesulitan, dan kelelahan’. Dari ,)جCهJد(

pengertian itu dipahami bahwa jihad membutuhkan kekuatan, baik

tenaga, pikiran maupun harta. Pada sisi lain, dipahami bahwa jihad pada

umumnya mengandung risiko kesulitan dan kelelahan di dalam

pelaksanaannya.

 

Kata al-juhd hanya dijumpai sekali di dalam Al-Qur’an, yakni QS. At-

Taubah [9]: 79. Ayat ini berbicara mengenai sikap dan penghinaan orang

munafik terhadap orang-orang beriman yang memberikan sedekah

dengan sukarela, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Adapun

kata al-jahd ditemukan lima kali di dalam Al-Qur’an, masing-masing di

dalam QS. Al-Mâ’idah [5]: 53, QS. Al-An‘âm [6]: 109, QS. An-Nahl [16]: 38,

QS. An-Nûr [24]: 53, dan QS. Fâthir [35]: 42, semuanya berbicara di dalam

konteks sumpah, baik sumpah yang benar maupun sumpah yang bohong.

Akan tetapi, ayat-ayat tersebut cukup memberikan petunjuk tentang

kesungguhan pelakunya di dalam bersumpah walaupun belum tentu

benar.

 

Di dalam terminologi Islam, kata jihâd diartikan sebagai ‘perjuangan

secara sungguh- sungguh mengerahkan segala potensi dan kemampuan

yang dimiliki untuk mencapai tujuan’, khususnya di dalam melawan

Jihad Fiisabilillah

Page 7: Makalah hadits ii

7

musuh atau di dalam mempertahankan kebenaran, kebaikan, dan

keluhuran.

 

Meskipun begitu, istilah jihad yang dijumpai dalam Al-Qur’an tidak

semuanya berarti berjuang di jalan Allah karena ada juga ayat yang

menggunakan kata jihad untuk pengertian ‘berjuang dan berusaha

seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan’, walaupun tujuan yang

dimaksud belum tentu benar. Hal seperti ini dijumpai di dalam QS.

Al-‘Ankabût [29]: 8 dan QS. Luqmân [31]: 15. Kedua ayat tersebut

berbicara di dalam konteks hubungan antara anak yang beriman dan

orang tuanya yang kafir.

 

Kata jihâd yang mengandung pengertian ‘berjuang di jalan Allah’,

ditemukan pada 33 ayat: 13 kali di dalam bentuk fi‘l mâdhi ( dاضCم FلJعHف  =

kata kerja bentuk lampau), lima kali di dalam bentuk fi‘l mudhâri‘ ( FلJعHف

dعHارCضFم i= kata kerja bentuk sekarang atau yang akan datang), tujuh kali

di dalam bentuk fi‘l amr ( dرJمC i= kata kerja perintah), empat kali di فHعJلF أ

dalam bentuk mashdar, dan empat kali di dalam bentuk ism fâ‘il ( Fم JسH إ

dلHاعCف i= kata benda yang menunjukkan pelaku).

Ayat-ayat tersebut memberikan indikasi bahwa jihâd mengandung

pengertian yang luas, yakni perjuangan secara total yang meliputi seluruh

aspek kehidupan, termasuk di dalamnya perang fisik atau mengangkat

senjata terhadap para pembangkang atau terhadap musuh.

 

Dengan begitu, istilah jihâd tidak selalu berkonotasi perang fisik,

bahkan terdapat beberapa ayat yang berbicara tentang jihâd, tetapi tidak

berkonotasi perang, khususnya ayat-ayat Makkiyah seperti QS.

Al-‘Ankabût [29]: 6 dan 69. Ayat-ayat tersebut memberikan indikasi

bahwa jihâd yang dimaksudkan adalah mencurahkan seluruh kemampuan

yang dimiliki untuk mencapai ridha Allah. Karena itu, orang yang berjihad

di jalan Allah tidak mengenal putus asa, menyerah, atau berkeluh kesah.

Bahkan, QS. Al-Furqân [25]: 52 yang juga termasuk ayat Makkiyah, secara

tegas memerintahkan berjihad terhadap orang-orang kafir dengan jihâd

yang besar. Akan tetapi, ayat ini pun tidak dapat dipahami sebagai jihâd

di dalam bentuk kontak senjata, mengingat bahwa selama Nabi saw.

mengembangkan misi kerasulannya di Mekkah, beliau tidak pernah

melakukan kontak senjata dengan orang-orang kafir. Padahal, ayat-ayat

ini secara jelas dan tegas memerintahkan agar menghadapi orang-orang

Jihad Fiisabilillah

Page 8: Makalah hadits ii

8

kafir dengan jihad yang besar. Bahkan, ketika orang-orang musyrik

mengadakan tekanan dan penyiksaan terhadap umat Islam, terdapat

indikasi bahwa kaum Muslim berupaya menghadapi kekejaman tersebut

tidak dengan berperang, tetapi beliau menyatakan kepada sahabatnya,

“Ishbirû fa innî lam u’mar bil-qitâli” ( HالC HالقHت FؤJمCرJ ب CمJ أ �ى ل Hن HرJ فCإ HصJب -bersabar = إ

lah kalian karena aku belum mendapat perintah untuk berperang).

Dengan begitu, perintah berjihad di dalam QS. Al-Furqân [25]: 52 di atas

bukanlah perintah berperang. Perintah berjihad terhadap orang-orang

kafir adalah dengan menggunakan Al-Qur’an, yakni menyampaikan ajaran

Al-Qur’an dengan informasi rasional atau pendekatan-pendekatan lainnya

yang dapat menarik perhatian mereka kepada Islam. Terbukti bahwa

banyak orang kafir yang tertarik kepada Islam karena pendekatan yang

lunak dan simpatik.

 

Di samping itu, QS. At-Taubah [9]: 73 dan QS. At-Tahrîm [66]: 9,

secara tegas memerintahkan berjihad terhadap orang-orang kafir dan

orang-orang munafik. Terhadap orang kafir, jihad di dalam bentuk kontak

senjata telah dilaksanakan oleh Nabi, tetapi terhadap orang-orang

munafik, Nabi tidak melakukannya. Ini pun memberikan kesan bahwa

jihad terhadap orang-orang munafik bukanlah jihad dalam bentuk

mengangkat senjata sebab secara formal mereka adalah umat Islam;

mereka juga tidak secara terang-terangan mengadakan aksi untuk meng-

hancurkan Islam. Karena itu, usaha maksimal yang dapat dilakukan untuk

menghadapi mereka adalah membendung pengaruh buruk yang

ditimbulkan mereka.

 

Meskipun begitu, tidak dapat diingkari bahwa jihad dapat pula

mengambil bentuk peperangan, tetapi jihad di dalam pengertian ini

bersifat kondisional, bukan pengertian satu-satunya.

Yang jelas bahwa jihad sebagai cara untuk memelihara dan

mempertahankan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat harus

dilaksanakan secara terus-menerus. Karena itu pula maka jihad dalam

pelaksanaannya harus bermotifkan tekad yang bulat untuk mencari ridha

Allah. Di dalam hal ini, Al-Qur’an menya-takan bahwa pengerahan tenaga,

pikiran, dan harta benda secara optimal tidak boleh menyim-pang dari

jalan yang diridhai oleh Allah, seperti diisyaratkan di dalam beberapa

ayat; misalnya QS. Al-Baqarah [2]: 218, QS. Al-Mâ’idah [5]: 35 dan 54, QS.

Al-Anfâl [8]: 72 dan 74, QS. At-Taubah [9]: 19, 24, dan 41, QS. Al-Hajj [22]:

Jihad Fiisabilillah

Page 9: Makalah hadits ii

9

78, QS. Al-Hujurât [49]: 15, dan QS. Ash-Shaff [61]: 11. Ayat-ayat tersebut

memberi petunjuk bahwa orang yang mengerahkan tenaga, pikiran, dan

harta bendanya akan memperoleh ridha Allah bila mereka berjuang

dengan ikhlas pada jalan yang diridhai Allah.

 

Mengenai luasnya ruang lingkup dan cakupan jihad di jalan Allah,

seperti yang ditunjukkan di dalam Al-Qur’an, meliputi jihad dengan diri

dan jihad dengan harta, seperti disebutkan dalam beberapa ayat,

misalnya: QS. Al-Anfâl [8]: 72, QS. At-Taubah [9]: 20, 41, dan 88, QS. An-

Nisâ’ [4]: 95, QS. Al-Hujurât [49]: 15, serta QS. Ash-Shaff [61]: 11. Istilah

jihad di dalam ayat-ayat tersebut dikaitkan dengan alat yang digunakan

untuk berjihad, yaitu harta dan diri. Hal ini dapat dimaklumi karena jihad

tidak dapat dilaksanakan tanpa modal dan karena itu maka jihad

disesuaikan dengan modal serta tujuan yang ingin dicapai. Sebelum

tujuan tercapai dan selama modal masih ada di tangan, selama itu pula

jihad masih tetap dituntut.

Di samping jihad dengan harta, juga disebutkan bersama-sama

jihad dengan anfus ( JفFسأ Cن ), yang dapat berarti ‘hati, jenis, nyawa, dan

totalitas manusia’. Maka, ketika Al-Qur’an memerintahkan berjihad

dengan anfus, ia dapat mencakup jihad dengan nyawa, emosi, pengeta-

huan, tenaga, dan pikiran, bahkan juga waktu dan tempat.

 Perintah berjihad dengan menggunakan segala potensi dan

kemampuan yang dimiliki manusia disebutkan pula di dalam QS. Al-Hajj

[22]: 78. Hal itu berarti bahwa jihad merupakan puncak dari segala

aktivitas.

Jihad Fiisabilillah

Page 10: Makalah hadits ii

10

B. Sasaran Jihad Fiisabilillah

Jihad mempunyai ketentuan hukum yang pasti serta saran yang

jelas, sebab syariat jihad itu datang dari dzat yang Maha Mengetahui.

Karena itu sesalam yang memerintah itu yang Maha Bijaksana, tentu

hikmah dan kemaslahatannya itu pasti ada dan benar.

Hikmah dan maslahat yang berkenaan dengan sasaran jihad,

mengharuskan kita kembali kepada kitab Allah serta sunnah Rosul-Nya.

Sasaran pokok jihad adalah agar manusia mengabdikan diri kepada

Allah dan mengeluarkan mereka dari system pengabdian kepada manusia

menuju pengabdian kepada tuhan yang pantas diabdi, serta

menyingkirkan para penantang hukum Allah dimuka bumi ini dan

menghilangkan dari dunia ini segala bentuk kerusakan dan kejahatan.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis qudsi :

“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaKu sebagai orang-

orang hanif (cenderung kepada kebenaran) seluruhnya. Aku datangkan

kepada mereka berupa syaitan-syaitan yang menagguhkan mereka dari

dien mereka. Syetan pulalah yang mengharamkan terhadap mereka apa-

apa yang Aku halalkan atas mereka, dan yang memerintahkan mereka

agar mempersekutukanKu dengan sesuatu yang tak ada kekuasaan

sedikitpun dariKu” (HR. Muslim)

Berkata Sayyid Quthb dalam kitab tafsirnya “Fii Zhilalil Qur’an”,

“Sesungguhnya motivasi jihad dalam agama islamyang sebenarnya harus

dicari dalam tabiat islam, sebagai seorang muslim pertama-tama harus

mewujudkan manhaj islam agar terbukti pada diri kita sendiri. Sebab

rukun islam yang pertama adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain

Allah, artinya mengEsakan Allah didalam pengabdian dan tidak

mempersekutukan dengan siapapun dari makhlukNya dalam sifat apapun.

Jihad Fiisabilillah

Page 11: Makalah hadits ii

11

Hak Allah yang mutlak adalah berkuasa hukum bagi makhluknya

dalam segala aspek kehidupan. Maka syahadah suatau kesaksian yang

tidak ada artinya jika tidak diiringi drngan pengakuan bahwa Allah berhak

mengatur manhaj kehidupan mereka.

Kita wajib menegakkan manhaj itu dikarenakan adanya beberapa

sebab dalam manhaj itu sendiri. Hanya manhaj islam yang dapat

menjamin kemuliaan manusia dan memberikannya kemerdekaan yang

hakiki, serta melepaskannya dari system perbudakan antar manusia,

sebab yang menciptakannya adalah Zat yang Maha Kuasa dan

menginginkan kebaikkan-kebaikkan bagi manuisa itu sendiri.

C. Dalil Tentang Sasaran Inti Jihad

Sasaran inti jihad adalah agar manusia mengabdi kepada Allah

semata dan mengeluarkan manusia dari penyembahan terhadap manusia

lain, termasuk menghilangkan segala tindak kerusakan dan kejahatan

dari muka bumi.

Dalil yang menunjukan sasaran tersebut diantaranya adalah :

HهO Hل ل HنH فCإ CهCوJا Jت ان فCال CانCوJدFع Hال إ عCلCى CينHمH حCتOى الظOال ال CونF Cك ت Cة� Jن فHت CونF Cك وCي Fالد�ين

JمFوهF Hل وCقCات

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada lagi fitnah (sehingga)

agama itu hanya milik Allah saja, jika mereka berhenti dari memusuhimu,

maka tidak ada permusuhan lagi kecuali terhadap orang-orang yang

zalim”. (QS. Al-Baqarah : 193)

Berkata As-Syaukani : “Maksud dari pada perangilah mereka supaya

tidak ada fitnah adalah perintah untuk memerangi kaum musyrikin

sehingga tidak lagi terjadi fitnah”.

Jihad Fiisabilillah

Page 12: Makalah hadits ii

12

Maka siapa yang masuk ke agama islam dan meninggalkan kemusyrikan,

ia tidak boleh diperangi atau dibunuh.

Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang berperang untuk menjadikan kalimat Allah tinggi

menjulang, maka ia berperang di jalan Allah” (HR. Muslim)

Sesungguhnys menegakkan kalimatullah itu ialah kewajiban semua

muslim, karena itulah yang diperintahkan dalam ajaran islam,

bahwasanya islam itu adalah agama proklamasi bagi kemerdekaan

manusia dimuka bumi, yaitu pembebasan manusia atas hawa nafsunya.

Ini berarti penolakan sempurna terhadap segala bentuk dan system

hukum ciptaan manusia.

Proklamasi rububiyah Allah ini berarati mengembalikan kekuasaan Allah

yang dirampas, serta menghalau para perampasnya yang menghukumi

manusia dengan syari’at-syari’at mereka sendiri. Sehingga mereka

menempati kedudukan sebagai Tuhan-tuhan. Padahal sebenarnay hukum-

hukum itu hanyalah milik Allah SWT. Sebagaimana Firmannya :

Fالد�ين Fم� JقCي OاهF ال Hي إ CكH Hال ذCل Cال إ أ FدFوا CعJب OهH ت Hل ل CرCمC HنH أ إ FمJ JحFك ال Hال إ

“Hukum itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu

tidak menyembah selain Dia, itulah agama yang benar” (QS. Yusuf : 40).

Kerajaan Allah di muka bumi berdiri dengan berdaulatnya syari’at

Allah dan kembalinya segala urusan kepada Allah sesuai dengan syari’at

yang telah ditetapkan. Bahwasanya proklamasi tentang kemerdekaan

manusia dari segala kekuasaan yang bukan kekuasaan Allah itu bukanlah

proklamasi yang teoritis, falsafi dan pasifakan tetapi ia adalah proklamasi

yang dinamis, realistis dan aktif. Karena itu, maka proklamasi ini harus

mengambil bentuk gerakan untuk menghadapi relitas manusia dengan

segala aspeknya.

Jihad Fiisabilillah

Page 13: Makalah hadits ii

13

Realitas manusia, kemarin, sekarang dan esok denagn segala

hambatan konsep ideologis dan material harus dihadapi oleh agama

islam.dakwah dan harokah menghadapi realita manusia secara total

dengan sarana yang dimilikinya. Keduanya harus ada untuk melancarkan

proklamasi kemerdekaan manusia dibumi dengan jalan menghapuskan

“realita” yang bertentanagan dengan proklamasi ini dan mengupas

kekuatan-kekuatan politik yang memperhambakan manusia kepada selain

Allah SWT.

Di zaman ini banyak pemimpin yang menjadi usahawan atau

konglomerat, sehingga menguasai sumber-sumber penghasilan dengan

mengumpan orang-orang miskin bahkan ada pula yang mengaku dialah

sebagai tuhan. Mereka memaksa orang lain untuk tunduk kepada

perintahnya, sambil berkata :

gكF األعJلCى ب CرFا مC Cن أ

“Akula Rabbmu yang paling tinggi” (QS. An Nazi’at : 24)

Mereka juga mengucapkan berbagai macam ungkapan

kesombongan dan dakwaan keuhanan mereka dengan lantang dan

menantang.

Dari apa yang telah disebutkan itu, jelaslah bahwa ajaran islam

melarang menyekutukan Allah, setiap kali Nabi diutus untuk menyeru

kepada manusia :

H قCوJم FدFوا اعJب CهO الل مCا JمF Cك ل JنHم dهC Hل إ Fه FرJ Cا غCي ي

“Wahai kaumku, sembahlah Allah. Sekali-kali tidak ada Tuhan kecuali

Hanya Dia” (QS. Al-A’raf : 59)

Dakwah jihad Nabi bukan hanya sekedar keterangan, tapi

merupakan seruan kepada revolusi sosial yang universal. Islam adalah

satu-satunya system kebaikkan yang dapat menyelamatkan manusia dari

penyakit kejahatan dan kedurhakaan dan membawa kesejahteraan dunia

Jihad Fiisabilillah

Page 14: Makalah hadits ii

14

dan akhirat. Setiap orang yang beriman dan beramal shaleh, maka dia

termasuk jamaah muslimin Hizb Islam. Hizb ini dibentuk untuk mencapai

tujuan, yaitu menegakkan system kebenaran dengan Jihad sebagai

jalannya.

Sebagaimana firman Allah SWT :

CونF FؤJمHن وCت HهO Hالل CرH ب Jك JمFن FمJ ال Jت Fن ك CرJ ي Cخ dةOمF أ JتCجHرJخF أ HاسO Hلن ل Cون FرFم

J Cأ ت Hوف FرJعCمJ Hال ب CنJوCهJ Cن وCت HنCع

“Kamu adalah umat terbaik yang telah dilahirkan untuk manusia. Kamu

menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman

kepada Allah” (QS. Al-Imran : 10).

Dalam Hizb ini sejak pertama bertujuan menghapus sumber-sumber

kejahatandan kezaliman di muka bumi serta menahan kendali tuhan-

tuhan palsu yang berlaku sombogn di muka bumi dengan cara yang tidak

benar. Serta menggantikannya dengan dengan system pemerintahan

yang ada dan benar.

Allah SWT mengisyaratkan dalam Al-Qur’an :

JمFوهF Hل وCقCات Oى حCت ال CونF Cك ت Cة� Jن فHت CونF Cك وCي Fالد�ين Fهg Fل ك HهO Hل ل

“Dan perangilah mereka, agar jangan ada fitnah dan agar agama itu

semata-mata bagi Allah” (QS. Al-Anfaal : 39)

Maka telah jelas bahwa salah satu tujuan jihad dalam islam adalah

menumbangkan bangunan system-sistem yang bertentangan dengan

perinsip-perinsip dan kaidah-kaidah islam. Sesungguhnya kebenaranlah

yang menolak batas-batas geografis dan tidak dapat menerima untuk

dibatasi pada batas-batas yang diciptakan dan diistilahkan oleh manusia.

D. Sasaran-sasaran Jihad Lainnya

Jihad Fiisabilillah

Page 15: Makalah hadits ii

15

Sasaran-sasaran jihad dan hukum-hukum jihad haruslah mengikuti

sasaran yang inti, antara lain :

1. Melawan orang-orang kafir yang memerangi kaum muslimin,

dengan menghindari cara-cara yang melampaui batas. Dalam

firman-Nya :

CهO الل ال gبHحF ي CتJعFمJ Cال OهH دHين الل CينHذO ال JمF Cك Fون Hل FقCات ي وCال CدFوا CعJت ت OنH Fوا إ Hل وCقCات فHي HيلH ب Cس

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,

(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-

Baqarah : 190)

2. Menghilangkan fitnah dari umat manusia, sehingga mereka mau

mendengarkan dalil-dalil tauhid tanpa ada penghalang siapapun.

Fitnah terbagi menjadi tiga macam :

a. Fitnah berarti gangguan dan penindasan yan dilakukan orang-

orang kafir terhadap kaum muslimin.

b. Fitnah berarti system kemusyrikan yang menimbulkan kerusakan

dalam berbagai segi kehidupan termasuk pengertiannya adalah

tunduknya ahli dzimmah terhadap hukum-hukum islam, seperti

menghilangkan perbuatan zina, riba dan lain sebagainya.

c. Fitnah berarti penolakan orang-otang kafir untuk mendengarkan

kebenaran islam.

Itu disebabkan system penguasa syirik tegak berdiri sebagai

penghalang sampainya kebenaran kepada manusia sehingga

mereka umbuh diatas kerendahan dan kehinaan serta tejadilah

penghambaan manusia atas manusia tanpa memperdulikan

penciptanya.

System yang demikian tidak mampu membawa manusia kepada

kedudukan yang mulia.

3. Melindungi negeri-negeri adri kejahatan orang-oarang kafir.

Sayyid sabiq dalam fiqhus sunnah mengatakan bahwa islam

menganjurkan agar perlindungan daerah strategis itu dijaga dengan

Jihad Fiisabilillah

Page 16: Makalah hadits ii

16

jalan menyiapkan pasukan. Dengan begitu negeri-negeri islam tetap

kaut dan terlindungi.

Para ulama sependapat bahwa penjagaan terhadap daerah

strategis ini lebih utama dari pada tetap tinggal di kota Mekkah.

Dalam hal ini Allah berfirman :

CهO الل JمF Oك CعCل ل CونFحH FفJل Cا ت gهCاي يC أ CينHذO آمCال Fوا ن وا FرH اصJب وا FرH وCصCاب HطFوا اب CرCو OقFوا وCات

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah

kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)

dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” (QS. Ali

Imran : 200)

Dalil diatas merupakan suatu pertanda, bahwa perlindungan

terhadap Negara islam, merupakan sasaran jihad yang benar.

4. Membunuh orang orang kafir, mencelakakan dan membinasakan

mereka.

Membunuh orang-orang kafir dlakukan karena kekufuran

mereka, di ibaratkan seperti penyakit kangker, ia ganas serta

membahayakan jiwa. Jika orang mau tidak mau tunduk, tidak mau

mematuhi hukum islam tentu kita harus memusnahkannya.

Firman Allah :

FهO الل JنC أ OقHحF ي OقCحJ ال HهH HمCات Cل Hك ب CعCطJقC وCي CرH دCاب CينHرHافC Jك FرHيدF ال وCي

“Dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan

ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir” (QS. Al Anfaal :

7)

5. Membuat orang-orang kafir ketakutan, hina dan marah.

Firman Allah SWT :

CونF هHب JرF ت HهH ب OوFدCع HهO الل JمF وCمHنJ وCعCدFوOك HاطC رHب HلJ ي CخJ مCا ال JمF CطCعJت ت Jاس JنHم dةOوFق JمFهC ل

CعHدgوا وCأ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang

kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang

Jihad Fiisabilillah

Page 17: Makalah hadits ii

17

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan

musuhmu” (QS. Al Anfaal : 60)

Ayat tersebut melegitimasi, bahwa salah satu tujuan jihad

adalah agar musuh menjadi takut dan gentar.

Ibnu Qayyim berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai

Allah dari pada orang yang mencari perlindungan (dari kejahatan)

musuhnya yang membuat mereka murka kepadanya”

Umat islam dituntut agar mau melaksanakan tujuan jihad ini

sebagai pengejawantahan kesempurnaan penghambaannya kepada

Allah SWT.

E. Manfaat Jihad di Jalan Allah

Dalam jihad terdapat manfaat dan sasaran yang ingin dicapai. Ini

harus terwujud bagi setiap muslim. Diantara manfaatnya adalah :

1. Tersingkapnya kaum munafiq.

Adalah kenyataan, bahwa sifat munafiq, rakus, material

oriented yang destruktif terhadap tegaknya kalimat Allah terhadap

diantara kaum muslimin.

Jihad merupakan salah satu alat untuk menyingkap kedok

mereka. Sebab didalam jihad terdapat pengorbanan yang sangat

besar, artinya menyangkut segala sesuatu yang menjadi potensi

manusia, bahkan nyawa sekalipun dapat dikorbankan. Orang

munafik tidak akan mau memberikan potensinya, kecuali untuk

menyelamatkan nyawanya dan memperoleh kenikmatan dunia.

Terbukti ketika ada seruan untuk berjihad, dimana sebagai

taruhannya adalah nyawa, niscaya mereka menolak. Hal ini

disinyalir dalam firman Allah SWT :

Jihad Fiisabilillah

Page 18: Makalah hadits ii

18

Fوا آمCن CوJال ل JتCل Fز� ن ة� Cور Fس HذCا فCإ JتCلHزJ نF أ ة� Cور Fس CمCة� مFحJك CرH وCذFك فHيهCا FالC JقHت ال CتJ Cي أ Cر

FولFقC وCي CينHذO ال

Cون FرFظJ Cن ي CكJ Cي Hل إ CرCظC ن JمCغJشHي� ال HهJ Cي عCل CنHم HتJوCمJ ال وJلCىC فCأ JمFهC مCرCض� ل

CينHذO ال فHي JمHهH Fوب قFل

“Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada

diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang

jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang,

kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya

memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan

karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka” (QS.

Muhammad : 20)

Kenalnya orang-orang mukmin terhadap orang-orang munafik

mempunyai manfaat yang sangat banyak. Mereka ini sesungguhnya

musuh dalam selimut dan sangat berbahaya dari musuh eksternal.

Jika identitas mereka diketahui, mereka bisa dicegah untuk

bergabung dengan kaum muslimin dalam berjihad. Sebab mereka

selalu menyebarkan berita-berita bohong dan enggan (berlambat-

lambat) melakukan perintah. Hendaknya orang-orang mukmin

berjihad menghadapi mereka sesuai dengan perintah Allah SWT.

Hal ini tertera dalam firman_Nya :

HدHاهCج CارOفF Jك Cال CافHقHين JمFن وCال JظFلJاغCوJمHهJ Cي Hيg عCل Oب Cا الن gهCا ي يC أ

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang

munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka” (QS. At

Taubah : 73)

2. Membersihkan Orang-orang mukmin dari dosa-dosa mereka.

Sesungguhnya bagi orang mukmin berjihad dengan niat ikhlas

karena Allah semata. Kemudian dimedan perang dia membunuh

orang-orang kafir, maka baginya pahala yang besar

Jihad Fiisabilillah

Page 19: Makalah hadits ii

19

Sebagaimana Hadist Nabi :

“orang kafir dan orang yang membunuhnya tidak akan pernah

disatukan dalam neraka”

Jika hatinya disertai rasa takut kepada Allah dalam berjihad

dijalannya, berguguranlah kesalahan-kesalahannya itu dari sisinya.

Dan jiak ia gugur di tangan-tangan orang-orang kafir, maka baginya

setinggi-tingginya kesuksesan, yakni Syahid.

Rosulullah SAW bersabda :

”Tak seorangpun yang masuk surga menyukai untuk kembali

kedunia lagi. Sekalipun tidak memiliki sesuatu kekayaan apapun di

dunia kecuali orang mati syahid. Ia menghendaki kembali ke dunia

agar dapat terbunuh sampai sepuluh kali dalam berjihad dijalan

Allah. Sebab ia telah menyaksikan balasab penghormatan

kepadanya (pahala berjihad)” (HR. Bukhari).

Maksudnya adalah bahwa syahid dijalan Allah serta

tertebusnya dosa-dosa itu merupakan sasaran yang tinggi dan

mengandung banyak manfaat yang patut diberikan kepada kaum

muslimin atas jihad merka.

3. Mendidik orang-orang beriman kepada kesabaran, keteguhan,

ketaatan dan pemurah.

Sesungguhnya sikap santai dan tidak siap menghadapi

berbagai kesulitanakan mengantarkan seorang beriman kepada

kehinaan, kemanjaan dan ketergantungan kepada kehidupan dunia.

Sedang pergolakan dalam kancah jihad untuk memperoleh ridho

Jihad Fiisabilillah

Page 20: Makalah hadits ii

20

Allah akan mengasah dan mendidik jiwa menjadi sabar, berani,

kuat, semangat dan mempunyai rasa persaudaraan, serta sifat-sifat

terfuji lainnya. Disisi lain akan menghilangkan sifat-sifat tercela,

seperti egoisme, pengecut dan lain sebagainya.

4. Memperoleh harta rampasan dan tawanan perang.

Nabi SAW memberiakn hak prajurit yang membunuh guna

memperoleh harta rampasan dari yang dibunuhnya. Nabi juga

memberi bagian dari ghonimah (harta rampasan) kepada sebagian

kaum muslimin yang turut berperang sesuai dengan kemampuan

mereka.

Nabi SAW bersabda kepada sebagian sahabatnya ketika

sampai berita tentang kafilah Abu Sofyan. Kaflah ini merupakan

kafilah yang kuat dan lengkap perbekalannya yang baru datang dari

negeri Syam. Yang artinya :

“Ini kafir Quraisy yang padanya terdapat harat mereka. Sebab itu

keluarlah kalian kepadanya. Semoga Allah memberikan karunia

kepada kalian untuk memperolehnya” (Kitab Al Bidayah Wan

Nihayah, Ibnu Katsir)

Ghonimah merupakan salah satu diantara sekian sasaran

jihad. Akan tetapi bukan sasaran inti, melainkan saasran tambahan.

Sedang bagi orang-orang yang berjihad semata-mata untuk

mendapatkan Ghonimah, maka tidak ada nilai jihad baginya.

Jihad Fiisabilillah

Page 21: Makalah hadits ii

21

F. Tujuan Jihad Fiisabilillah

Adalah merupakan tujuan utama dari pada jihad seandainya

seluruh penduduk dunia menganut agama Islam.

Bagi ahli kitab dan majusi, jika mereka menolak masuk islam,

mereka harus membayar jizyah (Upeti). Seandainya menolak, tidak ada

pilihan lain kecuali masuk islam dan tunduk pada hukum-hukumnya.

Jihad islam tidak akan pernah padam selama-lamanya, sebab

syetan terus-menerus menyesatkan umat islam. Sesungguhnya

pertarungan antara hak dan batil tidak akan pernah selesai hingga

akhir zaman.

Dari Jubair bin Nafir, bahwa Salmah bin Nafil membritahukan

kepada para sahabat, bahwasanya ia telah mendatangi Nabi SAW, lalu

berkata : “Aku bosan menunggang kuda dan perang telah berhenti dan

tidak ada peperangan lagi. Maka Nabi SAW bersabda : “sekarang ini

datang waktu perang. Tak ada henti-hentinya akan datang sekelompok

dari umatku yang gigih membela kebenaran atas umat manusia. Allah

membuat angkuh hati suatu kaum, sehingga mereka (kelompok itu)

bangkit memeranginya. Allah berkenan member rejeki kepada mereka

dari kaum tersebut, sampai datang keputusan Allah, sedang mereka

tetap gigih membela kebenaran”. (Musnad Ahmad bin Hanbal).

Berkata Imam Bukhari didalam kitab shohihnya, Rasulullah SAW

bersabda :

“Pada kuda yang terlambat, pada tambatannya terdapat kebaikannya

hingga hari kiamat”

Menurut interpretasi Ibnu Hajar dalam kitab syarahnya

mengemukakan, bahwa perkataan “Kebaikkan yang ada pada kuda

yang tertambat hingga hari kiamat”, artinya adalah mendapatkan

pahala dan ghonimah (Harta rampasan). Pahala dan ghonimah yang

didapat itu hanya jika kuda tersebut digunakan untuk bejihad.

Jihad Fiisabilillah

Page 22: Makalah hadits ii

22

Dengan demikian jelaslah, bahwa kontinuitas dalam berjihad

adalah hingga datangnya hari kiamat. Hukum perintah dalam berjihad

melawan orang-orang kafir tidak akan hilang hingga mereka komitmen

dan mau menyatakan ke islamannya atau membayar jizyah bagi ahli

kitab dan majusi.

Mengenai penentuan yang diharuskan membayar jizyah diantara

golongan kafir, para Ulama berlainan pendapat. Namun mereka

sepakat, bahwa Yahudi dan Nasrani dari luar Arab (yang bukan orang

Arab), jika mereka menolak membayar jizyah wajib untuk diperangi.

Adapun untuk golongan kafir selain mereka, maka disini terdapat

perbedaan pendapat.

Pendapat para ulama tersebut dibagi kepada empat kelompok :

a. Pendapat Imam Syafi’I, Imam Ahmad Abu Tsauri dan pengikutnya,

berpendapat bahwa jizyah orang musyrik (selain ahli kitab) tidak

boleh diterima. Orang musyrik hany mempunyai dua pilihan, masuk

islam atau dibunuh.

Sebagaimana sabda Nabi SAW : “Aku diutus untuk memerangi

manusia sehingga mereka bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah

SWT”

Masih banyak dalil dan hadits lain yang menegaskan, bahwa tujuan

jihad adalah agar manusia masuk islam, kecuali untuk ahli kitabdan

majusi. Jika mereka menolak, maka bagi mereka harus membayar

jizyah.

b. Pendapat Imam Hanafi, bahwa Rasulullah SAW melarang jizyah

dipungut dari orang Arab tetapi dipungut dari orang kafir.

c. Pendapat Imam Malik, bahwa jizyah tidak bisa diterima dari orang

Quraisy, namun dapat diterima dari orang kafir selain mereka.

d. Bahwa jizyah diterima dari setiap orang kafir yang ada di muka

bumi, tanpa terkecuali. Hal ini diriwayatkan dari Imam Malik dan

Auza’I, serta Ibnu Qayyim, dan juga disepakati oleh ulama masa

kini.

Jihad Fiisabilillah

Page 23: Makalah hadits ii

23

Kalau ada orang lebih cenderung kepada pendapat yang

pertama, dimana jizyah tidak dapat dipungut dari orang musyrik, itu

dikarenakan mengartikan lafadz “musyrik” dalam hadits muslim diatas,

dengan ahli kitab.

Allah SWT berfirman :

HتC وCقCال FودFهC Jي ال Jر� ي CزFع FنJ اب HهO الل HتCالCقCو ى CارCصO الن Fيح HسCمJ ال FنJ اب HهO الل

“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang

Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah".” (QS. At Taubah : 30)

Kami melihat, pendapat yang paling kuat diantara yang empat

diatas adalah pendapat yang pertama, yaitu tidak diterima jizyah

dari orang-orang musyrik kecuali ahli kitab dan majusi. Karena

orang musyrik hanya punya dua alternative, masuk islam atau

diperangi.

Adapun mengenai ketentuan, bahwa selama Ahli kitab

berdomosili di areal islam harus dipungut jizyah. Itu dikarenakan

khawatir berdampak negative bagi kaum muslimin, sebagaiman

yang terjadi pada akhir masa kejayaan dinasti Abbasiyah, dimana

sebagian Khalifahnya terbiasa memaafkan Ahli Kitab, yaitu dengan

tidak memungut jizyah kepada mereka.

Dalam hal ini Ibnu Qayyim memberikan komentar mengenai

diharuskannya membayar jizyah bagi Ahli Kitab dan Majusi didalam

wilayah Islam, dengan menyebutkan, bahwa didalamnya terdapay

beberapa hikmah, yaitu: “Agar kekufuran dan kemusyrikan hilang

dimuka bumi dan menjadikan Dienullah sebagai satu-satunya Dien,

seperti firman Allah SWT :

“Dan Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah dan

agar Dien itu seluruhnya milik Allah SWT”.

Jihad Fiisabilillah

Page 24: Makalah hadits ii

24

Demikianlah akhir dari pada tujuan dan sasaran jihad yang

harus ditegakkan di muka bumi ini dengan keadilan dan kebenaran.

BAB III

KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahsan Makalah kami Jihad Fiisabilillah yang

memfokuskan pada tujuan dan Sasaran jihad yang terjadi pada zaman

Rasulullah, sehingga kita bisa mengambil Ibrah dan maksud tujuan jihad

uang sebenarnya yang terjadi pada zaman Rasul. Dan akhirnya sampailah

kepada kesimpulan sebagai berikut :

Jihad mempunyai sasaran yang esensial, yaitu menuntut manusia

untuk mengabdikan diri hanya kepada Allah SWT semata dan

manafikan kepada selain-Nya.

Jihad sebagai salah satu media untuk menyingkap oaring-orang

munafik dengan segala bentuk propagandanya.

Mengislamkan manusia seluruh dunia merupakan dasar dari pada

tujuan jihad.

Jihad Fiisabilillah

Page 25: Makalah hadits ii

25

Kita dituntut untuk senantiasa menegakkan dan menjadikan jihad

sebagai salah satu upaya mensyi’arkan Islam yang tidak boleh

berhenti hingga tiba hari Kiamat.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Kariim.

Fahmi Abu, Marjan Ibnu , Tujuan dan Sasaran Jihad, Dar al-Fikr,

Beirut, 1411 H.

Dr. Ali bin Nafayyi’ al-‘Alyani, Ahdaf Al- Jihad Wa Ghayatuhu,

Al-Hafizh Ibnu hajar Al-Asqalani, Terjemah Bulughul Maram dan

Penjelasannya, Pustaka Amani, Jakarta, 2000 M.

Jihad Fiisabilillah

Page 26: Makalah hadits ii

26

Imam Nawawi, Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi & Terjemah

Riyadhus Shalihin, Pustaka Amani, Jakarta, 1999 M.

Jihad Fiisabilillah