makalah agama mak enong

Upload: geby-winanda

Post on 05-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

winanda

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDi dalam sejarah dunia nasional, Islam dimulai dengan penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad pada 610 M, ketika beliau berusia 40 tahun. Muhammad pergi setiap tahun ke atas pegunungan di Mekkah untuk pengasingan rohani. Selama salah satu dari fase pengasingan diri, ketika berusia 40 tahun, pada bulan Ramadhan, malaikat Jibril mengunjungi beliau dan menyampaikan kepadanya lima ayat dari surat Al-Alaq dalam Al-Quran yang menyampaikan wahyu pertama dari Allah. Nabi Muhammad menjaga misinya dan tetap menerima wahyu serta memahami bahwa wahyu-wahyu itu menjadi bagian dari kitab suci dan bahwa ia telah dipilih Allah sebagai Nabi.Sejak penyebaran Islam yang paling awal keluar dari Arab, Islam telah menjadi suatu agamadariberbagai suku, ras, dan kelompok masyarakat. Islam adalah suatu agama dunia, dengan demikian pada umumnya kita dapat menemukan Islam di sebagian besar tempat-tempat utama dan di antara masyarakat yang ada di dunia. Islam merupakan suatu agama yang disebarkan, muslim diperintahkan untuk membawa pesan Tuhan kepada semua orang di muka bumi ini dan untuk membuat kondisi dunia menjadi lebih baik, tempat yang baik secara moral.Islam adalah jalan hidup yang benar, jalan yang membawa keselamatan dunia dan akhirat dan Islam merupakan jalan satu-satunya yang harus ditempuh. Islam memiliki ciri-ciri robbaniyah yaitu bahwa Islam bersumber dari Allah, bukan hasil pemikiran manusia. Islam merupakan satu kesatuan yang padu yang terfokus pada ajaran tauhid.Allah berikan kepada manusia agama yang sempurna. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tak satu aspek pun terlepas dari Islam karena Islam adalah ajaran yang bersifat integral (lengkap) dan Islam tidak terbatas dalam waktu tertentu tetapi berlaku untuk sepanjang masa dan di semua tempat.Dalam Islam ditemui kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami, sederhana dan mudah dipraktekkan yang menjadi kemaslahatan umat manusia karena sumber ajaran Islam adalah Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sehingga Islam menjadi agama rahmatan lilalamin.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimanakah islam sebagai agama rahmatan lilalamin?2. Apakah jawaban islam tentang terhadap persoalan yang muncul di akhir zaman?3. Bagaimanakah karakteristik al-quran dan hadist nabi dalam menjawab persoalan modern?4. Apakah hukum pemanfaatan donor organ dan jaringan dalam islam?5. Apakah ketentuan donor organ dalam islam?6. Apakah hukum memperjual belikan organ dan jaringan tubuh?1.3 Tujuan Makalah1. Untuk mengetahui tentang islam sebagai agama rahmatan lilalamin2. Untuk mengetahui apakah persoalan yang ada di akhir zaman3. Untuk mengetahui karakteristik al-quran dan hadist dalam menjawab persoalan modern4. Untuk mengetahui apa hukum tentang pemanfaatan donor organ dan jaringan dalam islam5. Untuk mengetahui apa saja ketentuan sebelum melakukan donor6. Untuk mengetahui hukum dalam memperjual belikan organ tubuh1.4 Manfaat MakalahPenulisan ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan tentang Islam, dan dapat mengamalkan ajaran Islam serta tetap meyakini bahwa Islam adalah agama yang benar dan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat demi tercapainya tujuan hidup, ridho Allah SWT.

BAB IIPAMBAHASAN2.1. Islam Sebagai Agama Rahmatan Lilalamin Pengertian Agama dan IslamPengertian AgamaDari segi etimologi agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata a yang berarti tidak, dan gama yang berarti kacau atau tidak teratur. Jadi agama adalah sesuatu yang teratur atau tidak kacau. Dengan demikian bahwa agama itu membawa hidup seseorang ke dalam kehidupan yang penuh keteraturan dan tertata dengan baik.Pengertian IslamDitinjau dari akar katanya, Islam berasal dari kata sa-la-ma yang berarti selamat atau damai. Sedangkan menurut istilah adalah menerima segala perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam wahyu yang diturunkan kepada Nabi. Sebagai agama universal, Islam mengenal system perpaduan antara apa yang disebut konstan-nonadaptabel (tsabuit) di satu sisi watak Islam yang satu ini tidak mengena perubahan apapun karena berkaitan dengan persoalan-persoalan ritus agama yang transenden, nash yang berkaitan dengan watak (konstan-nonadaptabel) ini dalam Al-Quran maupun hadits sekitar 10%, yang berupa ajaran agama yang bersifat kulli dan qothi yang konstan dan immutable. Karakteristik Ajaran Agama IslamIslam adalah dien yang diturunkan Allah untuk kemaslahatan manusia, baik di dunia maupun di akhirat yang memiliki karakteristik sebagai berikut:a. RobbaniyahRobbaniyah adalah bahwa ajaran Islam bersumber dari Allah, bukan hasil pemikiran manusia. Firman Allah dalam surat As-Sajdah ayat 2:Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam. (Q. S. As-Sajdah: 2)b. KomprehensifKesempurnaan Islam tidak terlepas dari Allah SWT. Allah yang menciptakan seluruh alam dalam keadaan sempurna, maka agama yang Allah berikan kepada manusia juga agama yang sempurna. Tidak satupun ajaran Islam yang kontradiktif, semuanya merupakan satu kesatuan yang padu, yang pada intinya terfokus pada ajaran tauhid. Allah berfirman yang artinya: ........Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..... (Q. S. Al-Maidah (5): 3)c. IntegralSifat integral adalah merupakan sifat keaslian Islam. Integralistik Islam terletak pada ajarannya, yaitu ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan. d. UniversalIslam diemban oleh Nabi Muhammad SAW diperuntukkan bagi seluruh manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, Islam dikenal sebagai agama yang bersifat universal. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Anbiya ayat 107: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(Q. S. Al-Anbiya: 107) Pokok-Pokok ajaran IslamAturan-aturan yang ada dalam Islam secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua macam. Yaitu aturan yang berupa kaidah umum dan aturan yang berupa kaidah mendetail.1. Kaidah UmumDalam Islam ditemui kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami, sederhana dan mudah dipraktekkan. Mencakup masalah-masalah baru yang menjadi kemaslahatan umat manusia. Yang termasuk kaidah umum adalah: Musyawarah Persamaan. Keadilan.2. Kaidah DetailDalam Islam banyak sekali aturan-aturan yang sifatnya detail, membahas persoalan sampai yang sekecil-kecilnya. Misalnya dalam masalah perkawinan. Islam mengatur bagaimana seharusnya meminang, melamar, akad nikah dengan berbagai syaratnya, dan masih banyak lagi. Sumber Ajaran IslamIslam dibawa oleh Nabi Muhammad untuk kebahagiaan umat manusia, untuk menciptakan kesejahteraan dunia yang tentram dengan menikmati kehidupan di dalamnya.Sedangkan sumber ajaran agama Islam yaitu Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad.1.Al-Quran sebagai Sumber Ajaran Islam). Adanya ayat-ayat Al-Quran yang masih dalam bentuk garis besar memberikan peluang kepada para mufassir untuk menjelaskannya. Dalam menafsirkan Al-Quran, mereka tentu saja menggunakan kaidah-kaidah yang sebagiannya diambil dari ulum Al-Quran dan ilmu tafsir.Dalam ulum Al-Quran dibahas umpamanya, ayat-ayat makiyah dan madaniyah, sebab-sebab turun Al-Quran, irab A-Quran, ilmu qiraah, dan lain-lain.2. Hadits sebagai Sumber Ajaran Islam3. Ijtihad sebagai Sumber Ajaran IslamHasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga.Islam menghargai ijtihad meskipun ijtihad itu salah selama ijtihad itu dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Nabi bersabda yang artinya: Apabila seorang hakim menetapkan hukum dengan berijtihad, kemudian dia benar maka ia mendapatkan dua pahala. Akan tetapi jika ia menetapkan hukum dalam ijtihad itu salah maka ia mendapatkan satu pahala.(Muslim. 11, t. th: 62) Islam Untuk Seluruh Umt Manusia (Rahmatan LilAlamin)Kata Islam punya dua makna. Pertama, nash (teks) wahyu yang menjelaskan din (agama). Kedua, Islam merujuk pada amal manusia, yaitu keimanan dan ketundukan manusia kepada nash (teks) wahyu yang berisi ajaran din (agama) Allah. Berdasarkan makna pertama, Islam yang dibawa satu rasul berbeda dengan Islam yang dibawa rasul lainnya, dalam hal keluasan dan keuniversalannya. Meskipun demikian dalam permasalahan fundamental dan prinsip tetap sama. Islam yang dibawa Nabi Musa lebih luas dibandingkan yang dibawa Nabi Nuh. Karena itu, tak heran jika Al-Quran pun menyebut-nyebut tentang Taurat. Misalnya di ayat 145 surat Al-Araf: Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik. (Q. S. Al-Araf: 145)Islam yang dibawa Nabi Muhammad lebih luas lagi daripada yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Apalagi nabi-nabi sebelumnya diutus hanya untuk kaumnya sendiri. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Islam yang dibawanya lebih luas dan menyeluruh. Tak heran jika Al-Quran bisa menjelaskan dan menunjukkan tentang segala sesuatu kepada manusia. Firman Allah: (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q. S. An-Nahl: 89.Dengan kesempurnaan risalah Nabi Muhammad SAW, sempurnalah struktur kenabian dan risalah samawiyah (langit). Kita yang hidup setelah Nabi Muhammad diutus, telah diberi petunjuk oleh Allah tentang semua tradisi para nabi dan rasul yang sebelumnya. Allah SWT menyatakan hal ini dalam Al-Quran:Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran). Sedangkan tentang sempurnanya risalah agama-Nya, Allah menyatakan dalam surat Al-Maidah ayat 3, yang artinya: Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku, dan Aku ridha Islam sebagai agama bagimu sekalian. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa risalah yang dibawanya adalah satu kesatuan dengan risalah yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Perumpamaanku dan perumpamaan nabi-nabi sebelumku ibarat orang yang membangun sebuah rumah. Ia memperindah dan mempercantik rumah itu, kecuali letak batu bata pada salah satu sisi bangunannya. Kemudian manusia mengelilingi dan mengagumi rumah itu, lalu mengatakan Alangkah indah jika batu ini dipasang! Aku adalah batu bata tersebut dan aku adalah penutup para nabi, begitu sabda Rasulullah SAW. (Bukhari dan Muslim). Risalah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad telah banyak dilupakan, diselewengkan, diubah, dan ajarannya yang haq telah dihapus. Sehingga, melekatlah kebatilan di kalangan pemeluknya, baik dalam masalah akidah, ibadah, dan perilakunya. Sementara, Islam adalah agama yang sumber ajarannya, Al-Quran dan Hadits, terjaga keshahihannya. Sanadnya tersambung kepada Rasulullah SAW. Apakah ada pilihan bagi kita yang ingin berIslam kepada Alah SWT selain dengan mengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad? Tentu saja tidak. Allah berfirman: Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan." Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 2.2. Karakteristik Al-quran dan Hadist Dalam Menjawab Persoalan ModernKarakteristik alquran dan hadist di zaman modern ini adalah untuk:1. Alquran dan hadist bisa melenyapkan kepercayaan kita tentang kekuasaan suatu benda2. Alquran dan hadist menanamkan kita sifat semangat dan berani menghadapi maut3. Alquran dan hadist menanamkan sikap help dalam kehidupan kita4. Alquran dan hadist menberikan dan mengajarkan kita bagaimana membuat hati menjadi tentram5. Alquran dan hadist mengajarkan kita tentang bagaimana mewujudkan kehidupan yang baik6. Alquran dan hadist mengajarkan kita tentang hidup ikhlas dan konsekuen7. Dan alquran dan hadist memberikan dan mengajarkan kita akan makna dari suatu penyakit2.3. Hukum Pemanfaatan Donor Organ dan Jaringan Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ dan donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum tersebut, yaitu :1. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup Dalam syariat islam seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya mendonorkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti ginjal. Akan tetapi mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya. Maka hukumnya tidak diperbolehkan, berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 195 dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan An Nisa ayat 29 dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri Al Maidah ayat 2 dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan dalam hal ini Allah SWT telah membolehkan memberikan maaf dalam masalah qishash dan berbagai diyat. Allah SWT berfirman : Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kalian dan suatu rahmat. (QS. Al Baqarah : 178) . 2. Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah MeninggalSebelum kita mempergunakan organ tubuh orang yang telah meninggal, kita harus mendapatkan kejelasan hukum transplantasi organ dari donor tersebut. Adapun beberapa hukum yang harus kita tahu, yaitu : Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin menyumbangkan organnya setelah dia meninggal. Bisa dilakukan melalui surat wasiat atau menandatangani kartu donor atau yang lainnya. Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan terlebih dahulu tentang menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga penyumbang terdekat yang dalam posisi dapat membuat keputusan atas penyumbang. Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ atau jaringan yang ditentukan dapat menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup manusia lainnya. Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara prosedur medis bahwa si penyumbang organ telah meninggal dunia. Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban kecelakaan lalu lintas yang identitasnya tidak diketahui tapi hal itu harus dilakukan dengan seizin hakim.Hukum pemilikan tubuh seseorang yang telah meninggal. Untuk mendapatkan kejelasan hukum trasnplantasi organ dari donor yang sudah meninggal ini, terlebih dahulu harus diketahui hukum pemilikan tubuh mayat, hukum kehormatan mayat, dan hukum keadaan darurat. Mengenai hukum pemilikan tubuh seseorang yang telah meninggal. Sebab dengan sekedar meninggalnya seseorang, sebenarnya dia tidak lagi memiliki atau berkuasa terhadap sesuatu apapun, entah itu hartanya, tubuhnya, ataupun istrinya. Oleh karena itu dia tidak lagi berhak memanfaatkan tubuhnya, sehingga dia tidak berhak pula untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya atau mewasiatkan penyumbangan organ tubuhnya. Berdasarkan hal ini, maka seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya dan tidak dibenarkan pula berwasiat untuk menyumbangkannya. Sedangkan mengenai kemubahan mewasiatkan sebagian hartanya, kendatipun harta bendanya sudah di luar kepemilikannya sejak dia meninggal, hal ini karena Asy Syari (Allah) telah mengizinkan seseorang untuk mewasiatkan sebagian hartanya hingga sepertiga tanpa seizin ahli warisnya. Jika lebih dari sepertiga, harus seizin ahli warisnya. Adanya izin dari Asy Syari hanya khusus untuk masalah harta benda dan tidak mencakup hal-hal lain. Izin ini tidak mencakup pewasiatan tubuhnya. Karena itu dia tidak berhak berwasiat untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya setelah kematiannya. Mengenai hak ahli waris, maka Allah SWT telah mewariskan kepada mereka harta benda si mayit, bukan tubuhnya. Dengan demikian, para ahli waris tidak berhak menyumbangkan salah satu organ tubuh si mayit, karena mereka tidak memiliki tubuh si mayit, sebagaimana mereka juga tidak berhak memanfaatkan tubuh si mayit tersebut. Padahal syarat sah menyumbangkan sesuatu benda, adalah bahwa pihak penyumbang berstatus sebagai pemilik dari benda yang akan disumbangkan, dan bahwa dia mempunyai hak untuk memanfaatkan benda tersebut. Dan selama hak mewarisi tubuh si mayit tidak dimiliki oleh para ahli waris, maka hak pemanfaatan tubuh si mayit lebih-lebih lagi tidak dimiliki oleh selain ahli waris, bagaimanapun juga posisi atau status mereka. Karena itu, seorang dokter atau seorang penguasa tidak berhak memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang sudah meninggal untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkannya.Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup. Allah SWT menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang hidup. Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban). Imam Ahmad meriwayatkan dari Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia berkata,Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan. Maka beliau lalu bersabda : Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu ! Imam Muslim dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Sungguh jika seorang dari kalian duduk di atas bara api yang membakarnya, niscaya itu lebih baik baginya daripada dia duduk di atas kuburan ! Hadits-hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa mayat mempunyai kehormatan sebagaimana orang hidup. Begitu pula melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah sama dengan melanggar kehormatan dan menganiaya orang hidup.2.4. Ketentuan Donor, Pendonor, dan ResipienKetentuan seseorang yang dapat melakukan pendonoran dan didonorkan adalah sebagai berikut Orang muslim terhadap orang muslim lainnya yang membutuhkan asalkan dapat memenuhi semua persyaratannya. Orang muslim terhadap orang nonmuslim yang membutuhkan, tetapi tidak boleh diberikan kepada orang kafir kharbi yang memerangi kaum muslim.Meliputi orang kafir yang memerangi kaum muslim lewat perang pikiran dan yang brusaha merusak islam dari segala aspek.Demikian pula tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh kepada orang murtad yaitu orang yang keluar dari agama islam. Sebab menurut pandangan islam orang murtad berarti telah menghianati agama dan umatnya sehingga ia berhak dihukum mati.Apabila ada dua orang membutuhkan batuan donor organ tubuh yang satu muslim dan satunya nonmuslim, maka yang muslim itulah yang harus di utamakan. Allah berfirman:Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang yang lain...(At-taubah:71)Seorang muslim saleh dan komitmen terhadap agama islam lebih utama diberi donor dari pada orang fasik.Apabila ada muslim yang menjadi kerabat atau tetangga sipendonor, makanmereka lebih utama dari pada yang lain. Allah berfirman:....Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (dari pada yang bukan kerabat) didalam kitab Allah.... (Al-Anfal:75)

Orang nonmuslim kepada orang muslim yang membutuhkan Karena tubuh manusia tidak dapat diidentifikasi sebagai organ tubuh islam atau kafir, ia hanya merupakan alat yang dipergunakan manusia sesuai dengan aqidah dan pandangan hidupnya. Ahli waris boleh mendonorkan organ tubuh mayit kepada sesorang yang membutuhkan.Hal ini didasarkan apabila seseorang telah meninggal dunia, maka dia di anggap tidal layak memiliki sesuatu sesuatu. Sebagaimana kepemilikan hartanya yang juga berpindah kepada ahli warisnya. Pendonoran organ tubuh si mayit oleh ahli warisnya dapat menjadi perantara, sebab terselamatkannya kehidupan orang lain yang membutuhkan organ tubuh tersebut, misalnya ginjal dan jantung. Hanya saja para ahli waris tidak boleh mendonorkan organ tubuh simayit jika sewaktu hidupnya si mayit berperan agar organ tubuhnya tidak didonorkan, dan peran/wasiatnya itu wajib dilasanakan selama bukan berisi maksiat2.5. Hukum Memperjual Belikan Organ dan Jaringan Tubuh ManusiaApabila pencangkokan tersebut dilakukan pada saat pendonor dalam keadaan hidup sehat walafiat, begitu juga sakit (koma) atau hampir meninggal, maka hukumnya adalah dilarang (haram), sedangkan apabila di lakukan ketika pendonor sudah meninggal maka hukumnya ada yang mengharamkan, juga ada yang memperbolehkannya dengan syarat- syarat tertentu. Adapun syarat-syaratnya adalah : Resipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh pengobatan secara medis dan non medis, tapi tidak berhasil. Pencangkokan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat bagi repisien dibandingkan dengan keadaan sebelum pencangkokan. Menurut Prof. Drs. Masjfuk Zuhdi Ada beberapa dalil yang di nilai sebagai dasar pengharaman transplantasi organ tubuh ketika pendonor dalam keadaan hidup, antara lain: Firman Allah dalam surat Al-Baqaroah: 195 Artinya:Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaanHadits Rasulullah: Artinya: Tidak di perbolehkan adanya bahaya pada diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lain. (HR. Ibnu Majah). Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau ginjalnya kepada orang lain yang buta atau tidak mempunyai ginjal ia (mungkin) akan menghadapi resiko sewaktu-waktu mengalami tidak berfungsinya mata atau ginjalnya yang tinggal sebuah itu, dari itu dapat di pahami adanya unsur yang di nilai mendatangkan bahaya dan menjatuhkan diri pada kebinasaan.Kaidah hukum Islam: Artinya:Menolak kerusakan lebih didahulukan dari pada meraih kemaslahatanPendonor yang masih hidup berarti mengorbankan atau merusak dirinya dengan cara melepas organ tubuhnya untuk diberikan kepada orang lain dan demi kemaslahatan orang lain, yakni Resipien. Dan itu tidaklah sesuai dengan kaidah hukum tersebut.Kaidah Hukum Islam: Artinya Bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya. Kaidah ini menegaskan bahwa dalam Islam tidak di benarkan penanggulangan suatu bahaya dengan menimbulkan bahaya yang lain. Sedangkan orang yang mendonorkan organ tubuhnya dalam keadaan hidup sehat dalam rangka membantu dan menyelamatkan orang lain adalah upaya menghilangkan bahaya dengan konsekuensi timbulnya bahaya yang lain. BAB IIIPENUTUP3.1 SimpulanAgama membawa kehidupan seseorang ke dalam kehidupan yang penuh keteraturan karena agama merupakan ketetapan Ilahi yang diwahyukan kepada nabi-Nya sebagai pedoman hidup manusia. .Islam adalah peraturan yang diwahyukan oleh Allah kepada para rasul untuk ditaati dalam rangka menciptakan keselamatan, kesejahteraan dan perdamaian bagi umat manusia.Ajaran Islam memiliki karakteristik robbaniyah (bersumber dari Allah), komprehensif (sempurna), integral (menyeluruh), dan universal (rahmatan lilalamin). Islam juga menegaskan prinsip musyawarah, persamaan, dan keadilan bagi seluruh manusia.Dalam agama islam transplantasi/pencangkokan organ itu diperbolehkan saja asalkan berasal dari donor yang telah meninggal dan dalam keadaan darurat dan kita juga diperbolehkan menggunakan organ hewan asalkan hewan itu tidak najis/halal.3.2 SaranDari paparan di atas, penulis berharap semoga dapat memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang keagamaan yang menyangkut keislaman. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA Al Nadwi, Ali Abdul Hasan. 1988. Islam Membangun Peradaban Dunia. Jakarta:Dunia Pustaka Jaya.Anshari, Endang Saepudin. 1976. Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali.Anonim. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarka:EGCHanifah, Jusuf M. dan Amir.2009.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC.http://permatacanberra.wordpress.com/2007/03/14/seputar-masalah-pencangkokan-organ-tubuh/http://osolihin.wordpress.com/2008/05/10/nasyrah-hukum-syara-transplantasiorgan-tubuh

20