contoh makalah agama keteladanan rasulullah dalam

29
Contoh Makalah Agama Keteladanan Rasulullah dalam membina umat di madinah Buat sahabat-sahabat yang perlu akan informasi seputar contoh makalah, nih aku kasih.. Boleh kopas, asal tanggung jawab ok!!! hhhhh.. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setelah beriman kepada Allah SWT maka beriman kepada Rasulullah SAW adalah sebagai pondasi yang utama. Sebab, seluruh pondasi yang lainnya dibangun diatas keimanan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW. Sehingga orang yang tidak beriman kepada Rasulullah SAW dan hanya beriman kepada Allah SWT saja, itu tidaklah cukup dan merupakan suatu hal yang batal (imannya tidak sah). Banyak sekali keteladanan yang dapat kita ambil dari perilaku Nabi Muhammad SAW, dan salahsatunya yaitu keteladanan beliau ketika membina umat di Medinah. Banyak sekali tantangan yang beliau hadapi, namun dengan ketekunannya beliau dapat melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. I.2. Rumusan Masalah/ Identifikasi Masalah 1 Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah SAW di Medinah? 2. Bagaimana profil Rasulullah SAW di Medinah? 3. Bagaimana substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Medinah? 4. Bagaimana cara meneladani sikap Rasulullah ketika di Medinah?

Upload: yapialhikmahakbar

Post on 19-Jan-2016

306 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Contoh Makalah Agama Keteladanan Rasulullah dalam membina umat di madinah

Buat sahabat-sahabat yang perlu akan informasi seputar contoh makalah, nih aku kasih..

Boleh kopas, asal tanggung jawab ok!!! hhhhh..

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setelah beriman kepada Allah SWT maka beriman kepada Rasulullah SAW adalah

sebagai pondasi yang utama. Sebab, seluruh pondasi yang lainnya dibangun diatas keimanan

kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW. Sehingga orang yang tidak beriman kepada

Rasulullah SAW dan hanya beriman kepada Allah SWT saja, itu tidaklah cukup dan merupakan

suatu hal yang batal (imannya tidak sah).

Banyak sekali keteladanan yang dapat kita ambil dari perilaku Nabi Muhammad SAW,

dan salahsatunya yaitu keteladanan beliau ketika membina umat di Medinah. Banyak sekali

tantangan yang beliau hadapi, namun dengan ketekunannya beliau dapat melaksanakan tugasnya

dengan sangat baik.

I.2. Rumusan Masalah/ Identifikasi Masalah

1 Bagaimana perjalanan dakwah Rasulullah SAW di Medinah?

2. Bagaimana profil Rasulullah SAW di Medinah?

3. Bagaimana substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di Medinah?

4. Bagaimana cara meneladani sikap Rasulullah ketika di Medinah?

I.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam pada materi pembahasan “Keteladanan Rasulullah SAW dalam

membina umat di Medinah”

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai sejarah dakwah Rasulullah SAW di Medinah.

2. Memberikan informasi mengenai profil Rasulullah SAW di Medinah.

3. Memberikan informasi mengenai substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW.

4. Memberikan informasi mengenai cara meneladani sikap Rasulullah ketika di Medinah

I.4. Metoda dan Teknik Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan teknik yang dianggap dapat

membantu dalam penulisan. Adapun teknik yang kami gunakan yaitu study pustaka. Dalam hal

ini kami mengumpulkan informasi yang bisa kami jadikan bahan materi dari buku, internet, dll.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH HIJRAH RASULULLAH SAW DARI MEKAH KE MADINAH

Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah

rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi

melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun datang silih

berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.

Sepeninggal istri dan pamannya ditahun ‘amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena

kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau.

Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh

yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy

memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh

abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu

perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.

Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas

pembunuhan Nabi Saw.Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh

kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muth’im. Sehingga Nabi saw dapat

melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.

Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah

ke Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah

dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau

berangkat.

Setelah rasulullah tiba di madinah di sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang

merindukan seorang pemimpin yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang

terlebih dahulu hijrah ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.

Rasulullah s.a.w menata persatuan umat islam dengan mempersaudarakan dan

mempersatukan setiap orang dari golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari

golongan ansor. Seperti abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah

bin zuhair dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal, umar

bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf dengan sa’ad bin ar-robbi.

Terjalinnya persatuan dan persauadaraan yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah

s.a.w mengambil langkah-langkah berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan

perekonomian masyarakat. Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah.

Kaum ansor penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat

ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :

1. tempat tinggal / rumah untuk berteduh

2. keperluan sandang & pangan sehari-hari

3. lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah

4. mencarikan & meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta

5. membagi tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam

6. memberikan pelatihan cara-cara bercocok tanam

7. membantu menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian &

peternakan

8. memberikan & mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga

Terjadinya sikap persaudaraan & kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya

transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi

berbeda. Kaum muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan,

sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian& perkebunan.

Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk membangkitkan ekonomi

kaum muslimin pada waktu itu.

Tingkat persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor

telah terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah & keimanan yang tak

dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”, tolong- menolong & bantu- membantu

dengan tulus & ikhlas.

Tali persaudaraan mereka ini sudah terjalin sangat lama, seperti firman Allah s.w.t :tûïÏ%©!$#ur râä§qt7s? u‘#¤$!$# z`»yJƒM}$#ur `ÏB ö/ʼnÏ=ö7s% tbq™7Ïtä† ô`tB t �y_$yd öNÍköŽs9Î) Ÿwur tbr߉Ågs† ’Îû öNÏdÍ‘r߉߹ Zpy_%tn !$£JÏiB (#qè?ré& šcrã �ÏO÷sãƒur #’n?tã öNÍkŦàÿRr& öqs9ur tb%x. öNÍkÍ5 ×p|¹$|Áyz 4 `tBur s-qム£xä© ¾ÏmÅ¡øÿtR š �Í´¯»s9'ré'sù ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÒÈ Artinya :"dan orang-orang (Ansar) yang menempati (Madinah) dan telah beriman sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (Orang Muhajirin) atas dirimereka sendiri, meskipun mereka juga memerlukannya dan siapa yang dipelihara dirinya dari kekikiran mereka itulah orang-orang yang beruntung. ;(Q.S Al-Hasyir, 59:9)

Rasulullah s.a.w menganjurkan kaum muslimin tidak menjadi beban bagi yang lainnya.

Kaum muhajirin yang terlalu lama menggantungkan pemberian kaum ansor. Mereka mengambil

sikap dengan lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Misal abdurrahman bin auf, usman bin affan

& suhaib bin sinan memilih menjadi saudagar di pasar, abu bakar sidiq, umar bin kathab & sa’ad

bin abi waqas memilih menjadi petani dan mu’adz bin jabal sebagai warga asli madinah

mengajari mereka cara bercocok tanam. Rasulullah s.a.w memilih menjadi petani dengan

membeli kebun milik para sahabat ansor.

Ekonomi umat islam mulai bangkit dari berbagai sektor baik perdagangan, pertanian &

jasa. Melihat perkembangan islam yang pesat di madinah, menimbulkan kaum kafir mekkah

selalu melancarkan provokasi & hasutan, berusaha menghancurkan agama islam dan nabi

membawanya muhammad s.a.w.

Sejarah perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa kali

peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum yahudi madinah di

antaranya adalah :

a) perang badar ( 17 ramadhan 2h / 3 januari 623M )

b) perang uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )

c) perang kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )

d) perang bani quraidzah

1. PERANG BADAR

Perang badar terjadi pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijriyah / 3 januari 623 M.

Bertempat di perigi bernama badar antara mekkah dan madinah. Oleh sebab itu, peprangan

tersebut di beri nama badar. Ketika kafilah perdagangan kaum kafir quraisy yang di pimpin abu

sofyan bin harb melintasi ujung batas negeri madinah, rasulullah s.a.w menyiapkan pasukan

islam sebanyak 313 orang untuk mencegatnya. Bendera perang di serahkan kepada mushab bin

umair. Abu sufyan meminta bantuan abu jahal di mekkah dan di kirimlah kekuatan 1000 orang.

Setelah pasukan kafir quraisy telah menuju desa badar maka pasukan islam menyongsongnya

dan berkemah di dekat sumber air di desa badar.

Sebelum perang massal terjadi, terlebih dahulu pasukan kafir Quraisy menantang perang

tanding satu lawan satu. Dengan semangat jiha yang tinggi, pasukan Islam segera meminta izin

kepada Posulullah SAW agar untuk menjawabnya tantangan pasukan kafir. Rosulullah

mengizinkan dan mengutus tiga orang perwiranya yang gagah perkasa, pemberani dan sangat

kuat imannya, yaitu Hamzah bin Abdul Mutalib, Ali bin Abi Talib dan Ubaid dan Haritsah.

Sedangkan dari pihak kafir Quraisy mengutus perwiranya, yaitu Utba bin Rabia, Syaiba

saudaranya Utba dan Walid Bin Utba (anaknya).

Perang tanding pun dimulai, hanya dalam hitungan detik Hamzah bin abdul mutalib

dapat menebas leher Syaiba hingga tewas. Begitu juga Ali bin Abi Talib juga dapat membunuh

Walid bin Utba dengan sekejab, sedangkan Ubaid bin haritsah tampak saling melukai, namun

menyaksikan saudaranya terdesak, Hamzah bin Abdul Mutalib segera menebaskan pedangnya

ke leher Utba hingga tewas.

Menyaksikan perwiranya pilihannya terbunuh, Abu Sufyan segera menyerukan

komandonya untuk menyerang kaum muslimin. Sedangkan dipihak muslim, Rosulullah SAW

masih tampak khawatir melihat pasukan musuh yang begitu besar jumlahnya. Namun Allah

SWT tidak akan membiarkan utusannya dalam kecemasan, maka segeralah diturunkan wahyu

untuk meyakinkan hati Nabi Muhammad SAW yaitu firman Allah SWT :

$pkš‰r'¯»tƒ �ÓÉ<¨Z9$# ÇÚÌh �ym šúüÏZÏB÷sßJø9$# ’n?tã

ÉA$tFÉ)ø9$# 4 bÎ) `ä3tƒ öNä3ZÏiB tbrçŽô³Ïã tbrçŽÉ9»|¹ (#qç7Î=øótƒ

Èû÷ütGs �($ÏB 4 bÎ)ur `ä3tƒ Nà6ZÏiB ×ps �($ÏiB (#þqç7Î=øótƒ $Zÿø9r&

z`ÏiB šúïÏ%©!$# (#rã �xÿx. óOßg¯Rr'Î/ ×Pöqs% žw šcqßgs)øÿtƒ ÇÏÎÈ

Artinya :

”wahai Nabi (Muhammad), korbankanlah semangat para mukimin utnuk berperang. Jika ada

20 orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan 200 oarang musuh.

Dan jika ada 200 orang (yang sabar) diantaramu, niscaya mereka dapat mengalahkan 1000

orang kafir, karena orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.”“(QS. Al-Anfal : 65)”

Setelah mendapat wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW segeramengobarkan semangat

jihad kepada pasukan Islam yang telah siaga menerima perintah dari beliau. Tidak ada sedikit

pun perasaan takut dan bimbang dalam pasukan muslim, sebaliknya jiwa mereka dipenuhi

dengan semangat jihad membela agama Allah dan Rosul-nya. Nabi segera memberikan

komando perang dengan mengucapkan kalimat “Ahad, Ahad, Ahad.”

Mendengar komando Rouslullah SAW pasuka Islam segera berhamburan kemedan

perang dengan gagah perkasa. Puluhan musuh terbubuh dengan sabetan pedang Hamzah bi

Abdul Mutalib (Paman Nabi), puluhan lainnya tewas di tangan Ali bin Abi Talib , pemuda

muslim yang gagah dan pemberani, ahli strategi perang tanding. Sa’ad bin Abi Waqas sahabat

senior, ahli pembidik panah m,endengar seruan Nabi ; “Bidikan anak panahmu hai Sa’ad, ibu

Bapakmu menjadi jaminan bagimu.” Sa’ad teringat do’a Nabi kepadanya pada saat baru masuk

Islam. “ Ya Allah, Tepatkanlah bidikan panahnya, dan kabulkanlah do’anya.” Maka

menggelerolah semangat juang Sa’ad seketika, hampir tidak ada anak panah yang dilepasnya

tanpa menewaskan musuh yang menjadi sasarannya.

Nabi sendiri tidak hanya mengomando di belakang, beliau maju kedepan sambil

menaburkan debu ke arah musuh, seraya berkata:”Hitamlah wajahmu”, kemudian memberi

komando,”serbu...! pasukan islam terus berjuang dengan penuh semangat untuk membela dan

mempertahankan agam islam. Rasulullah SAW juga terus menyemangati pasukannya dengan

berulang-ulang membacakan ayat al-qur’an berikut:

øŒÎ) ÓÇrqムy7•/u‘ ’n<Î) Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ’ÎoTr& öNä3yètB

(#qçGÎm;sWsù šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä 4 ’Å+ø9é'y™ ’Îû É>qè=è%

šúïÏ%©!$# (#rã �xÿx. |=ôã”�9$# (#qç/ÎŽôÑ$$sù s-öqsù É-

$oYôãF{$# (#qç/ÎŽôÑ$#ur öNåk÷]ÏB ¨@à2 5b$uZt/ ÇÊËÈ

Artinya: “...kelak akan aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka

pukullah atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS. Al-Anfal:12)

Mendengar seruan rasulullah SAW itu, para sahabat berjuang dengan gigih dan

pemberani, sehingga kemenangan dapat di raih dan korban dari pihak muslim dapat di tekan.

P[asukan kafir yang sudah terdesak berlari kocar-kacir meninggalkan segala perbekalan yang

dibawanya. M,ereka menderita kekalahan yang cukup parah, dan jumlah korbannya yang

terbunuh cukup banyak, yakni 70 orang tewas termasuk Abu jahal dan 70 orang lainnya tertawan

oleh pasukan islam, belum lagi korban luka yang jumlahnya ratusan. Sedangkan dari pihak

muslim, 15 orang gugur sebagai syahid dan beberapa orang luka.

Kemenangan perang badar itu, sebagai bukti keteguhan dan kekuatan iman kaum

muslimindalam memperjuangkan agama Allah SWT yang pada gilirannya dapat mengharumkan

nama umat islam dan kebesaran agama islam.

2. PERANG UHUD

Perang uhud terjadi pada pertengahan bulan sya’ban tahun 3 hijriyah/bulan januari 625

M bertempat di kaki bukit uhud yang terletak di sebelah utara kota madinah.

Kekalahan perang badar, membuat pasukan kafir quraisy dendam kesumat. Mereka

menyiapkan 3000 orang pasukan. Abbas bin abdul muthalib (paman nabi) yang waktu itu belum

masuk islam khawatir akan keselamtan keponakannya (nabi muhammad SAW), kemudian

mengutus kurir memberitahukan kepada nabi bahwa umat islam akan diserang.

Nabi muhammad SAW bermusyawarah dengan para sahabat dan memutuskan untuk

menghadapi pasukan kafir quraisy di luar kota madinah. Kaum muslimin dengan kekuatan 1000

orang di berangkatkan menuju bukit uhud. Namun sekitar 300 orang membelot menolak perang

karena hasutan oleh seorang munafik abdullah bin ubay, sehingga tinggal 700 orang yang maju

perang. Rasulullah SAW mengatur strategi dan taktik, dimana 50 orang ahli panah yang di pilih

oleh abdullah ibu jarir di tempatkan di atas bukit dan berpesan agarb tidak meninggalkan bukit

dalam kedaaan apapun sampai ada komando berikutnya. Pasukan berkuda di tempatkan di

bawah bukit dengan siaga penuh.

Seperti biasa, perang di mulai dengan duel satu lawan satu. Pihak musuh menampilkan

empat bersaudara, yaitu talhah bin abi talhah, usman bin abi talhah, as’ad bin abi talhah, dan

musami bin abi talhah. Sedangkan dari pihak muslimin hanya menampilkan dua perwira

perkasa, yaitu ali bin abi talib dan hamzah bin abdul muthalib. Namun keempat musuh dari

pihak kafir itu dapat di tumpas dengan mudah. Talhah dan as’ad terbunuh oleh hamzah,

sedangkan usman dan musami tewas di tangan ali.

Perang massal pun segera berkobar, pasukan muslim berjuang dengan gagah berani,

banyak musuh yang terkapar oleh pedang kaum muslimin. Bahkan hanya dalam hitungan jam,

pasukan muslimin merasa telah mendapat kemenangan dan mereka ingin segeramendapatkan

harta rampasan yang ditinggalkan musuh, sehingga merreka lupa akan pesan rasulullah SAW

agar tidak meninggalkan posko sebelum ada komando. Pasukan pemanah berhamburan turun

kebawah turut mengumpulkan harta rampasan, sedangkan pada saat yang bersamaan, pasukan

pemanah kafir yang di pimpin oleh khalid bin walid segera mengisi tempat yang ditinggalkan

pasukan muslimin.

Maka dalam waktu sekejap, pasukan kafir yang telah berada di posisi strategis dapat

menghancurkan kaum muslimin yang sedang berebut harta ghanimah. Pasukan islam terjepit dan

banyak syuhada yang berguguran.

Di tengah hiruk pikuk peperangan, terdengar suara bahwa rasulullah SAW terbunuh yang

dikumandangkan oleh pihak musuh, dengan maksud melemahkan mental pasukan islam.

Rasulullah SAW sendiri memang sedang turut berkecamuk di kancah peperangan, beliau

terdesak oleh musuh sehingga terjerembab ke dalam lubang. Nmaun pasukan islam yang

bertugas melindungi keselamatan jiwa nabi seperti ali bin abi tholib. Abu dujanah, saad bin abi

waqash dan umu umarah (pahlawan wanita yang setia membela nabi) segera sigap menolong

beliau. Rasul pun dapat terselamatkan dan segera diserukan kepada kaum muslimin bahwa

rasulullah SAW masih hidup.

Perang terus berlangsung datanglah ubay bin khalaf sambil menghunus pedang hendak

mencoba membunuh rasulullah SAW namun beliau segera sigap mengambil tindakan

mempertahankan diri dengan menghujamkan pedangnya ke tubuh ubay bin khalaf hingga tewas.

Itulah kali pertama dan terakhir musuh tewas di tengah beliau. Akibat perang yang tak

terkendalikan, rasulullah SAW mendapat luka yang cukup parah di kening dan anggota tubuh

lainnya, gigi gerahamnya patah dan banyak mengeluarkan darah.

Peperangan di menangkan oleh pasukan kafir quraisy, kaum muslimin mangalami

kekalahan yang cukup parah. Lebih dari 70 orang gugur sebagai syuhada dan puluhan lainnya

mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan pasukan kafir segera menarik diri dan beranjak

menuju kampung halaman mereka di mekkah.

Setelah peperangan mereda, kaum muslimin segera mengumpulkan jenazah para

syuhada, satu persatu merreka di kenali identitasnya, kemudian di baringkan secara rapi dan

berjejer. Rasulullah SAW segera memeriksa jenazah para sahabatnya yang gugur sebagai

syuhada tersebut. Satu persatu di kenali wajahnya dan semuanya dalam kondisi mengenasakan,

mereka dianiaya setelah tak berdaya, bahkan ada yang di rusak anggota tubuhnya setelah mereka

mati. Hal itu terbukti dari pemeriksaan rasulullah SAW, ternyata ada jenazah kaum muslimin

yang telah hilang telinganya, ada yang ususnya terburai, matanya di cukil dengan ujung pedang

dan kekejian –kekejian lainnya.

Lebih parah lagi ketika beliau menyaksikan jenazah pamannya, hamzah bin abi mutholib

jenazah paman tercinta rasul itu sangat mengenasakan, usunya terburai jantung dan limpanya

hilang di makan oleh hindun binti jahsyin istri abu sufyan, telinganya hancur, dan matanya

dicungki pedang. Rasulullah SAW menangis meneteskan air mata, seraya bersabda:”seumur

hidupku belum pernah bersedih dan semarah ini. Demi sekiranya nanti Allah memberi

kemenangan kepaada kita, mereka akan kuperlakukan menurut cara yang belum pernah di

perbuat oleh bangsa arab”.

Kesedihan rasulullah SAW terhadap meninggalnya hamzah bin abdul muthalib adalah

wajar,mengingat betapa besar keimanan dan kesetiaan hamzah membela agam Allah dan

melindungi beliau. Semasa hidupnya, hamzah di kenal sebagai seorang yang gagah dan

pemberani dalam membela kebenaran, sehingga rasulullah amat terkesan atas jasa baiknya. Kini

orang yang di berinya julukan : singa Allah dan rasul-Nya, singa padang pasir, pembela

kaumnya dan pedang agamanya itu telah tiada dan gugur dan sebagai syahid.

Bagi rasulullah SAW hamzah adalah orang yang paling di hormatidan di cintainya.

Sehingga kepergiannya ke alam baka sangat memukau jiwa beliau, jika tidak ada keimanan yang

mendalam di lubuk hatinya, niscaya beliau tidak terima paman kesayangannya itu di bunuh

secara sadis dan tidak berperikemanusiaan. Dalam hati beliau ingin rasanya membalaskan

dendam terhadap orang-orang kafir biadab itu. Namun Allah SWT Maha Pengasih dan

Penyayang terhadap hamba-Nya, segeralah turun wahyu surat An-Nahl: 126-127 berikut:

÷bÎ)ur óOçGö6s%%tæ (#qç7Ï%$yèsù È@÷VÏJÎ/ $tB OçFö6Ï%qãã

¾ÏmÎ/ ( ûÈõs9ur ÷Län÷Žy9|¹ uqßgs9 ׎ö�yz šúïÎŽÉ9»¢Á=Ïj9 ÇÊËÏÈ

÷ŽÉ9ô¹$#ur $tBur x8çŽö9|¹ žwÎ) «!$$Î/ 4 Ÿwur ÷bt“øtrB

óOÎgøŠn=tæ Ÿwur Û �s? ’Îû 9,øŠ|Ê $£JÏiB šcrã �à6ôJtƒ ÇÊËÐÈ

Artinya:

“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang di

timpakan kepadamu. Tapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi

orangyang sabar. Dan sabarlah (muhammad) dan kesabaranmu itu semata –mata dengan

pertolongan allah, dan janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran mereka dan jangan

pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” (QS. An-Nahl: 126-127)

Setelah menerima wahyu tersebut, semangat rasulullah SAW kembali bangkit dan

keesokan harinya segera menyiapkan satu pasuakan yang langsung di bawah komando beliau.

Rasulullah SAW dan kaum muslimin segera bangkit mengejar pasukan kafir yang di perkirakan

masih ada di tengah perjalanan. Memang demikian adanya. Pasukan kafir mendapat laporan

bahwa pasukan islam di bawah komando muhammad tengah mengadakan pengejaran. Abu

sufyan merasa was-was dan ketakutan. Menhadapi pasukan muhammad takut kalah, langsung

pulang ke mekkah takut di perolok dan di lecehkan kaumnya. Akhirnya abu sufyan sebagai

pemimpin kafir membuat siasat tipu muslihat. Pasukan islam di suruhnya menunggu di suatu

tempat karena akan di serang oleh pasukan kafir, maka berhentilah pasukan muslimin menunggu

serangan, sedangkan pasukan kafir tetpa meneruskan perjalanan pulang ke mekkah. Dengan

demikian berakhirlah perang uhud dengan kemenangan pihak kafir.

3.PERANG KHANDAK

Perang khandak terjadi pada bulan syawal tahun ke-5 hijriyah/maret 627 M bertempat di

sebelah utara kota madinah. Sebab rasa dendam kaum yahudi dari suku bani nadzir yang terusir

oleh pasukan islam dari madinah tidak pernah padam, mereka berusaha menghasut kafir quraisy

mekkah agar mau bersekutu dengan mereka untuk memerangi umat islam di madinah.

Abu sufyan menyiapkan pasukan sebanyak 10.000 orang, yang merupakan gabungan

beberapa suku, antara lain suku quraisy dan para sekutunya. Karena pasukan gabungan antara

suku-suku yang memusuhi islam, maka perang khandak juga di sebut dengan perang ahzab.

Sanak family rasulullah SAW yang masih tinggal di mekkah segera melaporkan kesiapan

pasukan kafir tersebut kepada beliau, maka musyawarah pun di gelar dengan para sahabat

muhajirin dan ansar. Masing-masing sahabat mengajukan usul yang brilian tentang teknik dan

strategi perang kali ini, namun banyak di setujui forum adalah pendapatnya salman al farisi,

yaitu dengan cara bertahan di dalam kota, namun hendaknya di dalam kota di pagari dengan

parit-parit yang lebar dan dalam. Oleh sebab itu perang ini di namai perang khandak.

Selesai musyawarah, rasulullah segera memimpin penggalian, beliau yang pertama kali

menggali dan memecahkan batu untuk di angkat ke permukaan. Para sahabat segera mengikuti

jejak beliau dengan penuh semangat. Kaum muslimin pada waktu itu sedang di timpa kesukaran

di bidang ekonomi akibat perang yang berkepanjangan, para petani belum sempat bertani, para

pedagang tidak sempat berjualan, para peternak juga kehabisan modal untuk membeli ternak

baru, sebab ternak mereka habis di gunakan untuk keperluan jihad. Namun rasulullah SAW

adalah seorang pemimpin yang luar biasa, beliau tahu kalau umatnya kelaparan dan kekurangan

pangan, maka setiap seruan tidak hanya perintah tapi juga turut mengerjakan perbuatan tersebut.

Begitu pula dalam pembuatan parit di perbatasan kota madinah.

Akhirnya tidak lebih dari satu minggu, terbujurlah parit dari arah barat ke timur di

kawasa kota madinah, sedangkan arah lain terdapat perkampungan penduduk dan kebun-kebun

kurma, sehingga kota madinah seolah-olah telah di bentengi. Pasukan islam telah di siagakan di

kawasan barat dan timur kota madinah. Zaid bin haritsah membawa bendera muhajirin dan sa’ad

bin ubadah membawa bendera ansar.

Pasukan kafir telah sampai di lereng bukit uhud, mereka mengira bahwa pasukan islam

akan menghadang mereka di tempat itu lagi, sebagaimana pada waktu perang uhud. Namun

setelah lama dan bosan menunggu, akhirnya mereka bergerak menuju madinah.

Sesampainya di gerbang kota madinah, mereka tercengang dengan taktik perang yang

dilakukan kaum muslimin. Kota madinah telah di kelilingi oleh parit yang dalam dan lebar, lebar

parit sepanjang empat meter dan dalamnya enam meter, sehingga menyulitkan mereka

memasuki kota madinah. Untuk menunggu serangan dari pasukan islam, mereka mendirikan

kemah di sekitar parit.

Beberapa perwira kafir quraisy mencoba menerobos parit, namun ali bin abi tolib dengan

sigap membantai mereka hingga tewas sebagian lari menyelamatkan diri. Perang tidak terjadi

secara masal, melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan tombak.

Pasa saat-saat mencekam dan genting seperti itu, kaum yahudi dari bani quraidzah

sengaja mengambil kesempatan dengan melanggar perjanjian, mereka bersekutu dengan kafir

quraisy untuk membasmi kaum muslimin. Untung salah seorang tokoh Yahudi bernama Nu’aim

bin Mas’ud telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi, sehingga tidak diketahui oleh

kaumnya. Nu’aim segra menghada Rosulullah mengizinkannya dan ia pun segera melaksanakn

tugasnya itu.

Mula-mula Nu’aim bin Mas’ud menghadap kepala suku Bani Quraidzah dengan segala

taktiknya, kemudian menghadap pembesar kafir Quraisy dan menyampaikan pendapat kepala

suku Bani Quraidzah. Maka dengan bangga Abu Sufyan segera merencanakan penyerangan kota

Madinah secara serentak pada hari sabtu, namun Bani Quraidzah menolak dengan alasan hari

sabtu bagi mereka adalah hari terlarang utnk perang. Abu Sufyan mengancam akan menyerang

balik Bani Quraidzah jika tidak mau bersekutu, namun kepala suku Bani Quraidzah tetap pada

pendiriannya. Penyerangan atas kota Madinah pada waktu itu sangat dingin dan tidak

bersahabat. Selama menunggu di sebrang parit, banyak pasukan nkafir yang mati dan terkena

penyakit malaria, sampai tiba “Waktunya Allah menurunkan Azab bagi mereka”.

Angin berhembus kencang berupa angin puting beliung yang cukup besar, sehingga

memporak porandakan perkemahan mereka, suasana terasa mencekam dan mengerikan, sampai

akhirnya Abu Sufyan memutuskan untuk kembali pulang ke Mekah utnuk menyelamatkan diri

sambil berkata “ini kutukan Muhammad”.

Dengan pulang kampungnya pasukan kafir Quraisy, berarti perang Khandak telah selesai.

Nabi dan para sahabat merasa dapat mengahdang musuh tanpa harus berpwerang, kesuksesan

perang Khandak dilukiskan dalam Al-Quran sebagai berikut :

$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#rã �ä.øŒ$# spyJ÷èÏR «!$#

ö/ä3ø‹n=tæ øŒÎ) öNä3ø?uä!%y` ׊qãZã_ $uZù=y™ö‘r'sù

öNÍköŽn=tã $\t†Í‘ #YŠqãZã_ur öN©9 $yd÷rt �s? 4 tb%Ÿ2ur ª!$#

$yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? #·Ž �ÅÁt/ ÇÒÈ

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan

kepadamu, ketika bala tentara yang tidak pernah terlihat olehmu”. (Q.S Al Ahzab:9)

4. PERANG BANI QURAIDZAH

Seperti tak pernah mengenal lelah, nabi dan para sahabat segera mengambil langkah-

langkah penting untuk menegakkan agama Allah. Musuh yang jauh telah diruntuhkan,

sedangkan musuh yang dekat lebih gawat dan berbahaya. Maka setelah perang Khandak usai,

Nabi dan para sahabat segera melakukan perhitungan terhadap kaum Yahudi Bani Quraidzah

yang melanggar perjanjian dengan kaum Muslimin.

Nabi dan pasukan Muslim segera berangkat menuju perkampungan Bani Quraidzah,

untuk mengepung kampung Yahudi tersebut sebagai balasan atas pelanggaran yang

dilaksanakannya. Ali bin Abi talib diperintahkan untuk berangkat lebih dulu melakukan

pengintaian. Sesampainya di kampung, Ali melihat tokoh penghasut dan penghianat yahudi

bernama Huyal bin Akhtab sedang berbincang dengan tokoh lainnya. Merasa diperhatikan oleh

Ali, mereka mengeraskan suaranyayang intinya menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW. Ali

merasa geram dan datang ke kampung tersebut. Maka kampung Yahudi Quraidzah dikepung .

selam bebrapa hari mereka tidak bisa kontak dengan masyarakat luar, dan suasana kehidupan

mereka menjadi gawat. Akhirnya mereka melakukan negoisasi dengan pasukan Islam. Berbagai

usulkan mereka ditolak Nabi, kecuali usulan yang terakhir, yaitu mengangkat hakim dari suku

Aus yang dipilih oleh mereka sendiri.

Maka disetujuilah Sa’ad Mu’adz seorang pemuka Aus yang dulu pernah diutus oleh nabi agar

dinasehati kaum Yahudi Bani Quraidzah untuk tidak melanggar perjanjian dan mereka menolak

dan mereka bahkan menjelek-jelkan Nabi dengan perkataan yang kotor dan nista. Kini Sa’ad itu

pulalah yang mereka tunjuk sebagai pengambil keputusan terhadap mereka.

Mula-mula sa’ad meminta semua pihak dapat mentaati keputusannya, semua pasukan

menyetujui dan menyatakan siap. Sa’ad mulai mengambil langkah-langkah, yaitu :

Pertama : semua pasukan Yahudi berkumpul ditengah kedua pasukan yang berhadapan dan

meletakkan senjata. Pasukan Yahudi pun segera mentaati putusan Sa’ad, mereka berbondong-

bondong menuju tengah lapangan dab meletakkan senjatanya. Setelah semua senjata terkumpul,

Sa’ad mengeluarkan putusan berikutnya.

Kedua : semua pasukan laki-laki dewasa dihukum bunuh sedangkan perempuan dan anak-anak

menjadi tawanan.

Meskipun keputusan Sa’ad terasa pahit oleh kaum Yahudi, namun mereka menyadari

betapa besar kesalahan yang telah mereka lakukan terhadap Nabi dan Umat Islam. Sehingga

mereka rela menjalani hukuman tanpa perlawanan.

Sedangkan Rosulullah SAW sendiri merasa bangga dengan keputusan Sa’ad, seraya

beliau berkata “ Demi yang menguasai diriku, Allah dan orang-orang yang beriman menerima

keputusan itu pula aku perintahkan”.

Demikian sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam rangka

menegakkan Agama Islam, kebenaran, keadilan dan keimanan. Mereka tidak merasa gentar

menghadapi musuh sekuat apapun, karena didalam hati mereka terdapat keimanan dan

keyakinan yang kuat terhadap Allah SWT. Demi tegaknya Agama Islam, mereka rela berkorban

pikiran, tenaga, harta benda bahkan jiwa dan raga.

B. PROFIL DAKWAH ROSULULLAH SAW DIMADINAH.

Setelah hijrah ke Madinah, Rosulullah SAW segera mengubah arah dan strategi

dakwahnya. Sebab profil masyarakat Madinah dan sekitarnya berbeda dengan masyarakat

Mekah yang dihadapi sebelumnya. Perubahan arah dan strategi dakwah beliau tersebut, menjadi

profil tersendiri bagi perjalanan dakwahnya di Madinah.

Selam lebih kurang 10 th, Rosulullah SAW berdakwah di Madinah dan berjalan dengan

sukses, sehingga Agam Islam dapat kita terima seperti sekarang ini. Kesuksesan beliau itu dapat

kiat kenali dari profil dakwah yang dibawakannya selama di Madinah, yaitu antara lain :

2 menjadikan setiap kaum muslim bersaudara sesama muslim, tanp[a membedakan asal

suku, bangsa, bahasa, budaya maupun lainnya. Seperti hal nya yang dilakukan beliau

terhadap kaum Muhajirin dan kaum Ansar.

3 bersikap tegas terhadap musuh dan berkasih sayang kepada sesamanya.

4 bersikap toleran terhadap kaum Kafir yang tidak mengganggu dan mengancam

keselamatn kaum muslimin, seperti halnya yang dilakukan beliau terhadap pemeluk agama

Yahudi di Madinah.

5 menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk keutuhan bangsa dan negara.Hal itu

dilakukan beliau dengan membuat piagam Madinah yang isinya adalah peraturan perundang-

undangan ketertiban warga Madinah.

6 bersikap adil dan bijaksana klepada semua orang, baik kawan maupun lawan, sehingga

pribadinya disegani dan dihormati oleh semua orang.

C.SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW DI MADINAH.

Di atas di kemukakan bahwa setibanya di Madinah, Rosulullah SAW segera mengambil

langkah-langkah strategis untuk melakukan dakwah Islam di wilayah itu. Langkah-langkah

strategis beliau ntara lain :

7 membenahi persatuan umat Islam

8 membenahi bidang politik dan pemerintahan

9 membenahi persatuan bangsa Madinah

10 membenahi sosial ekonomi umat Islam

Langkah-langkah itu menghantarkan dakwah Islam menjadi sukses, sehingga agama Islam

sampai kepada kita, meskipun melalui proses waktu yang sangat lama. Kegigihan dan

kejeniusan Roulullah SAW dan para sahabtnya sangat mendukung bagi9 keberhasilan dakwah

Islam pada waktu itu. Betapa mereka harus berjuang secara total dengan segala harta dan jiwa

raga, namun mereka tetap tabah dan tidak pernah menyerah. Sampai akhirnya agama Islam

mendapat tempat di kalangan masyarakat luas, bahkan dapat melintasi berbagai benua.

Strategi dakwah Rosulullah SAW di Madinah mengacu pada satu fokus, yaitu

menyebarluaskan syi’ar agama Islam ke berbagai penjuru dunia. Maka dakwah diarahkan

kepada perluasan wilayah untuk penyebaran gama Islam. Sesungguhnya, kaum muslimin pada

waktu itu, bukanlah prajurit perang, melainkan para mubaligh dan da’i yang di periuntah Allah

dan Rosul-Nya untuk menyebarkan agama Islam di muka Bumi. Hanya saja, tidak sedikit

diantara manusia yang menentang dan melawan seruan dakwah mereka. Sehingga mereka harus

mempertahankan diri dan sekaligus memberikan pelajaran atas kesombongan dan kedzaliman

yang mereka lakukan di muka bumi.

Dengan demikian, substansi dakwah rosulullah SAW selama periode Madinah adalah

perluasan wilayah dakwah, bukan wilayah kekuasaan. Sebab Rosulullah SAW tidak diutus untuk

menjadi penguasa atau raja, melainkan sebagai Nabi dan Rosul-Nya.

D. MENELADANI STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW DI MADINAH

Setelah kamu memahami strategi dakwah Rosulullah SAW periode madinah, hendaknya

dapat meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari :

11 Jadikan Rosulullah SAW sebagai idola dalam kehidupan kamu.

12 Baca dan pahami sejarah dakwah Rosulullah SAW sejak mulai di utus sampai khir

hayatnya

13 tanmkan keyakinan dalam hati bahwa meneladani akhlak dan strategi dakwah Rosulullah

SAW adalah ibadah, sebab secara keseluruhan akhlak beliau adalah mulia.

14 tanamkan keyakinan bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah, yaitu

mengajak kepada bkebaikan dan meninggalkan keburukan.

15 mulailah meneladani strategi dakwah Rosulullah SAW sekarang juga.

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah

rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi

melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun datang silih

berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.

Sepeninggal istri dan pamannya ditahun ‘amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena

kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau.

Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh

yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy

memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh

abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu

perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.

Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas

pembunuhan Nabi Saw.Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh

kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muth’im. Sehingga Nabi saw dapat

melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.

Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah

ke Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah

dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau

berangkat.

Setelah rasulullah tiba di madinah di sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang

merindukan seorang pemimpin yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang

terlebih dahulu hijrah ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.

Rasulullah s.a.w menata persatuan umat islam dengan mempersaudarakan dan

mempersatukan setiap orang dari golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari

golongan ansor. Seperti abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah

bin zuhair dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal, umar

bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf dengan sa’ad bin ar-robbi.

Terjalinnya persatuan dan persauadaraan yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah

s.a.w mengambil langkah-langkah berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan

perekonomian masyarakat. Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah.

Kaum ansor penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat

ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :

1. tempat tinggal / rumah untuk berteduh

2. keperluan sandang & pangan sehari-hari

3. lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah

4. mencarikan & meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta

5. membagi tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam

6. memberikan pelatihan cara-cara bercocok tanam

7. membantu menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian &

peternakan

8. memberikan & mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga

Terjadinya sikap persaudaraan & kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya

transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi

berbeda. Kaum muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan,

sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian& perkebunan.

Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk membangkitkan ekonomi

kaum muslimin pada waktu itu.

Tingkat persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor

telah terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah & keimanan yang tak

dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”, tolong- menolong & bantu- membantu

dengan tulus & ikhlas.

Sejarah perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa kali

peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum yahudi madinah di

antaranya adalah :

a) perang badar ( 17 ramadhan 2h / 3 januari 623M )

b) perang uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )

c) perang kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )

d) perang bani quraidzah

III.2. Saran

Setelah kita mengetahui sejarah dan keteladanan Rasulullah SAW di Madinah, semoga

kita dapat mengamalkan pengetahuan baru kita tersebut dengan meneladani sikaf Nabi

Muhammad SAW. Hal tersebut dapat kita capai dari kegiatan-kegiatan kecil yang bersifat fositif

serta kita harus senantiasa ingat kepada Allah SWT dean Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

· rezagilangdestiana.blogspot.com