mahabbatullah (tasawuf) ~miylkha & evrid
TRANSCRIPT
Cinta kepada Allah adalah tujuan yang paling
utama dari segala maqam, dan puncak yang
paling tinggi dari semua tingkatan.
Tidak ada maqam setelah cinta, kecuali dia
adalah buah dan konsekuensinya, seperti
kerinduan, rasa suka, ridha dan seterusnya. Dan
tidak ada maqam sebelum cinta, kecuali dia
adalah mukadimahnya, seperti obat, sabar,
zuhud dan lain-lain.
Sementara pengertian cinta itu sendiri adalah
perasaan yang memenuhi hati orang-orang yang
mencintai. Yang ada didalamnya hanyalah
perasaan yang menggebu-gebu.
Hakikat Cinta
Cinta Bersyariat
Dan orang-orang yang beriman,beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS.At-Tur: 21)
Cinta Tak Bersyariat
Cinta Tak Bersyari’at
Di jadikan rasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang di inginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik. (QS. Ali- Imran: 14)
Dalil dan Keutamaan Cinta
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS.Al-Baqarah: 165)
Allah berfirman, “katakanlah, jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS.Ali Imran: 31) kalimat “Allah akan mencintai kalian” merupakan dalil atas cinta, faedahnya dan keutamaannya.
“dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar.” (QS. Ali Imran: 143)
“sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
1. Membaca Al-Qur’an dengan memahami dan memikirkan arti dan maksudnya.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menjalankan yang sunnah.
3. Selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan, baik dengan lisan, hati maupun amal perbuatan.
4. Melebihkan semua yang dicintai-Nya atas semua yang engkau cintai ketika engkau dikuasai oleh hawa nafsu, walaupun itu sulit.
5. Hati yang selalu mengingat nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, menyaksikan keagungan-Nya, makrifat kepada-Nya dan berkutat ditaman makrifat ini.
6. Mengikuti semua kebaikan dan nikmat-nikmat-Nya, baik yang zahir maupun yang batin. Semua itu akan menyebabkan cinta kepada-Nya.
1. Senang bertemu kekasihnya dengan cara kasyf (terbukanya tabir) dan menyaksikan-Nya di surga.
2. Mengutamakan apa yang dicintai Allah atas apa-apa yang dicintai-nya, baik dalam lahirnya maupun dalam batinnya.
3. Memperbanyak dzikir kepada Allah
4. Berkhalwat dengan Allah, bermunajat kepada-Nya dan membaca kitab-Nya.
5. Tidak menyesali apa-apa yang hilang darinya, selain Allah dan sangat menyesal jika dia melewatkan waktunya tanpa berzikir dan taat kepada Allah.
6. Menikmati ketaatan, tidak menganggapnya berat dan tidak merasakan keberatan.
7. Bersikap lembut dan sayang kepada hamba-hamba Allah, dan bersikap keras kepada musuh-musuh-Nya.
8. Merasa takut dan berharap dalam mencintai Allah, di bawah keagungan dan kemuliyaan-Nya.
9. Menyembunyikan perasaan cinta, menghindari pengakuan, dan tidak memperlihatkan cinta tersebut, sebagai wujud pengagungan, pemuliyaan, penghormatan terhadap sang kekasih.
10. Senang dan Ridha kepada Allah.
Macam – Macam Mahabbah
Al-’Ilaqah (gantung
an)
Al-Iradah (keingina
n)
Ash-Shababah
(ketercurahan)
Al-Gharam (cinta yang menyala-
nyala)
Al-Widad(kelembut
an
Asy-Syaghaf(cinta yang mendalam)
Al-’Isyq(kerindua
n)
At-Tayammum
At-Ta’abbud(penghamba
an)
Al-Khullah
Tingkatan Mahabbah
Dalam tingkatan ini dibagi menjadi 3 , yaitu 1.Biasa ( cinta seseorang yang lisan )2.Siddiq ( cinta nerdasarkan tindakan )3.Arif ( cinta di hati )
Tingkatan Mahabbah Berdasar Ma’rifat
Sama seperti tingkatan sebelumnya namun beda arti , yaitu :1.Biasa ( kenal ciri-ciri perempuan/laki-laki )2.Siddiq ( bertemu / melihat dengan mata hati )3.Arif ( merasakan )