makalah intisari ajaran tasawuf

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tasawuf ada beberapa aliran, seperti tasawuf Akhlaqi, tasawuf Sunni dan tasawuf Falsafi.Adapula yang membagi tasawuf kedalam tasawuf ‘Amali, tasawuf Falsafi dan tasawuf ‘Ilmi. Akan tetapi dalam makalah kecil ini hanya akan dibahas secara lebih fokus tentang tasawuf Falsafi saja. Secara garis besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional.Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya, yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa makna tasawuf secara umum? 2. Apa makna tasawuf menurut para ahli? 3. Jelaskan dasar-dasar Qur’ani mengenai tasawuf? 4. Apakah arti dari tasawuf falsafi ? 5. Apakah arti dari tasawuf akhlaki ? 6. Apakah arti dari tasawuf irfani? 1

Upload: alimwijaya

Post on 15-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tasawuf ada beberapa aliran, seperti tasawuf Akhlaqi, tasawuf Sunni dan

tasawuf Falsafi.Adapula yang membagi tasawuf kedalam tasawuf ‘Amali, tasawuf

Falsafi dan tasawuf ‘Ilmi. Akan tetapi dalam makalah kecil ini hanya akan dibahas

secara lebih fokus tentang tasawuf Falsafi saja.

Secara garis besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya

memadukan antara visi mistis dan visi rasional.Tasawuf ini menggunakan terminologi

filosofis dalam pengungkapannya, yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat

yang telah mempengaruhi para tokohnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa makna tasawuf secara umum?

2. Apa makna tasawuf menurut para ahli?

3. Jelaskan dasar-dasar Qur’ani mengenai tasawuf?

4. Apakah arti dari tasawuf falsafi ?

5. Apakah arti dari tasawuf akhlaki ?

6. Apakah arti dari tasawuf irfani?

7. Bagaimana makna yang terkandung dalam tasawuf falsafi?

8. Bagaimana inti pengajaran Ibnu Arabi mengenai tasawuf falsafi?

9. Bagaimana pandangan Ibnu Taimiyah terhadap ajaran Ibnu Arabi?

10.Bagaimanakah analisis ajaran Ibnu Arabi mengenai tasawuf falsafi?

11.Bagaimana pengaruh ajaran tasawuf falsafi terhadap dunia Islam?

1

Page 2: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

1.3 Metode Penulisan

Makalah yang membahas mengenai intisari ajaran tasawuf ini disusun secara

praktis dan sistematis, serta sajiannya dibuat secara sedetail mungkin, sehingga

memudahkan pembaca memahami dan mengerti secara keseluruhan isi makalah ini.

Makalah ini di tulis dengan menggunakan dengan tulisan bermodel arial dengan

ukuran 12, dan menggunakn spasi 2 sehingga memudahkan pembaca untuk

membacanya.

1.4 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas agama islam dan untuk

memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai awal mula ajaran tasawuf,

pengertian tasawuf, intisari ajaran tasawuf serta makna terdalam dari ajaran tasawuf.

2

Page 3: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Teoritis

Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: تصوف ) adalah

ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq,

membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf

pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan

dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran

dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau

kombinasi dari beberapa tradisi[rujukan?]. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada

abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia (Wikipedia

bahasa Indonesia).

Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum

adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah

sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi

mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan

bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh

penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa

tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.

Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa"

("Sahabat Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana adalah

sekelompok muslim pada waktu Nabi Muhammad yang menghabiskan waktu mereka di

beranda masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berdoa (Wikipedia bahasa

Indonesia).

Namun dalam perjalananya, tasawuf diperdebatkan asal usul kehadiranya.

Sebagian menyebut tasawuf berasal dari agama islam, sebagian lagi menyatakan

bahwa tyasawuf bukan berasal dari islam tetapi dari sinkretisme berbagai ajaran agama

3

Page 4: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

samawi maupun ardi. Beberpa pendapat yang menyatakan tasawuf berasal dari islam

diantaranya:

Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk

bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal,

yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi

disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari

keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995)

Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan

Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan

didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak

bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah,

atau ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.]

Beberapa pendapat bahwa tasawuf bukan berasal dari islam diantaranya:

Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum

asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan

kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut

menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J

Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).

(Sufisme)yaitu ajaran mistik (mystieke leer) yang dianut sekelompok

kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang

muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (als idealish verschijnt), manusia

sebagai pancaran (uitvloeisel) dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu

dengan DIA (J. Kramers Jz).

Al Quran pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat

Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah luasnya

daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaan-perasaan dari luar,

dari pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah menganut agama-agama

yang kuat ajaran kebatinannya dan telah mengikuti ajaran mistik, keyakinan mencari-

cari hubungan perseorangan dengan ketuhanan dalam berbagai bentuk dan corak yang

ditentukan agama masing-masing. Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad

2 Hijriyah (yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam,

4

Page 5: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

semisal orang India yang sebelumnya beragama Hindu, orang-orang Persi yang

sebelumnya beragama Zoroaster atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi)

tidak ketahuan masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih

terdapat kehidupan batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan.

Keyakinan dan gerak-gerik (akibat paham mistik) ini makin hari makin luas mendapat

sambutan dari kaum Muslim, meski mendapat tantangan dari ahli-ahli dan guru

agamanya.Maka dengan jalan demikian berbagai aliran mistik ini yang pada

permulaannya ada yang berasal dari aliran mistik Masehi, Platonisme, Persi dan India

perlahan-lahan mempengaruhi aliran-aliran di daam Islam (Prof.Dr.H.Abubakar Aceh).

Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu (1) Perasaan kebatinan yang ada

pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam,(2) Adat atau

kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non-Islam dan

berbagai paham mistik. Oleh karenanya paham tasawuf itu bukan ajaran Islam

walaupun tidak sedikit mengandung unsur-unsur Ajaran Islam, dengan kata lain dalam

Agama Islam tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumah orang Islam yang

menganutnya (MH. Amien Jaiz, 1980).

Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka

mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut

dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu.

Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri

ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik

yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini

mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak

pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, dan juga dalam sejarah para shahabatnya

yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan

sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban

Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha" - At Tashawwuf Al

Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc)

Para ahli yang menolak tasawuf sebagai bagian dari islam mengambil contoh

5

Page 6: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

kesalahan pemahaman tasawuf yaitu Faham Wujud. Faham wujud adalah berisi

keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Penganut paham kesatuan

wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh

manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:

“...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku;

maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)”

Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam sholat karena

sholat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas dasar

pengaruh 'penyatuan' inilah maka kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai

kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/

tidak mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan

bepengaruh kepada 'penyatuan' yang lebih mendalam.

Paham ini dikalangan penganut paham kebatinan juga dikenal sebagai paham

manunggaling kawula lan gusti yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan

(Wikipedia bahasa Indonesia).

Dasar-Dasar Qur`ani Tasawuf

Para pengkaji tentang tasawuf sepakat bahwasanya tasawuf berazaskan

kezuhudan sebagaimana yang diperaktekkan oleh Nabi Saw, dan sebahagian besar

dari kalangan sahabat dan tabi'in. Kezuhudan ini merupakan implementasi dari nash-

nash al-Qur'an dan Hadis-hadis Nabi Saw yang berorientasi akhirat dan berusaha untuk

menjuhkan diri dari kesenangan duniawi yang berlebihan yang bertujuan untuk

mensucikan diri, bertawakkal kepada Allah Swt, takut terhadap ancaman-Nya,

mengharap rahmat dan ampunan dari-Nya dan lain-lain.

Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata sufi akan tetapi jalan yang ditempuh

kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat Allah yang dijadikan landasan akan

urgensi kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur'an yang

Artinya: “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah

keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami

berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu

bahagianpun di akhirat”. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20).

6

Page 7: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

Diantara nash-nash al-Qur'an yang mememerintahkan orang-orang beriman agar

senantiasa berbekal untuk akhirat adalah firman Allah dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20

yang Artinya: “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah

permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu

serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang

tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering

dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada

azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini

tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

Ayat ini menandaskan bahwa kebanyakan manusia melaksanakan amalan-

amalan yang menjauhkannya dari amalan-amalan yang bermanfaat untuk diri dan

keluarganya, sehingga mereka dapat kita temukan menjajakan diri dalam kubangan

hitamnya kesenangan dan gelapnya hawa nafus mulai dari kesenangan dalam

berpakaian yang indah, tempat tinggal yang megah dan segala hal yang dapat

menyenangkan hawa nafsu, berbangga-bangga dengan nasab dan banyaknya harta

serta keturunan (anak dan cucu). Akan tetapi semua hal tesebut bersifat sementar dan

dapat menjadi penyebab utama terseretnya seseorang kedalam azab yang sangat

pedih pada hari ditegakkannya keadilan di sisi Allah, karena semua hal tersebut

hanyalah kesenangan yang melalaikan, sementara rahmat Allah hanya terarah kepada

mereka yang menjauhkan diri dari hal-hal yang melallaikan tersebut.

Ayat al-Qur'an lainnya yang dijadikan sebagai landasan kesufian adalah ayat-

ayat yang berkenaan dengan kewajiban seorang mu'min untuk senantiasa bertawakkal

dan berserah diri hanya kepada Allah swt semata serta mencukupkan bagi dirinya

cukup Allah sebagai tempat menggantungkan segala urusan, ayat-ayat al-Qur'an yang

menjelaskan hal tersebut cukup variatif tetapi penulis mmencukupkan pada satu

diantara ayat –ayat tersebut yaitu firman Allah dalam Q.S ath-Thalaq [65] ayat : 3 yang

Artinya: “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan

barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan

(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)

Nya.Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

Dianatra ayat-ayat al-Qur'an yang menjadi landasan munculnya kezuhudan dan

7

Page 8: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

menjadi jalan kesufian adalah ayat-ayat yang berbicara tentang rasa takut kepadan

Allah dan hanya berharap kepada-Nya diantaranya adalah firman Allah dalam Q.S as-

Sajadah [ ] ayat : 16 yang berbunyi : yang Artinya: “Lambung mereka jauh dari tempat

tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan

harap

Maksud dari perkataan Allah Swt : "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya"

adalah bahwa mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan

shalat malam”. Terdapat banyak ayat yang berbicara tentang urgensi rasa takut dan

pengharapan hanya kepada Allah semata akan tetapi penulis cukupkan pada kedua

ayat terdahulu.

Diantara ayat-ayat yang menjadi landasan tasawuf adalah nash-nash Qura'ny

yang menganjurkan untuk beribadah pada malam hari baik dalam bentuk bertasbih

ataupun quyamullail diantaranya adalah firman Allah yang Artinya:

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu

ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat

yang Terpuji.(Q.S al-Isra' [17] ayat : 79 yang Artinya: “Dan sebutlah nama Tuhanmu

pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, Maka sujudlah kepada-

Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari”. (Q.S al-

Insan [76] ayat : 25-26) yang Artinya: “Dan orang yang melalui malam hari dengan

bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”

Tiga ayat di atas menunjukkan bahwa mereka yang senantiasa menjauhi tempat

tidur di malam hari dengan menyibukkan diri dalam bertasbih dan menghidupkan

malam-malamnya dengan shalat dan ibadah-ibadah sunnah lainnya hanya semata-

mata untuk mengharapkan rahmat, ampunan, ridha, dan cinta Tuhannya kepadanya

akan mendapatkan maqam tertinggi di sisi Allah.

Selain daripada hal-hal yang telah penulis uraikan sbelumnya, diantara pokok-

pokok ajaran tasawuf adalah mencintai Allah dengan penuh ketulusan dan keikhlasan

hal ini berlandaskan kepada firman Allah swt dalam Q.S at-Taubah ayat : 24 yang

Artinya: ”Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah

8

Page 9: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah

mendatangkan Keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

yang fasik”.

Ayat ini menunjukkan bahwa kecintaan terhadap Allah, Rasul-Nya dan berjihad

di jalan-Nya harus menjadi prioritas utama di atas segala hal, bahkan kecintaan kepada

Allah dan Rasul-Nya harus melebihi di atas kecintaan kepada ayah, ibu, anak, istri,

keluarga, harta, perniagaan dan segala hal yang bersifat duniawi, atau dengan kata lain

bahwa seseorang yang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan

mendambakan tempat terbaik diakhirat hendaknya menjadikan Allah dan Rasul-Nya

sebagai kecintaan tertinggi dalam dirinya (ibnuel-mubhar.blogspot.com).

2.2 Pembahasan

A. Tasawuf Akhlaki (Tasawuf Sunni)

Tasawuf Akhlaki adalah tasawuf yang berorientasi pada perbaikan akhlak’

mencari hakikat kebenaran yang mewujudkan menuasia yang dapat ma’rifah kepada

Allah, dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan. Tasawuf Akhlaki, biasa

disebut juga dengan istilah tasawuf sunni. Tasawuf Akhlaki ini dikembangkan oleh

ulama salaf as-salih.

Dalam diri manusia ada potensi untuk menjadibaik dan potensi untuk menjadi

buruk.Potensi untuk menjadi baik adalah al-‘Aql dan al-Qalb.Sementara potensi untuk

menjadi buruk adalah an-Nafs. (nafsu) yang dibantu oleh syaithan.

Sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an, surat as-Syams : 7-8 sebagai berikut :

Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan

kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.

Para sufi yang mengembangkan taswuf akhlaki antara lain : Hasan al-Basri (21

H – 110 H), al-Muhasibi (165 H – 243 H), al-Qusyairi (376 H – 465 H), Syaikh al-Islam

Sultan al-Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470 – 561 H), Hujjatul Islam Abu Hamid al-Gajali

(450 H – 505 H), Ibnu Atoilah as-Sakandari dan lain-lain.

B. Tasawuf Falsafi

Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada keterpaduan teori-teori

9

Page 10: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

tasawuf dan falsafah. Tasawuf falsafi ini tentu saja dikembangkan oleh para sufi yang

filosof.

Ibnu Khaldun berendapat bahwa objek utama yang menjadi perhatian tasawuf falsafi

ada empat perkara. Keempat perkara itu adalah sebagai berikut:

1. Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta intropeksi diri yang timbul dari dirinya.

2. Iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, misalnya sifat-sifat rabbani,

‘arasy, kursi, malaikat, wahyu kenabian, ruh, hakikat realitas segala yang wujud,

yang gaib maupun yang nampak, dan susunan yang kosmos, terutama tentang

penciptanya serta penciptaannya.

3. Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang brepengaruh terhadap

berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.

4. Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar

(syatahiyyat) yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa

mengingkarinya, menyetujui atau menginterpretasikannya.

Tokoh-tokoh penting yang termasuk kelompok sufi falsafi antara lain adalah al-

Hallaj (244 – 309 H/ 858 – 922 M) Ibnu’ Arabi (560 H – 638 H) al-Jili (767 H – 805 H),

Ibnu Sab’in (lahir tahun 614 H) as-Sukhrawardi dan yang lainnya.

C. Tasawuf ‘Irfani

Tasawuf ‘Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau

ma’rifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi

melalui pemebirian Tuhan (mauhibah). Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya

melakukan tasfiyat al-Qalb. Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog secara

batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah ke dalam

hatinya, hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi).

Tokoh-tokoh yang mengembangkan tasawuf ‘irfani antara lain : Rabi’ah al-

Adawiyah (96 – 185 H), Dzunnun al-Misri (180 H – 246 H), Junaidi al-Bagdadi (W. 297

H), Abu Yazid al-Bustami (200 H – 261 H), Jalaluddin Rumi, Ibnu ‘Arabi, Abu Bakar as-

Syibli, Syaikh Abu Hasan al-Khurqani, ‘Ain al-Qudhat al-Hamdani, Syaikh Najmuddin al-

Kubra dan lain-lainnya. Isi Pokok Ajaran Tasawuf

10

Page 11: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

Pokok-Pokok Ajaran Tasawuf 

Pada dasarnya, ajaran Tasawuf merupakan bimbingan jiwa agar menjadi suci,

selalu tertambat pada Allah dan Tasawuf  menjauhkan dari pengaruh-pengaruh selain

Allah. Kemudian dengan Tasawuf  maka terbukalah hijab yang menutupinya.

Tingkatan Kwalitas jiwa keimanan, yang meliputi:

1.Maqom Taubat ( arabic: ,( التوبة yaitu meninggalkan dan tidak mengulangi lagi

perbuatan dosa yang pernah dilakukan demi menjunjung ajaran Allah dan

menyingkiri murka-Nya ( Imam al- Ghozali).

2.Maqom Waro’, menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu, dalam rangka

menjunjung tinggi perintah Allah, menurut Syaikh Ibrahim Adham.  Waro’ adalah

meninggalkan setiap yang syubhat (tidak jelas halal atau haramnya),  Waro’

Lahiriyah: meninggalkan seluruh perbuatan kecuali  perbuatan yang karena

Allah,  Waro’ Batiniyah: sikap hati yang tidak menerima selain Allah

3.Maqom Zuhud ( ,( زاهد lepasnya pandangan keduniawian dan usaha memperoleh

keduniawian dari seorang yang sebenarnya mampu untuk memperolehnya.

4.Maqom Shobar ( الصبر ), ketabahan dalam menghadapi dorongan hawa nafsu (Imam

al-Ghozali), Syaikh Dzun Nun al-Misri mengatakan: Shobar adalah menjauhkan

diri dari perbuatan yang melanggar agama, tabah dan tenang dalam menghadapi

cobaan, dan menampakkan hidup lapang dalam mengalami kemelaratan.

5.Maqom Faqir ( Tenang dan tabah diwaktu susah dan memprioritaskan orang ,( فقير

lain di kala sedang  berada ( Syaikh Abu Hasan al-Nuruy).  Syaikh Ibrohim al-

Khawwash, mengatakan Faqir adalah selendang orang-orang mulia, pakaian

para Rosul dan baju kurung kaum Sholikhah.

6.Maqom Syukur ( ,( شكر pengakuan terhadap kenikmatan, tindakan badan untuk

mengabdi kepada Allah dan ketetapan hati untuk selalu menyingkiri yang haram,

Syaikh Abul Qasim mengatakan, “Hakikat syukur adalah tidak menggunakan

kenikmatan untuk maksiat, tidak segan-segan menggunakannya untuk taat

sedang batasan syukur adalah mengetahui bahwa kenikmatan itu datangnya dari

Allah Ta’ala.

11

Page 12: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

7.Maqom Khauf, Rasa ketakutan dalam menghadapi siksa Allah atau tidak tercapainya

kenikmatan dari Allah, Syaik Abul Hasan al-Nury, berpendapat “orang yang

Khauf adalah yang lari dalam ketakutan dari Allah untuk menuju kepada Allah”.

8.Maqom Roja’, Rasa gembira hati karena mengetahui adanya kemurahan dari dzat

yang menjadi tumpuan harapannya, Syaikh Abu Ali, berkata: “Khauf dan Roja’

adalah ibarat dua belah sayap burung, jika seimbang keduanya, maka terbang

nya burung menjadi sempurna, jika kurang salah satunya, maka terbangnya

tidak sempurna, dan jika hilang keduanya, maka burung jatuh dan menemui

kematiannya.

9.Maqom Tawakal, sikap hati yang bergantung pada Allah dalam menghadapi sesuatu

yang disukai, dibenci, diharapkan atau ditakuti kalau terjadi dan bukan

menggantungkannya pada suatu sebab, sebab satu-satunya adalah Allah(al-

Muhasibi). Syaikh Sahl berpendapat, “Jenjang pertama kali dalam Tawakal

adalah hendaknya hamba dihadapan Allah bersikap sebagaimana mayat

dihadapan orangyang merawatnya, dibalik kesana kemari diam saja.”

10. Maqom Ridho, Rasa puas hati dalam menerima nasib yang pahit (Abul Hassan

al-Nuri), Rabi’ah Adawiyah menjelaskan, sewaktu ditanya bagaimana seorang

hamba bisa dikatakan Ridlo, Jawabnya: “Apabila ia senang dalam menghadapi

musibah sebagaimana ia senang dalam menerima nikmat. Syaikh Yahya bin

Mu’arif, ketika ditanya, “Kapan seorang mencapai Maqom Ridho?” beliau

menjawab: “Jika diberi mau menerima, jika ditolak ia rela, jika ditinggalkan ia

tetap mengabdi dan jika diajak ia menuruti.”

2.3 Uraian Masalah

Inti Ajaran Tasawuf Ibnu Arabi

Ibnu Arabi adalah salah satu tokoh dalam ilmu tasawuf falsafi.  Ilmu tasawuf

dalam sejarah perkembangannya, para ahli membagi menjadi dua arah

perkembangan.Ada yang mengarah pada  teori teori  perilaku ada pula yang mengarah

pada teori teori yang begitu rumit dan memerlukan pemahaman yang

12

Page 13: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

mendalam.Tasawuf yang berorientasi ke arah pertama sering disebut tasawuf salafi,

tasawuf akhlaqi, tasawuf Sunni yang dikembangkan oleh kaum salaf. Adapun tasawuf

yang berorientasi ke arah yang kedua disebut tasawuf falsafi yang banyak

dikembangkan para sufi yang berlatar belakang filosof disamping sebagai sufi.

Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran ajarannya memadukan antara visi

mistis dan visi rasional pengasasnya.Dalam pengungkapannya menggunakan

terminologi filosofis.

Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran yang membicarakan kedekatan

antara sufi( manusia) dangan Allah.Dalam AlQur,an terdapat beberapa ayat yang

menunjukkan kedekatan manusia dengan Allah,antara lain bahwa Allah itu dekat

dengan manusia(Q.S. Al Baqarah:186) dan bahwa Allah lebih dekat kepada manusia

dibandingkan urat nadi manusia itu sendiri(Q.S Al-Qaf:69).

Pada awalnya tasawuf merupakan ajaran tentang al zuhd (juhud) oleh karena itu

pelakunya disebut zahid. Namun kemudian berkembang dan namanya diubah menjadi

tasawuf dan pelakunya disebut sufi.

Tasawuf / teori sufisme dalam perkembangannya secara kualitatif  terbagi dalam

dua periode.Periode pertama, periode sufisme awal bisa dikatakan bermula selama

masa hidup rasulullah berlanjut sampai paruh pertama abad ke sembilan masehi ketika

terjemahan buku Yunani ,Persia,India mulai tersedia dikalangan muslim.Kaum sufi

periode ini menjalani hidup yang penuh dengan pantangan,bukan karena ingin

menjauhkan diri dari hasrat dan nafsu tetapi karena ingin mengikuti cara hidup sang

rasul degan cara mereka sendiri.periode kedua merupakan periode lanjutan atau

sufisme doktriner yaitu yang pada periode awal hanya merupakan sebuah jalan hidup

yang saleh dan meditasi yang tekun pada periode ini di ubah menjadi gerakan doktriner

yang bisa diikuti dan dipraktekkan oleh mereka yang terpelajar untuk bisa mulai

memasuki misterinya.

Tasawuf falsafi mulai muncul dengan jelas dalam khazanah Islam sejak abad

keenam Hijriyah meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian.Tasawuf

falsafi mencapai puncak kesempurnaannya pada pengajaran ibn Arabi. Dengan

pengetahuannya yang amat kaya dalam lapangan keislaman maupun lapangan filsafat,

ia berhasil membuat lapangan karya tulis yang luar biasa banyaknya ( diantaranya

13

Page 14: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

Futuhad Al-Makkiyah dan Fushush AlHikam) Hampir semua praktik pengajaran, ide ide

yang berkembang dikalangan kaum sufi diliputnya dengan penjelasan penjelasan yang

memadai[4]

Ibn Al-‘Arabi adalah penganut faham Tauhid Wujudi bahkan ia merupakan

panutan dalam pemikiran ini. Pemikiran yang selalu menjadi sorotan tajam dari kaum

fuqoha.Pemikiran inilah yang menjadi landasan konsep pendidikannya bahkan semua

pola pikirnya berporos pada pemahaman ini.Perlu digaris bawahi bahwa Ibn Arabi

belum pernah menyebutkan istilah wahdatul wujud dalam kitabnya. Namun dari

berbagai ajarannya bisa dikatakan bahwa pemahamannya adalah wahdatul wujud[5]

Dalam makalah ini penulis bermaksud mengkaji pemikiran atau inti ajarann Ibnu 

Arabi .Sebelum masuk ke pembahasan kami kemukakan Biografi singkat Ibnu Arabi.

Nama lengkap ibnu Arabi adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah

Ath-Ta’i Al-Haitami.Ia lahir di Murcia,Andalusia Tenggara,Spanyol,tahun 560 H dan

meninggal pada tahun 638 H.Setelah berusia 30 tahun ia mulai berkelana ke berbagai

kawasan Andalusia dan Kawasan islam bagian barat. Diantara deretan deratan guru

gurunya tercatat nama nama seperti Abu Madyan AlGhauts At- Talimsari dan yasmin

Musyaniyah (seorang wali dari kalangan wanita). Keduanya banyak mempengaruhi

ajaran ajaran ibnu Arabi.Dikabarkan ia pernah bertemu dengan Ibnu Rusyid filosof

muslim dan tabib istana di dinasti Barbar.Ia pun dikabarkan pernah mengunjungi Al

Mariyyah yang menjadi pusat madrasah Ibnu Masarrah seorang sufi falsafi yang cukup

berpengaruh dan memperoleh banyak pengaruh di Andalusia.

Karya karyanya yang monumental diantaranya Al Futuhad Al Makiyah ditulis saat

menunaikan ibadah haji, danTarjuman Asyiwaq ditulis mengenang kecantikan,

ketaqwaan dan kepintaran seorang gadis cantik dari keluarga sufi dari Persia..

1.     Pemikiran atau inti ajaran tasawuf ibn Arabi

a.    Wahdat al - Wujud

Diantara ajaran terpenting Ibn Arabi adalah tentang kesatuan wujud (Wahdat al -

Wujud) yaitu faham bahwa manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan

wujud.Menurut faham ini bahwa setiap sesuatu yang ada memiliki dua aspek, yaitu

aspek luar dan aspek dalam .Aspek luar disebut makhluk(al- Khalq) aspek dalam

14

Page 15: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

disebut Tuhan (al haqq). Menurut faham ini aspek yang sebenarnya ada hanyalah

aspek dalam (Tuhan)sedangkanaspek luar hanyalah  bayangan dari aspek dalam

tersebut.

Sebagaimana doktrin doktrin beliau dalam kitab Futuhad Al-Makkiyah dan

Fushush Al-Hikam esensi KeTuhanan bagi ibnu Arabi adalah segala yang ada yang

bisa dipandang dari dua aspek:(1) sebagai esensi murni,tunggal dan tanpa

atribut( sifat); dan (2) sebagai esensi yang dikaruniai atribut.Tuhan,karena dipandang

tidak beratribut,berada di luar relasi dan karenanya juga di luar pengetahuan. Dalam

esensi - Nya Tuhan terbebas dari penciptaan,tetapi dalam keTuhanan-Nya,Tuhan

membutuhkannya.Eksistensi Tuhan adalah absolut, ciptaannya ada secara relatif,dan

yang muncul sebagai relasi realitas adalah wujud nyata yang terbatasi dan

terindividualisasi. Karenanya segala sesuatu adalah atribut Tuhan dan dengan

demikian semua pada akhirnya identik dengan Tuhan,tanpa memandang bahwa semua

itu sebenarnya bukan apa apa.

Ibn Arabi memandang manusia dan alam sebagai cermin yang memperlihatkan

Tuhan dan berkata bahwa sang penerima berasal dari nol sebab ia berasal dari

emanasi-Nya yang paling suci karena seluruh kejadian (eksistensi) berawal dan

berakhir bersama-Nya: kepada-Nya ia akan kembali  dan dari-Nya ia berawal.

Ketika Tuhan berkehendak dengan nama nama bagus-Nya(sifat sifat) yang berada di

luar hitungan, esensinya bisa dilihat. Dia menyebabkan nama nama itu bisa dilihat

dalam sebuah wujud mikrokosmik yang karena dikaruniai eksistensi meliputi seluruh

obyek penglihatan   dan melaluinyalah kesadaran terdalam Tuhan menjadi

termanifestasikan di hadapan-Nya

Menurut Ibnu Arabi wujud semua yang ada ini hanya satu dan wujud makhluk

pada hakikatnya adalah wujud khaliq pula. Tidak ada perbedaan antara keduanya dari

segi hakikat.Adapun kalau ada  yang mengira bahwa antara wujud khaliq dan makhluk

ada perbedaan ,hal itu dilihat dari sudut pandang panca indra lahir dan akal yang

terbatas kemampuannya dalam menangkap hakikat apa yang ada pada Dzat-Nya dari

kesatuan dzatiah yang segala sesuatu berhimpun pada-Nya.

Menurutnya wujud alam pada hakikatnya adalah wujud Allah dan Allah adalah

hakikat alam.Tidak ada perbedaan antara wujud yang qadim yang disebut Khaliq dan

15

Page 16: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

wujud baru yang disebut makhluk. Kalau antara Khaliq dan makhluk bersatu dalam

wujudnya mengapa terlihat dua? Ibnu Arabi menjawab sebabnya adalah tidak

memandang dari sisi yang satu tetapi memandang keduanya dengan pandangan

bahwa keduanya adalah Khaliq dari sisi yang satu dan makhluk dari sisi yang satu

Satu-satunya wujud adalah wujud Tuhan,tidak ada wujud selain wujudNya. Ini

berarti apa pun selain Tuhan baik berupa alam maupun apa saja yang ada di alam tidak

memiliki wujud .Kesimpulannya kata wujud tidak diberikan kepada selain Tuhan. Akan

tetapi kenyataannya Ibnu Arabi juga menggunakan kata wujud untuk menyebut sesuatu

selain Tuhan.Namun ia mengatakan bahwa wujud itu hanya kepunyaan Tuhan sedang

wujud yang ada pada alam hakikatnya adalah wujud Tuhan yang dipinjamkan

kepadanya..Untuk memperjelas uraiannya ibnu Arabi memberikan contoh berupa

cahaya. Cahaya hanya milik matahari ,tetapi cahaya itu dipinjamkan kepada para

penghuni bumi. Ibn Al Arabi mengemukakan teori tajalli yang berarti menampakkan

diri.Tajalli artinya Allah menampakkan diri atau membuka diri,jadi diumpamakan Allah

bercermin sehingga terciptalah bayangan Tuhan dengan sendirinya.Dengan teori ini

makhluk adalah bayang bayang atau pencerminan Tuhan di mana Tuhan dapat melihat

dirinya sendiri tanpa kehilangan sesuatupun.Artinya tetap dalam kemutlakannya

Lebih lanjut  Ibnu arabi menjelaskan hubungan antara Tuhan dengan

alam .menurutnya alam adalah bayangan Tuhan atau bayangan wujud yang hakiki dan

alam tidak mempunyai wujud yang sebenarnya.Oleh karena itu alam tempat tajali dan

mazhar(penampakan Tuhan) Menurutnya ketika Allah menciptakan alam ini. Ia juga

memberikan sifat sifat keTuhanan pada segala sesuatu .Alam ini seperti cermin yang

buram dan seperti badan yang tidak bernyawa.oleh karena itu Allah menciptakan

manusia untuk memperjelas cermin itu.Dengan pernyataan lain alam ini merupakan

mazhar(penampakan )dari asma dan sifat Allah yang terus menerus. Tanpa alam sifat

dan asma_nya akan kehilangan makna dan senantiasa dalam bentuk dzat yang tinggal

dalam ke- mujarrad-an (kesendirian)-Nya.yang mutlak yang tidak dikenal oleh siapapun.

Sementara permasalahan Tasybih dan Tanzih  Ibn Arabi berpendapat bahwa

dalam mengenal Allah manusia harus melihat TanzihNya (Kesucian Allah dari segala

sifat yang baru) pada TasybihNya (KeserupaanNya dengan yang baru) dan tasybihNya

pada tanzihNya. Artinya untuk mengenal Allah harus menggabungkan dua aspek tadi

16

Page 17: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

sekaligus. Ibn Arabi sering mengutip perkataan Abu Sa’id Al-Kharraj: “ Aku mengenal

Allah dengan menggabungkan dua hal yang bertentangan.” Menurutnya apabila

seorang menganal Allah hanya dengan aspek tanzih berarti dia telah membatasi

kemutlakanNya. Karena tanzih berarti menafikan segala sifat bagi Allah seperti yang

dilakukan ole kalangan Mu’tazilah yang melucuti Tuhan dari segala sifat, hingga Allah

menjadi suatu yang tak bisa dikenal dan dijangkau. Hal ini mengakibatkan terputusnya

hubungan Tuhan dengan manusia. Kemudian jika hanya mengenal Allah dalam aspek

tasybih saja seperti yang dilakukan kalangan al_mujassimah maka mengakibatkan kese

rupaan Tuhan dengan yag baru.

Untuk memperkuat pendapatnya beliau merujuk pada sebuah hadis Qudsi

Artinya:

Aku pada permulaaanya adalah perbendaharaan yang tersembunyi,kemudian Aku ingin

dikenal ,maka Ku ciptakan makhluk.lalu dengan itulah mereka mengenal aku

b.   Haqiqah Muhammadiyah

Konsep haqiqah Muhammadiyah ini lanjutan dari konsep Wahdat al -Wujud.Ibnu

arabi menjelaskan bahwa terjadinya alam ini tidak dapat dipisahkan dari ajaran haqiqah

Muhammadiyah atau Nur Muhammad .Menurutnya tahapan tahapan kejadian proses

penciptaan alam dan hubungannya dengan kedua ajaran itu adalah sebagai berikut:

Pertama, Wujud Tuhan sebagai wujud mutlak, yaitu dzat yang mandiri dan tidak

berhajat kepada suatu apapun.

Kedua, wujud haqiqah Muhammadiyah sebagai emanasi (pelimpahan ) pertama

dari wujud Tuhan dan dari sini muncul segala wujud dengan proses tahapan

tahapannya.Selanjutnya beliau mengatakan bahwa Nur muhammad itu qadim dan

merupakan sumber emanasi degan berbagai macam kesempurnaan ilmiah dan amaliah

yang terealisasikan pada diri para nabi semenjak Adam sampai Muhammad dan

merealisasikan dari Muhammad pada diri pengikutnya dari kalangan para wali dan

person person insan kamil.

Dalam teori penciptaan ini Ibnu Arabi menganut faham tajalli atau

tanazul(menampakkan diri). Dalam pandangan ibnu arabi bahwa Nur Muhammad

(haqiqah muhammadiyah) adalah tahapan pertama dari tahapan tahapan tanazul zat

17

Page 18: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

Tuhan dalam bentuk bentuk wujud.Dari haqiqah muhammadiayah segala yang maujud

dijadikan. Dengan demikian penciptaan alam semesta ini termasuk manusia dalam teori

ibnu Arabi berasal dari zat Tuhan sendiri kemudian bertanazul kepada haqiqah

muhammadiyah sebagai tanazul tingkat pertama yang dari padanya melimpah wujud

wujud yang lain.

Untuk lebih jelasnya, Tajalliyat (penampakan) Allah pada lingkaran wujud adalah

merupakan penampakan Allah berupa kesempurnaan dan keagungan yang

abadi.Zatnya merupakan sumber pancaran yang tak pernah habis keindahan dan

keagunganNya.Ia merupakan perbendaharaan yang tersembunyi yang ingin tampil dan

dikenal.Allah sebagai keindahan ingin membuka perbendaharaan tersembunyi tersebut

dengan Tajalliyat (teofani) Haq tentunya yang merupakan penampakan-penampakan

dari keagungan, keindahan dan kesempurnaanNya dalam pentas alam yang maha

luas.

Tajalliyat al-Wujud dengan gambaran global dalam tiga hadirat:

1) Hadirat Zat (Tajalliyat Wujudiya Zatiya) Tajalliyat Wujudiya Zatiya yaitu pernyataan

dengan diriNya untuk diriNya dari diriNya. Dalam hal ini Ia terbebas dari segala

gambaran dan penampakan.Ini dikenal dengan Ahadiyat. Pada keadaan ini tampak

Zat Allah terbebas dari segala sifat, nama, kualitas, dan gambaran. Ia merupakan

Zat Yang Suci yang dikenal dengan rahasia dari segala rahasia, gaib dari segala

yang gaib, sebagaimana ia merupakan penampakan Zat, atau cermin yang

terpantul darinya hakikat keberadaan yang mutlak.

2) Tajalliyat Wujudiya Sifatiya yang merupakan pernyataan Allah dengan diriNya,

untuk diriNya, pada penampakan kesempurnaanNya (asma) dan penampakan sifat-

sifatNya yang azali. Keadaan ini dikenal dengan wahdah. Pada hal ini tampak

hakikat keberadaan yang mutlak dalam hiasan kesempurnaan.Inilah yang dikenal

dengan Haqiqat Muhammadiyah (kebenaran yang terpuji), setelah ia tersembunyi

pada rahasia gaib yang mutlak dengan jalan faid al-aqdas (atau limpahan yang

paling suci karena ia langsung dari Zat Allah). Dalam keadaan ini tampillah al-A’yan

as-Sabitah (esensi-esensi yang tetap) atau ma’lumat Allah.

3) Tajalliyat Wujudiyah Fi’liyah (af’aliyah) yaitu pernyataan Haq dengan diriNya untuk

diriNya dalam fenomena esensi-esensi yang luar (A’yan Kharijah) atau hakikat-

18

Page 19: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

hakikat alam semesta. Keadaan ini dikenal dengan mutlaq dengan ZatNya, sifatNya

dan perbuatanNya dengan jalan limpahan yang suci (al-faid al-muqaddas).Allah

pun tampak pada gambaran esensi-esensi luar (A’yan Kharijah), baik yang abstrak

maupun yang kongkrit yang merupakan asal dari alam semesta seluruhnya.

c.    Wahdat al - adyan (kesamaan agama)

Konsep Wahdat al- adyan juga merupakan lanjutan tentang konsep Wahdat al -

Wujud. Ibnu arabi memandang bahwa sumber agama adalah satu, yaitu hakikat

Muhammadiyyah.Konsekuensinya semua agama(baca: agama samawi.red) adalah

tunggal dan semua itu kepunyaan Allah. Seorang yang benar benar arif adalah orang

yang menyembah Allah dalam setiap bidang kehidupannya.Dengan kata lain dapat

dinyatakan bahwa ibadah yang benar hendaknya seorang abid memandang semua apa

saja sebagai bagian dari ruang lingkup realitas dzat Tuhan yang Tunggal.

Banyak penulis yang tidak sepakat tentang konsep wahdat al – adyan yang

menganggap  agama adalah sama. Setiap agama berbeda jadi Tuhannya seorang

yang beda agama tidak bisa dijadikan Tuhan seseorang yang beragama lain,terlebih

lebih agama ardhi yang merupakan hasil budaya manusia tidak bisa disamakan dengan

Allah.

2.     Pandangan Ibnu Taimiyah terhadap ajaran Ibnu Arabi

Istilah   Wahdat al -Wujud yang digunakan untuk menyebut inti ajaran  Ibnu Arabi

sebenarnya bukan dari Ibnu Arabi tetapi berasal dari ibnu Taimiyah, tokoh yang paling

keras dalam mengecam dan mengkritik ajaran tersebut.

Menurut Ibnu Taimiyah Wahdat al -Wujud adalah penyamaan Tuhan dengan

alam .Menurut penjelasannya orang orang yang mempunyai paham Wahdat al -Wujud

mengatakan bahwa wujud itu sesungguhnya hanya satu dan wajib al wujud yang

dimiliki khaliq  juga mumkin al wujud yang dimiliki oleh makhluk. Selain itu orang orang

yang mempunyai paham ini mengatakan bahwa wujud alam sama dengan wujud

Tuhan, tidak ada perbedaan

Dari pengertian tersebut Ibnu Taimiyah telah  menilai ajaran sentral Ibnu Arabi dari

aspek tasybihnya saja (penyerupaan Khaliq dengan makhluk belum menilai dari aspek

19

Page 20: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

tanzihnya(penyucian khaliq) sebab kedua ajaran itu dipakai dalam ajaran Ibnu

Arabi.Akan tetapi banyak pula kata kata Ibnu Arabi yang membawa pada pengertian

yang dipahami Ibnu Taimiyah

Menurut pandangan kontroversinya Ibnu Taimiyah  tentang konsep Wahdat al -Wujud 

adalah penyamaan (tassyabuh) antara Tuhan dan alam. sedangkan Allah seperti yang

ditegaskan oleh  Al- Qur’an berbeda dengan segala sesuatu.

3.         Analisis inti ajarannya

Konsep wahdat al Wujud Ibnu Arabi bila tidak dipahami secara mendalam akan dapat

menyesatkan bagi umat yang pemahaman filsafat dan tingkat keimanannya rendah

karena menyamakan Tuhan dengan makhluk bahkan makhluk bisa dianggap sebagai

Tuhan. Mengenai  wahdat al Adyan banyak penulis yang tidak sepakat dengan konsep

ini karena setiap agama berbeda jadi Tuhannya seorang yang beda agama tidak bisa

dijadikan Tuhan seseorang yang beragama lain.

Namun demikian dari kutipan kutipan di atas jelas sekali bahwa Ibnu Arabi masih

membedakan antara  Tuhan  dan alam dan wujud Tuhan itu tidak sama dengan wujud

alam .meskipun disatu sisi menyamakan Tuhan dengan alam,di sisi lain beliau

menyucikan Tuhan dari adanya persamaan .Ibnu Arabi masih mengakui bahwa alam ini

diciptakan Tuhan dan Tuhan itu diluar alam,sedangkan alam hanya merupakan

mazharNya,mazhar asma dan sifat-sifatNya .

4.         Pengaruhnya di dunia Islam

Tasawuf Ibn ‘Arabi menarik antusiasme para sufi dan salik di Dunia Islam, terutama

melalui para muridnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Murid dan

pengikutnya telah memberikan analisis, penafsiran, dan ulasan atas karya-karyanya. Di

antara murid-muridnya adalah Shadr al-Dîn al-Qunawi (w. 763/1274), Mu`yid al-Dîn al-

Jandi (w. 690/1291), ‘Abd al-Razzâq al-Q(K)âsyânî (w. 730/1330), Syaraf al-Dîn Dawûd

al-Qaysharî (w. 751/ 1350), Sayyid Haydar Amulî (w. setelah 787/1385), ‘Abd al-Karîm

al-Jîlî (w. 826/1421), ‘Abd al-Rahmân al-Jâmî (w. 898/1492), ‘Abd al-Wahhâb al-

Sya`rânî (w. 973/1565), ‘Abd al-Ghanî al-Nâbulusî (w. 1114/1731) dan lain-lainnya.

Melalui sufi dari Gujarat, India, Yunasril Ali (2002: 50) mengatakan, Muhammad ibn

20

Page 21: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

Fadl Allâh al-Burhanpûrî (w. 1029), ajaran tasawuf Ibn’Arabî menyebar di Asia Selatan.

Di sini, tasawuf Ibn al-‘Arabî diulas dan diperkenalkan oleh sejumlah ulama sufi seperti

Hamzah Fansûri, Syams al-Dîn al-Sumatrânî, ‘Abd al-Shamad al-Fâlimbânî, Dawûd al-

Fathânî, Muhammad Nafîs al-Banjârî, dan yang lainnya.

Rupanya pengaruh Ibn ’Arabi tidak hanya menancap di lingkungan tradisi teologi Sunni,

tetapi merembet jauh ke negeri Persia yang mayoritas bermazhab Syi’ah.Salah seorang

filosof Iran yang dipengaruhi Ibn ’Arabi adalah Mulla Shadra.Ia membangun suatu

mazhab baru. Dalam mazhab yang disebut Shadra sendiri sebagai Hikmah al-

Muta’âliyah, terdapat seluruh unsur aliran-aliran pemikiran Islam sebelum  membentuk

sebuah mazhab independen. Karena itu, mereka yang menganggap sebagai  pengikut

filsafat Ibn Sina ataupun pembaharunya, atau filsafatnya sebagai pelengkap filsafat Ibn

Sina, terjebak pada pendapat yang keliru. Pendek kata, mereka tidak mengetahui

filsafat Mulla Shadra.Filsafat Shadra  merupakan“perpaduan”dari berbagai aliran

pemikiran seperti  filsafat Ibn Sina, kalam Syi’ah, dan tasawuf Ibn ‘Arabi.

BAB V21

Page 22: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ibnu Arabi adalah salah satu tokoh dalam ilmu tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi

mencapai puncak kesempurnaannya pada pengajaran ibn Arabi. Dengan

pengetahuannya yang amat kaya dalam lapangan keislaman maupun lapangan

filsafat

2. Inti ajarannya

a.       Wahdat al –wujud

Bahwa manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud

Menurut faham ini bahwa setiap sesuatu yang ada memiliki dua aspek, yaitu aspek luar

dan aspek dalam.aspek yang sebenarnya ada hanyalah aspek dalam

(Tuhan)sedangkan aspek luar hanyalah  bayangan dari aspek dalam tersebut. Esensi

KeTuhanan bagi ibnu Arabi adalah segala yang ada yang bisa dipandang dari dua

aspek: (1) sebagai esensi murni,tunggal dan tanpa atribut( sifat); dan (2) sebagai esensi

yang dikaruniai atribut.Tuhan,karena dipandang tidak beratribut,berada di luar relasi

dan karenanya juga di luar pengetahuan. Dalam esensi - Nya Tuhan terbebas dari

penciptaan,tetapi dalam keTuhanan-Nya,Tuhan membutuhkannya.

Manusia dan alam sebagai cermin yang memperlihatkan Tuhan dan berkata

bahwa sang penerima berasal dari nol sebab ia berasal dari emanasi-Nya yang paling

suci karena seluruh kejadian (eksistensi) berawal dan berakhir bersama-Nya: kepada-

Nya ia akan kembali  dan dari-Nya ia berawal

Wujud semua yang ada ini hanya satu dan wujud makhluk pada hakikatnya

adalah wujud khaliq pula. Tidak ada perbedaan antara keduanya dari segi

hakikat.makhluk adalah bayang bayang atau pencerminan Tuhan di mana Tuhan dapat

melihat dirinya sendiri tanpa kehilangan sesuatupun.Artinya tetap dalam kemutlakannya

Kejadian proses penciptaan alam Pertama, Wujud Tuhan sebagai wujud mutlak, yaitu

dzat yang mandiri dan tidak berhajat kepada suatu apapun.Kedua, wujud haqiqah

Muhammadiyah sebagai emanasi (pelimpahan ) pertama dari wujud Tuhan dan dari sini

muncul segala wujud dengan proses tahapan tahapannya.

22

Page 23: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

b.      Konsep Wahdat al- adyan

memandang bahwa sumber agama adalah satu, yaitu hakikat

Muhammadiyyah.Konsekuensinya semua agama(baca : agama samawi.red) adalah

tunggal dan semua itu kepunyaan Allah..Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa

ibadah yang benar hendaknya seorang abid memandang semua apa saja sebagai

bagian dari ruang lingkup realitas dzat Tuhan yang Tunggal

Pengaruh tasawuf Ibnu Arabi ini sangat besar dalam dunia  Islam dan

berkembang di berbagai negara. Murid dan pengikutnya telah memberikan analisis,

penafsiran, dan ulasan atas karya-karyanya.Melalui sufi dari Gujarat, India, Muhammad

ibn Fadl Allâh al-Burhanpûrî ( 1029), ajaran tasawuf Ibn’Arabî menyebar di Asia

Selatan. Di sini, tasawuf Ibn al-‘Arabî diulas dan diperkenalkan oleh sejumlah ulama sufi

seperti Hamzah Fansûri, Syams al-Dîn al-Sumatrânî, ‘Abd al-Shamad al-Fâlimbânî,

Dawûd al-Fathânî, Muhammad Nafîs al-Banjârî, dan yang lainnya. Bahkan merembet

ke Persia yang mayoritas bermazhab Syi’ah. Salah seorang filosof Iran yang

dipengaruhi Ibn ’Arabi adalah Mulla Sandra

5.2 Saran

Sebagai umat Islam kita harus dapat memahami setiap ajaran yang berkembang

mengenai Keislaman. Hal ini sangat perlu karna Islam adalah pondasi kehidupan umat

beragama. Sehingga kita harus terus mempelajari lebih dalam mengenai ajaran

tasawuf, sebagai bukti keimanan kita kepada Allah.SWT.

23

Page 24: Makalah Intisari Ajaran Tasawuf

Daftar PustakaAbdul Hakim ,Atang.2009. Metodologi Studi Islam,Bandung:Rosdakarya

Ali Mahdi Khan.2004,Dasar dasar Filsafat Islam : Pengantar ke gerbang pemikiran

Bandung :    Nuansa

Jamil,M.2007.Cakrawala Tasawuf:Sejarah,Pemikirandan kontekstualitas.Jakarta:GP

Press

Abu Al Wafa’Al Ghanimi At-TaftaZani .1985.Sufi dari Zaman ke zaman, terj.Ahmad

Rofi’Utsmani Bandung :Pustaka

M.sholihin. 2008. Ilmu Tasawuf.Bandung: Pustaka Setia

Simuh, 1997.Tassawuf dan perkembangannya dalam islam (Jakarta : PT RajaGrafindo

Website :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemahaman_Sufisme_Ibn_Arabi  acces jumat, 18-11-2011

http://amuli.wordpress.com.arabi-kehidupan-karya-dan-pengaruhnya/acces  rabu,16

nopember 2011,17.00

24