lapres teknik digital kel 18

71
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL Oleh : NAMA MAHASISWA NIM Riko Cippratama 131910201034 Dwiky Wirawan 131910201035 Ratna Kusuma Wardhani 131910201052 Tazkiyatun Nufus 131910201054 Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085 Moh. Lutfi Yazid 131910201093

Upload: al-fian-irsyadul-ibad

Post on 11-Jan-2016

253 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Lapres Teknik Digital Kel 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNIK DIGITAL

Oleh :

NAMA MAHASISWA NIMRiko Cippratama 131910201034Dwiky Wirawan 131910201035

Ratna Kusuma Wardhani 131910201052Tazkiyatun Nufus 131910201054

Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085Moh. Lutfi Yazid 131910201093

LABORATORIUM DASAR DAN OPTIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Lapres Teknik Digital Kel 18

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATAPRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

Diajukan sebagai prasyarat telah melaksanakan menempuhMatapraktikum Teknik Digital

LABORATORIUM DASAR DAN OPTIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS JEMBER

Jember, 4 November 2014

Dosen Pembina Matapraktikum PLP Laboratorium Dasar dan Optik

Andrita Ceriana Eska, S.T.,M.T Agus Irwan Karyawan, A.Md,ST. NIP. 19770824 199903 1 002

Kepala Laboratorium Dasar dan Optik

Bambang Supeno, S.T.,M.T. NIP. 19690630 199512 1 001

Page 3: Lapres Teknik Digital Kel 18

LEMBAR ASISTENSI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATAPRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

Diajukan sebagai prasyarat telah melaksanakan Praktikum dan Asistensi

Matapraktikum Teknik Digital

LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

Jember, 4 November 2014

Nama Asisten Tanda Tangan Nilai

1. Harun Ismail NIM. 111910201023

2. Gunawan NIM. 111910201020

3. Widya Ika Pravita NIM. 111910201057

4. M. Abdul Khamid NIM. 111910201045

5. Citra Yanuarti NIM. 121910201073

6. Choirul Umam NIM. 121910201007

7. Nurul Latif NIM. 121910201014

Page 4: Lapres Teknik Digital Kel 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan

melimpahkan rezeki serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan resmi

“Praktikum Teknik Digital” tanpa mengalami hambatan.

Laporan ini disusun sebagai prasyarat telah menempuh matapraktikum Teknik Digital semester ganjil.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. Terutama ucapan ini kami

sampaikan kepada semua asisten Laboratorium Dasar dan Optik yang telah membimbing

kami selama melaksanakan praktikum, Serta semua pihak yang telah membantu kami yang

tidak dapat disebutkan satu persatunya.

Kami penyusun telah berusaha untuk memberikan yang terbaik, tetapi kami sangat

menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penyusun mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk pembangunan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga laporan yang telah kami buat ini dapat bermanfaat

khususnya bagi kami penyusun dan umumnya bagi semua pembaca.

Jember, 4 November 2014

Penyusun

Page 5: Lapres Teknik Digital Kel 18

DAFTAR ISI

1. Halaman Sampul

2. Halaman Judul

3. Lembar Pengesahan

4. Lembar Asistensi

5. Kata Pengantar

6. Daftar Isi

7. Laporan

Percobaan 1 Gerbang Logika

Percobaan 2 Seven Segment

Percobaan 3 Decoder

Percobaan 4 Full Adder Non Carry

Percobaan 5 Full Adder With Carry

Percobaan 6 Counter

8. Daftar Pustaka

Page 6: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mempelajari fungsi dari gerbang dasar logika

2. Mengetahui karakteristik gerbang dasar logika

1.2 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan elektronika telah sampai pada saat yang

memungkinkan seseorang dapat membangun suatu peralatan hanya dengan

menghubungkan blok-blok IC. Demikian juga pada peralatan modern yang berupa

digital. Dalam sistem digital ada suatu rangkaian logika yang didalamnya terdiri dari

gerbang logika.

Gerbang logika atau gerbang logika adalah suatu entitas dalam elektronika dan

matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logika menjadi sebuah

sinyal keluaran logika. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektronis

menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan

susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay),

cairan, optik dan bahkan mekanik.

Page 7: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Gerbang dasar logika terdiri dari :

a. Gerbang NOT

Gerbang NOT sering disebut juga dengan istilah inverter atau pembalik. Logika

dari gerbang ini adalah membalik apa yang di-input ke dalamnya. Biasanya input-nya

hanya terdiri dari satu kaki saja. Ketika input yang masuk adalah 1, maka hasil output-

nya adalah 0. Jika input yang masuk adalah 0, maka hasil output-nya adalah 1.

Gerbang NOT adalah gerbang yang mempunyai sebuah input dan sebuah output.

b. Gerbang AND

Yaitu memiliki karakteristik logika di mana jika input yang masuk adalah bernilai

0, maka hasil outputnya pasti akan bernilai 0. Jika kedua input diberi nilai 1, maka

hasil output akan bernilai 1 pula. Logika gerbang AND bisa diumpamakan sebagai

sebuah rangkaian dengan dua buah saklar yang disusun secara seri. Jika salah satunya

memutuskan hubungan rangkaian, maka hasil yang dikeluarkan dari rangkaian

tersebut adalah 0. Tidak peduli saklar manapun yang diputuskan maka hasil akhirnya

adalah 0. Ketika kedua buah saklar terhubung dengan rangkaian bersamaan, maka

hasil akhirnya barulah bernilai 1.

c. Gerbang OR

Dimana Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari

masukannya pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua

masukan harus dalam keadaan 0.

d. Gerbang NAND

Gerbang logika NAND merupakan modifikasi yang dilakukan pada gerbang AND

dengan menambahkan gerbang NOT didalam prosesnya. Maka itu, mengapa gerbang

ini dinamai NAND atau NOTAND. Logika NAND benar-benar merupakan kebalikan

dari apa yang dihasilkan oleh gerbang AND. Di dalam gerbang logika NAND, jika

salah satu input atau keduanya bernilai 0 maka hasil output-nya adalah 1. Jika kedua

input bernilai 1 maka hasil output-nya adalah 0.

e. Gerbang NOR

Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada

keadaan 1. Jika diinginkan keluaran berlogika 1, maka semua masukannya harus

dalam keadaan 0.

Page 8: Lapres Teknik Digital Kel 18

f. Gerbang XNOR

Gerbang XNOR atau Exclusive NOR ini mungkin tidak terlalu sering terdengar,

namun aplikasinya cukup lumayan penting juga. Gerbang EXNOR ini akan

menghasilkan outputan 1 jika semua inputnya sama.

g. Gerbang XOR

Gerbang XOR atau Exclusive OR ini memiliki kerja kebalikan dari XNOR. Jika

pada gerbang logika XNOR terdapat dua input yang sama outputnya akan 1, berbeda

dengan XOR dia hanya akan menghasilkan output 1 jika input logikanya berbeda.

Page 9: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT

Gerbang NAND Gerbang NOR Gerbang XOR

Gerbang XNOR

Page 10: Lapres Teknik Digital Kel 18

3.2 Alat dan Bahan

1. Trainer Kit (Gerbang logika, LED, toggle switch).

2. Power Supply

3. IC HD74LS32R, HD74LS02P, HD74LS08P, HD74LS00P, SN74LS86AN dan

P0248SB

3.3 Prosedur Percobaan

1. Memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR, NAND, NOR, NOT,

XNOR, dan XOR.

2. Mencatat output LED nyala sebagai logika 1 dan padam logika 0.

3. Membahas dan membuat kesimpulan pada gerbang dasar logika.

Page 11: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut.

1. Data Gerbang NOT

Masukan Keluaran

A X

0 0

1 1

2. Data Gerbang OR

Masukan Keluaran

A B X

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

3. Data Gerbang AND

Masukan Keluaran

A B X

0 0 0

0 1 0

1 0 0

1 1 1

4. Data Gerbang NAND

Masukan Keluaran

A B X

0 0 1

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Page 12: Lapres Teknik Digital Kel 18

5. Data Gerbang NOR

Masukan Keluaran

A B X

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0

6. Data Gerbang X-NOR

Masukan Keluaran

A B X

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 1

7. Data Gerbang X-OR

Masukan Keluaran

A B X

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

4.2 Analisa Pembahasan

Page 13: Lapres Teknik Digital Kel 18

Gerbang logika merupakan suatu entitas dalam elektronika dan matematika boolean

yang mengubah satu atau beberapa masukan logika menjadi sebuah keluaran logika.

Terdapat beberapa macam gerbang logika yaitu gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR,

XOR, dan XNOR.

Gerbang AND pada dasarnya seperti perkalian, jika input yang dimasukkan ada

angka 0, maka output bernilai 0. Gerbang OR pada dasarnya seperti penjumalahan, jika

ada input yang bernilai 1 maka output akan bernilai 1, jika keduanya 1 maka input tetap

bernilai 1. Gerbang NOT merupakan gerbang yang mengeluarkan beda nilai dengan

input. Gerbang NAND dan NOR masing-masing adalah invers atau kebalikan dari AND

dan OR. Jika gerbang XOR atau Exclusive OR dimasukkan input yang berbeda maka

nilai output adalah 1, jika gerbang XNOR atau Exclusive NOT OR adalah invers dari

gerbang XOR.

Praktikum gerbang logika dasar ini bertujuan untuk mempelajari fungsi dari

gerbang dasar logika dan mengetahui karakteristik gerbang dasar logika. Alat dan bahan

yang kami gunakan pada praktikum ini adalah kit/modul praktikum, atau trainer gerbang

logika. Rangkaian trainer gerbang logika dasar berfungsi untuk membuktikan tabel –

tabel kebenaran logika yang sudah ada. Pada trainer gerbang logika terdapat berbagai

komponen salah satunya adalah IC. Kemudian alat dan bahan yang lain adalah catu daya

dan kabel jumper. Adapun langkah kerja yang dilakukan untuk langkah pertama adalah

memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR, NAND, NOR, NOT, XNOR,

dan XOR melalui switch. Langkah berikutnya adalah mencatat output led yaitu hidup

sebagai logika 1 dan mati sebagai logika 0.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuktian teori tersebut menggunakan suatu

rangkaian gerbang logika. Pertama dilakukan percobaan pada rangkaian NOT. Rangkaian

gerbang NOT ini menggunakan sebuah IC yaitu IC HD74LS04P, dan memang benar

input yang dimasukkan berbeda nilai dengan output. Lalu percobaan kedua dilakukan

kepada gerbang OR. Rangkaian gerbang or ini menggunakan jenis IC HD74LS32P.

setelah dilakukan 4 kali tes denga input yang seperti pada tabel, memang benar teori

tersebut. Lalu percobaan kedua dilakukan terhadap gerbang AND. Rangkaian gerbang

AND ini menggunakan jenis IC HD74LSO8P. Setelah dimasukkan input yang seperti di

tabel, telah terbukti bahwa gerbang AND pada rangkaian sama dengan teori yang

mengatakan input dan output seperti hubungan perkalian. Percobaan keempat dilakukan

pada gerbang NAND yang menggunakan IC jenis HD74LS00P dan memang benar

bahwa output yang dihasilkan berkebalikan dengan gerbang logika AND. Percobaan

selanjutnya dilakukan pada gerbang NOR. Rangkaian gerbang NOR ini menggunakan IC

Page 14: Lapres Teknik Digital Kel 18

dengan jenis IC HD74LS0P. setelah dilakukan eksekusi dengan 4 input yang berbeda

seperti di tabel percobaan, dan memang benar gerbang NOR adalah invers dari gerbang

OR. Selanjutnya percobaan keenam dilakukan kepada gerbang XOR. Gerbang XOR ini

menggunakan IC yang berjenis IC 74LS86AN. Setelah dieksekusi dengan input yang

berbeda seperti pada tabel percobaan, dapat diketahui bahwa hasil percobaan sama

dengan teori. Dan yang terakhir adalah percobaan pada gerbang XNOR. Rangkaian

gerbang XNOR ini menggunakan IC yang berjenis IC DM74LS266N. setelah dilakukan

eksekusi dengan input yang berbeda seperti pada tabel percobaan, ternyata memang

terbukti bahwa gerbang XNOR adalah invers dari gerbang XOR.

Setelah menggunakan rangkaian yang telah jadi, dilakukan perangkaian manual

dengan menggunakan jumper. Pada dasarnya sama seperti rangkaian jadi, tetapi kita

harus menggunakan jumper dan tidak boleh berbeda pada setiap nomor port yang kita

gunakan contohnya adalah seperti input A1 lalu B2 dan output Y2, maka tidak akan keluar

fungsi dari rangkaian tersebut. Jadi jika kita merangkai harus memilih nomor port yang

sama, misalnya A1 harus dengan B1 dan output harus Y1, jika salah satu berbeda maka

tidak akan terjadi aliran listrik, karena mereka berbeda port dan akhirnya IC yang

digunakan tidak akan berfungsi.

Setelah dilakukan banyak eksekusi dapat ditarik kesimpulan bahwa teori yang

sudah ada terbuti tidak salah dan juga IC yang digunakan tidak boleh sembarang IC. IC

yang digunakan khusus dan sudah ada di data sheet masing-masing IC yang digunakan.

Pada rangkaian manual dapat ditarik kesimpulan bahwa jika salah

menyambungkan port, maka IC tidak akan berfungsi seperti perbedaan angka pada port

input dan port output. Dan dari 2 percobaan menggunakan 2 box yang berbeda (rangkaian

jadi dan rangkaian manual) sama- sama terbukti bahwa gerbang AND adalah seperti

perkalian, gerbang OR adalah seperti penjumlahan, gerbang NOT adalah gerbang untuk

menggunakan invers, gerbang NOR adalah invers dari OR dan gerbang NAND adalah

invers dari gerbang AND.

Gerbang XOR (Exclusive OR ) adalah gerbang yang berbeda dari gerbang yang

lain, yaitu jika input yang telah dimasukkan berbeda maka output bernilai 1 dan gerbang

XNOR adalah invers dari gerbang XNOR.

Page 15: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara teori, gerbang logika sama dengan praktikum yaitu gerbang AND seperti

perkalian, gerbang OR seperti penjumlahan, maupun semua gerbang lain sama

dengan teori.

2. Pada saat melakukan perangkaian manual tidak boleh melakukan kesalahan

penempatan jumper.

3. Jika port yang digunakan salah, maka IC tidak bias membaca input tersebut.

4. Port yang salah adalah port yang digunakan berbeda nomor seperti A1, B1 pada port

input dan Y2 pada output misalnya. Jadi harus sama nomor dari port yang digunakan

yaitu A2, B2, dan Y2.

5. IC yang digunakan berbeda pada semua rangkaian gerbang logika.

6. IC yang digunakan adalah IC series 7400 pada semua rangkaian gerbang logika.

Page 16: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Seven Segment

2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Seven Segment

1.2 Latar Belakang

Di dalam suatu sistem digital dekoder seven segment digunakan untuk keperluan

menampilkan bilangan, pada display seven segment misalnya pada output mikrokontroler

ingin ditampilkan pada seven segment maka output pada port mikrokontoler yang berupa

bilangan biner dihubungkan dengan dekoder kemudian outputnya dihubungkan dengan

display seven segment. Atau pada aplikasi lainnya misalnya untuk menampilkan

rangkaian counter.

Praktikum kali ini dilakukan agar mahasiswa memahami cara kerja dekoder seven

segment sebagai penerjemah bilangan biner ke dalam bilangan desimal yang akan

ditampilkan pada layar display seven segment.

Page 17: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Seven-segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu seven-segment

indikator, adalah suatu format dari alat tampilan yang suatu alternatif ke dot-matrix

tampilan yang semakin kompleks. Seven-Segment adalah biasanya digunakan di dalam

elektronika sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan balik klasifikasi sistim desimal

dengan operasi yang internal tentang alat. 7 segmen diatur sebagai segiempat panjang

dari dua segmen yang vertikal pada [atas] masing-masing sisi dengan satu segmen yang

horizontal di bagian atas dan alast. Apalagi, segmen yang ketujuh membagi dua bgian

segiempat panjang secara horizontal.

Secara sederhana, masing-masing LED adalah secara khas dihubungkan dengan

satu terminal ke pin yang sendiri dengan diam-diam bagian luar dari paket dan LED

terminal yang lain dihubungkan secara umum dengan semua lain LED di alat dan

diterbitkan persis sama benar bersama pin. Pin yang bersama ini akan kemudian

menyusun semua katode ( terminal yang negatif) atau semua kutub positip ( terminal

yang positif) dari LED di alat dan demikian akan jadi yang manapun a " Katode yang

umum" atau " Kutub positip yang umum" tergantung alat bagaimana dibangun.

Karenanya suatu 7 paket segmen yang lebih akan hanya perlu sembilan pin untuk

menyajikan dan dihubungkan.

Page 18: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

1. Kit Trainer Seven Segment (LED, togel switch).

2. IC HD74LS48P.

3. Catu daya.

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

2. Memberi masukan D0–D3, 1 atau 0.

3. Memperhatikan dan mencatat output desimal.

4. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

Page 19: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

InputOutput

D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0

0 0 0 1 1

0 0 1 0 2

0 0 1 1 3

0 1 0 0 4

0 1 0 1 5

0 1 1 0 6

0 1 1 1 7

1 0 0 0 8

1 0 0 1 9

Page 20: Lapres Teknik Digital Kel 18

4.2 Analisa Pembahasan

Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk menampilkan

angka dan huruf. Seven segment merupakan display visual umum yang digunakan dalam

dunia digital. Seven segment dapat ditemui pada jam digital, penunjuk antrian, dan

thermometer digital. Penggunaan secara umum adalah untuk menampilkan informasi

secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital.

Seven segment tersusun atas 7 buah batang LED atau Light Emitting Diode yang

disusun membentuka angka 8 yang penyusunnya menggunakan label “a” sampai “g” dan

dalam program seven segment tersebut menggunakan 8 buah dioda yaitu diberi nama a,

b, c, d, e, f, g, dan dot atau titik. Setiap program ini terdiri dari 1 atau 2 batang LED.

Salah satu terminal LED dihubungkan sehingga menjadi 1 sebagai kaki common. Ada 2

macam seven segment yaitu common cathode menggunakan aktif high dan common

anoda yang menggunakan aktif low.

Praktikum 2 ini bertujuan agar mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian seven

segment dan agar mahasiswa mampu menganalisis komponen–komponen seven segment.

Alat yang kami gunakan pada praktikum 2 ini adalah kit trainer seven segment yang

terdiri dari LED dan togel switch. Kemudian terdapat IC 74LS48 dan catu daya. Adapun

langkah – langkah percobaan 2 ini adalah mula – mula menghubungkan trainer kit

dengan catu daya. Kemudian memberi masukan pada D0, D1, D2 dan D3 dengan masukan

1 atau 0. Setelah itu kami memperhatikan dan mencatat output desimal dan yang terakhir

adalah membuat kesimpulan

Dari praktikum kali jni dilakukan uji coba pada seven segment, tetapi hanya

menggunakan seven segment jenis common cathode dengan aktif high. Ada 4 macam

input yang digunakan dan yang digunakan adalah bentuk heksadesimal. Jadi, jika

dimasukkan input 1000 akan keluar angka 8 pada display seven segment. Jika

dimasukkan input 1100 akan keluar output C pada display. Jadi seven segment yang

menggunakan ini bisa membaca heksadesimal.

Seven segment sendiri mempunyai program untuk LED. Jadi 7 batang LED yang

membentuk angka 8 ini mempunyai output “a”, “b”, “c”, “d”, “e”, “f” dan “g”. Jika input

yang dimaksud adalah 0001 maka segmen yang hidup adalah LED “b” dan “c”. Namun

yang patut dimengerti adalah bentuk angka 6 akan sama dengan huruf b.

Pertama dilakukan percobaan dengan rangkaian jadi. Untuk membuat angka atau

huruf yang diinginkan maka input yang harus dimasukkan adalah input high atau logika

1. Setelah dilakukan 10 percobaan menggunakan input yang beda seperti pada tabel

percobaan, dilakukan lagi percobaan-percobaan tambahan untuk membuktikan bahwa

Page 21: Lapres Teknik Digital Kel 18

seven segment yang digunakan bisa membaca heksadesimal. Dilakukan pemasukan input

untuk membuat heksadesimal 12 atau huruf C dan heksadecimal 14 atau huruf E, tetapi

karena kerusakan pada display seven segment yang digunakan, maka huruf E tidak bisa

menyerupai huruf E tetapi menyerupai huruf C dengan garis vertikal di kiri atas.

Pada percobaan dengan box yang berisi rangkaian tak jadi, jumper pada port input

dan output harus mempunyai nomor yang sama, yaitu seperti input A1 dan B1 harus

dengan output Y1 juga, jika nomor antara input maupun output berbeda maka tidak akan

berjalan IC yang digunakan tersebut.

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah teori dengan praktikum

sama tentang seven segment jenis common cathode menggunakan aktif high, seven

segment juga benar menggunakan 7 batang LED yang membentuk angka 8. IC yang

digunakan juga khusus, yaitu IC HD74LS48P.

Page 22: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Seven segment mempunyai program sendiri tiap batang LED yang dimilikinya.

2. Seven segment bisa membaca input heksadesimal.

3. IC yang digunakan khusus yaitu IC jenis 74LS48P.

4. Tidak boleh menempatkan port yang salah saat melakukan proses pemasangan

jumper saat merangkai rangkaian seven segment.

5. Jika port yang digunakan salah, maka IC tidak akan bisa membaca input.

6. Port yang digunakan saat merangkai harus sama nomornya, seperti port input A1

dan B1 harus dengan output Y1.

Page 23: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Decoder

2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Decoder

1.2 Latar Belakang

Perkembangan digitalisasi alat teknogi semakin lama semakin canggih. Segala

alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

digital. Dipabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog kebanyakan alat mereka

sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang rangkaian encoder dan decoder.

Encoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengubah kode-kode tertentu

menjadi kode biner sedangkan Decoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

mengubah kode biner menjadi kode-kode tertentu. Karena pentingnya materi teknik

digital bagi mahasiswa elektro, maka kali ini kami melakukan praktikum tentang

rangkian Encoder dan Decoder yang merupakan dasar dari teknik digital.

Page 24: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Decoder adalah sebuah rangkaian kombinasional logika dengan n-input/2n-output

yang berfungsi untuk mengaktifkan 2n-bit output untuk setiap bentuk input (WORD)

yang unik sebanyak n-bit. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu

input n-bit. Tiap output diidentifikasi oleh MINTERM CODE, mi, dari bentuk WORD

input A yang ditampilkan. Karena itulah DECODER bisa juga disebut sebagai

MINTERM CODE GENERATOR atau MINTERM RECOGNIZER. Sebuah DECODER

biasanya dilengkapi dengan sebuah input ENABLE LOW sehingga devais ini bisa di-

ON/OFF-kan untuk tujuan tertentu.

Page 25: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

1. Trainer Kit (LED, toggle switch, carry switch)

2. IC 74LS139

3. Catu daya

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

2. Memberi masukan A1–A2 .

3. Memperhatikan dan mencatat output.

4. Membuat kesimpulan

Page 26: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

Input Output

A1 A2 D0 D1 D2 D3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 0 1

Page 27: Lapres Teknik Digital Kel 18

4.2 Analisa Pembahasan

Decoder merupakan suatu alat yang berkebalikan dari fungsi encoder. Decoder

adalah alat yang digunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita

dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Decoder juga dapat diartikan sebagai

rangkaian logika yang ditugaskan untuk menerima masukan biner dan mengaktifkan

salah satu keluarannya sesuai dengan urutan biner tersebut. Metode yang sama digunakan

untuk mengkodekan biasanya hanya terbalik dalam rangka untuk memecahkan kode.

Decoder adalah rangkaian digital yang dapat mengubah bilangan biner menjadi

bilangan desimal, dimana rangkaian ini akan menghasilkan output high (1) pada jalur

yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh selector. Artinya input decoder merupakan

bilangan biner dan outputnya berbentuk biner. Namun akan menunjukan bilangan

desimal, yaitu menentukan output manakah yang aktif (D0, D1, D2, atau D3).

Decoder berfungsi untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segment.

Itulah sebabnya kita menggunakan decoder pada rangkaian seven segment tersebut.

Dalam elektronika digital, decoder bisa untuk mengambil bentuk input-ganda, multiple-

output sirkuit logika yang mengubah kode masukan (input) menjadi kode keluaran

(output), dimana kode input dan kode output berbeda. Misalnya, n-to-2n, kode biner-

desimal decoder. Aktifkan input harus selama decoder berfungsi, jika outputnya

menganggap satu “cacat” kata output decoder. Keluaran maksimum decoder adalah 2n .

jadi kita dapat bentuk n-to-2n decoder. Contohnya kita dapat membuat 4-to-16 decoder

dengan menggunakan dua buah 3-to-8.

Ada dua macam decoder, yaitu BCD ke seven segment decoder dan biner menjadi

kode-kode tertentu. Pada BCD ke seven segment decoder, kombinasi masukan biner dari

jalan input akan diterjemahakan oleh decoder. Sehingga akan membentuk kombinasi

nyala LED(Light Emitting Dioda) peraga (seven segment LED), yang sesuai kombinasi

masukan biner tersebut. Sedangakan pada decoder biner ke desimal, keluarannya

dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sebagai contoh, D = C = B = 0 dan A =1

maka akan menghidupkan lampu indikator angka 1. Lampu yang menyala akan sesuai

dengan biner dalam jalan masuk.

Rangakaian decoder menggunakan rangkaian AND atau NAND. Jika menggunakan

rangkaian AND, karena output dari gerbang AND adalah high (1) hanya ketika semua

input adalah high. Output seperti itu disebut output aktif high. Jika menggunakan

rangakaian NAND tersambung output akan menjadi low (0) saat semua input high.

Output seperti itu disebut sebagai ouput aktif low.

Page 28: Lapres Teknik Digital Kel 18

Praktikum 3 ini bertujuan agar mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian decoder

dan agar mahasiswa mampu menganalisis komponen – komponen decoder. Adapun alat

dan bahan yang kami gunakan adalah trainer kit decoder (LED, Togel switch), IC

74LS139 serta catu daya. mula – mula kami menghubungkan trainer ke catu daya,

kemudian kami memberi masukan pada A1 dan A2 dengan masukan berlogika 1 atau 0.

Kemudian kami memperhatikan dan mencatat output desimal serta membuat kesimpulan.

Pada percobaan kali ini menggunakan decoder dengan rangkaian AND. Pada

rangakaian juga terdapat IC 74LS139. IC 74LS139 ini didalamnya terdapat 2-to-4

decoder. Jadi, dengan 2 input akan menghasilakan 4 output. Nmun pada praktikum ini

lampu LED yang mati akan berlogika 1.

Pada input berlogika 0 dan 0 diketahui output D0, D1, D2, dan D3 adalah 1000. Saat

input berlogika 0 dan 1 maka outputnya 0100. Saat input berlogika 1 dan 0 maka output

D0, D1, D2, dan D3adalah 0010. Saat input berlogika 1 dan 1 maka output berlogika 0001.

Dari penjabaran diatas diketahui bahwa decoder adalah alat untuk mengubah bilangan

biner menjadi bilangan desimal. Saat input berlogika 0 dan 0 diketahui output D0, D1, D2,

dan D3 adalah 1000. Saat input berlogika 0 dan 1 maka outputnya 0100. Saat input

berlogika 1 dan 0 maka output D0, D1, D2, dan D3 adalah 0010. Saat input berlogika 1 dan

1 maka output berlogika 0001.

Page 29: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB VKESIMPULAN

5.1 KesimpulanBerdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Decoder adalah alat untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal atau

kode tertentu lainnya.

2. Bilangan desimal yang merupakan keluaran decoder digunakan untuk menentukan

output manakah yang aktif (D0, D1, D2, atau D3).

3. Saat input berlogika 0 dan 0 diketahui output D0, D1, D2, dan D3 adalah 1000.

4. Saat input berlogika 0 dan 1 maka outputnya 0100.

5. Saat input berlogika 1 dan 0 maka output D0, D1, D2, dan D3 adalah 0010.

6. Saat input berlogika 1 dan 1 maka output berlogika 0001.

Page 30: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Memahami konsep rangkaian Full Adder

2. Menjelaskan konsep rangkaian Full Adder

3. Mampu merangkai Full Adder

1.2 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Digital saat ini yang semakin maju. Masyarakat saat

ini telah terpesona oleh komputer dan kalkulator modern. Ini mungkin karena mesin

tersebut menghasilkan fungsi aritmatika dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat

menakjubkan. Bab ini membicarakan mengenai rangkaian Full Adder yang ditujukan

untuk mengetahui konsep rangkaian Full Adder. Beberapa rangkaian logika yang dapat

menjumlahkan dan mengurangkan. Penambahan dan pengurangan dikerjakan dalam

biner. Gerbang logika biasa akan kita rangkai satu sama yang lain untuk menghasilkan

penambahan dan pengurangan.

Page 31: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Penjumlah penuh (Full Adder) adalah rangkaian sirkuit digital atau kadang-

kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung atau menjumlahkan pulsa

atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa

menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam penghitung biner murni,

perhitungan digunakan dengan cara menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner.

Rangkaian full adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner

yang lebih dari 1bit. Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan

penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2

bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil penjumlahan pada suatu

tingkat atau kolom melebihi nilai maksimumnya maka output CARRY akan berada pada

keadaan logika 1.

Pada aplikasinya, full adder menggunakan gerbang logika AND, OR, dan XOR.

Berikut tabel kebenaran full adder :

INPUT OUTPUTA B SUM CARRY0 0 0 01 0 1 00 1 1 01 1 0 1

Page 32: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

1. Kit praktikum

2. Catu daya

3. Kabel jumper

4. IC HD74LS83AP

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

2. Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.

3. Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

4. Membuat kesimpulan

Page 33: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

A B Cin S Cout

0011 0001 0 0100 0

0010 0010 0 0100 0

0010 0011 0 0101 0

0110 1000 0 1110 0

1100 1000 0 0100 1

Page 34: Lapres Teknik Digital Kel 18

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum ke 4 ini kami membahas tentang full adder without carry.

Sebelumnya, kami akan menjelaskan tentang full adder. Rangkaian full adder adalah

rangkaian yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan biner yang lebih dari 1 bit.

Rangkaian full adder dapat digunakan untuk menjumlahkan 3 bit input untuk

menghasilkan output berupa SUM dan Carry. Untuk pengertian dari full adder without

carry merupakan rangkaian full adder yang tidak memiliki sinyal pembawa input (carry-

in). Rangkaian full adder without carry memiliki dua buah masukan yang ditambahkan,

dimana hasil dari masukan dinyatakan dalam indikator lampu LED.

Praktikum full adder without carry ini bertujuan agar mahasiswa memahami

konsep rangkaian full adder, menjelaskan konsep rangkaian full adder, dan mampu

merangkai full adder.

Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum full adder without carry

ini adalah kit praktikum berupa trainer gerbang logika yang di dalamnya terdapat IC

HD74LS83AP. Kemudian kita memakai kabel jumper, serta catu daya.

Adapun prosedur percobaan yang kami pakai adalah yang pertama

menghubungkan trainer kit dengan catu daya, kemudian memberikan masukan pada A0,

A1, A2 dan A3 serta B0, B1, B2 dan B3 dengan input 1 atau 0. Kemudian memperhatikan

dan mencatat output dan carry out, serta membuat kesimpulan.

Pada praktikum 4 ini, kami melakukan 5 percobaan dengan berbagai macam

input. Percobaan pertama kami memberi masukan pada A0 dengan logika 1, A1 dengan

logika 1, A2 dengan logika 0, dan A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00112.

Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 1, B1 dengan logika 0, B2

dengan logika 0, B3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00012. Output yang

dihasilkan dengan Cin berlogika 0 adalah SUM sebesar 01002 dan menghasilkan Cout 0.

Pada percobaan kedua kami memberikan masukan pada A0 dengan logika 0, A1

dengan logika 1, A2 dengan logika 0, A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner

00102. Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 0, B1 dengan logika 1,

B2 dengan logika 0, dan B3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00102. Dengan

Cin 0, output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 11002 dengan Cout sebesar 0.

Percobaan ketiga adalah dengan memberi masukan pada A0 dengan logika 0, A1

dengan logika 1, A2 dengan logika 0, A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner

00102. Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 1, B1 dengan logika 1,

B2 dengan logika 0, B3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00112. Dengan Cin

0, output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 01012 dan carry out 0.

Page 35: Lapres Teknik Digital Kel 18

Percobaan keempat adalah dengan memberi masukan pada A0 dengan logika 0, A1

dengan logika 1, A2 dengan logika 1, A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner

01102. Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 0, B1 dengan logika 0,

B2 dengan logika 0, B3 dengan logika 1 yang membentuk input biner 10002. Dengan Cin

0, output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 11102 dan carry out 0.

Percobaan kelima adalah dengan memberi masukan pada A0 dengan logika 0, A1

dengan logika 0, A2 dengan logika 1, A3 dengan logika 1 yang membentuk input biner

11002. Kemudian kita masukkan input pada B0 dengan logika 0, B1 dengan logika 0, B2

dengan logika 0, B3 dengan logika 1 yang membentuk input biner 10002. Dengan Cin 0,

output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 01002 dan menghasilkan carry out 1.

Berdasarkan hasil - hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

memberi input pada masing - masing saklar (Saklar A dan B), output yang dihasilkan

sesuai dengan saat kita melakukan penjumlahan bilangan biner dengan cara biasa. Seperti

pada percobaan 1, input A (0011)2 adalah sama dengan 3 dalam bentuk desimal.

Kemudian input B (0001)2 adalah sama dengan 1 dalam bentuk desimal. Jadi, apabila

dijumlahkan dengan penjumlahan biasa akan menghasilkan output 4 dalam bentuk

desimal. Dan pada percobaan 1, terbukti output yang dihasilkan adalah 01002. Kemudian,

dengan input A (0011)2 dan B (0001)2, A (0010)2 dan B (0010)2, A (0010)2 dan B(0011)2,

A (0110)2 dan B (1000)2 tidak menghasilkan carry out (Cout = 0). Sedangkan input A

(1100)2 dan B (1000)2 akan menghasilkan carry out berlogika 1.

Page 36: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ketika A diberi input 00112 dan B diberi input 00012, SUM yang dihasilkan 01002

dan Cout 0.

2. Ketika A diberi input 00102 dan B diberi input 00102, SUM yang dihasilkan 11002

dan Cout 0.

3. Ketika A diberi input 00102 dan B diberi input 00112, SUM yang dihasilkan 01012

dan Cout 0.

4. Ketika A diberi input 01102 dan B diberi input 10002, SUM yang dihasilkan 11102

dan Cout 0.

5. Ketika A diberi input 11002 dan B diberi input 10002, SUM yang dihasilkan 01002

dan Cout 1.

6. Pada semua percobaan, Cin yang menjadi input berlogika 0 karena kami melakukan

percobaan full adder non carry.

Page 37: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Memahami konsep rangkaian Full Adder with Carry

2. Menjelaskan konsep rangkaian Full Adder with Carry

3. Mampu merangkai Full Adder with Carry

1.2 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Digital saat ini yang semakin maju. Masyarakat saat ini

telah terpesona oleh komputer dan kalkulator modern. Ini mungkin karena mesin tersebut

menghasilkan fungsi aritmatika dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat

menakjubkan. Bab ini membicarakan mengenai rangkaian Full Adder yang ditujukan

untuk mengetahui konsep rangkaian Full Adder. Beberapa rangkaian logika yang dapat

menjumlahkan dan mengurangkan. Penambahan dan pengurangan dikerjakan dalam

biner. Gerbang logika biasa akan kita rangkai satu sama yang lain untuk menghasilkan

penambahan dan pengurangan.

Page 38: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Sebuah Full Adder adalah sebuah rangkaian digital yang melaksanakan operasi

penjumlahan aritmatika dari 3 bit input. Full Adder terdiri dari 3 buah input dan 2 buah

output. Variabel input dari Full Adder dinyatakan oleh variabel X, Y, dan Z. Dua dari

variabel input (X dan Y) mewakili 2 bil signifikan yang akan ditambahkan, input ketiga,

yaitu Z mewakili Carry dari posisi yang lebih rendah. Kedua output dinyatakan dengan

symbol S (sum) dan C (carry).

Gambar Rangkaian Full Adder

Page 39: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

3.2 Alat dan Bahan

1. Kit praktikum

2. Catu daya

3. Kabel jumper

4. IC HD74LS83AP

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

2. Memberi masukan A0–A3 dan B0–B3 1 atau 0.

3. Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

4. Membuat kesimpulan

Page 40: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

A B Cin S Cout

0011 0001 1 0101 0

0010 0010 1 0101 0

0010 0011 1 0110 0

0110 1000 1 1111 0

1100 1000 1 0101 1

Page 41: Lapres Teknik Digital Kel 18

4.2 Analisa Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang rangkaian full adder with

carry. Namun ada baiknya apabila kita mengerti tentang pengertian full adder with carry

tersebut. Full adder with carry merupakan rangkaian elektronik yang bekerja dalam

melakukan perhitungan penjumlahan sepenuhnya. Rangkaian ini memiliki tiga buah input

yaitu input A, input B, dan input pembawa (carry-in) dan dua buah output yaitu sum dan

carry-out. Dalam perhitungannya full adder with carry menyertakan sebuah input

pembawa (carry-in) yang biasa disingkat dengan Cin yang berlogika 1.

Pada praktikum ini percobaan dilakukan pada rangkaian full adder dengan carry-in

atau simpanan berlogika 1. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar dapat

memahami dan menjelaskan konsep serta merangkai rangkaian full adder with carry.

Untuk melakukan praktikum ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan, di antaranya

kit trainer full adder yang terdiri dari jumper sebagai pengatur carry-in, switch sebagai

pengatur logika input, LED sebagai lampu indikator input dan output, resistor, IC 7483

sebagai induk rangkaian, dan catu daya kemudian komponen-komponen ini dirangkai

sesuai prosedur yang telah ditentukan. Langkah pertama kami menghubungkan modul kit

trainer dengan catu daya lalu memberi masukan dengan menggeser-geser posisi switch.

Terdapat dua buah switch utama yaitu switch A dan B kemudian kedua switch ini dibagi

lagi menjadi empat bagian sehingga switch input A terbagi menjadi A0, A1, A2 dan A3 dan

untuk switch B terbagi menjadi B0, B1, B2 dan B3. Setelah menggeser-geser switch, kami

mengamati dan mencatat outputnya.

Setelah prosedur kerja dilakukan, maka diperoleh beberapa data mengenai

hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Pada percobaan ini diasumsikan saat

lampu indikator menyala, maka dianggap berlogika 1 dan sebaliknya, saat lampu

indikator padam maka dianggap berlogika 0.

Pada percobaan pertama saat switch A0 dan A1 dalam keadaan off atau berlogika 0

sedangkan switch A2 dan A3 dalam keadaan on atau berlogika 1. Untuk saklar bagian B,

kondisi saklar B0, B1, dan B2 dalam keadaan off sedangkan B3 dalam keadaan on sehingga

input A bernilai 0011 dan input B bernilai 0001. Karena di sini menggunakan full adder

with carry maka logika Cin sama dengan 1 yang kemudian dijadikan sebagai input ketiga

setelah input A dan B. Dari ketiga input ini didapatkan output S bernilai 0101 dan

indikator carry-out atau disingkat Cout memiliki logika 0 yang ditandai dengan lampu

indikator padam.

Pada percobaan kedua, dengan cara yang sama seperti halnya percobaan pertama,

kami hanya menggeser switch A dan B sehingga diperoleh input untuk A bernilai 0010

Page 42: Lapres Teknik Digital Kel 18

dan B 0010 serta Cin tetap bernilai 1. Dari masukan ini diperoleh output S bernilai 0101

dan Cout berlogika 0.

Pada percobaan ketiga, input dari switch A diposisikan sehingga bernilai 0010 dan

B bernilai 0011 serta Cin tetap berlogika 1. Dari masukan-masukan ini didapatkan output

S bernilai 0110 dan Cout berlogika 0. Untuk percobaan keempat input A bernilai 0110 dan

B bernilai 1000 sehingga diperoleh output bernilai 1111 dan Cout masih berlogika 0.

Pada percobaan kelima, input switch A dan B digeser lagi sehingga A bernilai 1100

dan B bernilai 1000 serta Cin berlogika 1. Dari input-input tersebut diperoleh output S

bernilai 0101 dan lampu indikator Cout menyala yang berarti memiliki logika 1. Dari hasil

S ini, apabila kita menjumlahkan input A dan B secara manual maka hasilnya adalah

10101. Akan tetapi pada output tersebut lampu indikator menunjukkan S bernilai 0101

dan lampu indikator Cout menyala atau berlogika 1. Dari sini kita mengetahui bahwa

apabila penjumlahan dari tiap-tiap input ini melebihi bit-bit yang ditentukan maka lampu

indikator pada Cout akan menyala dan dari sini pula kita mengetahui bahwa pada kit

trainer full adder ini hanya dapat menjumlahkan bilangan biner sebanyak empat bit.

Page 43: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Full adder merupakan rangkaian penjumlah bilangan biner.

2. Full adder with carry merupakan rangkaian penjumlahan yang memiliki carry-in

berlogika 1.

3. Apabila terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1 dan sebalikya, jika tidak terdapat

nilai carry, maka carry atau bawaan berlogika 0.

4. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit berikutnya. Jika tidak ada lagi bit yang akan

dijumlahkan, maka nilai carry akan disimpan dalam bentuk carry-out.

5. Full adder memiliki nilai carry-out apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat

atau bit melebihi batas maksimumnya.

6. Pada percobaan full adder ini, rangkaian tersebut hanya dapat menjumlahkan

bilangan biner sebanyak empat bit.

Page 44: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Counter

2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Counter

1.2 Latar Belakang

Perkembangan digitalisasi alat teknologi semakin lama semakin canggih. Segala

alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

digital. Dipabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog kebanyakan alat mereka

sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang register dan counter. Dalam

sistem digital register merupakan tempat penampungan sementara sebuah grup bit data.

Sedangkan counter merupakan pencacaha atau penghitung. Karena pentingnya materi

teknik digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami melakukan praktikum tentang

register dan counter yang merupakan dasar dari teknik digital.

Page 45: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Penghitung atau pencacah (bahasa Inggris: counter) adalah rangkaian sirkuit

digital atau kadang-kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung pulsa

atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini bisa

menghitung pulsa secara biner murni (binary counter) ataupun secara desimal-

terkodekan-secara-biner (decimal counter).

Dalam penghitung biner murni, angka 9 dinyatakan dalam bentuk bilangan biner

1001, dan berikutnya angka 10 dinyatakan dalam bentuk biner 1010. Sedangkan dalam

penghitung desimal-terkodekan-secara-biner, angka 9 adalah biner 1001, tetapi angka 10

dinyatakan dalam bentuk: 0001 0000. Angka desimal 100 dalam biner murni adalah

1100100, sedangkan dalam BCD adalah 0001 0000 0000 (3 buah digit desimal masing-

masing dari kelompok 4 bit).

Page 46: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Gambar Rangkaian

Counter

Pencacah dengan menggunakan flip-flop JK3.2 Alat dan Bahan

1. Trainer Kit (LED, toggle switch, carry switch)

2. IC 74LS393

3. Catu daya

3.3 Prosedur Percobaan

1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

2. Menekan tombol Clock n-kali.

3. Mencatat output led hidup sebagai logika 1 dan mati logika 0.

4. Membahas dan membuat kesimpulan

Page 47: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

clock D0 D1 D2 D3 D4 D5

1 1 0 0 0 0 0

3 1 1 0 0 0 0

6 0 1 1 0 0 0

8 0 0 0 1 0 0

10 0 1 0 1 0 0

12 0 0 1 1 0 0

15 1 1 1 1 0 0

18 0 1 0 0 1 0

Page 48: Lapres Teknik Digital Kel 18

4.2 Analisa Pembahasan

Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk melakukan

penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun mundur. Counter

juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan

untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan.

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengerti cara kerja rangkaian counter dan

mampu menganalisis komponen-komponen counter.

Dalam melakukan percobaan ini diperlukan alat dan bahan, diantaranya trainer kit

counter, IC 74LS76, dan catu daya.

Langkah kerja pada praktikum ini, yaitu yang pertama kita menghubungkan

trainer kit dengan catu daya, selanjutnya kita menekan tombol clock sebanyak yang kita

inginkan. Selanjutnya kita amati pada keluaran yang berupa 5 buah led dan mencatat

hasilnya.

Pada percobaan pertama nilai clock adalah satu, maka didapatkan nilai

keluarannya berlogika D0=1, D1=0, D2=0, D3=0, D4=0, dan D5=0 yang ditandai dengan

nyala led. Jika led menyala maka nilai logikanya adalah 1, sedangkan jika led mati maka

nilai logikanya adalah 0.

Pada percobaan kedua logika masukannya adalah tiga, maka kita harus menekan

clock sebanyak 3 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=1, D1=1, D2=0,

D3=0, D4=0, dan D5=0.

Pada percobaan ketiga logika masukannya adalah enam, maka kita harus menekan

clock sebanyak 6 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=0, D1=1, D2=1,

D3=0, D4=0, dan D5=0.

Pada percobaan keempat logika masukannya adalah delapan, maka kita harus

menekan clock sebanyak 8 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=0, D1=0,

D2=0, D3=1, D4=0, dan D5=0.

Pada percobaan kelima logika masukannya adalah sepuluh, maka kita harus

menekan clock sebanyak 10 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=0, D1=1,

D2=0, D3=1, D4=0, dan D5=0.

Pada percobaan keenam logika masukannya adalah dua belas, maka kita harus

menekan clock sebanyak 12 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=0, D1=0,

D2=1, D3=1, D4=0, dan D5=0.

Pada percobaan ketujuh logika masukannya adalah lima belas, maka kita harus

menekan clock sebanyak 15 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=1, D1=1,

D2=1, D3=1, D4=0, dan D5=0.

Page 49: Lapres Teknik Digital Kel 18

Pada percobaan terakhir logika masukannya adalah delapan belas, maka kita harus

menekan clock sebanyak 18 kali, sehingga menghasilkan keluaran berlogika D0=0, D1=1,

D2=0, D3=0, D4=1, dan D5=0.

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa counter berfungsi

untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner. Jika kita bandingkan dengan

tabel yang diperoleh dari percobaan decoder terlihat bahwa counter adalah kebalikan dari

decoder dalam hal merubah biner ke desimal, selain itu logika keluaran yang dihasilkan

seperti pembalikan posisi bit – bit biner yang umumnya dibaca dari kiri ke kanan, akan

tetapi pada counter dibaca dari kanan ke kiri.

Page 50: Lapres Teknik Digital Kel 18

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Output merupakan indikator biner untuk nilai clock yan diberikan.

2. Counter mengubah nilai desimal ke biner secara berurutan.

3. Nilai maksimal desimal yang diberikan pada praktikum ini adalah 18.

4. Nilai minimal desimal yang diberikan pada praktikum ini adalah 1.

5. Indikator yang ditunjukkan dengan led menandakan D0 sampai D5 dimana akan

menyala sesuai clock yang diberikan.

6. Logika keluaran yang dihasilkan seperti pembalikan posisi bit-bit biner yang

umunya dibaca dari kiri ke kanan, akan tetapi pada counter dibaca dari kanan ke

kiri.

Page 51: Lapres Teknik Digital Kel 18

DAFTAR PUSTAKA

Maini, Anil K. 2007. Digital Electronics: Principles, Devices and Applications. Chichester: John Wiley & Sons Ltd.

Tokheim, Roger L.1980. Schaum’s Outline of Theory And Problems of Digital Principles. Minnesota: The McGraw-Hill.

Page 52: Lapres Teknik Digital Kel 18

LAMPIRAN