lapres modul 1
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
1/15
1
ISOLASI MIKROORGANISME DALAM
SUATU CAMPURAN
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
2/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
2
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
LAPORAN RESMI
ISOLASI MIKROORGANISME DARI SUATU CAMPURAN
I.Tujuan
Percobaan isolasi mikroorganisme dari suatu campuran dengan teknik cawan gores
dan cawan tuang.
II. PengamatanII.1 Metode Cawan Gores (24 jam)
Metode cawan
gores (24 jam)
Pengamatan
Sektor 0 Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3
Bentuk koloni
jika dilihat dari :
- Atas
keseluruhan
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan
- Warna Putih
kehijauan
Putih
kehijauan
Putih
kehijauan
- Diameter 0,3 cm 0,8 cm 1,3 cm
- Kepekatan Jarang jarang Jarang
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
3/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
3
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
II.2 Metode Cawan Gores (48 jam)
Metode cawan
gores (48 jam)
Pengamatan
Sektor 0 Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3
Bentuk koloni
jika dilihat dari :
- Atas
keseluruhan
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan
- Warna Putih Putih Putih Putih
- Diameter 1,1 cm 0,6 cm 1,3 cm 1,7 cm
- Kepekatan Jarang Jarang Jarang Jarang
II.3 Metode Cawan Tuang (24 jam)
Metode Cawan
Tuang (48 Jam)
Pengamatan
Tuang 1 Tuang 2 Tuang 3
Bentuk koloni
jika dilihat dari :
- Atas
keseluruhan
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
4/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
4
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan
- Warna Putih Putih Putih
- Diameter 0,7 cm 0,9 cm 1,2 cm
- Kepekatan Tinggi Sedang Sangat jarang
II.4 Metode Cawan Tuang (48 jam)
Metode cawan
Tuang (48 jam)
Pengamatan
Tuang 1 Tuang 2 Tuang 3
Bentuk kolonijika dilihat dari :
- Atas
keseluruhan
- Atas tepi
- Permukaan
(samping)
Keterangan
- Warna Putih Putih Putih
- Diameter 0,9 cm 1,2 cm 1,3 cm
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
5/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
5
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
- Kepekatan Tinggi Sedang Jarang
III.Pembahasan
III.1 Metode Cawan Gores
Salah satu tujuan pada percobaan Isolasi Mikroorganisme Dari Suatu
Campuran adalah untuk mempelajari cara cara mengisolasi mikroorganisme dari
suatu campuran dengan menggunakan teknik cawan gores. Pada teknik cawan
gores, pemanfaatan permukaan media harus seefisien mungkin sehingga didapatkan
pemisahan koloni yang bagus pada kuadran terakhir. Prinsip utama dari metode
cawan gores ini adalah mengencerkan organisme sedemikian hingga individu
spesies dapat dipisahkan dari yang lainnya dengan anggapan bahwa setiap koloni
terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari satu sel
tunggal.
Keunggulan dari metode ini adalah kita bisa menghemat bahan dan waktu,.
Apabila dalam pelaksanaannya dilakukan dengan benar, metode ini mungkin adalah
metode yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi bakteri dan
mendapatkan biakan murni.
Pada metoda piringan gores (streak-plate method) medium agar steril
dicairkan, didinginkan pada suhu 45oC, dituangkan ke dalam cawan petri steril
(cawan gelas dengan garis tengah 3 inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat.
Kemudian, dengan kawat gelang penginokulasi yang penuh dengan biakan
campuran (misalnya spesimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan di atas
permukaan agar. Ada beberapa metode penggoresan yang berbeda, namun kesemua
metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organisme pada beberapagoresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang
kian kemari dari satu bagian ke bagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal
pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan
akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga
setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan
benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian, koloni tunggal dapat dipindahkan
ke medium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
6/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
6
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa
yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah: (1) tidak memanfaatkan
permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme menjadi kurang lanjut, dan (2) cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan.
Sukar memang untuk membayangkan betapa kecil sesungguhnya ukuran sel
bakteri; satu sel bakteri berukuran kurang lebih 1/10.000 cm. Jadi bila kita
menggoreskan lup inokulasi yang mengandung bakteri pada permukaan agar
nutrient di dalam cawan petri, pada hakekatnya kita menaruh puluhan ribu sel pada
medium tersebut. Bila kita menggunakan teknik menggores yang baik maka pada
suatu area tertentu pada permukaan medium yang digores, sel-sel bakteri akan
terpisahkan satu dari lainnya. Sel-sel tunggal yang terpisahkan seperti itu disebut
sel induk. Pada waktu inkubasi setiap sel induk berbagi diri dengan pembelahan
biner dalam waktu 20-30 menit menjadi 2 sel anak, lalu pada 20-30 menit
berikutnya setiap sel anak berbagi diri lagi sehingga kini terdapat 4 sel anak. Sel-sel
baru itu terus berbagi diri dalam jumlah eksponensial menjadi bermilyar-milyar sel
anak yang saling bertumpukan di atas dan di sampingnya membentuk suatu koloni.
Bila setelah masa inkubasi koloni-koloni tersebut saling terpisahkan cukup jauh
sehingga tidak bersentuhan, maka diperoleh koloni murni.
III.2 Metode Cawan Tuang
Walaupun metode ini banyak menghabiskan bahan dan membutuhkan
waktu yang sedikit lama, metode ini sering pula digunakan karena tidak
membutuhkan keterampilan tinggi.
Metode cawan tuang terdiri atas penginokulasian biakan campuran ke dalam
tabung uji yang mengandung agar mencari yang telah didinginkan pada suhu 45oC.
Isinya diaduk untuk memencarkan bakteri ke seluruh medium. Campuran itu
kemudian dituangkan ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan menjadi padat.
Secara alternatif, inokulum ditempatkan di dalam cawan petri kosong dan medium
yang mencair dituangkan di atasnya. Cawan ini diputar untuk mencampur isinya
sebelum medium menjadi padat. Pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium.
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
7/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
7
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Tujuan pada kedua prosedur ialah untuk memisahkan sel-sel bakteri satu sama lain
sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah dalam
medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk
mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali
dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa
hasil yang diperoleh adalah biakan murni.
Keberhasilan dalam menggunakan metode ini adalah tergantung dari besar
atau luasnya perkembangan koloni dalam cawan yang paling penting, saat
mempelajari suatu aktifitas organisme atau karakteristik koloni dapat membantu
memisahkan variasi type-type koloni tersebut.
IV.Jawaban Pertanyaan
1. Keadaan media pembanding yang seharusnya adalah murni, atau tidak terdapat
koloni bakteri ataupun biakan murni. Sektor 0 atau pembanding digunakan
untuk membandingkan antara media yang berkoloni dengan yang tidak ada,
sehingga kita bisa tahu apakah inokulasi bakteri kita berhasil dengan baik atau
tidak.
2. Setelah melakukan isolasi bakteri dengan metode cawan gores, bakteri terisolasi
pada sektor 3. Jika dibandingkan dengan sektor 0 atau blanko, pada saat
pengamatan setelah 24 jam, hasil pengamatan menunjukkan bahwa blanko
bersih swedangkan terdapat sejumlah bakteri yang terisolasi. Namun, setelah
pengamatan 48 jam, pada sektor 0 terdapat bakteri juga, sama dengan sektor 3,
tetapi di sekor 3 jauh lebih jarang kepekatannya.
3. Pada saat pengamatan pada metode cawan gores, setelah 48 jam, pada sektor nol
yang seharusnya tidak terdapat koloni, namun terdapat koloni. Hal ini bisa
dikarenakan terjadinya kontaminasi dari udara luar, proses inokulasi yang
kurang sempurna, dan kemungkinan terjadinya penggeseran hasil goresan dari
sektor 1 atau 3 ke sektor 0.
4. Keunggulan metode cawan gores adalah metode bisa menghemat waktu dan
biaya sedangkan kekurangannya metode ini, membutuhkan keterampilan yang
lumayan dan atau baik.
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
8/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
8
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Keunggulan metode cawan tuang adalah metode ini tidak memerlukan
keterampialan yang terlalu baik, tetapi dalam pelaksanaannya akan memakan
waktu sekaligus biaya.
V.Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan perbandingan dengan literatur,
dapat ditarik kesimpulan :
1. Pada sektor ketiga cawan gores, terdapat biakan murni
2. Dari hasil pengamatan dan studi literatur didapatkan jenis bakteri pada
sektor ketiga yaituZymomonas.
3. Pada percobaan cawan tuang, biakan murni terdapat pada petridish ketiga
Daftar Pustaka
Finegold, Sydney M., Martin, William J. 1982. Diagnostic Microbiology, sixth
edition, St. Louis, The C.V. Mosby company.
Pelczar, Michael J., dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta ,UI
Press.
Prescott, Lansing M., Harley, John P., dan Klein, Donald A. 2002. Microbiology,
fifth edition, New York, Mc-Graw Hill.
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
9/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
9
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
UJI BIOKIMIA
UJI BIOKIMIA
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan Uji Oksidasi dan Fermentasi (O-F Test) adalah untuk
mempelajari kemampuan mikroorganisme dalam mengkatabolisme, berlangsung secara
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
10/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
10
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
oksidatif atau fermentatif. Tujuan dari percobaan hidrolisis lemak adalah menentukan
jenis mikroorganisme yang memiliki lipase, suatu enzime yang mempunyai kemampuan
untuk menghidrolisis lemak menjadi asam lemak gliserol.
II. Pengamatan
II.1 O-F TEST
setelah 24 jam (13 April 2011)
MikroorganismeOksidasi
( Non Parafin )
Fermentasi
( + Parafin )
Zymomonas(+) ; hampir keseluruhan warna
media berwarna hampir biru.
(-) ; tidak ada perubahan
warna media, sama dengan
blanko.
Aspergillus Niger
(+) ; di bagian permukaan
media terdapat lapisan
berwarna biru.
(-) ; tidak ada perubahan
warna media, sama dengan
blanko.
Blanko Media berwarna hijau kebiruan.
setelah 48 jam (14 April 2011)
MikroorganismeOksidasi
( Non Parafin )
Fermentasi
( + Parafin )
Zymomonas
(+) ; Terjadi perubahan warna
pada media, semakin biru dan
lebih keruh secara keseluruhan.
(-) ; tidak ada perubahan
warna media, sama
dengan blanko.
Aspergillus Niger
(+) ; terdapat mikroba di lapisan
permukaan media, seperempat
bagian dari media menjadi
berwarna kuning,
(-) ; tidak ada perubahan
warna media, sama
dengan blanko.
Blanko Media berwarna hijau kebiruan.
II.2 Hidrolisis Lemak
MediaMikroorganisme
Zymomonas Aspergillus Niger
Lemak ( - ); media yang diatasnya
terdapat bakteri, berubah
( + ); media yang
diatasnya terdapat bakteri,
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
11/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
11
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
warna dari bening menjadi
biru muda, setelah ditetesi
CuSO4.
berubah warna menjadi
biru.
III. Pembahasan
III. 1 O-F TEST
Reaksi Oksidasi adalah katabolisme yang memerlukan oksigen dan biasanya
dilakukan oleh bakteri aerobik. Bakteri menguraikan karbohidrat polimer menjadi
senyawa-senyawa sederhana. Reaksi yang terjadi pada proses oksidasi adalah :
C6H12 O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O + 688 kkal.
Proses fermentasi atau katabolisme anaeraob merupakan cara utama untuk
penyimpanan energi dalam sel anaerobic. Hasil akhir dari fermentasi anaerob ialah
menyediakan bahan-bahan yang dapat diperlukan bagi proses oksidasi dari
pernafasan. Dalam prosesnya bakteri menguraikan karbohidrat menjadi senyawa
sederhana yaitu alkohol.
Reaksi-reaksi fermentasi :
C6H12 O6 CH3CH2OH (etanol) + CO2 + H2O
C6H12 O6 CH3CH2OH
C6H12 O6 CH3CH2OH CH3COOH (asetat) + H2O
C6H12 O6 CH3CH2 COOH (Laktat)
Aktivitas bakteri dalam mengkatabolisme media yang ditempatinya
menghasilkan asam-asam organik yang mengakibatkan perubahan pH media.
Untuk itu digunakan indikator yang sesuai agar dapat diketahui perubahan pH
media yang terjadi.
Mikroorganisme yang bersifat oksidatif, maka akan terjadi perubaha warna
media, yaitu media yang tidak tertutup parafin sedangkan untuk mikroorganisme
yang bersifat fermentatif, akan terjadi perubahan warna media baik yang tertutup
parafin maupun yang tidak tertutup.
Pada pengamatan 24 jam dan 48 jam terlihat adanya perubahan warna pada
tabung aerob, sedangkan pada tabung anaerob tidak terjadi perubahan warna. Untuk
bakteri Aspergillus niger, untuk tabung reaksi yang tertutup parafin, menunjukkan
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
12/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
12
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
positif karena terjadi perubahan warna media dari hijau keruh menjadi biru,
khususnya pada lapisan permukaan. Setelah kurang lebih 48 jam, terjadi perubahan
lagi, dibagian permukaannya terdapat sejumlah bakteriyang tumbuh, dengan warna
coklat, seperti bulu bulu, dan terjadi perubahan warna pada media, menjadi
kuning. Untuk bakteri Zymomonas, pada pengamatan setelah 24 jam terjadi
perubahan warna dari hijau keruh menjadi biru, namu secara keseluruhan media,
tidak seperti pada media dengan bakteri Aspergillus niger. Setelah 48 jam, warna
media menjadi lebih keruh.
Pada tabung yang tertutup oleh parafin, baik bakteri Aspergillus niger
maupun Zymomonas, tidak menunjukan adanya perubahan warna pada medianya.
Warna media tetap seperti blanko. Warna media pada blanko sendiri, pada saat
pengamatan 24 jam adalah hijau kebiruan, sedangkan setelah 48 jam warna media
adalah biru.
III.2 Hidrolisis Lemak
Lipid atau lemak adalah senyawa berat molekul (BM) besar dan
menghasilkan energi tinggi. Peruraian lipid dilakukan oleh enzim lipase/ esterase
dengan memecah ikatan-ikatan ester dengan bantuan air membentuk gliserol dan
asam lemak. Produk yang dihasilkan dari hidrolisa lemak digunakan untuk
pembentukan lemak mikroba dan komponen sel esensial, atau dapat dioksidasi
untuk menghasilkan energi kebutuhan sel di bawah kondisi aerob yang sangat unik.
Setelah media diinkubasikan selama 48 jam, ke dalam petridish tuangkan
larutan CuSO4jenuh dan diamkan selama 10-15 menit. Larutan CuSO4 yang masih
ada dalam petridish dibuang dan hasil uji lemak menunjukkan perubahan warna
menjadi biru gelap atau agak gelap setelah ditetesi larutan CuSO4, ini berarti
organisme tersebut dapat menghidrolisis lemak.
Bakteri yang dipakai adalah Apergillus niger dan Zymomonas. Aspergilus
niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen, mempunyai hifa
berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari
tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan. Koloninya berwarna putih pada
Agar Dekstrosa Kentang (PDA) 25 C dan berubah menjadi hitam ketika konidia
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
13/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
13
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
dibentuk. Kepala konidia dari A. niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah
menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur.
Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 C, dengan suhu
minimum 6-8 C, dan suhu maksimum 45-47 C. Selain itu, dalam proses
pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). A. niger
memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora
tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Zymomonas mobilis adalah bakteri yang termasuk ke dalam genus
Zymomonas. Hal ini penting untuk perusahaan bioetanol menghasilkan
kemampuan-, yang melampaui ragi dalam beberapa aspek. Itu awalnya terisolasi
dari minuman beralkohol seperti tuak Afrika, Meksiko pulque , dan juga sebagai
kontaminan dari sari buah apel dan bir di negara-negara Eropa. Z. mobilis
menurunkan gula untuk piruvat menggunakan jalur-Doudoroff Entner . piruvat ini
kemudian difermentasi untuk menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai
produk saja (analog dengan ragi).
Kelebihan Z. mobilis atas S. cerevisiae dengan hormat untuk memproduksi
bioetanol :
serapan gula lebih tinggi dan hasil etanol,
rendah produksi biomassa,
etanol lebih tinggi toleransi,
tidak memerlukan penambahan dikendalikan oksigen selama fermentasi,
tanggungan untuk manipulasi genetik.
Namun, ia memiliki keterbatasan parah dibandingkan dengan ragi: kisaransubstrat dapat dipakai adalah terbatas pada glukosa , fruktosa , dan sukrosa .
Menggunakan bioteknologi metode, ilmuwan saat ini berusaha untuk mengatasi hal
ini. Varian dari Z. mobilis yang mampu menggunakan tertentu pentosa sebagai
sumber karbon telah dikembangkan.
Karakteristik menarik Z. mobilis adalah bahwa perusahaan membran plasma
mengandung hopanoid , senyawa pentasiklik mirip dengan eukariotik sterol . Hal
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
14/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
14
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
ini memungkinkan untuk memiliki toleransi yang luar biasa untuk etanol di
lingkungannya, sekitar 13%.
IV.Jawaban Pertanyaan
1.
Test Media
Produksi butadienol Media MR-VP
Hidrolisa Kanji Media kanji agar
Hidrolisa Lemak NB Agar
Hidrolisa kasein Media kasein agar
2.
Test Reagent
Voges-Proskauer Test Reagent Barrit
Catalase Test Reagent Hidrogen Peroksida
Hidrolisa Kanji Reagent Grams Iodine
3.
Reaksi Enzim Produk
Hidrolisa Kasein Kaseinase
Hidrolisa Kanji Alpha-amylase Glukosa
Hidrolisa Lemak Lipase Asam lemak dan gliserol
Hidrolisa Gelatin Gelatinase Asam amino
4. MR Test = Menguji terbentuknya asam organik dari proses katabolisme
mikroorganisme Methyl Red
VP Test = Untuk mendeteksi ada tidaknya asetil metil karbinol yang terbentuk,
Reagent Barrit5. a. Enzim kaseinase berfungsi utuk menguraikan kasein menjadi glukosa
b. Enzim amilase berfungsi untuk mengubah amilum menjadi asam lemak dan
glisereol
c. Enzim lipase berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol
d. Enzim gelatinase berfungsi untuk menguraikan gelatin menjadi uraian gelatin
(asam amino)
-
7/28/2019 Lapres Modul 1
15/15
Laboratorium MikrobiologiJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
15
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
V.Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, bakteri yang dipakai adalah Apergillus niger
dan Zymomonas. Apergillus niger lebih banyak memiliki lipase yang mampu
menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dari pada Zymomonas
Daftar Pustaka
www.austincc.edu/microbigz/html
Michael J. Pelezar, Jr., dan E.C.S. Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, edisi kedua
dan ketiga, Jakarta:Universitas Indonesia
http://www.austincc.edu/microbigz/htmlhttp://www.austincc.edu/microbigz/html