laporan titrasi

12
SMAN 1 Situbondo LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Menentukan Nilai Kadar Cuka Makan Disusun Oleh: Aditya Aulia Akbar G (02) An Nisaa’ Ul ‘Alimah (07) Anggun Surya Diantriana (08) Zakiyah Ramadany (37)

Upload: anggun-diantriana

Post on 17-Jul-2015

310 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan titrasi

SMAN 1 Situbondo

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Menentukan Nilai Kadar Cuka Makan

Disusun Oleh:

Aditya Aulia Akbar G (02) An Nisaa’ Ul ‘Alimah (07)

Anggun Surya Diantriana (08) Zakiyah Ramadany (37)

Page 2: Laporan titrasi

XI IPA 1

Page 3: Laporan titrasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada botol cuka tertulis label yang bunyinya sebagai berikut: “Untuk membuat larutan cuka 5%, campurkan 1 bagian cuka ini dengan 4 bagian air”.

Dari petunjuk tersebutdapat diketahui bahwa kadar cuka yang dimaksud adalah 25%. Benarkah produk cuka tersebut kadarnya 25%? Pengujian mutu cuka tersebut dapat dilakukan dengan titrasi.

1.2 Tujuan Praktikum

- Mengetahui nilai kadar atau konsentrasi dari larutan yang akan dititrasi.

Page 4: Laporan titrasi

BAB II

LANDASAN TEORI

Reaksi penetralan dapat digunakan untuk menetapkan kadar atau konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Penetapan kadar suatu larutan disebut titrasi asam–basa. Titrasi adalah penambahan larutan standar (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain (analyt) dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen (kondisi dimana saat analyt tepat bereaksi dengan larutan standar). Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna yang disebut titik akhir titrasi.

Dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer, maka untuk menetukan kadar asam cuka perdagangan, cuka harus diencerkan. Jika tidak diencerkan maka akan memerlukan larutan NaOH yang terlalu banyak sehingga tidak praktis dan tidak mempunyai ketelitian yang baik.

Penentuan kadar cuka pada makanan dapat ditentukan dengan menggunakan metode titrasi netralisasi dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan didalam buret. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.

Titrasi asam basa merupakan analisis kuantitatif untuk menentukan molaritas larutan asam atau basa. Zat yang akan ditentukan molaritasnya dititrasi oleh larutan yang molaritasnya diketahui (larutan baku atau larutan standar) dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Fungsi indikator di sini untuk mengetahui titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan berubah warnanya pada titik akhir titrasi.Titrasi asam basa merupakan metode penentuan molaritas asam dengan zat penitrasi larutan basa atau penentuan molaritas larutan basa dengan zat penitrasi larutan asam. Titik akhir titrasi atau titik ekuivalen (pada saat indikator berubah warna) diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa.

Pemilihan indikator yang tepat merupakan syarat utama saat titrasi.Jika indikator yang digunakan berubah warna pada saat titik ekuivalen,maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna indikator terletak pada pH di mana zat penitrasi sedikit berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Indikator yang lebih dianjurkan yaitu fenolftalein (PP) karena memberikan perubahan warna yang lebih jelas yaitu warna merah muda dari yang tidak berwarna (trayek pH=8,2-10,0).

Page 5: Laporan titrasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum dilaksanakan di Ruang Laboratorium Kimia pada tanggal 13 februari 2015 pada jam pelajaran ke-3 sampai ke-4.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum I. Alat dan Bahan Praktikum Memperkirakan PH larutan dengan beberapa indikator :

No Alat dan Bahan Ukuran Jumlah 1 Buret 50 cm3 1 buah 2 Silinder ukur 50 cm3 1 buah 3 Labu erlenmeyer 100 cm3 1 buah 4 Pipet tetes - 1 buah 5 Gelas kimia 200 cm3 1 buah 6 Labu takar 100 cm3 1 buah 7 Corong gelas - 1 buah 8 Pipet Volumentri - 1 buah 9 Pipet Gondok 10 cm3 1 buah

10 Asam Cuka - Secukupnya 11 Larutan NaOH 0,1 M - Secukupnya 12 Indikator PP - Secukupnya 3.3 Cara Kerja

a. Catat merek cuka yang anda tentukan kadarnya, kemudian ambillah dengan pipet volumentri sebanyak 5 mL. Masukkan ke dalam labu takar 100 cm3, kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas.

b. Ambillah larutan cuka yang telah diencerkan ini sebanyak 25 mL, masukkan ke dalam labu erlenmeyer dan tambahkan 2 tetes indikator PP.

c. Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,1 M. Hentikan titrasi apabila larutan sudah berubah warnanya menjadi merah jambu dan tidak bisa kembali ke warna bening.

d. Lakukan titrasi 3 – 4 kali sampai didapatkan minimal 2 hasil yang relatif tetap (sama). e. Hitung kadar asam cuka tersebut dengan menganggap cuka murni mempunyai

kemolaran 17,4 M.

Page 6: Laporan titrasi

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

TABEL PENGAMATAN

No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. 15 ml larutan cuka dimasukkan

ke dalam labu takar 25 ml dan ditambahkan akuades sampai batas ukur.

Larutan tidak berwarna

2. Larutan tersebut diambil sebanyak 5 ml dan ditambahkan 1 tetes indikator PP

Larutan tidak berwarna

3. Larutan dititrasi larutan tersebut dengan larutan standar NaOH (0,1 M)

Larutan berwarna merah muda setelah beberapa kali di tetesi warna merah muda tersebut tidak berubah menjadi bening kembali. - Titrasi Pertama :

V awal NaOH = 9,2 ml V akhir NaOH = 30,2 ml V awal – V akhir = 9,2 ml – 30,2 ml = 21 ml

- Titrasi Kedua : V awal NaOH = 9,2 ml V akhir NaOH = 29,2 ml V awal – V akhir = 9,2 ml – 29,2 ml = 20 ml

- Titrasi Ketiga : V awal NaOH = 9,0 ml V akhir NaOH = 31,0 ml V awal – V akhir = 9,0 ml – 31,0 ml = 22 ml

Page 7: Laporan titrasi

4.2 Analisis Data Persamaan reaksi :

CH3COOH ( aq) + NaOH (aq) = CH3COONa (aq) + H2O (l)

Rata-rata volume NaOH pada ketiga percobaan = (21+20+22) : 3 = 21 ml

Banyak mol NaOH = 21 ml x 0,1 M = 2,1 mmol

Maka, banyak mol terjadi pada reaksi :

CH3COOH ( aq) + NaOH (aq) = CH3COONa (aq) + H2O (l)

m : 2,1 mmol 2,1 mmol - -

b: 2,1 mmol 2,1 mmol 2,1 mmol 2,1 mmol

s: - - 2,1 mmol 2,1 mmol

Menentukan nilai kadar kemurnian cuka :

Konsentrasi cuka pada reaksi = 2,1 mmol : 25 ml = 0,084 M

Maka, perbandingan konsentrasi sebelum dan sesudah penambahan akuades (pengenceran):

M1 x V1 = M2 x V2

M1 x 5 ml = 0,084 x 100 ml

M1 = (8,4 : 5) M

M1 = 1,68 M

Jadi, konsentrasi cuka makanan tersebut adalah 1,68 M. Apabila cuka murni memiliki kemolaran 17,4 M, maka kadar asam cuka tersebut adalah :

Kadar cuka = (1,68 : 17,4) x 100% = 9,655 %

Page 8: Laporan titrasi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan 1. Penentuan kadar asam cuka dengan menitrasinya menggunakan larutan NaOH.

Pertama-tama larutan asam cuka diambil sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml kemudian ditambahkan akuades sampai tanda batas. Setelah diencerkan, larutan asam cuka diambil sebanyak 5 ml yang kenmudian dimasukkkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 1 tetes indikator PP. larutan asam cuka tetap tidak berwarna dikarenakan larutan asam cuka bersifat asam sehingga penambahan indikator PP tidak mempengaruhinya. Setelah itu dimasukkan larutan NaOH sebanyak 38 ml ke dalam buret. Kemudian NaOH yang berada di dalam buret ditetesi sedikit demi sedikit ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan asam cuka, dan terjadi perubahan warna menjadi merah muda karena titik akhir titrasinya telah tercapai . Adapun yang diamati dalam percobaan kali ini adalah volume larutan NaOH yang digunakan dalam proses titrasi larutan asam cuka dimana volume larutan yang digunakan untuk menghitung kadar larutan asam cuka. Pada percobaan ini dilakukan dua kali prses titrasi dan volume NaOH yang dipakai sebanyak 5 ml.jadi, pada titrasi diperoleh nilai rata- rata kadar larutan asam cuka sebesar 9,655 %, Jadi, titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (larutan standar).

2. Indikator PP berfungsi sebagai penanda titk akhir titrasi dengan perubahan warna agar mudah diamati.

3. Perubahan warna merah muda pada larutan NaOH setelah ditambah indikator PP dikarenakan NaOH merupakan basa kuat, sedangkan indikator PP memiliki PH antara 8.3 – 10.0.

5.2 Saran dan Harapan 1. Dalam melakukan titrasi diharap untuk berhati hati, teliti dan fokus 2. Diharap untuk memperhatikan takaran setiap zat yang digunakan 3. Diharapkan untuk memeriksa ulang semua peralatan yang akan digunakan 4. Kami harap agar laporan yang kami buat ini dapat berguna

Page 9: Laporan titrasi

LAMPIRAN Alat dan bahan

Corong

Gelas Ukur

Erlemeyer

Labu

Ukur

Gelas Kimia

Buret

Pipet

Cuka Penyangga

Page 10: Laporan titrasi

Larutan PP Aquades Larutan NaOH Proses titrasi

Pembuatan larutan cuka Penetesan larutan cuka dengan larutan pp

Page 11: Laporan titrasi

Titrasi dengan menggunakan NaOH Larutan Cuka yang ditetesi NaOH

Page 12: Laporan titrasi

DAFTAR PUSTAKA Unggul Sudarmo, 2013, KIMIA untuk SMA/MA kelas XI (kelompok peminatan Matematika dan Ilmu

Alam), Jakarta, Erlangga.

https://www.google.com/search?newwindow=1&site=&source=hp&q=laporan+menyelidiki+kadar+cuka

+makan&oq=laporan+kadar+cuka&gs_l=hp.1.5.0i22i30l10.180908.187678.0.196234.19.18.0.1.1.0.1664.

4270.2-1j2j0j1j0j1j1.6.0.msedr...0...1c.1.61.hp..13.6.2624.0.QYNARXIA208

Ieqacuya. 2012. Menganalisis Kadar Asam Asetat. (online). (http://ieqacuya. Blogspot. Com/2012/05/

menganalisa-kadar-asam-asetat.html). (diakses tanggal 15 februari 2015).

Keenan, Charles. W., Kleinfelter, Donald. C., dan Wood, Jesse. H. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas.

Jakarta: Erlangga.

Rizki. 2002. Penentuan Kadar Asam Asetat. (online). (http://rizki2812.wordpress.com/ 2012/04/13/

penentuan-kadar-asam-asetat-dalam-asam-cuka/). (diakses tanggal).

Solehan. 2012. Laporan Praktikum Kimia Dasar. (online). (http://solehanhans.

Blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-kimia-dasar-oleh.html). (diakses 15 februari 2015).

http://ciciihariyani.blogspot.com/2014/05/penentuan-kadar-asam-cuka.html. (diakses 15 februari

2015).