laporan tetap 08 - titrasi pengendapan (argentometri)

24
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS DASAR TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI Disusun Oleh : Kelompok III : 1. NURUN NISA NIM. 061530400335 2. SARI RISKI HASIBUAN NIM. 061530400336 3. SHINTYA FEBRIZA NIM. 061530400337 4. TRY YULIARTI NIM. 061530400339 5. VANDHITO RIZNA I. NIM. 061530400340 6. YUNI KHAIRUNNISA NIM. 061530400341 7. M. SYAHRAWI NIM. 061540402117 8. YUNIA FRANSISKA NIM. 061530400 KELAS : 1 KB

Upload: vandhito-rizna-ikhwamdinata

Post on 13-Jul-2016

138 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

pengendapan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS DASAR

TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI

Disusun Oleh : Kelompok III :

1. NURUN NISA NIM. 0615304003352. SARI RISKI HASIBUAN NIM. 0615304003363. SHINTYA FEBRIZA NIM. 0615304003374. TRY YULIARTI NIM. 0615304003395. VANDHITO RIZNA I. NIM. 0615304003406. YUNI KHAIRUNNISA NIM. 0615304003417. M. SYAHRAWI NIM. 0615404021178. YUNIA FRANSISKA NIM. 061530400

KELAS : 1 KBINSTRUKTUR : Ir. Hj. Sofiah, M.T.

LABORATORIUM TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Page 2: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

TAHUN AJARAN 2015/2016TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI

(PENENTUAN KLORIDA)

1. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapandengan menggunakan metode Mohr

2. RINCIAN KERJA

1. Standardisasi larutan AgNO

2. Penentuan kadar klorida pada cuplikan

3. DASAR TEORI

Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan

endapan antara analit dengan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang dibedakan

dari indicator yang digunakan :

1. Metoda Mohr

2. Metoda Volhard

3. Metoda Adsorbsi

Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga macam indicator yang

dipergunakan metoda Mohr menggunakan ion kromat CrO42- , untuk mengendapkan AgCrO4

berwarna coklat. Metoda Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks

berwarna dengan ion tioksianat SCN- . Dengan metoda fajans menggunakan “indicator

adsorbs”.

Seperti suatu system asam basa dapat digunakan sebagai suatu indicator untuk titrasi

asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan sebagai petunjuk akhir suatu

titrasi pada metoda mohr, yaitu penentuan klorida dengan ion perak dengan indicator ion

kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang berwarna kemerah-

merahan dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi.

Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator dekat pada titik

ekivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,4 x 10-5 mol/liter) dari pada perak klorida

Page 3: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

(1 x 10-5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada sebuah larutan yang mengandung ion

klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat dalam konsentrasi yang kecil, maka

perak klorida akan terlebih dahulu mengendap membentuk endapan berwarna putih, perak

kromat baru akan terbentuk sesudah konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui

harga Kkel perak kromat.

Metoda Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion biomida dengan perak nitrat.

Selain itu juga dapat menentukan ion slanida dalam larutan yang sedikit alkalis.

Argentometri

Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti perak. Jadi

argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan

yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi

argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar

garam perak nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan

sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan

dapat ditentukan.

Cara Mohr

Pada metode ini, titrasi halide dengan AgNO3 dilakukan dengan K2CrO4. Pada titrasi

ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada titik akhir titrasi, ion Ag+ yang

berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Larutan harus bersifat

netral atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa sebab Ag akan diendapkan sebagai

Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi

CrO4- berkurang.

Pada kondisi yang cocok, metode mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada

konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih

larut dibanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi. Indikator tersebut biasanya

digunakan pada titrasi sulfat dengan BaCl2, dengan titik akhir akhir terbentuknya endapan

garam Ba yang berwarna merah.

Cara Volhard

Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe(III) sebagai indikator adalah contoh

metode volhard, yaitu pembentukan zat berwarna didalam larutan. Selama titrasi, AgSCN

Page 4: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

terbentuk sedangkan titik akhir tercapai bila NH4SCN yang berlebih bereaksi dengan Fe(III)

membentuk warna merah gelap [FeSCN]2+.

Pada metode volhard, untuk menentukan ion klorida suasana haruslah asam karena

pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 berlebih yang ditambahkan ke larutan

klorida tentunya tidak bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kemudian dititrasi balik dengan

menggunakan Fe(III) sebagai indikator.

Cara Fajans

Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi ialah zat yang

dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini

dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen, antara lain dengan memilih macam indikator

yang dipakai dan pH.

Indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah organic yang dapat membentuk

endapan dengan ion perak. Misalnya flouresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida.

Dalam larutan, flouresein akan mengion. Flouresein dalam larutan berwarna hijau kuning,

sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yaitu

endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat menggumpal, larutan

yang semula keruh menjadi lebih jernih, dan larutan yang semula kuning hijau hampir tidak

berwarna lagi.

4. ALAT YANG DIGUNKAN

Neraca Analitis

Kaca Arloji

Erlenmeyer 250 ml

Buret 50 ml

Pipet ukur 25 ml

Gelas kimia 100 ml, 250 ml

Labu takar 100 ml, 250 ml

Spatula

Bola karet

5. GAMBAR ALAT (Terlampir)

Page 5: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

6. BAHAN YANG DIGUNAKAN

AgNO3

Indicator K2CrO4

NaCl p.a

Cuplikan yang mengandung Cl

7. PROSEDUR PERCOBAAN

7.1 Standardisasi Larutan Baku AgNO3

Menimbang 4,25 gram perak nitrat dan menambahkan air aquadest sampai 250 ml

dalam labu takar. Dijaga jangan sampai terkena sinar matahari

Menimbang dengan teliti tiga cuplikan natrium klorida yang murni dan kering seberat

0,20 gram dalam tiga Erlenmeyer 250 ml

Melarutkan tiap contoh dalam 50 ml air aquadest dan menambahkan 2 ml 0,1 M

kalium kromat.

Mentitrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna

menjadi kemerah-merahan yang stabil.

7.2 Penentuan Klorida

Menmbang dengan teliti cuplikan seberat 1 gram, melarutkan ke dalam air sampai

100 ml.

Mengambil 25 ml alikot memasukkan ke dalam Erloenmeyer berukuran 250 ml.

Menambahkan tiga tetes indicator kalium kromat.

Mentitrasikan dengan larutan baku perak nitrat sampai terjadi perubahan warna

menjadi kemerah-merahan yang stabil.

Page 6: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

8. DATA PENGAMATAN

8.1 Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3

No. Gram analit (NaCl) Volume titran (AgNO3) Perubahan warna

1. 200 mg 34 ml Kuning kemerah-merahan

2. 200 mg 34,1 ml Kuning kemerah-merahan

3. 200 mg 33,9 ml Kuning kemerah-merahan

Volume rata-rata = 34 ml

8.2 Penentuan Cl- dengan AgNO3

No. Volume analit Volume titran (AgNO3) Perubahan warna

1. 25 ml 27 ml Kuning kemerah-merahan

2. 25 ml 25 ml Kuning kemerah-merahan

3. 25 ml 26 ml Kuning kemerah-merahan

Volume rata-rata = 26 ml

9. PERHITUNGAN

9.1 Standarisasi Larutan AgNO3

Menentukan normalitas AgNO3

gr NaClBE NaCl

=¿V AgNO3 x N AgNO3

0,2 gr

58,442gr /mol= 0,034 L x N AgNO3

N AgNO3 = 0,2gr

1,987028

N AgNO3 = 0,1 N

Page 7: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

N Teori

N = gr AgNO3

BE AgNO3 XV AgNO3

N = 4,25gr

170 grmol

x0,25 L

N = 0,1 N

%Kesalahan=NTeori−N PraktikN Teori

x100 %

=0,1−0,1

0,1x 100 %

= 0 %

9.2 Penentuan Klorida dengan AgNO3

Menentukan % klorida dalam contoh

% Cl = V AgNO3 x N AgNO3 x BECl

gr sampel x 100%

= 0,26 Lx 0,1N x35,5 gr /mol

1 gram x 100%

% Cl = 9,23 %

Page 8: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

10. PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan argentometri ?

Jawab : Argentometri adalah suatu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu

larutan yang dilakukan denngan titrasi berdasarkan pembentukan endapan

ion Ag+ atau metode titrasi yang menggunakan larutan perak nitrat sebagai

titran.

2. Pada titrasi yang telah Anda lakukan di atas, tuliskan apa yang bertindak sebagai:

Standar Primer

Standar Sekunder

Analit

Indicator

Jawab :

Standar Primer: Natrium Klorida (NaCl)

Standar Sekunder: AgNO3 (Perak Nitrat)

Analit: BaCl2

Indicator: K2CrO4 (Kalium Kromat)

3. Tuliskan titrasi pengendapan yang bukan argentometri!

Jawab : Hasil pengendapan yang bukan argentometri adalah presipitimetri, karena

presipitimetri tidak hanya meliputi pembentukan dengan Ag+ tetapi dengan

logam-logam yang lain.

Page 9: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

11. ANALISA PERCOBAAN

Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3

Pada percobaan ini pertama dilakukan dengan membuat larutan perak nitrat sebanyak

4,25 gr dalam 250 ml aquadest yang digunakan sebagai titran. Kemudian, menimbang

cuplikan NaCl sebanyaj 0,2 gr dalam masing-masing tiga erlenmeyer 250 ml. Setelah itu

dilarutkan dengan 50 ml aquadest masing-masing kedalam erlenmeyer yang berisi cuplikan

NaCl. Lalu titrasi dengan AgNO3 yang sebelumnya telah ditambahkan 2 ml 0,1 M kalium

kromat kedalam cuplikan sebagai indikator, cuplikan di titrasi sampai terbentuk endapan

putih dan warnanya berubah menjadi kuning bening. Lama-kelamaan larutan yang dititrasi

akan berubah warna menjadi kemerah-merahan. Volume rata-rata yang didapatkan dari 3 kali

percobaan adalah 34 ml.

Penentuan Cl- dengan AgNO3

Pertama dilakukan dengan menimbang teliti cuplikan BaCl2 seberat 1 gram untuk

dilarutkan ke dalam air sampai 100 ml. Kemudian mengambil alikot dan memasukkan ke

dalam erlenmeyer berukuran 250 ml, masing-masing dalam tiga erlenmeyer. Setelah itu,

menambahkan masing-masing tiga tetes indikator kalium kromat. Titrasi larutan dengan

AgNO3, warna larutan akan berubah warna menjadi kuning bening kemudian berubah warna

menjadi merah-kemerahan. Volume rata-rata yang didapatkan dari 3 kali percobaan adalah 26

ml.

Page 10: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

12. KESIMPULAN

Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang didasarkan pada rekasi pembentukan endapan

antara analit dan titran.

2. Terdapat 3 macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari indicator yaitu :

1. Metode Mohr, menggunakan ion kromat (CrO42-)

2. Metode Volhard, menggunakan ion Fe3+

3. Metode Fajans, mrnggunakan indikator Adsorbsi.

3. Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data :

N AgNO3 : 0,1 N

Kadar Cl- dalam BaCl2 : 9,23 %

4. Ketika di titrasi baik pada standarisasi larutan baku/standar AgNO3 maupun

penentuan Cl- larutan akan berubah warna dari kuning bening menjadi kemerah-

merahan.

Page 11: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

GAMBAR PROSES TITRASI PENGENDAPAN

Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3

Menimbang 4,25 gram perak nitrat AgNO3 yang telah ditambahkan dengan aquadest

Page 12: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

NaCl + K2CrO4 sebelum titrasi Proses titrasi NaC l dengan larutan perak nitrat

NaCl setelah titrasi

Penentuan Klorida

Page 13: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

Menimbang cuplikan (BaCl2) seberat 1 gram BaCl2 + K2CrO4 sebelum titrasi

Proses titrasi BaC l2 dengan larutan perak BaCl2 setelah titrasi nitrat

Page 14: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

GAMBAR ALAT

Neraca Analitis Kaca Arloji Erlenmeyer

Page 15: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

Buret Gelas Kimia Batang Pengaduk

Page 17: Laporan Tetap 08 - Titrasi Pengendapan (Argentometri)

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet “2015” Kimia Analisis Dasar Politeknik Negeri Sriwijaya.

Wangikristalini.blogspot.com

Brainstormingo.blogspot.com