titrasi pengendapan.doc

14
TITRASI PENGENDAPAN (PENENTUAN KLORIDA) I. TUJUAN Mampu melakukan standarisasi dan penentuan klorida pada titrasi pengendapan dengan metde Mohr. II. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan : Neraca Analitis Kaca Arloji Erlenmeyer 250 ml Buret 50 ml Pipet ukur 25 ml Gelas kimia 100 ml, 250 ml Labu takar 100 ml, 250 ml Spatula Bola karet Bahan yang digunakan : AgNO 3 Indikator K 2 CrO 4 NaCl p.a Cuplikan yang mengandung Cl yaitu KCl, BaCl 2 , MgCl 2 dan NH 4 Cl III. DASAR TEORI Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan endapan antara analit dan titran.

Upload: chinthia-octadinda

Post on 28-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TITRASI PENGENDAPAN.doc

TITRASI PENGENDAPAN (PENENTUAN KLORIDA)

I. TUJUAN

Mampu melakukan standarisasi dan penentuan klorida pada titrasi pengendapan

dengan metde Mohr.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan :

Neraca Analitis

Kaca Arloji

Erlenmeyer 250 ml

Buret 50 ml

Pipet ukur 25 ml

Gelas kimia 100 ml, 250 ml

Labu takar 100 ml, 250 ml

Spatula

Bola karet

Bahan yang digunakan :

AgNO3

Indikator K2CrO4

NaCl p.a

Cuplikan yang mengandung Cl yaitu KCl, BaCl2, MgCl2 dan NH4Cl

III. DASAR TEORI

Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan

endapan antara analit dan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang

dibedakan dari indikator yang digunakan :

1. Metode Mohr

2. Metode Volhhard

3. Metode Adsorbsi

Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga indikator yang dapat

digunakan. Metode Mohr menggunakan ion kromat untuk mengendapkan AgCrO4

Page 2: TITRASI PENGENDAPAN.doc

berwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks

berwarna dengan ion tiosianat SCN. Dengan metode Fanjas menggunakan indikator

Adsorbsi.

Seperti suatu sistem asam basa dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi

asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan sebagai petunjuk akhir

suatu titrasi. Pada metode Mohr, yaitu penentuan klorida dengan ion perak dengan ion

kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang berwarna

kemerah-merahan dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi.

Merupakan hal yang diinginkan bahwa endapan indikator dekat pada titik ekivalen.

Perak kromat lebih larut sekitar 8,4 x 10-5 mol/L dari pada perak klorida 1 x 10-5 mol/L.

Jika ion perak ditambahkan pada sebuah larutan yang mengandung ion klorida dalam

konsentrasi yang besar dan ion kromat dalam konsntrasi yang kecil, maka perak klorida

akan lebih dahulu mengendap membentuk endapan putih, perak kromat baru akan

terbentuk sesudah konsentasi ion perak meningkat sampai melampaui harga Kkel perak

kromat.

Metode Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromida dengan perak

nitrat. Selain itu juga dapat menentukan ion sianida dalam larutan yang sedikit alkalis.

IV. RINCIAN KERJA

Standarisasi Larutan AgNO3

Penentuan kadar klorida pada tiap cuplikan

V. PROSEDUR PERCOBAAN

V.1.Standarisasi Larutan Baku AgNO3

Menimbang 4,25 gram perak nitrat dan menambahkan air aquades sampai

500ml dalam labu takar. Dijaga jangan sampai terkena sinar matahari.

Menimbang dengan teliti tiga cuplikan Natrium Klorida yang murni dan

kering seberat 0,2 gram dalam tiga erlenmeyer

Melarutkan tiap contoh kedalam 50ml air aquades dan menambahkan 2ml

0,1 M kalium kromat

Menitrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan

warna menjadi kemerah-merahan yang stabil.

Page 3: TITRASI PENGENDAPAN.doc

V.2.Penentuan Klorida

Menimbang dengan teliti masing-masing cuplikan kemudian dilarutkan ke

dalam air aquades sampai 50 ml

Mengambil 10ml alikot lalu dimasukan ke dalam tiga erlenmeyer 250 ml

Menambahkan tiga tetes indikator kalium kromat

Menitrasi dengan larutan baku perak nitrat sampai terjadi perubahan warna

menjadi kemerah-merahan yang stabil

VI. DATA PENGAMATAN

VI.1. Standarisasi Larutan Baku AgNO3

No Gram analit

(NaCl)

Volume Titran

(AgNO3)

Perubahan warna

1 40 mg 6,5 ml Analit berwarna kuning

setelah dititrasi dengan

AgNO3 terbentuk endapan

kemerah-merahan yang stabil

2 40 mg 6,3 ml

3 40 mg 6,3 ml

VI.2. Penentuan Klorida dengan AgNO3

1. Cuplikan KCl

No Volume Analit

(KCl)

Volume Titran

(AgNO3)

Perubahan warna

1 10 ml 5,7 ml Analit yang semula bening

setelah dititrasi dengan

AgNO3 terbentuk endapan

kemerah-merahan yang stabil

2 10 ml 5,6 ml

3 10 ml 5,6 ml

2. Cuplikan BaCl2

No Volume Analit

(BaCl2)

Volume Titran

(AgNO3)

Perubahan warna

1 10 ml 5,4 ml Analit yang semula bening

setelah dititrasi dengan

AgNO3 terbentuk endapan

kemerah-merahan yang stabil

2 10 ml 5,8 ml

3 10 ml 5,6 ml

Page 4: TITRASI PENGENDAPAN.doc

3. Cuplikan MgCl2

No Volume Analit

(MgCl2)

Volume Titran

(AgNO3)

Perubahan warna

1 10 ml 6,5 ml Analit yang semula bening

setelah dititrasi dengan

AgNO3 terbentuk endapan

kemerah-merahan yang stabil

2 10 ml 5,5 ml

3 10 ml 4,3 ml

4. Cuplikan NH4Cl

No Volume Analit

(CaCl2)

Volume Titran

(AgNO3)

Perubahan warna

1 10 ml 6 ml Analit yang semula bening

setelah dititrasi dengan

AgNO3 terbentuk endapan

kemerah-merahan yang stabil

2 10 ml 5,3 ml

3 10 ml 4,7 ml

VII. PERHITUNGAN

7.1 Standarisasi Larutan AgNO3

Volume titran rata-rata = 6,5 ml + 6,3 ml + 6,3 ml

3

= 6,36 ml

Mencari Normalitas AgNO3 berdasarkan praktikum:

gram NaCl

NAgNO3 =

BE NaCl x V AgNO3

= 40 mg

58,45 mgr/mek x 6,36 ml

Page 5: TITRASI PENGENDAPAN.doc

= 0,107 mek/ml

Mencari % kesalahan :

= teori – praktek

x 100%

teori

= 0,1 – 0,107

x 100%

0,1

= 7%

7.2. Penentuan Klorida

Pada Cuplikan KCl

Vtitran rata-rata = V1 + V2 + V3

3

= 5,7 ml + 5,6 ml + 5,6 ml

3

= 5,63 ml

% Cl = VAgNO3 x N AgNO3 x BE Cl x 100

Gr sampel

= 5,63 ml x 0,1 mek/ml x 35,45 mg/ek x 100

0,2 gr x 10/50 x 1000

= 49,92%

Pada Cuplikan BaCL2

Vtitran rata-rata = V1 + V2 + V3

3

= 5,4 ml + 5,8 ml + 5,6 ml

3

Page 6: TITRASI PENGENDAPAN.doc

= 5,6 ml

% Cl = VAgNO3 x N AgNO3 x BE Cl x 100

Gr sampel

= 5,6 ml x 0,1 mek/ml x 35,45/2 mg/ek x 100

0,2 gr x 10/50 x 1000

= 24,8%

Pada Cuplikan MgCl2

Vtitran rata-rata = V1 + V2 + V3

3

= 6,5 ml + 5,5 ml + 4,3 ml

3

= 5,4 ml

% Cl = VAgNO3 x N AgNO3 x BE Cl x 100

Gr sampel

= 5,4 ml x 0,1 mek/ml x 35,45/2 mg/ek x 100

0,2 gr x 10/50 x 1000

= 24,05%

Pada Cuplikan NH4Cl

Vtitran rata-rata = V1 + V2 + V3

3

= 6 ml + 5,3 ml + 4,7 ml

3

= 5,3 ml

% Cl = VAgNO3 x N AgNO3 x BE Cl x 100

Gr sampel

= 5,3 ml x 0,1 mek/ml x 35,45 mg/ek x 100

0,2 gr x 10/50 x 1000

Page 7: TITRASI PENGENDAPAN.doc

= 47,2%

% kesalahan penentuan Cl pada sampel :

KCl

%kesalahan = %teori - %praktek x 100

%teori

= 50 % - 49,9% x 100

50%

= 0,2 %

BaCl2

%kesalahan = %teori - %praktek x 100

%teori

= 25 % - 24,8% x 100

50%

= 0,8 %

NH4Cl

%kesalahan = %teori - %praktek x 100

%teori

= 50 % - 47,2% x 100

50%

= 5,6 %

MgCl2

%kesalahan = %teori - %praktek x 100

%teori

= 25% - 24,05% x 100

50%

= 3,8 %

Page 8: TITRASI PENGENDAPAN.doc

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Apakah yang dimaksud dengan Argentometri!

2. Pada titrasi yang telah dilakuakn, tuliskan apa yang bertindak sebagai :

a. Standard primer

b. Standard sekunder

c. Analit

d. Indikator

3. Tuliskan titrasi pengendapan yang bukan argentometri!

Jawaban :

1. Argentometri adalah titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (Cl-,Br-, dan

I-) dengan menggunakan larutan standard AgNO3.

2. a. NaCl

b. AgNO3

c. NaCl dan Cuplikan yang mengandung Cl (KCl, BaCl2, MgCl2 dan CaCl2)

d. ion kromat (K2CrO4)

3. titrasi pengendapan yang bukan argentometri :

merkurimetri

kalhoff

Page 9: TITRASI PENGENDAPAN.doc

IX. ANALISA DATA

Pada percobaan kali ini dilakukan titrasi pengendapan argentometri, dimana yang

ditentukan adalah kadar (%) ion Cl pada sampel KCl, BaCl2, MgCl2 dan CaCl2. titrasi

ini dilakukan dengan menggunakan larutan baku AgNO3 yang memiliki normalitas 0,1

N. Masing-masing sampel diletakkan pada erlenmeyer yang kemudian ditetesi indikator

K2CrO4. lalu ditirasi dengan AgNO3. volume AgNO3 yang dibutuhkan untuk

menitrasinya berada pada kisaran 5,4 – 5,8 ml. Titrasi ini menghasilkan endapan merah

bata pada masing-masing cuplikan.

Setelah didapat volume titran maka dihitung %Cl yang terdapat pada tiap sampel,

Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat :

%Cl pada KCl : 49,9%

%Cl pada BaCl2 : 24,8%

%Cl pada MgCl2 : 24,08%

%Cl pada NH4Cl : 47,2%

X. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Bila suatu sampel yang mengandung Cl- dititrasi dengan AgNO3, maka

dihasilkan larutan dengan endapan merah bata.

Volume titran yang digunakan untuk menitrasi 10 ml analit yang mengandung

Cl- berkisar antara 5,4-5,8 ml.

%Cl pada KCl : 49,9%

%Cl pada BaCl2 : 24,8%

%Cl pada MgCl2 : 24,08%

%Cl pada NH4Cl : 47,2%

% kesalahan pada titrasi dengan sampel :

KCl : 0,2%

BaCl2 : 0,8%

MgCl2 : 3,8%

NH4Cl : 5,6%

Page 10: TITRASI PENGENDAPAN.doc

XI. GAMBAR ALAT

kaca arloji Gelas Kimia

Erlenmeyer Spatula

buret Pipet volum

Bola karet Pipet tetes