laporan teori 9 gddk

14
LAPORAN TEORI GIZI DAUR DALAM KEHIDUPAN TOPIK 9 : GIZI SEIMBANG BAGI REMAJA ( 10-19 TAHUN ) DAN ASPEK PENCEGAHAN MASALAH GIZI Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Gresia Melati (2012-21-001) 2. Jhon Sahatma Sinaga (2012-21-002) 3. Zita Olivia (2012-21-007)

Upload: jhon-sahatma-sinaga

Post on 21-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gddk

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Teori 9 Gddk

LAPORAN TEORI

GIZI DAUR DALAM KEHIDUPAN

TOPIK 9 : GIZI SEIMBANG BAGI REMAJA ( 10-19 TAHUN )

DAN ASPEK PENCEGAHAN MASALAH GIZI

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Gresia Melati (2012-21-001)

2. Jhon Sahatma Sinaga (2012-21-002)

3. Zita Olivia (2012-21-007)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Sint Carolus

JAKARTA

2013

Page 2: Laporan Teori 9 Gddk

BAB I

ASSESMENT

A. DATA UMUM KLIEN

1. Nama : An. D

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Pekerjaan : Pelajar

4. Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta

5. Pekerjaan Ibu : Guru TK

6. Umur : 15 tahun

7. Suku : Jawa Barat (Sunda)

Kesimpulan : An. D adalah seorang perempuan berusia 15 tahun berasal dari Jawa Barat

dengan latar belakang kedua orangtua bekerja. Aktivitas An.D saat ini adalah sebagai

pelajar

B. ANTROPOMENTRI

BB = 50 kg

TB = 145 cm

BB/U = P25-50 = Berat badan kurang

TB/U = P<3 = Pendek (stunting)

IMT/U = P75-85 = Normal

(sumber: CDC WHO)

Kesimpulan : Status gizi baik dengan riwayat berat badan kurang dan stunting

C. DATA LABORATORIUM/P.FISIK/P.KLINIS : -

D. DATA RIWAYAT GIZI

Riwayat Dahulu :

Menyukai makan makanan yang dimasak ibunya dan setiap hari mengkonsumsi cokelat

50 gram

Page 3: Laporan Teori 9 Gddk

Riwayat Sekarang :

Recall 24 jam An.D

No. Keterangan Energi (Kkal) Protein (g) KH (g) Lemak (g)

1 Recall 24 Jam 1450 46 12 355

2 AKG 1998 2100 62 363,3 46,7

Prosentase Asupan

1 hari/AKG 1998 (%)69 74,2 3,3 760,2

Kesimpulan : Asupan untuk energy, protein kurang, asupan KH buruk sedangkan asupan

lemak berlebih dan memiliki kebiasaan makanan cokelat 50 gram dalam sehari.

E. KEBUTUHAN GIZI KLIEN SEHARI

E = 160,3 - 30,8 x umur + PA x (10 x BB + 934 x TB)

= 160,3 – 30,8 x 15 + 1,31 x (10 x 50 + 934 x 1,45)

= 160,3 – 462 + 1,31 x (500 + 935,45)

= 160,3 -462 + 1,31 x 1435,45

= 160,3 – 462 + 1880,44

= 1578,74 Kkal

P = Protein RDA X BBI

BBA

= 52 x 45 = 46,8 gram

50

% P = 46,8 gram x 4 x 100% = 11,8%

1578,74

L = 20% x 1578,74 Kkal = 35 gram

9

Page 4: Laporan Teori 9 Gddk

KH = 100% - (11,8%+20%)

= 100% - 31,8%

= 69,2%

KH = 69,2% x 1578,74 = 273,1 gram

4

BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

An. D adalah seorang perempuan berusia 15 tahun berasal dari Jawa Barat dengan latar

belakang kedua orangtua bekerja. Aktivitas An.D saat ini adalah sebagai pelajar. An. D

menyukai makanan yang dimasak oleh ibunya dan setiap hari mengkonsumsi coklat batang

dalam 1 hari sebanyak 50 gram. Pada recall An. D selama 1 hari menunjukan bahwa energy

yang dia dapat dari makanan tersebut belum mencukupi kebutuhan makannya dalam sehari.

Hal ini menyebabkan status gizi An. D baik, dengan riwayat berat badan kurang dan stunting

yang dikarenakan asupan untuk energy, protein kurang, asupan KH buruk sedangkan asupan

lemak berlebih dan memiliki kebiasaan makanan cokelat 50 gram dalam sehari.

Ketiga poin di atas saling dikaitkan untuk menemukan akar

permasalahan An.D sehingga mengerti apa yang harus

diberikan

Page 5: Laporan Teori 9 Gddk

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Remaja

Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat

pertama kali menunjukkan tanda – tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan, biologik, psikologik, dan

sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Secara biologik ditandai dengan

percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologik ditandai dengan akhir perkembangan

kognitif dan pemantapan kepribadian, dan secara sosiologik ditandai dengan intensifnya

persiapan dalam menyongsong peranannya kelak sebagai seorang dewasa muda.

Batasan usia remaja menurut WHO adalah usia 12 – 18 tahun. Sementara itu,

menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 – 21 tahun.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Remaja

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang dialami oleh remaja

secara kontinue.  pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang saling

berhubungan tak bisa dilepaskan dari kehidupan remaja.Pertumbuhan merupakan proses

yang berkaitan dengan dengan perubahan kuantitatf yang mengacu pada jumlah besar

serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis.

Pertumbuhan adalah proses perubahan dari segi fisik yang berlangsung normal dalam

perjalanan wakt tertentu. Dalam setiap pertumbuhan bagian – bagian tubuh memiliki

tempo kecepatan yang berbeda – beda. Misalnya pertumbuhan alama kelamin pria, pada

masa anak-anak alat kelamin tumbuh lambat namun setelah pubertas mengalami

percepatan. Sebaliknya pertumbuhan susunan saraf pusat mengalami percepatan saat

masa anak-anak namun setelah masa pubertas relatig lambat bahkan terhenti.

Tahap Perkembangan Remaja

Page 6: Laporan Teori 9 Gddk

Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja sampai dengan fase

remaja akhir berdasarkan pendapat  Sullivan (1892-1949). Pada fase-fase ini terdapat

beragam ciri khas pada masing-masing fase.

Fase Praremaja

Fase praremaja ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan

teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam

melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam

membangun hubungan dengan teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja

sama, tindakan timbal balik, sehingga tidak kesepian (Sunaryo,2004:56).

Fase Remaja Awal (early adolescence)

Fase remaja awal merupakan fase yang lanjutan dari praremaja. pada fase ini

ketertarikan pada lawan jenis mulai nampak. Sehingga, remaja mencari suatu pola

untuk memuaskan dorongan genitalnya. Menurut Steinberg mengemukakan

bahwa masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan orang tua

meningkat melampaui tingkat masa anak-anak. (Santrock, 2002: 42)

Sunaryo (2004:56) berpendapat bahwa, hal terpenting pada fase ini, antara lain:

1)      Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas heteroseksual.

2)      Terjadi perubahan fisiologis.

3)      Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya adalah lawan

jenis dan keintiman dengan jenis kelamin yang sama.

4)      Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi hubungan

homoseksual.

5)      Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual, keamanan dan

keakraban.

6)      Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan

hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda.

 Fase Remaja Akhir

Fase remaja akhir merupakan fase dengan ciri khas aktivitas seksual yang

sudah terpolakan. Hal ini didapatkan melalui pendidikan hingga terbentuk pola

hubungan antar pribadi yang sungguh-sungguh matang. Fase ini merupakan

Page 7: Laporan Teori 9 Gddk

inisiasi ke arah hak, kewajiban, kepuasan, tanggung jawab kehidupan sebagai

masyarakat dan warga negara.

C. Stunting Pada Remaja

Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga

melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang

menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan

berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek

dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya. Stunted adalah tinggi badan

yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan    terlambatnya

pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan

yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi

kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator

jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. (MCN, 2009).

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu

proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang

siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak

dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab

tidaklangsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan

perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin

mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir

dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya

asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan

meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga

meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit

untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya

stunted (Allen and Gillespie, 2001).

Pengertian, Prosentase terjadinya dan Penyebab terjadinya stunting pada remaja

Page 8: Laporan Teori 9 Gddk

D. Kebutuhan Gizi Pada Remaja

BAB IV

INTERVENSI MASALAH GIZI

A. PRINSIP DAN SYARAT PERENCANAAN MENU

1. Prinsip Perencanaan Menu

- Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan

kebutuhan fisik.

- Mencapai IMT normal 18-25 kg/m2

- Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak 1/2 -

1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur

tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.

2. Syarat Perencanaan Menu

- Energi rendah, ditunjukkan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan

dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi

kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak 1/2 – 1

kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari dari kebutuhan

normal. Perhitungan kebutuhan energi normal dilakukan berdasarkan berat badan

ideal.

- Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1 – 1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20 % dari

kebutuhan energy total.

- Lemak sedang yaitu 20-25 % dari kebutuhan energy total. Usahakan sumber

lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang

kadarnya tinggi.

- Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.

- Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.

- Cairan cukup, 8-10 gelas/ hari.

B. SUSUNAN MENU SEHARI

Page 9: Laporan Teori 9 Gddk

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2005. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta:

EGC.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC.

Gibson, R. S. (2005) Principless of Nutrition Assesment. Oxford University Press

UNICEF (1998) The state of the world’s children.

WHO (2006) child growth standards: Length/height-for-age, weight-for-age, weight-for-

length, weight-for-height and body mass index-for-age: Methods and development.

Department Nutrition for Health and Development.

CDC WHO

Page 10: Laporan Teori 9 Gddk

Lampiran 1.

Tabel 1. Recall An. D dalam 1 hari

Waktu

Makan

Menu Penukar Berat

(g)

Energi

(Kkal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

KH

(g)

Pkl. 06.30 Bubur ayam 1 P 400 175 4 40

ayam 1/10 P 5 9,5 1 6

Pkl. 12.30 Nasi 2 P 200 350 8 80

  Sayur capcay 1 P 50 50 3 10

Pkl. 10.30 Coklat batang 2,5 P 25 80 20

Pkl. 15.30 Coklat batang 2,5 P 25 80 20

Pkl. 18.00 Nasi 1 P 100 175 4 40

Ayam rica-rica 1 P 50 95 10 6

Tumis Buncis ½ P 50 50 3 80

Pkl. 06.30

 

Roti tawar isi coklat

1 tangkep1 P 20 175 4 40

Mentega 1 P 5 45 5

Meises ½ P 5 80 20

Total 1450 46 12 355