laporan praktikum go 9

48
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH GELOMBANG DAN OPTIK “JARAK FOKUS LENSA” Disusun oleh : KELOMPOK 6 PENDIDIKAN IPA B 2013 1. Yasinta Kuswinarto (13030654058) 2. Deviana Eka R. (13030654066) 3. Wiwik Jumiati (13030654076) 4. Putri Irawati (13030654080) S1 PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: sinta

Post on 15-Jul-2016

41 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

gelombang optik

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Go 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH GELOMBANG DAN OPTIK

“JARAK FOKUS LENSA”

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

PENDIDIKAN IPA B 2013

1. Yasinta Kuswinarto (13030654058)

2. Deviana Eka R. (13030654066)

3. Wiwik Jumiati (13030654076)

4. Putri Irawati (13030654080)

S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015

Page 2: Laporan Praktikum Go 9

Daftar Isi

Cover ..................................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

Abstrak ...............................................................................................................

BAB I Pendahuluan.............................................................................................

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Hipotesis

BAB II Kajian Teori ...........................................................................................

BAB III Metode Percobaan ................................................................................

A. Jenis Percobaan

B. Tempat dan Waktu Percobaan

C. Alat dan Bahan

D. Alur Percobaan

E. Langkah Kerja

BAB IV Data, Analisis, dan Pembahasan ..........................................................

A. Data

B. Analisis

C. Pembahasan

BAB V Penutup ..................................................................................................

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka ....................................................................................................

Lampiran ............................................................................................................

Page 3: Laporan Praktikum Go 9

ABSTRAK

JARAK FOKUS LENSA

Kami telah melakukan percobaan jarak fokus lensa pada hari kamis, 3 Desember 2015 di Laboratorium Pendidikan IPA Unesa. Tujuan dari percobaan kami yaitu menentukan jarak fokus lensa positif, menentukan jarak fokus lensa negatif dengan memanfaatkan prinsip-prinsip lensa positif,negatif dan dengan persamaan fokus lensa positif dan negatif. Metode yang digunakan pada percobaan pertama adalah menempatkan benda berupa lampu, lensa positif, dan papan bayangan pada satu garis lurus dengan mengganti posisi lensa positif sebagai yang akan dimanipulasi, sedang pada percobaan ke dua menempatkan benda berupa lampu, lensa negatif, lensa positif dan papan bayangan pada satu garis lurus dengan mengganti jarak lensa positif dengan papan bayangan maupun lensa negative dengan benda (lampu) sedang jarak antara lensa positif dan negatif dibuat sama sebagai faktor yang dimanipulasi. Sehingga ketika jarak lensa positif maupun negatif dirubah-rubah dapat diperoleh jarak benda (s+) maupun (s-), jarak bayangan (s’

+) maupun (s’-), jarak lensa positif dan negatif (d) yang terbentuk

kemudian ditentukan fokus bayangan. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh jarak fokus lensa positif dan harga jarak fokus. Adapun jarak fokus lensa berturut-turut pada percobaan pertama sebesar 10,20 cm; 10,56 cm; 10,59 cm; 10,56 cm; dan 10,55 cm dengan dengan rata-rata sebesar 10,49 cm dan taraf ketelitian sebesar 98,47 %. Pada percobaan ke dua harga jarak fokus berturut-turut sebesar - 10,36 cm; - 10,41 cm; - 10,35 cm; - 10,57 cm; dan - 10,59 cm dengan rata-rata sebesar 10,46 cm, dan taraf ketelitian sebesar 97,39 %.

Kata Kunci: lensa positif, lensa negatif, jarak lensa positif dan negative.

Page 4: Laporan Praktikum Go 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lensa merupakan benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi dua

bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa

merupakan suatu medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan

melengkung yang merupakan garis sferis, meskipun satu dari permukaan

lensa itu dapat merupakan bidang datar, karena itu suatu gelombang

datang mengalami dua pembiasan ketika melewati lensa tersebut. 

sehingga lensa cembung dikenal bagian tengah tebal dan lensa cekung

bagian tengah tipis. Lensa dapat membantu aktivitas maupun pekerjaan

kita sehari-hari. Contoh aplikasi lensa adalah kaca mata, selain itu juga

terdapat mikroskop, teropong, lup, dsb.

Dari kedua macam lensa tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda,

pada lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya atau disebut dengan

divergen, sedangkan lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya atau

yang disebut dengan konvergen. Oleh karena itu pada percobaan kali ini

menentukan jarak fokus lensa, sebelum kita menentukan jarak fokus lensa

maka kita tentukan terlebih dahulu fokus lensanya. Sifat dari lensa cekung

yang menyebarkan cahaya untuk menghasilkan bayangan yang fokus

maka diberi lensa cembung yang bersifat mengumpulkan cahaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan latar belakang sebagai

berikut:

1.  Bagaimana cara menentukan jarak fokus pada lensa positif?

2. Bagaimana cara menentukan jarak fokus lensa negatif?

3. Bagaimana pengaruh jarak posisi benda terhadap jarak bayangan yang

pada lensa?

Page 5: Laporan Praktikum Go 9

C. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menentukan jarak fokus lensa positif

2. Menentukan jarak fokus lensa negatif

3. Menganalisis pengaruh jarak benda terhadap jarak bayangan pada

lensa.

D. Hipotesis

Hipotesis pada percobaan ini yaitu “Semakin besar jarak benda semakin

kecil jarak bayangan dan nilai fokus konstan”.

Page 6: Laporan Praktikum Go 9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembiasan Cahaya Pada Lensa

Lensa adalah benda bening yang dibatasi dua bidang lengkung. Dua

bidang lengkung yang membentuk lensa dapat berbentuk silindris atau

bola. Lensa silindris memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada

suatu garis, sedang permukaan bola yang melengkung ke segala arah

13 memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titik. Dalam

pembahasan ini hanya dibahas pada lensa bola (lensa sferik) yang tipis.

Lensa tipis adalah lensa dengan ketebalan dapt diabaikan terhadap

diameter lengkung lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama

hampir tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus.

1. Jenis-jenis Lensa Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan

lensa cekung. Lensa cembung (konveks / convex) memiliki bagian

tengah lebih tebal daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada

lensa ini bersifat mengumpul (konvergen). Oleh karena itu, lensa

cembung bersebut lensa konvergen.

Lensa cekung (konkaf / concave) memiliki bagian tengah yang

lebih tipis daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini

bersifat memencar (divergen). Oleh karena itu, lensa cekung

disebut lensa divergen.

Gambar 2.1 macam-macam jenis lensa

Page 7: Laporan Praktikum Go 9

Lensa dibatasi dua bidang. Kedua bidang ini dapat cembung,

cekung ataupun datar.

2. Sinar-sinar Istimewa

Pada lensa, sinar datang dari dua arah sehingga pada lensa

terdapat dua titik fokus (diberi lambang F1 dan F2). Titik fokus F1

yang mana sinar-sinar sejajar dibiaskan disebut fokus aktif,

sedangkan titik fokus F2 disebut fokus pasif. Jarak fokus aktif F1

ke titik pusat optik O sama dengan jarak fokus pasif F2 ke titik

pusat optik O, dan disebut jarak fokus (diberi lambang f). Fokus

aktif F1 untuk lensa cembung diperoleh dari perpotongan langsung

sinar-sinar bias () sehingga fokus aktif F1 adalah fokus nyata. Oleh

karena itu, jarak fokus lensa cembung (f) bertanda positif, dan

lensa cembung disebut juga lensa positif. Fokus aktif F1 untuk

lensa cekung diperoleh dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar

bias yang dilukis dengan garis putusputus sehingga fokus aktif F1

Gambar 2.2 Lensa Cekung

Gambar 2.3 Lensa Cembung

Page 8: Laporan Praktikum Go 9

adalah fokus maya. Oleh karena itu, jarak fokus lensa cekung

disebut juga lensa negatif. Jadi, sinar-sinar sejajar sumbu utama

dibiaskan melalui titik fokus F1 untuk lensa cembung, dan

dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus F1 untuk lensa

cekung.

3. Sinar-Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung

a. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik

fokus aktif F1.

b. Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar

sumbu utama.

c. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa

membias.

4. Sinar-Sinar Istimewa Pada Lensa Cekung

a. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan

berasal dari titik fokus aktif F1.

b. Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2

dibiaskan sejajar sumbu utama.

c. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa

membias.

Gambar 2.4

a. Lensa cembungb. Lensa cekung

Page 9: Laporan Praktikum Go 9

B. Pembentukan Bayangan Oleh Lensa

Dengan pengertian sinar-sinar istimewa yang telah dijelaskan

sebelumnya, pembentukaan bayang pada lensa tipis dapat digambarkan

dengan lintasan-lintasan seperti dibawah ini.

1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui atau seolah-

olah berasal dari titik fokus kedua lensa.

2. Sinar datang datang yang berasal dari atau menuju titik fokus

pertama lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.

3. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui atau seolah-

olah berasal dari titik fokus lensa positif atau lensa negatif.

Sehingga pembentukan bayangan oleh sebuah lensa dapat memenuhi

persamaan

= + =( -1)( + )

Dan Perbesaran bayangannya memenuhi persamaan

m= - - =

Gambar 2.5 Pembentukan bayangan pada lensa

Page 10: Laporan Praktikum Go 9

dengan f jarak fokkus lensa, S jerak benda, S’ jaarak bayangan, R1

jari kelengkungan permukaan pertama lensa, R2 jari kelengkungan

permukaan kedua lensa, m perbesaran bayangan, y tinggi benda dan y’

tinggi bayangan.

Page 11: Laporan Praktikum Go 9

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam praktikum “Jarak Fokus Lensa” adalah

eksperimen (percobaan), karena dalam praktikum terdapat variabel-variabel

serta data diperoleh dari hasil percobaan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Percobaan ini dilakukan di laboratorium IPA kampus Universitas Negeri

Surabaya pada hari Kamis 3 Desember 2015 pukul 09.40 WIB.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Lensa positif 1 buah

2. Lensa negatif 1 buah

3. Layar 1 buah

4. Penggaris 1 buah

5. Ray box atau sumber cahaya 1 set

D. Variabel dan Definisi Operasional

Kegiatan 1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif

a. Variabel manipulasi : jarak benda (s+)

Definisi operasional :

Jarak benda adalah panjang lintasan hasil pengukuran dari benda ke

lensa positif yaitu 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm dan 35 cm

b. Variabel kontrol : letak lensa, jenis lensa

Definisi operasional :

Page 12: Laporan Praktikum Go 9

Letak lensa diletakkan atau dibuat sama pada setiap percobaan.

Dimana lensa berada diantara benda dan layar. Selain itu, jenis lensa

yang digunakan dalam percobaan ini adalah sama.

c. Variabel respon : jarak bayangan (s’+) dan jarak fokus lensa positif

(f+)

Definisi operasional :

Dari percobaan ini akan diperoleh jarak bayangan (jarak antara

lensa positif dengan bayangan) dan jarak fokus lensa positif (melalui

perhitungan)

Kegiatan 2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif

a. Variabel manipulasi : jarak benda (s-)

Definisi operasional :

Jarak benda adalah panjang lintasan hasil pengukuran dari benda ke

lensa negatif yaitu 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm dan 35 cm.

b. Variabel kontrol : letak lensa, jenis lensa, jarak antar lensa (d)

Definisi operasional :

Letak lensa diletakkan atau dibuat sama pada setiap percobaan.

Dimana lensa berada diantara benda dan layar. Selain jenis lensa yang

digunakan dalam percobaan ini adalah sama. Jarak antar lensa (positif

dan negatif) adalah 10 cm.

c. Variabel respon : jarak bayangan (s’-), jarak fokus lensa negatif

(f-)

Definisi operasional :

Dari percobaan ini akan diperoleh jarak bayangan (jarak antara

lensa negatif dengan bayangan) dan jarak fokus lensa negatif.

E. Rancangan Percobaan

Lensa positif BendaLayar

Page 13: Laporan Praktikum Go 9

Gambar 3.1. Rancangan Percobaan Menentukan Fokus pada Lensa Positif

Gambar 3.2. Rancangan Percobaan Menentukan Fokus pada Lensa Negatif

F. Alur Percobaan

Kegiatan 1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif

Alat

Benda

diletakkan dan diatur posisinya sesuai dengan

rancangan percobaan

diukur jaraknya terhadap lensa positif (s+)

Layar

digesar-geser untuk mendapatkan gambar

bayangan yang paling jelas

Diukur jarak bayangan yang terbentuk terhadap

lensa positif (s’+)Bayangan

Dihitung besar fokus lensa (f)

Diulangi langkah di atas dengan mengubah jarak

bendaHasil

Lensa positif

BendaLayar Lensa negatif

Page 14: Laporan Praktikum Go 9

Kegiatan 2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif

G. Langkah Kerja

Kegiatan 1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif

1. Meletakkan lensa positif, benda dan layar sesuai dengan rancangan

percobaan

2. Mengukur jarak antara benda dengan lensa positif (s+)

Lensa

Benda

diukur jarak antara lensa positif dengan lensa

negatif (d)

diukur jaraknya terhadap lensa negatif (s+)

Layar

digeser-geser untuk mendapatkan gambar

bayangan yang paling jelas

diukur jarak bayangan yang terbentuk terhadap

lensa negatif (s’+)Bayangan

dihitung besar fokus lensa (f)

diulangi langkah di atas dengan mengubah jarak

bendaHasil

Alat

Diletakkan dan diatur posisinya sesuai dengan

rancangan percobaan

Page 15: Laporan Praktikum Go 9

3. Menggeser-geser layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang paling

jelas.

4. Mengukur jarak antara bayangan dengan densa positif (s’+).

5. Menghitung besar fokus lensa positif (f).

6. Mengulangi langkah di atas dengan mengubah jarak antara benda dengan

lensa positif.

Kegiatan 2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif

1. Meletakkan lensa positif, lensa negatif, benda dan layar sesuai dengan

rancangan percobaan.

2. Mengukur jarak antara lensa positif dengan lensa negativf (d).

3. Mengukur jarak antara benda dengan lensa negatif (s-).

4. Menggeser-geser layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang paling

jelas.

5. Mengukur jarak antara bayangan dengan lensa negatif (s’-).

6. Menghitung besar fokus lensa negatif (f).

7. Mengulangi langkah di atas dengan mengubah jarak antara benda dengan

lensa negatif.

Page 16: Laporan Praktikum Go 9

BAB IV

DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Data

Dari percobaan jarak fokus lensa yang telah dilakukan maka diperoleh

data sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Percobaan Jarak Fokus Pada Lensa Positif

Percobaan Ke- (s(+) ± 0,1) cm (s’(+) ± 0,1) cm f(+) cm

1 15,0 31,5 10,20

2 20,0 22,4 10,56

3 25,0 18,4 10,59

4 30,0 16,3 10,56

5 35,0 15,1 10,55

Tabel 2. Hasil Percobaan Jarak Fokus Pada Lensa Negatif

Percobaan

Ke-

(s(-) ± 0,1)

cm

(d ± 0,1)

cm

(s’(+) ± 0,1)

cms’

(-) cm f(-) cm

1 15,0 10,0 30,0 - 6,13 - 10,36

2 20,0 10,0 27,8 - 6,82 - 10,41

3 25,0 10,0 26,6 - 7,32 - 10,35

4 30,0 10,0 25,5 - 7,82 - 10,57

5 35,0 10,0 24,9 - 8,13 - 10,59

Keterangan :

Page 17: Laporan Praktikum Go 9

a. f(-) : 10 cm

b. f(+) : 10 cm

c. f(-) rata-rata : - 10,46 cm

d. f(+) rata-rata : 10,49 cm

B. Analisis

Percobaan yang berjudul “Jarak Fokus Lensa” dilakukan dengan

menggunakan dua jenis lensa yang berbeda yaitu lensa positif atau lensa

cembung dan lensa negatif atau lensa cekung. Percobaan dilakukan sebanyak

5 kali untuk masing-masing lensa dengan memanipulasi jarak benda. Dimana

lensa positif dan lensa negatif menggunakan jarak benda yang sama yaitu 15

cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm, dan 35 cm.

Pada tabel 1 merupakan percobaan dengan menggunakan lensa positif

dilakukan percobaan sebanyak 5 kali, dimana jarak benda (s(+)) yang paling

rendah yaitu 15 cm diperoleh hasil jarak bayangan (s’ (+)) yang paling tinggi

yaitu 31,5 cm. Sedangkan jarak benda (s(+)) yang paling tinggi yaitu 35 cm

diperoleh hasil jarak bayangan (s’(+)) yang paling rendah yaitu 15,1 cm.

Sehingga pada pecobaan menggunakan lensa positif dari data yang diperoleh

dapat diketahui bahwa jarak benda (s(+)) mempengarui jarak bayangan (s’(+)),

dimana semakin besar jarak benda (s(+)) maka semakin kecil jarak bayangan

(s’(+)).Berdasarkan data yang sudah diperoleh dapat dibuat suatu grafik

hubungan jarak benda (s(+)) dengan jarak bayangan (s’(+)) sebagai berikut :

Page 18: Laporan Praktikum Go 9

Untuk jarak fokus lensa positif (f(+)) diperoleh melalui persamaan

, dengan s(+) merupakan jarak benda dan s’(+) ialah jarak

bayangan. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai jarak fokus

benda (f(+)) pada percobaan pertama sampai kelima secara berturut-turut

sebesar 10,20 cm, 10,56 cm, 10,59 cm, 10,56 cm, dan 10,55 cm. Sehingga

dapat diketahui rata-rata nilai jarak fokus lensa positif (f(+)) dengan

menjumlahkan kelima jarak fokus benda kemudian dibagi 5 diperoleh sebesar

10,49 cm. Sehingga dapat dihitung standart deviasi sebesar 0,16 dan nilai

jarak fokus lensa positif (f(+)) menjadi (10,49 ± 0,16) cm dengan

ketidakpastian 1,53% dan taraf ketelitian 98,47%. Sedangkan nilai jarak

fokus lensa positif (f(+)) yang sesuai dengan teori sebesar 10 cm.

Pada tabel 2 merupakan percobaan dengan menggunakan lensa negatif

dilakukan percobaan sebanyak 5 kali, dimana jarak benda (s(-)) yang paling

rendah yaitu 15 cm diperoleh hasil jarak bayangan (s’(-)) yang paling tinggi

yaitu - 6,13 cm. Sedangkan jarak benda (s(-)) yang paling tinggi yaitu 35 cm

diperoleh hasil jarak bayangan (s’(-)) yang paling rendah yaitu - 8,13 cm.

Untuk memperoleh s’(-) digunakan persamaan s’(-) = d - s(+), dimana s(+) yang

Page 19: Laporan Praktikum Go 9

digunakan didapat dari rumus dimana f(+) yang digunakan

yaitu rata-rata jarak fokus lensa positif yang diperoleh dari hasil percobaan

pertama. Sehingga pada pecobaan menggunakan lensa negatif dari data yang

diperoleh dapat diketahui bahwa jarak benda (s(-)) mempengarui jarak

bayangan (s’(-)), dimana semakin besar jarak benda (s(-)) maka semakin kecil

jarak bayangan (s’(-)).Berdasarkan data yang sudah diperoleh dapat dibuat

suatu grafik hubungan jarak benda (s(-)) dengan jarak bayangan (s’(-)) sebagai

berikut :

Untuk jarak fokus lensa negatif (f(-)) diperoleh melalui persamaan

, dengan s(-) merupakan jarak benda dan s’(-) ialah jarak

bayangan. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai jarak fokus

benda (f(-)) pada percobaan pertama sampai kelima secara berturut-turut

sebesar - 10,36 cm, - 10,41 cm, - 10,35 cm, - 10,57 cm, dan - 10,59 cm.

Sehingga dapat diketahui rata-rata nilai jarak fokus lensa negatif (f(-)) dengan

menjumlahkan kelima jarak fokus benda kemudian dibagi 5 diperoleh sebesar

- 10,46 cm. Sehingga dapat dihitung standart deviasi sebesar 0,27 dan nilai

Page 20: Laporan Praktikum Go 9

jarak fokus lensa negatif (f(-)) menjadi (-10,46 ± 0,27) cm dengan

ketidakpastian 2,61% dan taraf ketelitian 97,39%. Sedangkan nilai jarak

fokus lensa negatif (f(-)) yang sesuai dengan teori sebesar 10 cm.

C. Pembahasan

Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu tentang jarak fokus lensa

dengan menggunakan dua jenis lensa yaitu lensa positif atau lensa cembung

dan lensa negatif atau lensa cekung. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali

dengan memanipulasi jarak benda dimana pada lensa positif maupun negatif

menggunakan jarak benda sama yaitu 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm, dan 35

cm. Pada tabel 1 atau percobaan jarak fokus pada lensa positif dimana lensa

positif bersifat konvergen, diperoleh jarak bayangan (s’(+)) berturut-turut

sebesar 31,5 cm, 22,4 cm, 18,4 cm, 16,3 cm, dan 15,1 cm. Sehingga dapat

dicari nilai jarak fokus lensa positif melalui persamaan , maka

nilai jarak fokus lensa positif berturut-turut sebesar 10,20 cm, 10,56 cm,

10,59 cm, 10,56 cm, dan 10,55 cm dengan rata-rata nilai jarak fokus lensa

positif sebesar 10,49.

Sedangkan pada nilai fokus lensa positif secara teori sebesar 10 cm.

Sehingga pada pecobaan menggunakan lensa positif dari data yang diperoleh

dapat diketahui bahwa jarak benda (s(+)) mempengarui jarak bayangan (s’(+)),

dimana semakin besar jarak benda (s(+)) maka semakin kecil jarak bayangan

(s’(+)) maka sudah sesuai dengan teori. Untuk nilai jarak fokus lensa positif

pada percobaan dengan teori tidak sama, dimana selisih nilai jarak fokus

lensa positif berturut-turut sebesar 0,20 cm, 0,56 cm, 0,59 cm, 0,56 cm, dan

0,55 cm. Sehingga mempengaruhi rata-rata nilai jarak fokus lensa positif pada

percobaan yaitu sebesar (10,49±0,16) cm dengan taraf ketidakpastian sebesar

1,53% dan taraf ketelitian 98,47%. Hasil tersebut tidak sama dengan teori

yaitu 10 cm, tetapi hampir mendekati nilai tersebut dengan selisih 0,49 cm.

Hal tersebut dapat terjadi karena praktikan dalam menentukan jelas tidaknya

Page 21: Laporan Praktikum Go 9

bayangan yang terbentuk kurang cermat atau teliti. Ketidaktelitian praktikan

disebabkan oleh tidak adanya indikator yang jelas dalam menentukan

bayangan yang terbentuk. Selain itu juga praktikan yang mengamati

bayangan yang terbentuk lebih dari 1 orang sehingga terjadi perbedaan antara

praktikan satu dengan yang lain. Selain itu juga dipengaruhi posisi praktikan

saat mengamati bayangan yang terbentuk sehingga mempengaruhi

penglihatan bayangan yang terbentuk. Jadi nilai jarak fokus lensa positif

dapat berbeda karena dipengaruhi bayangan yang terbentuk dan jarak

bayangan yang diamati praktikan.

Pada tabel 2 atau percobaan jarak fokus pada lensa negatif

menggunakan dua lensa yaitu lensa positif dan lensa negatif. Penggunaan

lensa positif dan negatif karena jika hanya menggunakan lensa negatif maka

bayangan yang dibentuk tidak dapat ditangkap oleh layar sehingga tidak

dapat diamati karena sifat dari lensa negatif yaitu menyebarkan dan terbalik.

Adanya lensa positif digunakan untuk mengumpulkan dan membalikkan

bayangan karen sifat lensa positif yaitu mengumpulkan atau konvergen. Dari

percobaan ini diperoleh jarak bayangan lensa positif (s’(+)). Untuk

memperoleh s’(-) digunakan persamaan s’(-) = d - s(+), dimana s(+) yang

digunakan didapat dari rumus dimana f(+) yang digunakan

yaitu rata-rata jarak fokus lensa positif yang diperoleh dari hasil percobaan

pertama. Selanjutnya, untuk jarak fokus lensa negatif (f(-)) diperoleh melalui

persamaan , dengan s(-) merupakan jarak benda dan s’(-) ialah

jarak bayangan.

Pada percobaan jarak fokus pada lensa negatif diperoleh jarak bayangan

lensa positf (s’(+)) berturut-turut sebesar 30,0 cm, 27,8 cm, 26,6 cm, 25,5 cm,

dan 24,9 cm. Untuk jarak bayangan lensa negatif dicari melalui persamaan

s’(-) = d - s(+), sehingga diperoleh berturut-turut sebesar - 6,13 cm, - 6,82 cm, -

7,32 cm, - 7,82 cm, dan - 8,13. Sehingga pada pecobaan menggunakan lensa

negatif dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa jarak benda (s(-))

Page 22: Laporan Praktikum Go 9

mempengarui jarak bayangan (s’(-)), dimana semakin besar jarak benda (s(-))

maka semakin kecil jarak bayangan (s’(-)) maka sudah sesuai dengan teori.

Pada percobaan untuk nilai jarak fokus lensa negatif melalui persamaan

, diman nilai jarak fokus lensa negatif berturut-turut sebesar

- 10,36 cm, - 10,41 cm, - 10,35 cm, - 10,57 cm, dan - 10,59 cm. Sedangkan

pada nilai fokus lensa negatif secara teori sebesar - 10 cm. Nilai jarak fokus

lensa negatif pada percobaan dengan teori tidak sama, dimana selisih nilai

jarak fokus lensa negatif berturut-turut sebesar - 0,36 cm, - 0,41 cm, - 0,35

cm, - 0,57 cm, dan - 0,59 cm. Sehingga mempengaruhi rata-rata nilai jarak

fokus lensa negatif pada percobaan yaitu sebesar (- 10,46±0,27) cm dengan

taraf ketidakpastian sebesar 2,61% dan taraf ketelitian 97,39%. Hasil tersebut

tidak sama dengan teori yaitu - 10 cm, tetapi hampir mendekati nilai tersebut

dengan selisih - 0,46 cm. Selain itu, tanda negatif (-) pada jarak bayangan

lensa negatif (s’(-)) dan nilai jarak fokus lensa negatif f(-) karena bayangan

yang terbentuk berada didalam atau diantara dua lensa yaitu lensa negatif dan

lensa positif. Perbedaan nilai jarak fokus lensa negatif pada percobaan dengan

teori karena praktikan dalam menentukan jelas tidaknya bayangan yang

terbentuk kurang cermat atau teliti. Ketidaktelitian praktikan disebabkan oleh

tidak adanya indikator yang jelas dalam menentukan bayangan yang

terbentuk. Selain itu juga praktikan yang mengamati bayangan yang terbentuk

lebih dari 1 orang sehingga terjadi perbedaan antara praktikan satu dengan

yang lain. Selain itu juga posisi praktikan saat mengamati bayangan yang

terbentuk sehingga mempengaruhi penglihatan bayangan yang terbentuk. Jadi

nilai jarak fokus lensa negatif dapat berbeda karena dipengaruhi bayangan

yang terbentuk dan jarak bayangan yang diamati praktikan.

Page 23: Laporan Praktikum Go 9

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Pada pecobaan menggunakan lensa positif dari data yang diperoleh dapat

diketahui bahwa bahwa jarak benda (s(+)) mempengarui jarak bayangan (s’(+)),

dimana semakin besar jarak benda (s(+)) maka semakin kecil jarak bayangan (s’(+))

2. Pada pecobaan menggunakan lensa negatif dari data yang diperoleh dapat

diketahui bahwa jarak benda (s(-)) mempengarui jarak bayangan (s’(-)), dimana

semakin besar jarak benda (s(-)) maka semakin kecil jarak bayangan (s’(-)).

3. Hasil nilai jarak fokus lensa positif tersebut tidak sama dengan teori yaitu 10 cm,

tetapi hampir mendekati nilai tersebut dengan selisih 0,49 cm.

4. Hasil nilai jarak fokus lensa negatif tersebut tidak sama dengan teori yaitu - 10

cm, tetapi hampir mendekati nilai tersebut dengan selisih - 0,46 cm. Selain itu,

tanda negatif (-) pada jarak bayangan lensa negatif (s’(-)) dan nilai jarak fokus

lensa negatif f(-) karena bayangan yang terbentuk berada didalam atau diantara dua

lensa yaitu lensa negatif dan lensa positif.

B.     Saran

Page 24: Laporan Praktikum Go 9

Pada praktikum selanjutnya, seharusnya praktikan jauh lebih hati-hati

dalam merangkai alat, lebih teliti dalam mengukur jarak benda dan jarak

bayangan yang dihasilkan baik pada lensa positif maupun negatif sehingga jarak

fokus yang dihasilkan lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Sutrisno. 2004. Pembentukan Bayangan Oleh Lensa. (Online),

(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/1958

01071986031SUTRISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/

Penuntun_Praktikum_Fisika_UT/Modul_6_KB-2_26-8-2004.pdf,

diakses tanggal 4 Desember 2015)

Tim. 2015. Modul Praktikum, Gelombang dan Optik. Surabaya: Unesa

Page 25: Laporan Praktikum Go 9

LAMPIRAN PERHITUNGAN

A. Perhitungan Fokus Lensa Positif

1. Diketahui : s(+) = 15,0 cm

s’(+) = 31,5 cm

Ditanya : f(+)

Jawab :

= +

= +

=

=

Page 26: Laporan Praktikum Go 9

f(+) = = 10,20 cm

2. Diketahui : s(+) = 20,0 cm

s’(+) = 22,4 cm

Ditanya : f(+)

Jawab :

= +

= +

=

=

f(+) = = 10,56 cm

3. Diketahui : s(+) = 25,0 cm

s’(+) = 18,4 cm

Ditanya : f(+)

Jawab :

= +

= +

Page 27: Laporan Praktikum Go 9

=

=

f(+) = = 10,59 cm

4. Diketahui : s(+) = 30,0 cm

s’(+) = 16,3 cm

Ditanya : f(+)

Jawab :

= +

= +

=

=

f(+) = = 10,56 cm

5. Diketahui : s(+) = 35,0 cm

s’(+) = 15,1 cm

Ditanya : f(+)

Jawab :

Page 28: Laporan Praktikum Go 9

= +

= +

=

=

f(+) = = 10,55 cm

Berdasarkan hasil perhitungan fokus lensa positif pada percobaan 1-5

maka dapat dihitung rata-ratnya yakni 10,49 cm

B. Perhitungan Fokus Lensa Negatif

1. Diketahui : s(-) = 15,0 cm

d = 10,0 cm

s’(+) = 30,0 cm

f(+) = 10,49 cm

Ditanya : f(-)

Jawab :

= -

= -

Page 29: Laporan Praktikum Go 9

=

=

s(+) = = 16,13 cm

s’(-) = d – s(+)

s’(-) = 10,0 – 16,13

s’(-) = - 6,13 cm

= +

= -

=

=

f(-) = = - 10,36 cm

2. Diketahui : s(-) = 20,0 cm

d = 10,0 cm

s’(+) = 27,8 cm

f(+) = 10,49 cm

Ditanya : f(-)

Jawab :

Page 30: Laporan Praktikum Go 9

= -

= -

=

=

s(+) = = 16,85 cm

s’(-) = d – s(+)

s’(-) = 10,0 – 16,85

s’(-) = - 6,85 cm

= +

= -

=

=

f(-) = = - 10,41 cm

Page 31: Laporan Praktikum Go 9

3. Diketahui : s(-) = 25,0 cm

d = 10,0 cm

s’(+) = 26,6 cm

f(+) = 10,49 cm

Ditanya : f(-)

Jawab :

= -

= -

=

=

s(+) = = 17,32 cm

s’(-) = d – s(+)

s’(-) = 10,0 – 17,32

s’(-) = - 7,32 cm

= +

= -

=

Page 32: Laporan Praktikum Go 9

=

f(-) = = - 10,35 cm

4. Diketahui : s(-) = 30,0 cm

d = 10,0 cm

s’(+) = 25,5 cm

f(+) = 10,49 cm

Ditanya : f(-)

Jawab :

= -

= -

=

=

s(+) = = 17,82 cm

s’(-) = d – s(+)

s’(-) = 10,0 – 17,82

s’(-) = - 7,82 cm

= +

Page 33: Laporan Praktikum Go 9

= -

=

=

f(-) = = - 10,57 cm

5. Diketahui : s(-) = 35,0 cm

d = 10,0 cm

s’(+) = 24,9 cm

f(+) = 10,49 cm

Ditanya : f(-)

Jawab :

= -

= -

=

=

s(+) = = 18,13 cm

Page 34: Laporan Praktikum Go 9

s’(-) = d – s(+)

s’(-) = 10,0 – 18,13

s’(-) = - 8,13 cm

= +

= -

=

=

f(-) = = - 10,59 cm

Berdasarkan hasil perhitungan fokus lensa negatif pada percobaan 1-5

maka dapat dihitung rata-ratnya yakni 10,46 cm

C. Perhitungan Tarak Ketidakpastian dan Taraf Ketelitian

1. Lensa Positif

Percobaan ke- f(+) d d2

1 10,20 0,29 0,0841

2 10,56 0,07 0,0049

3 10,59 0,10 0,0100

4 10,56 0,07 0,0049

5 10,55 0,06 0,0036

Page 35: Laporan Praktikum Go 9

JUMLAH 52,46 0,1075

f(+)rata-rata = = = 10,49

Sd = = = = 0,16

Ketidakpastian = x 100% = x 100% = 1,53 %

Taraf ketelitian = 100 % - 1,53 %

= 98,47 %

Maka f(+) = (10,49 ± 0,16) cm

2. Lensa Negatif

Percobaan ke- f(-) d d2

1 -10,36 0,10 0,0100

2 -10,41 0,05 0,2500

3 -10,35 0,11 0,0121

4 -10,57 0,11 0,0121

5 -10,59 0,13 0,0169

JUMLAH -52,28 0,3011

f(-)rata-rata = = = 10,46

Page 36: Laporan Praktikum Go 9

Sd = = = = 0,27

Ketidakpastian = x 100% = x 100% = 2,61 %

Taraf ketelitian = 100 % - 2,61 %

= 97,39 %

Maka f(-) = (10,46 ± 0,27) cm

Page 37: Laporan Praktikum Go 9

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Mengatur letak benda,

lensa dan layar sesuai rancangan

percobaan

Gambar 3. Mengamati bayangan

yang terbentuk pada layar

Gambar 2. Mengukur jarak benda

terhadap lensa

Gambar 4. Mengukur jarak bayangan

terhadap lensa

Page 38: Laporan Praktikum Go 9