laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian
1.2 Dasar Teori
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil
konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan
satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas,
artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan
dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi.
1. Pengukuran Cara Statis
Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur
bentuknya (kontinue) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur
perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat padat
contohnya pada balok dan silinder.
a. Balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan
tinggi dari balok itu sehingga :
1
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
Untuk menghitung massa jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa
benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga :
Dengan : v = volume benda
b. Silinder
Volume silinder dapat juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan panjang
silinder itu sehingga:
Dengan;
d = diameter silinder
t = tinggi silinder
r = jari-jari silinder
Untuk menghitung massa jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa
benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga:
Dengan : v = volume silinder
Untuk mengukur tingkat ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
2. Pengukuran Secara Dinamis
Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis suatu benda
pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Archimmides :
setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat
gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang
dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan
hukum Archimides.
Menghitung volume pada benda padat secara dinamis ( contohnya mengukur
volume kunci) dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa udara dengan massa
air sehingga :
2
Vbalok = p x l x t
Vsilinder = π r2.t
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat
dirumuskan:
Dengan ;
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan
timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan
alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan
memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu
tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.
Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur
langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat
cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung
atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).
3
V = Mu – Ma
ρ = m/v
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Mengukur merupakan yaitu proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
besaran tertentu yang telah diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Pada pengukuran yang
berbeda kita mungkin membutuhkan alat/instrumen yang berbeda pula.
Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:
a. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala
panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala
pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama
vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli
teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala
nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga
beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Gambar. Jangka sorong
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan
panjang benda sampai nilai 10 cm.
b. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan
mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter
kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala
panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang
yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
4
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala
noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50
× 0,5 mm atau 0,01 mm.
Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat
yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
Gambar. Mikrometer sekrup
c. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap
benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah
kilogram (kg).
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain,
neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan,
dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-
beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan.
Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan
sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang
memuat angka ratusan.
gambar neraca teknis
5
d. Bejana Gelas untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes
e. Thermometer untuk mengukur suhu ruangan
f. Benda-benda yang diiukur (balok aluminium, silinder besi, dan kunci)
g. Bangku penumpu
h. Kalkulator untuk menghitung hasil dalam perkalian, pembagian, penjumlahan serta
pegurangan
6
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Metode Percobaan
Metode yang dilakukan dalam percobaan kali ini menggunakan cara statis dan cara
dinamis:
a. Cara Statis
1. Ukurlah panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan.
2. Buatlah hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri.
3. Ukurlah tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti no.1.
4. Tentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
5. Catatlah suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
6. Ukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing
penyimpangan.
b. Cara Dinamis
1. Tentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
2. Timbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis.
3. Timbanglah sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya
dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar
bejana.
4. Catatlah suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Ulangilah seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain
Pengukuran pada balok aluminium, silinder besi, dan kunci bertujuan untuk mencari
massa dan volume benda tersebut. Berikut pengukuran yang dilakukan:
a. Percobaan I (Mencari Volume dan Massa Balok)
Balok yang diukur adalah balok alumunium. Teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur rusuk-rusuk kubus tersebut menggunakan jangka sorong dan milimeter
sekrup. Masing-masing pengukuran rusuk tiap kubus diulang 3 kali. Sedangkan
untuk pengukuran massa, percobaan yang dilakukan hanya 1 kali.
b. Percobaan II (Mencari Volume dan Massa Besi Silinder)
Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan
7
micrometer skrup. Masing-masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 3 kali.
Sedangkan pengukuran massa, dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja.
c. Percobaan III (Mencari Volume dan Massa Kunci)
Kunci yang digunakan adalah sebuah kunci pintu. Pengukuran volume dilakukan
dengan menggunakan bejana gelas dan cairan. Dan untuk mengetahui massa
dilakukan dengan menggunakan neraca.
8
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Pengamatan
Nama Percobaan : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
Tanggal Percobaan : 18 Oktober 2016
Nama Asisten : 1. Desi A
2. Puri Indah. J
3. Indra L
4. Nurul M
Nama Mahasiswa: 1. Nenna septiani Nrp. : 0661 16 079
2. Widya Fitriyani Nrp. : 0661 16 095
3. Oktaviani W.L Nrp. : 0661 16 105
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)
Sebelum percobaan 75,55 (cm)Hg 28 (oC) 64 %
Sesudah percobaan 75,55 (cm)Hg 28 (oC) 68 %
Cara Statis
1. Balok : Alumunium
Massa : 13 gram
No P (cm) l (cm) t (cm) v (cm3) ρ ¿3)
1 3,07 cm 1,52 cm 0,998 cm 4,657 cm 2,791 grcm
3
2 3,06 cm 1,53 cm 0,997 cm 4,667 cm 2,785 grcm
3
3 3,07 cm 1,54 cm 0,997 cm 4,713 cm 2,758 grcm
3
x 3,066 cm 1,53 cm 0,997 cm 4,679 cm 2,778 grcm
3
9
∆ x 0,00336 cm 0,00577 cm 0,00040 cm - -
Ketelitian = 1 -│ ρliteratur−ρ percobaanρliteratur │ × 100 %
= 1 -│2,7−2,7782,7 │×100 %
= ( 1 – 0,28888 ) ×100 % = 97,11 %
2. Silinder : Besi
Massa : 38,9 gram
No. t (cm) D (cm) r (cm) v (cm3) ρ ¿3)
1 2,85 cm 1,544 cm 0,772 cm 6,908 cm3 5,645 grcm
3
2 2,85 cm 1,547 cm 0,774 cm 6,926 cm3 5,630 grcm
3
3 2,86 cm 1,546 cm 0,773 cm 6,941 cm3 5,618 grcm
3
x 2,853 cm 1,545 cm 0,773 cm 6,925 cm3 5,631 grcm
3
∆ x 0,001cm 0,00057 cm 0,0033 cm -
Ketelitian= 1 -│ ρliteratur−ρ percobaanρliteratur │ × 100 %
= 1 -│7,8−5,631
7,8 │×100 %
= (1 – 0,0278 ) × 100 %
= 0,7218x100%
= 72,18%
Cara Dinamis
1. Kunci : Besi
Massa : 13,2 gram
No m udara (gram) m air (gram) v (cm3) ρ ¿3)
10
1 13,5 gram 11,45 gram 2,05 cm3 6,58 grcm
3
11
4.2 Perhitungan
1. Balok alumunium dengan massa (m) 13 gram
Percobaan 1 :
Pada percobaan pertama didapatkan
P= 3,07 cm L= 1,52 cm T= 0,998 cm
Maka :
V=PxLxT ρ=mV
V= 3,07x1,52x0,998 ρ=13
4,657
V= 4,657 cm³ ρ= 2,791 g/cm³
Percobaan 2 :
Pada percobaan kedua didapatkan
P= 3,06 cm L=1,53 cm T=0,997 cm
Maka :
V=PxLxT ρ=mV
V=3,06x1,53x0,997 ρ=13
4,667
V=4,667 cm³ ρ=2,785 g/cm³
Percobaan 3 :
Pada percobaan ketiga didapatkan
P=3,07 cm L=1,54 cm T=0,997 cm
Maka :
V=PxLxT ρ=mV
V=3,07x1,54x0,997 ρ=13
4,713
V=4,713 cm³ ρ=2,758 g/cm³
x dan ∆x pada panjang
x=3,07+3,06+3,07
3 = 3,066 cm
∆x=√ (3,066−3,07 )2+ (3,066−3,06 ) ²+(3,066−3,07 ) ²3(3−1)
12
∆x= 0,00336
x dan ∆x pada lebar
x=1,52+1,53+1,54
3 = 1,53 cm
∆x=√ (1,53−1−52 )2+(1,53−1,53 )²+ (1,53−1,54 ) ²3(3−1)
∆x=0,00577 cm
x dan ∆x pada tinggi
x=0,998+0,997+0,997
3 = 0,997 cm
∆x=√ ( 0,997−0,998 )2+( 0,997−0,997 ) ²+(0,997−0,997 ) ²3(3−1)
∆x=0,000408 cm
2. Silinder besi dengan massa (m) 39 gram
Percobaan 1 :
Pada percobaan pertama didapatkan
D=1,544 cm r =D2 =
1,5442 = 0,772 cm t=2,85 cm
Maka :
V=πr²t ρ=mV
V=3,14x(0,772)²x2,85 ρ=39
6,908
V=6,908 cm³ ρ=5,645 g/cm³
Percobaan 2 :
Pada percobaan kedua didapatkan
D=1,547 cm r =D2 =
1,5 472 = 0,774 cm t=2,85 cm
Maka :
V=πr²t ρ=mV
13
V=3,14x(0,774)²x2,85 ρ=39
6,926
V=6,926 cm³ ρ=5,630 g/cm³
Percobaan 3 :
Pada percobaan ketiga didapatkan
D=1,546 cm r =D2 =
1,5462 = 0,773 cm t=2,86 cm
Maka :
V=πr²t ρ=mV
V=3,14x(0,78)²x2,86 ρ=39
6,941
V=6,941 cm³ ρ=5,618 g/cm³
x dan ∆x pada diameter
x=1,544+1,547+1,546
3 = 1,545 cm
∆x=√ (1,545−1,544 )2+(1,545−1,547 ) ²+(1,545−1,546 ) ²3 (3−1)
∆x=0,001 cm
x dan ∆x pada jari-jari
x=0,772+0,774+0,773
3 = 0,773 cm
∆x=√ ( 0,773−0,772 )2+(0,773−0,774 ) ²+( 0,773−0,773 ) ²3(3−1)
∆x=0,00057
x dan ∆x pada tinggi
x=2,85+2,85+2,86
3 = 2,853 cm
14
∆x=√ (2,853−2,85 )2+ (2,853−2,85 ) ²+(2,853−2,86 )²3 (3−1)
∆x=0,0033 cm
Perhitungan dengan menggunakan metode dinamis
1. kunci dengan mᵤ 13,5 gram dan mₐ 11,45 gram
V= mᵤ- mₐ ρ=mV
V=13,5-11,45 ρ=13,52,05
V=2,05 cm³ ρ=6,58 g/cm³
BAB V
PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan satuan yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Pada pengukuran lebar
dianjurkan untuk menggunakan mikrometer skrup daripada menggunakan jangka sorong,
karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01
milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka
mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur
panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah
satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran
dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Kelompok kami melakukan kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidak tepat
tegak lurus di atas jarum., salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat
dan karena terburu-buru sehingga keseriusan pengamat terganggu.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan
besar ini yaitu:
1. Cek secara hati-hati semua objek yang akan diukur.
15
2. Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang untuk mengecek kekonsistenan.
3. Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca.
4. Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk mengecek kekonsistenan data.
5. Penggunakan rumus aljabar atau geometrik sederhana untuk mengecek kebenaran hasil
ukuran.
Ketelitian juga berhubungan dengan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam
hasil pengukuran. Makin banyak angka desimal dalam suatu hasil pengukuran, makin teliti
pengukuran tersebut. Sebagai contoh, hasil ukur 3,45 cm lebih presisi dibandingkan dengan
3,5 cm.
Dari hasil percobaan, pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berulang. Jadi
perlu dilakukan perhitungan rata-rata dari semua hasil pengukuran. Yaitu rata-rata panjang,
lebar, dan tinggi untuk balok, rata-rata diameter untuk silinder, dan rata-rata massa untuk
balok dan silinder.
Berdasarkan Percobaan pertama yang dilakukan pada balok alumunium didapatkan data
ukuran Panjang, lebar dan tinggi, serta massa benda.
Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Diketahui balok alumunium massa benda = 13 gram
Volume = p x l x t Massa Jenis = massa / volume
Percobaan 1 = 3,07 x 1,52 x 0,998 = 13 / 4,657
= 4,657 cm3 = 2,791 gr/cm3
Percobaan 2 = 3,06 x 1,53 x 0997 = 13 / 4,667
= 4,667 cm3 = 2,785 gr/cm3
Percobaan 3 = 3,07 x 1,54 x 0,997 = 13 / 4,713
= 4,713 cm3 = 2,758 gr/cm3
Dari hasil perhitungan didapatkan massa jenis benda rata-rata data sebesar 2,778
gr/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ketelitian = 1−¿│ρliteratur−ρ percobaan
ρliteratur│ x 100%
= 1−¿│2,7−2,778
2,7 │x 100 %
= 1−¿ 0,28888 x 100 %
= 97,11 %
16
Dalam perhitungan balok yang kita dapatkan saat mencari volume dan massa jenis benda
sesuai dan pada saat perhitungan nilai ketelitian pun sesuai.
Berdasarkan Percobaan kedua yang dilakukan pada besi silinder didapatkan data ukuran
Panjang, diameter, serta massa benda. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda adalah 39 gram
Volume = πr2t Massa Jenis = massa/volume
Percobaan 1 = 3,14 x (0,772)2 x 2,85 = 39 / 6,908
= 6,908 cm3 = 5,645 gr/cm3
Percobaan 2 = 3,14 x (0,774)2 x 2,85 = 39 / 6,926
= 6,926 cm3 = 5,630 gr/cm3
Percobaan 3 = 3,14 x (0,773)2 x 2,86 = 39 / 6,941
= 6,941 cm3 = 5,618 gr/cm3
Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 5,631 g/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ketelitian = 1−¿│ρliteratur−ρ percobaan
ρliteratur 100%
= 1−¿│7,8−7,5,631
7,8 │x 100 %
= 1−¿ 0,0278 x 100 %
= 0,7218x 100 %
= 72,18 %
Dalam perhitungan silinder terjadi kesalahan saat pengukuran dan saat pencarian volume
tidak dipangkatkan 2 pada penghitungan jari-jari sehingga masa jenis dan nilai ketelitian yang
kita dapatkan salah. Seharusnya pada saat volume jari-jari dipangkatkan 2. Sehingga
mendapatkan hasil sebagai berikut:
Volume = πr2t Massa Jenis = massa/volume
Percobaan 1 = 3,14 x (0,772)2 x 2,85 = 39 / 5,333
= 5,333 cm3 = 7,312 gr/cm3
Percobaan 2 = 3,14 x (0,774)2 x 2,85 = 39 / 5,361
= 5,361 cm3 = 7,274 gr/cm3
17
Percobaan 3 = 3,14 x (0,773)2 x 2,86 = 39 / 5,366
= 5,366 cm3 = 7,267 gr/cm3
Dari hasil perhitungan didapatkan massa jenis rata-rata data sebesar 7,284 g/cm3 dan
volume benda 5,353 g/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ketelitian = 1−¿│ρliteratur−ρ percobaan
ρliteratur 100%
= 1−¿│7,8−7,284
7,8 │x 100 %
= 1−¿ 0,06615 x 100 %
= 0,93385x 100 %
= 93,385 %
Berdasarkan Percobaan ketiga yang dilakukan pada benda kunci didapatkan data ukuran volume, massa udara dan massa air. Dapat diperkirakan bahwa kunci terbuat dari bahan campuran logam yang memiliki massa jenis lebih rendah dari besi dan kuningan.
18
BAB VI
KESIMPULAN
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan
pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut.
Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif
berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut. Pengukuran harus
dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil
pengukuran meminimalisirkan kesalahan.
Hasil Pengukuran dapat dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar mudah dalam
melakukan perhitungan dan menghindari terjadinya kesalahan. Percobaan pada balok
aluminium menghasilkan ketelitian hampir mencapai 100 % atau sebesar 97,11% dan bahkan
besi silinder sebesar 93,39%. Namun pada pengukuran secara langsung pada kunci
didapatkan data sebesar 6,58 gram/cm3.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
Untuk pengukuran volume suatu benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
statis dan cara dinamis sesuai dengan bentuk dan sifat benda (elastis atau tidak
elastis).
Pengukuran dengan cara statis tingkat ketelitiannya lebih besar daripada cara
dinamis karena cara statis hanya dilakukan untuk pengukuran benda berbentuk
beraturan, sedangkan cara dinamis dilakukan untuk pengukuran benda yang
berbentuk tidak beraturan
Untuk mengukur benda yang bentuknya beraturan dapat dengan metode statis,
sedangkan untuk benda yang memiliki bentuk tidak beraturan menggunakan metode
dinamis dengan hukum arcimedes.
19
TUGAS AKHIR
1. Berikanlah keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong,
2. melainkan dengan micrometer skrup?
3. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?
4. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
5. Dari kedua cara diatas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
6. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
7. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
8. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu 0C, langkah 6!
9. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!
Jawaban :
1. Fungsi utama dari mikrometer skrup adalah untuk mengukur ketebalan suatu benda hal
ini karena mikrometer dirancang untuk melakukan pengukuran hingga ketelitian yang
amat kecil, sangat cocok untuk mengukur tebal suatu benda yang memiliki ukuran yang
amat kecil sehingga diperlukan suatu alat dengan ketelitian yang memadai juga. Untuk
mengukur ketebalan benda yang tidak lebih dari 2,5 cm digunakan micrometer skrup,
karena tingkat ketelitiannya lebih baik, yaitu 0,01 milimeter.
2. Tidak, karena pada tingkat ketelitian 1% massa tali tersebut mempengaruhi ketelitian
pengukuran
3. Cara Statis
Balok Alumunium dengan massa 13 gram
P=3,07 cm L=1,52 cm T=0,998 cm
V=PxLxT
V=3,07x1,52x0,998
V=4,657 cm³
Silinder besi dengan massa 39 gram
D=1,544 cm r=0,772 cm t=2,85 cm
V=πr²t
V=3,14x(0,772)²x2,85
V= 5,333 cm³
20
Cara dinamis
Kunci dengan massa di udara (mᵤ) 13,5 gram dan massa di dalam air (mₐ) 11,45 gram.
V= mᵤ- mₐ
V=13,5-11,45
V=2,05 cm³
4. Menurut data pengamatan kelompok kami menunjukan dengan cara statis-lah keakuratan
percobaan hampir mencapai angka 90% ke atas karena memakai alat bantu ukur yang
ketelitiannya signifikan berbeda jika dibanding dengan cara dinamis yang data
pencariannya tergantung dari pengamatan orang yang melakukan percobaan, terlebih lagi
melalui cara dinamis banyak halangan yang selalu muncul, mulai dari angin yang
mempengaruhi dalam kegiatan penimbangan benda, keefektifan alat, dan lain-lain
5. Massa jenis.
Pada percobaan pengukuran balok aluminium, silinder besi dan kunci menggunakan cara
statis yaitu cara dari perhitungan massa yang didapat dibagi dengan volume yang didapat
dari percobaan. Dengan rumus : ρ = mv
Diketahui : Massa benda : m balok alumunium= 13 gram v
m silinder besi = 39gram v
m-udara kunci = 13,5 gram
vbalokalumunium= 4,657cm3
vsilinder besi = 5,333 cm3
v kunci besi = 2,05 cm3
Ditanyakan : Massa jenis ?
Jawab :
1. Massa jenis balok kuningan
Menggunakan cara statis
ρ = mv → ρ =
13 gr4,657 cm3 =¿ 2,791
grcm3
2. Massa jenis silinder besi
Menggunakan cara statis
ρ = mv → ρ =
39 gr5,333 cm3 =¿ 7,312
grcm3
3. Massa jenis kunci besi
Menggunakan cara dinamis
21
ρ = muv → ρ =
13,5 gr2,05 cm3 =¿ 6,58
grcm3
6. Dari hasil pengamatan percobaan maka akan didapatkan nilai ketelitianya, sesuai data
pengamatan maka kami simpulkan :
a. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis balok , kami dapat menentukan
tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ alumunium 2,7 gr/cm3 adalah :
Lit= 1-¿2,7−2,778
2,7∨¿ x 100%
= ( 1-0,28888 ) x 100%
= 97,11 %
Nilai ketelitiannya mendekati nilai ρ kuningan dalam literature, Maka dengan hasil
ketelitian = 97,11 % dapat dipastikan benda terbuat dari bahan alumunium
b. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis silinder, kami dapat menentukan
tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ besi 7,8 gr/cm3 adalah :
Lit= 1-¿7,8−7,284
7,8∨¿ x 100%
= ( 1-0.0661 ) x 100%
= 93,39 %
Nilai ketelitiannya mencapai 93,5% mendekati dengan ρ literature besi, Maka
dapat disimpulkan benda tesebut 93,5% terbuat dari besi.
Kunci terbuat dari tembaga karena massa Jenis Kunci Tidak Sebanding dengan
Massa Jenis benda seperti balok aluminium dan slinder besi.
7. Dikarenakan perubahan suhu tidak mengalami kenaikan dan penurunan, maka
perhitungan pengukuran benda tidak berpengaruh apapun terhadap jalannya percobaan .
8. Selain cara statis yaitu dengan cara mengukur volume benda dengan rumus bangun
ruang, ada pula cara dinamis dengan cara mencelupkan benda padat kedalam wadah
yang berisi air dan sudah diketahui volume awal air tersebut, maka ketika benda tersebut
dicelupkan akan ada perubahan volume. Untuk mengetahui volume benda tersebut V akhir-
V awal. Cara ini memiliki syarat yaitu bentuk benda tidak beraturan, contohnya terdapat
pada kunci.
22
Daftar Pustaka
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pakuan
Giancoli. C. 2001. Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga
http://www.slideshare.net/Farrrsa/teori-ketidakpastian
http://fisikazone.com/ketidakpastian-pengukuran/
23