laporan observasi kelompok 9 2011

21
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK Pembimbing : dr. Ela Sapta Ningsih Kelompok 9 1. Sri Sulastri 1102100076 2. Jauhar Mario 1102110025 3. Nidya Nilatama Kabalmay 1102110026 4. Jurianah Semme 1102110056 5. Mufid Ikramullah A 1102110057 6. Sulfianita 1102110086 7. M. Tanthowi Darwis 1102110087 8. Eka Reskiyanti 1102110116 9. Riska Ariana Pandika 1102110117 10. Dwi Putri Arwini 1102110145 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: amalia-hendar-pangestuti

Post on 01-Feb-2016

294 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan kelompok oblap

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK

Pembimbing : dr. Ela Sapta Ningsih

Kelompok 9

1. Sri Sulastri 1102100076

2. Jauhar Mario 1102110025

3. Nidya Nilatama Kabalmay 1102110026

4. Jurianah Semme 1102110056

5. Mufid Ikramullah A 1102110057

6. Sulfianita 1102110086

7. M. Tanthowi Darwis 1102110087

8. Eka Reskiyanti 1102110116

9. Riska Ariana Pandika 1102110117

10. Dwi Putri Arwini 1102110145

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014

Page 2: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas limpahanr ahmat, taufik dan hidaya-NYA

sehingga laporan observasi lapangan dari kelompok 9 ini dapat terselesaikan

denganbaik.Tidak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada nabi junjungan

kita yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam yang

penuh kebodohan kealam yang penuh kepintaran.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah

membantu dalam membuat laporan ini dan yang telah membantu selama observasi

berlangsung khususnya kepada pembimbing kami yang telah banyak membantu

selama proses observasi berlangsung. Kami juga mengucapkan permohonan maaf

pada setiap pihak jika dalam proses observasi telah berbuat salah baik disengaja

maupun tidak disengaja.

Semoga laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak

yang telah membaca laporan ini dan khususnya bagi tim penyusun sendiri.

Diharapkan setelah membaca laporan ini dapat memperluas pengetahuan pembaca

mengenai imunisasi.

Makassar, 27 Juni 2014

Kelompok 9

Page 3: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

BAB I

PENDAHULUAN

Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak.

Caranya dengan pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit

tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih

dahulu dilemahkan/dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi terhadap

kelangsungan hidup manusia (Riyadi.s & Sukarmin, 2009).

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada

antigen serupa tidak terjadi penyakit.

2. Tujuan Pemberian Imunisasi

a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang

b. Melindungi dan mencegah terjadinya penyakit menular yang

berbahaya

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas

d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu

e. Mendapat eradikasi penyakit

f. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat

3. Ada dua macam imunisasi, yaitu:

Imunisasi Aktif

Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen

kedalam tubuh sehingga zat antibody yang akan bertahan bertahun-

tahun. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang

sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang

tubuh memproduksi antibody sendiri. Dalah imunisasi aktif terdapat 4

macam kandungan dalam vaksinnya, antara lain:

a. Antigen

b. Pelarut

c. Presevatif, stabilizer, dan antibiotic

d. Adjuvant

Page 4: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibody dengan tujuan memberikan

pencegahan dan pengobatan terhadap infeksi. Tujuan pemberian

imunisasi pasif untuk pencegahan bila antibody diberikan pada pasien

defisiensi system imun. Tubuh tidak membuat sendiri zat anti, akan tetapi

tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara menyuntikkan serum yang

telah mengandung zat anti. Atau anak mendapatkannya dari ibu pada saat

dalam kandungan. Imunisasi pasif terdiri dari 2 macam, yaitu:

a. Imunisasi pasif bawaan

b. Imunisasi pasif didapat

4. Jenis-jenis Imunisasi

a. Imunisasi dasar

Merupakan imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua

orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuh

dari penyakit yang berbahaya. Kelima jenis imunisasi dasar yang

wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun yaitu:

- BCG (bacilli calmette Guerin) untuk penyakit TBC

- DPT (difteria, pertussis, tetanus)

- Polio

- Campak

- Hepatitis B

b. Imunisasi booster

Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan (revaksinasi) dari

imunisasi dasar yang diberikan pada waktu tertentu dan juga

diberikan bila terdapat wabah yang terjangkit atau bila terdapat

kontak dengan penyakit bersangkutan. Jenis imunisasi booster ini

ada 7, yaitu;

- HIB (haemophilus influenza type B)

- Varisela

- Tifoid

- MMR (measless, mumps, rubella)

- Hepatitis B

- Pneumokokus (PVC)

Page 5: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

- Influenza

5. Jadwal imunisasi

Page 6: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

BAB II

PENGAMATAN

A. PERSIAPAN PASIEN

1. Catatan rekam medik

a. Tanggal kunjungan

Juni 2013

b. Identitas pasien

Nama : Fausiah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 17 Juni 2011

Umur : 3 tahun

Berat Badan : 11 kg

Panjang Badan : Tidak diukur

Tanggal Kunjungan : 7 Juni 2011

Jenis Vaksinasi : HIB

Nama : M. Aiby Luthpy

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : 4 Januari 2014

Umur : 5 bulan

Berat Badan : 7 kg

Panjang Badan : Tidak diukur

Tanggal Kunjungan : 7 Juni 2014

Jenis Vaksinasi : HIB

2. Memberitahukan secara rinci tentang risiko vaksinasi dan risiko apabila tidak

divaksinasi

3. Persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjad reaksi yang tidak

diharapkan

4. Baca dengan teliti informasi (riwayat pemberian vaksin sebelumnya)

5. Periksa penerima vaksin apakah boleh divaksinasi

6. Menetapkan/ menentukan jenis vaksin yang akan diberikan

7. Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum pemberian vaksin

Page 7: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

B. PENYIMPANAN VAKSIN

Rantai dingin adalah suatu prosedur dan peralatan yang digunakan dalam

penyampaian vaksin dari pabrik pembuat vaksin sampai dilakukan penyuntikan.

Tujuan rantai dingin, adalah untuk memperkecil kesalahan selama pelayanan

terhadap vaksin dan dapat diyakinkan bahwa vaksin yang digunakan masih

mempunyai potensi yang menimbulkan kekebalan.

Vaksin yang tidak potensi lagi bila tetap digunakan/diberikan akan mengakibatkan

kerugian antara lain: hilangnya kepercayaan masyarakat, harga vaksin yang mahal

tidak dapat mencapai sasarannya, dan biaya operasional yang besar.

Unsur-unsur rantai dingin, antara lain adalah kamar dingin (cold room/storage),

lemari es (absorbsi dan kompresi), cold box yang berisi cold pack, dan termos es.

a. Penyimpanan vaksin di dalam lemari es (lemari es pintu depan/front

opening):

Freezer digunakan untuk membuat es dan menyimpan vaksin polio

dan campak.

Rak pertama dibawah freezer sebaiknya untuk menyimpan vaksin TT

dan DPT.

Antara kotak-kotak vaksin harus ada jarak, agar udara dingin dapat

mengalir dari atas ke bawah.

Penempatan vaksin baru dan pemakainnya harus menurut cara

tertentu dan tetap. Misalnya pemakaian diambil dari tempat yang

paling kiri dan vaksin baru ditempatkan dibagian kanan.

Tiap kelompok terdiri dari jumlah tertentu sehingga untuk

menghitungnya cukup menghitung kelompoknya.

Tiap vaksin harus diberi warna/kode tertentu sehungga jelas jenis

vaksin dan kedaluarsanya.

Jangan menyimpan vaksin di pintu lemari es.

Jangan membuka lemari es lebih dari 3x sehari, usahakan agar pintu

terkunci rapat.

Catat suhu lemari es 2x sehari, termometer diletakkan pada bagian

bawah belakang sedemikian rupa sehingga angkanya mudah dibaca.

Untuk lemari es dengan dial termometer pencatatan suhu tidak usah

membuka lemari es.

Page 8: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

Tidak menyimpan makanan/minuman dalam lemari es.

b. Penyimpanan vaksin dalam cold box:

Hal yang perlu diperhatikan bila kita menyimpan vaksin dalam cold box

untuk dikirim:

Vaksin harus dikelilingi dengan cold pack pada sisi samping dan atas.

Vaksin DPT, DT, TT, tidak boleh menyentuh langsung dengan es.

Penutupnya harus rapat dan terkunci.

Bagian luar dari cold box harus diberi tanda yang jelas bahwa isinya

vaksin.

Untuk vaksin polio dan campak pergunakan es sebanyak mungkin

sehingga suhu dalam cold box kurang dari -20oC.

c. Penyimpanan dalam termos:

Termos tidak pecah dan tutupnya tetap baik.

Ruang termos diisi oleh es.

Es diletakkan diatas vaksin, baik es maupun vaksin masing-masing

dibungkus kantong plastik untuk menghindari tabel terlepas apabila

es mencair.

Vaksin DPT dan TT hindarkan kontak langsung dengan es sebab

dapat menggumpal.

Penempatan vaksin sedemikian rupa sehingga vaksin DPT dan TT

berada didasar termos dan kemudian vaksin BCG diatasnya.

Apabila hanya vaksin DPT dan TT yang dibawa agar antara es dan

vaksin diberi penyakit dengan kertas.

Mengambil/menaruh es dalam termos memakai penjepit untuk

mencegah perubahan suhu karena pengaruh panasnya tangan.

Pasa waktu menunggu anak/ibu hamil yang akan divaksinasi maka

sisa vaksin hendaknya dimasukkan dalam termos.

C. PERSIAPAN ALAT/BAHAN

1. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal

Page 9: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

2. Periksa kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan

diberikan

3. Periksa vaksin yang akandiberikan apakah ada tanda-tanda perubahan

4. Kelayakan vaksin : tanggal eks date perubahan fisik, VVM

D. PEMBERIAN VAKSIN

Pasien I : diberikan vaksin HIB 0,5 cc pada lengan kanan secara

intrakutan dengan sudut 150 dengan posisi digendong oleh ibu.

Pasien II : diberikan vaksin HIB 0,05 cc di lengan sebelah kanan dengan

kemiringan 150 dengan posisi digendong oleh ibu.

a. Anamnesis indikasi dan indikasi kontra pemberian imunisasi pada

anak

b. Tempat suntikan (deltoid) dibersihkan dengan menggunakan

alkohol sebelum dilakukan penyuntikan.

c. Penyuntikan vaksin BCG 0,5cc, HBO 0,5cc, dilakukan secara

intracutan, dengan sudut suntikan 15D pada tempat suntikan yang

telah ditentukan.

d. Setelah penyuntikan ibu di berikan paracetamol sirup dan

dijelasakan bahwa obat tersebut diminum apabila anak demam.

E. SETELAH PEMBERIAN VAKSIN

1. Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua bila terjadi reaksi

kejadian yang biasa atau reaksi yang lebih berat

2. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi (KMS) dan catatan medis

klinis

3. Menentukan jadwal kunjungan vaksinasi berikutnya.

BAB II

KAJIAN KASUS

Page 10: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

Pada observasi yang telah kami lakukan ( pasien 1 dan 2) pada persiapan

pasien, dilakukan penjelasan tentang Imunisasi, Informed Consent, pencatatan

identitas, alamat, dan beberapa data yang dapat diperoleh dari pasien. Semua

dilakukan dengan lengkap.

Vaksin yang digunakan untuk imunisasi ditempatkan di dalam freezer.

Pada saat melakukan imunisasi di posyandu, petugas puskesmas menempatkan

vaksin didalam termos. Suhu dikondisikan sesuai jenis vaksin. Kelayakan

vaksin juga sangat di perhatikan oleh petugas kesehatan dengan

memperhatikan perubahan warna yang terajdi pada vaksin, ekspired date dan

VVM. Prosedur penyuntikan vaksin pada bayi juga dilakukan sangat baik oleh

petugas kesehatan. Setelah pemberian vaksin, ibu diberikan obat paracetamol

sirup yang kemudian dijelaskan oleh petugas kesehatan bahwa obat tersebut

diminum apabila bayi demam pasca vaksinasi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 11: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

KESIMPULAN

• Para kader telah melakukan tugasnya dengan baik, dengan menstimulasi

para ibu untuk melakukan imunisasi.

• Para kader melakukan pengukuran berat badan, mengisi KMS, dan

mencatat hasil pengukuran di buku registrasi.

• Vaksin yang digunakan telah disimpan pada tempat yang aman dan baik.

SARAN

• Sebaiknya pada pemeriksaan pertumbuhan para kader dilakukan

pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada anak.

• Sebaiknya pada KMS, diberi garis penghubung dari satu titik ke titik lain

agar dapat diinterpretasikan dengan mudah.

• Sebaiknya dilakukan penyuluhan pada warga sekitar agar mengevaluasi

berat badan anaknya tiap bulan.

Page 12: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

DAFTAR PUSTAKA

1. Marimbi Hanum. 2010. Tumbuh kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar

Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Halaman: 109-121.

2. Hull david, dkk. 2008. Dasar-Dasar Pediatri Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Halaman: 105.

3. Cahyono B Suharjo. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman: 38-39.

4. Tucker Martin Susan, dkk. 1999. Standar Perawatan Psien Edisi V. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman: 131-132.

5. Indarto C Trihendradi. 2010. Wonderpa Indahnya Pendampingan. Yogyakarta:

Penerbit CV. Andi Offset. Halaman: 96-104.

Page 13: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

BAB V

LAMPIRAN

Pasien I

Pasien II

Persiapan Alat dan Bahan

Page 14: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

Penyimpanan Vaksin

Page 15: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

Data Imunisasi Bayi

Page 16: Laporan Observasi Kelompok 9 2011

Struktur Organisasi Posyandu