laporan sistem pencernaan

30
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “ SISTEM PENCERNAAN ” OLEH : GOLONGAN : B-2 ASISTEN :SUKRIANI KURSIA , S.Farm., M,Kes LABORATORIUM FARMAKOLOGI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

Upload: nadiradelina

Post on 12-Jul-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ANFISMAN

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sistem Pencernaan

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“ SISTEM PENCERNAAN ”

OLEH :

GOLONGAN : B-2

ASISTEN :SUKRIANI KURSIA , S.Farm., M,Kes

LABORATORIUM FARMAKOLOGI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2014

Page 2: Laporan Sistem Pencernaan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem pencernaan adalah sistem saluran yang dimulai dari mulut,

faring, kerongkongan ( esofagus ) , lambung. Usus halus, usus besar, dan

anus. Bagian atau organ ini adalah organ yang secara umum merupakan

saluran pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi mencerna makanan

sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagai energi dalam

melaksanakan aktifitas .

Saluran pencernaan merupakan sistem saluran yang dimulai dari

mulut sampai ke anus. Rongga mulut atau cavity mempunyai panjang 15

– 20 cm. didalam mulut sudah mulai terjadi proses pencernaan. Dalam

mulut terdapat ptyalin,maltase, dan musin. Sekresi air ludah / saliva 500 –

1500 ml / hari dengan pH 6.4. Esofagus mempunyai panjang ± 25 cm ,

diameter 2,5 cm , pH 5-6 , tidak terdapat enzim ataupun absorbsi.

Dalam hubungannya dengan farmasi , sistem pencernaan harus

diketahui dan dipahami betul tentang bagaimana mekanisme dari bagian

setiap organ. Karena obat dengan jalur penggunaan peroral harus

memberikan efek yang maksimal terhadap tubuh, tapi hal ini tidak begitu

saja terjadi bila kita tidak memperhatikan seperti tempat obat yang

seharusnya larut secara sempurna. Keseimbangan pH obat dengan pH

yang ada dilambung , usus, dan sebagainya harus sama.

Page 3: Laporan Sistem Pencernaan

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN

1.2.1. MAKSUD PERCOBAAN

Mengetahui dan memahami anatomi dari saluran

pencernaan pada hewan coba.

1.2.2. TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari percobaan ini :

1. Untuk mengetahui letak dan ukuran dari sistem

pencernaan serta strukturnya pada hewan coba

2. Untuk mengetahui jalur – jalur sistem pencernaan pada

hewan coba

1.3. PRINSIP PERCOBAAN

Mengetahui dan memahami anatomi dari sistem pencernaan

yaitu mengamati struktur dan letak dan ukurannya pada mencit( Mus

musculus ) melalui proses pembedahan.

BAB II

Page 4: Laporan Sistem Pencernaan

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori umum

Saluran pencernaan merupakan sistem saluran yang di mulai

dari mulut sampai pada anus. Didalam mulut sudah mulai terjadi

proses penyerapan dengan mekanisme difusi pasif (transportasi pasif)

dan transpot kolektif (pori-pori). Didalam mulut terdapat enzim

ptyalin,maltase, dan musin. Esofagus mempunyai panjang kira-kira

25cm, diameter 2,5cm, pH cairannya 5-6, tidak terdapat enzim

maupun adsorpsi (Tim penyusun:2014).

Kelenjar ludah dan ludahnya adalah kelenjar majemuk

bertanda, yang berarti terdiri atas gabungan kelompok alveoli bentuk

kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil.Saluran-saluran

dari setiap alveolus bersatu untuk membentuk saluran yang lebih

besar dan yang mengantar sekretnya ke saluran utama dan melalui ini

sekret di tuangkan kedalam mulut.Kelenjar ludah yang utama ialah

kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis (Evelyn, C. Pearce:

1979).

Kelenjar parotis ialah yang terbesar. Satu disebelah kiri dan

satu disebelah kanan dan terletak dekat di depan agak kebawah

telinga. Kelenjar submandibularis nomor 2 besarnya setelah kelenjar

parotis.Terletak dibawah kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-

kira sebesar buah kenari.Kelenjar sublingualis adalah yang

terkecil.Terletak dibawah lidah dikanan dan dikiri frenulumlinguae dan

Page 5: Laporan Sistem Pencernaan

menuangkan sekretnya kedalam dasar mulut melalui beberapa muara

kecil (Evelyn, C.Pearce:1979).

Fungsi kelenjar ludah ialah mengeluarkan saliva, yang

merupakan cairan pertama yang mencerna makanan. Deras aliran

saliva dirangsang oleh adanya makanan dalam mulut, melihat,

membaui dan memikirkan makanan (Evelyn, C. Pearce:1979 ).

Proses pencernaan dimulai dalam mulut, tempat dimana

makanan dihancurkan sambil diaduk dengan lidah. Kelenjar air liur

dan sekresi enzim amylase (ptyalin) yang dapat menguraikan

karbohidrat.Ludah juga mengandung musin, yang berfungsi

“melumas” makanan sehingga lebih mudah ditelan. Dalam

kerongkongan (esofagus) yang panjangnya ± 5cm, makanan

kemudian didorong dengan gerakan peristaltikmelalui katub

gestroesofagus pada ujung esofagus kearah lambung gerakan

berombak ini yang terdiri dari gerakan kontraksi dan relaksasi

ditimbulkan oleh otot-otot pada dinding esophagus (Endro

Nugroho:2007 ).

Obat-obat pencernaan (digestive) digunakan untuk membantu

proses pencernaan di seluruh lambung –usus. Obat yang sering kali di

gunakan adalah asam hidroksida , enzim lambung peptin dan enzim

pangkreas, pankreatin, temulawak, serta garam empedu (kolat). Zat-

zat ini terutama digunakan pada keadaan defesiensi dari zat

Page 6: Laporan Sistem Pencernaan

pembantu pencernaan bersangkutan meskipun tidak ada kaitannya

dengan proses pencernaan (Endro Nugroho:2007).

Saluran pencernaan makanan secara umum terdiri atas

bagian-bagian sebagai berikut : mulut (faring atau tekak), esofagus

(kerongkongan), ventrikulus/gaster (lambung), usus halus , kolon

(usus besar) dan anus (Setiadi:2007).

Di seluruh saluran pencernan, sekresi memiliki dua fungsi

utama yakni : pertama, enzim-enzim pencernaan disekresi pada

hampir semua bagian dari mulut sampai ujung distal ileum. Kedua

kelenjar mucus, yang terdapat dari mulut sampai anus menghasilkan

mucus intan melumasi dan melindungi semua bagian saluran

pencernaan sebagian besar secret pencernaan hanya di bentuk akibat

respon adanya makanan dalam saluran pencernaan dan jumlah yang

di sekresi pada setiap sekmen saluran ini hampir sesuai seperti

jumlah yang dibutuhkan untuk pencernaan dengan baik (Adrianto

Petrus.1987).

Kelainan dan gangguan pada sistem pencernaan manusia

adalah sebagai berikut : (Corwin, Elisabet:2009)

a. Apendisitis merupakan radang pada apendiks ( umbai

cacing yang melekat pada usus buntu ).

b. Diare terjadi jika fese keluar dalam bentuk encer karena

adanya infeksi pada kolon. Kondisi diare dapat semakin

parah dan menjadi penyakit disentri. Disentri merupakan

Page 7: Laporan Sistem Pencernaan

diare dengan feses yang bercampur darah dan nanah,

disertai dengan perut mulas. Hal ini dapat terjadi karena

infeksi bakteri shigela atau protozoa entamoeba histolytica.

c. Gastritis merupakan radang selaput lendir pada dinding

lambung.

d. Gastroenteritis merupakan radang akut pada selaput lendir

dinding lambung dan usus umumnya disertai diare dan

kejang – kejang.

e. Heart Burn merupakan mengalirnya kembali cairan lambung

yang terlalu asam ke esofagus. Hal ini terjadi karena

produksi HCL yang berlebihan di lambung.

f. Konstipasi ( sembelit ) merupakan gejala sulit buang air

besar karena feses terlalu keras. Hal ini terjadi jika asupan

makanan yang di konsumsi kurang mengandung

serat( selulosa ).

g. Maltnutrisi seperti kwashiorkor dapat menyebabkan sel – sel

pankreas mengalami atropi dan kehilangan banyak

reticulum endoplasma dalam sel. Akibatnya pembentukan

enzim pencernaan terganggu.

h. Ulkus peptikum ( tukak lambung ) merupakan kerusakan

selaput lendir yang disebabkan faktor – faktor psikosomatis,

toksin, ataupun kuman seperti streptococcus. Faktor

psikosomatis ( ketakutan, kecemasan, kelelahan, keinginan

Page 8: Laporan Sistem Pencernaan

berlebihan dan sebagainya ) dapat merangsang sekresi

HCL secara berlebihan HCl tersebut akan merusak selaput

lendir lambung ulkus peptikum. Penyakit ini sering disebut

penyakit maag.

Page 9: Laporan Sistem Pencernaan

II.2 Uraian Bahan

1. Kloroform ( Dirjen POM. 1979 )

Nama resmi : CHLOROFORMUM

Nama lain : Kloroform

Pemerian : Cairan, mudah menguap , tidak berwarna,

bau khas rasa manis, dan membakar

Kelarutan : Larutan dalam lebih kurang 200 bagianair ;

mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam

eter P, dalam sebagian besar pelarut organic,

dalam minyak atsiri dan minyak lemak

RM / BM : CHCl2 + / 119,38

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, bersumpal kaca,

terlindung dari cahaya

Kegunaan : Anastesi Umum

II.3 Uraian Hewan( Malole M. BM, 1987 )

      II.3.1. Karakteristik Hewan Coba

      Mencit ( Mus musculus )

Lama Hidup : 1 – 2 tahun, bisa sampai 3tahun

Lama Bunting : 19 – 21 hari

Umur disapih : 21 hari

Umur Dewasa : 35 hari

Siklus kelamin : Poliestrus

Siklus Estrus : 4 – 5 hari

Page 10: Laporan Sistem Pencernaan

Lama Estrus : 12 – 24 jam

Berat Dewasa : 20 – 40 gr (Jantan ),18 – 35 gr

(betina )

Berat lahir : 0,5 – 10 gr

Jumlah Anak : rata – rata 6

Suhu : 35 – 39 °c

II.3.2. Klasifikasikasi Hewan Coba

Mencit ( Mus Musculus )

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Class : Mamalia

Subclass : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Page 11: Laporan Sistem Pencernaan

BAB III

METODE KERJA

III.I ALAT DAN BAHAN

      III.I.I. Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

Benang , Gunting Bedah, Papan Bedah, Pinset, Pisau Bedah,

dan Toples.

      III.I.2. Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah ; Kapas dan Kloroform.

      III.I.3. Hewan Coba : Mencit ( Mus musculus )

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Penyiapan Hewan Coba

1. Hewan Coba Mencit ( Mus musculus ) Disiapkan

sebanyak 10 ekor yang sehat dan bersih.

2. Ditimbang agar diketahui beratnya sesuai dengan yang

telah ditentukan.

3. Lalu dibagikan setiap kelompok mendapatkan 2 mencit

4. Mencit siap dibedah.

III.2.2 Anatomi Pencernaan

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.

Page 12: Laporan Sistem Pencernaan

2. Diberi kloroform pada kapas, lalu dimasukkan dalam

toples.

3. Dimasukkan mencit ( Mus musculus ) kedalam toples lalu

tutup toples dan tunggu hingga mencit mati.

4. Diletakkan mencit diatas papan bedah kemudian diikat

kaki mencit ( Mus musculus ) dengan menggunakan

benang wol.

5. Dibedah bagian dada sampai pada bagian perut hingga

lapisan kulit terbuka.

6. Diamati kemudian diangkat / dikeluarkan organ esofagus,

usus halus, usus besar, dan lambung.

7. Kemudian diukur panjang dan lebar dari organ.

Page 13: Laporan Sistem Pencernaan

BAB IV

TABEL PENGAMATAN

KLPHEWAN

COBA

ORGAN YANG

DIAMATI

UKURAN ORGAN

PANJANG LEBAR

1. MENCIT

Esofagus 2 cm 0,1 cm

Lambung 2,2 cm 0,8 cm

Usus Besar 11 cm 0,6 cm

Usus halus 31 cm 0,2 cm

2. MENCIT

Esofagus 1,5 cm 0,2 cm

Lambung 1,5 cm 1cm

Usus Besar 9 cm 0,1 cm

Usus Halus 42 cm 0,1 cm

3. MENCIT

Esofagus 1cm 0,2 cm

Lambung 1,5 cm 1cm

Usus Besar 22 cm 0,2 cm

Usus Halus 39 cm 0,1 cm

4. MENCIT

Esofagus 3 cm 0,1 cm

Lambung 3 cm 1,5 cm

Usus Besar 16 cm 1 cm

Usus Halus 57cm 0,5 cm

5. MENCIT

Esofagus 3 cm 0,3 cm

Lambung 1,5 cm 0,5 cm

Usus Besar 14,5 cm 1,5 cm

Usus Halus 44 cm 0,4 cm

BAB V

Page 14: Laporan Sistem Pencernaan

PEMBAHASAN

Saluran pencernaan adalah suatu sistem yang diamati dari mulut,

hingga anus.Makanan harus mengalami berbagai perubahan dalam

saluran cerna hingga diperoleh bentuk- bentuk sederhana yang dapat

diabsorbsi dalam darah untuk selanjutnya diangkut oleh darah atau limfe

ke sel – sel tubuh. Perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilarutkan

melalui proses pencernaan dalam saluran cerna. Pencernaan makanan

terjadi didalam saluran cerna yang panjangnya 8 – 9 cm. Saluran cerna

merupakan sistem yang sangat kompleks yang melakukan berbagai

fungsi : menerima , menghaluskan, dan mentransportasi bahan – bahan

yang dimakan, sekresi enzim cerna, asam, mukus, empedu, dan bahan

lain. Pencernaan bahan – bahan yang makan , absorbsi dan tranportasi

produk hasil cerna, serta transport penyimpanan dan ekskresi produk –

produk sisa.

Pencernaan dilakukan melalui perubahan mekanik dan kimiawi ,

secara mekanik makanan dihancurkan melalui proses pengunyahan dan

proses peristaltik. Proses pengunyahan memperluas permukaan makanan

sehingga enzim pencernaan dapat bekerja lebih baik. Secara kimiawi

makanan dihancurkan oleh enzim – enzim pencernaan.Enzim – enzim ini

dikeluarkan oleh air ludah ke mulut, melalui cairan lambung ke lambung,

melalui cairan usus halus ke usus halus, disamping itu cairan empedu

yang dikeluarkan oleh kantong empedu membantu pencernaan dan

Page 15: Laporan Sistem Pencernaan

absorbsi didalam sel- sel dinding usus halus. Asam Klorida yang ada

dilambung juga membantu pencernaan .

Sistem pencernaan berfungsi untuk mengolah bahan makanan

menjadi sari makanan yang siap diserap tubuh. Proses pencernaan terjadi

pada karbohidrat , protein, dan lemak, sedangkan vitamin, mineral, serta

air langsung diserap dan digunakan oleh tubuh. Proses ini dilakukan oleh

sistem pencernaan yang terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan .

Saluran pencernaan terdiri atas rongga mulut, esofagus, lambung,

usus halus, usus besar, dan anus.Rongga mulut dilapisi oleh sel – sel

epitel pipih.Pada rongga mulut terdapat lidah, kelenjar ludah, dan

gigi.Lidah tersusun oleh otot lurik yang diselubungi oleh selaput mukosa.

Tonjolan yang terdapat pada permukaan disebut Papila yang berfungsi

sebagai indra pengecap. Gerakan lidah berfungsi untuk mencampur

makanan dengan cairan saliva / ludah dan mendorong makanan masuk

ke esofagus.Kelenjar saliva terdiri dari 3 pasang kelenjar yaitu Glandula

Parotis, Glandula Submandibularis, dan Glandula Sublingualis.Cairan

saliva mengandung Enzim Ptialin ( Amilase ) yang bekerja pada suasana

netral. Enzim ini berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa.

Selanjutnya makanan menuju ke esofagus.Esofagus berbentuk

tabung otot yang panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari akhir rongga

mulut hingga lambung.Esofagus terdiri dari otot lurik dan otot polos. Otot

esofagus tersusun secara memanjang dan melingkar sehingga bila terjadi

kontraksi secara bergantian akan terjadi gerak peristaltik membentuk

Page 16: Laporan Sistem Pencernaan

bulatan makanan yang disebut Bolus. Gerak peristaltik membuat

makanan terdorong menuju lambung.

Dari esofagus makanan yang sudah halus menuju ke lambung.

Lambung berupa kantong besar yang terdapat pada rongga perut sebelah

kiri , tepatnya dibawah diafragma dan didepan pankreas. Lambung terdiri

atas bagian kardia yang terletak disebelah atas dekat hati, Fundus

adalah bagian yang membulat dan letaknya ditengah, dan Pilorus adalah

bagian yang letaknya dekat usus. Pada daerah antara esofagus dan

lambung terdapat otot melingkar yan disebut Spinkter Kardia yang akan

terbuka secara reflex apabila ada makanan yang menuju ke lambung.

Lambung merupakan organ yang pertama mencerna protein secara

kimiawi. Lambung menghasilkan getah lambung yang berisi HCl , enzim

pencernaan , dan mukosa ( Lendir ).

Dinding lambung juga mensekresikan hormonpencernaan , yaitu

Gastrin. HCl berfungsi membunuh kuman yang masuk ke lambung ,

memberikan suasana asam dalam lambungdan mengaktifkan pepsinogen

menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi proteosa dan

pepton. Terdapat juga enzim Renin berfungsi mengumpalkan kasein

dalam susu dan Lipase Gastrik untuk mencerna lemak menjadi asam

lemak dan gliserol. Mukosa atau lendir berfungsi melindungi dinding

lambung dari abrasi dan memiliki kemampuan regenerasi bila terjadi luka.

Dari lambung lemak dan protein dituntaskan dalam usus halus untuk

selanjutnya diabsorbsi oleh vili ( Jonjot ) usus halus. Usus halus terdiri

Page 17: Laporan Sistem Pencernaan

atas tiga bagian, yaitu duodenum ( usus duabelas jari ), yeyunum ( usus

kosong ), ileum ( usus serap ). Didinding usus halus banyak mengandung

kelenjar – kelenjar mukosa yang mampu menghasilkan sekitar 3 liter

getah/hari. Hasil sekresi kelenjar bersifat alkalis ( ph 8-9 ) yang berfungsi

menetralkan makanan dari asam getah lambung dan mengubah pH usus

halus ke pHoptimal agar enzim pangkreas bekerja.

Usus besar ( kolon ) dilapisi oleh membran mukosa tanpa lipatan

kecuali pada rektum. Fungsi utama organ ini adalah mengabsorbsi air,

membentuk massa feses, dan membentuk lendir untuk melumasi

permukaan mukosa. Dalam sistem pencernaan, posisi kolon mula – mula

naik yaitu di mulai dari apendiks ( usus buntu ) kemudian mendatar dan

turun kembali sampai poros usus ( rektum ). Kolon yang mengarah ke

atas di sebut kolon ascendens, kolon mendatar disebut transpersum, dan

yang mengarah ke bawah disebut descendes.

Pengeluaran feses melalui anus disebut proses defekasi. Lubang

anus terdiri atas spinkter anus yang berupa otot polos dibagian dalamnya

dan otot lurik dibagian luar. Pada saat lambung dan usus halus terisi

kembali oleh makanan, terjadilah rangsangan pada kolon untuk proses

defekasi. Rangsangan ini disebut reflex gastrokolik yang secara sadar

dapat dirasakan. Bila kita melakukan kontraksi ( mengejang ) dinding

perut dan otot bagian dalam secara reflex akan mengendur. Hal tersebut

mengakibatkan otot kolon dan rektum berkontraksi sehingga feses dapat

terdorong keluar.

Page 18: Laporan Sistem Pencernaan

Kelenjar pencernaan adalah kelenjar yang menghasilkan hormon dan

enzim pencernaan.Kelenjar ini dapat berupa kelenjar endokrin dan

eksokrin.Contoh kelenjar endokrin adalah lambung yang menghasilkan

hormon gastrin, usus halus yang menghasilkan kolesistokinin, serta

pangkreas yang menghasilkan insulin dan glucagon.

Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar yang dimiliki oleh

tubuh.Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan nutrisi dalam darah

dan sebagai organ yang mengsekresikan empedu.Empedu mengandung

garam empedu, pigmen empedu, air, kolesterol, dan lesipin.Garam

empedu berfungsi menurunkan tegangan permukaan butiran lemak agar

dapat di emulsikan dan mudah diserap. Selain itu empedu juga

menghasilkan pigmen bilirubin ( memberikan warna kuning pada air seni )

dan pigmen biliverdin ( memberikan warna coklat kekuningan pada feses).

Cara hati mengatur keseimbangan nutrisi dalam darah adalah

berkerja sama dengan insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh

pankreas ( pulau Langerhans ). Insulin berfungsi mengubah mengubah

glukosa menjadi glikogen, bila kadar gula darah tinggi. Sedangkan jika

kadar gula dalam darah rendah hormon glukagon akan mengubah

glikogen menjadi glukosa

Gambar Percobaan

      Gambar. 1 Gambar.2

Page 19: Laporan Sistem Pencernaan

     Gambar.3 Gambar. 4

Gambar. 5

Usus halus

Usus besar

Page 20: Laporan Sistem Pencernaan

               Gambar. 6

Gambar. 7

Lambung

Usus halus

Page 21: Laporan Sistem Pencernaan

       Gambar. 8

Keterangan :

Gambar 1 : Gambar hewan cobaMus musculus

Gambar 2 : Gambar posisi melintang hewan coba Mus musculus

Gambar 3 : Gambar hewan coba Mus musculus pada saat di bedah

Gambar 4: Gambar organ pencernaan setelah di bedah pada hewan coba

Gambar 5 : Gambar organ usus pada hewan coba

Gambar 6 : Gambar organ usus dan lambung pada hewan coba

Gambar 7 : Gambar anatomi sistem pencernaan pada manusia

Gambar 8 : Gambar anatomi lambung manusia

Page 22: Laporan Sistem Pencernaan

BAB VI

PENUTUP

VI.1 KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Sistem pencernaan manusia terdiri dari : mulut

kerongkongan lambung usus halus usus

besar anus

2. Adapun panjang esofagus pada mencit yaitu berkisar antara

1cm – 3 cm dan lebarnya yaitu berkisar antara 0,1 cm – 0,3 cm

3. Panjang lambung pada mencit yaitu berkisar antara1,3 cm – 3cm

dan lebarnya yaitu berkisar antara0,5 cm – 1,5 cm

4. Panjang usus halus pada mencit yaitu berkisar antara 9 cm – 22

cm dan lebarny yaitu berkisar antara 0,6 cm – 1,5 cm

5. Panjang usus besar pada mencit yaitu berkisar antara 31 cm –

57 cm dan lebarnya yaitu berkisar antara 0,1 cm – 0,5 cm

VI.2. SARAN

Sebaiknya menggunakan hewan coba yang ukurannya lebih

besar misalnya tikus dll.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Laporan Sistem Pencernaan

Dirjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Endro Nugroho. 2007. “Farmakologi Obat – Obat DalamPembelajaran Ilmu Farmasi Dan Dunia Kesehatan”. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Evelyn C, Pearce. 2004. “ Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis”.PT. Gramedia. Jakarta.

Malole, M.BM. 1989. “ Penggunaan Hewan – Hewan Percobaan Di labaoratorium “. Bogor.

Petrus,Adryanto.1987. “Fisiologi Manusia”. EGC. Jakarta.

Setiadi.2007. “Anatomi Dan Fisiologi Manusia”.EGC. Jakarta.

Tim Penyusun. 2014. “Penuntun Anatomi Dan Fisiologi Manusia”.Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Makassar.